Anda di halaman 1dari 21

Penerapan Tax Planning Guna Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan PT.

CITRA MAJU

Ahastyra Dhea Takke Rima Tri Ananda


1501035025 1501035026
085250174368 085350700697
Ahastyra.dhea.takke15@mhs.feb.unmul.ac.id rima.ananda15@mhs.feb.unmul.ac.id

Florencia Irena Gunawan Hilma


1501035175 1501035183
081251848285 08575313500
florencia.irena.gunawan15@mhs.feb.unmul.ac.id Hilma15@mhs.feb.unmul.ac.id

Tantri Dea Artika


1501035184
85252000473
tantri.artika15@mhs.feb.unmul.ac.id

Jurusan Akuntansi /Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mulawarman

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan perencanaan pajak yang
tepat guna meminimalkan pembayaran pajak penghasilan pada PT. CITRA MAJU.PT. CITRA
MAJU ini merupakan perusahaan yang baru terbentuk dan ingin memaksimalkan laba yang
dihasilkannya sehingga perusahaan ini membuat perencanaan pajak.Hasilpenelitian ini
diharapkan mampu memberi informasi dan masukan pada PT. CITRA MAJU sehingga
perusahaan dapat melakukan perencanaan pajak sebagai upaya efisiensi pembayaran pajakuntuk
mencapai laba yang maksimal, tetapi masih dalam bingkai perpajakan.

1
Kata kunci : Perencanaan pajak, pajak penghasilan badan, meminimalkan

ABSTRACT

This study to describe how the application of appropriate taxes for payment at PT. CITRA
MAJU. PT. CITRA MAJU is a newly formed company and trusts the profits generated by the
company making tax planning. The results of this study is expected to provide information and
input on PT. CITRA MAJU NOVEMBER the company can do tax planning as an effort to pay tax
to achieve maximum profit, but still in frame of taxation.

Keywords: Tax planning, corporate income tax, minimize

PENDAHULUAN

Dalam upaya pembangunan nasional dan peningkatan kesejahteraan rakyat dibutuhkan


modal yang tidak sedikit.Sebuah negara mendapatkan penghasilan dana yang cukup besar dari
pajak. Pajak secara bebas dapat dikatakan sebagai suatu kewajiban warga negara berupa iuran
serta peran aktif warga negara dan anggota masyarakat untuk membiayai berbagai keperluan
negara dalam Pembangunan Nasional, tanpa adanya imbalan secara langsung yang
pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang Perpajakan untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan
negara.

Bagi negara, pajak adalah sumber penerimaan untuk membiayai pembangunan


nasional.Namun sebaliknya, bagi wajib pajak, pajak merupakan beban. Berapupun jumlah pajak
yang harus dibayar, akan menurunkan after tax profit dan cash flow. Untuk itu perpajakan
membutuhkan perencanaan yang serius dari pihak manajemen untuk menghindari atau
meminimalisir pembayaran pajak agar tidak melebihi dari yang seharusnya dan menunda
pembayar pajak selambat mungkin.Sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku.

Dapat disimpulkan dari pemahaman pajak diatas, bahwa pajak merupakan kewajiban
yang sifatnya memaksa untuk wajib pajak.Setiap wajib pajak diharuskan untuk turut serta

2
berpartisipasi dalam membayar pajak agar laju pertumbuhan dan pelaksanaan pembangunan
nasional dapat berjalan dengan baik demi kesejahteraan negara.

Dalam berbagai jenis usaha pasti menginginkan usahanya berjalan dengan lancar, baik
dalam upaya menghasilkan barang dan jasa yang di produksinya serta memenuhi kewajiban
perusahaan tersebut sehingga dapat mengoptimalkan laba yang diperoleh perusahaan.Cara
mengoptimalkan laba perusahaan yaitu dengan melakukan perencanaan pajak.Perencanaan pajak
dalam konteks ini merupakan perencanaan untuk meminimalkan beban pajak perusahaan agar
dapat mengoptimalkan laba yang diperoleh perusahaan, serta dengan cara yang legal sesuai
dengan peraturan undang-undang nomor 36 tahun 2008 yang mengenai penghasilan sebagai
objek pajak.

Dalam hal menjalankan usaha, suatu badan atau perusahaan harus membuat pembukuan
untuk menunjang kegiatan usahanya.Sama halnya dalam perpajakan, pembukuan juga wajib
dibuat oleh wajib pajak yang berbentuk badan untuk mempermudah menghitung pajaknya.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Pengertian pajak, Fungsi pajak, PPH, Pajak
Penghasilan Pajak, Perencanaan pajak dan Objek pajak yang dapat mengurangi beban fiskal.

Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penerapan perencanaan pajak dapat meminimalkan pajak penghasilanbadan pada PT. Citra Maju.

Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Pajak

Definisi Pajak menurut Undang-Undang KUP pasal 1 No.28 Tahun 2007, Pajak adalah
kontrbusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

3
Definisi Pajak menurut Dr. Rochmat Soemitro, S. H. Pajak adalah iuran rakyat kepada
kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa
timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.

Definisi pajak yang dikemukakan oleh Dr. N. J. Feldmann, pajak adalah prestasi yang
dipaksakan oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya
secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran umum.,

Definisi pajak menurut Djajaningrat yang ditulis oleh Siti Resmi, pajak sebagai suatu
kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan,
kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman,
menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa
timbal balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum.

2. Fungsi Pajak

Di dalam buku Siti Resmi (2004) dijelaskan bahwa terdapat dua fungsi pajak yaitu
budgetair dan fungsi regularend.

Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu sumber
penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluarn baik rutin maupun pembangunan.Sebagai
sumber keuangan negara, pemerinth berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas
negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan
pajak melalui penyempurnaan peraturan jenis pajak seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), dan lain-lain.

Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi serta mencapai tujuan-
tujuan tertentu di luar bidang keuangan.

4
3. Pengertian Pajak Penghasilan

Di dalam buku Siti Resmi definisi Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap
Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak.

Definisi Pajak Penghasilan menurut Standar Akuntansi Keuangan No.46 Tahun 2009, Pajak
Penghasilan adalah pajak dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan dikenakan atas
penghasilan kena pajak perusahaan.

Pajak penghasilan sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Undang-
undang Nomor 36 tahun 2008. Dalam pasal 4 ayat satu Undang-undang Nomor 36 tahun 2008
disebutkan Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima wajib pajak
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Dapat disimpulkan bahwa Pajak penghasilan adalah Kontribusi wajib kepada Negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
wajib pajak dalam negeri atau luar negeri yang dapat dipakai konsumsi atau menambah
kekayaan wajib pajak dengan nama dan bentuk apapun dengan merujuk pada Undang-undang
pajak penghasilan sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Undang-undang
Nomor 36 tahun 2008.

4. Pengertian Pajak Penghasilan Badan

Pada pasal 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan, Pajak Penghasilan adalah Pajak yang
dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun
pajak.Pajak Penghasilan Badan (Pph Badan) adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh oleh Badan seperti yang dimaksud dalam UU KUP.

PPh Badan, yaitu pajak atas penghasilan yang diperoleh atau diterima badan usaha yang
bertempat kedudukan di Indonesia. Besarnya PPh yang terutang bergantung pada jumlah
besarnya laba sebelum pajak. Laba sebelum pajak dapat diketahui secara akurat jika pembukuan
yang dilakukan oleh WP sesuai dengan ketentuan prinsip akuntansi berlaku umum.

5
5. Pengertian Perencanaan Pajak

Menurut Siti Resmi, Perencanaan Pajak adalah upaya yang dilakukan oleh wajib pajak
untuk menghemat pajak dengan cara mengatur perhitungan penghasilan yang lebih kecil yang
dimungkinkan oleh perundang-undangan perpajakan.
Menurut Mohammad Zain, perencanaan pajak adalah tindakan yang terkait dengan
konsekuensi potensi pajaknya, yang ditekankan kepada pengendalian setiap transaksi yang ada
konsekuensi pajaknya.

Menurut Erly Suandy (2016:2) Perencanaan merupakan salah satu fungsi utama dari
manajemen. Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi
(perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasi) dengan jelas strategi-strategi
(program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program), dan operasi (tindakan) yang diperlukan
untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.

Jadi, pada dasarnya perencanaan pajak adalah usaha wajib pajak untuk mencapai
efesiensi pembayaran beban pajak dengan meminimalisasi pembayaran beban pajak dengan tidak
melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.
Untuk dapat melakukan perencanaan pajak, terlebih dahulu harus mengerti dan memahami
peraturan perundang-undangan yang ada. Setelah memahami dan mengerti baru akan
mengetahui kelemahan Undang-Undang yang ada. Dari kelemahan-kelemahan itulah dapat
dimanfaatkan sebagai celah untuk melakukan perencanaan pajak salah satunya dengan
perencanaan strategis dalam suatu organisasi.

Perencanaan strategis dalam organisasi merupakan salah satu aspek dari materi
manajemen strategis yang selalu diperlukan oleh setiap organisasi.Setiap perubahan lingkungan
yang terjadi memerlukan respons strategis, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun
evaluasi.Dari sebutan semula perencanaan perusahaan (corporate planning), berkembang
menjadi strategi perusahaan (corporate strategy), perencanaan strategis (strategic planning),
kebijakan bisnis (business policy), dan akhirnya menjadi manajemen strategis
(strategicmanagement) yang berisi bagaimana pimpinan puncak suatu organisasi (badan usaha)
menanggapi perubahan lingkungan yang sangat kompleks dan dinamis tersebut.

6
Agar dapat mencapai tujuan, setiap perusahaan melakukan dua fungsi pokok, yaitu :

1. Fungsi bisnis, meliputi bidang pemasaran, produksi, keuangan, sumber daya manusia,
penelitian dan pengembangan, dan sebagainya.
2. Fungsi manajerial, meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6

Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan
berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan, termasuk:

a. biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain:
1. biaya pembelian bahan;
2. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus,
gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;
3. bunga, sewa, dan royalti;
4. biaya perjalanan;
5. biaya pengolahan limbah;
6. premi asuransi;
7. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan;
8. biaya administrasi; dan
9. pajak kecuali Pajak Penghasilan;
b. penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran
untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)
tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A;
c. iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan;
d. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan
atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;
e. kerugian selisih kurs mata uang asing;
f. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia;

7
g. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;
h. piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
1. telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat
Jenderal Pajak; dan
3. telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah
yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah
dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur
bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;
4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak
tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k;

yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

i. sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah;
j. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
k. biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
l. sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; dan
m. sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

(Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didapat
2kerugian, kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya
)berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun.

(Kepada orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri diberikan pengurangan berupa Penghasilan
3Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.
)

8
Hasil Penelitian

Perencanaan pajak yang dilakukanPT. Citra Maju dalam meminimalkan beban pajak
penghasilan yaitu dengan cara memaksimalkan biaya fiskal sesuai dengan peraturan perpajakan.
Adapun anggaran yang digunakan dalam pembayaran dapat dikurangi dengan mengeluarkan
biaya-biaya yangbermanfaat bagi perusahaan dan karyawan pada khususnya.

PEMBAHASAN

PT. CITRA MAJU didirikan pada tahun 2015 merupakan Wajib Pajak yang bergerak dalam
bidang usaha dagang.

Data Wajib Pajak

Nama Wajib Pajak : PT. CITRA MAJU

NPWP : 01.222.666.3.024.000

Alamat : Jalan Cemara No. 1 Balikpapan

NomorTelepon : (0542) 8354028

Jenis Usaha : Dagang Peralatan Laptop

Nama Pimpinan : Hj. Rima Tri Ananda, S. AK., M.M.

Alamat Rumah : Jalan Pemuda 2, Balikpapan

Klasifikasi Badan : PT (Perseroan Terbatas)

PT. Citra Maju


Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2017
(dalam rupiah)
Penghasilan dari usaha dalam Negeri:

9
Penjualan 28.007.915.600
Retur Penjualan (1.336.792.800)
Potongan Penjualan (764.381.800)
Penjualan neto 25.906.741.000
Harga pokok penjualan*) (20.516.830.600)
Laba bruto 5.389.910.400
Biaya usaha:
Gaji, upah, THR, tunjangan lain 2.172.660.000
Alat tulis danbiaya kantor 33.541.200
Biaya perjalanan dinas 74.851.000
Biaya listrik 17.355.000
Biaya makan karyawan 51.496.200
Biaya promosi 416.199.000
PBB dan bea materai 75.216.400
Pajak 84.000.000
Biaya representasi 92.117.200
Biaya royalty 332.451.000
Biaya konsumsi/perjamuan 16.984.800
Biaya sewa 277.141.200
Biaya kerugian piutang 147.915.600
Biaya penyusutan 236.600.000
Biaya lain-lain 411.422.200
Total biaya usaha 4.439.950.800
Laba usaha 949.959.600
Penghasilan di luar usaha:
Dividen 56.000.000
Sewa 35.000.000
Total penghasilan luar usaha 91.000.000
Laba neto (penghasilan neto) dalam negeri 1.040.959.600
Penghasilan dari luar negeri:
Laba usaha dari Kanada 280.000.000

10
Laba usaha dari Singapura 70.000.000
Total penghasilan dari luar negeri 350.000.000
Laba (penghasilan neto) 1.390.959.600

*) Rincian harga pokok penjualan


1. Persediaan barang dagangan, 1 Januari 2017 7.000.000.000
2. Pembelian neto tahun 2017 18.200.000.000
3. Persediaan barang dagangan, 31 Desember 2017 (4.683.169.400)
Harga pokok penjualan 20.516.830.600

Perhitungan Laba Setelah Pajak Sebelum Rekonsiliasi Fiskal

Laba = Rp 1.390.959.600

Tarif PPh

1.390.959.600 x 25% = Rp347.739.900

Laba Setelah Pajak = Rp 1.043.219.700

PT. Citra Maju


Rekonsiliasi Fiskal Penghitungan Laba Rugi
Tahun Pajak 2017
(dalam rupiah)
Menurut Rekonsiliasi Fiskal Menurut
Koreksi Koreksi
Akuntansi Positif Negatif Fiskal
Penghasilan dari usaha dalam Negeri:
Penjualan 28.007.915.600 28.007.915.600
Retur Penjualan (1.336.792.800) (1.336.792.800)
Potongan Penjualan (764.381.800) (764.381.800)

11
Penjualan neto 25.906.741.000 25.906.741.000
Harga pokok penjualan*) (20.516.830.600) (20.516.830.600)
Laba bruto 5.389.910.400 5.389.910.400
Biaya usaha:
Gaji, upah, THR, tunjangan lain 2.172.660.000 1) 35.651.000 2.137.009.000
Alat tulis danbiaya kantor 33.541.200 33.541.200
Biaya perjalanan dinas 74.851.000 2) 834.400 74.016.600
Biaya listrik 17.355.000 17.355.000
Biaya makan karyawan 51.496.200 51.496.200
Biaya promosi 416.199.000 416.199.000
PBB dan bea materai 75.216.400 75.216.400
Pajak 84.000.000 84.000.000
Biaya representasi 92.117.200 3) 92.117.200 0
Biaya royalty 332.451.000 4) 16.956.800 315.494.200
Biaya konsumsi/perjamuan 16.984.800 16.984.800
Biaya sewa 277.141.200 277.141.200
Biaya kerugian piutang 147.915.600 147.915.600
Biaya penyusutan 236.600.000 236.600.000
Biaya lain-lain 411.422.200 5) 3.712.800 407.709.400
Total biaya usaha 4.439.950.800 4.290.678.600
Laba usaha 949.959.600 1.099.231.800
Penghasilan di luar usaha:
Dividen 56.000.000 56.000.000
Sewa 35.000.000 35.000.000
Total penghasilan luar usaha 91.000.000 91.000.000
Laba neto (penghasilan neto)
dalam negeri 1.040.959.600 1.190.231.800
Penghasilan dari luar negeri:
Laba usaha dari Kanada 280.000.000 280.000.000
Laba usaha dari Singapura 70.000.000 70.000.000
Total penghasilan dari luar negeri 350.000.000 350.000.000

12
Laba (penghasilan neto) 1.390.959.600 1.540.231.800

Informasi yang digunakan untuk penyesuaian laba (rugi) fiskal:

1) Dalam gaji, upah, tunjangan hari raya (THR) dan tunjangan lain terdapat pengeluaran
untuk pembelian beras yang dibagikan kepada karyawan senilai Rp 28.511.000 dan biaya
pengobatan karyawan senilai Rp 7.140.000. Sesuai dengan ayat 9 (I) huruf c UU PPh
disebutkan bahwa penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan berupa persediaan makanan dan
minuman, pemberian beras, dan pengobatan bagi seluruh pegawai tidak boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto, sehingga terjadi koreksi positif (beda tetap).
2) Dalam biaya perjalanan dinas terdapat bukti-bukti pendukung atas nama
keluargapemegang saham sebesar Rp 834.400. Sesuai dengan pasal 9 ayat (I) huruf b UU
PPh No 36/2008 atas biaya untuk kepentingan pribadi direksi atau pemegang saham tidak
bisa dikurangkan dari penghasilan bruto, sehingga terjadi koreksi positif (beda tetap).
3) Ternyata terdapat Pengeluaran berupa biaya representasi tidak didukung dengan bukti
pengeluaran dari pihak eksternal. Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor: SE-27/PJ.2/1986, syarat-syarat biaya entertaimen dan biaya lain bisa
dikurangkan dari penghasilan bruto adalah:
1. Digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan sesuai
dengan Pasal 6 ayat (1) UU PPh.
2. Dibuatkan daftar nominatif sesuai dengan ketentuan
3. Didukung bukti-bukti yang mendukung pengeluaran tersebut
Karena biaya representasi tidak didukung dengan bukti pengeluaran, sehingga
terjadi koreksi positif (beda tetap).
4) Biaya royalty sebesar sebesar Rp 332.451.000 yang ada bukti pendukungnya dari pihak
eksternal sebesar Rp 315.494.200. Biaya royalty yang disertakan bukti pendukung hanya
sebagian sehingga terjadi koreksi positif (beda tetap).
5) Dalam biaya lain-lain terdapat biaya rekreasi karyawan Rp 3.712.800. Dalam biaya lain-
lain terdapat biaya rekreasi karyawan yang tidak dapat dikurangkan menurut fiscal

13
dikarenakan tidak digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan
perusahaan sehingga terjadi koreksi positif (beda tetap).

PPh Badan yang terutang :

1.540.231.800 x 25% = Rp385.057.950

Perhitungan Laba Setelah Pajak Sesudah Rekonsiliasi Fiskal

Laba Fiskal = Rp 1.540.231.800

Tarif PPh

1.540.231.800 x 25% = Rp385.057.950

Laba Setelah Pajak = Rp 1.155.173.850

Sebelum penerapan tax planning pajak terutang yang harus dibayarkan perusahaan sebesar Rp
385.057.950. Dalam penerapan perencanaan pajak ini perusahaan harus memikirkan terlebih
dahulu apa tujuan yang ingin dicapai dan tindakan yang tepat dalam pelaksanaan perencanaan
pajak tersebut. PT. Citra Maju ini dapat melakukan meminimalkan pajak terutang antara lain
sebagi berikut:

1. Pengeluaran yang dilakukan PT. Citra Maju yang diperbolehkan oleh Undang-undang
perpajakan yaitu melakukan pengembangan dan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM)
sebesar Rp 75.000.000. Manfaat yang diperoleh dari program tersebut yaitu penurunan
hutang pajak pada PT. Citra Maju yang akan meningkatkan keahlian para karyawan
sehingga karyawan tersebut mampu bersaing dengan perusahaan lain yang menghasilkan
benefit bagi perusahaan itu sendiri.
2. Biaya yang dilakukan PT. Citra Majuyaitupemberian asuransi kesahatan bagi
karyawannya. Biayaini selain dapat mengurangibeban pajak juga akan meningkatkan
kesejahteraan bagikaryawannya sehingga kesehatanmereka terjamin.
3. Biaya yang dapat dimanfaatkan oleh PT.Citra Maju yaitu biaya pembeliantelepon dan
pengisian pulsa pada jabatan tertentu, hal ini selain dapat mengurangi beban pajak juga

14
diharapkan agar terjalin komunikasi yang baik dalam kegiatanoperasional
perusahaannsehingga berjalan denganlancar.
4. Biaya selanjutnya yaitu biaya sumbangan bencana nasional salah satu biaya yang dapat
mengurangi beban pajak yang juga akan berdampak baik untuk tentunya untuk
perusahaan itu sendiri karena dengan biaya ini perusahaan memiliki citra yang baik di
pandangan masyarakat sekitar.
5. Biaya yang terakhir biaya yang dimanfaatkan oleh PT. Citra Maju yaitu Biaya
Transportasi memudahkan karyawan dalam menjalankan kegiatan operasional
perusahaan.
6. PT. Citra Maju ini ternyata telah menerapkan salah satu perencanaanpajak guna
menimalkan laba perushaan yaitu dengan memberikan kenikmatan dan naturakepada
karyawan. Ini tercantum dalam pasal 9 ayat 1 huruf e undang-undang nomor 36 tahun
2008 yang tidak termasuk dalam komponen pengurang penghasilan bruto. Maka stategi
yang baik dari PT. Citra Maju penggantian pemberian uang makan menjadi penyediaan
makan dan minuman dikantoruntuk kepentingan bersama.

Perencanaan Pajak

Perencanaan Pajak yang dapat dilaksanakan oleh PT. CITRA MAJU:

1. Undang-Undang No. 38 Tahun 2008 menyatakan bahwa pembayaran dari perusahaan


kepada karyawan sehubungan dengan asuransi kesehatan dapat menjadi penambah
penghasilan karyawan tetapi dari sisi perusahaan ini dianggap sebagai pengurang laba
perusahaan sebesar Rp 49.000.000.
2. Di dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 terdapat biaya-biaya yang diperkenankan
Undang-Undang yang masih kurang dipergunakan oleh perusahaan yaituPengembangan
dan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) kepada karyawan sehubungan dengan
pelatihan dan pengembangan guna meningkatkan skill disediakan dana sejumlah Rp
75.000.000. pengembangan dan pelatihan SDM ini dapat dikategorikan sebagai
penambah beban. Sehingga jika beban bertambah akan mengurangi laba perusahaan.
3. Berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak KEP Nomor 220/PJ/2002 Biaya pembelian telepon
seluler dan pengisian pulsa Rp 9.000.000 terkait dengan jabatan dan pekerjaan dapat

15
dijadikan beban fiscal hanya sebesar 50% dari keseluruhan beban yang dikeluarkan. Jadi
terdapat Rp 4.500.000 yang dianggap sebagai penambah beban dan akan mengurangi
laba perusahaan tetapi harus membuktikan bahwa pemakaian tersebut sepenuhnya terkait
dengan kepentingan usaha.
4. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur di
dalam Peraturan Pemerintah di Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Pasal 6 Huruf Idapat
diakui sebagai beban sehingga dapat mengurangi laba perusahaan sebesar Rp 5.000.000;
5. PT. CITRA MAJU mengeluarkan biaya penggantian bensin kendaraan bagi karyawan,
maka sesuai Undang-Undang No. 36 tahun 2008, pasal 9 pada huruf I, ini dapat
digolngkan objek yang dijadikan koreksi positif.

PT. Citra Maju


Rekonsiliasi Fiskal Penghitungan Laba Rugi
Tahun Pajak 2017
(dalam rupiah)
Menurut Rekonsiliasi Fiskal Menurut
Koreksi Koreksi
Akuntansi Positif Negatif Fiskal
Penghasilan dari usaha dalam Negeri:
Penjualan 28.007.915.600 28.007.915.600
Retur Penjualan (1.336.792.800) (1.336.792.800)
Potongan Penjualan (764.381.800) (764.381.800)
Penjualan neto 25.906.741.000 25.906.741.000
Harga pokok penjualan*) (20.516.830.600) (20.516.830.600)
Laba bruto 5.389.910.400 5.389.910.400
Biaya usaha:
Gaji, upah, THR, tunjangan lain 2.172.660.000 1) 35.651.000 2.137.009.000
Alat tulis danbiaya kantor 33.541.200 33.541.200
Biaya perjalanan dinas 74.851.000 2) 834.400 74.016.600
Biaya listrik 17.355.000 17.355.000

16
Biaya makan karyawan 51.496.200 51.496.200
Biaya promosi 416.199.000 416.199.000
PBB dan bea materai 75.216.400 75.216.400
Pajak 84.000.000 84.000.000
Biaya representasi 92.117.200 3) 92.117.200 0
Biaya royalty 332.451.000 4) 16.956.800 315.494.200
Biaya konsumsi/perjamuan 16.984.800 16.984.800
Biaya sewa 277.141.200 277.141.200
Biaya kerugian piutang 147.915.600 147.915.600
Biaya penyusutan 236.600.000 236.600.000
Asuransi kesehatan 49.000.000 49.000.000
Pengembangan & pelatihan
SDM 75.000.000 75.000.000
Sumbangan 5.000.000 5.000.000
Biaya telepon 4.500.000 4.500.000
Biaya transportasi 17.000.000 17.000.000
Biaya lain-lain 411.422.200 5) 3.712.800 407.709.400
Total biaya usaha 4.594.950.800 4.441.178.600
Laba usaha 794.959.600 948.731.600
Penghasilan di luar usaha:
Dividen 56.000.000 56.000.000
Sewa 35.000.000 35.000.000
Total penghasilan luar usaha 91.000.000 91.000.000
Laba neto (penghasilan neto)
dalam negeri 885.959.600 1.039.731.600
Penghasilan dari luar negeri:
Laba usaha dari Kanada 280.000.000 280.000.000
Laba usaha dari Singapura 70.000.000 70.000.000
Total penghasilan dari luar negeri 350.000.000 350.000.000
Laba (penghasilan neto) 1.235.959.600 1.389.731.600

17
PPh Badan yang terutang :

1.389.731.800x 25% = Rp347.432.950

Perhitungan Laba Setelah Pajak Sesudah Rekonsiliasi Fiskal (Tax Planning)

Laba Fiskal = Rp 1.389.731.800

Tarif PPh

1.389.731.800x 25% = Rp347.432.950

Laba Setelah Pajak = Rp 1.042.298.850

Perhitungan Fiskal PT. CITRA MAJU Tahun 2017


(Sebelum dan sesudah Mengoptimalkan Perencanaan Pajak)
Perhitungan Fiskal Perhitungan Fiskal
Sebelum Mengoptimalkan Perencanaan Sesudah Mengoptimalkan Perencanaan Pajak
Pajak (Dalam Rupiah)
(Dalam Rupiah)
A. Laba komersial 1.390.959.600 A. Laba komersial 1.235.959.600
B. Koreksi fiskal B. Koreksi fiskal
1. Koreksi fiskal 1. Koreksi fiskal
positif 149.272.200 positif 149.272.200
2. Koreksi fiskal 2. Koreksi fiskal
negatif 0 negatif 0
C. Laba fiskal 1.540.231.800 C. Laba fiskal 1.389.731.800
D. PPh Badan D. PPh Badan
terutang 385.057.950 terutang 347.432.950

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa laba fiskal setelah dilakukannya perencanaan
berkurang sebesar Rp 150.500.000. selain itu dapat terlihat bahwa besarnya PPh badan

18
terutang berkurang sebesar Rp 37.625.000. Berkurangnya PPh Badan terutang dipengaruhi
oleh laba fiskal yang berkurang. Hal ini berarti dengan mengoptimalkan perencanaan pajak
maka PT.Citra Maju dapat melakukan penghematan pajak yang secara langsung akan
mempengaruhi penghematan pajak atas kas yang dikeluarkan. Dengan adanya penghematan
pajak ini PT. Citra Maju dapat memaksimalkan kegiatan operasionalnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Penerapan kebijakan perencanaan pajak (Tax Planning)oleh PT. Citra Maju bertujuan
untuk melakukan kewajiban membayar pajak namun dengan meminimalisasi beban pajak sesuai
dengan peraturan perpajakan. Serta mengolah kewajiban perpajakan secara lengkap dan benar.
Sedangkan apabila diterapkan dengan benar kebijakan tax planning ini dapat diperoleh manfaat
adalah dapat meminimalisasi beban pajak sebagai unsur biaya sehingga dapat menghemat arus
kas keluar.

Dari skema diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan perencanaan pajak yang baik,
perusahaan dapat menekan atau meminimalkan jumlah pajak terutang yang harus dibayar.
Dengan mengalihkan beberapa dana untuk hal yang berguna bagi perusahaan dan karyawan.
Dan tentunya masih sesuai dengan peraturan atau dengan kata lain dengan cara yang legal
sebagaimana yang sudah diatur dalam undang-undang perpajakan.

Dan dari skema diatas dapat dilihat perbedaan pajak terutang before and after tax
planning. Dimana sebelum perencanaan pajak jumlah pajak yang harus di bayar oleh PT. Citra
maju adalah Rp 385.057.950,00 dan setelah melakukan perencanaan pajak menurunn menjadi Rp
347.432.950,00 sehingga perusahaan telah melakukan penghematan pajak sebesar Rp
37.625.000,00.

SARAN

Dengan skema ini kami memberikan beberapa saran kepada client kami PT. Citra Maju :

19
1. Dengan adanya perencanaan ini PT. Citra telah melakukan penghemat sebesar Rp
37.625.000,00 untuk membayar hutang pajak selambat mungkin, namaun tidak
melewati batas yang telah di tentukan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2007 (UU KUP), disebutkan bahwa batas pembayarn pajak terutang untuk
pph badan adalah empat bulan setelah batas akhir tahun buku perusahaan.

2. Sebaiknya perusahaan mencari strategi penghematan yang lain yang sesuai dan
tidak melanggar peraturan perpajakan yang berlaku. Seperti pembuatan seragam
untuk karyawan atau melakukan pelatihan untuk karyawan atau memperkenankan
karyawan untuk berobat atas nama karyawan dan membayar sendiri, lalu
setelahnya pembayaran pengobatan akan digantikan oleh perusahaan dengan
memberikan bukti. Yang mana hal ini mendatangkan keuntungan bagi perusahaan
sekaligus dapat mensejahterahkan karyawan.

Daftar Referensi

Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi 8.Salemba 4. Jakarta.

Suandy, Erly. 2016. Perencanaan Pajak, Edisi 6. Salemba 4. Jakarta.

Zain, Mohammad.2005.Manajemen Perpajakan.Salemba 4:Jakarta.

Zahida, Luluk. ANALISIS TAX PLANNING UNTUK EFISIENSI PAJAK


PENGHASILAN BADAN (STUDI PADA CV JAYA SANTOSA MALANG).

Aryanti, Yessica Dwi. 2013. Penerapan Perencanaan Pajak Untuk Meminimalkan


Pembayaran Pajak Penghasilan PT. “X” di Semarang. Hari Hananto. Vol.2 No.1.

Novianti, Debora. 2012. ANALISIS PENERAPAN PEERENCANAAN PAJAK PPh 21


SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGOPTIMALKAN PAJAK PENGHASILAN
(STUDI KASUS PADA PT.A).

UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

20
Undang-Undang KUP pasal 1 No.28 Tahun 2007 tentang Pengertian Pajak.

Standar Akuntansi Keuangan No.46 Tahun 2009.

21

Anda mungkin juga menyukai