Anda di halaman 1dari 14

KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI MASA PANDEMI COVID-

19

MAKALAH

OLEH

SYIFA NABILAH

43121010210

Pembimbing

Dr. Sudjono, M.Acc.

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul " KEPATUHAN WAJIB
PAJAK DI MASA PANDEMI COVID-19."

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada (DOSEN) selaku guru
(MATKUL)yang telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Makalah ini memberikan panduan dalam pembelajaran bahasa indonesia. Bagi siswa-siswi
untuk memahami dan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.

Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik
senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga karya
ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya penggunaan bahasa
indonesia dalam pembelajarn.

Jakarta, 21 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
Latar Belakang................................................................................................................................1
Batasan Masalah............................................................................................................................2
Rumusan Masalah..........................................................................................................................2
Tujuan............................................................................................................................................3
Manfaat..........................................................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................................................4
2.1 Grand Theory,Middle Theory dan Operational Theory............................................................4
2.2 Peneliti Terdahulu....................................................................................................................4
2.3 Hipotesis...................................................................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................................................7
3.1Penerapan.................................................................................................................................7
3.2 Penelitian Terdahulu................................................................................................................7
Luh Putu Santi Krisna Dewi dan Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati (2018)..................................7
R.A. Meiska Lianty, Dini Wahjoe Hapsari, dan Kurnia (2017).....................................................7
3.3 Pembahasan.............................................................................................................................7
3.3.1 Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak..................7
3.3.2 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak................................8
3.3.3 Pengaruh Pelayanan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.................................9
BAB IV KESIMPULAN.........................................................................................................................10
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................................10
4.2 Saran......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................11

ii
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penerimaan pajak merupakan sumber utama atau tulang punggung penerimaan


negara yang digunakan untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Besarnya
kontribusi penerimaan pajak terhadap APBN sejak tahun 2012-2014 cukup signifikan
yaitu mencapai lebih dari 90%. Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) berupaya untuk mengoptimalkan penerimaan pajak. Namun
demikian fakta menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih
memprihatinkan, karena tax ratio dan tax gap yang masih rendah. Untuk itu perlu dikaji
secara intensif faktorfaktor yang memengaruhi kepatuhan wajib pajak. (Farah Latifah
Nurfauziah, 2017).
Berbagai macam upaya sudah dilakukan oleh Direktorat Jendral pajak untuk
mengatasi permasalahan rendahnya tingkat kesadaran masyarakat. Upaya itu meliputi
pembayaran pajak yang bisa dilakukan di kantor pos maupun bank-bank instansi yang
terkait, banyak aplikasi-aplikasi online yang memudahkan wajib pajak untuk
melakukan akses pembayaran kapanpun. Upaya ini bertujuan agar menumbuhkan niat
wajib pajak agar wajib pajak patuh dalam melakukan pelaporan dan pembayaran pajak.
Upaya tersebut belum berpengaruh secara signifikan apabila dilihat jumlah wajib pajak
yang melapor SPT tahunan. (Nurhakim et al., 2015).
Pada tahun 2016, realisasi rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan sebesar
63,15% dari target yang telah ditetapkan sebesar 72,50% ini menunjukkan bahwa
tingkat kesadaran wajib pajak untuk melaksakanan kewajibannya pada tahun 2016
sangat baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Rasio kepatuhan tahun 2016
tumbuh dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 2,73% (realisasi rasio kepatuhan
tahun 2015 sebesar 60,42%). Hal ini memperlihatkan bahwa kebijakankebijakan yang
diberikan pemerintah nantinya diharapkan akan lebih membantu meningkatkan
kepatuhan wajib pajak untuk melakukan kewajibannya.
Kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi di awal tahun 2020 mengakibatkan
penerimaan pemerintah menjadi rendah (Santoso, 2021). Salah satu sumber terbesar
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dalam mengatasi pandemi ini adalah
penerimaan pajak. Pajak merupakan sumber penerimaan Pemerintah yang digunakan
dalam pembangunan di Indonesia (Mareti & Dwimulyani, 2019). Menurut Menteri
Keuangan Indonesia menyatakan bahwa sampai pada akhir tahun 2020 penerimaan
pajak telah mencapai 85,65% dari target penerimaan pajak sebesar Rp. 1.198,8 trilliun
dengan tingat kepatuhan mencapai 78% (Kementerian Keuangan, 2020). Tingkat

1
kepatuhan Wajib Pajak non karyawan dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya (Kementerian Keuangan, 2020). Keleluasaan untuk menunda penyampaian
SPT terjadi karena tingkat kesadaran Wajib Pajak non karyawan menjadi berkurang
(PajakOnline, 2020). Adanya relaksasi atau kelonggaran melakukan penyampaian SPT
tahunan di tengah masa pandemi dalam rangka meringankan beban perpajakan masih
belum dapat mengakibatkan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya mengalami peningkatan (PajakOnline, 2020). Padahal
penerimaan pemerintah dari sektor perpajakan didukung dengan kepatuhan wajib pajak.
Kepatuhan wajib pajak merupakan bentuk kerelaan individu dalam memenuhi
kewajiban membayar pajak sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai warga negara
kepada pemerintah (Yustikasari et al., 2020).
Wajib pajak orang pribadi non karyawan seperti profesi dokter di Indonesia
semakin meningkat setiap tahunnya. Tercatat jumlah profesi dokter di Indonesia
mengalami peningkatan sebanyak 10-12 ribu per tahunnya (Kementerian Kesehatan,
2020). Berdasarkan data yang terdaftar di IDI, jumlah profesi dokter mencapai 160 ribu
yang terdiri dari 138 ribu dokter umum dan 30 ribu dokter spesialis yang jumlahnya
dinamis (Kementerian Kesehatan, 2020). Berdasarkan data tersebut, dokter merupakan
profesi yang memiliki potensi sebagai kontributor penerimaan pajak. Walaupun
jumlahnya masih lebih rendah dibandingkan dengan wajib pajak badan, kepatuhan
wajib pajak orang pribadi dapat mempengaruhi jumlah penerimaan negara dari sektor
perpajakan di Indonesia. Kewajiban wajib pajak khususnya tenaga kesehatan banyak
dipengaruhi persepsi dan perilaku dari wajib pajak tersebut. Tenaga kesehatan yang
memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi seharusnya memiliki pemahaman atas
kewajiban perpajakan yang lebih baik (Pujilestari et al., 2021). Oleh karena itu,
penelitian terkait dengan kepatuhan wajib pajak orang pribadi atas tenaga kesehatan
perlu untuk diinvestigasi lebih lanjut.

Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan penelitian pada pokok permasalahan, dan untuk mencegah
terlalu luasnya pembahasan yang mengakibatkan terjadinya kesalahan interoretasi
terhadap simpulan yang dihasilkan, maka dalam hal ini dilakukan pembatasan bahwa
faktor-faktor yang digunakan sebagai variabel penelitian adalah kepatuhan wajib
pajakpada masa pandemi covid 19.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, masalah yang dapat
diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah :

2
1. Bagaimana Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak?
2. Bagaimana Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
3. Bagimana Pengaruh Pelayanan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Tujuan

1. Untuk menganalisis Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan


wajib pajak
2. Untuk Menganalisis Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak
3. Untuk Menganalisis Pengaruh Pelayanan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak

Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini


diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak antara lain :
1. Manfaat Teori
a. Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang kepatuhan wajib pajak di masa
pandemi.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan
konseptual bagi peneliti sejenis maupun penelitian selanjutnya dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia
pendidikan.
c. Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi bagi peneliti
lain yang akan meneliti masalah yang sama atau yang berkaitan dengan masalah
ini.

3
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Grand Theory,Middle Theory dan Operational Theory


Dalam menyusun suatu penelitian dengan metode pendekatan kuantitatif, maka
diperlukan pengurutan teori yang akan digunakan secara sistematis mulai dari Grand
Theory, Middle Range Theory, dan Applied Theory. Grand theory pada umumnya adalah
teori-teori makro yang mendasari berbagai teori di bawahnya. Disebut grand theory karena
teori tersebut menjadi dasar lahirnya teori-teori lain dalam berbagai level. Grand Theory di
sebut juga makro karena teori-teori ini berada dilevel makro, bicara tentang struktur dan
tidak berbicara fenomena-fenomena mikro. Middle theory adalah dimana teori tersebut
berada pada level mezzo atau level menengah yang fokus kajiannya makro dan juga mikro.
Sedangkan Applied Theory adalah suatu teori yang berada dilevel mikro dan siap untuk
diaplikasikan dalam konseptualisasi.

Maka dari itu, teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipetakan sebagai
berikut:

 Grand Theory : Theory of Reasoned Action (TPA)


 Middle Theory : Theory of Planned Behavior
 Applied Theory : Pengetahuan dan Pemahaman Pajak

2.2 Peneliti Terdahulu


Beberapa peneliti terdahulu yang berhubungan dengan tax compliance diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Pangestu dan Oman (2012) dengan judul penelitian analisis
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tax compliance penyetoran SPT masa. Grand
theory penelitian ini adalah sikap berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk
patuh, norma subyektif berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh,
kontrol keperilakuan yang dipesepsikan berpengaruh signifikan terhadap niat wajb pajak
untuk patuh, dan niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
pajak.

Penelitian Pangestu dan Oman (2012) menggunakan metode survei yang dilakukan
di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto Kabupaten Banyumas. Sampel
penelitian ini adalah PKP baik orang pribadi maupun badan yang menyampaikan SPT Masa
PPN pada bulan Desember 2011. Pangestu dan Oman (2011) menggunakan teknik analisa
data SEM. Hasil pengujian membuktikan bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap niat
wajib pajak untuk patuh. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin positif sikap wajib pajak
untuk patuh terhadap pajak, maka niat wajib pajak untuk patuh semakin besar. Hipotesis

4
kedua menyatakan bahwa norma subyektif tidak berpengaruh signifikan terhadap niat wajib
pajak untuk patuh. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar norma subyektif atau
tekanan sosial dari lingkungan wajib pajak, maka semakin besar pula niatnya untuk patuh.
Pengaruh yang tidak signifikan menunjukkan bahwa niat seseorang tidaklah semata-mata
dipengaruhi oleh norma subyektif dari orang-orang di sekelilingnya. Hipotesis ketiga
menyatakan bahwa kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan
terhadap niat wajib pajak untuk patuh. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi
wajib pajak atas kendali dan kesanggupan yang dimilikinya akan mendorong niat wajib
pajak untuk patuh. Hipotesis keempat menyatakan bahwa niat wajib pajak untuk patuh
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak. Hal ini berarti bahwa wajib pajak yang
memiliki niat untuk patuh yang tinggi, kepatuhan pajaknya juga tinggi.

Utami, dkk (2012), meneliti tentang pengaruh faktor ekternal terhadap tingkat
kepatuhan pajak di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang. Grand theory
penelitian adalah kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap tingkat
kepatuhan membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak
berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan membayar pajak, persepsi atas efektifitas
sistem perpajakan berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan membayar pajak, kualitas
pelayanan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan membayar pajak.

2.3 Hipotesis
Sikap terhadap peraturan perpajakan merupakan perasaan positif atau negatif yang
ditunjukkan oleh WPOP terhadap peraturan perpajakan. Sikap positif terhadap peraturan
perpajakan akan mempengaruhi individu untuk berniat mematuhi peraturan perpajakan.
Sebaliknya, sikap negatif terhadap peraturan perpajakan akan mempengaruhi individu
untuk berniat tidak mematuhi peraturan perpajakan (Agustiantono dan Andri, 2012). Dalam
hal ini, seseorang berkecenderungan akan bertindak untuk melakukan tindakan terhadap
objek sikap jika seseorang tersebut mendukung suatu objek sikap .

Penelitian ini berdasarkan konsep sikap yang didasarkan oleh sikap manusia secara
umum yang kemudian diterapkan pada kepatuhan pajak oleh wajib pajak. Sikap wajib
pajak terhadap kepatuhan pajak dibentuk oleh suatu keyakinan-keyakinan wajib pajak
meliputi apa yang diketahui, diyakini, dan dialami wajib pajak mengenai pelaksanaan
peraturan perpajakan. Keyakinankeyakinan terhadap perilaku kepatuhan pajak akan
menghasilkan suatu sikap terhadap kepatuhan pajak yang positif atau negatif, yang
kemudian akan membentuk niat wajib pajak untuk patuh atau tidak patuh terhadap
peraturan perpajakan yang berlaku Penelitian Pangestu dan Oman (2012) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa seseoang wajib pajak yang mendukung (bersikap positif)

5
terhadap tindakan kepatuhan pajak akan memiliki kecenderungan untuk melakukan
tindakan kepatuhan pajak. Demikian pula sebaliknya, seorang wajib pajak yang tidak
mendukung (bersikap negatif) terhadap tindakan kepatuhan pajak akan memiliki
kecenderungan untuk tidak melakukan tindakan kepatuhan pajak. Berdasarkan teori dan
penjelasaan diatas, dikembangkan hipotesis sebagai berikut :

H1a : Sikap berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh pajak.

H1b : Sikap berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak dengan niat sebagai variabel
intervening

6
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Penerapan

Kepatuhan pajak (tax compliance) dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku di


mana Wajib Pajak (WP) memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya. Terdapat dua macam kepatuhan, yakni kepatuhan formal
dan kepatuhan materiil.

3.2 Penelitian Terdahulu

1. Luh Putu Santi Krisna Dewi dan Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati (2018)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak, sanksi
perpajakan, penerapan sistem e-filling dan pengetahuan tax amnesty terhadap kepatuhan
pelaporan wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 100 sampel dengan batas kesalahan 10%
dari keseluruhan WPOP yang terdaftar dan merupakan wajib pajak efektif di KPP Pratama
Denpasar Timur. Teknik analisis data yang digunakan yaitu purposive sampling. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Luh Putu Santi Krisna Dewi dan Ni Ketut lely Aryani
Merkusiwati (2018) menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak, sanksi perpajakan,
penerapan sistem e-filling, dan pengetahuan tax amnesty berpengaruh positif terhadap
kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Denpasar Timur.

2. R.A. Meiska Lianty, Dini Wahjoe Hapsari, dan Kurnia (2017)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengetahuan


perpajakan, sosialisasi perpajakan, dan pelayanan fiskus baik secara simultan maupun
parsial terhadap kapetuhan wajib pajak OP (Non Karyawan) di KPP Pratama Bandung
Bojonagara. Sampel pada penelitian ini adalah wajib pajak OP (Non Karyawan) yang
berjumlah 100 orang. Teknik analisis data yang digunakan yaitu convenience sampling dan
metode analisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa secara simultan pengetahuan perpajakan dan pelayanan fiskus berpengaruh
signifikan dengan arah yang positif terhadap kepatuhan wajib pajak OP (Non Karyawan)
sedangkan sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak OP (Non Karyawan) di KPP Pratama Bandung Bojonagara.

7
3.3 Pembahasan

3.3.1 Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

Respon wajib pajak terhadap pelayanan yang dilakukan oleh petugas pajak
dapat mendasari tindakan yang dilakukan oleh wajib pajak tersebut. Kondisi ini
dapat dilihat dari teori perilaku yang terencana (Ajzen, 1991), di mana individu
akan bertindak sesuai dengan keyakinan perilaku (Afdalia et al., 2014). Respon
wajib pajak dapat berupa kenyamanan dan kemudahan dalam proses pelayanan
perpajakan. Selain itu, respon wajib pajak dapat berkorelasi dengan kedisiplinan
petugas pajak dalam memberikan pelayanan dan kemudahan akses. Selain itu,
wajib pajak menilai petugas pajak dalam merespon dan melayani wajib pajak tidak
melakukan diskriminasi. Proses transaksi perpajakan yang dilakukan oleh wajib
pajak dan pelayanan yang dilakukan oleh petugas pajak turut membentuk sikap
wajib pajak dalam merespon kepatuhan perpajakan. Petugas pajak yang
merupakan wakil pemerintah dalam berhubungan dengan wajib pajak,
memberikan cerminan kualitas pelayanan Pemerintah kepada masyarakat. Oleh
karena itu, pelayanan dari petugas pajak dapat meningkatkan kewajiban
perpajakan dari wajib pajak. Kondisi ini sejalan dengan temuan dari Ardiyansyah
et al. (2016), Ariani & Biettant (2019), Harmenita et al. (2016), Pebrina &
Hidayatulloh (2020), Samira (2015). Pelayanan perpajakan yang dilakukan oleh
petugas pajak dapat mempengaruhi respon wajib pajak orang pribadi sebagai
individu. Kondisi ini terkait dengan dengan keyakinan perilaku dari wajib pajak
dalam merespon pelayanan tersebut. Pelayanan baik Pemerintah yang diwakili
oleh petugas pajak dapat mendorong kepatuhan wajib pajak orang pribadi
termasuk profesi dokter yang memiliki pekerjaan bebas

3.3.2 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hasil


pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil pengujian ini sejalan dengan Yanti et al.
(2021), dan Yustikasari et al. (2020), namun tidak sejalan dengan Mintje (2016),
Nugroho et al. (2016), Patmasari et al. (2016), Samira (2015). Tingkat kesadaran
wajib pajak tidak dapat mendorong wajib pajak semakin patuh dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya. Walaupun berdasarkan hasil analisis deskriptif variabel
kesadaran wajib pajak menunjukan nilai rata-rata sebesar 4.304, yang menunjukan
bahwa secara rata-rata responden sadar akan kewajiban perpajakannya, namun
kondisi ini bukan menjadi faktor bagi wajib pajak untuk mematuhi kewajiban
perpajakannya. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, wajib pajak non karyawan

8
profesi dokter sikap patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya bukan
berdasarkan kesadaran berdasarkan keyakinan perilaku. Dalam kondisi pandemi
covid19, wajib pajak profesi dokter memahami bahwa alokasi penganggaran
pemerintah harus berfokus kepada kesehatan masyarakat dan mungkin mendorong
keyakinan perilaku wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
Namun, kondisi tersebut bukan diakibatkan dari kesadaran wajib pajak untuk
memenuhi kewajiban perpajakannya. Wajib pajak profesi dokter mungkin
menganggap bahwa kontribusi yang telah dilakukan kepada masyarakat tidak
selalu diwujudkan dengan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Wajib pajak
profesi dokter mungkin merasa saat ini sudah memberikan kontribusi yang besar
kepada masyarakat khususnya pelayanan kesehatan masyarakat di era pandemic
covid19.

3.3.3 Pengaruh Pelayanan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pelayanan perpajakan


berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil pengujian ini sejalan
dengan Ardiyansyah et al. (2016), Ariani & Biettant (2019), Harmenita et al.
(2016), Pebrina & Hidayatulloh (2020), Samira (2015), namun tidak sejalan
dengan Bahri et al. (2018), Patmasari et al. (2016), Ulynnuha (2018). Semakin
tinggi kualitas pelayanan petugas pajak dapat mempengaruhi sikap patuh dari
wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Semakin mudahnya
fasilitas yang dibuat oleh petugas pajak seperti fasilitas online dalam melakukan
pembayaran dan pelaporan pajak dapat mengakibatkan wajib pajak merasa
nyaman dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya (Pebrina & Hidayatulloh,
2020). Berdasarkan hasil analisis deskriptif variabel pelayanan perpajakan secara
rata-rata sebesar 4.25 yang menunjukan bahwa rata-rata responden menganggap
bahwa pelayanan perpajakan sudah dilakukan dengan baik oleh petugas pajak.
Wajib Pajak non karyawan profesi dokter sangat terbantu dengan kualitas
pelayanan petugas pajak dalam kondisi pandemi Covid-19. Kemudahan dalam
melakukan aktivitas kewajiban perpajakan yang dibantu oleh petugas pajak
mengakibatkan wajib pajak kalangan profesi dokter dapat memenuhi kewajiban
perpajakannya. Petugas pajak yang melayani wajib pajak dapat meningkatkan
kepatuhan kewajiban perpajakannya (Ardiyansyah et al., 2016). Keyakinan
perilaku wajib pajak profesi dokter berkaitan erat dengan respon atas pelayanan
dari petugas pajak mengakibatkan wajib pajak menjadi patuh untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya.

9
BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Kepatuhan wajib pajak non karyawan profesi dokter didukung dengan pelayanan
perpajakan dan peraturan perpajakan. Namun, kepatuhan pajak tersebut tidak berdasarkan
atas pemahaman perpajakan dari wajib pajak profesi dokter. Profesi dokter tidak
menganggap bahwa pemenuhan kewajiban perpajakan merupakan salah satu bentuk
kontribusi warga negara dalam pembangunan pemerintah berdasarkan pemahaman
perpajakannya. Di sisi lain, pelayanan perpajakan di masa pandemi covid19 yang
memudahkan wajib pajak mengakibatkan kepatuhan wajib pajak non karyawan semakin
meningkat. Selain itu, adanya peraturan perpajakan yang melonggarkan wajib pajak pada
era pandemi covid19 mengakibatkan kepatuhan pajak profesi dokter juga semakin
meningkat. Terobosan Pemerintah terkait dengan peraturan perpajakan pada era pandemi
covid19 mengakibatkan wajib pajak profesi dokter merespon secara positif

4.2 Saran

Penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampel relatif sedikit karena waktu
penyebaran kuisioner dan pengolahan data yang relatif singkat. Selain itu, responden dalam
penelitian ini menggunakan responden yang terdapat di wilayah Jabodetabek sehingga hasil
penelitian ini tidak menggenalisir untuk hasil penelitian dengan responden di wilayah
lainnya. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih banyak dan
menggunakan responden di wilayah lainnya untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih
baik. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh Otoritas Perpajakan di Indonesia untuk
memperbaiki kebijakan perpajakan khususnya dalam era pandemi covid19 dengan tetap
mendapatkan penerimaan pajak secara optimal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Afdalia, N., Pontoh, G. T., & Kartini, K. (2014). Theory of planned behavior dan readiness
for change dalam memprediksi niat implementasi peraturan pemerintah nomor 71
tahun 2010. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 18(2), 110–123.
https://doi.org/10.20885/jaai.vol18.iss2.art3

Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior And Human
Decision Provesses, 50, 179–211. https://doi.org/10.1016/0749-5978(91)90020-T

Ardiyansyah, A., Kertahadi, K., & Dewantara, R. Y. (2016). Pengaruh pelayanan fiskus
terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kepuasan wajib pajak. Jurnal Perpajakan
(JEJAK), 11(1), 1–10. https://www.neliti.com/publications/194170/pengaruh-
pelayananfiskus-terhadap-kepatuhan-wajib-pajak-melalui-kepuasan-wajib

Arham, A., & Firmansyah, A. (2021). The role of behavioral theory in the research of
msmes tax compliance in Indonesia. Riset, 3(1), 417–432.
https://doi.org/10.37641/riset.v3i1.71

Ariani, M., & Biettant, R. (2019). Pengaruh pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib
pajak dengan variabel intervening kepuasan wajib pajak. Jurnal Informasi Perpajakan,
Akuntansi Dan Keuangan Publik, 13(1), 15–30.
https://doi.org/10.25105/jipak.v13i1.4950

Bahri, S., Diantamala, Y., & Majid, M. S. A. (2018). Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak
Pemahaman Peraturan (1). Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, 4(2), 318–334.
https://doi.org/10.24815/jts.v%25vi%25i.13044

Fitria, P. A., & Supriyono, E. (2019). Pengaruh pemahaman peraturan perpajakan, persepsi
tarif pajak dan keadilan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. ECONBANK:
Journal of Economics and Banking, 1(1), 47–54.
https://doi.org/10.35829/econbank.v1i1.7

11

Anda mungkin juga menyukai