Anda di halaman 1dari 47

BAB 1

PENGANTAR PADA INDUSTRI PERHOTELAN


1.1 PENDAHULUAN
Industri perhotelan merupakan bagian dari industri pariwisata yang memiliki arti penting, terutama
bila dikaji dari aspek ekonomi. Industri perhotelan ini secaraekonomi dapat memberikan kontribusi yang
berarti untuk perekonomian terutama untuk pajak penghasilan, pajak pembangunan I, dan pajak bumi
dan bangunan. Disamping itu dengan keberadaan suatu hotel maka akan terjadi suatu transaksi ekonomi
antara hotel antara hotel sebagai pihak yang memerlukan bahan makanan, minuman, dan keperluan
operasional lainnya dengan para rekanan. Dari sisi ketenagakerjaan, hotel memberikan peluang kerja
yang berarti.
1.2 PERKEMBANGAN INDUSTRI PERHOTELAN DI INDONESIA
Perkembangan industri perhotelan dapat dikatakan dimulai pada 1962 pada saat Hotel Indonesia di
Jakarta disiapkan untuk menerima duta bangsa-bangsa yang sedang berkembang. (Games of the New
Emerging Forces atau biasa disebut Ganefo). Pada saatu itu Hotel Indonesia dikelola oleh jaringan Hotel
Intercontinental. Namun sebelumnya memang ada beberapa hotel kecil dengan sebutan penginapan atau
losmen. Dengan demikian Hotel Indonesia merupakan hotel bertaraf Internasional yang pertama kali
berdiri di Indonesia. Setelah itu, dibangun pula beberapa hotel di beberapa di daerah. Keberadaan suatu
hotel memberikan dampak ekonomis yang berarti bagi masyarakat sekitarnya. Dengan adanya hotel
tersebut, penduduk dapat bekerja langsung sebagai karyawan hotel yang bersangkutan, dan dapat pula
sebagai penunjang operasional hotel dengan berperan sebagai rekanan hotel. Dampak sosial juga
meningkat karena keberadaan hotel tersebut. Dapat disimpulkan bahwa secara ekonomi dan sosial
kontribusi hotel pada suatu kawasan cukup berarti. Disisi lain, harus dicermati pula bahwa hotel
berpotensi untuk memberikan tekanan fisik dan nonfisik pada lingkungan sekitarnya. Tekanan pada
lingkungan fisik diakibatkan antara lain oleh lombah cair dan padat yang dihasilkan oleh hotel dari
kegiatan operasionalnya. Untuk itu, manajemen hotel hendaknya sadar lingkungan sehingga tekanan
yang diberikan oleh pada lingkungan dapat dikendalikan sampai pada tingkat yang paling minimal.
1.3 PENGERTIAN HOTEL
Pengertian hotel menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2001 Tanggal 31
September 2001 Pasal 1, yaitu:
“Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau istirahat,
memeperoleh pelayan dan fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang
menyatu dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.”
Dari batasan mengenai hotel tersebut dapat diungkapkan bahwa hotel merupakan usaha yang
mencari laba sebagai hasil akhir aktifitas bisnisnya. Oleh karena itu, manajemen hotel akan berupaya
sedemikian rupa agar tujuan ini pada akhir suatu periode dapat tercapai. Berbagai aktifitas dilakukan oleh
manajemen hotel untu mencapai sasaran laba yang direncanakan, diantaranya mengadakan pelahitan bagi
kariawan dan staf sehingga dapat memenuhi tingkat layanan yang diharapkan oleh tamu, mengadakan
kegiatan promosi dan pemasaran, pengendalian biaya operasional, pengendalian lingkungan fisik hotel,
dan aktivitas aktivitas lainnya.
1.4 KLASIFIKASI HOTEL
Pengklasifikasian hotel bertujuan untuk menciptakan persaingan bisnis yang sehat, memberikan
panduan bagi tamu tentang harga dan fasilitas sertalayanan yang diberikan oleh hotel pada klasifikasi
tertentu, memberikan panduan bagi para pemilik hotel jika hendak berbisnis pada satu klasifikasi hotel,
dan secara nasional memudahkan saat ingin mengetahui kebutuhan akan hotel pada klasifikasi tertentu.
Mengacu kepada keputusan Menparpostel nomor KM94/HK.103/MPPT/87 tentang Ketentuan Usaha
Penggolongan Hotel, hotel di klasifikasikan dalam 5 golongan kelas, yaitu satu bintang, dua bintang, tiga
bintang, empat bintang, lima bintang.
 Klasifikasi Hotel Menurut Bintang
Ada 5 klasifikasi hotel dilihat dari peringkat bintang.peringkat bintang memberikan pentunjuk untuk
kelas layanan yang diberikan. Makin tinggi peringkat bintang suatu hotel, maka makin tinggi mutu
layanan serta makin lengkap fasilitas yang diberikan kepada tamunya. Klasifikasi menurut bintang bukan
merupakan suatu yang statis. Setiap periode tertentu pemerintah dapat mengadakan klasifikasi ulang
untuk hotel tertentu atas dasar permintaan manajemen hotel yang bersangkutan. Bila hotel tersebut
meupakan hotel yang baru beroperasi dan belum diklasifikasi menurut bintang maka klasifikasi yang
dilakukan adalah klasifikasi baru. Namun, bila telah pernah diklasifikasi sebelumnya maka kategorinya
adalah klasifikasi ulang. Dalam klasifikasi ulang ini, bisa terjadi peringkat bintang hotel bersangkutan
meningkat karena telah menambah fasilitas yang sesuai dengan ketentuan.
 Klasifikasi Menurut Melati
Ada 3 klasifikasi menurut Melati, yaitu: melati 1, melati 2, melati 3. Yang membedakan klasifikasi
bintang dan melati adalah tingkat layanan dan fasilitas hotel dan administrasi klasifikasi. Secara historis,
hotel melati adalah losmen yang telah beroperasi sebelum klasifikasi hotel diterapkan oleh Pemerintah.
Agar mutu layanan hotel meningkat, klasifikasi diperlukan juga. Fasilitas dan layanan hotel melati lebih
terbatas dinbandingkan dengan hotel berbintang. Oleh karena itu, harga kamar yang ditawarkan
sewajarnya lebih rendah dari hotel berbintang.
 Klasifikasi Lain
Selain klasifikasi bintang dan melati, pengklasifikasian hotel dapat pula dilihat dari beberapa
sisi,diantaranya: jumlah kamar yang dimiliki, lokasi hotel, jenis tamu, lama tinggaltamu, masa
operasional, dan jenis layanan yang ditawarkan.
 Jumlah Kamar yang Dimiliki
Bila dikaji dari jumlah kamar yang dimiliki maka hotel dapat diklasifikasikan menjadi
1. Hotel kecil, dengan jumlah kamar sampai dengan 25 kamar,
2. Hotel sedang, dengan jumlah kamar sampai dengan 100 kamar,
3. Hotel menengah, dengan jumlah kamar sampai dengan 300 kamar
4. Hotel besar, dengan jumlah kamar samapai dengan lebih dari 300 kamar.
 Lokasi Hotel
Dari sisi lokasi, hotel dapat diklasifikasikan sebagai berikut
1. Hotel bandara, terletak dekat dengan bandara,
2. Hotel di tengah kota, terletak di tengah kota,
3. Hotel komersional, terletak di pusat bisnis,
4. Hotel pantai, terletak di tepi pantai,
5. Hotel stasiun,terletak dekat dengan stasiun kereta api,
6. Hotel jalan raya, terletak dekat dengan jalan bebas hambatan,
7. Hotelpelabuhan, berdekatan dengan pelabuhan laut,
8. Hotel pegunungan, terletak di daerah pegunungan.
 Jenis Tamu
Dikaji dari tujuan kedatangan tamu, hoteldapat dibedakan menjadi:
1. Untuk bisnis,
2. Untuk pemeliharaan kesehatan (penyembuhan),
3. Liburan,
4. Kompetisi olahraga,
5. Tugas kedinasan.
 Lama Tinggal Tamu
Bila dikaji dari rerata lama tamu tinggal, maka hotel dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Transient hotel, bila rerata lama tinggal tamu relatif singkat, sampai dengan 7 hari.
2. Residential hotel, bila rerata lama tinggal tamu untuk jangka waktu yang lama.
 Masa Operasi Hotel
Bila dikaji dari sisi masa operasi hotel maka hotel dapat dikelompokkan menjadi:
1. Hotel musiman (seasonal hotel), yaitu di negara-negara yang memiliki 4 musim, hotel hanya
beroperasi pada musim tertentu. Misalnya hanya beroperasi pada musim dingin, yaitu melayani
tamu yang berolahraga ski.
2. Beropeasi sepanjang tahun (all year round), yaitu hotelyang beroperasisepanjang tahun.di
Indonesia lazimnya hotel beroperasi sepanjang tahun karena cuaca memungkinkan untuk kegiatan
operasional hotel.
 Jenis Layanan yang Diberikan
Dikaji dari jenis layanan yang diberikan, hotel dibagi menjadi:
1. Deluxe hotel, yaitu memberika layanan yang lengkapdan istimewa kepada tamunya.layanan yang
luks hotel tercermin dari harga kamar, fasilitas yang ditawarkan, dan kemapuan serta kompetensi
karyawan hotel yang tinggidalam memberikan layanan untukpara tamunya.
2. Ekonomi hotel, yaitu memberikan layanan yang terbatas, misalnya hanya untuk layanan kamar,
demikian pula, harga kamar yang ditawarkan lebih murah serta fasilitas yang ditawarkan oleh
hotel kepada tamunya juga terbatas.
1.5 KARAKTERISTIK PRODUK HOTEL
Hotel sebagai industri jasa memiliki beberapa karakteristik produk dengan kekhasan sebagai berikut:
1. Tamu terlihat dalam proses produksi, misalnya ketika tamu menikmati makanan di restoran,
makanan pesanan tamu diolah di hadapan tamu.
2. Tidak dapat dipakai sampel, produk harus dinikmati langsung oleh tamu.
3. Jasa yang tidak terjual pada hari tertentu tidak dapat disimpan dan dikompensasikan dengan
penjualan pada hariberikutnya.
4. Tamu sebagai konsumen haru datang langsung ke lokasi hotel untuk menikmati produk hotel.
5. Produk layanan yang tidak konsisten.
6. Citra hotel tidak kasat mata.
7. Mudah ditiru/diduplikasi oleh pesaing.
1.6 JUMLAH KAMAR DAN HOTEL DI INDONESIA
Jumlah Kamar Hotel di Indonesia Pada Tahun 2008
Klasifikasi Jumlah Unit Jumlah Kamar Jumlah Tempat Tidur
Bintang 1.169 112.079 171.321
Non bintang 12.582 213.139 349.619
Jumlah 13.751 325.218 523.940
Sumber: http://www.bps.go.id/2009

Jumlah Kamar dan Hotel di Bali 2003-2007


2003 2004 2005 2006 2007
Klasifikasi Unit Jml. Unit Jml. Unit Jml. Unit Jml. Unit Jml.
Kmr Kmr Kmr Kmr Kmr
Bintang 142 19.664 143 19.812 148 19.940 152 20.292 153 20.511
Melati 695 14.222 721 14.408 894 15.332 942 16.797 961 17.772
Jumlah 837 33.886 864 34.220 1.042 35.272 1.049 37.089 1.114 38.283
Sumber : Dinas Pariwisata Bali, 2008

1.7 STRUKTUR ORGANISASI HOTEL


Sebagai suatu usaha komersial, hotel memiliki bagian-bagian yang lebih kecil dalam dirinya dengan
fungsia masing-masing. Bagian-bagian yang General
lebih kecil tersebut lazim disebut departemen hotel,
ditempati oleh karyawan dengan kompetensiManajer
masing-masing.setiapdepartemen hotel dikelola oleh
seorang manajer. Seorang manajer membawahkan beberapa penyelia, dan seorang penyelia
membawahkan beberapa karyawan pelaksana. Makin banyak departemen yang ada pada suatu hotel.,
makin banyak produk dan jasa yang ditawarkan. Makin banyak departemen yang ada menimbulkan
tentang pengendalian yang makin luas pula. Struktur organisasi yang ada hendaknya dapat bersifat
statis.dengan kata lain, struktur organisasi yang ada dapat disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi oleh
hotel. Struktur organisasi yang ada, dalam kaitannya dengan hubungan kerja, diharapkan dapat
membatasi kreativitas karyawan.dilihat dari hubungannya dengan tamu, departemen hotel dapat
dibedakan menjadi departemen hotel yang mengadakan hubungan atau kontak langsung dengan tamu,
seperti Kantor Depan dan Tata Hidang.
Resident
Manajer

MKD MTG MMM MKeu MPm MPers MPerl

Asist Asist Asist Asist Asist Asist Asist

Penyl Penyl Penyl Penyl Penyl Penyl Penyl

Pelak Pelak Pelak Pelak Pelak Pelak Pelak

Gambar 1.1 Contoh struktur organisasi hotel


Keterangan Gambar 1.1: MKD : Manajer Kantor Depan; MTG : Manajer Tata Graha; MMM : Manajer
Makanan dan Minuman; MKeu : Manajer Keuangan; MPm : Manajer Pemasaran; MPers : Manajer
Personalia; MPel : Manajer Pemeliharaan; Asist : Asisten; Penyl : Penyelia (Supervisor); Pelak :
Pelaksana.
Disisi lain, ada departemen hotel yang mengadakan kontak tidak langsung dengan tamu, seperti
bagian akuntansi, teknik pemeliharaan, tata graha, pemasaran, dan personalia. Departemen yang
mengadakan kontaklangsung dengan tamu memberikan layanan langsung kepada tamu, sedangkan
departemen yang mengadakan kontak tidak langsung kepada tamu memberikan layanan melalui
departemen yang mengadakan kontak langsung dengan tamu. Misalnya, bila ada kerusakan pada kamar
mandi tamu, tamu akan menyampaikan halini kepada kantor depan yang selanjutnya akan menghubungi
bagian teknik pemeliharaan untuk mengatasi masalah yang dikeluhkan oleh tamu. Departemen hotel
yang secara tidak langsung memberikan layanan kepada tamu, tetapi mendukung departemen hotel yang
yang langsung memberikan layanan.
1.8 STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN AKUNTANSI HOTEL
Departemen akuntansi sebagai salah satu bagian hotel memiliki struktur organisasi tersendiri.
Struktur organisasi sangat dipengaruhi oleh kelas dan ukuran hotel. Pejabat tertinggi didepartemen ini
adalah chief accountant, dibantu oleh seorang asisten, yaitu assistant of chief accountant. Departemen
akuntansi hanya memiliki tujuh bidang kerja yang harus diselesaikan yaitu pendapatan hotel,
pengendalian harga pokok dan biaya operasional, bagian kredit yang berfungsi menyelesaikan piutang
hotel dengan pihak ketiga, bagian gaji yang mengendalikan biaya gaji dan upah yang dikeluarkan oleh
hotel, bagian khas yang bertanggung jawab atas seluruh kas hotel, dan book keeper yang berfungsi
menyiapkan laporan keuangan hotel dari pencatatan ke buku besar sampai dengan penyiapan laporan
keuangan hotel. Struktur organisasi departemen akuntansi hotel dapat lebih luas ataupun lebih sederhana.
(IBS Wiyasha, 2010:12).

Chief
Account
Asst Chief
Acc

Income Cost Bagian Bagian Bagian Bagian Bank


Auditor Control Kredit Utang Gaji Kas Kper

Pelak Pelak Pelak Pelak Pelak Pelak Pelak

Gambar 1.2 Contoh struktur organisasi departemen akuntansi


Keterangan Gambar 1.2 : Chief Account : Chief Accounting (Pengelola Aktivitas Akuntansi); Asst
Chief Acc : Assistant to Chief Acoounting (Pengelola Aktivitas Akuntansi); Book Kper : Book Keeper
(Pemegang Pembukuan Keuangan); Pelak : Pelaksana.
1.9 HOTEL SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM
Sebagai satu kesatuan, sistem hotel mencakup berbagai aktivitas yang dijalankan oleh departemen-
departemen yang dimiliki: (Wiyasha, 13:2010)
1. Kantor Depan: berfungsi sebagai tempat pemesanan kamar, pendaftaran tamu, informasi, operator
telepon, penangan barang tamu. Secara operasional kantor depan membawahkan pula kasir kantor
depan. Fungsi ini bertanggung jawab akan penjualan jasa kamar hotel. Artinya, kantor depan
selalu akan memberikan usaha dan layanan terbaik sehingga target penjualan kamar dilihat dari
tingkat hunian kamar dan rerata harga kamaryang dicapai. Disamping menyasar sisi penjualan,
kantor depan bertanggung jawab pula mengendalikan biaya operasional agar tidak melampaui
anggaran yang ditentukan. Biaya operasional yang dimaksud antara lain biaya alat-alat tulis
kantor, komunikasi telepon dan lain sebagainya.
2. Tata Hidangan: fungsi ini bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan keperluan makanan dan
minuman bagi tamu yang tinggal di hotel maupun yang tidak. Dikaji dari sisi penjualan hotel,
fungsi ini meberikan kontribusi yang besar setelah penjualan kamar. Fungsi ini memberikan
layanan restoran, bar, layanan kamar, dan perjamuan bagi tamu hotel. Tata hidangan juga
bertanggung jawab akan kepatuhannya terhadap ukuran-ukuran buku pada produksi minuman
seperti takaran baku, gelas baku, resep baku, dan penjualan baku.
3. Tata Graha: fungsi ini bertanggung jawab terhadap kebersihan area umum dan kamar tamu dengan
segala kebutuhannya. Tata graha berfungsi menyiapkan kamar tamu agar siap jual. Tata graha
bertanggung jawab akan semua lena hotel, baikyang digunakan oleh tamu, seperti handuk, seprei,
dan lain sebagainya, maupun yang digunakan oleh karyawan hotel seperti seragam hotel.
4. Tata Boga: fungsi ini merupakan koordinator kegiatan produksi makanan yang disiapkan tamu
hotel.fungsi ini berkoordinasi dengan fungsi hotel yang terkait dengan penentuan mutu baku
produk makanan yang ditawarkan serta mutu bahan baku makanan. Fungsi ini melaksanakan
persiapan makanan di dapur utama untuk kemudian dikirim ke dapur restoran. Dengan demikian,
dapur restoran hanya tinggal mengolah makanan yang telah disiapkan oleh dapur utama.
5. Pemasaran: fungsi ini melaksanakan fungsi pemasaran untuk semua produk hotel. Dalam
memasarkan produk hotel, hotel menyeleksi dan menentukan target pasarnya, yaitu tamu yang
sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan tersebut. Target pasar dapat diarahkan kepada
negara, pekerjaan, usia, penghasilan, serta kriteria yang lain. Dalam pemasaran produk, media
yang digunakan untuk mengomunikasikan produk dengan calon tamu harus disesuaikan dengan
kemampuan keuangan hotel.
6. Personalia: fungsi ini bertanggung jawab atas masalah sumber daya manusia dari proses
perekrutan, seleksi, pelatihan, orientasi, penempatan, pemindahanserta penyelesaian kontrak kerja
dengan karyawan. Dalam melaksanakan tugasnya, fungsi personalia hotel dituntut selalu
menyesuaikan kualitas personalia yang dimiliki dengan tuntutan pasar. Untuk memenuhi tuntutan
pasar (tamu) yang selalu berkembang, hotel selalu mengadakan pengembangan mutu karyawan
dengan pelatihan dan pendidikan. Dalam melakukan hubungan kerja, funsi ini harus berpatokan
pada peraturan perundangan dibidang ketenagakerjaan yang berlaku.
7. Keuangan (akuntansi) : fungsi keuangan hotel dilaksanakan oleh departemen akuntansi. Dalam
melaksanakan fungsi keuangan. Hotel menerapkan fungsi dariperencanaan sampai fungsi
pengendalian keuangan. Hotel juga harus mengelola kas dengan baik sehingga terjadi
keseimbangan antara kas masuk dengan kas yang keluar. Hotel harus menjaga citra yangbaik di
mata rekanannya dengan melunasi utang-utangnya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.
Dengan demikian, akan terjadi sinkronisasiantara pemasukan dengan pengeluaran kas hotel.
8. Pengendalian biaya: fungsi ini menjalankan fungsi pengendalian harga pokok makanan yang
ditawarkan dan juga pengendalian biaya operasional hotel. Pengendalian harga pokok makanan di
lakukan dengan penentuan patokan yang bersifat baku. Bila terjadi penyimpangan antara harga
pokok aktual makanan dengan harga pokok bakumisalnya, maka tindakan koreksiyang dilakukan
adalah dengan menganalisis dari awal terjadinya harga pokok, yaitu dari pembelian sampai
dengan penjualan makanan di outlet hotel.
9. Teknik dan pemeliharaan: fungsi ini mengerjakan pemeliharaan fasilitas hotel. Fungsi ini bertugas
merawat dan melakukan perbaikan yang dapatdilakukan dengan sumber daya manusia yang
dimiliki, misalnya perbaikan saluran toilet, mebel, menjaga air kolam renang tetap sehat untuk
berenang, dan lain sebagainya. Agar semua fasilitas hotel berfungsi baik maka perencanaan
pemeliharaan yang berlanjut merupakan tanggung jawab fungsi teknik dan pemeliharaan. Fungsi
ini juga harus mengendalikan dengan ketat biaya operasionalnyaagar sesuai dengan anggaran.
10. Keamanan: peran fungsi ini sangat penting karena mejaga keamaan bagi tamu, karyawan, dan
fasilitas hotel. Fungsi ini lazim juga disebut SATPAM, akronim dari satuan pengamanan dan
merupakan sistem keamanan internal hotel. Dengan pengamanan fasilitas hotel, secara berkala
satpam dalam satu hari memeriksa dengan berkeliling ke seluruh area hotel. Koordinasi yang baik
dengan seluruh fungsi hotel dapat meningkatkan kinerja fungsi ini secara optimal.
Disamping melaksanakan fungsi-fungsi tersebut di atas, hotel sebagai suatu sistem juga berperan dalam
melaksanakan fungsi-fungsi dibawah ini :
1. Proteksi bagi tamu : selain memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh tamu, hotel juga wajib
memberikan perlindungan kepada tamu dari orang orang yang akan mengganggu prifasi mereka.
2. Etika bisnis : dalam melaksanakan kegiatan bisnis, hotel berpegang pada etika bisnis yang sehat
walaupun persaingan bisnis hotel semakin ketat, tidak etis bagi karyawan hotel dengan sengaja
menjelekkan hotel pesaing di hadapan calon tamu.
3. Melestarikan lingkungan fisik: hotel juga berperan melestarikan lingkungan fisik, yaitu dengan
mengurangitekanan yang diberikan olehhotel melalui limbah cair dan padat sebagai akibat
operasional hotel.
1.10 KLASIFIKASI DEPARTEMEN HOTEL
Departemen atau bagian hotel diklasifikasikan dengan pendekatan berikut :
1. Menghasilkan pendapatan : departemen hotel yang menghasilkan pendapatan diantaranya kantor
depan, departemen makanan dan minuman serta departemen lain yang lazim disebut minor
operated departement, seperti binatu, spa dan lain sebagainya. Departemen ini secara langsung
melayani tamu atau mengadakan kontak langsung dengan tamu ketika memberikan layanan.
2. Tidak menghasilkan pendapatan : beberapa departemen hotel menghasilkan pendapatan langsung
bagi hotel antara lain pemasaran, personalia, pemeliharaan, keamanan, teknologi informasi,
administrasi dan umum, akuntansi dan lainnya. Deparemen-departemen ini tidak secara langsung
melayani tamu hotel, tetapi mendukung layanan yang diberikan oleh departemen yang
menghasilkan pendapatan. Meskipun mengadakan kontak tidak langsung dengantamu hotel,
departemen ini melayani departemen yang mengadaka kontak langsung dengan tamu.
1.11 STRUKTUR PENDAPATAN DAN BIAYA HOTEL
Pendapatan bersumber dari penjualan kamar, makanan, dan pendapatan lain. Adapun biaya-biaya
dan harga pokok terjadi untuk biaya bahan dipakai habis disetiap bagian hotel, harga pokok makanan dan
minuman, biaya administrasidan umum, biaya pemasaran, biaya bunga, biaya depresiasi dan amortisasi,
biaya sumberdaya manusia, biaya pemeliharaan sarana fisik hotel, biaya energi dan lama/rugi yang
dihasilkan.

BAB II
SIKLUS AKUNTANSI
2.1 PENDAHULUAN
Sebagai suatu aktivitas dengan fungsi menghasilkan informasi ekonomis bagi yang memerlukan,
akuntansi memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui. Bila seluruh tahapan telah dipenuhi, kita harus
kembali ke tahap awal. Tahapan yang berulang dengan keteraturan urutan pekerjaan dalam akuntansi
disebut siklus akuntansi. Dalam satu siklus akuntansi, satu fungsi bisa melaksanakan beberapa tugas.
Tugas dari pengumpulan data transaksi, hingga membukukan dalam buku jurnal dapat dikerjakan oleh
satu fungsi. Namun demikian, tidak semua tugas dapat dirangkap oleh satu fungsi. Untuk tujuan
pengendalian internal, satu fungsi dalam siklus akuntansi hanya dibebankan satu kewenangan dalam
menangani buku besar, misalnya hanya membukukan sisi debet. Sedangkan sisi kredit akan dibubukan
oleh fungsi yang lain. Dengan demikian, dapat dilakukan periksa internal antara satu fungsi dengan
fungsi yang lain untuk satu rekening yang sama. Dengan kemajuan teknologi informasi dan
komputerisasi, diperlukan kode sandi untuk setiap fungsi sehingga ketepatan saldo untuk setiap rekening
dapat dipertanggungjawabkan. Kondisi ini mendorong pada pencapaian pengendalian internal yang baik.
2.2 AKUNTANSI DAN KOMPUTERISASI
Dengan kemajuan teknologi pada abad ini, kebutuhan akan komputer atau komputerisasi menjadi hal
pokok dalam dunia bisnis termasuk dalam menyelesaikan tugas-tugas akuntansi. Dengan kemajuan
tteknologi komputer, data dapat disimpan, diperbaiki, dan dipanggil kembali (retrieve) dalam waktu yang
sangat cepat. Kalkulas-kalkulasi yang rumit dan memerlukan ketepatan tinggi serta dalam jumlah yang
besar akan sangat terbantu dengan emajuan teknologi ini. Perlu diingat bahwa dalam melaksanakan
tugas-tugas akuntansi komputer hanya merupakan alat bantu manajemen untuk menghasilkan informasi
ekonomis sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih tepat. Artinya pemahaman yang baik dan
mendalam terhadap prinsip-prinsip akuntansi mutlak diperlukan oleh individu yang berkecimpung dan
berkarier di bidang akuntansi. Dengan penguasaan materi akutansi, tugas-tugas akuntansi yang kompleks
dapat dituntaskan dengan cepat dan tepat dengan bantuan alat komputer.
2.3 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA
Dalam pengambilan keputusan operasional hotel yang didasarkan pada informasi keuangan, manajer
diharapkan memiliki wawasan dan pengetahuan yang berhubungan dengan Kerangga Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan dari Standar Akuntansi Keuangan Indonesia 2002. Bahasan ini
berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim
diterima oleh yang berkepentingan.
Asumsi Dasar
1. Dasar Akrual (accrual basis)
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun ata dasar akrual. Dengan dasar ini, pengaruh
transaski dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan dicatat dalam catatan akuntansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang
disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai, tidak hanya transaksi masa lalu
yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran pembayaran
kas di masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasi taransaksi bagi
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Kelangsungan Usaha (Going Concern)
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usahsa perusahaan dan usaha
tersebut akan tetap berlanjut di masa depan.oleh karena itu, perusahaan diasumsikan tidak
berkeinginan melikuidasi atau mengurangisecara material skala usahanya. Jika maksud atau
keinginan itu timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar
yang digunakan harus diungkapkan.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting dari informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya
untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntans, serta kemauan untuk
mempelajari informasi yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya
dimasukkan dalam laporan keuangan tidakdapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa
informasi tersebut teralu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat memengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, masa
depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Peran informasi dalam
peramalan dan penegasan berkaitan satu samsa lain. Informasi yang sama juga berperan dalam
memebrikan penegasan terhadap prediksi pada masalalu.
Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk
memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik
perhatian pemakai, seperti pembayaran deviden dan upah, pergerakan harga sekuritas dan
kemampuan perusahaan untuk memnuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai
prediktif, informasi tidak harus dalam bentuk ramalan eksplisit.
3. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Dalam beberpa kasus, hakikat
informasi saja sudah cukup untuk menentukan relevansinya. Informasi dipandang material kalalu
kelalaian untkmencantumkan untuk kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
memengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas
tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari
kelalalian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat. Oleh karena itu, materialitas lebih
merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah daripada suatu karakteristik kualitatif pokok yang
harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.
4. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas
dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
a. Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
Informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari apa yang seharusnya digambarkan. Hal
tersebut bukan disebabkan oleh kesenjangan untuk menyesatkan, tetapi lebih karena kesulitan
yang melekat dalam megidentifikasi transaksiserta peritiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam
menyusun menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan
peristiwa tersebut. Dalam kasus tertentu, pengukuran dampak keuangan dari satu pos sangat
tidak pasti sehingga perusahaan pada umumnya tidak mengakuinya dalam laporan keuangan.
b. Substansi Melampaui Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi dengan peristiwa lain
yang seharusnya disajikan maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau
peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak pada bentuk hukum.
c. Netralitas
Informasi harus diarahakan pada kebutuhan umum pemakai, tidak beragntung pada kebutuhan
dan keinginan pihak tertenutu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang
menguntungkan beberapa pihak, sementara di sisi lain merugikan kepentingan pihak yang
mempunyai kepentingan berlawanan.
d. Pertimbangan Sehat
Penyusunan laporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan
tertentu, seperti kertetagihan piutang yag diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta
peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu
diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatannya, dan menggunakan pertimbangan
sehat dalam penyusunan laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam
kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan
kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. Akan tetapi, penggunaan pertimbangan
sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan
berlebihan, dan sengaja menetapkan aktiva atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan
kewajiban atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral, dan
oleh karena itu tidak memiliki kualitas relevansi.
e. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materealitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi
menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karna itu tidak dapat daindalkan dan tidak sempurna
ditinjau dari segi relevansi.
5. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan atau tren posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat
membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak
keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk
perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
Implikasi penting dari karakteristik kualitatif yang dapat dibandingkan adalah bahwa pemakai harus
mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Para pemakai harus
dimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang diberlakukan untuk
transaksi serta peristiwa lain yang sama dalam sebuah perusahaan dari satu periode ke periode dan
dalam perusahaan yang berbeda.
6. Kendala Informasi yang Relevan dan Andal
a) Tepat waktu: jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam laporan maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat
relatif antara pelaporan tepat dan ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat
waktu, seringkali pelaporan perlu dilakukan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa
lainnya diketahui sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda
sampek seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal, tetapi kurang
bermanfaat bagi pengambil keputusan.
b) Keseimbangan antara biaya dan manfaat: keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih
merupakan kendala yang pervasive dari karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan
informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan
manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya tersebut juga tidakperlu harus
dipikul oleh pemakai informasi yang menikmati manfaat. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh
pemakai lain yang juga menjadi tujuan informasi.
c) Keseimbangan diantara karakteristik kualitatif: dalam praktik keseimbangan atau trade-off
diantara bervbagai karakteristik kualitatif sering diperlukan. Pada umumnya tujuannya adalah
untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat diantara berbagai karakteristik untuk memenuhi
tujuan laporan keuangan. Kepentingan relatif dari berbagai karakteristik dalam berbagai kasus
yang berbeda merupakan maslaah pertimbangan profesional.
7. Penyajian Wajar
Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan pandangan yang wajar dari, atau menyajikan
dengan wajar, posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Meskipun
kerangka dasar ini tidak menangani secara langsung konsep tersebut, penerapan karakteristik
kualitatif pokok dan standar akuntansi keuangan yang sesuai biasanya menghasilkan laporan
keuangan yang menggambarkan apa yang pada umumnya dipahami sebagai suatu pandangan yang
wajar dari, atau menyajikan, informasi semacam itu.
2.4 SIKLUS AKUNTANSI
Sebagai suatu bidang ilmu, akuntansi memiliki siklus yang harus dipenuhi. Artinya, satu tahapan
dalamsiklus merupakan prasyarat untuk tahapan siklus selanjutnya. Setelah satu siklus selesai, tahapan
mulai lagi dari awal, demikian selanjutnya dan aktivitas tersebut merupakan suatu yang berulang hingga
menjadi suatu siklus. Siklus akuntansi merupakan tahapan-tahapan dalam akuntansi yang terdiri dari:
1. Pengumpulan data transaksi keuangan
Aktivitas ini merupakan siklus pertama dari rangkaian siklus akuntansi. Pada tahap ini semua
data transaksi keuangan hotel dikumpulkan di bagian akuntansi (fungsi yang melakukan
kegiatan akuntansi). Data transaksi yang dikumpulkan hotel bersifat harian. Transaksi di hotel
dengan pihak ketiga umumnya didukung dengan bukti transaksi. Bentuk bukti transaksi di hotel
berupa voucher, yang berarti bahwa setiap transaski yang terjadi di bagian hotel seperti restoran
didukung oleh bukti transaksi restoran. Demikian pula halnya untuktransaksi penjualan kamar
yang didukung bukti transaksi rekening untuk tamu yang bersangkutan. Kelengkapan dokumen
pendukung yang dikumpulkan akan memberikan pengaruh mutu laporan keuangan hotel.
2. Analisis transaksi
Siklus kedua dari akuntansi keuangan adalah analisis transaksi yang terjadi. Analisis transaksi
bertujuan mengkaji dampak ekonomi setiap transaksi yang terjadi. Artinya, setiap transaksi yang
terjadi akan memengaruhi aset, kewajiban, dan modal. Setiap transaksi yang terjadi di sisi lain
akan memengaruhi sisi debet dan kredit untuk rekening-rekening pada neraca, rugi-laba, dan
modal.
3. Membukukan transaksi keuangan pada jurnal
Setelah proses analisis transaksi dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah membukukan setiap
transaksi pada buku jurnal. Jurnal adalah buku pertama untuk mencatat setiap transaksi yang
terjadi. Dalam bahasa inggris, jurnal disebut book of original entry karena setiap transaksi
pertama kali dibukukan pada jurnal. Adapun proses pembukuan setiap transaksi pada jurnal
disebut penjurnalan (journalizing). Hal yang harus diperhatikan adalah pencatatan setipa
transaksi pada jurnal dilaksanakan secara berurutan atau kronologis sesuai dengan tanggal
terjadi transaksi dimaksud.
Dalam membukukan transaksi pada jurnal, rekening yang didebet dibukukan lebih awal diikuti
dengan rekening yang dikredit dengan mencantumkan kata pada di depan rekening yang dikredit
tersebut. Penjelasan transaksi diberikan untuk setiap transaksi yang telah dibukukan pada jurnal.
Setelah itu, dilaksanakan siklus akuntansi selanjutnya, yaitu pencatatan transaksi pada buku
besar. Dengan penjurnalan, proses penelusuran kesalahan lebih mudah dilaksanakan karena
jurnal merupakan book of original entry.
4. Membukukan pada buku besar
Setelah penjurnalan selesai dilaksanakan, proses selanjtnya adalah mencatat semua transaksi
pada buku besar. Buku besar merupakan kumpulan dari beberapa rekening yang dalam bahasa
inggris disebut ledger. Buku besar memiliki identitas yaitu nomor dan nama untuk rekening-
rekening neraca, laba/rugi, dan modal. Aktivitas membukukan transaksi pada buku besar dalam
bahasa inggrisdisebut posting.
5. Menyiapkan neraca percobaan
Menyiapkan neraca percobaan merupakan siklus kelima dari aktivitas akuntansi. Pada siklus ini
semua saldo buku besar dipindahkan pada neraca percobaan untuk mendapatkan total saldo
debet + total saldo kredit. Bila total debet + total kredit untuk semua rekening (neraca, laba/rugi,
dan modal) maka dapat dinyatakan bahwa pencatatan semua transaksi pada tahun berjalan sudah
benar. Neraca percobaan disiapkan pada akhir periode akuntansi. Penyiapan neraca percobaan
akan sangat membantu dalam penyiapan laporan keuangan karena neraca percobaan membantu
menguji ketepatan pembukuan dengan menguji total debet = total kredit.
No. Rek Rekening Debet Kredit
100 Kas 5000
110 Surat Berharga Jangka Pendek 7250
120 Piutang 6200
140 Persediaan Barang 3570
150 Pembayaran dimuka 1200
170 Property and Equipment
-3 Furniture, Fixture, and Equipment 45000
-2 Gedung 320000
-1 Tanah 80000
200 Utang
-1 Utang Dagang 5780
-5 Utang Pajak Penghasilan 3140
250 Utang Jangka Panjang 91250
300 Modal 338750
400 Pendapatan Kamar 25000
420 Pendapatan Makanan 7400
430 Pendapatan Minuman 4250
510 Biaya Kamar-Kantor Depan 1700
520 Biaya Kamar-Tata Graha 2000
620 Biaya SDM 550
630 Biaya Administrasi dan Umum 600
640 Biaya Pemasaran 1100
650 Biaya Pemeliharaan dan Energi 1400
Total 475570 475570
Gambar2.1 Contoh isian neraca percobaan
Keterangan Gambar 2.1 : No Rek : Nomor Rekening
6. Menyiapkan jurnal penyesuaian
Beberapa rekening buku besar pada saat penyiapan laporan keuangan harus disesuaikan
sehingga saldo akhir periode akuntansi untuk rekening yang bersangkutan tepat. Proses
penyesuaian rekening dilakukan setelah penyiapan neracara percobaan dilakukan.
7. Menutup buku
Pada proses menutup buku aktivitas yang dilakukan adalah mengembalikan saldo tiap rekening
pada saldo normal masing-masing untuk periode akuntansi yang akan datang. Untuk rekening-
rekening riil (rekening-rekening neraca), aset saldo normalnya adalah debet. Adapun, untuk
rekening utama dan modal, saldo normalnya adalah kredit. Untuk rekening-rekening nominal
(rekening-rekening laba/rugi), semua saldo dipindah bukukan pada laba yang ditahan. Pada saat
menutup buku, saldo dari semua rekening nominal adalah nol. Untuk semua rekening nominal,
saldo untuk periode akuntansi yang akan datang mulai lagi dari awal.
8. Menyiapkan laporan keuangan
Laporan keuangan hotel disiapkan pada akhir periode akuntansi. Ketepatan laporan keuangan
yang disiapkan sangat tergantung dari siklus akuntansi sebelumnya. Neraca percobaan
merupakan sumber penyiapan laporan keuangan. Laporan keuangan yang lazim disiapkan pada
akhir periode akuntansi adalah neraca, laporan laba/rugi, dan laporan arus kas.
2.5 LAPORAN KEUANGAN HOTEL
Akuntansi bertujuan memberikan informasi mengenai operasional hotel. Dengan informasi keuangan
ini, manajemen akan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat. Manajemen memerlukan informasi
keuangan dengan tujuan perencanaan, analisis dan pengendalian. Dengan informasi keuangan yang
sekarang, manajemen dapat merencanakan kegiatan periode yang akan datang, berupa anggaran priode
yang akan datang. Selain itu, manajemen juga dapat melakukan analisis dan pegendalian yang lebih baik
untuk aktivitas operasional hotel. Informasi keuangan untuk keputusan ekonomis hotel bersumber dari:
1. Laporan Laba/rugi
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Sistem akuntansi yang lazim diterapkan di industri perhotelan adalah Uniform System of Accounts
for Hote! (USAH). Sistem ini awalnya dikembangkan di Amerika Serikat oleh perhimpunan pengusaha
hotel di New York pada tahun 1925. Dengan berkembangnya industri perhotelan bersistem jaringan
(chain hotel) di Indonesia, hotel-hotel dengan jaringan tertentu yang beroperasi di Indonesia mengadopsi
Uniform System of Accounis for Hotel ini. USAH pun terus dikembangkan. Kini USAH berkembang
menjadi Uniform System of Accounts for the Lodging Industry disingkat USALI. Sistem ini memberikan
beberapa manfaat di antaranya keseragaman pemahaman untuk istilah yang lazim diterapkan di bisnis
perhotelan. Misalnya, istilah gross operaring profir (GOP) yang merupakan laba seluruh departemen
minus biaya-biaya departemen yang bersangkutan minus undisrribuced operating expenses. Dalam
USALI, terminologi yang diterapkan untuk gross operating profir adalah income after undistribured
operating expenses. Manfaat lainnya adalah data keuangan untuk hotel cerigan kelas yang sama dapat
dibandingkan. Manfaat selanjutnya terutama dirasakan oleh pihak ketiga, yaitu membuat data runut
waktu dengan tujuan kompilasi dan interpretasi lebih lanjut.
Akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi departemental. Artinya, setiap departemen hotel
melaporkan hasil operasinya pada periode tertentu. Misalnva, kantor depan hotel melaporkan
aktivitasnya setiap bulan. Penjualan kamar yang terjadi dalam sebulan dilaporkan bersamaan dengan
biaya-biaya yang diserap untuk menghasilkan penjualan kamar seperti biaya gaji dan upah, biaya alat
tulis kantor, biaya yang dipakai habis di kamar tamu, dan lain sebagainya. Kantor depan juga melaporkan
laba departemen yang dicapai pada bulan atau periode tahun tertentu. Bila dikaji dari sisi penjualan,
departemen hotel dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang menghasilkan penjualan (revenue
generaring departmenis) seperti kantor depan yang menghasilkan penjualan kamar dan departemen
makanan dan minuman (food and beverage department) yang menghasilkan penjualan makanan dan
minuman. Di sisi lain ada departemen-departemen hotel yang tidak menghasilkan penjualan (nonrevenue
generaring department). Departemen ini memang menyerap biaya operasional saja, terapi mendukung
dan melayani operasional departemen yang menghasilkan penjualan. Contoh departemen ini adalah
personalia, training, pemasaran, pemeliharaan, tata graha, tata boga, dan lainnya.
2.6 LAPORAN RUGI-LABA
Sebagai industri jasa, hotel memiliki laporan keuangan yang sesuai dengan aktivitas bisnisnya. Salah
satu laporan keuangan hotel yang penting adalah laporan rugi-laba. Dalam laporan rugi-laba, yang
dilaporkan adalah penjualan, harga pokok penjualan, biaya-biaya yang terjadi pada departemen yang
bersangkutan, biaya-biaya operasional hotel yang tidak didistribusikan ke masing-masing departemen
hotel (undistributed operating expenses, biaya-biaya tetap seperti depresiasi, sewa, bunga, pajak
penghasilan, dan laba bersih. Jadi, laporan rugi-laba merupakan laporan yang sistematis mengenai
penjualan, harga pokok dan biaya serta laba (rugi) untuk periode tertentu. Periode tertentu dapat dalam
satu bulan, tiga bulan atau satu tahun. Lazimnya laporan keuangan seperti laporan rugi-laba disiapkan
untuk periode setahun (1 Januari sampai 31 Desember 200x). Secara teknis, operasional laporan rugi-
laba hotel disiapkan setiap bulan sebagai laporan antara (interim report) untuk kepentingan internal
manajemen hotel yang bersangkutan. Laporan rugi-laba yang disiapkan setiap bulan memberikan
gambaran kepada manajemen hotel pencapaian sasaran yang dicapai setiap bulan sehingga tindakan
koreksi dapat dilaksanakan dengan lebih cepat. Format dan bentuk laporan rugi-laba hotel yang
mencakup seluruh penjualan dan laporan keuangan setiap departemen akan dibahas berikut ini:

ELEMEN-ELEMEN LAPORAN RUGI-LABA HOTEL


1. Penjualan, pada rekening penjualan dicantumkan semua jasa dan atau produk yang ditawarkan oleh
hotel. Pada laporan rugi-laba ini diasumsikan bahwa hotel menawarkan jasa kamar, makanan, minuman,
dan jasa lainnya seperti komunikasi (telepon, faksimil, dan lainnya), cucian (jasa komunikasi dan cucian
ini lazim disebut minor operared .department). Penjualan jasa kamar dapat dirinci lagi menjadi tamu
yang menginap untuk jangka pendek (cransient guests) dan jangka panjang (permanent guests).
Penjualan makanan dilaksanakan di bagian makanan (food outlet) seperti coffee shop, main dinning
room, dan room service. Penjualan makanan dapat dirinci.lagi menjadi penjualan makan pagi, siang, dan
malam. Penjualan minuman dilaksanakan di bagian minuman (beverage ourler) seperti bar.
2. Harga Pokok dan Biaya Operasional Departemen, pada rekening ini dilaporkan harga pokok makanan
dan minuman yang telah diserap untuk menghasilkan penjualan makanan dan minuman. Pada rekening
ini juga dilaporkan biaya-biaya operasional untuk departemen yang menghasilkan pendapatan seperti
bahan dipakai habis (supplies: paper supplies, cleaning supplies, dan guesr supplies), biaya gaji dan upah
departemen yang bersangkutan.
3. Laba Departemental merupakan selisih seluruh penjualan departemen hotel dengin harga pokok dan
biaya-biaya yang terjadi. Departemen kamar (room department) misalnya akan menghasilkan laba
departemen kamar setelah penjualan kamar dikurangi dengan seluruh biaya yang terjadi di departemen
kamar. Demikian pula dengan departemen makanan dan minuman (food and beverage department)
menghasilkan laba departemental setelah seluruh penjualan departemen yang bersangkutan dikurangi
dengan harga pokok penjualan makanan dan minuman dan semua biaya yang diserap oleh departemen
makanan dan minuman. Pendekatan yang sama dapat diterapkan pada departemen lain seperti telepon,
cucian (/aundry), dan departemen.
4. Biaya-biaya operasional yang tidak terdistribusikan, biaya-biaya ini dalam USAH ataupun USALI
disebut undistribured operating expenses. Disebut demikian karena biaya operasional ini tidak
terdistribusikan ke departemen yang menghasilkan penjualan, melainkan diserap untuk departemen yang
bersangkutan. Adapun yang dimaksud dengan undistributed operating expenses adalah biaya-biaya yang
terjadi di departemen administrasi dan umum (administrative and general, disi ngkat A&G), Pengolahan
data (data processing arau EDP), human resource biasa juga disebut personalia, transportasi, pemasaran
(administrative and promotion, disingkat A&P), akuntansi dan pengendalian biaya, satpam (security),
pemeliharaan (property operation and maintenance) dan biaya energy (uciliry/energy cost).
5. Biaya tetap, adalah biaya-biaya yang tidak dipengaruhi oleh aktivitas atau volume bisnis hotel. Yang
termasuk dalam biaya tetap adalah biaya manajemen (management fee, sewa, asuransi, bunga, depresiasi
dan amortisasi. Misalnya, bulan ini tingkat hunian — kamar hotel hanya 1096 atau terhuni hanya 25
kamar dan bulan depan terhuni 5094 atau 125 kamar. Biaya tetap seperti biaya manajemen, sewa,
asuransi, bunga, depresiasi, dan amortisasi, jumlah keseluruhannya tetap sama, tidak dipengaruhi oleb
volume bisnis hotel.
6. Pajak penghasilan, tarif pajak pengaasilan diterapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penerapannya dilakukan setelah penjualan dikurangi semua biaya yang terjadi (pos ini merupakan laba
sebelum pajak penghasilan).
7. Laba bersih, merupakan laba bersih operasional hotel selama periode setahun. Laba bersih ditentukan
dengan mengurangi penjualan dengan semua biaya dan pajak penghasilan.
2.7 HUBUNGAN LAPORAN RUGI-LABA DENGAN NERACA
Laporan rugi-laba merupakan laporan yang mencakup aktivitas hotel untuk jangka waktu setahun.
Bila dalam jangka waktu operasi setahun tersebut hotel menghasilkan laba (penjualan lebih besar
daripada seluruh biaya yang terjadi) maka laba yang dihasilkan ini akan menambah modal hotel. Dengan
lain perkataan, laba yang dihasilkan pada periode tertentu, misalnya pada 2001, akan dilaporkan pada
neraca 2001, per 31 Desember 2001 di bawah judul rekening modal, pada rekening laba yang ditahan.
Laba periode ini dicantumkan pada rekening laba yang ditahan karenalaba ini pada saat pencatatan belum
didistribusikan kepada pemilik hotel berupa deviden.
2.8 ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN DEPARTEMEN HOTEL
Akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi departemental. Disebut demikian karena setiap
departemen hotel melaporkan aktivitasnya "selama periode tertentu. Departemen kamar akan melaporkan
aktivitasnya setiap periode (setiap bulan misalnya), demikian pula halnya dengan departemen makanan
dan minuman, dan departemen-departemen hotel lainnya. Laporan aktivitas setiap departemen ini
(penjualan dan bizya-biaya departemental yang diserap untuk periode tertentu) pada laporan keuangan
merupakan lampiran laporan keuangan hotel.
1. Laporan Rugi-Laba Departemen Kamara
a) Penjualan jasa kamar. Pada laporan rugi-laba departemen kamar dicantumkan semua sumber
penjualan jasa kamar untuk periode tertentu (sebulan, tiga bulan atau setahun). Sumber-sumber
penjualan jasa kamar dari rransient regular, transient group, permai:ent, dan penjualan jasa
kamar tambahan (extraroom revenues). Transienr regular adalah tamu yang menginap untuk
jangka pendek, sampai dengan satu minggu atau biasa disebut 7 room mughus. Transient group
adalah tamu yang datang dalam rombongan. Tamu rombongan dengan kontrak tertentu, seperti
misalnya untuk maskapai penerbangan tertentu yang mengirim awak pesawatnya secara
berkesinambungan, dibebankan harga kamar khusus. Permanent guests merupakan tamu yang
tinggal untuk jangka panjang sampai dengan 3 bulan dengan harga kamar yang khusus pula dan
dapat diformalkan dengan perjanjian kontrak. Tambahan penjualan kamar dapat bersumber dari
jasa extrabed yang diberikan.
b) Allowance, merupakan penyesuaian harga kamar untuk harga kamar yang melampaui perjanjian
sebelumnya. Kesalahan pembebanan harga kamar yang terjadi pada saat tamu check-in dan
diperbaiki beberapa hari kemudian, atau pada saat check-our, disebut a/llowance. Jadi,
allowance adalah istilah teknis untuk memperbaiki kesalahan pembebanan harga kamar yang
terjad! pada waktu yang lampau (kemarin atau beberapa hari yang lalu).
c) Biaya-biaya operasional langsung. Biaya-biaya yang terjadi pada departemen kamar dibebankan
langsung ke departemen kamar seperti gaji dan upah, employee benefits, biaya tembikar
(chinaware), bahan dipakai habis (guest supplies, cleaning supplies, paper supplies), komisi,
seragam, pelatihan (craining), dan biaya reservasi.
d) Laba (rugi) departemen kamar. Laba departemen kamar didapat dengan mengurangkan
penjualan dengan seluruh biaya yang diserap oleh departemen kamar.
2. Laporan Rugi-Laba Departemen Makanan dan Minuman
a) Penjualan makanan dan minuman Pada penjualan dicantumkan sumber-sumber penjualan
makanan dan minuman, yaitu dari restoran, coffee shop, room service dan bar.
b) Allowance. Allowance merupakan istilah teknis untuk memperbaiki kesalahan pembebanan
harga makanan dan minuman yang terjadi kemarin atau beberapa hari yang lalu. Lihat juga
a/lowance pada penjualan jasa kamar.
c) Harga pokok makanan dan minuman. Harga pokok merupakan harga pokok bahan makanan
yang digunakan untuk menghasilkan penjualan. Harga pokok makanan di industri perhotelan
dihitung hanya untuk bahan makanan yang digunakan untuk memproduksi makanan. Biaya-
biaya lain seperti tenaga kerja, dan penyusutan tidak dibebankan ke harga pokok karena biaya
tenaga kerja dibebankan ke departemen yang bersangkutan. Adapun penyusutan peralatan
dibebankan ke rekening penyusutan. Pendekatan yang sama diterapkan untuk menentukan harga
pokok minuman. Harga pokok dibedakan menjadi harga pokok makanan dan minuman yang
dikonsuinsi dan harga pokuk makanan yang dijual.
d) Biaya-biaya. Biaya-biaya yang terjadi di departemen makanan dar minuman dibebankan kepada
departemen ini. Biaya-biaya dimaksud adalah gaji dan upah, employee benefits biaya tembikar,
bahan dipakai habis (guest supplies, cleaning supplies, paper supplies), komisi, seragam, dan
biaya musik dan artis.
e) Laba (rugi) departemen makanan dan minuman Laba departemen makanan dan minuman di apat
dengan mengurangkan penjualar dengan harga pokok dan seluruh biaya yang diserap oleh
departemen makanan dar minuman. Perhatikan contoh laporan rugi-laba departemen makanan
dan minuman di bawah ini. Angka-angka pada contoh ini bersifat hipotetis dan ilustrarif.
3. Laporan Rugi-Laba Minor Operated Departements.
Departemen lain yang menghasilkan penjualan seperti telepon, laundry dan dry cleaning (lazim
dikelompokkan ke dalam minor operared deparumenrs) juga membuat laporan rugi-laba dengan
pendekatan yang sama dengan departemen kamar dan departemen makanan dan minuman.
4. Undritibuted Operating Expenses
Departemen yang hanya menyerap biaya dan tidak menghasilkan penjualan (seperti departemen
administrasi dan umum, pengolahan data, human resource, transportasi, pemasaran, pemeliharaan dan
biaya energi) hanya melaporkan semua biaya yang terjadi di departemen tersebut untuk periode tertentu.
Dengan laporan ini, aktivitas setiap departemen hotel dapat diketahui dan dikendalikan. Agar lebih jelas,
diberikan contoh isian laporan rugi-laba pada Gambar 2.2. Format laporan rugi-laba ini diadaptasi dari
USALI. Angka-angka yang diberikan bersifat ilustratif dan hipotetis serta tidak ada hubungan dengan
ilustrasi sebelumnya. Selain format yang disampaikan oleh USALSI, di industri perhotelan diterapkan
format laporan rugi-laba dengan membandingkan periode berjalan dengan periode yang lalu. Format
laporan rugi-laba ini lazim disebut laporan rugi-laba komparatif. Contoh is isian laporan rugi-Jaba
komparatif davat dikaji pada Gambar 2.3.
Pada Laporan rugi-laba komparatif terdapat kolom anggaran. Pada laporan ini dicantumkan jumlah
yang dianggarkan agar dapat dibuat perbandingan antara realisasi pencapaian dengan anggaran atau yang
direncanakan. Perlu diperhatikan bahwa dalam laporan rugi-laba yang menggambarkan kegiatan
operasional hotel, anggaran merupakan panduan yang harus dicapai oleh manajemen. Jumlah yang
dicantumkan dalam anggaran telah melalui tahapan dan kajian yang komprehensif.
HOTEL KAYAGA
LAPORAN RUGI-LABA
PERIODE SAMPAI DENGAN 31 MEI, 2004
(dalam 000rupiah)
Pendapatan Lamp. Pendapatan Harga Gaji dan Biaya-biaya Laba (rugi)
Departemen bersih pokok upah lainnya
Kantor A1 8.108.000 - 369.491 119.532 7.618.977
Mkn dan min. A2 6.507.000 2.324.000 520.560 836.685 2.825.755
Telekomunikasi A3 8.794 - 5.324 4.010 (540)
Binatu A4 81.384 - 4.875 21.348 55.161
Lainnya A5 128.000 - 3.987 4.160 119.853
Jumlah 14.833.178 2.324.000 904.237 985.735 10.619.206
Biaya tidak
didistribusikan
Adm. dan Umum A6 10.332 17.746 28.078
Pemasaran A7 7.327 9.702 17.029
SDM A8 5.432 7.791 13.223
POMEC A9 12.985 19.585 32.570
Jumlah 36.076 54.824 90.900
Laba setelah 10.528.306
biaya tidak
didistribusikan
Mgt lees A10 741.659
Asuransi A11 4.069
Laba sbl. biaya 9.782.578
bunga, depr,
amor, dan PPh
Biaya bunga A12 3.428
Laba sbl. depr, 9.779.150
amor, dan PPh
Depr. dan amor A13 11.194
Laba spl. PPh 9.767.956
PPh A14 2.441.989
Laba bersih 7.325.967
Gambar 2.2 : Contoh isian laporan rugi-laba (USALI)
Keterangan gambar 2.2 : Lamp. : Lampiran; Mkn : Makanan; Min : Minuman; Adm : Administrasi;
SDM : Sumber Daya Manusia; POMEC : Property Maintenance and Energy Cos.; Mgt : Management;
sbl : sebelum; Depr : Depresiasi; Amor : Amortisasi; PPh: Pajak Penghasilan.
HOTEL KAYAGA
LAPORAN RUGI-LABA KOMPARATIF
PERIODE SAMPAI DENGAN 31 MEI, 2004
(dalam 000rupiah)
Pendapa- Lamp Tahun ini (3)
Bulan ini (3a) Sampai dengan bulan ini (3b)
tan (2)
Jml % Angg. % Jml % Angg. %
Departe-
men
Kantor A1 680100 54,82 690500 55,75 3924404 63,27 3734326 60,20
Mkn dan A2 542250 43,74 530000 42,79 2183326 35,20 2372965 38,27
min.
Telekomu A3 722 0,06 725 0,06 4962,10 0,08 4962,56 0,08
nikasi
Binatu A4 6790 0,55 6800 0,55 40317,10 0,65 40320,8 0,65
Lainnya A5 10670 0,83 10500 0,85 49621,04 0,80 49625,6 0,80
Jumlah 1240532 100,00 1238525 100,00 6202630 100,00 6203200 10,00
Biaya
dan
harga
pokok
Kantor A1 81612 12,00 69050 10,00 588660,0 15,00 522805,7 14,00
Mkn dan A2 162675 30,00 185500 35,00 698664,2 32,00 830887,62 35.00
min.
Telekomu A3 86,64 12,00 72,50 10,00 545,83 11,00 595,51 12,00
nikasi
Binatu A4 1697,5 25,00 1700 25,00 10079,27 25,00 10080,2 25,00
Lainnya A5 3201 30,00 3150 30,00 14886,31 30,00 14887,68 30,00
Laba 991259,9 79,90 979052,50 79,05 4889794 78,83 4823943,29 77,77
departe
men
Biaya
tidak
Didistri-
busikan
Adm. dan A6 80634,58 6.50 80504,13 6,50 403171 6,50 403208 6,50
Umum
Pemasara A7 62025,6 5.00 61926,25 5,00 310131,5 5,00 310160 5,00
n
SDM A8 31013,3 2,50 30963,13 2,50 155065,8 2,50 155080 2,50
POMEC A9 310133 25,00 309631,13 25,00 1550658 25,00 1550800 25,00
Laba 507452,38 40,91 496027,75 40,04 2470768 39,83 2404695,29 38,77
setelah
biaya
tidak
didistrib
usikan
Mgt lees A10 12405,32 1,00 12385,25 1,00 62026,3 1,00 62032 1,00
Asuransi A11 15506,65 1,25 15481,56 1,25 77532,88 1,25 77540 1,25
Laba sbl. 479540,4 38,66 468160,94 37,80 2331209 37,58 2265123,29 36,52
biaya
bunga,
depr,
amor,
dan PPh
Biaya A12 79300,79 8,00 78324,20 8,00 391183,5 8,00 385915,46 8,00
bunga
Laba 400239,6 32,26 389836,74 31,48 1940025 31,28 1879207,83 30,29
sbl.
depr,
amor,
dan PPh
Depr. dan A13 188430 3,00 188430 3,00 942150 3,00 942150 3,00
amor
Laba spl. 211809,6 17,07 201406,74 16,26 997875,4 16,09 937057,83 15,11
PPh
PPh A14 52952,41 25,00 50351,68 25,00 249468,8 25,00 140558,67 25,00
Laba 158857,2 12,81 151055,05 12,20 748406,5 12,07 796499,15 12,84
bersih
Gambar 2.3 Contoh isian laporan rugi-laba komparatif

Tahun Lalu (4)


Bln. yang sama (4a) s/d bln. yang sama (4b)
Jml % Angg. % Jml % Angg. %
661358 54,82 671489,6 55,75 3362872 55,75 3363181 55,75
527687 43,74 515390,8 42,79 2581117 42,79 2581355 42,79
723,85 0,06 722,68 0,06 3619,24 0,06 3619,57 0,06
6635,30 0,55 6624,56 0,55 33176,32 0,55 33179,37 0,55
10013,26 0,83 10237,96 0,85 51272,49 0,85 51277,20 0,85
1206417 100,00 1204466 100,00 6032058 100,00 6032612 100,00

79362,96 12,00 671148,96 10,00 336287,22 10,00 336318,12 10,00


158306,10 30,00 180386,80 35,00 903391,12 35,00 903474,14 35,00
86,86 12,00 72,27 10,00 361,92 10,00 361,96 10,00
1658,83 25,00 1656,14 25,00 8294,06 25,00 8294,84 25,00
3003,98 30,00 3071,34 30,00 15381,75 30,00 15383,16 30,00
963998,6 79,91 952130,00 79,05 4768342 79,05 4768780 79,05

78417,13 6,50 78290,26 6,50 392083,75 6,50 392119,78 6,50


60320,87 5,00 60223,28 5,00 301602,88 5,00 301630,60 5,00
30160,43 2,50 30111,64 2,50 150801,44 2,50 150815,30 2,50
391604,34 25,00 301116,39 25,00 1508014,42 25,00 1508153,00 25,00
493495,87 40,91 482388,43 40,05 2415840 40,05 2416061,32 40,05
12064,17 1,00 120644,66 1,00 60320,58 1,00 60326,12 1,00
15080,21 1,25 15055,83 1,25 75400573 1,25 75407,65 1,25
466351,49 38,66 455287,94 37,80 2280118,69 37,80 2280327,55 37,80
77119,89 8,00 76170,40 8,00 381467,36 8,00 381502,40 8,00
389231,60 32,26 379117,54 31,48 1898651,33 31,48 1898825,15 31,48
188430 3,00 188430 3,00 942150 3,00 942150 3,00
200801,60 16,64 190687,54 15,83 946501,33 15,83 956675,15 15,83
50200,40 25,00 47671,89 25,00 239125,33 25,00 239168,79 25,00
150601,20 12,48 143015,66 11,87 717376,00 11,87 717506,36 11,87
Gambar 2.3 (lanjutan)
2.9 NERACA
Neraca merupakan salah satu laporan keuangan hotel yang penting. Dalam neraca dilaporkan posisi
kekayaan hotel seperti kas, piutany, persediaan, aktiva lancar lain-lain, gedung dan perlengkapan gedung,
aktiva tetap lain-lain, dan tanah. Di samping kekayaan hotel, ncraca juga melaporkan kewajiban hotel
yang terdiri dari utang dagang, utang pajak, Jtang gaji, utang jangka pendek lain-lain, utang jangka
panjang serta modal. Dengan demikian, neraca merupakan laporan yang sistematis mengenai aktiva,
pasiva dan modal hotel pada saat tertentu. Saat tertentu ini misalnya 21 Desember 200x. Neraca
merupakan perluasan dari persamaan dasar akuntansi karena pada neraca dapat diterapkan konsep dasar
akuntansi berikut.
2.10 KONSEP DASAR AKUNTANSI
Konsep dasar akuntansi seperti dalam persamaan di bawah ini:
Debet = Kredit
Aktiva = Utang + modal
Konsep dasar akuntansi ini menyatakan bahwa harus ada keseimbangan antara debet dan kredit.
Artinya, bila transaksi dibukukan dengan benar maka selisih antara debet dan kredit adalah nol. Pada
konsep dasar akuntansi di atas, aktiva merupakan kekayaan perusahaan, dicatat pada sisi debet neraca
yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Utang mert'pakan kewajiban perusahaan kepada pihak
ketiga yang terdiri dari utang lancar/jangka pendek dan utang jangka panjang. Modal merupakan
penyertaan pemilik pada perusahaan/hotel yang diklasifikasi menjadi modal sendiri, laba yang ditahan,
agio/disagio saham. Utang dan modi! dicatat pada sisi kredit neraca.
2.11 AKTIVA LANCAR
Pada neraca aktiva dilaporkan sesuai dengan tingkat likiditas aktiva yang bersangkutan: Aktiva yang
paling likid, seperti kas atau setara kas akan dilaporkan paling awal. Aktiva lancar dicatat pada kolom
debet pada neraca. Aktiva ini dari sisi keuangan didanai dari utang lancar dan atau modal sendiri. Pada
industri perhotelan, tergolong aktiva lancar adalah kas dan setara kas, persediaan yang terdiri dari bahan
makanan, minuman, dan bahan yang dipakai habis (material and supplies). Surat berharga jangka pendek
merupakan aktiva lancar hotel untuk investasi jangka pendek yang bersifat sementara, yang dapat
dikonversikan menjadi kas dalam setahun. Piutang hotel terdiri dari piutang dagang yang merupakan
tagihan hotel kepada tamu dan pihak ketiga seperti biro perjalanan, perusahaan penerbangan, dan pihak
ketiga lainnya yang berhubungan dengan pihak hotel.
Pada neraca jumlah piutang yang dicantumkan adalah jumlah yang menjadi hak hotel, sedangkan
jumlah yang kemungkinannya tidak tertagih dibebankan sebagai penyisihan piutang ragu-ragu dan
dibebankan sebagai biaya bad debt. Penibayaran di muka (prepaid expense) merupakan aktiva lancar
hotel untuk biaya-biaya yang telah dibayar oleh hotel, tetapi jasanya belum semua dinikmati oleh hotel
saat neraca dilaporkan. Contoh rekening ini adalah biaya asuransi untuk setahun, tetapi pada saat
dilaporkan jasa yang masih harus dinikmati oleh hotel masih 7596. Jadi, yang dilaporkan dalam neraca
adalah nilai asuransi sebesar 7596 dari nominal sebagai prepaid expense.
2.12 AKTIVA TETAP (AKTIVA JANGKA PANJANG)
Aktiva tetap merupakan aktiva yang dapat dikonversikan menjadi kas lebih lama daripada setahun
dan digunakan untuk aktivitas produksi hotel. Seperti aktiva lancar, aktiva tetap juga dicatat pada sisi
debet neraca. Aktiva tetap didanai dari utang jangka panjang dan atau modal sendiri. Pada industri
perhotelan, aktiva tetap terdiri dari gedung dan gedung yang sedang dibangun, perlengkapan gedung,
sistem pendingin, kendaraan, furniture, fixture, and eguipment (FFE), tembikar (chinaware), glassware,
lena (linens), dan seragam karyawan. Akriva tetap berwujud milik hotel ini pada neraca dicantumkan at
cost dan secara sistematis, nilai historisnya (at cost) dibebankan sebagai biaya depresiasi dengan metode
depresiasi tertentu untuk jangka waktu taksiran usia ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan. Untuk
tembikar, glassware, lena dan seragam karyawan, secira sistematis nilai disusutkan dan dibebankan
sebagai biaya dengan teknik penyisihan tertentu.
Aktiva tetap lain-lain seperti, biaya prapembukaan hotel dan biaya-biaya ditangguhkan dicantumkan
sebagai aktiva tetapi lain-lain karena tidak berwujud dan jangka waktu aktiva ini lebih dari setahun.
Biaya prapembukaan merupakan semua biaya yang dikeluarkan sebelum hotel beroperasi secara
komersial. Biaya ini cukup besar sehingga, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim berlaku,
dapat dikapitalisasi yaitu diperlakukan sebagai aktiva dan secara sistematis dibebankan sebagai biaya
dengan teknik amortisasi untuk beberapa periode akuntansi. Biaya prapembukaan yang jumlahnya cukup
besar didistribusikan sebagai biaya dengan jumlah yang sama untuk beberapa periode akuntansi sehingga
tidak berpengaruh secara signifikan atas rugi-laba hotel. Biaya yang ditangguhkan juga diperlakukan
sama seperti biaya prapembukaan hotel. Contoh biaya yang ditangguhkan misalnya biaya kontrak
pemasaran hotel untuk setahun dengan pihak ketiga yang memerlukan biaya yang cukup besar untuk
dikapitalisasi.
2.13 UTANG LANCAR
Utang lancar merupakan kewajiban hotel pada pihak ketiga (misalnya rekanan hotel) yang jatuh
tempo dalam setahun. Utang lancar merupakan sumber pendanaan untuk aktiva lancar hotel. Pada neraca,
utang lancar dicatat pada sisi kredit. Utang hotel yang jatuh tempo paling cepat dicatat paling awal/paling
atas pada sisi kredit neraca. Peringkat pencatatan utang lancar ditentukan oleh jangka waktu jatuh
tempo/dibayar lunas. Pada industri perhotelan yang merupakan utang lancar seperti utang dagang, utang
gaji, utang pajak, utang jangka pendek lain (utang dengan bank), porsi utang jangka panjang yang jatuh
tempo tahun ini dan utang dividen.
2.14 UTANG JANGKA PANJANG
Utang jangka panjang merupakan kewajiban hotel pada pihak ketiga yang jatuh tempo lebih daripada
setahun. Pada neraca, makin panjang jangka waktu utang maka akan dicatat paling akhir/bawah pada
klasifikasi utang. Utang jangka panjang lazimnya diperuntukan untuk mendanai aktiva tetap. Pada
industri perhotelan, termasuk utang jangka panjang di antaranya.utarig hipotek, yaitu utang dengan
jaminan aktiva tetap yang bersangkutan. Utang obligasi yang jatuh tempo lebih daripada setahun
merupakan klasifikasi utang jangka panjang. Obligasi merupakan surat pengakuan utang yang
dikeluarkan berdasarkan undangundang yang berlaku di Indonesia.

2.15 MODAL
Modal merupakan penyertaan pemilik pada perusahaan hotel yang dimiliki. Modal dicatat pada sisi
kredit neraca setelah utang jangka panjang. Modal terdiri dari modal sendiri, laba yang ditahan, dan
agio/disagio saham. Modal sendiri lazim disebut ekuitas (equity) merupakan penyertaan pemilik pada
perusahaan /hotel. Bila modal dikonversikan dalam saham maka saham yang lazim adalah saham biasa
(common stock). Saham jenis lain yang memiliki ciri berbeda dengan saham biasa adalah saham
preferensi (preferred stocks). Saham preferensi diperuntukkan untuk pemilik dengan kualifikasi tertentu.
Laba yang ditahan (recained earnings) merupakan salah satu klasifikasi modal. Laba yang ditahan
merupakan laba operasional hotel periode akuntansi yang lalu yang tidak didistribusikan kepada pemilik,
tetapi diperuntukkan sebagai modal perusahaan dengan tujuan pengembangan hotel di masa yang akan
datang.
Agio/Disagio saham merupakan kelebihan/kekurangan harga saham bila saham ditawarkan kepada
investor publik. Sebagai contoh, saham hotel per lembar ditawarkan Rp5000, tetapi investor publik
membeli per lembar saham hotel sebesar Rp5100. Dengan demikian, Rp100 merupakan agio per lembar
saham. Bila saham yang ditawarkan 1000 lembar maka agio saham yang dicatat pada neraca sebesar
Rp100.000. Sebaliknya, bila oleh investor publik per lembar dibayar Rp4.900 maka disagiorper lembar
saham yang dicatat pada neraca pada rekening modal adalah Rp100.
Untuk lebih jelasnya, diberikan contoh neraca hotel seperti pada Gambar 2.4 di bawah ini. Angka
yang diberikan hanya bersifat ilustratif dan tidak ada hubungan dengan gambar sebelumnya.
HOTEL KAYAGA
NERACA
PERIODE SAMPAI DENGAN 31 MEI, 2004
(dalam 000rupiah)
Debet Kredit
Aktiva Pasiva
Aktiva lancar Utang lancar
Kas 45.000 Utang dagang 65.000
Investasi jk. pendek 489.000 Utang yang diperhitungkan 423.000
Piutang 326.000 Utang muka pemesanan kantor 21.000
Penyisihan piutang ragu-ragu (3.260) Porsi utang jk. panjang 32.000
Persediaan 28.00 Utang pajak 63.000
Pembayaran dimuka 4.000
Jumlah aktiva lancar 888.740 Jumlah utang lancar 604.000

Aktiva tetap Utang jangka panjang


Tanah 1.400.000 Hipotek 3.200.000
Mesin dan peralatan 975.000
Gedung dan perlengkapan gedung 2.600.000 Jumlah utang jk. panjang 3.200.000
Funiture and fixture 1.500.000
Kendaraan 870.000 Modal
Aktiva operasional 400.000 Disetor 3.250.000
Akumulasi penyusutan (214.000) Agio saham 1.000.000
Beban yang ditangguhkan 150.000 Laba yang ditahan 515.740
Jumlah aktiva tetap 7.681.000 Jumlah saham 4.765.740

Jumlah aktiva 8.569.740 Jumlah pasiva 8.569.740


Gambar 2.4 Contoh isian neraca
Keterangan gambar 2.4 : Aktiva operasional : tembikar, glassware, silverware, lena, dan pakaian
seragam
2.16 LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas (statement of cash flows) merupakan laporan yang mengungkapkan sumber-sumber
kas hotel. Laporan ini merupakan satu kesatuan dengan laporan rugi-laba dan neraca. Pada laporan arus
kas dilaporkan arus kas (penerimaan dan pengeluaran) hotel dari aktivitas operasonal (operating
activity), aktivitas investam (investing activity), dan aktivitas pendanaan (financing activity). Arus kas
dari aktivitas operasonal bersumber dari Operasional hotel sehari-hari seperti penjualan tunai jasa kamar,
makanan, minuman, dan jasa-jasa lain yang ditawarkan oleh horel kepada tamunya. Juga, pengutipan
piutang merupakan sumber kas masuk dari aktivitas operasional. Pengeluaran kas untuk aktivitas
Operasional di antaranya untuk membayar gaji karyawan, membayar utang dagang kepada rekanan untuk
daging, ikan, dan keperluan operasional lainnya. Arus kas masuk dari aktivitas investasi bila hotel
mendapatkan dividen tunai dari investasi pada perusahaan lain, sedangkan pengeluaran kas untuk
aktivitas investasi bila horel membeli surat-surat berharga jangka pendek. Arus kas dari aktivitas
pendanaan bersumber dari pihak ketiga, misalnya utang jangka panjang dari bank. Sumber kas masuk
dari utang jangka panjang sedangkan pengeluaran kas untuk cicilan dan bunga utang jangka panjang
Perhaukan Gambar 2.5 di bawah ini untuk ilustrasi laporan arus kas. Angka-angka yang disajikan bersifat
ilustratif dan tidak berhubungan dengan ilustrasi sebelumnya.
HOTEL KAYAGA
LAPORAN ARUS KAS
PERIODE SAMPAI DENGAN 31 MEI, 2004
(dalam 000rupiah)
Arus kas netto dari aktivitas operasional: 109.250
Laba bersih
Penyesuaian laba bersih untuk menentukan arus kas netto dari
aktivitas operasional
Depresiasi 75.000
Rugi dari penjualan surat berharga (15.000)
Penurunan jumlah piutang 600
Peningkatan jumlah persediaan (300)
Peningkatan jumlah utang dagang 75
Peningkatan jumlah utang gaji yang diperhitungkan 75
Penurunan jumlah utang pajak penghasilan (150)
Jumlah penyesuaian 60.300
Arus kas netto dari aktivitas operasional 169.550

Arus kas netto dari aktivitas investasi:


Penjualan surat berharga 22.500
Pembelian surat berharga (45.000)
Pembelian peralatan dapur (15.000)
Arus kas netto dari aktivitas investasi (37.500)

Arus kas netto dari aktivtas pendanaan:


Pembayaran utang jangka panjang (75.000)
Pembayaran deviden (22.050)
Arus kas netto dari aktivitas pendanaan (97.050)

Peningkatan arus netto perideo 2004 35.000


Saldo kas awal 2004 10.000
Saldo kas akhir 2004 45.000

Gambar 2.5 Contoh isian laporan arus kas


2.17 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas laporan keuangan (notes on financial statement) merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan hotel. Jadi, sesuai dengan ketentuan sutu set laporan keuangan terdiri
atas neraca, laporan rugi-laba, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Pada Catatan atas
laporan keuangan informasi yang diungkapkan antara lain kebijakan akuntansi yang diterapkan seperti
penentuan nilai persediaan, metode depresiasi yang diterapkan, kebijakan kapitalisasi untuk misalnya
biaya prapembukaan hotel, penentuan nilai per lembar saham. Selain kebijakan akuntansi yang
diterapkan, catatan atas laporan keuangan mengungkapkan pula pengaruh inflasi pada laporan keuangan.

BAB III
PEMAHAMAN DEBET DAN KREDIT
3.1 PENDAHULUAN
Debet dan kredit merupakan istilah teknis (jargon) yang lazim digunakan di bidang akuntansi. Debet
dan kredit merupakan alat untuk menentukan pada sisi mana suatu transaksi harus dibukukan, debet
ataukah kredit. Kesalahan dalam penentuan debet dan kredit pada awal pembukuan akan berpengaruh
fatal pada pelaporan aktivitas hotel, pada laporan rugi-laba, laporan arus kas, dan neraca. Penentuan
debet dan kredit harus mengikuti aturan tertentu terutama pada jenis rekening yang ada pada neraca dan
rugi-laba. Tiap rekening pada neraca dan rugi-laba memiliki saldo normal masing-masing.
3.2 PEMAHAMAN DEBET DAN KREDIT
Kata debet dan kredit sangat lazim digunakan oleh individu yang berkecimpung dalam bidang
akuntansi. Namun demikian, perlu dibahas pemahaman debet dan kredit. Kata debet (biasa disingkat
dengan dr) mengandung arti bahwa suatu transaksi harus dicatat pada sebelah kiri dari suatu rekening.
Kata kredit (biasa disingkat dengan kr) mengandung arti bahwa suatu transaksi dicatat pada sisi sebelah
kanan dari suatu rekening. Perlu dicatat bahwa tiap rekening terdiri dari sisi kiri, yaitu sisi debet dan sisi
kanan adalah sisi kredit. Selisih antara sisi debet dengan sisi kredit merupakan saldo rekening yang
bersangkutan. Debet dan kredit merupakan teknik akuntansi untuk mencatat efek suatu transaksi terhadap
rekening-rekening yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut. Perlu dipahami bahwa mendebet tidak sama
dengan pemahaman menjumlahkan atau memiliki nilai positif. Demikian pula, mengkredit tidak sama
dengan pemahaman mengurangi atau memiliki nilai negatif.
3.3 ATURAN DEBET DAN KREDIT
Aturan debet dan kredit berlaku umum pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan double entry
accounting system. Dalam double entry accounting system satu transaksi akan berpengaruh debet pada
satu rekening dan kredit pada rekening yang lain. Aturan debet dan kredit yang lazim diterapkan sebagai
berikut:
Rekening Saldo normal Bertambah Berkurang
Aset Debet Transaksi debet Transaksi kredit
Utang Kredit Transaksi kredit Transaksi debet
Modal Kredit Transaksi kredit Transaksi debet
Pendapatan Kredit Transaksi kredit Transaksi debet
Biaya dan harga pokok Debet Transaksi debet Transaksi kredit
Dari aturan debet dan kredit di atas, dapat dinyatakan bahwa rekening-rekening aset, harga pokok
dan biaya bertambah bila terjadi transaksi debet. Sebaliknya, akan berkurang bila terjadi transaksi kredit.
Pada sisi lain, rekening-rekening utang, modal, dan pendapatan akan bertambah bila terjadi transaksi
kredit sebaliknya berkurang bila terjadi transaksi debet. Dengan kata lain, dapat dinyatakan aturan debet
dan kredit seperti di bawah ini.
1. Debet digunakan bila suatu transaksi berpengaruh meningkatkan rekening aset dan rekening biaya
dan harga pokok.
2. Kredit digunakan bila suatu transaksi berpengaruh menurunkan rekening aset dan rekening biaya
dan harga pokok.
3. Debet digunakan bila suatu transaksi berpengaruh menurunkan rekening utang, modal, dan
rekening pendapatan.
4. Kredit digunakan bila suatu transaksi berpengaruh meningkatkan rekening utang, modal, dan
rekening pendapatan.
3.4 SALDO NORMAL REKENING NERACA DAN RUGI LABA
Bila debet dan kredit telah dipahami dengan baik maka hal penting lain yang harus diketahui dengan
baik adalah saldo normal rekening-rekening neraca dan rugi-laba, Pemahaman akan saldo normal
rekening-rekening dimaksud akan sangat membantu dalam penerapan transaksi debet dan kredit. Saldo
normal rekening-rekening neraca dan rugi laba seperti di bawah ini:
1. Saldo normal rekening-rekening neraca:
a. Rekening-rekening aset: saldo normal debet
b. Rekening-rekening utang: saldo normal kredit
c. Rekening-rekening modal: saldo normal kredit
2. Saldo normal rekening-rekening rugi-laba:
a. Rekesring-rekening pendapatan: saldo normal kredit
b. Rekening-rekening biaya: saldo normal debet
c. Rekening-rekening harga pokok: saldo normal debet
Pada neraca terdapat rekening-rekening aset (aktiva), utang dan modal. Rekening aset dibedakan
menjadi dua, yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Contoh aktiva lancar di antaranya kas, piutang,
persediaan barang, aktiva lancar lain-lain. Untuk aktiva jangka panjang atau aktiva tetap, di antaranya
gedung dan perlengkapan gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan, dan aktiva tetap lain-lain. Rekening
utang dapat dirinci lagi menjadi utang lancar dan utang jangka panjang. Utang jangka pendek di
antaranya utang gaji, utang dagang, utang pajak pembangunan I, utang jangka panjang yang jatuh tempo
periode ini, dan utang jangka pendek lain-lain Utang jangka panjang di antaranya utang hipotek dan
utang jangka panjang lain-lain. Pada sisi modal terdapat modal saham biasa, saham preferensi, laba yang
ditahan, dan agio/disagio saham. Untuk perusahaan perorangan, modal saham terdiri dari modal Tuan X,
dan prive Tuan X.
Pada laporan rugi-laba terdapat rekening-rekening pendapatan, biaya dan harga pokok. Pada
pendapatan misalnya pendapatan kamar, makanan dan minuman dan pendapatan lain-lan, Pada rekening
biaya misalnya biaya alat tulis dan kantor, biaya gaji dan upah, biaya pemasaran, biaya energi, biaya
administrasi dan umum, biaya pelatihan karyawan, biaya pemeliharaan peralatan hotel dan lain-lain.
Pada rekening harga pokok misalnya harga pokok makanan dan minuman.
3.5 UJI KETEPATAN DEBET DAN KREDIT
Dalam sistem double entry accounting dinyatakan bahwa satu transaksi akan berpengaruh pada sisi
debet pada satu rekening dan sisi kredit pada rekening yang lain. Kondisi ini mengarahkan pada
ketepatan pencatatan transaksi keuangan dengan uji berikut:
DEBET = KREDIT
Arti formula di atas adalah bila jumlah debet sama dengan kredit maka transaksi telah dilakukan
dengan tepat dan benar. Artinya, transaksi debet telah dicatat dangan benar pada sisi debet dan kredit
pada sisk kredit. Aturan debet dan kredit dengan persamaan dasar akuntansi dapat dililiat pada Gambar
3.1 di bawah ini:
AKTIVA = UTANG + MODAL

Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit


bertambah berkurang berkurang bertambah berkurang bertambah

+ PENDAPATAN - BIAYA

Debet Kredit
Debet Kredit
berkurang bertambah
bertambah berkurang

Gambar 3.1 Persamaan dasar akuntansi dan aturan debet kredit

3.6 KETERBATASAN UJI DEBET DAN KREDIT


Dengan transaksi yang lebih rinci, satu rekening didebet dan satu rekening dikredit. Bila diuji maka
jumlah debet = kredit. Ilustrasi ini memberikan pemahaman bahwa bila jumlah debet = kredit maka
berarti bahwa transaksi telah dibukukan dengan benar. Ada hal penting yang harus disadari tentang
keterbatasan uji debet dan kredit. Keterbatasan uji debet dan kredit adalah bahwa uji ini tidak dapat
menemukan kesalahan pembebanan pada rekening neraca atau rugi laba. Dengan kata lain, uji debet dan
kredit ini tidak dapat digunakan untuk kesahihan dalam proses penjurnalan dan atau pembukuan pada
buku besar. Uji debet dan kredit ini hanya uji matematis dan bersifat indikatif awal mengenai
pembebanan transaksi. Uji debet dan kredit tidak dapat menguji ketepatan pembukuan pada
rekeningyang seharusnya dibebankan untuk transaksi yang terjadi. Bila dilakukan uji dee kredit untuk
transaksi di atas maka total debet - total kredit. Bila diuji ketepatan pada rekening yang dipengaruhi
karena transaksi yang terjadi maka rekening yang adalah biaya pemeliharaan dan kas.
3.7 REKENING-REKENING LAWAN (CONTRA ACCOUNTS)
Di atas telah dibahas rekening-rekening neraca dan rugi laba yang lazim dan terdiri dari Aset
(aktiva): 1. Aset (Aktiva), 2. Utang, 3. Modal, 4. Pendapatan (penjualan), 5. Harga pokok dan biaya.
Beberapa rekening diklasifikasikan di luar kelaziruan di aras dan disebut rekening law (contra
accounss) seperti:
1. Akumulasi depresiasi merupakan rekening lawan untuk aset.
2. Penyisihan piutang ragu-ragu merupakan rekening lawan untuk aser.
3. Penyesuaian merupakan rekening lawan untuk pendapatan.
4. Prive (withdrawal) merupakan rekening lawan untuk modal perusahaan pribadi.
5. Penarikan saham (treasurff stock) merupakan rekening lawan untuk modal Perseroan Terbatas
(PT).
Rekening-rekening lawan di atas perlakuannya dan aturan debet kreditnya Perhatikan Gambar 3.2 di
bawah ini untuk aturan debet kredit rekening lawan.
Rekening Lawan Klasifikasi Bertambah
Akumulasi depresiasi Lawan untuk aset Kredit
Penyisihan piutang ragu-ragu Lawan untuk aset Kredit
Penyesuaian Lawan untuk pendapatan Debet
Prive (withdrawal) Lawan untuk modal Debet
Penarikan saham (treasury stock) Lawan untuk modal Debet
Gambar 3.2 Aturan debet kredit rekening lawan
3.8 PEMBUKUAN DEBET DAN KREDIT PADA JURNAL
Untuk memperjelas penerapan debet dan kredit pada dokumen akuntansi, berikut diberikan ilustrasi
pencatan transaksi dalam jurnal dua kolom. Jurnal dua kolom digunakan untuk mempermudah ilustrasi
penerapan debet dan kredit. Pada kenyataannya, yang lazim digunakan adalah jurnal tiga kolom.
Perhatikan Gambar 3.3 di bawah ini untuk ilustrasi penerapan debet dan kredit pada jurnal dua kolom.
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
1 Feb 04 Kas 100 10.000 -
Pada penjualan jasa kamar 400 - 10.000
Untuk mencatat hasil penjualan jasa kamar
Gambar 3.3 Conoth penerapan debet kredit pada jurnal dua kolom
Penjelasan kolom-kolom Gambar 3.3 di atas sebagai berikut:
1. Setiap jurnal memiliki nomor kode dan nomor halaman. Untuk kas, misalnya bernomor 1
sehingga kodenya VJ 1. Oleh karena diterapkan sistem voucher, setiap jurnal kemudian diringkas
dan dilaporkan dalam voucher, nomor voucher jumal (VJ) disesuaikan dengan nomor jurnal.
2. Tanggal: dicatat terjadinya transaksi, misalnya 1 Februari 2004.
3. Keterangan: pada kolom ini dicatat rekening-rekening yang dipengaruhi oleh transaksi, disertai
dengan ayat penjelasannya.
4. No Rek: Nomor Rekening yang dipengaruhi oleh transaksi sesuai dengan daftar rekening hotel.
Misalnya, kas nomor rekening 100, dan penjualan jasa karnar 400.
5. Debet: dicatat pada kolom ini bila sisi ini yang dipengaruhi oleh transaksi.
6. Kredit: dicatat pada kolom ini bila sisi ini yang dipengaruhi oleh transaksi.
3.9 ILUSTRASI PENCATATAN DEBET KREDIT PADA JURNAL
Untuk lebih memahami penggunaan debet dan kredit terhadap beberapa rekening karena suatu
transaksi, berikut diberikan ilustrasi yang lazirn terjadi di hotel.
1. Tuan B memulai bisnis perhotelan, Hotel Kejanti Permai, dan menyertakan modal sebesar Rp50.000.
Transaksi ini dapat dikaji dari dua bentuk badan usaha, yaitu perseorangan dan perseroan terbatas
(PT). Perlu dipahami bahwa angka-angka yang diberikan nominasinya kecil karena bertujuan untuk
memudahkan pemahaman dan bersifat ilustratif.
Pembukuan padajurnal dari sisi perusahaan perseorangan:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Kas 50.000 -
Pada modal Tuan B - 50.000

Dari sisi Perseroan Terbatas (PT):


Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Kas 50.000 -
Pada modal saham - 50.000
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Kas aset bertambah debet
Modal pribadi modal bertambah kredit
Modal saham modal bertambah kredit
2. Tuan selaku pemilik meminjamuang jangka panjang dari bank A untuk pengadaan peralatan dan
perlengkapan hotel sebesar Rp 25.000. Utang ini akan lunas dalam 10 tahun.
Pembukuan pada jurnal:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Bank A 25.000 -
Pada utang jangka panjang - 25.000
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Bank aset bertambah debet
Utang jangka panjang aset bertambah kredit
3. Dibeli bahan makanan sebagai persediaan untuk operasional hotel. Persediaan bahan makanan seharga
Rp 60, yang akan dibayar bulan depan.
Pembukan pada jurnal:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Persediaan makanan 60 -
Pada utang dagang - 60
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Persediaan makanan aset bertambah debet
Utang dagang utang bertambah kredit
4. Biaya asuransi gedung dan perlengkapan dibayar dimuka untuk setahun dengan jumlah Rp 40. Biaya
asuransi ini dibayar dengan cek bank A.
Pembukuan pada jurnal:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Pembayaran dimuka 40 -
Pada Bank A - 40
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Pembayaran dimuka aset bertambah debet
Bank aset berkurang kredit
5. Beberapa tamu dikirim oleh travel agent check-out dengan jumlah penjualan kamar Rp 25 dan akan
dibayar lunas bulan depan.
Pembukuan pada jurnal:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Piutang dagang 25 -
Pada penjualan kamar - 25
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Piutang dagang aset bertambah debet
Penjualan kamar penjualan betambah kredit
6. Dibayar tunai utang dagang sebesarRp40 untuk makanan
Pembukuan pada jurnal:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Utang dagang 30 -
Pada kas - 30
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Utang dagang utang berkurang debet
Kas penjualan berkurang kredit
7. Diterima pembayaran melalui bank dari travel agent X untuk tamu yang telah check-out bulan lalu
sebesar Rp 25.
Pembukuan pada jurnal:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Bank A 25 -
Pada piutang dagang - 25
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Bank aset bertambah debet
Piutang dagang aset berkurang kredit
8. Hotel menyewa mesin fotocopy sebesar Rp 70 untuk memperlancar operasional kantornya biaya sewa
ini akan dibayar bulan depan.
Pembukuan pada jurnal:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Sewa mesin fotocopy 70 -
Pada utang dagang - 70
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Biaya sewa biaya bertambah debet
Utang dagang utang bertambah kredit
9. Dibayar tunai gaji karyawan untuk bulan yang lalu sebesar Rp 125.
Pembukuan pada jurnal:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Biaya gaji 125 -
Pada Bank A - 125
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Biaya gaji biaya bertambah debet
Bank aset berkurang kredit
10. Dibayar tunai utang pajak pembangunan I sebesar Rp 10.
Pembukuan pada jurnal:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Utang pajak 10 -
Pada Bank A - 10
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Utang pajak utang berkurang debet
Bank aset berkurang kredit
11. Dibukukan biaya depresiasi untuk gedung dan perlengkapan gedung sebesar Rp 750. Biaya depresiasi
lazim dibebankan untuk aktiva tetap (aset jangka panjang) karena kemampuan ekonomisnya berkurang
setiap tahun. Biaya depreasiasi dibebankan setiap tahun pada laporan rugi-laba.
Pembukuan pada jurnal:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Biaya depresiasi 750 -
Pada akumulasi depresiasi - 750
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Biaya depresiasi biaya bertambah debet
Akumulasi depresiasi lawan untuk aset bertambah kredit
12. Dibukukan biaya piutang yang tidak tertagih sebesar Rp 25. Piutang umumnya diklasifikasikan
berdasarkan pada usianya. Makin panjang usia piutang. Misalnya sampai dengan 12 bulan, makin
besar kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut. Berdasarkan atas usia piutang
Pembukuan pada jurnal:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Biaya piutang tak tertagih 25 -
Pada penyisihan piutang ragu-ragu - 25
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Biaya piutang tak tertagih biaya bertambah debet
Penyisihan piutang ragu-ragu lawan untuk aset bertambah kredit
13. Tuan A memerlukan uang tunai dari hotel. Sebagai pemilik hotel dia brhak mendapatkan sejumlah Rp
25.
Pembukuan pada jurnal:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Prive, Tuan A 25 -
Pada Bank A - 25
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Prive Lawan untuk modal bertambah debet
Bank aset berkurang kredit
14. Dibukukan penyesuaian (allowance) untuk pendapatan kamar unuk piutang agent, karena berhak
mendapatkan pengurangan harga (discount) sebesar Rp10.
Pembukuan pada jurnal:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Penyesuaian pendapatan kamar 10 -
Pada piutang - 10
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Penyesuaian pendapatan kamar Lawan untuk pendapatan bertambah debet
Piutang aset berkurang kredit
15. Manajemen dan pemilik hotel sepakat untuk membeli kembali beberapa lembar saham yang telah
dijual kepada publik/pihak ketiga. Saham hotel/perusahaan yang telah beredar,tetapi dibeli kembali
oleh pemilik/perusahaan yang menerbitkan saham tersebut disebut treasury stock. Hotel membeli
kembali dengan tunai beberapa lembar saham dengan tujuan dan alasan tertentu sejumlah Rp 5.000
Pembukuan pada jurnal:
Tgl Keterangan No.rek Debet Kredit
Treasury stock, saham biasa 5.000 -
Pada Bank A - 5.000
Analisis transaksi:
Rekening Klasifikasi Pengaruh Debet/kredit
Treasury stock Lawan untuk modal saham berkurang debet
Bank (kas) aset berkurang kredit
BAB 4
DAFTAR REKENING
4.1 PENDAHULUAN
Daftar rekening merupakan salah satu alat bantu manajemen pada bidang akuntansi yang sangat
penting. Melalui daftar rekening, manajemen memberikan panduan bagi petugas bagian akuntansi hotel
(biasa disebut akuntan internal) dalam melakukan tugas secara profesional. Transaksi akuntansi hanya
boleh dibukukan pada rekening-rekening yang ada dalam daftar rekening yang telah ditentukan oleh
manajemen hotel. Dengan kata lain, petugas akuntansi tidak boleh membukukan transaksi di luar daftar
rekening yang diberikan. Rekening-rekening yang dicantumkan pada daftar rekening disesuaikan dengan
aktivitas hotel, yaitu yang tercantum dalam rekening rugi-laba, dan sumber daya yang digunakan untuk
melakukan aktivitas bisnis sepert yang tercantum dalam neraca.
4.2 PENGERTIAN REKENING
Rekening merupakan salah satu dokumen transaksi yang dimiliki oleh hotel selain bukti transaksi
yang merupakan dokumen pendukung dalam membukukan suatu transaksi, dan buku pencatatan awal
yang biasa disebut jurnal. Ibaratnya, rekening merupakan bakti yang menampung semua transaksi yang
terjadi di hotel. Untuk memudahkan tugas-tugas pada bidang akuntansi serta menyederhanakan transaksi
yang terjadi, rekening kemudian diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu rekening riil dan
rekening nominal. Rekening riil yaitu rekening-rekening yang dilaporkan pada neraca, sedangkan
rekeninf nominal adalah rekening-rekening yang dilaporkan dalam laporan rugi-laba.
4.3 KLASIFIKASI REKENING
Dalam daftar rekening, rekening-rekening diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Rekening aset,
2. Rekening utang,
3. Rekening modal,
4. Rekening pendapatan,
5. Rekening harga pokok dan biaya.
Pada klasifikasi rekening di atas rekening-rekening aset, utang, dan modal merupakan rekening riil
yaitu rekening-rekening yang dilaporkan pada neraca hotel. Adapun rekening-rekening pendapatan dan
harga pokok dan biaya merupakan rekening nominal yang dicantumkan pada laporan rugi-laba. Ciri
rekening-rekening riil adalah bahwa saldonya berkelanjutan (carry-over) dari satu periode akuntansi ke
periode akuntansi berikutnya. Sebaliknya, rekening-rekening nominal saldonya ditutup (close to zero)
setiap akhir satu periode akuntansi. Dengan kata lain, ciri rekening nominal adalah.selalu mulai dari awal
untuk setiap periode akuntansi.
4.4 CATATAN-CATATAN AKUNTANSI YANG DIPERLUKAN
Untuk dapat melaksanakan siklus akuntansi, setiap perusahaan, termasuk hotel, harus memiliki
catatan-catatan akuntansi yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Bukti transaksi sebagai dokumen pendukung dalam membukukan setiap transaksi. Contoh bukti
transaksi misalnya nota pembelian daging ayam segar dari rekanan A untuk 5 januari 2006.
2. Jurnal atau buku pencatatan awal (book of original entry): digunakan untuk mengklasifikasikan
dan membukukan bukti transaksi butir (1) diatas.
3. Buku besar (ledger): untuk mencatat efek setiap transaksi pada setiap rekening aset, utang, dan
modal.
4.5 DAFTAR REKENING UNTUK HOTEL
Daftar rekening merupakan daftar isi aktivitas serta sumber daya yang digurakan untuk
melaksanakan aktivitas tersebut. Dalam menyusun daftar rekening, setiap rekening diberi kode dengan
nomor dan jumlah angka tertentu. Biasanya jumlah angka untuk penyusunan daftar rekening terdiri dari
tiga angka. Berikut dibahas penomoran dan contoh daftar rekening untuk diterapkan di industri
perhotelan. Perlu diingat bahwa contoh daftar rekening ini hanya merupakan panduan, yang bisa jadi
tidak tepat benar untuk hotel tertentu serta dapat diubah sesuai dengan keperluan.
Contoh daftar rekening untuk industri perhotelan diadaptasi dari Uniform System af Accounes for the
Lodging Industry (USALI) Nineh Edition, terbitan The Educational Institute of the American Horel &
Morel Associarion 1996.
1. Penomoran daftar rekening
Sebagai panduan'dapat dipertimbangkan cara penomoran berikut:
● 100-199: aset
● 200-280: utang
● 280-299: Modal
● 300-399: Pendapatan
● 400-499: Harga pokok dan biaya
● 500-599: Gaji dan upah
● 600-699: Biaya lain
● 700-799: Beban tetap
2. Contoh Daftar Rekening
ASET
. AKTIVA LANCAR
100: Kas
101. Kas kecil
102. Bank A
103. Kas dalam USD
104. Deposito berjangka
110: Investasi jangka pendek/markerable securities
111. PT MMN
112. PT KBL
120: Piutang
121. Rekening tamu
122. City ledgpers
- 1. Kartu kredit
- 2. Perusahaan
- 3. Pemerimah
124. Paid-out
125. Antarperusahaan
126. Pemilik (holding company)
127. Piutang lain-lain
130: Notes receivables
131. Piutang dari pemilik
132. Lain-lain
140: Persediaan
141. Makanan
142. Minuman keras (Jiquor)
143. Minuman ringan dan bir
144. Anggur
145. Material and supplies
146. Gas LPG
147. Alat tulis kantor
148. Lain-lain
150: Pembayaran di muka (prepaid expense)
151. Pembayaran di muka asuransi
152. Pembayaran di muka pajak
153. Pembayaran di muka kontrak/sewa
154. Pembayaran bunga
155. Pembayaran di muka lain lain
AK'ITVA JANGKA PANJANG (AKTIVA TETAP)
160. Piutang jangka panjang
165. Investasi jangka panjang
170. Property and eguipment
- 1. Tanah
- 2. Gedung dan perlengkapan gedung
- 3. Furniture and fixtures
- 4. Mesin dan peralatan
- 5. Perlengkapan data processing
- 6. Kendaraan hotel
- 7. Tembikar
- 8. Glassware
- 9. Silverware
- 10. Lena
- 11. Pakaian Seragam
190. Aktiva tetap lain-lain
191. Security deposits
192. Biaya prapembukaan
UTANG
UTANG LANCAR
200. Utang
- 1. Utang dagang
- 2. Utang gaji dan upah
- 3. Utang jasa layanan
- 4. Utang pajak pembangunan I
- 5. Utang pajak penghasilan badan
- 6. Utang dividen
- 7. Utang antarperusahaan
- 8. Utang pajak atas gaji dan upah
- 9. Utang jamsostek
- 10. Utang pajak bumi dan bangunan
- 11. Pendapatan diterima lebih dahulu
220. Uang muka (advance deposit)
221. Uang muka pemesanan kamar
222. Uang muka pesta perjamuan
230. Utang yang diperhitungkan (accrues)
231. Gaji dan upah
232. Telepon dan faksimil
233. Listrik
234. PDAM
235. Gas LPG
236. Porsi utang jangka panjang yang jatuh tempo
UTANG JANGKA PANJANG
250. Utang jangka panjang
251. Utang hipotek
252. Utang antarperusahaan
260. Akurnulasi penyusutan, penyisihan, dan amortisasi
- 1. Gedung dan perlengkapan gedung
- 2. Furniture and fixtures
- 3. Mesin dan peralatan
- 4. Perlengkapan data processing
- 5. Kendaraan
- 6. Tembikar
- 7. Glassware
- 8. Silverware
- 9. Lena
- 10. Pakaian seragam
- 11. Piutang ragu-ragu
- 12. Dana pensiun
- 13. Tunjangan hari raya/jasa produksi
- 14. Amortisasi biaya prapembukaan
MODAL
UNTUK PERSEROAN TERBATAS (PT)
300. Modal
310. Saham biasa
311. Saham Preferensi
330. Laba yang ditahan.
331. Rugi-laba tahun berjalan
332. Dividen yang belum didistribusikan
333. laba yang belum didistribusikan
340. Agio/Disagio saham
350. Saham dibeli kembali (creasury stocks)
UNTUK PERUSAHAAN PERSEORANGAN/PERSEKUTUAN
300. Modal
310. Modal pemilik/sekutu
320. Prive pemilik/sekutu
330. Laba yang ditahan
331. Rugi-laba tahun berjalan
332. Laba yang belum didistribusikan
PENDAPATAN
400. Pendapatan Kamar
401. Transient-regular
402. Konvensi-group
403. Day-use
410. Pendapatan lain-lain
411. Penyesuaian pendapatan
420. Pendapatan Makanan
421. Restoran A
422. Room service
423. Pendapatan lain
424. Penyesuaian pendapatan
430. Pendapatan Minuman
431. Restoran A
432. Bar A
433. Pendapatan lain-lain
434. Penyesuaian pendapatan
440. Telekomunikasi (telepon, faksimil, dan internet)
441. Lokal
442. SLJJ
443. Internasional
444. Internet
445. Faksimil
446. Penyesuaian pendapatan
450. Pendapatan binatu
451. Binatu-tamu
452. Dry cleaning
453. Penyesuaian pendapatan
460. Penyewaan ruangan
461. Ruangan kantor
462. Ruangan pertokoan
470. Pendapatan lain-lain
471. Komisi
472. Penjualan barang bekas
BIAYA DAN HARGA POKOK
BIAYA OPERASIONAL DEPARTEMEN
510. Kamar-kantor depan
511. Gaji dan upah
512. Pemesanan kamar
513. Komisi
514. Pakaian seragam
515. Kesejahteraan karyawan
516. Alat tulis kantor
517. Biaya lain
520. Kamar-tata graha
521. Gaji dan upah
522. Tembikar dan gelas
523. Pakaian seragam
524. Lena
525. Kesejahteraan karyawan
526. Bahan pembersih.
527. Alat tulis kantor
528. Biaya lain
530. Harga pokok makanan dan minuman
531. Harga pokok makanan konsumsian
532. Penyesuaian untuk harga pokok makanan konsumsian
533. Harga pokok minuman konsumsian
534. Penyesuaian untuk harga pokok minuman konsumsian
540. Makanan dan minuman
- 1. Gaji dan upah
- 2. Tembikar (chinaware) dan gelas (glassware)
- 3. Pakaian seragam
- 4. Lena
- 5. Kesejahteraan karyawan
- 6. Bahan pembersih
- 7. Peralatan dari perak (silverware)
- 8. Binatu untuk lena
- 9. Pertunjukan musik
- 10. Gas LPG
- 11. Alat tulis kantor
- 12. Biaya lain
550. Telekomunikasi (telepon, faksimil, dan internet)
551. Gaji dan upah:
552. Pakaian seragam
553. Kesejahteraan karyawan
554. Alat tulis kantor
555. Biaya telepon dan internet
556. Biaya pemeliharaan peralatan
560. Biaya binatu dan dry cleaning
561. Gaji dan upah
562. Pakaian seragam
563. Kesejahteraan karyawan
564. Alat tulis kantor
565. Biasa bahan kimia dry cleaning
570. Biaya kolam renang
571. Gaji dan upah
572. Pakaian seragam
573. Kesejahteraan karyawan
574. Alat tulis kantor
575. Biaya listrik
576. Biaya pemeliharaan peralatan
577. Biaya bahan dipakai habis untuk kolam renang
BIAYA OPERASIONAL TIDAK TERDISTRIBUSIKAN
610. Biaya pemrosesan data (data processing) .
611. Gaji dan upah
612. Pakaian seragam
613. Kesejahteraan karyawan
614. Alat tulis kantor
605. Pemeliharaan hardware.
616. Pemeliharaan software
617. Biaya lain
620. Biaya sumber daya manusia
621. Gaji dan upah
622. Pakaian seragam
623. Kesejahteraan karyawan
624. Alat tulis kantor
625. Biaya kesehatan
626. Biaya hubungan industrial
627. Biaya perekrutan
628. Biaya pelatihan
629. Biaya transportasi karyawan
630. Biaya administrasi dan umum
- 1. Gaji dan upah
- 2. Pakaian seragam
- 3. Kesejahteraan karyawan
- 4. Alat tulis kantor
- 5. Biaya komisi kartu kredit
-6. Sumbangan
- 7. Biaya asuransi umum
- 8. Biaya penagihan kartu kredit
- 9. Biaya over/short
- 10. Biaya rapat
- 11. Biaya perjalanan dan perjamuan
- 12. Biaya penyisihan piutang ragu-ragu
- 13. Biaya tenaga profesional
640. Biaya pemasaran
-. 1. Gaji dan upah
- 2. Pakaian seragam
- 3. Kesejahteraan karyawan
-. 4. Alat tulis kantor
- 5. Biaya komisi
- 6. Biaya pencetakan grafis untuk in-house (dalam hotel)
- 7. Biaya surat-menyurat.
- 8. Biaya advertensi
- 9. Biaya iuran pemasaran
- 10. Biaya perjamuan
- 11. Biaya sales calls
- 12. Biaya cetakan untuk promosi
650. Biaya pemeliharaan dan energi
- 1. Gaji dan upah
- 2. Pakaian seragam
- 3. Kesejahteraan karyawan
- 4. Alat tulis kantor
- 5. Pemeliharaan gedung
- 6. Peralatan listrik dan mekanik
- 7. Tirai dan gorden
- 8. Pemeliharaan taman
- 9. Peralatan teknik
- 10. Pemeliharaan tangga berjalan dan elevator
- 11. Pemeliharaan mebeler
- 12. Pengecatan dan dekorasi ulang
- 13. Penanganan limbah dapur
- 14. Pembasmi hama
- 15. Bahan dipakai habis pemeliharaan
- 16. Premium, solar, dan oli
- 17. Gas
- 18. Listrik
- 19. Air
- 20. Biaya lain
BEBAN TETAP
700. Management fees
710. Biaya sewa atau leasing
711. Tanah
712. Gedung
713. Peralatan
714. Peralatan telepon
715. Peralatan data processing
716. Lisensi software
717. Kendaraan
720. Pajak
721. Pajak Bumi dan Bangunan
722. Pajak Penghasilan Badan
723. Pajak lainnya
730. Biaya asuransi
731. Gedung dan perlengkapan gedung
732. Kendaraan hotel
733. Asuransi lainnya
740. Biaya bunga
741. Bunga kredit jangka panjang
742. Bunga lainnya
750. Depresiasi amortisasi dan penyisihan
- 1. Gedung dan perlengkapan gedung
- 2. Mesin dan peralatan
- 3. Perlengkapan data processing
- 4. Kendaraan
- 5. Furniture and fixtures
- 6. Tembikar
- 7. Glassware
- 8. Silverware
- 9. Lena
- 10. Pakaian seragam
- 11. Leasing modal
- 12. Amortisasi biaya prapembukaan
770. Rugi/laba penjualan aktiva tetap
790. Pajak atas gaji, upah dan kesejahteraan karyawan
791. Gaji dan upah
792. Jamsostek
793. Dana Pensiun 794.
794. Makanan dan minuman karyawan
795. Pakaian seragam
796. Tunjangan hari raya/jasa produksi
797. Tunjangan kesehatan
798. Pajak lainnya
Dari daftar rekening di atas, rekening utang, property and eguipment, akumulasi penyusutan,
penyisihan, dan amortisasi, makanan dan minuman, administrasi dan umum (A&G), pemasaran, dan
pemeliharaan dan energi; penomoran rekening yang merupakan bagian dari rekening-rekening tersebut
(buku pembantu) diisi dengan tanda garis pisah (-). Hal ini dilakukan karena kegiatan pada rekening-
rekening tersebut relatjf banyak, melampaui sepuluh kegiatan. Bila nomor rekening tidak diberi tanda
garis pisah maka dapa membingungkan karena akan tumpang tindih dengan sistem penomoran daftar
rekening Misalnya, tanpa tanda garis pisah, rekening administrasi dan umum untuk biaya rapat akan
bernomor 640. Nomor ini akan membingungkan dengan nomor rekening biaya pemasaran yang juga
bernomor 640.
4.6 BENTUK-BENTUK REKENING
Dalam praktik akuntansi, rekening memiliki beberapa bentuk (format) dari yang sederhana sampai
yang lebih lengkap. Demikian pula format dengan komputer berbeda dengan yang dikerjakan secara
manual.
1. BENTUK REKENING DUA KOLOM
Bentuk Rekening Dua Kolom, biasa juga disebut T account karena bentuknya seperi huruf T, paling
lazim digunakan sebagai contoh dalam penjelasan transaksi di kelas akuntansi. Dengan bentuk T
ini,rekening hanya terdiri dari dua kolom, yaitu debet disebelah kiri dan kredit disebelah kanan. Bila
jumlah debet lebih besar daripada kredit, maka saldonya adalah debet. Sebaliknya, bila jumlah kredit
melampaui debet maka saldonya adalah saldo kredit. Kini dengan perjalanan waktu, bentuk dua kolom
sudah sangat jarang digunakan pada praktik akuntansi.
Rekening: Kas Nomor Rekening:100
Tgl Keterangan Ref Debet Tgl Keterangan Ref Kredit

Contoh rekening dua kolom


2. BENTUK REKENING TIGA KOLOM
Bentuk rekening tiga kolom kini juga lazim diterapkan karena dapat menangkap lebih banyak
informssi, terutama mengenai saldo suatu rekening. Pada rekening tiga kolom ini, debet tetap berada di
sisi kiri dari kredit, dan satu kolom yang berada paling luar yang menunjukkan saldo rekening yang
bersangkutan. Untuk rekening yang dikerjakan secara manual, saldo kredit biasanya diisi dengan tanda
kurung () atau warna merah. Namun, dengan teknologi komputerisasi, saldo kredit biasa diberi tanda
minus (-).
Rekening: Kas Nomor Rekening: 100
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo

Contoh rekening tiga kolom


3. BENTUK REKENING EMPAT KOLOM
Seperti namanya, rekening ini memiliki empat kolom yang terdiri atas debet dan kredit untuk
membukukan transaksi, dan saldo rekening bersangkutan yang terdiri dari debet dan kredit. Pencatatan
transaksi dengan rekening empat kolom ini sangat membutuhkan ketelitian, terutama ketika
membukukan saldo suatu rekening. Dengan rekening empat kolom ini, akuntan tidak perlu lagi memberi
tanda minus atau dalam kurung untuk saldo kredit karena kolom kredit sudah tersedia pada saldo
rekening.
Rekening: Kas Nomor Rekening: 100
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
Debet Kredit

Contoh rekening empat kolom

Contoh penerapan transaksi debet dan kredit pada rekening


Rekening piutang yang merupakan aset hotel, jumlahnya meningkat dengan transaksi debet dan
berkurang dengan transaksi kredit. Saldo normal untuk piutang adalah debet. Berikut diberikan contoh
pembukuan transaksi pada rekening. Angka-angka yang dicatat pada rekening di bawah ini hanya bersifat
ilustratif.
Rekening: Piutang Nomor Rekening: 120
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
10/1/06 Pendapatan kamar JP 1 100.000 - 100.000
30/1/06 Pembayaran tunai JPK 2 - 60.000 40.000

Anda mungkin juga menyukai