DASAR AKUNTANSI I
(Ringkasan Dari Buku “Dasar-Dasar Akuntansi” Edisi 5,
Drs. Al. Haryono Jusup, M.B.A., Akuntan)
DISUSUN OLEH:
FAISAL RAKHMAN, S.E., M.M.
BAB 1
PENDAHULUAN
Peranan akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan
keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu melancarkan tugas
manajemen sangat menonjol, khususnya dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengawasan. Itulah
sebabnya akuntansi semakin banyak dipelajari oleh para usahawan dan diajarkan mulai dari sekolah menengah
hingga perguruan tinggi. Memang tidak dapat disangkal bahwa sebagian besar informasi yang diperlukan para
manajer modern adalah informasi akuntansi. Oleh karena itu para manajer dituntut untuk memiliki kemampuan
menganalisis dan menggunakan data akuntansi.
DEFINISI AKUNTANSI
Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pemakai jasa
akuntansi, dan dari sudut proses kegiatannya.
Definisi dari Sudut Pemakai
Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai "suatu disiplin yang menyediakan
informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
suatu organisasi".
Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk:
1. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh manajemen;
2. Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan pemerintah dan sebagainya.
Pengertian semacam itu tidak benar. Tata buku yang telah dikenal sejak jaman Belanda tidak lain adalah bagian
dari sistem akuntansi Belanda. Tata buku sebenarnya merupakan sebagian proses akuntansi, khususnya yang
berkaitan dengan proses pencatatan. Tata buku adalah elemen prosedur dari akuntansi, seperti aritmatika adalah
elemen prosedur dari matematika.
PROFESI AKUNTANSI
Pada umumnya akuntansi dibedakan menjadi dua bidang yaitu akuntansi publik dan akuntansi
intern. Akuntan Publik adalah akuntansi yang memberikan jasanya untuk melayani kebutuhan masyarakat.
Untuk itu akuntansi publik menerima imbalan jasa dari pemakai jasa, seperti halnya dokter atau penasihat
hukum. Jenis pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh para akuntan publik adalah pemeriksaan laporan keuangan
{auditing), bantuan di bidang perpajakan, dan konsultasi manajemen. Di Indonesia hanya sedikit akuntan yang
berpraktik sebagai akuntan publik. Diperkirakan hanya 5% dari akuntan yang ada di Indonesia memilih
pekerjaan di bidang akuntansi publik. Untuk dapat menjadi akuntan publik harus dipenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh organisasi profesi dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
Akuntan Intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan tertentu. Berbeda dengan
akuntan publik, akuntan intern hanya melakukan pekerjaan untuk kepentingan perusahaan di mana ia bekerja.
Akuntan intern terdapat di berbagai organisasi, baik berupa perusahaan maupun organisasi nirlaba seperti rumah
sakit atau organisasi sosial. Namun jabatan akuntan intern sangat beraneka ragam, ada yang disebut kontroler,
bendahara, atau kepala bidang keuangan.
Para akuntan di Indonesia memiliki organisasi profesi yang disebut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).
Sebagai organisasi profesi, IAI menetapkan kode etik bagi para anggotanya. Organisasi ini juga menetapkan
standar akuntansi keuangan dan standar audit.
BIDANG-BIDANG AKUNTANSI
Sejalan dengan pengelompokan di atas, dalam praktik dijumpai berbagai bidang pekerjaan akuntansi.
Akuntansi Publik
Pemeriksaan laporan keuangan (auditing) adalah bidang pekerjaan profesi akuntansi paling utama yang
diberikan kepada publik (umum).Pemeriksaan laporan keuangan adalah pemeriksaan secara independen untuk
meniiai kewajaran laporan keuangan yang disusun manajemen bagi para investor, kreditur dan pihak luar
lainnya. Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, seringkali tidak dipercaya oleh pihak-pihak luar karena
adanya perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemakai laporan lainnya.
Hasil pemeriksaan akuntan publik dituangkan dalam sebuah laporan yang disebut laporan hasil pemeriksaan
akuntan. Apabila akuntan publik yakin bahwa laporin keuangan menyajikan informasi secara wajar, maka ia
akan memberikan pendapatnya bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi.
Akuntansi perpajakan adalah jasa akuntan publik yang banyak dibu-tuhkan masyarakat. Tujuan yang
ingin dicapai dengan pemberian jasa ini adalah (1) untuk memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku, dan
(2) untuk menekan pajak seminimum mungkin.
Konsultasi manajemen adalah pemberian jasa yang meliputi aspek yang iuas. Biasanya jasa ini
diberikan bersamaan dengan pemeriksaan akuntan. Sebagai pemeriksa, akuntan biasanya mempunyai
pengetahuan yang mendalam mengenai operasi perusahaan yang diperiksanya. Oleh karena itu akuntan
publik dapat memberikan berbagai pertimbangan dan saran kepada manajemen untuk memperbaiki hasil
operasi perusahaan yang menggunakan jasanya.
Akuntan Intern
Akuntansi biaya menganalisis biaya perusahaan untuk membantu manajemen dalam pengawasan biaya.
Biasanya akuntansi biaya ditekankan pada biaya produksi, tetapi akhir-akhir ini penekanan atas biaya
pemasaran juga semakin meningkat. Selain untuk pengawasan, akuntansi biaya yang baik akan membantu
manajemen dalam penetapan harga jual produknya sehingga diperoleh laba yang lebih besar. Selain itu,
akuntansi biaya dapat memberi informasi kepada manajemen tentang produk mana yang tidak menguntungkan
sehingga produksinya harus dihentikan, dan produk mana yang menguntungkan.
Peranggaran menetapkan sasaran penjualan dan laba, serta perencanaan yang terinci untuk mencapai
sasaran tersebut. Penyusunan anggaran selalu memperhatikan data masa lalu yang dilaporkan dalam laporan
akuntansi. Anggaran juga digunakan untuk mengawasi jalannya operasi perusahaan melalui perbandingan
antara data yang sesungguhnya dengan anggaran. Oleh karena itu perusahaan biasanya memandang kegiatan
peranggaran sebagai aspek yang penting dari sistem akuntansinya.
Perancangan sistem informasi mengidentifikasi kebutuhan informasi untuk kepentingan intern maupun
ekstern. Setelah kebutuhan informasi dike-tahui, selanjutnya dirancang dan dikembangkan sistem yang sesuai.
Sistem informasi akuntansi sangat membantu dalam mengawasi jalannya operasi suatu perusahaan.
Pemerikaaan intern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan intern perusahaan. Perusahaan-
perusahaan besar umumnya memiliki staf pemeriksa intern. Para akuntan intern bertugas untuk mengevaluasi
5
sistem akuntansi dan manajemen. Tujuan pokoknya adalah untuk membantu manajemen dalam memperbaiki
efisiensi operasi dan untuk menjamin bahwa para karyawan dan bagian-bagian perusahaan telah
melaksanakan prosedur dan rencana yang ditetapkan manajemen.
Dalam berbagai literatur akuntansi, pembidangan akuntansi sering disederhanakan menjadi dua kelompok
yang disebut akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang bertujuan utama menghasilkan laporan keuangan untuk
kepentingan pihak luar. Yang dimaksud pihak luar adalah pihak-pihak di luar manajemen perusahaan, seperti
investor, kreditur, badan pemerintah dan pihak luar lainnya.
Akuntansi manajemen adalah akuntansi yang bertujuan utama menghasilkan informasi untuk
kepentingan manajemen. Jenis informasi yang diperlukan dalam manajemen dalam banyak hal berbeda dengan
informasi yang diperlukan pihak luar. Umumnya informasi untuk keperluan manajemen bersifat sangat
mendalam, dan diperlukan untuk pengambilan berbagai keputusan manajemen. Informasi semacam ini
biasanya tidak dipublikasikan kepada umum.
Dari uraian di atas terlihat bahwa informasi akuntansi dibutuhkan oleh berbagai pihak dengan kepentingan
yang berbeda-beda. Untuk melayani berbagai kepentingan tersebut diperlukan berbagai bidang khusus dalam
akuntansi. Proses pelaporan informasi akuntansi kepada berbagai pihak oleh berbagai bidang akuntansi
terlihat dalam Gambar 1.2. Dalam gambar ini terlihat bahwa proses pelaporan informasi akuntansi dilakukan
melalui empat jalur, yaitu :(1) jalur laporan untuk manajemen, (2) jalur laporan untuk perpajakan, (3) jalur
laporan khusus, dan (4) jalur laporan keuangan.
Pembahasan dalam buku ini akan ditekankan pada pengolahan data untuk menghasilkan laporan
keuangan (jalur 4) yang merupakan bidang akuntansi keuangan.
PROSES AKUNTANSI
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi. Dalam definisi di atas disebutkan bahwa
akuntansi merupakan suatu proses yang meliputi (1) pencatatan, (2) penggolongan (3) peringkasan, (4)
pelaporan dan (5) penganalisisan data keuangan dari suatu organisasi. Kegiatan pencatatan dan penggolongan
adalah proses yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan.
Sedangkan kegiatan pelaporan dan penganalisisan biasanya hanya dilakukan pada waktu tertentu.
Kegiatan pencatatan dan penggolongan yang bersifat rutin dapat dilakukan dengan tulis tangan seperti
yang dijumpai pada perusahaan-perusahaan kecil, dan ada pula yang dikerjakan dengan mesin-mesin
otomatis seperti kita jumpai pada perusahaan-perusahaan besar. Perkembangan teknologi yang pesat akhir-
akhir ini menunjukkan bahwa penggunaan mesin-mesin pembukuan dan komputer untuk mengolah data
akuntansi semakin banyak digunakan baik dalam perusahaan besar maupun perusahaan menengah. Metode
pencatatan akuntansi mana yang akan digunakan dalam suatu organisasi, apakah metode tulis tangan, mekanik
atau elektronik tergantung pada berbagai faktor. Hal-hal penting yang harus dipertimbangkan antara lain
besarnya organisasi, jumlah data yang harus diproses, dan jumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam
pemakaian setiap metode tersebut. Perusahaan kecil mungkin akan menganggap biaya pemakaian komputer
elektronik terlalu mahal, sebaliknya dalam perusahaan besar penggunaan metode tulis tangan dipandang tidak
mampu memenuhi kebutuhan informasi yang cepat dan sangat banyak jumlahya. Namun demikian tanpa
memandang metode pencatatan akuntansi mana yang digunakan, semua metode tersebut sama-sama
membutuhkan adanya konsep-konsep dasar akuntansi. Mengingat bahwa metode tulis tangan lebih mudah
dipraktikkan di dalam kelas, maka pencatatan akuntansi yang diuraikan dalam buku ini akan dilakukan dengan
metode tersebut.
yang berskala kecil atau perusahaan jasa perseorangan seperti praktik dokter, pengacara dan kantor-kantor
akuntan. Perusahaan semacam ini jarang berkembang menjadi perusahaan besar karena modalnya sangat terbatas.
Persekutuan adalah suat organisasi perusahaan yang merupakan gabungan dari beberapa orang (lebih dari satu orang)
pemilik untuk menyelenggarakan usaha dengan menggunakan nama bersama. Para pemilik disebut sekutu atau partner.
Secara hukum para sekutu mempunyai tanggung jawab penuh atas utang-utang persekutuan, tetapi dilain pihak mereka mem-
punyai hak atas laba perusahaan. Persekutuan yang banyak dijumpai dalam dunia bisnis di Indonesia adalah Firma dan
CV.
Perseroan adalah perusahaan yang modalnya terdiri atas saham-saham. Setiap pemegang saham adalah pemilik
perusahaan yang tanggung jawabnya terbatas sebesar saham yang dimilikinya. Ini berarti para pemegang saham secara
pribadi tidak bertanggung jawab penuh atas seluruh utang perusahaan, melainkan hanya terbatas sebesar penyertaannya
dalam perusahaan tersebut. Itulah sebabnya organisasi perusahaan semacam ini disebut juga perseroan terbatas atau PT.
Perseroan adalah suatu badan hukum yang dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum atas namanya sendiri.
Konsep Entitas
Konsep yang paling mendasar di dalam akuntansi adalah entitas atau kesatuan usaha. Kesatuan usaha
akuntansi adalah suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang berdiri sendiri, terpisah dari organisasi lain
atau individu lain. Ditinjau dari segi akuntansi, antara kesatuan usaha yang satu dengan kesatuan usaha yang lain
atau dengan pemiliknya, terdapat garis pemisah yang tegas. Ini berarti bahwa kejadian keuangan yang
menyangkut suatu kesatuan usaha, tidak boleh dicampur dengan kesatuan usaha lain atau dengan pemiliknya,
dan sebaliknya. Konsep ini penting artinya dalam menilai keadaan keuangan dan hasil usaha yang dicapai suatu
organisasi atau bagian dari organisasi. Tanpa konsep ini maka laporan keuangan dan menjadi kacau, karena apa
yang tercantum dalam laporan keuangan suatu organisasi mungkin dimasuki kejadian-kejadian keuangan yang
sebenarnya tidak berhubungan dengan organisasi tersebut.
Prinsip Obyektivitas
Catatan dan laporan akuntansi harus didasarkan pada data yang bisa dipercaya sebagai laporan yang
menyajikan informasi yang tepat dan berguna. Data yang bisa dipercaya adalah data yang bisa diverifikasi
(diperiksa kebenarannya). Data semacam itu harus bisa dikon-firmasi oleh pengamat yang independen. Oleh
karena itu catatan akuntansi harus didasarkan pada informasi yang berawal dari kegiatan yang didokumentasi
dalam bentuk bukti yang obyektif. Seandainya akuntansi tidak mengenal prinsip obyektivitas, maka pencatatan
akuntansi akan didasarkan pada hal-hal yang tidak obyektif dan bisa mengakibatkan kekacauan.
Prinsip cost atau prinsip biaya menetapkan bahwa harta atau jasa yang dibeli atau diperoleh harus dicatat
atas dasar biaya yang sesungguhnya. Meskipun pembeli tahu bahwa harga mungkin masih bisa ditawar, tetapi
barang atau jasa yang dibeli akan dicatat dengan harga yang sesungguhnya disepakati dalam transaksi yang
bersangkutan.
Sebagai contoh, misalkan kita membeli sebuah radio dari toko yang menjual obral karena toko tersebut
akan dibubarkan. Harga obral radio tersebut adalah Rp50.000,00 sedangkan harga normalnya adalah
Rp80.000,00 oleh karena dalam transaksi kita hanya membayar Rp50.000,00 maka radio ini akan dicatat
dengan harga Rp50.000,00, bukan Rp80.000,00, walaupun kita tahu bahwa harga normal radio tersebut
adalah Rp80.000,00.
TRANSAKSI KEUANGAN
Buku ini akan membahas cara-cara melakukan pencatatan transaksi keuangan, sejak transaksi terjadi
hingga menjadi laporan keuangan. Untuk dapat memahami metode pencatatan akuntansi dan metode
pelaporannya, maka kita harus memahami hakikat kegiatan atau transaksi keuangan perusahaan.
Sebagai organisasi yang bertujuan memperoleh laba, perusahaan berusaha untuk menghasilkan barang dan
jasa yang akan dijual kepada konsumen dengan harga yang menguntungkan. Untuk dapat melaksanakan ke
giatan tersebut, perusahaan membutuhkan sarana dan dana. Keberhasilan perusahaan untuk memperoleh laba
yang diinginkan ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Untuk memperoleh gambaran mengenai
kegiatan keuangan dalam perusahaan, cobalah kita bayangkan perusahaan mebel yang didirikan oleh Tuan
Budiman berikut ini.
Tuan Budiman bermaksud mendirikan sebuah perusahan mebel. Untuk melaksanakan rencana tersebut,
Tuan Budiman membutuhkan bangunan sebagai tempat kerja dan kantor, bahan baku berupa kayu, sejumlah
tenaga kerja, mesin gergaji dan peralatan kerja, dan kebutuhan lainnya. Menurut perhitungan Tuan Budiman
pada tahap pertama diperlukan uang sebesar Rp15.000.000,00 agar semua kebutuhan tersebut dapat
disediakan. Pada saat ini Tuan Budiman hanya memiliki uang (dalam akuntansi uang disebut "kas") sebesar
Rp10.000.000,00. Untuk menutup kekurangannya Tuan Budiman meminjam dari bank sebesar Rp5.000.000,00.
Dengan demikian perusahaan telah memiliki kas yang dibutuhkan untuk memulai usaha.
Tuan Budiman membeli sebuah gedung yang akan digunakan sebagai tempat kerja dan gudang, serta
berbagai peralatan kerja. Di samping itu dibeli juga kayu dan bahan-bahan lain yang diperlukan untuk
membuat mebel. Sejumlah tukang juga sudah dipekerjakan dan mulailah perusahaan mebel ini berproduksi.
Hasil produksi kemudian dijual kepada para konsumen. Sejumlah uang telah mulai mengalir masuk perusahaan.
Kas yang masuk digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya. Demikianlah, untuk melakukan kegiatan produksi
diperlukan pengeluaran kas, dan bila terjadi penjualan, maka kas akan masuk kembali ke perusahaan. Apabila kas
yang terkumpul sudah mencukupi untuk keperluan produksi, maka kas dapat digunakan untuk membayar
utang kepada kreditur atau diserahkan kepada pemilik perusahaan sebagai bagian keuntungan. Aliran kegiatan
yang terjadi pada perusahaan ini nampak seperti terlihat pada Gambar 1.3.
Kegiatan-kegiatan seperti dilukiskan dalam contoh diatas, pada hakikatnya terjadi pada hampir semua
perusahaan. Kegiatan-kegiatan seperti menerima setoran dari pemilik, meminjam uang dari luar perusahaan,
membeli gedung dan peralatan, membeli bahan, membayar gaji pegawai, dan menjual barang, disebut transaksi
keuangan. Walaupun bidang usaha dan skala perusahaan berbeda-beda, namun pada hakikatnya kegiatan
perusahaan selalu berkisar pada penggunaan sejumlah harta pada usaha produktif sehingga dapat dilakukan
penjualan dan diperoleh keuntungan.
Seandainya Tuan Budiman berpendapat bahwa untuk keperluan operasi dibutuhkan tambahan kas sebesar
8
Rp5.000.000,00 dan untuk memenuhi kebutuhan ini perusahaan akan meminjam uang dari bank, maka harta
per-usahaan yang berupa kas akan berubah menjadi Rp15.000.000,00. Modal Tuan Budiman tidak berubah,
tetapi sekarang perusahaan mempunyai kewajiban (utang) pada pihak luar sebesar Rp5.000.000.00. Keadaan ini
dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
v.-
HARTA = KEWAJIBAN + MODAL
(Rp15,000.000,00) (Rp5.000.000,00) (Rp10.000.000,00}
Misalkan sebagai hasil operasi bulan pertama perusahaan mendapat laba sebesar Rp1.000.000,00, maka
harta perusahaan akan berubah menjadi Rp16.000.000,00 (Rp15.000.000,00 + Rp1.000.000,00). Laba adalah
hak pemilik. Oleh karena itu dengan adanya laba tersebut maka modal pemilik berfambah menjadi
Rp11.000.000,00 (Rp10.000.000,00 + Rp1.000.000,00). Keadaan ini apabila dinyatakan dalam bentuk
persamaan akan nampak sebagai berikut:
HARTA - KEWAJIBAN + MODAL
(Rp16.000.000,00) (Rp5.000.000,00) (Rp11.000.000,00)
Dari contoh-contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah komponen harta perusahaan sama
dengan jumlah komponen kewajiban dan modal. Transaksi-transaksi perusahaan akan berpengaruh terhadap
jumlah komponen-komponen tersebut, tetapi jumlah harta akan selalu sama dengan jumlah kewajiban dan
modal. Hubungan ketiga komponen tersebut mencerminkan posisi keuangan perusahaan. Posisi keuangan ini
menjadi salah satu tolok ukur kesehatan keuangan perusahaan. Oleh karena itu keadaan posisi keuangan ini
harus dilaporkan secara periodik kepada berbagai. pihak yang berkepentingan seperti telah diuraikan di atas,
yaitu: manajer, investor (pemilik), kreditur, pemerintah, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Sekarang marilah kita bahas masing-masing elemen neraca di atas secara lebih mendalam.
Aktiva
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang.
Jenis sumber-sumber ekonomi atau lazim disebut harta perusahaan bisa bermacam-macam. Ada kekayaan
yang berupa barang berwujud seperti tanah, gedung dan mesin. Ada pula yang berupa tagihan yang dalam
akuntansi disebut piutang dagang, dan ada pula yang berbentuk pembayaran di muka (uang muka) atas jasa
tertentu yang baru akan diterima di masa yang akan datang seperti premi asuransi dibayar di muka. Untuk
memudahkan pembaca iaporan biasanya aktiva dicantumkan dalam neraca dengan urut-urutan yang sudah
tertentu yang dimulai dengan aktiva lancar (kas, piutang dagang, persediaan dan sebagainya) dan diikuti
dengan aktiva-aktiva yang bersifat lebih permanen (tanah, gedung, mesin dan sebagainya).
Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu
di masa yang akan datang. Dengan kata lain, kewajiban merupakan tagihan para kreditur kepada perusahaan.
Kewajiban dilaporkan dalam neraca menurut urutan saat pelunasannya, Pertama-tama dicantumkan kewajiban
jangka pendek seperti utang dagang kepada kreditur, utang wesel yang ditarik untuk pinjaman jangka pendek
dan kewajiban jangka pendek lainnya. Di bawah kewajiban jangka pendek (atau disebut juga kewajiban lancar)
dicantumkan kewajiban jangka panjang. Contoh kewajiban jangka panjang misalnya utang hipotik dan
utang obligasi yang biasanya harus dibayar seluruhnya dalam beberapa tahun di masa yang akan datang.
Modal
Modal dicantumkan dalam neraca di bawah kewajiban. Modal pada hakikatnya merupakan hak pemilik
perusahaan atas kekayaan (aktiva) perusahaan. Besarnya hak pemilik sama dengan aktiva bersih perusahaan,
yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban. Dengan demikian jumlah modal merupakan sisa yaitu hak atas sisa
aktiva setelah dikurangi kewajiban kepada para kreditur. Dalam contoh neraca perusahaan angkutan Aman
diatas, modal pemilik berjumlah Rp52.000.000,00.
Laporan Rugi Laba
Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba. Laporan rugi laba disusun dengan maksud untuk
mengambarkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan kata lain, laporan rugi-laba
menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya. Hasil operasi
perusahaan diukur dengan membandingkan antara pendapatan perusahaan dengan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut. Apabila pendapatan lebih besar daripada biaya, maka dikatakan bahwa perusahaan
memperoleh laba, dan bila terjadi sebaliknya (pendapatan lebih kecil daripada biaya) maka perusahaan menderita rugi.
Berikut ini contoh laporan rugi-laba perusahaan Angkutan Aman untuk tahun 1996.
Transaksi 1 Pada tanggal 1 Desember 1996, Nyonya Pratiwi mendirikan sebuah salon kecantikan yang
diberi nama "Salon Cantik". Pada tanggal tersebut Nyonya Pratiwi menyerahkan uang tunai sebesar
Rp20.000,00 se-bagai setoran modalnya.
Transaksi 2 Pada Tanggal 1 Desember, Ny. Pratiwi membeli peralatan salon seperti kursi, alat pengering
rambut dan alat keriting rambut seharga Rp10.000,00 secara tunai. Transaksi pembelian peralatan ini
menyebabkan aktiva-kas berkurang Rp10.000,00 dan aktiva peralatan salon bertambah dengan
Rp10.000,00. Pengaruh transaksi ini terhadap persamaan akuntansi adalah sebagai berikut:
AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL
Kas + Peralatan Modal, Ny. PratiWi
(1) + 20.000,00 + 20.000,00
(2) - 10.000,00 + 10.000,00
Saldo 10.000,00 + 10.000,00 = 20.000,00
Neraca yang disusun oleh salon "Cantik" setelah terjadi transaksi di atas akan nampak sebagai
berikut:
11
Neraca
Aktiva Kewajiban
Kas Rp10.000,00
Peralatan Rp10.000,00
Modal
| Modal, Ny. Pratiwi Rp20.000,00
Jumlah Aktiva Rp20.000,00 Jumlah Pasiva Rp20.000,00
Transaksi 3 Pada tanggal 5 Desember Ny. Pratiwi membeli perlengkapan salon berupa bahan-bahan
pembersih kulit, bahan-bahan make up, bahan pewarna rambut, shampo dan sebagainya seharga Rp4.000,00
secara kredit. Transaksi ini menyebabkan aktiva persediaan perlengkapan salon bertambah Rp4.000,00 dan
menimbulkan kewajiban yang disebut utang dagang sebesar ,Rp4.000,00. Dalam transaksi ini meskipun aktiva
bertambah tetapi tidak terjadi pertambahan dalam modal. Dalam hal ini perubahan (pertambahan) terjadi pada
kewajiban. Perlengkapan salon yang dibeli diperkirakan akan dapat digunakan untuk beberapa bulan. Berhubung
Ny. Pratiwi tidak mengetahui secara pasti jumlah perlengkapan salon yang akan terpakai (akan menjadi biaya)
selama bulan Desember, maka perlengkapan tersebut diperlakukan sebagai aktiva yang disebut persed'aan
perlengkapan salon. Kelak apabila jumiah pemakaian perlengkapan'telah dapat diketahui, maka biayanya akan
dapat ditentukan (lihat contoh 11).
Transaksi 4 Dalam waktu dua minggu salon "Cantik" telah mendapat langganan yang cukup banyak. Sebagai
promosi mereka diberi kelonggaran membayar dalam waktu beberapa minggu. Jumlah tagihan kepada para pe-
langgan hingga tanggal 15 Desember berjumlah Rp1.500,00. Seperti telah dijelaskan di atas, tujuan perusahaan
adalah meningkatkan harta dan modal pemilik melalui pendapatan. Dengan terjadinya transaksi ini maka
terjadilah pendapatan bagi perusahaan salon "Cantik". Hal ini menyebabkan modal pemilik menjadi
bertambah. Di lain pihak harta perusahaan yang berupa tagihan kepada para pemakai jasa (konsumen) juga
bertambah. Dalam akuntansi tagihan ini disebut piutang dagang.
Transaksi 5 Tanggal 20 Desember, dibayar utang atas pembelian perlengkapan salon tanggal 5 Desember
yang lalusebesarRp2.000.00. Transaksi ini akan menyababkan Utang Dagang dan.Kas berkurang sebesar
Rp2.000,00. Dengan demikian baik kewajiban maupun aktiva menjadi berkurang.
Transaksi 6 Ny. Pratiwi menyewa sebuah rumah untuk tempat menyelenggarakan kegiatan usahanya. Pada hari
ini dibayar sewa rumah bulan Desember sebesar Rp300,00. Transaksi ini menggambarkan terjadinya biaya sewa
untuk bulan Desember. Seperti telah diterangkan di atas, biaya akan menyebabkan harta dan modal berkurang.
Dalam hal ini aktiva Kas berkurang Rp300,00 dan Modal berkurang Rp300,00.
Transaksi 7 Perusahaan membayar gaji para pegawai salon bulan DeH sember sebesar Rp450,00. Gaji
pegawai yang dibayar perusahaan mem-; pakan biaya. Oleh karena itu transaksi ini akan menyebabkan harta
dan moH dal berkurang. Dalam hal ini Kas berkurang Rp450,00 dan Modal, Ny. Pratiwi berkurang Rp450,00.
Transaksi 8 Pada akhir bulan Desember, diterima pembayaran dari para pelanggan yang telah menerima jasa
salon kecantikan hingga tanggal 15 Desember sebesar Rp700,00. Transaksi ini menyebabkan kas bertambah
dan piutang dagang berkurang sebesar Rp700,00. Dengan demikian transaksi ini hanya menyebabkan
terjadinya pergeseran dalam aktiva. Perlu diperhatikan bahwa dalam hal ini tidak terjadi penambahan
pendapatan. Karena pendapataan telah dicatat pada tanggal 15 Desember yang lalu.
Transaksi 9 Seiama dua minggu terakhir bulan Desember, salon kecan-tikan telah memberikan jasanya
kepada sejumlah pemakai jasa yang selu-ruhnya bernilai Rp3.800,00. Pada hari ini dikirimkan tagihan
kepada para pemakai jasa tersebut. Transaksi ini sama dengan transaksi nomor 4. Oleh karena itu transaksi
ini menyebabkan aktiva piutang bertambah Rp3.800,00, dan modal Ny. Pratiwi bertambah Rp3.800,00.
Transaksi 10 Pada akhir bulan Desember dibayar biaya listrik dan air, masing-masing sebesar Rp250,00 dan
Rp150,00. Transaksi ini pada prinsip-nya sama dengan transaksi nomor 6. Dengan adanya transaksi ini maka
aktiva kas berkurang Rp400,00 dan Modal, Ny. Pratiwi berkurang Rp400,00.
Transaksi 11 Persediaan perlengkapan salon yang masih tersisa pada tanggal 31 Desember berjumlah
Rp3.000,00. Hal ini berarti bahwa pemakaian perlengkapan salon selama bulan Desember berjumlah
Rp1.000,00. Transaksi ini berhubungan dengan transaksi nomor 3. Transaksi tersebut menyangkut pembelian
perlengkapan, sedangkan transaksi ini menyangkut pemakaian perlengkapan. Seperti kita ketahui, pada
tanggal 5 Desember salon "Cantik" membeli perlengkapan salon seharga Rp4.000,00 (lihat transaksi nomor 3).
Untuk mengetahui pemakaian perlengkapan salon selama bulan Desember, maka pada akhir bulan dilakukan
perhitungan atas persediaan perlengkapan salon yang masih tersisa. Hasil perhitungan tersebut di-kurangkan
pada persediaan yang tersedia untuk dipakai. Oleh karena transaksi ini merupakan transaksi biaya, maka modal
akan berkurang. Di lain pihak dengan adanya pemakaian perlengkapan, maka perlengkapan salon juga akan
12
berkurang. Dengan demikian transaksi ini menyebabkan aktiva Perlengkapan berkurang Rp1.000,00 dan
Modal, Ny Pratiwi berkurang Rp1.000,00.
Transaksi 12 Pada tanggal 31 Desember, Ny Pratiwi mengambil uang untuk keperluan pribadi sebesar
Rp600,00. Transaksi ini disebut pengambilan prive. Dengan adanya transaksi ini maka aktiva Kas
berkurang sebesar Rp600,00. Di lain pihak Modal, Ny. Pratiwi juga berkurang sejumlah Rp600,00 karena
pengambilan prive sama artinya dengan pengambilan modal oleh pemilik dari perusahaannya.
Dari ringkasan di atas dapat kita lihat bahwa saldo akhir pada persamaan akuntansi yang dicapai setelah
transaksi nomor 12 adalah sama dengan data yang tercantum dalam neraca yang disusun setelah transaksi
nomor 12. Dari ringkasan dan neraca tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagai hasil kegiatan usaha salon,
modal Ny.Pratiwi yang semula berjumlah Rp20.000,00 telah berkembang menjadi Rp22.550,00 atau terjadi
kenaikan sebesar Rp2.550,00. Apakah arti angka kenaikan modal tersebut? Neraca tidak bisa menjawab
pertanyaan ini, karena neraca di atas hanya menggam-barkan posisi harta, kewajiban, dan modal salon "Cantik"
pada tanggal 31 Desember 1996.
Untuk dapat menjawab pertanyaan mengenai sebab-sebab terjadinya pertambahan dalam modal
perusahaan, kita dapat melihat pada kolom modal dan penjelasan transaksi yang tercantum dalam ringkasan
hasil transaksi di atas. Informasi yang dapat kita peroleh dari kedua kolom tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Setoran modal + Rp20.000,00
(4) Pendapatan salon + 1.500,00
(6) Biaya sewa - 300,00
(7) Biaya gaji - 450,00
(9) Pendapatan salon + 3.800,00
(10) Biaya listrik dan air • 400,00
(11) Pemakaian perlengkapan - 1.000,00
(12) Pengambilan prive Saldo Modal 600,00
Rp22.550,00
Walaupun data di atas dapat memberi jawaban mengenai penyebab pertambahan dan pengurangan atas
modal, tetapi tidak jeias apakah perusahaan telah mendapat laba ataukah menderita rugi. Seperti telah
dijelaskan di atas, Informasi mengenai keberhasilan usaha perusahaan dan penyebab perubahan atas modal
biasanya dituangkan dalam dua buah laporan yang disebut "Laporan Rugi-Laba" dan "Laporan Perubahan
Modal". Berikut ini adalah laporan rugi-laba dan laporan perubahan modal perusahaan Salon "Cantik" untuk
bulan Desember 1996 yang datanya diambil dari persamaan akuntansi di atas.
SALON CANTIK
Laporan Rugi-Laba
Untuk Bulan yang Berakhir Tanggal 31 Desember 1996
Pendapatan salon................................................................................................... Rp5.300,00
Biaya-biaya operasi:
Biaya sewa..................................................................................... Rp 300,00
Biaya gaji....................................................................................... 450,00
Biaya listrik & air........................................................................... 400,00
Biaya pemakaian perlengkapan..................................................... 1.000,00
Jumlah biaya operasi,........................................................................................................... 2.150,00
Laba bersih........................................................................................................................... Rp 3.150,00
Dari uraian di atas kita telah mengenal tiga macam laporan keuangan yaitu neraca, laporan rugi-laba dan
laporan perubahan modal. Ketiga laporan tersebut berhubungan satu sama lain di mana laporan perubahan
modal menjadi penghubung antara laporan rugi-laba dan neraca. Angka laba atau rugi dalam laporan rugi-laba
menjadi bahan untuk menyusun laporan perubahan modal, sedangkan angka modal akhir yang tercantum dalam
laporan perubahan modal akan merupakan bahan untuk menyusun neraca. Oleh karena itu dalam menyusun
laporan keuangan perusahaan biasanya kita mengikuti urut-urutan sebagai berikut: Pertama-tama disusun
laporan rugi-laba, kemudian dibuat laporan perubahan modal, dan terakhir disusun neraca.
Pada tanggal 1 Juli 1996, Martina, S.H. membuka sebuah kantor pengacara. Berikut ini adalah transaksi-
transaksi yang terjadi seiama bulan pertama operasi perusahaan lersebut.
1. Menyerahkan kas sebesar Rp10.000.000,00 sebagai setoran modal.
2. Membayar sewa kantor bulan Juli Rp800.000,00.
3. Membeli peralatan kantor secara kredit seharga Rp3.000.000,00.
4. Memberikan jasa kepada klien secara tunai, Rp 1.500.000,00.
5. Meminjam uang dari bank sebesar Rp700.000,00 dengan menyerahkan sebuah wesel.
6. Memberikan jasa kepada klien secara kredit, Rp2.000.000,00.
7. Membayar biaya-biaya sebagai berikut: gaji pegawai Rp500.000,00; biaya listrik Rp300.000,00; biaya
telepon Rp100.000.0Q.
Diminta:
(a) Catatlah transaksi-transaksi di atas ke daiam persamaan akuntansi.
(b) Susunlah laporan rugi-laba, laporan perubahan modal, dan neraca per 31 Juli 1996 untuk kantor
pengacara milik Martina.
LATIHAN-LATIHAN
LATIHAN 1-1
Berikut ini adalah transaksi-transaksi yang terjadi pada perusahaan angkutan "Aman" selama bulan Juni:
(1) Diterima kas dari pemilik perusahaan sebagai tambahan modal, Rp10.OOO.OOO.OO.
(2) Dibeli perlengkapan berupa bensin dan oli secara tunai, Rp850.000,00.
(3) Dikirimkan faktur tagihan kepada konsumen yang telah menggunakan jasa angkutan secara kredit,
Rp900.000,00.
(4) Diterima kas dari konsumen yaang telah menggunakan jasa angkutan secara tunai, Rp1.750.000,00.
(5) Dibayar biaya advertensi, Rp750.000,00.
(6) Dibayar sewa bulan Juni, Rp1.500.000,00.
(7) Dibayar utang kepada seorang kreditur, Rp350.000,00.
(8) Diterima kas dari seorang debitur, Rp700.000,00.
(9) Pemilik perusahaan mengambil uang untuk keperluan pribadi, Rp1.000.000,00
(10) Setelah dilakukan perhitungan fisik atas perlengkapan yang masih tersisa di gudang, temyata bahwa
pemakaian bensin dan oli selama bulan Juni berjumlah Rp575.000,00.
Tunjukkan pengaruh masing-masing transaksi di atas terhadap persamaan akuntansi dengan
menyebutkan nomor transaksinya (1 sampai dengan 10). Pengaruh tersebut terdiri atas lima kemungkinan
berikut:
(a) Suatu aktiva bertambah, aktiva lain berkurang.
(b) Aktiva bertambah, kewajiban bertambah.
(c) Aktiva bertambah, modal bertambah.
(d) Aktiva berkurang, kewajiban berkurang.
(e) Aktiva berkurang, modal berkurang.
LATIHAN 1-2
Empat buah perusahaan perseorangan yang berbeda, yaitu A, B, C dan D, menunjukkan data neraca yang sama
pada awal dan akhir tahun. Data tersebut (tidak termasuk modal) Nampak sebagai berikut:
Total Total
Aktiva Kewajiban
Awal tahun....................................................................... Rp 410.000,00 Rp 180.000,00
Akhir tahun....................................................................... 505.000,00 250.000,00
Atas dasar data di atas dan informasi tambahan berikut ini, tentukanlah jumlah laba bersih (atau rugi
bersih) selama tahun yang bersangkutan (pertama-tama tentukan dahulu jumlah pertambahan atau
pengurangan atas modal yang terjadi selama tahun yang bersangkutan).
Perusahaan A : Pemilik tidak melakukan penambahan modal dan juga tidak melakukan pengambilan
prive.
Perusahaan B : Pemilik tidak melakukan penambahan modal, tetapi melakukan pengambilan prive
sebesar Rp30.000,00.
Perusahaan C: Pemilik melakukan penambahan modal Rp35.000p00, tetapi tidak melakukan pengambilan
prive.
Perusahaan D : Pemilik melakukan penambahan modal Rp35.000,00, dan melakukan pengambilan prive
14
Rp30.000,00.
SOAL
SOAL 1-1
Tuan Joko mendirikan sebuah perusahaan perseorangan pada tanggal 1 Oktober tahun ini. Transaksi-
transaksi yang terjadi selama bulan Oktober adalah sebagai berikut:
(a) Tuan Joko membuka rekening di bank untuk perusahaannya, dan menyetorkan uang sebesar
Rp5.000.000,00 ke dalam rekening tersebut sebagai setoran modalnya.
(b) Dibayar biaya sewa gedung dan peralatan bulan ini, Rp3.000.000,00.
(c) Dibeli perlengkapan secara kredit, Rp925.000,00.
(d) Dibayar utang kepada seorang kreditur, Rp 625.000,00.
(e) Diterima kas dari penjualan jasa secara tunai, Rp3.750.000,00.
(f) Dibayar biaya kendaraan bulan ini, Rp780.000,00, dan macam-macam biaya, Rp250.000,00.
(g) Dibayar gaji pegawai kantor, Rp1.500.000,00.
(h) Ditentukan bahwa harga perlengkapan yang tersisa adalah Rp275.000,00, ini berarti bahwa harga
perlengkapan yang telah dipakai adalah Rp650.000,00
(i) Dikirimkan faktur kepada pemakai jasa secara kredit, Rp 2.350.000,00.
(j) Tuan Joko mengambil kas untuk keperluan pribadi, Rp1.000.000,00.
Diminta:
Tunjukkan pengaruh masing-masing transaksi di atas, dengan menggunakan tabel berikut:
AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL
Kas + Piutang Dagang + Perlengkapan = Utang Dagang + Modal, Joko
SOAL 1-2
Pada tanggal 1 Juli 1996, Jufri mendirikan perusahaan perseorangan yang diberi nama Biro Konsultasi Jufri.
Berikut adalah transaksi-transaksi yang terjadi pada perusahaan tersebut selama bulan Juli 1996:
(a) Jufri membuka rekening di bank atas nama perusahaannya dan me-nyetorkan uang ke dalam rekening
tersebut sebesar Rp5.000.000,00 sebagai setoran modalnya.
(b) Dibayar biaya sewa kantor dan peralatan untuk bulan Juli, Rp3.600.000,00.
(c) Dibeli perlengkapan (alat-alat tulis, perangko, pensil dll.) secara kredit Rp750.000,00.
(d) Dibayar utang kepada kreditur, Rp500.000,00.
(e) Diterima pendapatan secara tunai, Rp11.100.000,00.
(f) Jufri mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadi, Rp2.000.000,00.
(g) Dibayar biaya kendaraan (termasuk sewa kendaraan) bulan Juli, Rp900.000,00, dan bermacam-macam biaya,
Rp550.000,00.
(h) (h) Dibayar gaji pegawai, Rp3.150.000,00.
(i) Ditetapkan bahwa biaya pemakaian perlengkapan selama bulan Juli adalah sebesar Rp425.000,00.
Diminta:
(1) Tentukan pengaruh transaksi-transaksi di atas dan saldo setelah terjadi setiap transaksi dengan
menggunakan persamaan akuntansi sebagai berikut:
______________________Aktiva__________ = Kewajiban + Modal
Kas + Perlengkapan Utang Dagang Modal, Jufri
Pada bagian kanan persamaan akuntansi, tulislah penyebab pertam-bahari atau pengurangan atas modal
(jika ada).
(2) Buatlah laporan rugi-laba bulan Juli, laporan perubahan modal bulan Juli, dan neraca per 31 Juli 1996.
BAB 2
15
PROSES PEMBUKUAN
Pada Bab 1 telah diuraikan informasi-informasi keuangan yang dihasilkan akuntansi yang dituangkan
dalam bentuk laporan-laporan keuangan. Sebagaimana telah dijelaskan laporan keuangan adalah hasil akhir
dari suatu proses akuntansi. Dengan memahami isi dan arti tiap-tiap laporan keuangan, dapatlah dipelajari
arah yang ingin dicapai oleh suatu proses akuntansi.
Pada bab ini akan dibahas sistem akuntansi yang diperlukan untuk dapat menghasilkan data yang akan
dicantumkan dalam laporan keuangan. Dalam contoh-contoh transaksi pada Bab 1, akibat dari suatu
transaksi langsung ditunjukkan pengaruhnya terhadap posisi keuangan (neraca). Dalam praktik yang
sesungguhnya hal semacam itu tidak lazim dilakukan, sebab selain transaksi keuangan cukup banyak
jumlahnya, laporan keuangan juga tidak diperlukan setiap terjadi transaksi.
Pengaruh transaksi terhadap laporan keuangan tidak langsung digambarkan dalam laporan keuangan,
tetapi ditampung lebih dahulu dalam alat-alat pencatatan yang merupakan bagian dari suatu sistem akuntansi.
Untuk menciptakan suatu sistem akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi manajemen,
diperlukan adanya suatu sistem pengelompokan sehingga data untuk laporan keuangan dapat diperoleh
melalui cara-cara yang teratur.
Informasi yang dihasilkan akan lebih baik apabila pendapatan dan biaya dipisahkan dari modal sehingga
dapat disusun laporan rugi-laba tanpa harus menganalisis perubahan modal lebih dahulu. Kebaikan cara ini
akan terlihat walau dalam kegiatan yang sederhana seperti Salon "Cantik" di atas. Manfaat pemisahan
pendapatan dan biaya dari modal akan lebih terasa apabila diterapkan pada perusahaan yang lebih besar.
Dalam perusahaan dengan kegiatan yang lebih kompleks terdapat bermacam-ma-cam sumber pendapatan dan
mungkin terdapat ratusan jenis biaya sehingga pemisahan di atas mutlak diperlukan.
Analisis transaksi yang telah dikemukakan di atas lebih dititikberatkan pada usaha untuk memahami
pengaruh transaksi terhadap laporan keuangan perusahaan. Pada uraian berikut akan dibahas bagaimana
mencatat transaksi dalam suatu sistem akuntansi yang formal seperti yang dijumpai dalam praktik, di mana data
yang diperlukan dikumpulkan dalam sejumlah alat pencatatan yang disebut rekening.
kebutuhan. Kumpulan rekening yang digunakan dalam pembukuan suatu perusahaan disebut buku besar atau
ledger. Buku besar dapat berupa sebuah "buku" yang halaman-halamannya berfungsi sebagai rekening, atau
bisa juga berupa kumpulan kartu. Dalam buku besar biasanya rekening-rekening disusun dengan urutan
tertentu, yaitu rekening-rekening untuk neraca disusun paling depan, dan sesudah itu barulah rekening-
rekening yang akan dicantumkan dalam laporan rugi-laba.
PENGGOLONGAN REKENING
Pada pokoknya rekening-rekening dibagi atas 2 golongan besar, yaitu:
1. Rekening-rekening neraca atau biasa disebut juga rekening riil yaitu rekening-rekening yang pada akhir
periode akan dilaporkan di dalam neraca. Sesuai dengan uraian di muka, yang disebut rekening-rekening
neraca atau rekening-rekening riil ialah rekening-rekening aktiva (harta), rekening-rekening kewajiban
(utang), dan rekening-rekening modal.
2. Rekening-rekening rugi-laba atau biasa disebut juga rekening nominal, yaitu rekening-rekening yang
pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan rugi-laba. Rekening-rekening ini meliputi rekening-
rekening
NAMA REKENING
Setiap rekening harus diberi nama yang jelas, sehingga mudah diketahui hal apa yang dicatat
dalam masing-masing rekening itu. Gambaran mengenai nama-nama rekening dapat dilihat dari isi
laporan-laporan keuangan yang telah dijelaskan dalam Bab 1. Sebagai contoh, misalnya: suatu rekening
aktiva yang diberi nama rekening Peralatan Salon menunjukkan bahwa dalam rekening tersebut dicatat hal
yang berhubungan dengan segala jenis peralatan salon seperti pengering rambut, alat-alat keriting rambut,
dan sebagainya.
Jumlah rekening-rekening nominal akan tergantung pada seberapa jauh jenis-jenis pendapatan dan
biaya harus dirinci, sehingga dapat dilakukan pengawasan yang sebaik-baiknya. Sebagai contoh, di dalam
suatu perusahaan yang memiliki satu buah truk, maka pemakaian satu buah rekening yang diberi nama
rekening Biaya Kendaraan untuk mencatat segala macam biaya yang berhubungan dengan truk tersebut,
dipandang cukup memadai. Berbeda halnya dengan perusahaan yang memiliki banyak kendaraan. Pada
perusahaan semacam ini mungkin perlu dibuat rekening yang lebih terinci, misalnya rekening-rekening biaya
bensin, biaya reparasi kendaraan, asuransi kendaraan, gaji sopir, dan rekening-rekening lain yang berhubungan
dengan biaya kendaraan. Contoh yang lain misalnya mengenai biaya administrasi. Pada perusahaan kecil,
mungkin cukup dibentuk satu buah rekening dengan nama rekening Biaya Administrasi untuk mencatat segala
macam biaya administrasi, yang meliputi biaya-biaya alat kebutuhan tulis-menulis, gaji pegawai bagian
administrasi, biaya perangko, telepon, dan penyusutan alat-alat perlengkapan kantor. Dalam perusahaan besar
dengan jumlah dan jenis transaksi biaya administrasi yang cukup banyak, akan lebih baik jika disediakan rekening
tersediri untuk masing-masing komponen biaya tersebut.
Mencatat di sisi kiri disebut mendebet rekening, sedangkan apabila mencatat di sisi kanan disebut mengkredit
rekening.
Nama Rekening
Tanggal Keterangan F Jumlah Tanggal Keterangan F Jumlah
Nama rekening dicantumkan di atas dan dituliskan di tengah-tengah. Kolom tanggal disediakan untuk mencatat
tanggal terjadinya transaksi, sedangkan kolom keterangan disediakan untuk mencatat keterangan yang
berhubungan dengan transaksi yang dicatat. Penggunaan kolom F akan diterangkan kemudian.
Berikut ini adalah contoh rekening Kas yang telah digunakan oleh Salon "Cantik" untuk mencatat transaksi
bulan Desember 1996:
Kas
Tanggal Keterangan F Jumlah Tanggal ' Keterangan F Jumlah
1996 1996
Des 1 Set. Modal 20.000 Des 1 Peralatan Salon
15 Pen. Piutang 700 1 Pemb. Utang
5 Pemb. Sewa
31 Pemb. Gaji
31 Biaya Listrik
31 Prive
Contoh rekening di atas menunjukkan fungsi suatu rekening sebagai alat pencatatan transaksi. Informasi yang
dicatat dalam rekening Kas hanya menyangkut transaksi yang berpengaruh terhadap kas, baik yang bersifat
menambah maupun mengurangi kas. Untuk suatu rekening aktiva seperti halnya Kas, maka pada sisi kiri
(debet) digunakan untuk mencatat penam-bahan atas kas sedangkan sebaliknya pada sisi kanan (kredit)
digunakan untuk mencatat pengurangan atas kas.
Pada tiap akhir bulan, sisi debet dan sisi kredit dijumlahkan dan kemudian jumlahnya ditulis dengan pensil. Angka
Rp20.700,00 dan Rp13.750,00 dalam contoh rekening Kas di atas, masing-masing menunjukkan jumlah sisi
debet dan jumlah sisi kredit rekening tersebut. Dari kedua angka tersebut dapat dihitung jumlah kas yang ada
pada akhir bulan Desember 1996, yaitu dengan cara mencari selisih jumlah sisi debet dan jumlah sisi kredit.
Angka selisih suatu rekening (dalam contoh di atas adalah Rp6.950,00) disebut saldo rekening.
Rekening-rekening yang pada akhir periode menunjukkan saldo disebut rekening terbuka, sedangkan rekening-
rekening yang tidak menunjukkan saldo disebut rekening tertutup. Apabila jumlah sisi debet suatu rekening
terbuka lebih besar daripada jumlah sisi kreditnya, maka rekening tersebut dikatakan mempunyai saldo debet,
sedang bila jumlah sisi kredit lebih besar daripada jumlah sisi debet, maka rekening tersebut dikatakan
mempunyai saldo kredit.
pertama pada perusahaannya, Tuan A menyetorkan uang tunai sebesar Rp260.000,00. Seandainya
perusahaan Reparasi Televisi "Cepat" menyusun neraca pada tanggal 1 September 1996, maka neraca
tersebut akan nampak sebagai berikut:
Informasi di atas dapat dicatat dalam rekening-rekening dengan mendebet rekening Kas dan mengkredit
rekening Modal, Tuan A sebagai berikut:
Kas Modal
a) Rp260.000,00 a) Rp260.000,00
Jumlah aktiva kas yang dalam neraca dicantumkan pada sisi kiri, di dalam rekening Kas juga dicatat pada sisi
kiri atau sisi debet. Jumlah Modal, Tuan A yang dalam neraca dicantumkan pada sisi kanan, di dalam rekening
Modal juga dicatat pada sisi kanan atau sisi kredit. Untuk rekening-rekening aktiva yang lain pertambahannya
juga dicatat pada sisi debet, dan segala jenis rekening kewajiban dan modal untuk pertambahannya dicatat
pada sisi kredit. Saldo rekening-rekening riil apabila digabungkan akan membentuk neraca, di mana aktiva
berada pada sisi kiri dan kewajiban serta modal di sisi kanan.
b. Perusahaan Reparasi Televisi Cepat membeli onderdil-onderdil televisi seharga Rp70.000,00 secara tunai.
Transaksi ini akan mengakibatkan diperolehnya aktiva baru yang berupa onderdil-onderdil TV. Harga beli aktiva
baru ini dicatat pada sisi kiri atau sisi debet rekening. Di lain pihak transaksi ini juga mengakibatkan berkurangnya
aktiva Kas. Pengurangan ini dalam rekening Kas dicatat pada sisi kanan atau sisi kredit. Apabila semua
pertambahan dicatat pada sisi debet kas dan pengurangan dicatat pada sisi kredit rekening Kas, maka saldo
rekening Kas pada setiap saat dapat diketahui dengan cara seperti telah diuraikan pada contoh rekening Kas.
Setelah transaksi ini dicatat, maka dalam buku besar akan nampak rekening-rekening sebagai berikut:
Kas Modal
b) Rp 70.000,00
c) Perusahaan Reparasi TV "Cepat" membeli peralatan reparasi dari PT Maju seharga Rp240.000,00.
Berhubung perusahaan tidak mempunyai uang yang cukup untuk membayar pembelian peralatan ini, maka
belum seluruhnya dapat dibayar tunai. Perusahaan membayar tunai Rp150.000,00 dan sisanya sebesar
Rp90.000,00 akan dibayar 2 bulan yang akan datang. Transaksi ini mengakibatkan diperolehnya aktiva
baru berupa peralatan reparasi; di lain pihak aktiva kas berkurang dengan Rp150.000,00 dan timbul
kewajiban yang disebut Utang Dagang sebesar Rp90.000,00. Rekening Utang dicanturrikan pada sisi
kanan neraca. Sejalan dengan hal ini maka pertambahan utang dicatat pada sisi kanan atau sisi kredit di
rekening Utang. Transaksi di atas dicatat dengan mendebet rekening Peralatan Reparasi sebesar Rp240.000,00
untuk mencatat harga beli aktiva baru; rekening Kas dikredit Rp150.000,00 untuk mencatat pengurangan
aktiva ini, dan rekening Utang Dagang dikredit sebesar Rp90.000,00 untuk mencatat timbulnya utang. Setelah
transaksi di atas dicatat dalam rekening-rekening yang bersangkutan, maka buku besar perusahaan Reparasi
TV "Cepat" nampak sebagai berikut:
Kas Modal
Peralatan Reparasi
c) Rp. 240.000,00
Seandainya perusahaan Reparasi TV "Cepat" ingin mengetahui posisi keuangan setelah terjadi transaksi-
transaksi di atas, maka neraca yang disusun perusahaan pada hari tersebut akan nampak sebagai berikut:
PERUSAHAANREPARASITELEVISI"CEPAT"
Neraca
1 September 1996
Aktiva Pasiva
Kas............................... Rp 40.000,00 Utang Dagang Rp 90.000,00
Persediaan Onderdil.... 70.000,00 Modal
Peralatan Reparasi........ 240.000,00 Modal, Tn. A 260.000,00
Jumlah Aktiva.............. Rp 350.000,00 Jumlah Pasiva RP 350.000,00
Rp 50.000,00 Rp 50.000,00
Biaya menyebabkan modal berkurang. Oleh karena itu, biaya yang timbul (atau biaya bertambah) dicatat di
sebelah debet sedangkan pengurangan biaya dicatat pada sisi sebaliknya yaitu di sebelah kredit. Sebagai
contoh, misalnya perusahaan membeli alat-alat tulis-menulis untuk kebutuhan kantor seharga Rp500,00.
Transaksi Ini mengakibatkan timbulnya biaya kantor dan di lain pihak mengurangi aktiva kas. Oleh karena
itu transaksi ini dalam buku besar dicatat dengan mendebet Biaya Kantor, dan mengkredit Kas. Rekening
Biaya Kantor dan rekening Kas akan nampak sebagai berikut:
Biaya Kantor Kas
Rp 500,00 Rp 500,00
REKENING PRIVE
Pemilik perusahaan perseorangan atau sekutu-sekutu dari suatu persekutuan, biasanya secara
periodik mengambil uang atau barang dagangan dari perusahaannya untuk keperluan pribadi. Pengambilan
barang atau uang semacam ini disebut pengambilan prive. Pengambilan prive menyebabkan modal pemilik
berkurang. Oleh karena itu pengambilan prive dapat dicatat dengan mendebet rekening Modal. Namun
demikian pada umumnya perusahaan menyelenggarakan suatu rekening khusus yang disebut rekening Prive.
Pendebetan atas rekening Prive sama artinya dengan mengurangi modal. Dalam hal ini rekening Prive
seolah-olah sama dengan rekening biaya. Akan tetapi antara prive dan biaya terdapat perbedaan yang
mendasar, sebab prive bukan merupakan elemen biaya yang mengurangi pendapatan. Prive biasanya
merupakan pengambilan kas atau barang lain yang dilakukan oleh pemilik sebagai pengambilan bagian
keuntungan perusahaan. Sisi kredit rekening Prive digunakan untuk mencatat laba (atau bagian laba) yang
menjadi hak pemilik perusahaan. I n i berarti bahwa pengkreditan atas rekening Prive akan menambah
modal pemilik.
20
SIFAT-SIFAT REKENING
Sifat-sifat Rekening Riil
Dalam uraian di muka telah dijelaskan bahwa sisi kiri rekening-rekening aktiva digunakan untuk mencatat
pertambahan dan sisi kanan digunakan untuk mencatat pengurangan. Selain itu telah dijelaskan juga bahwa
prosedur penggunaan rekening-rekening utang dan rekening-rekening modal adalah berlawanan dengan
rekening aktiva, yaitu sisi kanan digunakan untuk mencatat pertambahan dan sisi kiri untuk mencatat
pengurangan. Untuk semua jenis rekening, baik rekening-rekening aktiva, kewajiban, maupun modal, sisi kiri
disebut sisi debet dan sisi kanan disebut sisi kredit. Dengan demikian sisi debet bisa menunjukkan pertambahan
dan bisa juga pengurangan, tergantung pada jenis rekeningnya. Begitu pula sisi kredit, bisa menunjukkan
penambahan atau pengurangan. Aturan pendebetan dan pengkreditan untuk rekening-rekening ini dapat
dinyatakan sebagai berikut:
DEBET KREDIT
Pertambahan dalam rekening-rekening aktiva Pengurangan dalam rekening-rekening aktiva.
Pengurangan dalam rekening-rekening utang. Pertambahan dalam rekening-rekening utang.
Pengurangan dalam rekening-rekening modal Pertambahan dalam rekening-rekening modal.
Akibat atau pengaruh dari transaksi-transaksi biasanya tidak dinyatakan dengan istilah-istilah kiri dan
kanan, atau penambahan dan pengurangan, melainkan menggunakan istilah debet dan kredit. Sebagai
contoh, akibat dari transaksi pembelian gedung seharga Rp2.000.000,00 yang dibayar tunai dapat dinyatakan
dengan: debet Gedung Rp2.000.000,00 dan kredit Kas Rp2.000.000,00.
Aturan pendebitan dan pengkreditan dapat juga dinyatakan dalam hubungannya dengan persamaan
akuntansi dan neraca dalam bentuk rekening. Dalam diagram berikut ini tanda (+) digunakan untuk menyatakan
pertambahan dan tanda (-) untuk menyatakan pengurangan.
NERACA
Aktiva Kewajiban
Rekening-rekening Aktiva Rekening-rekening Kewajiban
Debet Kredit Debet Kredit
+ - - +
Modal
Rekening-rekening Modal
Debet Kredit
- +
Rekening Modal
Debet Kredit +
- Rekening-rekening Pendapatan
Rekening-rekening Biaya
SALDO-SALDO REKENING
Rekening merupakan alat untuk mencatat pertambahan dan pengurangan dalam satuan uang.
Penambahan dicatat pada salah satu sisi rekening, dan pengurangan dicatat pada sisi lainnya. Jumlah
pertambahan dapat diketahui dengan menjumlahkan sisi pertambahan, demikian pula jumlah pengurangan dapat
diketahui dengan menjumlahkan sisi pengurangan.
Jumlah sisi pertambahan dalam suatu rekening bisa sama atau lebih besar daripada sisi
pengurangannya, akan tetapi hampir semua rekening pada umumnya bersaldo positip (pertambahan lebih
besar daripada pengurangan). Untuk menentukan saldo suatu rekening, maka jumlah sisi yang kecil
dikurangkan pada jumlah sisi yang besar. Sebagai contoh, jumlah sisi debet (pertambahan) rekening aktiva
biasanya lebih besar daripada jumlah sisi kredit (pengurangan). Oleh karena itu rekening-rekening aktiva
biasanya mempunyai saldo debet. Sudah barang tentu mungkin saja terjadi bahwa jumlah sisi debet suatu
rekening sama besar dengan jumlah sisi kreditnya, sehingga rekening tersebut jumlah kedua sisinya seimbang
atau tidak mempunyai saldo.
Aturan pendebetan dan pengkreditan serta saldo-saldo pada umumnya dari berbagai jenis rekening dapat
dilihat pada ikhtisar di bawah ini:
Jenis Rekening Pertambahan Pengurangan Saldo
Apabila suatu rekening yang biasanya mempunyai saldo debet ternyata menunjukkan saldo kredit
atau sebaliknya, maka hal ini merupakan suatu petunjuk adanya kesalahan pencatatan atau ada
transaksi yang tidak biasa. Misalnya apabila rekening Alat Perlengkapan Kantor menunjukkan saldo
kredit, maka hal ini hanya bisa terjadi karena adanya kesalahan. Akan tetapi bila rekening Utang Dagang
mempunyai saldo debet maka hal ini mungkin terjadi karena adanya pembayaran utang pada debitur
yang jumlahnya lebih besar daripada jumlah yang sesungguhnya terutang oleh perusahaan.
22
PEMBUKUAN BERPASANGAN
Sistem pencatatan transaksi-transaksi keuangan dalam suatu perusahaan disebut pembukuan atau
memegang buku. Pemakaian rekening dimaksudkan untuk dapat menunjukkan kondisi keuangan perusahaan dan
perubahan-perubahan serta sebab-sebab yang mengakibatkan perubahan pada kondisi keuangan perusahaan.
Untuk mencapai tujuan ini, sistem yang dianggap paling memuaskan adalah sistem pembukuan
berpasangan.
Di dalam sistem pembukuan berpasangan, setiap transaksi keuangan yang terjadi selalu dicatat dengan
cara sedemikian rupa sehingga jelas pengaruhnya terhadap aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, dan biaya.
Prinsip utama sistem ini ialah bahwa setiap transaksi selalu dicatat dengan mendebet dan mengkredit dua buah
rekening atau lebih dengan jumlah yang sama.
Dengan demikian setiap transaksi paling sedikit akan berpengaruh terhadap dua buah rekening, yaitu satu
rekening didebet dan catu rekening dikredit. Apabila perusahaan menggunakan sistem pembukuan berpasangan,
maka transaksi tidak mungkin dicatat hanya dengan mendebet atau mengkredit saja.
1) Rp. 150.000,00
2). Perusahaan membeli dua buah truk yang harganya masing-masing: Rp2.000.000 s00 dan
Rp2.500.000,00 secara tunai.
Analisis Transaksi:
a) Transaksi ini merupakan suatu perubahan dari aktiva yang satu menjadi aktiva lainnya.
b) Name rekening yang terpengaruh oleh transaksi ini adalah Kendaraan Bermolor dan Kas.
c) Debet: Kendaraan Bermotor Rp4.500.000,00 karena aktiva bertambah. Kredit: Kas Rp4.500.000,00
karena aktiva berkurang.
Kas Kendaraan Bermotor
3). Perusahaan membayar sewa gedung bulan Oktober 1996, sebesar Rp15.000,00.
Analisis Transaksi:
a) Transaksi ini menyebabkan biaya bertambah dan aktiva berkurang.
b) Nama rekening yang terpengaruh oleh transaksi ini ialah Sewa Gedung dan Kas.
c) Debet Sewa Gedung Rp15.000,00 karena biaya bertambah. Kredit Kas Rp 15.000.000,00 karena aktiva
berkurang.
Kas Sewa Gedung
4). Dibeli barang-barang perlengkapan kantor (kertas, karbon, tinta dan sebagainya) seharga Rp4.000,00 secara
tunai.
Analisis Transaksi:
a) Transaksi ini merupakan perubahan suatu aktiva menjadi aktiva yang lain.
b) Nama rekening yang terpengaruh oleh transaksi ini adalah Perlengkapan Kantor dan Kas.
c) Debet Perlengkapan Kantor Rp4.000,00 karena aktiva bertambah. Kredit Kas Rp4.000,00 karena aktiva
berkurang.
Kas Perlengkapan Kantor
5) Rp. 1.000.000,00
6). Diterima pembayaran dari Arifin sebesar Rp25.000,00 untuk pengangkutan barang ke Jakarta.
Analisis Transaksi:
a) Transaksi ini menyebabkan aktiva bertambah dan pendapatan bertambah.
b) Nama-nama rekening yang terpengaruh oleh transaksi ini adalah aktiva Kas dan pendapatan yang
disebut Pendapatan Angkutan.
c) Debet:Kas Rp25.000,00 karena aktiva bertambah. Kredit: Pendapatan Angkutan Rp25.000,00 karena
pendapatan bertambah.
Kas Pendapatan Angkutan
Transaksi No. 10 sampai dengan No. 15, sama dengan transaksi-transaksi yang telah dianalisis dan
dicatat di atas. Meskipun transaksi-transaksi tidak dibahas satu per satu seperti di atas, tetapi pengaruhnya
dapat dilihat pada rekening-rekening buku besar.
10). Diterima Pendapatan Angkutan Rp40.000,00 (lihat transaksi No. 6). Debet: Kas Rp40.000,00 Kredit:
Pendapatan Angkutan Rp40.000,00.
11). Dibayar biaya telepon dan macam-macam biaya lainnya sebesar Rp8.000,00 (lihat transaksi No. 3, 7 &
9). Debet: Macam-macam Biaya Rp8.000,00. Kredit: Kas Rp8.000,00.
12).Diterima hasil angkutan Rp35.000,00 (lihat transaksi No. 6). Debet: Kas Rp35.000,00 Kredit:
Pendapatan Angkutan Rp35.000,00.
13).Dibayar gaji pegawai untuk periode dua minggu kedua bulan Oktober sebesar Rp30.000,00 (lihat
transaksi No. 9). Debet: Gaji Pegawai Rp30.000.00 Kredit: Kas Rp30.000,00.
14).Diterima hasil angkutan Rp38.000,00 (lihat transaksi No. 6). Debet: Kas Rp38.000,00 Kredit:
Pendapatan Angkutan Rp38.000,00.
15).Dibeli bensin dan oli seharga Rp60.000.00 (lihat transaksi No. 7). Debet: Biaya Bensin & Oli
Rp60.000,00 Kredit: Kas Rp60.000,00.
16). Budi (pemilik perusahaan) mengambil uang dari perusahaan sebanyak Rp15.000,00 untuk keperluan
pribadi.
Analisis Transaksi:
a) Transaksi ini menyebabkan modal berkurang dan aktiva berkurang.
a) Nama-nama rekening yang terpengaruh oleh transaksi ini adalah aktiva Kas dan rekening modal yang
disebut rekening Prive.
b) Debet: Prive Budi Rp15.000,00 karena modal berkurang. Kredit: Kas Rp15.000,00 karena aktiva
berkurang.
25
Setelah semua transaksi yang terjadi dalam bulan Oktober dicatat, maka buku besar Perusahaan Angkutan
Aman pada akhir bulan Oktober akan nampak sebagai berikut (agar lebih mudah dipahami, maka rekening-
rekening dikelompokkan sesuai dengan persamaan akuntansi. Dalam hal ini rekening-rekening prive, pendapatan
dan biaya digolongkan sebagai bagian dari rekening Modal):
AKTIVA KEWAJIBAN
Kas Utang Dagang
8) Rp. 100.000,00
9) Rp. 30.000,00
11) Rp. 8.000,00 PRIVE
13) Rp. 30.000,00 Prive, Budi
15) Rp. 60.000,00 16) Rp. 15.000,00
16) Rp. 15.000,00
Rp. 5.562.000,00
PENDAPATAN BIAYA
Pendapatan Angkutan Sewa Gedung
6) Rp. 25.000,00 3) Rp. 15.000,00
10) Rp. 40.000,00
12) Rp. 35.000,00 Biaya Bensin & Oli
14) Rp. 38.000,00 7) Rp. 50.000,00
Rp. 138.000,00 15) Rp. 60.000,00
Rp. 110.000,00
Gaji Pegawai
9) Rp. 30.000,00
13) Rp. 30.000,00
Rp. 60.000,00
Macam-Macam Biaya
1) Rp. 8.000,00
26
NERACA SALDO
Dalam sistem pembukuan berpasangan, pendebetan sebagai akibat dari suatu transaksi harus sama
dengan pengkreditan dari transaksi yang ber-sangkutan, Oleh karena itu di dalam buku besar, jumlah
pendebetan-pen-debetan atas rekening-rekening, harus selalu sama dengan jumlah pengkreditan-
pengkreditannya. Untuk menguji kebenaran pendebetan dan pengkreditan ini, maka pada akhir masa tertentu
harus dibuat Neraca Saldo. Yang dimaksud dengan neraca saldo ialah daftar yang berisi saldo-saldo dari
seluruh rekening yang ada di dalam buku besar pada suatu saat tertentu.
Tujuan pembuatan neraca saldo adalah:
1. Untuk menguji kesamaan debet dan kredit di dalam buku besar.
2. Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan.
Neraca saldo dapat dibuat setiap saat setelah pencatatan suatu transaksi, akan tetapi untuk praktisnya neraca
saldo biasanya dibuat pada akhir tiap-tiap bulan.
Neraca saldo berisi nama-nama rekening yang terdapat dalam buku besar beserta jumlah saldonya masing-
masing. Nama perusahaan dan tanggal pembuatan neraca saldo dituliskan pada bagian atas, sedangkan nama-
nama rekening ditulis dengan urut-urutan yang sama seperti yang dilakukan di daiam buku besar, dan jumlah
rupiahnya harus dimasukkan ke dalam kolom yany sesuai. Kolom saldo debet ditempatkan di sebelah kiri dan
kolom saldo kredit di sebelah kanan.
Neraca saldo yang disusun pada akhir bulan pertama sejak penjsahaan didirikan merupakan ringkasan
dari catatan-catatan selama satu bulan. Neraca saldo yang disusun pada akhir bulan-bulan berikutnya
merupakan ringkasan catatan selama beberapa bulan. Misalnya: neraca saldo perusahaan angkutan Aman
yang disusun pada tanggal 31 Desember 1996 merupakan ringkasan catatan-catatan selama bulan Oktober,
Nopember dan Desember (perusahaan angkutan Aman baru didirikan awal bulan Oktober 1996). Jadi jika suatu
perusahaan telah berjalan selama 11 bulan, di mana pada akhir tiap bulan disusun neraca saldo, maka
neraca saldo yang disusun pada akhir bulan kesebeias apabila data-datanya hanya menyangkut transaksi-
transaksi bulan kesebelas saja, tidak akan bermanfaat. Misalkan rekening Kas sampai dengan akhir bulan
kesepuluh menunjukkan saldo debet: Rp250.000,00. Selama bulan kesebelas rekening Kas telah didebet
Rp20.000,00 dan dikredit Rp35.000,00. Apabila neraca saldo pada akhir bulan kesebelas hanya menyangkut
transaksi-transaksi bulan kesebelas saja, maka saldo rekening kas dalam neraca saldo akan menunjukkan saldo
kredit sebesar Rp15.000,00. Jelaslah bahwa neraca saldo yang disusun dengan cara demikian tidak akan
menunjukkan hal sesungguhnya, sebab rekening Kas pada akhir bulan kesebelas seharusnya menunjukkan
saldo debet sebesar Rp235.000,00 (saldo sampai dengan bulan kesepuluh Rp250.000,00 ditambah debet
Rp20.000,00 dan dikurangi kredit Rp35.000,00).
Sebagai contoh, berikut ini adalah neraca saldo Perusahaan Angkutan Aman per 31 Oktober 1996, yang
datanya dikutip dari buku besar perusahaan tersebut.
PERUSAHAAN ANGKUTAN "AMAN"
Neraca Saldo
31 Oktober 1996
Saldo
Nama Rekening
Debet Kredit
Kas 1.976.000,00
Perlengkapan Kantor 4.000,00
Peralatan Kantor 150.000,00
Kendaraan Bermotor 4.500.000,00
Tanah 1.000.000,00
Utang Dagang 150.000,00
Modal, Budi 7.550.000,00
Prive, Budi 15.000,00
Pendapatan Angkutan 138.000,00
Sewa Gedung 15.000,00
Biaya Bensin dan Oli 110.000,00
Gaji Pegawai 60.000,00
Macam-macam Biaya 8.000,00
Rp 7.838.000,00 Rp7.838.000,00
Di atas telah disebutkan bahwa salah satu tujuan pembuatan neraca saldo adalah untuk menguji
keseimbangan (kesamaan) sisi debet dan sisi kredit. Kecocokan sisi debet dan sisi kredit harus selalu dijaga.
Namun demikian apabila sisi debet dan sisi kredit sama jumlahnya, hal ini tidak berarti bahwa segala
sesuatunya sudah benar, sebab ada kesalahan-kesalahan tertentu yang tidak akan berpengaruh terhadap
keseimbangan debet dan kredit, yaitu:
1. Transaksi tidak dicatat dalam buku besar
Apabila ada transaksi yang tidak dicatat dalam buku besar, misalnya karena lupa atau sengaja tidak
dicatat, maka keseimbangan saldo-saldo rekening tidak akan terganggu. Walaupun jumlah debet dan kredit
sama besarnya, tetapi jumlah tersebut tidak menunjukkan angka yang benar. Contoh: apabila suatu transaksi
pembayaran gaji pegawai tidak dicatat, maka jumlah rekening Gaji Pegawai akan nampak lebih kecil dan
jumiah rekening Kas akan lebih besar dari jumlah yang seharusnya, tetapi keseimbangan sisi debet dan sisi
kredit rekening-rekening tetap tidak terganggu.
2. Kesalahan pencatatan "jumlah rupiah" dalam buku besar
Apabila terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan jumlah rupiah, dan kesalahan tersebut terjadi
pada waktu melakukan pendebetan maupun pengkreditan, maka kesalahan semacam itu tidak akan
mengganggu keseimbangan debet dan kredit. Misalkan penerimaan pendapatan sewa yang seharusnya
berjumlah Rp17.500,00, telah dicatat dalam buku besar sebesar Rp7.500,00 (debet: Kas Rp7.500,00 dan
kredit: Pendapatan Sewa Rp7.500,00). Kesalahan ini tidak akan nampak dalam neraca saldo karena jumlah
sisi debet sama dengan jumlah sisi kreditnya.
3. Pendebetan atau pengkreditan ke dalam rekening yang salah
Pendebetan atau pengkreditan pada rekening yang salah, tidak mengganggu keseimbangan jumlah
debet dan jumlah kredit. Contoh:
a) Pembayaran sewa gedung Rp1.500,00 yang seharusnya dicatat dengan mendebet rekening Sewa
Gedung Rp1.500,00 dan mengkredit Kas Rp1.500,00 telah dicatat dengan mendebet Gaji Pegawai
Rp1.500,00 dan mengkredit Kas Rp1.500,00. Kesalahan seperti ini (seharusnya dicatat dalam rekening
Sewa Gedung tapi dicatat dlm rekening Gaji) tidak mengganggu keseimbangan debet dan kredit
b) Penerimaan pendapatan bunga Rp700,00 yang seharusnya dicatat dengan mendebet rekening Kas
Rp700,00 dan mengkredit rekening Pendapatan Bunga Rp700,00, telah dicatat dengan mendebet
rekening Kas Rp700,00 dan mengkredit rekening Pendapatan Sewa Rp700,00. Kesalahan semacam ini
tidak akan mengganggu keseimbangan debet dan kredit.
4. Kesalahan yang saling menutupi
Contoh kesalahan-kesalahan yang saling menutupi misalnya: rekening Kas dicatat terlalu besar
28
Rp l .000,00, tapi di lain pihak rekening Utang Dagang juga dicatat terlalu besar Rp1.000,00, sehingga
jumlah sisi debet dan sisi kredit tetap seimbang. Bentuk kesalahan saling menutupi yang lain, misalnya
rekening Kas terlalu besar Rp5.000,00 tetapi di lain pihak rekening Tanah terlalu kecil Rp5.000,00, maka
keseimbangan debet dan kredit tetap tidak terganggu.
Penyebab Ketidakseimbangan Neraca Saldo
Apabila neraca saldo yang disusun perusahaan menunjukkan bahwa jumlah sisi debet tidak sama dengan
jumlah sisi kredit, maka hal ini memberi petun-juk adanya kesalahan. Beberapa kemungkinan yang menjadi
penyebab ketidakseimbangan tersebut adalah:
1. Kesalahan di dalam menyusun neraca saldo.
a) Salah menjumlahkan kolom saldo (rupiah).
b) Satu buah rekening atau lebih, belum dicantumkan dalam neraca saldo, atau salah
menuliskan jumlah saldonya.
2. Kesalahan di dalam menentukan saldo rekening.
a) Salah menghitung jumlah saldo.
a) Saldo debet suatu rekening ditulis sebagai saldo kredit, atau sebaliknya.
b) Salah menghitung jumlah pada salah satu sisi rekening.
3. Kesalahan mencatat transaksi di dalam buku besar
a) Transaksi telah dicatat dengan jumlah pendebetan yang tidak sama besar dengan jumlah
pengkreditan.
b) Pendebetan telah dicatat sebagai pengkreditan atau sebaliknya.
c) Lupa mencatat suatu pendebetan atau pengkreditan.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa catatan di dalam buku besar harus dilakukan secara teliti dengan
menggunakan rekening yang tepat dan jumlah yang benar. Jelaslah pula bahwa kesalahan pencatatan dalam
buku besar akan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam penyusunan neraca saldo, dan selanjutnya
laporan-laporan keuangan juga tidak akan memberikan gambaran yang benar.
Penyelesaian:
1) Pencatatan transaksi ke dalam rekening-rekening di Buku Besar Kas
Kas Utang Dagang
Prive, Andi
8) Rp.2.000.000,00
29
LATIHAN - LATIHAN
LATIHAN 2-1
Analisislah masing-masing transaksi di bawah ini dengan format seperti diberikan dalam contoh pada akhir
Latihan 2-1 ini. Untuk setiap transaksi, tunjukkan dahulu rekening yang harus didebit dan kemudian
menyusul rekening yang harus dikredit.
(a)Pada tanggal 1 Februari, Tuan Purnomo mendirikan sebuah perusahaan jasa. Pada tanggal tersebut ia
menyetorkan uang tunai sebesar Rp60.000.000,00 sebagai modal pertama dalam perusahaannya.
(b) Pada tanggal 23 Februari, perusahaan membeli gedung kantor beserta tanahnya dengan harga
seluruhnya Rp114.000.000,00. Dari jumlah tersebut, Rp68.000.000,00 dibebankan sebagai harga beli
tanah, dan Rp46.000.000,00 sebagai harga gedung. Pembayaran dilakukan secara tunai sebesar
Rp28.500.000,00 darv sisanya dibayar dengan selembar wesel.
(c) Pada tanggal 25 Februari, dibeli peralatan kantor seharga Rp4.600.000,0G secara kredit dari UD.
Matahari. Pembelian peralatan ini harus dilunasi pada tahggai 25 Maret yang akan datang.
(a) Pada tangaal 25 Maret, utang kepada UD Matahari dilunasi.
(b) Catatan: Cara melakukan analisis dapat dilakukan seperti contoh untuk transaksi (a) berikut ini:
(c) Aktiva kas bertambah. Pertambahan dalam aktiva dicatat dengan mendebit. Debit Kas
Rp60.000.000,00. 2) Modal bertambah. Pertambahan dalam modal dicatat dengan mengkredit.
Kredit Modal, Tuan Purnomo Rp60.000.000,00.
30
LATIHAN 2-2
Analisislah transaksi-transaksi di bawah ini (analisis untuk transaksi tanggal 1 Oktober diberikan sebagai
contoh):
Okt. 1 Dibayar sewa bulan Oktober Rp700.000,00. (Analisis: Biaya yang berupa biaya sewa bertambah,
oleh karena itu rekening Biaya Sewa didebit. Aktiva yang berupa kas berkurang, oleh karena itu rekening
Kas dikredit).
4 Diterima pembayaran dari seorang debitur, Rp350.000,00.
8 Dikirimkan faktur kepada konsumen yang telah menggunakan jasa perusahaan secara kredit, Rp
1.100.000,00.
12 Dibeli peralatan kantor secara kredit, Rp620.000,00.
24 Dijual tanah secara tunai seharga Rp19.000.000,00. Harga beli tanah ini sama dengan harga jualnya.
24 Dibeli sebuah gedung dengan harga Rp48.000.000,00. Untuk itu ditandatangani selembar wesel.
27 Dibayar utang yang timbul dari transaksi pembelian tanggal 12 Oktober.
LATIHAN 2-3
Masukkanlah tiap-tiap transaksi berikut ini ke dalam rekening-rekening T. Berilah tanda huruf untuk, setiap
transaksi. Selanjutnya, susunlah neraca saldo per 31 Mei.
(a) Mei 10: Tuan Hasan mendirikan perusahaan jasa yang diberi nama "Sumber Rejeki". Pada hari ini Tuan
Hasan menyerahkan kas sebesar Rp64.000.000,00 sebagai setoran modalnya.
(b) Mei 13: Dibeli tanah secara tunai, Rp32.000.000,00.
(c) Mei 18: Dibeli gedung dari PT Sejahtera seharga Rp38.400.000,00; dari jumlah tersebut
Rp9.600.000,00 dibayar tunai dan sisanya dengan selembar wesel.
(d) Mei 20: Dibeli peraiatan kantor seharga Rp8.200.000,00; dari jumlah tersebut sebanyak Rp2.050.000,00
dibayar tunai dan sisanya akan dibayar 30 hari kemudian.
(e) Mei 30 : Dibayar angsuran utang wesel pada PT Sejahtera, Rp3.200.000,00.
LATIHAN 2-4
Perusahaan Jasa Roni & Roni didirikan pada tanggal 1 Oktober 1996 oleh Tuan Roni. Transaksi-transaksi
yang terjadi selama bulan pertama operasi adalah sebagai berikut:
Okt. 1 Tuan Roni memulai usahanya dengan menginvestasikari kekayaannya berupa uang tunai sebesar
Rp14.000.000,00 dan sebuah kendaraan yang bernilai Rp7.000.000,00.
1 Dibayar sewa kantor untuk bulan Oktober 1996 Rp350.000,00.
2 Dibayar biaya iklan untuk,bulan Oktober Rp100.000,00.
4 Dibeli peralatan kantor dari Toko Bramantya seharga Rp3.500.000,00. Dari jumlah tersebut, 10%
dibayar tunai, dan sisanya akah dibayar dalam waktu dekat.
5 Diterima pendapatan sebesar Rp420.000,00.
8 Dibayar biaya perlengkapan kantor Rp120.000,00. ,
8 Diterima pendapatan sebesar Rp420.000,00
10 Dibeli peralatan kantor dari Toko Katherine seharga Rp1.400.000,00 secara kredit.
12 Diselesaikan order senilai Rp1.000.000,00 untuk Toko M&M, tapi uangnya
belum diterima.
16 Dibayar biaya perjalanan Rp160.000,00
19 Dibayar seluruhnya utang kepada Toko Bramantya.
19 Diterima pendapatan sebesar Rp490.000,00
23 Diterima pembayaran dari Toko M&M sebesar Rp500.000,00 (lihat transaksi tanggal 12 Oktober)
24 Diselesaikan order senilai Rp810.000,00 untuk Toko Ceklie, tapi uangnya belum diterima.
26 Dibayar biaya perjalanan Rp600.000,00
29 Tuan Roni mengambil uang perusahaan sebesar Rp1.000.000,00. Untuk keperluan pribadi.
31 Dibayar gaji bulanan pegawai sebesar Rp1.300.000,00
S OAL
SOAL 2-1
Pada tanggal 1 Mei 1997, Tuan Darmo (seorang arsitek) membuka sebuah biro perencana bangunan.
Transaksi. yang terjadi selama bulan Mei 1997 adalah sebagai berikut:
31
(a) Ditransfer uang dari rekening bank Tuan Darmo ke rekening bank untuk perusahaannya, Rp7.500.000,00,
sebagai setoran modal.
(b) Dibeli sebuah mobil bekas seharga Rp6.800.000,00, dari jumlah tersebut Rp1.400.000,00 dibayar tunai,
dan untuk sisanya diserahkan selembar wesel tanpa bunga.
(c) Dibayar sewa kantor bulan Mei, Rp800.000,00.
(d) Dibeli perlengkapan kantor secara tunai, Rp225.000,00.
(e) Dibeli peralatan kantor secara kredit, Rp4.200.000,00.
(f) Dibayar premi asuransi, Rp392.000,00.
(g) Diterima pembayaran dari seorang klien yang telah menggunakan jasa perusahaan secara tunai,
Rp1.725.000,00.
(h) Dibayar utang kepada seorang kreditur, Rp. 2.100.000,00
(i) Dibayar tunai bermacam-macam biaya, Rp. 40.000,00
(j) Dikirim faktur tagihan kepada seorang klien yang telah menggunakan jasa perusahaan secara kredit,
Rp. 2.500.000,00
(k) Dibayar gaji para asisten, Rp. 1.000.000,00
(l) Dibayar tunai bermacam-macam biaya, Rp. 68.000,00
(m) Dibayar angsuran utang wesel, Rp. 150.000,00
(n) Dibayar biaya-biaya untu pembelian bensin, oli dan pemeliharaan kendaraan selama bulan Mei, Rp. 70.000,00
Diminta:
Catatlah transaksi-transaksi di atas dalam rekening T yang terdiri dari atas: Kas, Piutang Dagang, Perlengkapan, Asuransi di Bayar
di Muka, Kendaraan, Peralatan, Utang Wesel, Utang Dagang, Modal-Darmo, Pendapatan Jasa, Biaya Gaji, Biaya Sewa, Biaya
Kendaraan, Macam-macam Biaya.
SOAL 2-2
Dino baru saja mendirikan sebuah perusahaan taksi. Berikut ini adalah transaksi- transaksi yang terjadi selama
bulan Oktober 1996 (bulan pertama perusahaan beroperasi).
(a) Dino memulai usahanya dengan menyerahkan uang tunai sebesar Rp9.000.000,00 dan sebuah sedan
yang bemilai Rp8.000.000,00 sebagai setoran modalnya.
(b) Dibayar sewa kantor bulan Oktober, Rp200.000,00.
(c) Dibayar iklan pada surat kabar lokal, Rp75.000,00.
(d) Diterima pendapatan jasa sebagai hasil operasi selama sepuluh hari pertama sebesar Rp140.000,00.
(e) Dibayar premi asuransi, Rp600.000,00. Premi asuransi ini berlaku sampai akhir tahun.
(f) Dibeli secara kredit sebuah mesin tik dari Fa. Matahari, Rp300.000,00.
(g) Dibayar bensin dan oli untuk keperluan operasi taksi, Rp80.000,00.
(h) Diterima pendapatan jasa sebagai hasil operasi selama sepuluh hari
kedua, Rp210.000,00 (I) Disewa taksi oleh sebuah perusahaan (PT ABC) selama beberapa hari.
Dikirimkan faktur tagihan ke perusahaan tersebut, Rp130.000,00.
(j) Dibayar angsuran utang kepada Fa. Matahari, Rp200.000,00.
(k) Diterima pendapatan jasa sebagai hasil operasi selama sepuluh hari ketiga, Rp260.000,00.
(I) Dibayar bensin dan oli untuk keperluan operasi taksi, Rp110.000,00.
(m) Diterima pembayaran dari PT ABC.
(n) Dibayar gaji sopir, Rp90.000,00.
(0) Dino mengambil uang untuk keperluan pribadi, Rp150.000,00.
Diminta:
(1) Buatlah rekening-rekening T berikut ini: Kas, Piutang Dagang, Asuransi Dibayar dimuka; Peralatan Kantor;
Sedan; Utang Dagang; Modal, Dino; Prive, Dino; Pendapatan Taksi; Biaya Gaji; Biaya Bensin & Oli; Biaya
Sewa, dan Biaya Advertensi. Catatlah transaksi-transaksi di atas dengan mendebet dan mengkredit
langsung pada rekening T tersebut.
(2) Tentukan saldo setiap rekening dan susunlah neraca saldo per 31 Oktober 1996.
32
BAB 3
JURNAL DAN POSTING
Buku besar yang terdiri atas rekening-rekening adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan. Dalam buku
besar pengaruh transaksi-transaksi perusahaan diklasifikasikan dan diringkas. Dalam bab yang lalu telah
dijelaskan cara mencatat pendebetan dan pengkreditan pada rekening-rekening yang dilakukan secara
langsung dari tiap-tiap transaksi. Di dalam praktik akuntansi yang sesungguhnya, pencatatan atas suatu
transaksi atau sekelompok transaksi yang sama, harus didasari oleh tanda bukti berupa dokumen-dokumen
transaksi seperti faktur, kwitansi dan sebagainya. Pengaruh transaksi tidak dicatat secara langsung dalam buku
besar, tetapi masing-masing transaksi dianalisis dahulu pengaruhnya terhadap elemen-elemen persamaan
akuntansi (aktiva, kewajiban, modal, pendapatan atau biaya) dan kemudian baru dipindahkan ke buku besar.
Hasil analisis transaksi tersebut dituangkan dalam suatu alat pencatatan yang disebut jurnal. Dengan demikian
jurnal merupakan penghubung antara transaksi dengan buku besar. Hubungan tersebut dapat dilukiskan
dengan diagram sebagai berikut:
BUKTI-BUKTI
TRANSAKSI JURNAL BUKU BESAR
TRANSAKSI
JURNAL
Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan urut
waktu terjadinya) dengan menunjukkan rekening yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya
masing-masing Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan, sebelum dibukukan ke buku besar, harus
dicatat dahuiu dalam jurnal. Oleh kareha itu buku jurnal sering disebut sebagai buku catatan pertama (book of
original entry). Manfaat pemakaian jurnal adalah sebagai berikut:
1. Jurnal merupakan alat pencatatan yang dapat menggambarkan pos-pos yang terpengaruh oleh suatu
transaksi. Manfaat pemakaian jurnal akan sangat terasa, terutama apabila suatu transaksi
mengakibatkan adanya beberapa pendebetan dan pengkreditan. Pengaruh transaksi semacam Itu sukar
diketahui melalui buku besar, tapi terlihat jelas dalam jurnal.
2. Jurnal juga merupakan alat pencatatan yang memberi gambaran secara kronologis (menurut urutan waktu
terjadi transaksi), sehingga dapat memberi gambaran yang lengkap tentang,seluruh transaksi perusahaan
berdasarkan urut-urutan kejadiannya.
3. Jurnal dapat dipecah-pecah menjadi beberapa jurnal khusus yang dikerjakan oleh beberapa orang
secara bersamaan (lihat Bab 8). Buku besar tidak mungkin dikerjakan oleh beberapa orang pada saat
yang sama. Transaksi-transaksi dalam perusahaan besar biasanya cukup ba-nyak jumlahnya sehingga
diperlukan beberapa orang untuk menangani-nya. Cara pencatatan transaksi secara langsung ke buku
besar akan sulit dilaksanakan dalam perusahaan-perusahaan besar, karena dengan cara ini hanya satu
orang saja yang dapat mengerjakan seluruh transaksi di buku besar.
4. Jurnal menyediakan ruang yang cukup untuk keterangan transaksi. Se-baliknya ruang yang tersedia dalam
kolom keterangan di rekening-reke-ning buku besar sangat terbatas, sehingga tidak dapat memuat kete-
rangan yang cukup.
5. Apabila transaksi dicatat secara langsung ke buku besar dan terjad kesalahan dalam mencatatnya, maka
letak kesalahan tersebut di buku besar akan sulit ditemukan. Jenis-jenis kesalahan-kesalahan yang sulit
ditemukan bila transaksi dicatat langsung ke buku besar, misalnya: lupa mendebet atau mengkredit suatu
rekening, dan melakukan pendebetan atau pengkreditan pada sisi rekening yang salah.
6. Dengan memakai jurnal, maka tiap-tiap transaksi dicatat secara utuh pada satu tempat, sedangkan
dalam buku besar sebagian dari transaksi dicatat pada suatu rekening dan sebagian lagi dalam
rekening yang lain. Jurnal adalah catatan berupa pendebetan dan pengkreditan yang merupakan
pengaruh dari transaksi-transaksi secara kronologis beserta penjelasan-penjelasan yang diperlukan untuk
transaksi-transaksi tersebut. Pada waktu-waktu tertentu (mungkin setiap hari atau seminggu sekali)
pendebetan dan pengkreditan tersebut dipindahkan ke rekening-rekening di buku besar. Data-data
transaksi yang terkumpul di buku besar merupakan sumber untuk menyusun laporan-laporan keuangan.
7. Jurnal dan rekening-rekening buku besar mempunyai peranan yang tidak dapat dipisahkan di dalam
mencatat transaksi-transaksi perusahaan. Jurnal mencatat pengaruh dari tiap-tiap transaksi perusahaan
terhadap persamaan akuntansi secara kronologis, sedangkan rekening-rekening buku besar me-
33
ngelompokkan dan meringkas pengaruh transaksi-transaksi terhadap aktiva, utang, modal, pendapatan,
dan biaya. Dengan demikian jurnal tidaklah meng-gantikan kedudukan buku besar. Jurnal adalah buku
pertama yang digunakan untuk mencatat transaksi pada saat transaksi terjadi, sedangkan buku besar
merupakan buku terakhir di mana pendebetan dan pengkreditan dari jurnal dipindahkan ke dalamnya,
sehingga dapat dikumpulkan dalam rekening-rekening yang tepat.
Bentuk Jurnal
Dalam praktik akuntansi dikenal berbagai bentuk jurnal, mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit.
Bentuk-bentuk jurnal yang sangat kompleks akan dibahas nanti, sedangkan pada bab ini akan diperkenalkan
bentuk jurnal yang paling sederhana, yang disebut jurnal dua kolom. Sebe-narnya kolom yang terdapat
dalam jumal ini lebih dari dua buah, tetapi kolom yang tersedia untuk mencatat jumlah rupiahnya hanya dua,
yaitu satu kolom untuk mencatat jumlah rupiah yang didebet, dan kolom lain untuk mencatat jumlah rupiah
yang dikredit. Contoh bentuk jurnal adalah sebagai berikut:
8.
JURNAL Halaman:.................
Jumlah
Nama rekening dan
Nomor Rekening
Tanggal (1) keterangan
(3)
(2) Debet Kredit
(4) (5)
Proses mencatat suatu transaksi di dalam jurnal disebut menjurnal. Prosedur yang harus diikuti dalam
menjurnal adalah sebagai berikut:
1) Tahun ditulis pada baris pertama. Tahun biasanya tidak ditulis berulang-ulang pada suatu halaman apabila
tahun tidak berganti.
2) Nama bulan ditulis untuk transaksi yang pertama terjadi dalam bulan yang bersangkutan pada bagian atas
kolom pertama. Nama bulan hanya ditulis lagi pada bagian atas halaman yang baru atau pada awal bulan
yang baru. Jadi nama bulan tidak perlu ditulis berulang-ulang pada halaman yang sama, kecuali kalau
bulan berganti.
3) Tanggal untuk setiap transaksi dicatat pada kolom pertama, pada bagian kolom yang kecil. Untuk setiap
transaksi perlu ditulis tanggalnya meskipun dalam tanggal yang sama terjadi beberapa transaksi.
4) Nama rekening yang didebet ditulis merapat ke pinggir sebelah kiri dalam kolom (2) dan jumlah
pendebetan dimasukkan ke dalam sisi kiri atau kolom (4) dalam kolom Jumlah.
5) Nama rekening yang dikredit ditulis dalam baris berikutnya pada kolom (2), dan ditulis sedikit masuk ke
sebelah kahan bila dibandingkan dengan nama rekening yang didebet. Jumlah pengkreditan dicatat pada
sisi kanan atau kolom (5) dalam kolom Jumlah.
6) Penjelasan atau keterangan ditulis pada baris berikutnya dalam kolom (2). Sebaiknya keterangan ditulis secara
singkat tanpa mengabaikan informasi yang penting, dan dapat dipahami dengan jelas.
Semua transaksi yang terjadi harus dicatat dalam jurnal dengan menuliskan nama rekening yang didebet dan
nama rekening yang dikredit, sesuai dengan peraturan pendebetan dan pengkreditan seperti telah diuralkan
pada bab yang lalu. Nama rekening yang digunakan dalam menjurnal harus sama dengan nama rekening yang
digunakan di dalam buku besar. Sebagai contoh misalnya perusahaan membeli sebuah gedung, maka rekening
yang harus digunakan adalah rekening Gedung dan bukannya rekening Beli Gedung. Contoh yang lain,
misalnya perusahaan menerima uang, maka rekening yang harus digunakan adalah rekening Kas dan
bukannya rekening Terima Uang.
Contoh lembar jurnal yang telah digunakan adalah sebagai berikut:
J U R N A L
Halaman: 1
Nomor
Nama rekening dan keterangan
Tanggal Rekening Jumlah
(2)
(3)
Jurnal yang dibuat untuk suatu transaksi disebut ayat jurnal. Antara ayat jurnal yang satu dengan ayat
jurnal yang lain hendaknya diberi jarak satu baris, sehingga jelas terlihat batas antara jurnal yang satu
dengan jurnal lainnya. Kolom nomor rekening tidak diisi pada saat menjumal. Kolom ini harus diisi dengan
nomor rekening setelah jurnal tersebut dicatat dalam rekening-rekening yang bersangkutan di buku besar.
Dengan cara demikian maka akan dapat diketahui jurnal-jurnal yang telah dibukukan ke buku besar dan jurnal-
jurnal mana yang belum dicatat di buku besar.
Posting
Proses memindahkan ayat-ayat jurnal yang telah dibuat dalam buku jurnal ke buku besar disebut posting,
yaitu memindahkan jumlah dalam kolom debet jurnal ke dalam sisi debet rekening dan memindahkan jumlah
dalam kolom kredit jurnal ke dalam sisi kredit rekening. Seperti telah diuraikan di atas, nama rekening yang
diposting di buku besar harus sesuai dengan nama rekening yang tertulis di dalam jurnal. Urut-urutan kegiatan
memindahkan ke rekening buku besar ini. harus sejalan dengan urut-urutan mendebit dan mengkredit dari
jurnal.
Dalam perusahaan-perusahaan besar biasanya posting ke buku besar dilakukan dengan menggunakan
mesin pembukuan atau secara otomatis dilakukan dengan komputer. Apabila posting dilakukan dengan
tangan (dengan cara manual), maka cara yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:
1) Tanggal dan jumlah yang dicatat dalam jurnal dicatat kembali dalam rekening yang bersangkutan. Apabila
suatu jumlah dicatat di sisi debet dalam jurnal, maka posting harus dilakukan ke sisi debet rekening,
sebaiiknya bila di dalam jurnal dicatat di sisi kredit, maka posting harus dilakukan ke sisi kredit rekening,
Cara mencatat tahun, bulan dan tanggal, sama dengan yang dilakukan dalam.jurnal.
2) Apabila posting telah dilakukan, maka nomor halaman jurnal harus dituliskan dalam kolom F (folio) di
rekening.
3) Langkah berikutnya adalah menuliskan nomor rekening yang telah diposting pada kolom Nomor
Rekening di dalam jurnal. Prosedur ini mempunyai dua tujuan, yaitu:
a) Untuk menunjukkan bahwa jurnal tersebut telah diposting.
b) Untuk menunjukkan hubungan antara jurnal dan rekening di buku besar.
Kode Rekening
Kelompok-kelompok utama rekening di buku besar telah dijelaskan dalam bab yang lalu. Jumlah rekening-
rekening yang digunakan dalam perusahaan tergantung pada sifat operasi perusahaan, volume kegiatan
perusahaan, dan sampai seberapa jauh dibutuhkan rincian. Seperti telah dikemukakan pada Bab 2, apabila
perusahaan membutuhkan informasi yang sangat rinci, maka jumlah rekening yang perlu disediakan akan
semakin banyak. Sebagai contoh dalam suatu perusahaan tertentu mungkin perlu disediakan rekening-rekening
35
tersendiri untuk masing-masing biaya listrik, biaya telepon dan biaya air; sedang dalam perusahaan yang lain
transaksi-transaksi yang ber-sangkutan dengan biaya-biaya tersebut mungkin dicatat dalam satu rekening yang
disebut rekening Macam-macam Biaya. Sedapat mungkin harus diusahakan agar rekening-rekening dl buku
besar sesuai dengan pos-pos dalam neraca dan laporan rugi-laba, sehingga penyusunan laporan keuangan akan
menjadi lebih mudah. Jika rekening perusahaan sudah sedemikian banyak sehingga laporan keuangan akan
menjadi sangat panjang, maka rekening dapat dikelompokkan dan hanya kelompok-kelompok utamanya yang
dilaporkan dalam laporan keuangan.
Apabila rekening yang terdapat dalam buku besar cukup banyak jum-lahnya, maka rekening biasanya
diberi kode berupa nomor. Nama-nama rekening beserta nomor kodenya disusun dalam suatu daftar yang
disebut daftar kode rekening (bagan rekening) atau chart of accounts. Pemberian kode rekening dapat
dilakukan dengan berbagai cara dan variasi. Walaupun cara pemberian nomornya berbeda, tetapi pada umumnya
dalam cara yang bagaimanapun selalu bertitik tolak dari pengelompokan rekening-rekening dalam lima
golongan yaitu: aktiva, utang, modal, pendapatan, dan biaya.
Salah satu cara pemberian nomor kode rekening dapat dilihat dalam contoh di bawah ini:
HOTELASRI
Kode Rekening
Aktiva(1-399) NomorKode
Aktiva Lancar (1-99)
Kas 1
Surat-surat Berharga 10
Piutang Dagang 20
Perlengkapan Hotel 50
Investasi (100-199)
Investasi-Saham PT ABC 100
(barang-barang kebutuhan untuk percetakan seperti: kertas, tinta cetak dan sebagainya) Rp125.000,00, dan
mesin cetak seharga Rp3.500.000,00.
Transaksi di atas dapat dicatat dalam pembukuan perusahaan percetakan "Rapih" dalam bentuk 4 buah
ayat jurnal yang masing-masing mendebit rekening aktiva dan mengkredit rekening Modal Budi dengan jumlah
yang sama, atau dapat juqa menjurnal seluruh transaksi di atas dalam satu ayat jurnal dengan caia mendebit
4 rekening aktiva dan mengkredit rekening Modal untuk jumlah seluruhnya, seperti terlihat dalam contoh
berikut ini:
J U R N A L
Halaman: 1
Tanggal Jumlah
Nama rekening dan
Nomor Rekening
keterangan
(3)
(2) Debet Kredit
(1) (4) (5)
Seandainya dalam usaha yang lama Budi mempunyai utang, maka dalam jurnal di atas harus
dimasukkan juga pos Utang Dagang di sisi kredit dan dengan demikian modal Budi menjadi berkurang.
Transaksi yang terjadi selama bulan April 1996 dapat dilihat di bawah ini. Untuk lebih
menyederhanakan contoh dan menghindari jurnal yang sama secara berulang-ulang, maka beberapa
transaksi disederhanakan, misalnya: dalam contoh di bawah ini transaksi penjualan tunai hanya terjadi pada
pertengahan dan akhir bulan. Dalam praktik yang sesungguhnya tiap transaksi harus dicatat.
April 2 Dibayar tunai kontrak gedung sebesar Rp60.000,00 untuk tiga bulan (dalam pembayaran ini hanya
sebagian saja yang digunakan untuk bulan April, oleh karena itu yang didebet adalah rekening Sewa Dibayar
di Muka).
3 Dibeli mesin cetak bam secara kredit dari PT Merbabu, Semarang seharga Rp1.800.000,00.
3 Diterima pembayaran dari debitur sebesar Rp50.000,00.
6 Dibayar biaya advertensi pada harian Pembangunan Jakarta Rp15.000,00.
10 Dibayar utang pada PT Merbabu, Semsfrang Rp100.000,00.
13 Dibayar gaji pegawai selama dua minggu Rp10.000,00.
16 Diterima uang dari hasil penyerahan pesanan barang cetakan sebesar Rp900.000,00.
20 Dibeli perlengkapan untuk kebutuhan percetakan seharga Rp350.000,00 secara tunai.
27 Dibayar gaji pegawai selama dua minggu Rp10.000,00.
30 Dibayar rekening telepon bulan April sebesar Rp20.000,00.
30 Diterima uang hasil penyerahan pesanan barang cetakan sebesar Rp850.000,00.
30 Diserahkan pesanan barang-barang cetakan seharga Rp500.000,00.
30 Dibayar rekening listrik bulan April Rp1.000,00.
30 Budi mengambil uang dari perusahaan sebanyak Rp5.000,00 untuk keperluan pribadi.
37
Apabila transaksi-transaksi selama bulan April di atas dicatat dalam jurnal, maka hasilnya akan
nampak sebagai berikut:
JURNAL
Halaman: 1
Nama rekening dan Nomor
keterangan Rekening Jumlah
(2) (3)
Tanggal (1) Debet (4) Kredit (5)
4 Kas 1 50.000,00
Piutang Dagang 10 50.000,00
(Penerimaan kas dari
debitur)
Rp6.005.000,00 Rp6.005.000,00
38
Kas 1 900.000,00
Pendapatan Percetakan 700 900.000,00
(Penyerahan barang cetakan
secara tunai)
Perlengkapan 50 350.000,00
Kas (Pembelian per- 1 350.000,00
lengkapan untuk percetakan)
Kas 1 850.000,00
Pendapatan Percetakan 700 850.000,00
(Penyerahan ba-
rang cetakan secara
tunai)
Macam-macam Biaya
Kas (Biaya listrik bulan 899 1.000,00
April 1996) 1 1.000,00
Prive, Budi
Kas (Pengambilan uang 601 5.000,00
tunai untuk pribadi) 1 5.000,00
39
Apabila jumal di atas dibukukan ke buku besar, maka buku besar Perusahaan Percetakan "Rapih" akan
nampak sebagai berikut:
BUKU BESAR
' ;, ■,', , !
No. Rek.: 1
Kas
1996 1996
No. Rek.: 10
Piutang Dagang
No. Rek.: 50
Perlengkapan
1996 1 1 Rp 125.000,00 .
April 20 2 350.000,00
No. Rek.: 60
Sewa Dibayar di Muka
1996 1 1 Rp 60.000,00
April
40
1996 13 1 Rp3.500.000,00
April 1 1.800.000,00
Modal Budi
Tanggal Keterangan F Jumlah Tanggal Keterangan F Jumlah
. 1996 1 1 Rp 3.980.000,00
April
1996 30 3 Rp 5.000,00
April
1996 16 Rp.
2 900.000,00 850.000,00
April 30 2 500.000,00
30 2
41
1996 6 1 Rp 15.000,00
April
1996 13 Rp
2 10.000,00 10.000,00
April 27 2
Macam-macam Biaya
Dalam perusahaan-perusahaan kecil biasanya posting dari jurnal ke buku besar dilakukan setiap hari,
tetapi ada juga perusahaan-perusahaan yang melakukan posting seminggu sekali atau bahkan sebulan
sekali.
■ ■
1996 .
Cobalah bandingkan rekening Kas dalam bentuk saldo berjalan di atas, dengan rekening Kas bentuk T di
halaman sebelumnya. Dalam rekening bentuk saldo berjalan, saldo rekening Kas ditentukan setiap kali terjadi
pendebetan atau pengkreditan, sehingga kita dapat mengetahui saldo rekening setiap saat. Walaupun
rekening saldo berjalan lebih informatif, namun dalam buku ini akan digunakan rekening bentuk T, karena
tujuan utama buku ini adalah memberikan gambaran mengenai mekanisme pencatatan dengan metoda
pembukuan berpasangan. Untuk tujuan ini, rekening bentuk T akan lebih mudah difahami. Setelah pemakaian
bentuk T difahami, para pembaca akan dapat dengan mudah menggunakan rekening bentuk saldo berjalan.
NERACA SALDO
Saldo adalah selisih antara jumlah sisi debet dengan jumlah sisi kredit. Jika jumlah sisi debet suatu rekening
lebih besar daripada jumlah sisi kreditnya, maka saldo rekening tersebut dinamakan saldo debet. Sebaliknya
apabila jumlah sisi kredit suatu rekening lebih besar daripada jumlah sisi debetnya, maka saldo rekening
tersebut dinamakan saldo kredit. Saldo menggambarkan jumlah yang tersisa pada suatu saat tertentu. Setiap
akhir masa tertentu, perusahaan biasanya menyusun suatu daftar saldo rekening yang terdapat di buku besar
yang disebut neraca saldo.
Dalam perusahaan yang menggunakan rekening saldo berjalan, saldo rekening dapat diketahui setiap
saat sehingga neraca saldo dapat disusun dengan mengutip jumlah saldo yang telah tersedia pada setiap
rekening. Akan tetapi bila perusahaan menggunakan rekening bentuk T, maka saldo rekening harus dihitung
dahulu dan setelah itu disusun neraca saldo.
Langkah pertama di dalam menyusun neraca saldo pada perusahaan yang menggunakan rekening
bentuk T adalah menjumlahkan kolom debet atau kredit yang mempunyai dua atau lebih pendebetan atau
pengkreditan. Untuk rekening-rekening yang memiliki jumlah debet dan jumlah kredit harus dihitung saldonya.
Contoh rekening semacam ini adalah rekening Kas pada halaman 138. Sisi debet dan sisi kredit rekening
dijumlahkan, kemudian saldonya (selisihnya) ditulis pada sisi yang besar sejajar dengan jumlah dari sisi yang
besar tersebut. Dalam contoh rekening Kas di atas, saldo sebesar Rp1.537.000,00 dituliskan pada sisi debet.
Saldo ini kemudian dicantumkan dalam neraca saldo.
Rekening-rekening Perlengkapan, Mesin Cetak, Penjualan, Gaji Pegawai, dan Macam-macam Biaya
adalah rekening-rekening yang hanya berisi catatan dari beberapa transaksi pada salah satu sisinya saja.
Rekening-rekening semacam ini juga harus dijumlahkan tetapi tidak perlu dituliskan saldonya karena jumlah itu
sendiri sudah merupakan saldo. Rekening-rekening yang hanya berisi satu pendebetan dan satu pengkreditan
(dalam contoh di atas misalnya rekening Utang Dagang) tidak perlu dijumlahkan, tetapi saldonya harus
ditentukan juga. Rekening yang hanya berisi pada salah satu sisinya dan hanya terdiri dari satu pendebetan
atau satu pengkreditan saja seperti misalnya rekening Sewa Dibayar di Muka pada halaman133 tidak perlu
dijumlahkan dan tidak perlu ditentukan saldonya, sebab satu-satunya angka yang tercantum dalam rekening
itu sudah merupakan saldo.
Hasil penjumlahan sisi debet dan sisi kredit serta penentuan saldonya pada semua rekening yang terdapat
dalam buku besar Perusahaan Percetakan Rapih nampak sebagai berikut:
BUKU BESAR
No. Rek.: 1
Kas
Tanggal Keterangan F Jumlah Tanggal Keterangan F Jumlah
1996 1996
16 2 900.000,00 10 1 100.000,00
30 2 850.000,00 13 20 2 10.000,00
2 350.000,00
1.537.000,00 2.090.00000 27 30 2 10.000,00 2.000,00
30 30 2 1.000,00 5.000,00
3 53.000,00
3
No. Rek.: 10
■
Piutang Dagang
515.000,00 565.000,00
No. Rek.: 50
Perlengkapan
1996 1 1
Rp125.000,00 350.000,00
April 20 2
475.000,00
No. Rek.: 60
Sewa Dibayar di Muka
1996 1 1 Rp 60.000,00
April
1996 13 1 Rp3.500.000,00
April 1 1.800.000,00
5.300.000,00
44
Utang Dagang
1.700.000,00
Modal Budi
1996 16 2 Rp 900.000,00
April 30 2 850.000,00
30 2 500.000,00
2.250.000,00
Macam-macam Biaya
Neraca saldo Perusahaan Percetakan Rapih yang disusun dari buku besar di atas pada akhir bulan
April adalah sebagai berikut:
Saldo
Nama Rekening
Debet Kredit
Kas Rp1.537.000,00
Rp1.700.000,00 3.980.000,00
Piutang Dagang 515.000,00 2.250.000,00
Perlengkapan 475.000,00
Sewa Dibayar di Muka 60.000,00
Mesin Cetak 5.300.000,00
Utang Dagang 5.000,00
Modal, Budi 15.000,00
Prive, Budi 20.000,00
Pendapatan Percetakan 3.000,00
Biaya Advertensi
Gaji Pegawai
Macam-macam Biaya
Rp7.930.000,00 Rp7.930.000,00
KESALAHAN PEMBUKUAN
Kesalahan pembukuan bisa terjadi pada setiap tahapan dalam proses akuntansi. Kesalahankesalahan yang
terjadi dalam pencatatan di buku besar dapat ditemukan melalui beberapa cara, antara lain melalui prosedur
peme-riksaan pembukuan , ditemukan secara kebetulan, atau dapat juga diketahui melalui neraca saldo.
Dalam Bab 1 telah dijelaskan bahwa tidak semua kesalahan dapat ditunjukkan oleh neraca saldo. Namun
demikian apabila jumlah sisi debet dan jumlah sisi kredit neraca saldo tidak seimbang, maka harus dicari
sebab-sebab atau tempat terjadinya kesalahan.
Besarnya jumlah selisih antara sisi debet dan sisi kredit neraca saldo kadang-kadang dapat menunjukkan
lokasi kesalahan. Misalnya jumlah sisi debet dan jumlah sisi kredit neraca saldo mempunyai selisih sebesar
Rp2.500,00, maka salah satu kemungkinannya adalah lupa membukukan suatu jumlah (debet atau kredit)
di buku besar, atau bila jumlah tersebut dapat dibagi dua maka ada kemungkinan suatu pendebetan sebesar
Rp1.250,00 (Rp2.500,00: 2) telah dibukukan ke sebelah kredit atau sebaliknya. Disamping kesalahan-
kesalahan yang telah diuraikan di atas, ada juga jenis kesalahan lain yang sering terjadi yaitu kesalahan letak
angka. Misalnya angka yang seharusnya Rp485,00 telah ditulis sebesar Rp458,00 atau Rp845,00. Suatu
bentuk kesalahan lain lagi adalah kesalahan meletakkan koma sehingga mengubah jumlah yang sebenarnya.
Contoh kesalahan se-macam ini misalnya angka yang seharusnya Rp947,00, telah ditulis sebesar 94,70 atau
Rp9.470,00. Apabila dalam buku besar terjadi satu kali kesalah an letak angka atau kesalahan letak koma,
maka selisih yang terjadi dalam neraca saldo akan dapat dibagi dengan sembilan (9). Tetapi seandainya
terjadi kesalahan lebih dari satu kali maka selisih yang terjadi dalam neraca saldo tidak dapat memberikan
petunjuk di mana saja kesalahan-kesalahan itu terjadi.
Cara yang terbaik untuk dapat menemukan kesalahan dengan segera adalah dengan cara selalu meneliti
kembali setiap kali melakukan pencatatan, baik di dalam jurnal maupun di buku besar. Akan tetapi bila hal ini
tidak mungkin dilakukan, misalnya karena bagian pembukuan sangat sibuk, maka cara yang paling tepat adalah
menelusur kembali proses akuntansi, yaitu dengan meneliti kembali mulai dari neraca saldo sampai pada jurnal.
Lang-kah-langkah untuk menelusur kembali adalah sebagai berikut:
46
a) Periksa kebenaran penjumlahan kolom-kolom debet dan kredit neraca saldo dengan cara mengadakan
penjumlahan ulang.
b) Bandingkan nama-nama rekening yang tertulis pada kolom nama rekening di neraca saldo, dengan
rekening-rekening yang ada di buku besar, untuk memeriksa apakah tidak ada rekening yang terlewat
dicantumkan di neraca saldo.
c) Periksalah kebenaran penjumlahan sisi debet dan sisi kredit rekening-rekening di buku besar dan periksa
pula perhitungan saldonya.
d) Bandingkan semua angka yang ada di buku besar dengan angka- angka yang tercantum dalam jurnal. Setiap
kali melakukan pencocokkan supaya diberi tanda, baik dalam buku besar maupun dalam jumalnya. Bila
kesalahan belum juga ditemukan, perhatikan apakah ada angka-angka di dalam buku besar atau jurnal
yang belum diberi tanda.
e) Periksalah kesamaan jumlah debet dan kredit di dalam jurnal.
Apabila neraca saldo tidak seimbang, maka kegiatan akuntansi berikutnya tidak dapat dilakukan,
sampai penyebab kesalahan ditemukan dan koreksi kesalahan dilakukan sebagaimana mestinya.
Koreksi Kesalahan
Kesalahan-kesalahan biasanya terjadi pada waktu menjumal dan pada waktu membukukan ke buku besar.
Kesalahan-kesalahan semacam itu tidak boleh dikoreksi dengan cara menghapus, sebab bekas-bekas
menghapus akan menimbulkan kecurigaan seakan-akan telah terjadi ketidakberesan atau kecurangan. Prosedur
untuk melakukan koreksi kesalahan bisa bermacam-macam tergantung pada jenis kesalahan dan saat
ditemukannya kesalahan. Apabila kesalahan berupa salah menulis nama rekening atau salah menulis jumlah
dalam jurnal ditemukan sebelum hal itu dibukukan ke buku besar, maka koreksinya dapat dilakukan dengan
menarik garis lurus di atas jurnal yang salah tersebut. Hal seperti itu bisa juga dilakukan dengan tinta merah.
Jadi agar pembukuan tetap kelihatan rapi maka pencoretan supaya dibuat dengan garis lurus. Setelah itu di atas
ayat jurnal yang salah segera ditulis ayat jurnal yang benar.
Bila kesalahan menjurnal sudah terlanjur dibukukan ke buku besar, maka cara koreksinya harus
dilakukan dengan membuat jurnal koreksi. Se-bagai contoh, apabila pengeluaran kas Rp8.000,00 untuk membeli
peralatan kantor telah dijurnal dan dibukukan dengan mendebit rekening Perlengkapan Kantor, maka kesalahan ini
harus dikoreksi melalui jurnal. Untuk menentukan jurnal koreksi, harus diketahui lebih dahulu dua hal berikut
ini:
1) Jurnal yang salah (yang telah dilakukan).
2) Jurnal yang benar (yang seharusnya dilakukan).
Dengan cara membandingkan rekening-rekening T di atas, jelaslah bah-wa karena kesalahan terjadi dalam
debet rekening Perlengkapan Kantor maka rekening tersebut harus dikredit Rp8.000,00 dan rekening yang
seha-rusnya yakni Peralatan Kantor, harus didebet Rp8.000,00.
Jurnal koreksinya adalah:
April 30 Peralatan Kantor Rp 8.000,00
Perlengkapan Kantor Rp 8.000,00
(Untuk membetulkan atas kesalahan pendebitan Perlengkapan Kantor tanggal 12 April)
Apabila jurnal di atas dibukukan ke buku besar maka akibatnya kesalahan pendebetan dalam rekening
Perlengkapan Kantor Rp8.000,00 akan hapus karena sudah dikredit kembali dengan Rp8.000,00 dan rekening
Peralatan Kantor sudah didebet Rp8.000,00 sebagaimana mestinya.
Kode rekening yang digunakan oleh Penatu Budiman adalah sebagai berikut:
Nomor Rekening Nama Rekening
1 Kas
10 Asuransi Dibayar di Muka
15 Mesin Cuci
25 Utang Wesel
26 Utang Dagang
40 Modal, Budiman
41 Prive, Budiman
50 Pendapatan Penatu
61 Biaya Advertensi
62 Biaya Sewa
Diminta:
(1) Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan September (gunakan
lembar jurnal halaman 1 dengan kode J-1)
(2) Bukalah rekening-rekening yang diperlukan dan lakukan posting atas transaksi-transaksi yang terjadi
selama bulan September.
(3) Buatlah neraca saldo per 30 September 1996.
PENYELESAIAN:
JURNAL
Jumlah
Nomor
Nama rekening dan keterangan
Rekening
(2)
(3)
Tanggai (1) Debet (4) Kredit (5)
BUKU BESAR
Kas
Mesin Cuci
Utang Wesel
Utang Dagang
.. ■ 'T ■
Modal, Budiman
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
Prive, Budiman
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
Biaya Advertensi
Biaya Sewa
Penatu Budiman
Neraca Saldo
30 September 1996
Debet Kredit
Rp 1.330.000,00 |
Rp 4.140.000,00 Rp 4.140.000,00
LATIHAN
LATIHAN 3-1
Catatlah transaksi-transaksi berikut ini dalam jurnal:
Mei 1. Yanto mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perantara sewa-beli rumah. Pada
hari ini ia menyerahkan uang tunai Rp3.000.000,00 dan sebuah mobil yang bernilai
Rp15.000.000,00 sebagai setoran modalnya.
1. Disewa sebuah ruang kantor dan dibayar sewa untuk dua bulan sebesar Rp1.500.000,00.
2. Dibeli perlengkapan kantor secara tunai, Rp. 90.000,00.
15. Diterima komisi penjualan sebuah gedung, Rp3.750.000,00.
31. Dibayar biaya bensin dan oli untuk pemakaian selama bulan Mei, Rp60.000,00.
50
LATIHAN 3-2
1. Bukalah rekening-rekening berikut: Kas; Sewa Dibayar di Muka; Perlengkapan Kantor; Mobil; Modal,
Yanto; Pendapatan Komisi; dan Bensin & Oli.
2. Bukukan jurnal yang telah di kerjakan pada Latihan 3-1 di atas ke dalam rekening-rekening tersebut.
3. Buatlah neraca saldo per 31 Mei.
LATIHAN 3-2
Perusahaan jasa Abadi memiliki rekening-rekening buku besar sebagai berikut: Kas; Piutang; Perlengkapan
Kantor; Peralatan Kantor; Utang Dagang; Modal, Anto; Prive, Anto; Pendapatan Jasa, Biaya Gaji, dan Biaya
Sewa. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi berikut:
April 1. Anto mendirikan sebuah perusahaan dengan menanamkan uang tunai Rp10.000.000,00 dan
peralatan kantor yang bernilai Rp7.400.000,00
4. Dibayar sewa bulan April, Rp1.500.000,00.
6. Dibeli perlengkapan kantor secara kredit, Rp800.000,00.
15. Dibayar gaji pegawai, Rp1.800.000,00.
17. Dibayar utang yang timbul dari transaksi tanggal 6 April Rp400.000,00.
20. Dikirim faktur sebesar Rp1.700.000,00 atas penjualan jasa secara kredit.
25. Anto mengambil uang sebesar Rp2.000.000,00 untuk keperluan pribadi.
LATIHAN 3-3
Pada Bulan Maret 1997, Marto mendirikan sebuah perusahaan jasa reparasi radio dan televisi. Berikut ini
adalah transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Maret 1997:
Maret 1. Marto menanamkan uang dalam perusahaannya yang baru didi-rikannya, Rp40.000.000,00.
2. Dibeli perlengkapan secara kredit, Rp200.000.00
4. Dibeli tanah secara tunai Rp15.000.000,00.
6. Diterima pembayaran dari konsumen yang telah menggunakan jasa perusahaan secara tunai
Rp2.000.000,00.
9. Dibayar utang kepada kreditur Rp100.000,00.
17. Dikirim faktur tagihan kepada konsumen yang telah menggunakan jasa secara kredit, Rp1.600.000,00.
23. Diterima pembayaran dari debitur Rp1.200.000,00.
31. Dibayar biaya gaji Rp1.200.000,00 dan biaya sewa Rp500.000,00.
Diminta:
Catatlah transaksi-transaksi di atas dalam jurnal dengan menggunakan rekening-rekening berikut: Kas;
Piutang Dagang; Perlengkapan; Tanah; Utang Dagang; Modal, Marto; Pendapatan Reparasi; Biaya Gaji; Biaya
Sewa.
SOAL
Soal 3-1
Berikut ini ada|ah transaksi-transaksi yang terjadi selama 1 (satu) bulan pada perusahaan jasa Amazonia:
a. Pemilik perusahaan menyerahkan hartanya kepada perusahaan berupa
uang tunai sebesar Rp18.000.000,00 dan peralatan kantor seharga
Rp16.000.000,00.
b. Dibayar sewa kantor Rp400.000,00.
c. Dibayar biaya iklan Rp150.000,00.
d. Diterima pendapatan selama 10 (sepuluh) hari pertama operasi sebesar
Rp280.000,00.
e. Dibayar premi asuransi sebesar Rp900.000,00 yang merupakan premi
, untuk satu tahun.
f. Dibeli mesin ketik seharga Rp800.000,00 secara kredit dari Toko Maha
rani.
g. Dibeli bensin dan oli seharga Rp80.000,00.
h. Diperoleh pendapatan untuk 10 (sepuluh) hari kedua operasi sebesar Rp550.000.00.
i. Dibayar biaya perjalanan pemilik perusahaan Rp275.000,00.
j. Dibayar utang kepada Toko Maharani untuk pembelian mesin ketik sebesar Rp500.000,00.
51
k. Diterima pendapatan untuk 10 (sepuluh) hari ketiga operasi perusahaan sebesar Rp650.000,00.
I. Dibeli bensin dan oli secara tunai Rp450.000,00.
m. Dibayar gaji sopir Rp150.000,00.
n. Pemilik mengambil uang perusahaan sebesar Rp2.000.000.00 untuk keperluan pribadi.
Diminta:
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut di atas!
Soal 3-2
Perusahaan Aneka didirikan pada tanggal 1 Oktober 1996 oleh Tuan Bardiono. Transaksi-transaksi yang terjadi
selama bulan pertama operasinya adalah sebagai berikut:
a. Tuan Bardiono menyerahkan hartanya kepada perusahaan berupa uang
tunai sebesar Rp25.000.000,00 dan sebuah mobil yang berharga
Rp9.000.000,00.
b. Dibayar sewa kantor untuk satu bulan sebesar Rp1.500.000,00.
c. Dibeli peralatan kantor Rp2.500.000.00 secara kredit.
d. Diterima komisi penjualan sebesar Rp750.000,00.
e. Dibayar biaya iklan Rp250.000,00.
f. Diperoleh pendapatan sebesar Rp2.000.000,00 tetapi uangnya belum
diterima.
g. Dibayar premi untuk untuk masa tiga tahun Rp750.000,00.
h. Dilakukan pembayaran atas pembelian peralatan kantor yang dilakukan sebelumnya (lihat c) sebesar
Rp1.000.000,00.
i. Diterima komisi penjualan sebesar Rp850.000,00.
j. Diterima kas dari pendapatan pada butir f di atas.
k. Tuan Bardiono mengambil uang perusahaan sebesar Rp650.000,00 untuk keperluan pribadi.
I. Dibayar gaji pegawai Rp450.000,00.
Diminta:
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut diatas! Gunakanlah rekening T sebagai berikut: Kas;
Piutang Dagang; Asuransi Dibayar di Muka; Peralatan Kantor; Kendaraan Bermotor; Utang Dagang; Modal, Tuan
Bardiono; Prive, Tuan Bardiono; Pendapatan; Biaya Gaji; Biaya Sewa; dan Biaya Advertensi. Catatlah transaksi-
transaksi tersebut di atas ke dalam rekening yang bersangkutan.
52
BAB 4
PENYESUAIAN
Seperti telah diuraikan di muka, penyusunan neraca saldo biasanya dilakukan pada tiap-tiap akhir bulan
atau pada akhir periode akuntansi. Saldo-saldo ini merupakan ringkasan dari akibat-akibat transaksi yang telah
dicatat dalam suatu periode akuntansi. Sebagaimana disebutkan pada bab sebelumnya, salah satu tujuan
pembuatan neraca saldo adalah untuk mempersiapkan penyusunan laporan keuangan. Namun demikian,
laporan keuangan seringkali tidak dapat disusun langsung dari neraca saldo, karena data yang tercantum
dalam neraca saldo masih memerlukan penyesuaian terlebih dahulu. Oleh karena itu salah satu tahapan dalam
proses menyusun laporan keuangan adalah melakukan penyesuaian pembukuan dengan cara membuat jurnal
penyesuaian yang akan diterangkan dalam bab ini.
Pembuatan penyesuaian pada umumnya berkaitan dengan penentuan laba bersih perusahaan. Seperti
kita ketahui, tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba, sehingga penentuan laba yang tepat adalah
merupakan salah satu fungsi akuntansi yang sangat penting. Sehubungan dengan hal ini dalam akuntansi
dikenal beberapa konsep dan prinsip yang erat kaitannya dengan penentuan laba yang akan diterangkan dalam
uraian berikut, yaitu konsep akuntansi akrual, periode akuntansi, prinsip pendapatan, dan prinsip
mempertandingkan.
Mengapa prinsip akuntansi Indonesia menghendaki agar perusahaan menggunakan dasar akrual? Apakah
keuntungan yang diberikan oleh dasar akrual? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita misalkan Budi telah
menyele-saikan pesanan sebelum akhir periode akuntansi, tetapi kas dari si pemesan baru diterima setelah
melewati akhir periode. Jika Budi menggunakan dasar tunai, maka dalam laporan keuangannya tidak akan
nampak pendapatan maupun piutang sebagai akibat dari transaksi tersebut. Akibatnya laporan keuangan tidak
memberikan gambaran yang sebenarnya. Pendapatan dan aktiva piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah
, sehingga perusahaan kelihatan kurang berhasil dibanding dengan keadaan yang sebenarnya. Seandainya Budi
akan menggunakan laporan keuangan tersebut untuk meminta kredit ke Bank, maka situasi tersebut bisa
merugikan dirinya.
Budi juga menerapkan dasar akrual dalam pencatatan biaya. Sebagai contoh, dalam biaya gaji selain gaji yang
telah dibayar termasuk pula gaji yang sudah terutang kepada para pegawai tetapi masih belum dibayar. Budi
mengakui kewajiban untuk membayar kepada para pegawainya sebagai biaya gaji, walaupun pada saat itu belum
dilakukan pembayaran. Apabila Budi menggunakan dasar tunai, maka ia hanya akan mencatat gaji pegawai
yang telah dibayarnya. Misalkan Budi belum membayar gaji salah seorang pegawainya, dan laporan keuangan
disusun sebelum ia membayar gaji tersebut, maka biaya gaji dan utang gaji akan menjadi lebih rendah dari
jumlah yang sesungguhnya, dan perusahaan akan kelihatan lebih berhasil dari keadaan yang sesungguhnya.
Informasi yang tidak lengkap ini akan menghasilkan informasi yang tidak akurat bagi para pemakai laporan.
Dalam contoh yang dikemukakan di atas, terlihat bahwa dasar akrual menghasilkan informasi yang lebih lengkap
daripada informasi yang dihasilkan oleh dasar tunai. Hal ini penting, karena semakin lengkap data yang
53
disajikan, akan semakin baik informasi yang diterima pengambil keputusan dalam menilai kesehatan keuangan
dan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Konsep-konsep yang digunakan dalam dasar akrual
adalah periode akuntansi, prinsip pendapatan, dan prinsip mempertandingkan (matching).
PERIODE AKUNTANSI
Apabila kita ingin mengetahui dengan pasti keberhasilan operasi perusahaan, maka cara satu-satunya adalah
dengan menghentikan usaha perusahaan, menjual semua harta, melunasi semua utang, dan mengembalikan
kas yang tersisa kepada para pemilik perusahaan. Proses semacam ini disebut likuidasi, yang artinya sama
dengan membubarkan perusahaan. Sudah barang tentu cara pengukuran laba semacam itu tidak praktis. Cara
yang lazim adalah tunai, maka dalam laporan keuangannya tidak akan nampak pendapatan maupun piutang
sebagai akibat dari transaksi tersebut. Akibatnya laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang
sebenarnya. Pendapatan dan aktiva piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah , sehingga perusahaan
kelihatan kurang berhasil dibanding dengan keadaan yang sebenarnya. Se-andainya Budi akan menggunakan
laporan keuangan tersebut untuk meminta kredit ke Bank, maka situasi tersebut bisa merugikan dirinya.
Budi juga menerapkan dasar akrual dalam pencatatan biaya. Sebagai contoh, dalam biaya gaji selain gaji yang
telah dibayar termasuk pula gaji yang sudah terutang kepada para pegawai tetapi masih belum dibayar. Budi
mengakui kewajiban untuk membayar kepada para pegawainya sebagai biaya gaji, walaupun pada saat itu belum
dilakukan pembayaran. Apabila Budi menggunakan dasar tunai, maka ia hanya akan mencatat gaji pegawai
yang telah dibayarnya. Misalkan Budi belum membayar gaji salah seorang pegawainya, dan laporan keuangan
disusun sebelum ia membayar gaji tersebut, maka biaya gaji dan utang gaji akan menjadi lebih rendah dari
jumlah yang sesungguhnya, dan perusahaan akan kelihatan lebih berhasil dari keadaan yang sesungguhnya.
Informasi yang tidak lengkap ini akan menghasilkan informasi yang tidak akurat bagi para pemakai laporan.
Dalam contoh yang dikemukakan di atas, terlihat bahwa dasar akrual menghasilkan informasi yang lebih
lengkap daripada informasi yang dihasii-kan oleh dasar tunai. Hal ini penting, karena semakin lengkap data
yang disajikan, akan semakin baik informasi yang diterima pengambil keputusan dalam menilai kesehatan
keuangan dan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Konsep-konsep yang digunakan dalam dasar
akrual adalah periode akuntansi, prinsip pendapatan, dan prinsip mempertandingkan (matching).
PERIODE AKUNTANSI
Apabila kita ingin mengetahui dengan pasti keberhasilan operasi perusahaan, maka cara satu-satunya adalah
dengan menghentikan usaha perusahaan, menjual semua harta, melunasi semua utang, dan mengembalikan
kas yang tersisa kepada para pemilik perusahaan. Proses semacam ini disebut likuidasi, yang artinya sama
dengan membubarkan perusahaan. Sudah barang tentu cara pengukuran laba semacam itu tidak praktis. Cara
yang lazim adalah dengan membuat laporan kemajuan perusahaan secara periodik, tanpa harus membubarkan
perusahaan. Dengan cara ini akuntansi menetapkan periode waktu pelaporan dalam jangka waktu yang lebih
pendek, dan pada akhir periode waktu tersebut disusun laporan keuangan. Angka-angka yang dilaporkan
dalam laporan keuangan periodik sebenarnya lebih bersifat taksiran. Kita akan dapat mengetahui jumlah yang
pasti, kalau perusahaan benar-benar dilikuidasi.
Jangka waktu suatu periode akuntansi pada umumnya satu tahun, dan pada akhir periode tersebut perusahaan
membuat laporan keuangan tahunan. Sebagian besar perusahaan menetapkan periode akuntansinya mulai dari
tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Namun ada pula perusahaan yang menetapkan
periode akuntansinya secara lain, misalnya mulai tanggal 1 April dan diakhiri tanggal 31 Maret tahun
berikutnya. Penetapan periode akuntansi dapat ditentukan oleh manajemen perusahaan se-suai dengan
kebutuhan perusahaan yang bersangkutan.
Kadang-kadang manajemen perusahaan ingin segera mengetahui perkembangan perusahaannya tanpa harus
menunggu sampai akhir tahun. Untuk itu perusahaan dapat membuat laporan keuangan sebelum berakhirnya
periode akuntansi, misalnya setiap akhir bulan atau setiap akhir kwartal, yang disebut laporan keuangan interim.
Penetapan periode akuntansi akan berpengaruh terhadap laba periodik perusahaan. Pengaruh tersebut akan terlihat
dalam penerapan prinsip mempertandingkan yang akan diterangkan kemudian.
PRINSIP PENDAPATAN
Prinsip pendapatan mengatur tentang (1) kapan pendapatan dicatat dan (2) jumlah pendapatan yang dicatat.
Apabila kita berbicara tentang pencatatan suatu transaksi dalam akuntansi, maka biasanya yang terbayang
adalah kegiatan membukukan transaksi ke dalam buku besar, membuat neraca saldo, dan menyusun laporan
54
keuangan. Hal ini disebabkan karena hasil akhir proses akuntansi dan perhatian kita sering ditujukan pada
laporan keuangan. Akan tetapi pembahasan tentang prinsip pendapatan berikut ini akan ditekankan pada
pembuatan jurnal, karena penjurnalan adalah merupakan tindakan yang pertama dalam kegiatan proses
akuntansi.
Prinsip umum yang menjadi pedoman dalam menentukan kapan pencatatan pendapatan dilakukan,
menetapkan bahwa pendapatan dicatat pada saat diperoleh, bukan sebelumnya. Dalam banyak hal,
pendapatan diperoleh pada saat perusahaan menyerahkan barang atau jasa yang telah selesai dikerjakan
kepada konsumen. Berikut ini adalah dua situasi yang dapat menjadi pedoman untuk menentukan kapan
suatu pendapatan akan dicatat.
1. Situasi pertama menggambarkan kejadian yang tidak memerlukan pencatatan pendapatan, sedangkan situasi
kedua harus dilakukan pencatatan untuk mengakui pendapatan.
Situasi 1 - Tidak memerlukan pencacatatan pendapatan. Seorang calon konsumen datang ke kantor Percetakan
Rapih dan menyatakan keinginannya untuk memesan beberapa macam barang cetakan. Pesanan
direncanakan akan disampaikan bulan yang akan datang. Apakah Percetakan Rapih harus mencatat
pendapatan berdasarkan rencana calon konsumen ini? Kejadian ini tidak perlu dicatat sebagai pendapatan
karena belum terjadi transaksi apapun.
Situasi 2 - Harus dicatat sebagai pendapatan. Pada bulan berikutnya konsumen tersebut datang lagi ke kantor
Percetakan Rapih dan memesan sejumlah barang cetakan. Pesanan dapat diselesaikan Percetakan Rapih
dalam waktu satu minggu. Dengan diserahkannya pesanan yang disertai dengan faktur, maka Percetakan
Rapih harus mencatat terjadiya pendapatan dengan cara mengkredit rekening Pendapatan Jasa Percetakan.
Apabila konsumen langsung melakukan pembayaran, maka transaksi ini akan dicatat dengan mendebet
rekening Kas, dan bila pembayarannya akan dilakukan kemudian, maka yang didebet adalah rekening Piutang
Dagang.
Prinsip umum mengenai pencatatan jumlah pendapatan menetapkan
bahwa pendapatan dicatat sebesar nilai tunai barang atau jasa yang dise-
rahkan kepada konsumen. Misalkan pesanan dalam contoh di atas dilakukan
oleh seorang konsumen yang baru pertama kali menggunakan jasa perce
takan ini. Percetakan Rapih mengharapkan konsumen tersebut bisa menja
di langganan di masa yang akan datang. Oleh karena itu terhadap konsumen baru tersebut diberi harga
yang lebih murah dari harga umum, yaitu hanya sebesar Rp50.000,00. Harga normal untuk pesanan semacam
itu adalah Rp60.000,00. Dengan harga berapakah pendapatan dari pesanan ini akan dicatat oleh Percetakan
Rapih? Jawabannya adalah Rp50.000,00 karena nilai kas yang akan diterima adalah Rp50.000,00, bukan
Rp60.000,00.
PRINSIP MEMPERTANDINGKAN
Prinsip mempertandingkan adalah dasar untuk mencatat biaya. Biaya-biaya seperti misalnya biaya sewa, biaya
gaji, dan biaya advertensi adalah pengorbanan yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan. Biaya adalah
bagian dari harga pokok aktiva yang digunakan untuk memperoleh pendapatan. Prinsip mempertandingkan
adalah merupakan pedoman bagi akuntan untuk (1) menyatakan semua biaya yang terjadi selama periode
akuntansi, (2) mengukur besarnya biaya, dan (3) untuk mempertemukan biaya tersebut dengan pendapat yang
diperoleh pada periode yang sama. Mempertemukan biaya dengan pendapatan, berarti mengurangkan biaya
terhadap pendapatan untuk dapat mengetahui laba bersih atau rugi bersih.
Pendapatan kadang-kadang dapat dihubungkan secara langsung dengan biaya-biaya tertentu yang dikeluarkan
untuk memperoleh pendapatan tersebut. Sebagai contoh, apabila perusahaan membayar biaya komisi kepada
para penjual, maka untuk setiap unit barang yang dijual akan terjadi biaya komisi penjualan. Bila tidak ada
barang yang terjual, maka tidak akan terjadi pengeluaran biaya komisi.
Sejumlah biaya lain tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan pendapatan. Sebagai contoh, bila
perusahaan harus membayar sewa gedung setiap bulan, maka dengan tidak tergantung pada ada atau tidaknya
pendapatan, biaya sewa gedung tetap harus dibayar. Untuk biaya-biaya semacam ini, pedoman umum yang diikuti
dalam akuntansi ialah mengaitkan biaya dengan suatu periode waktu tertentu, misalnya per bulan atau per tahun.
Seandainya sewa bulanan yang harus dibayar perusahaan adalah Rp 500.000,00, maka perusahaan akan mencatat
biaya sewa gedung sebesar Rp500.000,00 setiap bulan.
perusahaan. Oleh karena itu, saldo-saldo rekening yang tercantum dalam neraca saldo harus diteliti satu demi
satu untuk menentukan apakah saldo tersebut telah sesuai dengan prinsip dan konsep akuntansi di atas.
Apabila kita amati rekening-rekening yang tercantum dalam neraca saldo, maka akan kita jumpai bahwa
kebanyakan rekening dapat dikutip langsung dari neraca saldo ke dalam laporan keuangan tanpa perubahan.
Namun beberapa rekening yang lain memerlukan penyesuaian terlebih dahulu. Sebagai contoh misalnya saldo
rekening Kas menunjukkan jumlah kas yang tersedia pada hari terakhir dari suatu periode, sedangkan saldo
rekening Perlenqkapan menunjukkan harqa beli perlenqkapan pada awal periode ditambah harqa perlenqkapan
yang dibeli selama periode itu. Sebagian dari perlengkapan tersebut sudah dipakai dalam periode yang
bersangkutan, sehingga saldo yang ditunjukkan oleh rekening Perlengkapan adalah lebih besar dari harga beli
perlengkapan yang masih tersedia pada akhir periode.
Hal seperti itu juga terdapat pada rekening Sewa Dibayar di Muka dan rekening-rekening biaya yang dibayar
di muka lainnya. Rekening-rekening semacam ini umumnya menunjukkan jumlah biaya di bayar di muka
yang ,lebih besar daripada jumlah yang sesungguhnya masih merupakan uang muka pada akhir periode.
Transaksi-transaksi yang berupa biaya dibayar di muka biasanya hanya dicatat pada waktu terjadinya
pembayaran, sedangkan jumlah pembayaran yang telah menjadi biaya tidak dicatat dari waktu ke waktu.
Masih ada beberapa contoh lain yang menggambarkan kekurangan-kekurangan pada data yang tercantum
di dalam neraca saldo, seperti misalnya biaya-biaya yang belum dibayar atau pendapatan-pendapatan yang
.pelum diterima. Selama periode berjalan, biaya-biaya hanya dicatat apabila telah dibayar dan pendapatan
hanya dicatat apabila sudah diterima. Akan tetapi biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan
dalam suatu periode (tetapi belum dibayar) dan pendapatan yang sudah menjadi hak dalam suatu periode
(tetapi belum diterima), sampai saat pembuatan neraca saldo masih belum dicatat dalam pembukuan.
Di atas telah diterangkan bahwa jika pembukuan perusahaan dilaksanakan atas dasar akrual maka pendapatan
harus diakui bila hal itu sudah menjadi hak perusahaan pada periode itu, demikian pula apabila suatu biaya sudah
menjadi kewajiban perusahaan dalam suatu periode, maka biaya tersebut harus diakui pada periode yang
bersangkutan. Apabila selama periode berjalan, pendapatan dan biaya-biaya belum dicatat seluruhnya, maka
jelaslah bahwa data yang tercantum dalam neraca saldo belum menunjukkan keadaan yang sebenamya. Oleh
karena itulah maka pada akhir periode akuntansi perlu dilakukan suatu proses penyesuaian atas data yang
tercantum dalam neraca saldo, sehingga pembukuan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya.
Proses Penyesuaian
Dari uraian di atas jelaslah kiranya, bahwa tujuan proses penyesuaian adalah :
1) Agar setiap rekening riil, khususnya rekening-rekening aktiva dan rekening-rekening utang, menunjukkan
jumlah yang sebenarnya pada akhir periode.
2) Agar setiap rekening nominal (rekening-rekening pendapatan dan rekening-rekening biaya) menunjukkan
pendapatan dan biaya yang seharusnya diakui dalam suatu periode.
Saldo-saldo di dalam neraca saldo biasanya memerlukan penyesuaian untuk mengakui hal-hal sebagai
berikut :
1. Piutang Pendapatan: yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum dicatat.
2. Utang Biaya: yaitu biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat.
3. Pendapatan Diterima di Muka: yaitu pendapatan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya merupakan
pendapatan untuk periode yang akan datang.
4. Biaya Dibayar di Muka: yaitu biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus dibebankan
pada periode yang akan datang.
5. Kerugian Piutang: yaitu taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tidak bisa ditagih.
6. Depresiasi (Penyusutan): yaitu penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu periode
akuntansi.
7. Biaya Pemakaian Perlengkapan: yaitu bagian dari harga beli perlengkapan yang telah dikonsumsi
selama periode akuntansi.
56
Berikut ini adalah contoh cara melakukan penyesuaian yang dilakukan oleh Foto Studio Aneka pada akhir
tahun 1996. Perusahaan ini didirikan oleh Abubakar pada tanggal 1 Januari 1996.
FOTO STUDIO ANEKA
Neraca Saldo
31 Desember 1996
' Saldo
Nama Rekening
Debet Kredit
Kas Rp 52.350,00
Surat Berharga 10.000,00
Piutang Dagang 18.200,00
Perlengkapan Fotografi 96.150,00
Perlengkapan Kantor 41.300,00
Asuransi Dibayar di Muka 10.000,00
Peralatan Fotografi 480.000,00
Peralatan Kantor 115.000,00
Gedung 1.000.000,00
Utang Dagang Rp 12.000,00
Modal, Abubakar 1.363.000,00
Pendapatan Foto Studio 457.650,00
Biaya Kantor 20.000,00
Gaji Pegawai 22.000,00
Biaya Advertensi 4.000,00
Pendapatan Bunga 350,00
Pendapatan Sewa 36.000,00
Rp 1.869.000,00 Rp 1.869.000,00
Data dalam neraca saldo di atas belum seluruhnya siap untuk secara langsung dicantumkan pada
laporan keuangan karena adanya informasi-informasi berikut :
1) Masih harus diterima pendapatan bunga dari obligasi yang nilai nominalnya Rp10.000,00, bunga 6%,
pembayaran bunga tiap tanggal 1 April-Oktober.
1) Masih harus dibayar gaji pegawai bulan Desember Rp2.000,00.
2) Pendapatan sewa yang diterima di muka Rp6.000,00.
2) Asuransi dibayar di muka pada tanggal 31 Desember 1996 adalah Rp4.000,00.
5) Kerugian piutang ditaksir 1% dari pendapatan foto studio.
6) Depresiasi (penyusutan) aktiva tetap dilakukan atas dasar tarif sebagai berikut:
a) Depresiasi peratatan fotografi ditaksir 20% setahun.
b) Depresiasi peralatan kantor ditaksir 10% setahun.
c) Depresiasi gedung ditaksir 5% setahun.
7) Perlengkapan yang masih tersisa pada tanggal 31 Desember 1996 adalah sebagai berikut:
a) Perlengkapan fotografi Rp32.400,00.
b) Perlengkapan kantor Rp15.500,00.
Dengan adanya informasi di atas, maka data dalam neraca saldo harus disesuaikan sehingga informasi tersebut
tercakup dalam laporan keuangan perusahaan. Penyesuaian atas data dalam neraca saldo ini harus dilakukan
dengan melalui jurnal yang disebut jurnal penyesuaian. Ini berarti bahwa data dalam buku besar juga harus
disesuaikan.
57
Penyesuaian yang diperlukan dalam pembukuan Foto Studio Aneka akan diterangkan di bawah ini:
1) Piutang Pendapatan
Apabila suatu pendapatan telah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima pada periode yang
bersangkutan, maka pada akhir periode harus dibuat jurnal penyesuaian untuk mengakui jumlah pendapatan
yang belum diterima tersebut sebagai pendapatan. Dalam contoh di atas dilukiskan bahwa Foto Studio Aneka
memiliki suatu surat berharga berupa obligasi yang bernilai nominal Rp10.000,00 dengan bunga 6% yang
dibeli pada tanggal 1 Maret 1996. Karena bunga obligasi tersebut dibayar pada tiap-tiap tanggal 1 April dan 1
Oktober, maka pada tanggal 31 Desember sebenarnya perusahaan sudah mempunyai tagihan bunga selama
3 bulan yaitu untuk bulan-bulan Oktober, November dan Desember yang; seluruhnya berjumlah Rp150,00.
Informasi tentang piutang bunga per 31 Desember 1996 dan jumla pendapatan bunga untuk tahun 1996 dapat
dilukiskan dengan cara sebagai berikut:
Penerimaan bunga yang terakhir dalam tahun 1996 adalah Penarikan bunga berikutnya akan diterima pada tanggal: 1
tanggal 1 Oktober 1996 April 1997 untuk periode
1 Oktober 1996 - 31 Maret 1997.
Bunga antara tanggal 1 Oktober 1996 sampai dengan tanggal Bunga antara tanggal 1 Januari 1997 sampai dengan tanggal 31
31 Desember 1996 adalah Rp150,00 Maret 1997 Rp150,00 yang akan diakui sebagai pendapatan
tahun 1997.
Setelah informasi di atas dicatat dengan jurnal penyesuaian, maka langkah selanjutnya adalah membukukan jurnal
tersebut ke dalam buku besar sehingga rekening-rekening yang bersangkutan akan nampak sebagai berikut:
Piutang Bunga
1996
Des. 31 Penyesuaian Rp 150,00
Pendapatan Bunga
1996 Des. 31Saldo Rp 350,00
31Penyesuaian Rp 150,00
Rekening-rekening di atas selanjutnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Piutang Bunga :dicantumkan dalam neraca sebagai aktiva lancar.
Pendapatan Bunga :dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai pendapatan Iain-Iain
2) Utang Gaji
Biaya-biaya yang sudah menjadi beban pada suatu periode tetapi sampai akhir periode yang bersangkutan
belum dibayar, harus dicantumkan dalam neraca sebagai utang biaya dan harus termasuk pula dalam saldo
58
rekening biaya. Dalam contoh di atas dikemukakan bahwa pada tanggal 31 Desember 1996 masih harus dibayar
gaji pegawai sebesar Rp2.000,00. Data ini berarti bahwa saldo rekening Gaji Pegawai yang tercantum dalam
neraca saldo sebesar Rp22.000,00 masih harus ditambah dengan Rp2.000,00 yaitu untuk gaji pegawai bulan
Desember yang belum dibayar tetapi sudah menjadi beban periode 1996
Perhitungan gaji pegawai untuk tahun 1996 adalah:
1996
Des. 31 Gaji Pegawai Rp 2.000,00
Utang Gaji Rp 2.000,00
Setelah jurnal penyesuaian di atas dibukukan ke buku besar, maka rekening-rekening yang bersangkutan akan
nampak sebagai berikut:
Gaji Pegawai
1996
Des. 31 Saldo Rp. 22.000,00
Penyesuaian Rp 2.000,00
Utang Gaji
1996
Des. 31 Penyesuaian Rp 2.000,00
Pendapatan sewa yang diperhitungkan untuk tahun Pendapatan yang diterima di muka Rp6.000,00.
1996 Rp30.000,00
59
Apabila Jurnal penyesuaian di atas dibukukan ke buku besar, maka rekening-rekening yang bersangkutan akan nampak sebagai
berikut:
Pendapatan Sewa
1996 1996
Des. 31 Penyesuaian Rp. 6.000,00 Des. Saldo Rp 36.000,00
1996
Des. Penyesuaian Rp 6.000,00
Jurnal penyesuaian untuk mencatat pendapatan diterima di muka tergantung pada cara yang digunakan
pada waktu menjurnal penerimaan pendapatan yang bersangkutan. Dalam contoh di atas dapat kita lihat
bahwa pada waktu menerima pendapatan sewa di dalam jurnal Foto Studio Aneka telah dikredit rekening
Pendapatan Sewa. Transaksi penerimaan pendapatan ini dapat juga dicatat (pada waktu terjadinya) dengan
mengkredit rekening Pendapatan Diterima di Muka, sehingga pada akhir periode yang nampak di dalam
neraca saldo adalah rekening Pendapatan Sewa Diterima di Muka sebesar Rp36.000,00.
Dengan data penyesuaian yang sama seperti di atas, maka jurnal penyesuaian yang harus dilakukan pada
tanggal 31 Desember 1996 adalah sebagai berikut:
Setelah diadakan penyesuaian maka rekening-rekening di atas akan akan nampak dalam buku besar sebagai berikut:
60
1996 1996
Des. 31 Penyesuaian Rp30.000,00 Des. Saldo Rp 36.000,00
Pendapatan Sewa
1996
Des. Saldo Rp 30.000,00
Selanjutnya rekening-rekening ini dapat diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti dalam contoh di atas dan hasil
akhirnya menunjukkan jumlah-jumlah yang sama yaitu rekening Pendapatan Sewa menunjukkan saldo kredit
Rp30.000,00 dan rekening Pendapatan Sewa Diterima di Muka menunjukkan saldo kredit Rp6.000,00.
Kedua prosedur untuk mencatat pendapatan sewa seperti telah diuraikan di atas dapat kita bandingkan
sebagai berikut:
Penerimaan Sewa Dicatat dalam Rekening Pendapatan Sewa Penerimaan Sewa Dicatat dalam Rekening Pendapatan Sewa Diterima di Muka
Kas .................................... Rp36.000,00
Kas................................ Rp36.000,00 Pendapatan Sewa Diterima di Muka... Rp36.000,00
Pendapatan Sewa Rp36.000,00
Jurnal Penyesuaian: Jurnal Penyesuaian:
Pendapatan Sewa Rp6.000,00 Pendapatan Sewa Di
Pendapatan Sewa Diterima di Muka Rp6.000,00 terima di Muka.................. Rp30.000,00
Pendapatan Sewa.... Rp30.000,00
Buku Besar: Buku Besar:
Pendapatan Sewa Pendapatan Sewa
Rp6.000,00 Rp36.000,00 Rp30.000,00
Dari perbandingan di atas dapat disimpulkan, bahwa kedua cara pencatatan tersebut akan mencapai hasil yang
sama, walaupun pencatatan di dalam jurnalnya menggunakan prosedur yang berbeda dan jurnal
penyesuaiannya dengan sendirinya harus berbeda pula.
Premi asuransi yang dibayar selama tahun 1996 dan dicatat dalam
rekening Biaya Asuransi Dibayar di Muka Rp10.000,00.
Premi asuransi yang menjadi biaya untuk tahun Premi asuransi yang belum menjadi biaya sampai
1996 Rp6.000,00. dengan tanggal 31 Desember 1996 Rp4.000,00 (masih
merupakan biaya dibayar di muka).
Penyesuaian untuk mencatat biaya asuransi dibayar di muka adalah sebagai berikut:
1996 1996
Des. 31 Saldo Rp10.000,00 Des. 31 Penyesuaian Rp6.000,00
Biaya Asuransi
1996
Des. 31 Penyesuaian Rp6.000,00
Jurnal penyesuaian atas biaya dibayar di muka tergantung pada cara yang digunakan pada waktu menjurnal
pembayaran biaya yang bersangkutan. Dalam contoh di atas dapat kita lihat bahwa pada waktu membayar premi
asuransi di dalam jurnal Foto Studio Aneka telah didebit rekening Biaya Asuransi Dibayar di Muka. Transaksi
pembayaran premi asuransi ini dapat juga dijurnal (pada waktu terjadinya) dengan mendebit rekening Biaya
Asuransi, sehingga pada akhir periode yang nampak di dalam neraca saldo adalah saldo rekening Biaya
Asuransi sebesar Rp10.000,00. Dengan data penyesuaian yang sama seperti di atas, maka jurnal penyesuaian
62
yang harus dilakukan pada tanggal 31 Desember 1996 adalah sebagai berikut:
1996 Des.
31 Biaya Asuransi Dibayar di Muka Rp4.000,00
Biaya Asuransi Rp4.000,00
Setelah diadakan penyesuaian maka rekening-rekening di atas akan nampak dalam buku besar sebagai
berikut:
Biaya Asuransi
1996 1996
Des. 31 Saldo Rp10.000,00 Des. 31 Penyesuaian Rp4.000,00
1996
Des. 31 Penyesuaian Rp4.000,00
Selanjutnya rekening-rekening ini dapat diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti contoh di atas dan hasil
akhirnya menunjukkan jumlah-jumlah yang sama yaitu rekening Biaya Asuransi menunjukkan saldo debit
Rp6.000,00 dan rekening Biaya Asuransi Dibayar di Muka menunjukkan saldo debit Rp4.000,00.
Apabila kedua prosedur untuk mencatat pembayaran premi asuransi di atas diperbandingkan, akan nampak
hal-hal sebagai berikut:
Pembayaran premi asuransi di- Pembayaran premi asuransi dicatat
catat dalam rekening Biaya Asuransi dalam rekening Asuransi Dibayar di Muka
Dari perbandingan di atas jelaslah bahwa walaupun prosedur pencatatan untuk mencatat pembayaran
63
premi asuransi dapat dilakukan dengan dua cara yang berbeda, tetapi pada akhirnya akan menunjukkan hasil
atau keadaan yang sama, dengan jurnal penyesuaian yang berbeda.
5) Kerugian Piutang
Piutang dagang timbul karena adanya penjualan secara kredit. Syarat penjualan lebih menarik bagi si pembeli
karena pembayaran bisa dilakukan beberapa waktu kemudian. Namun apabila ditinjau dari segi perusahaan yang
memberikan kredit, syarat demikian mengandung risiko walaupun di lain pihak volume penjualan mungkin
dapat ditingkatkan. Risiko terjadi bilamana debitur (pengambil kredit) tidak melaksanakan kewajibannya sehingga
mengakibatkan perusahaan menderita rugi. Keadaan demikian sering dialami oleh perusahaan yang biasa
melakukan penjualan secara kredit, bahkan peristiwa demikian hampir dapat dipastikan akan terjadi.
Kerugian karena adanya piutang yang tak dapat ditagih ini dapat dicatat dalam pembukuan dengan dua
cara, yaitu:
1) Pada saat ada kepastian bahwa piutang tidak mungkin dapat ditagih.
2) Pada periode di mana penjualan kredit terjadi.
Apabila perusahaan menggunakan cara kedua, maka pada tiap akhir periode akuntansi diadakan
penaksiran kerugian piutang yang biasanya didasarkan atas persentase dari jumlah penjualan dalam periode
yang bersangkutan.
Dalam data penyesuaian di atas dikemukakan bahwa taksiran kerugian piutang ditaksir 1% dari pendapatan foto
studio. Ini berarti bahwa taksiran kerugian piutang yang ditetapkan oleh Foto Studio Aneka untuk tahun 1996
adalah 1% x Rp457.650,00 = Rp4.576,50. Data di atas dicatat dengan menggunakan jurnal penyesuaian
sebagai berikut:
1996 Des.
31 Kerugian Piutang Rp4.576,00
Cadangan Kerugian Piutang Rp4.576,00
Apabila jurnal penyesuaian di atas dibukukan ke buku besar, maka rekening-rekening yang bersangkutan
akan nampak sebagai berikut:
Kerugian Piutang
Foto StudioAneka
64
Neraca
31 Desember 1996
Kas Rp 52.350,00
Piutang
Dagang Rp 18.200,00
Cadangan
Kerugian
Piutang Rp 4.576,00
Rp 13.624,00
6) Depresiasi (Penyusutan)
Semua aktiva tetap (kecuali tanah) yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk beroperasi, akan
semakin menyusut nilainya bersamaan dengan berjalannya waktu. Sebab-sebab terjadinya penyusutan ini bisa
bermacam-macam seperti misalnya: susut karena dipakai, pengaruh iklim, menjadi tua, dan sebagainya.
Proses ini akan menyebabkan nilai aktiva tetap menjadi berkurang dan hal ini disebut penyusutan atau
depresiasi. Oleh karena itu harga perolehan aktiva tetap harus dialokasikan sebagai biaya penyusutan selama
masa penggunaan aktiva tersebut.
Pembebanan penyusutan ini biasanya dilakukan pada tiap akhir periode melalui jurnal penyesuaian yaitu dengan
mendebit rekening Depresiasi dan mengkredit rekening Akumulasi Depresiasi.
Untuk lebih menjelaskan masalah ini, marilah kita hubungkan persoalan ini dengan data penyesuaian dari
neraca saldo Foto Studio Aneka per 31 Desember 1996 di atas.
a) Depresiasi Peralatan Fotografi
Dalam data penyesuaian dikemukakan bahwa penyusutan peralatan fotografi ditetapkan 20% setahun; dan dalam
neraca saldo dapat dilihat bahwa harga perolehan peralatan fotografi adalah Rp480.000,00. Dengan demikian
penyusutan peralatan fotografi per tahun adalah 20% x Rp480.000,00 = Rp96.000,00. Hal ini dicatat dengan
jurnal penyesuaian sebagai berikut:
1996 Des.
31 Depresiasi Peralatan Fotografi Rp96.000,00
Akumulasi Depresiasi Peralatan Fotografi Rp96.000,00
Apabila Jurnal penyesuaian di atas dibukukan ke buku besar, maka rekening-rekening yang bersangkutan akan nampak sebagai berikut:
Depresiasi Peralatan Fotografi
Cara penyajian rekening akumulasi Depresiasi dalam neraca adalah sebagai berikut:
Neraca
65
31 Desember 1996
Peralatan Fotographi Rp480.000,00
Akumulasi Depresiasi
Peralatan Fotografi Rp96.000,00
Rp384.000,00
Rekening-rekening yang bersangkutan dalam buku besar akan nampak sebagai berikut:
1996 Des.
31 Depresiasi Peralatan Kantor Rp. 11.500,00
Akumulasi Depresiasi Peralatan Kantor Rp. 11.500,00
1996
Des. 31 Penyesuaian Rp11.500,00
1996
Des. 31 Penyesuaian Rp11.500,00
c) Depresiasi Gedung
Depresiasi gedung menurut data penyesuaian adalah 5% setahun, sedangkan harga perolehan gedung seperti
yang tercantum dalam neraca saldo adalah Rp1.000.000,00. Dengan demikian penyusutan gedung per tahun
adalah 5% x Rp1.000.00,00 = Rp50.000,00. Data di atas dicatat dalam jumal penyesuaian sebagai berikut:
1996 Des.
31 Depresiasi Gedung Rp 50.000,00
Akumulasi Depresiasi Gedung Rp 50.000,00
Depresiasi Gedung
1996
Des. 31 Penyesuaian Rp50.000,00
66
1996
Des. 31 Penyesuaian Rp50.000,00
7) Pemakaian Perlengkapan
Perlengkapan adalah bahan-bahan yang dibeli dengan maksud untuk digunakan dalam operasi perusahaan (tidak
untuk dijual kembali). Dalam contoh di atas, Foto Studio Aneka memiliki dua macam perlengkapan, yaitu
perlengkapan fotografi ( kertas foto, dan bahan-bahan kimia) dan perlengkapan kantor (kertas, karbon, tinta,
dan sebagainya). Kedua macam perlengkapan tersebut dicatat pada saat dibeli sebesar harga belinya.
Apabila selama periode akuntansi Foto Studio Aneka tidak melakukan pencatatan pemakaian perlengkapan, maka
pada akhir periode perlu dilakukan perhitungan fisik atas perlengkapan yang masih tersisa, sehingga dapat
ditentukan jumlah pemakaian perlengkapan untuk periode yang bersangkutan. Jumlah pemakaian perlengkapan
tersebut kemudian dicatat dalam pembukuan melalui jurnal penyesuaian.
a) Pemakaian Perlengkapan Fotografi
Saldo rekening Perlengkapan Fotografi dalam neraca saldo adalah Rp96.150,00. Berdasarkan hasil
perhitungan fisik tanggal 31 Desember 1996, jumlah perlengkapan fotografi yang masih tersisa adalah
Rp32.400,00. Ini berarti bahwa pemakaian perlengkapan fotografi selama tahun 1996 adalah Rp63.750,00
(Rp96.150,00 - Rp32.400,00). Jumlah pemakaian perlengkapan tersebut dicatat dengan jurnal penyesuaian
sebagai berikut:
1996
Des. 31 Biaya Perlengkapan Fotografi Rp 63.750,00
Perlengkapan Fotografi Rp 63.750,00
Rekening-rekening yang bersangkutan dalam buku besar akan nampak sebagai berikut:
Biaya Perlengkapan Fotografi
1996
Des. 31 Penyesuaian Rp63.750,00
Perlengkapan Fotografi
1996 1996
Des. 31 Saldo Rp96.150,00 Des. 31 Penyesuaian Rp63.750,00
1996
Des.31 Biaya Perlengkapan Kantor Rp25.800,00
Perlengkapan Kantor Rp25.800,00
Rekening-rekening yang bersangkutan dalam buku besar akan nampak sebagai berikut:
Biaya Perlengkapan Kantor
1996
Des. 31 Penyesuaian Rp25.800,00
Perlengkapan Kantor
1996 1996
Des. 31 Saldo Rp41.300,00 Des. 31 Penyesuaian Rp25.800,00
Dengan demikian apabila diperlukan penyesuaian atas data yang tercantum dalam neraca saldo, maka
penyusunan laporan keuangan harus ditunda sampai pembukuan selesai disesuaikan.
Dengan menggunakan data yang tercantum dalam kolom neraca saldo setelah disesuaikan pada kertas
kerja di atas, maka penyusunan laporan keuangan dapat disusun dengan data yang akurat. Hal ini akan
68
D K D K D K
Kas 52.350 - - - 52.350 -
Surat Berharga 10.000 - - - 10.000 -
Piutang Dagang 18.200 - - - 18.200 -
Perlengkapan Fotografi 96.150 - - 7a) 63.750 32.400 -
Perlengkapan Kantor 41.300 - - 7b) 25.800 15.500 -
Asuransi Dibayar di Muka 10.000 - - 4) 6.000 4.000 -
Peralatan Fotografi 480.000 - - - 480.000 -
Peralatan Kantor 115.000 - - - 115.000 -
Gedung 1.000.000 - - ■ .-
1.000.000 -
Utang Dagang - 12.050 - - - 12.050
Modal, Abubakar - 1.363.000 - - - 1.363.000
Biaya Kantor 20.000 - ■
- - 20.000 -
Pendapatan Fotostudio - 457.600 - - - 457.600
Gaji Pegawai 22.000 - 2) 2.000 - 24.000 -
Biaya Advertensi 4.000 - - - 4.000 -
Pendapatan Bunga 350 - 1) 150 -
500
Pendapatan Sewa
- 36.000
Piutang Bunga 3) 6.000
1.869.000 1.869.000 150 30.000
1) 150
saldo-saldo rekening perusahaan milik Tono per 30 April (hanya sebagian dari rekening-rekening yang ada di
buku besar):
Asuransi Dibayar di Muka....................................................."................... Rp 36.000,00
Peralatan....................................................................................................... 280.000,00
Utang Wesel.................................................................................................. 200.000,00
Pendapatan Diterima di Muka...................................................................... 42.000,00
Pedapatan Jasa.............................................................................................. 18.000,00
Informasi untuk penyesuaian per 30 April 1996 adalah sebagai berikut:
1. Asuransi dibayar dimuka adalah pembayaran premi asuransi untuk 2 tahun, terhitung mulai tanggal 1
April 1996.
2. Depresiasi peralatan Rp5.000,00 per bulan.
3. Surat wesel bertanggal 1 April dengan jangka waktu 6 bulan, dan bunga 12%.
4. Pada tanggal 1 April perusahaan menerima pembayaran di muka dari sejumlah konsumen sebesar
Rp42.000,00, dari jumlah tersebut Rp7.000,00 telah menjadi penghasilan bulan April.
5. Jasa reparasi yang telah diselesaikan tapi belum diterima pembayarannya per 30 April berjumlah
Rp15.000,00.
Diminta:
Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan per 30 April 1996. Tunjukkan perhitungan yang diperlukan.
PENYELESAIAN
JURNAL
Penyesuaian
April 30 Biaya Asuransi 1.500,00
Asuransi Dibayar di Muka 1.500,00
(Untuk mencatat biaya asuransi:
Rp36.000 : 24 = Rp1.500/bulan)
Depresiasi Peralatan 5.000,000
Akumulasi Depresiasi Peralatan 5.000,00
(Untuk mencatat depresiasi
bulanan)
Biaya Bunga 2.000,00
Utang Bunga 2.000,00
(Untuk mencatat bunga atas utang wesel:
Rp200.000 x 12% x 1/12 = Rp2.000,00)
Pendapatan Diterima di Muka 7.000,00
Pendapatan Jasa 7.000,00
(Untuk mencatat pendapatan diterima
di muka yang menjadi pendapatan bulan ini)
Piutang Dagang 15.000,00
Pendapatan Jasa 15.000,00
(Untuk mencatat pendapatan yang belum
di terima pembayarannya)
P E R TA N YA A N
Bagian A
1. Data yang tercantum dalam neraca saldo kadang-kadang perlu disesuaikan lebih dahulu sebelum data
tersebut dicantumkan dalam laporan keuangan. Mengapa demikian?
2. Sebut dan jelaskan 6 (enam) elemen (rekening) pokok yang ada di dalam neraca saldo yang
memerlukan penyesuaian setiap akhir periode.
3. Di dalam proses penyesuaian dapat timbul rekening-rekening baru. Sebut dan jelaskan rekening-rekening
baru yang muncul dari proses penyesuaian sebagai berikut:
a. Depresiasi aktiva tetap
b. Pengakuan kerugian piutang
c. Penyerapan biaya yang dibayar di muka
d. Pengakuan terhadap utang pendapatan
e. Pengakuan terhadap utang biaya
f. Pengakuan terhadap piutang pendapatan.
4. Jelaskan begaimana perusahaan menentukan/menghitung laba bersih,
apabila:
a. Digunakan dasar tunai (cash basis).
b. Digunakan dasar akrual (accrual basis)
70
Bagian B
Untuk setiap kesalahan berikut ini, tunjukkan apakah menyebabkan penyajian yang terlalu besar (TB), terlalu
rendah (TR), atau tidak terpengaruh (TT).
21. Jurnal penyesuaian tidak dibuat pada akhir periode untuk mencatat gaji yang telah menjadi hak para
pegawai, tapi belum dibayar oleh peru-sahaan.
Aktiva____________________________ Utang____________________________
Biaya ____________________________ Laba bersih.
22. Jurnal penyesuaian tidak dibuat pada akhir periode untuk mengakui bahwa perlengkapan kantor yang
dimiliki perusahaan pada akhir periode telah digunakan/dikonsumsi sepanjang tahun.
Aktiva_____________:________'_______ Pendapatan_______________________
Biaya____________________________Laba bersih_______________
23. Jurnal penyesuaian tidak dibuat pada akhir periode untuk mengakui bunga yang telah menjadi hak
perusahaan atas investasi yang dilakukan perusahaan selama periode tersebut.
Aktiva____________________________Pendapatan_________________________
Biaya_____________________________ Laba bersih_______________________
24. Jurnal penyesuaian tidak dibuat pada akhir periode untuk mengakui
71
LATIHAN
LATIHAN 4-1
Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 1996 (akhir periode akuntansi),
apabila pada tanggal tersebut terdapat hal-hal berikut:
LATIHAN 4-2
Hitunglah jumlah yang seharusnya dicantumkan pada ruang yang diberi tanda-tanya (?). Masing-masing situasi
terpisah satu sama lain.
Situasi
1 2 3 4
Sewa Dibayar di Muka awal......................................................Rp 900 Rp 600 Rp 300 Rp 500
Pembayaran sewa dibayar di
muka seiama tahun ini.............................................................. 1.100 ? 700 ?
Jumlah debet rekening.............................................................. 2.000 1.500 1.000 ?
Sewa Dibayar di Muka akhir.................................................... ? 500 200 800
Biaya sewa............................................................................... 1.600 1.000 ? 300
LATIHAN 4-3
Buku besar Perusahaan Abadi pada tanggal 31 Mei antara lain memuat rekening-rekening beserta saldonya
(sebelum disesuaikan) sebagai berikut: Piutang Dagang, Rp1.200.000,00; Perlengkapan Rp600.000,00; Utang
Gaji, Rp0.00; Pendapatan Jasa Diterima di Muka, Rp400.000,00; Pendapatan Jasa, Rp5.100.000,00; Biaya
Gaji, Rp1.200.000,00; Biaya Perlengkapan, Rp0,00.
Data untuk penyesuaian per 31 Mei adalah sebagai berikut:
a. Persediaan perlengkapan, Rp200.000,00.
b. Masih harus dibayar gaji pegawai, Rp100.000,00.
c. Masih harus diterima pendapatan jasa, Rp350.000,00.
d. Pendapatan jasa diterima di muka yang telah menjadi pendapatan,
Rp250.00O,00.
Bukalah rekening-rekening T dan catatlah penyesuaian yang diperlukan langsung ke dalam rekening-rekening T yang
bersangkutan (cantumkan kode huruf transaksinya). Tentukan saldo rekening setelah disesuaikan.
LATIHAN 4-4
Buatlah jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 1996, sebelum la-poran keuangan tahunan disusun, untuk hal-
hal berikut ini:
a. Pada tanggal 1 Januari 1996, rekening Perlengkapan Toko mempunyai
saldo debet sebesar Rp350.000,00. Selama tahun 1996 dibeli perlengkapan toko seharga Rp625.000,00, dan pada
akhir tahun perlengkapan
toko yang masih tersisa berjumlah Rp180.000,00.
b. Rekening Asuransi Dibayar di Muka pada akhir tahun (sebelum dise
suaikan) mempunyai saldo Rp950.000,00. Setelah dilakukan perhitungan,
ternyata bahwa Rp560.000,00 merupakan biaya asuransi untuk tahun
yang bersangkutan.
c. Rekening Sewa Dibayar di Muka pada akhir tahun (sebelum disesuaikan)
mempunyai saldo debet Rp780.000,00. Setelah dilakukan perhitungan,
ternyata bahwa sisa sewa dibayar di muka tinggal Rp375.000,00.
72
SOAL
Soal 4-1
Perusahaan "Asahi" beroperasi selama satu periode akuntansi yang berakhir pada tanggal 31 Desember. Berikut
ini adalah informasi yang dapat diguna-kan sebagai dasar pembuatan jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk
menyesuaikan saldo rekening pada tanggal 31 Desember.
a. Pada tanggal 1 Januari, rekening Perlengkapan Kantor memiliki saldo
debit Rp210.000,00. Perlengkapan yang dibeli sepanjang tahun adalah
Rp360.000,00 dan perhitungan fisik yang dilakukan menunjukkan bahwa
perlengkapan yang ada pada akhir tahun berjumlah Rp180.000,00.
b. Pada tanggal 1 Januari perusahaan melakukan pembayaran premi asuran-
si untuk jangka waktu 2 tahun sebesar Rp900.000,00 dan telah dicatat
dengan mendebit rekening Asuransi Dibayar di Muka.
c. Peralatan yang dibeli tahun lalu seharga Rp14.000.000,00 diperkirakan
memiliki umur ekonomis 8 tahun dan mempunyai nilai sisa sebesar
Rp2.000.000,00. Pada tahun ini belum dilakukan penyesuaian untuk
mencatat depresiasi yang terjadi.
d. Pada tanggal 1 Agustus diterima kas sebesar Rp4.000.000,00 untuk
jasa yang akan diberikan di masa yang akan datang. Atas penerimaan
ini, perusahaan sudah mencatat dengan mendebit Kas dan mengkredit
Pendapatan Diterima di Muka. Demikian pula pada tanggal 16 Novem
ber diterima kas sebesar Rp4.300.000,00. Pada tanggal 31 Desember
ditentukan bahwa 100% dari penerimaan tanggal 1 Agustus dapat diakui
sebagai pendapatan pada tahun tersebut dan 40% dari penerimaan
tanggal 16 November dapat pula diakui sebagai pendapatan pada tahun
tersebut.
e. Gaji pegawai untuk 2 hari terakhir bulan Desember sebesar Rp920.000,00
belum dibayar dan belum dicatat sebagai biaya.
f. Pada tanggal 1 Desember diperoleh pinjaman bank yang berjangka 3
bulan sebesar Rp8.000.000,00, dengan tingkat bunga sebesar 10%. Pada
tanggal 31 Desember belum ada bunga yang dibayar dan dicatat.
g. Pada tanggal 23 Desember perusahaan setuju untuk menyewa peralatan.
Perjanjian menetapkan bahwa jangka waktu penyewaan tersebut tidak
lebih lama dari dua puluh hari dan tidak lebih* pendek dari empat hari
dengan tarip sewa Rp60.000,00 per hari. Pada tanggal 31 Desember, 6
hari kerja telah berlalu sejak persetujuan sewa ditandatangani.
Diminta:
Buatlah jumal penyesuaian yang diperlukan untuk tiap hal dari a sampai g.
Soal 4-2
Perusahaan Jasa Himalaya mengoperasikan sebuah gedung untuk mendistribusikan majalah bagi pelanggan
yang kebanyakan pelajar sekolah. Berikut ini adalah transaksi yang terjadi pada perusahaan jasa Himalaya
selama bulan Oktober 1997:
a. Pada tanggal 1 Oktober perusahaan menerima check untuk pembayaran
sewa selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai 1 Oktober sampai 1 Januari
tahun depan. Perusahaan membebankan sewa sebesar Rp300.000,00
sebulan.
b. Pada tanggal 10 Oktober perusahaan membeli perlengkapan kantor
seharga Rp370.000,00. Suatu perhitungah fisik yang dilakukan, menunjukkan bahwa persediaan yang ada
pada tanggal 31 Oktober berjumlah
Rp280.000,00.
73
BAB V
74
NERACA LAJUR
Dengan telah dilaksanakannya penyesuaian, maka rekening-rekening riil akan menunjukkan saldo yang
sesuai dengan keadaan per tanggal neraca; begitu pula halnya dengan rekening-rekening nominal akan
menunjukkan saldo yang tepat untuk periode yang bersangkutan.
Dalam perusahaan kecil dengan rekening buku besar yang tidak begitu banyak, maka penyusunan
laporan-laporan keuangannya dapat dilakukan secara langsung dari neraca saldo yang telah disesuaikan.
Akan tetapi pada perusahaan yang memiliki rekening buku besar dalam jumlah yang banyak, penyusunan
laporan-laporan keuangan secara langsung dari neraca saldo yang sudah disesuaikan tidaklah mudah. Oleh
karena itu agar penyusunan laporan-laporan keuangan dapat dilakukan dengan teliti, dibutuhkan suatu alat
yang disebut neraca lajur.
Tujuan Pemakaian Neraca Lajur
Neraca lajur adalah suatu kertas berkolom-kolom (berlajur-lajur) yang dirancang untuk menghimpun
semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan-laporan keuangan
dengan cara yang sistematis. Sebenarnya neraca lajur lebih tepat disebut sebagai kertas kerja yang
digunakan sebagai alat pembantu dalam menyusun laporan-laporan keuangan.
Neraca lajur tidak merupakan bagian dari catatan-catatan akuntansi yang formal. Oleh karena sifatnya
tidak formal, maka penyusunannya dapat juga dilakukan dengan menggunakan pensil, sehingga lebih mudah
dikoreksi apabila terjadi kesalahan.
Neraca lajur sangat bermanfaat untuk memeriksa data yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
Dalam neraca lajur saldo rekening-rekening buku besar disesuaikan, diseimbangkan dan disusun menurut
cara-cara yang sesuai dengan penyusunan rekening-rekening dalam laporan keuangan. Pemakaian neraca lajur
juga dapat menunjukkan bahwa prosedur-prosedur yang perlu dilakukan untuk menyusun laporan keuangan
telah dilaksanakan seluruhnya.
Neraca lajur bukan laporan keuangan. Oleh karena itu neraca lajur tidak perlu diberikan pada pihak
luar. Perlu disadari pula bahwa neraca lajur tidak dapat menggantikan kedudukan catatan-catatan akuntansi atau
laporan-laporan keuangan, melainkan semata-mata hanya merupakan alat pembantu untuk menyusun laporan
keuangan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembuatan neraca lajur adalah:
1) Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.
2) Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuafan, sehingga
merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal.
3) Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal
penyesuaian
Proses Penyusunan Neraca Lajur
Penyusunan neraca lajur merupakan kelanjutan dari pembuatan kertas kerja untuk menentukan neraca
saldo setelah disesuaikan, seperti telah dibahas pada Bab 4. Data neraca saldo setelah disesuaikan
selanjutnya dipisahkan menjadi dua golongan, yaitu data yang akan dicantumkan dalam neraca dan data
yang akan dicantumkan dalam laporan rugi-laba. Pembuatan neraca lajur diakhiri dengan menentukan saldo
laba atau rugi yang akan menjadi penyeimbang neraca lajur. Untuk memberikan gambaran tentang pro-sedur
penyusunan neraca lajur marilah kita pergunakan neraca saldo dan data penyesuaian dari Foto Studio Aneka
seperti telah diuraikan dalam Bab 4.
Debet Kredit
Kas Rp 52.350,00
Surat Berharga 10.000,00
Piutang Dagang 18.200,00
Perlengkapan Fotografi 96.150,00
Perlengkapan Kantor 41.300,00
Asuransi Dibayar di Muka 10.000,00
Peralatan Fotografi ' 480.000,00
Peralatan Kantor 115.000,00
Gedung 1.000.000,00
Utang Dagang Rp 12.050,00
Modal, Abu bakar 1.363.000,00
Pendapatan Foto Studio 457.600,00
Biaya Listrik 20.000,00
Gaji Pegawai 22.000,00
Biaya Advertensi 4.000,00
Pendapatan Bunga 350,00
Pendapatan Sewa 36.000,00
Rp 1.869.000,00 Rp 1.869.000,00
Bentuk neraca lajur yang lazim digunakan dalam praktik adalah sebagai berikut:
FOTO STUDIO ANEKA
Neraca Lajur
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 1996
Nama Rekening Neraca Saldo Penyesuaian Neraca Saldo Setelah Laporan Rugi-Laba Neraca
Disesuaikan
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
Pada bagian atas neraca lajur hendaknya dituliskan nama perusahaan, tulisan neraca lajur dan periode
neraca lajur tersebut. Neraca lajur terdiri atas 5 pasang kolom yang masing-masing terdiri atas kolom debit
dan kolom kredit. Kelima pasang kolom tersebut meliputi kolom-kolom yang dise-diakan untuk: neraca saldo,
penyesuaian, neraca saldo setelah disesuaikan, rugi-laba, dan neraca. Prosedur yang harus dilakukan untuk
menyusun neraca lajur terdiri atas 5 langkah berikut:
1) Masukkan saldo-saldo rekening buku besar ke dalam kolom neraca saldo pada formulir neraca lajur
Nama-nama rekening dan saldo-saldo rekening per tanggai 31 Desember disalin dalam kolom-kolom neraca
saldo seperti terlihat dalam contoh di ha-laman 235. Dalam praktik, jumlah-jumlah ini dapat disatin langsung dari
buku besar, sebab apabila harus-disusun dahulu daftar-daftar saldo dalam bentuk neraca saldo secara khusus,
maka akan terjadi pekerjaan ulang. Segera setelah jumlah-jumlah saldo ditulis dalam neraca lajur, maka kedua
kolom itu dijumlahkan dan jumlahnya ditulis pada bagian bawah kedua kolom tersebut:
Nama Rekening Neraca Saldo Penyesuaian Neraca Saldo Setelah Laporan Rugi- Neraca
Disesuaikan Laba
76
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
Kas 52.350
Surat Berharga 10.000
Piutang Dagang Perlengkapan 18.200
Fotografi Perlengkapan Kantor 96.150
Asuransi Dibayar diMuka 41.300
Peralalan Fotografi Peralatan 10.000
Kantor Gedung 480.000
Utang Dagang 115.000
Modal, Abubakar Pendapatan 1.000.000
Foto Studio Biaya Listrik
Gaji Pegawai 12.000
Biaya Advertensi Pendapatan 1.363.000
Bunga Pendapatan Sewa 20.000 457.600
22.000
4.000
350
1.869.000 36.000
1.869.000
Kas 52.350
Gedung 1.000.000
1.869.000 1.869.000
Piutang Bunga a) 150
Pendapatan Sewa
Depresiasi Peralatan
Fotografi f) 96.000
Akumulasi Depr.
Akumulasi Depr.
Biaya Perlengkap-
an Fotografi i) 63.75C
265.776 265.776
Setelah semua penyesuaian dimasukkan ke dalam kolom-kolom penyesuaian, maka angka-angka yang
tercantum pada kedua kolom itu dijumlahkan. Hasil penjumlahan kedua kolom tersebut harus sama. Apabila
angka hasil penjumlahannya tidak sama, berarti telah terjadi kekeliruan. Jika hal ini terjadi, maka penyebab
kekeliruan harus ditemukan dan segera dilakukan perbaikan.
3) Mengisi kolom-kolom neraca saldo setelah disesuaikan
Contoh neraca lajur dengan kolom-kolom neraca saldo setelah disesuaikan yang telah diisi dapat
dilihat pada halaman 241. Tiap-tiap saldo rekening yang tercantum dalam kolom-kolom neraca saldo,
digabungkan dengan angka-angka yang tercantum dalam kolom penyesuaian, dan jumlah ini kemudian
dicantumkan dalam kolom-kolom neraca saldo setelah disesuaikan. Sudah barang tentu apabila di dalam
kolom penyesuaian tidak ada angka yang perlu disesuaikan, maka angka dalan kolom neraca saldo
dipindahkan ke dalam kolom neraca saldo setelah disesuaikan tanpa perubahan.
Sebagai contoh, rekening Asuransi Dibayar di Muka dalam neraca saldo dicantumkan pada sisi debit
sebesar Rp10.000,00. Jumlah debit Rp10.000,00 digabungkan dengan jumlah kredit Rp6.000,00 pada baris
yang sama dengan kolom penyesuaian. Pengabungan kedua angka ini akan meng-hasilkan jumlah debit
Rp4t000,00 yang harus dicantumkan pada kolom debit neraca saldo setelah disesuaikan. Contoh lain misalnya
rekening Biaya Asuransi. Rekening ini didalam kolom neraca saldo tidak mempunyai saldo, tetapi didalam
kolom penyesuaian terdapat jumlah debit sebesar Rp6.000,00. Penggabungan Rp0,00 dgn debit Rp6.000,00
menghasilkan angka debit Rp6.000,00 ke kolom neraca saldo setelah disesuaikan
Sebagian besar rekening di dalam neraca saldo tidak terpengaruh oleh penyesuaian yang dilakukan
pada akhir periode. Saldo-saldo rekening semacam ini (dalam contoh: Kas, Peralatan, Fotografi, Peralatan
Kantor, Gedung atau Utang Dagang) dimasukkan ke dalam kolom neraca saldo setelah disesuaikan tanpa
perubahan. Setelah semua rekening dicantumkan dalam kolom neraca saldo setelah disesuaikan, maka kedua
79
kolom ini dijumlahkan dan jumlah kedua kolom tersebut harus sama.
FOTO STUDIOANEKA
Neraca Lajur
1.869.000 1.869.000
-
Utang Gaji - 2.000 2.000
Pendapatan Sewa
Diterima di Muka - - - 6.000 - 6.000
Biaya Asuransi 6.000 - 6.000 -
Kerugian Piutang 4.576 . - 4.576
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
Kas 52.350 52.350 52.350 .
Piutang Dagang 18.200 - - - 18200 - - 18.200
1.869.000 1.869.000
305.626 488.100
182.474 182474
81
488.100 488.100 1.727.600 1.727.600
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar: KEWAJIBAN
Kas Rp. 52.350,00 Kewajiban Lancar:
Surat Berharga 10.000,00 Utang Dagang Rp 12.000,00
Piutang Dagang Rp. 18.200,00 Utang Gaji 2.000,00
Cadangan Kerugian Piutang (4.576,00) Pendapatan Sewa Diterima
13.624,00 di Muka 6.000,00
Perlengkapan Fotografi 32.400,00 Jumlah Kewajiban Lancar Rp 20.000,00
Perlengkapan Kantor 15.500,00
Biaya Asuransi MODAL:
Dibayar di Muka 4.000,00 Modal, Abubakar Rp 1.545.524,00
Piutang Bunga 150,00
Jumlah Aktiva Lancar Rp. 128.024,00
Aktiva Tetap:
Peralatan Fotografi Rp. 480.000,00
Akumulasi Depresiasi (96.000,00) 384.000,00
Peralatan Kantor Rp. 115.000,00
Akumulasi Depresiasi (11.500,00) 103.500,00
Gedung Rp. 1.000.000,00
Akumulasi Depresiasi (50.000,00) 950.000,00
Jumlah Aktiva Tetap Rp. 1.437.500,00
Informasi tambahan:
1. Tarif premi asuransi adalah Rp200,00 per bulan.
2. Perlengkapan yang tersisa di gudang pada tanggal 31 Agustus, Rp1.000,00.
3. Depresiasi peralatan per bulan, Rp900,00.
4. Bunga yang masih harus dibayar atas utang wesel per 31 Agustus adalah Rp500,00
Diminta:
1. Buatlah Neraca Lajur
2. Buatlah Laporan Keuangan.
(a) Neraca Lajur
SALON MEKAR SARI
Neraca Lajur
31 Agustus 1996
Nama Rekening Neraca Saldo Penyesuaian Neraca Saldo Setelah Disesuaikan Laporan Rugi-Laba Neraca
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
AKTIVA PASIVA
MODAL:
Modal:
Modal, Ratna Rp. 27. 600.000,00
Rp. 59.100.000,00
Akumulasi Depresiasi (900.000,00)
Jumlah Aktiva Rp. 70.500.000,00 Jumlah Pasiva Rp. 70.500.000,00
LATIHAN
LATIHAN 5-1
Berikut ini angka-angka yang terdapat dalam kolom penyesuaian sebuah neraca lajur. Gunakanlah informasi
ini untuk membuat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 1997.
Nama Rekening Penyesuaian
Debet Kredit
Asuransi Dibayar di Muka a) 10.200,00
Perlengkapan Kantor b) 2.350,00
Akumulasi Depresiasi Peralatan c) 6.500,00
Akumulasi Depresiasi Gedung d) 40.150,00
Biaya Gaji Pegawai Kantor e) 650,00
Biaya Gaji Pegawai Toko e) 3.350,00
Biaya Asuransi Peralatan a) 1.000,00
Biaya Asuransi Gedung a) 9.200,00
Biaya Perlengkapan Kantor b) 2.350,00
Biaya Depresiasi Peralatan c) 6.500,00
Biaya Depresiasi Gedung d) 40.150,00
Utang Gaji e) 4.000,00
LATIHAN 5-2
Pada tanggal 31 Agustus 1997, perusahaan jasa Angkasa memiliki informasi yang berhubungan dengan saldo
setiap rekening buku besar sebagai berikut:
Kas.................................................................................................................... Rp 600.000,00
Asuransi Dibayar di Muka............................................................................... 400.000,00
Piutang Dagang................................................................................................ 400.000,00
Perlengkapan Toko........................................................................................... 500.000,00
Peralatan Toko.................................................................................................. 800.000,00
Akumulasi Depresiasi Peralatan Toko............................................................. 300.000,00
Utang Dagang................................................................................................... 300.000,00
Utang Wesel..................................................................................................... 200.000,00
Modal, Tuan Harris.......................................................................................... 1.300.000,00
Prive, Tuan Harris............................................................................................ 300.000,00
Pendapatan Repa'rasi........................................................................................ 2.200.000,00
Biaya Sewa........................................................................................................ 300.000,00
Biaya Gaji......................................................................................................... 1.000.000,00
Diminta:
84
1. Buatlah neraca lajur dan cantumkan rekening-rekening tersebut beserta saldonya dalam kolom neraca
saldo.
2. Selesaikan neraca lajur tersebut dengan menggunakan informasi berikut:
a) Biaya depresiasi periode ini diperkirakan berjumlah Rp200.000,00.
b) Asuransi dibayar di muka yang telah terpakai sebesar Rp200.000,00.
c) Persediaan peralatan kantor pada tgl 31 Agustus 1997 menunjukkan jumlah Rp200.000,00
d) Gaji yang belum dibayar pada tanggal 31 Agustus 1997 berjumlah Rp300.000,00.
S OAL
SOAL 5-1
Berikut ini adalah neraca saldo perusahaan jasa Nusacom pada tanggal 31 Desember 1996:
Perusahaan Jasa Nusacom
Neraca Saldo
31 Desember 1996
Kas Rp 1.200.000,00
Piutang Dagang 800.000,00
Asuransi Dibayar di Muka 400.000,00
Peralatan 3.000.000,00
Akumulasi Depresiasi Rp 1.000.000,00
Utang Dagang 400.000,00
Modal, Tuan Hasyim 3.700.000,00
Prive, Tuan Hasyim 500.000,00
Pendapatan 3.400.000,00
Biaya Gaji 1.700.000,00 600.000,00
Biaya Sewa 300.000,00
Biaya Lain-lain
Rp 8.500.000,00 Rp 8.500.000,00
Diminta:
1. Buatlah neraca lajur dengan rhenggunakan informasi berikut:
a. Asuransi dibayar di muka sudah terpakai sebesar Rp200.000,00
b. Gaji yang terutang, Rp200.000,00
c. Depresiasi peralatan untuk periode ini, Rp500.000,00
2. Susunlah laporan rugi-laba, laporan perubahan modal, dan neraca.
SOAL 5-2
Perusahaan angkutan Mawar Merah mempunyai neraca saldo yang dibuat pada tanggal 30 September 1996
sebagai berikut:
Perusahaan Angkutan Mawar Merah
Neraca Saldo
30 September 1996
Kas Rp 245.000,00
Piutang Dagang 267.000,00
Pendapatan 3.034.000,00
BAB VI
PENUTUPAN BUKU DAN PENYESUAIAN KEMBALI
Dengan telah selesainya penyusunan laporan keuangan, maka tujuan penyelenggaraan akuntansi yang
utama telah tercapai. Namun demikian proses kegiatan akuntansi belum selesai, karena masih terdapat
86
beberapa tahapan yang harus dikerjakan sebelum kegiatan akuntansi pada suatu periode dinyatakan selesai.
Di muka telah diterangkan bahwa alat pencatatan akuntansi yang formal adalah terdiri atas jurnai dan
buku besar. Laporan keuangan seyogyanya disusun dengan mengutip saldo-saldo rekening yang tercantum
dalam buku besar. Namun untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan, digunakan alat-alat bantu yang
tidak formal berupa neraca saldo dan neraca lajur. Apabila laporan keuangan telah disusun, maka buku besar
harus ditutup karena periode pembukuan telah berakhir. Dalam bagian pertama bab ini akan dibahas tentang
proses penutupan pembukuan sebagai salah satu tahap kegiatan akhir dalam siklus akuntansi.
Penutupan Pembukuan
Buku besar berisi sejumlah rekening yang dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu
rekening riil dan rekening nominal. Rekening-rekening riil yang terdiri atas rekening aktiva, kewajiban, dan
modal, adalah rekening-rekening yang akan dilaporkan dalam neraca. Saldo akhir periode rekening-rekening riil
akan dibawa ke periode berikutnya. Ini berarti bahwa saldo akhir suatu rekening riil akan menjadi saldo awal
untuk periode akuntansi berikutnya.
Rekening nominal yang berupa rekening-rekening pendapatan dan biaya, merupakan rekening pembantu
modal. Rekening nominal diperlukan untuk menampung pencatatan transaksi pendapatan dan biaya. Kedua
kelompok transaksi ini akan berpengaruh terhadap modal perusahaan. Akan tetapi, seperti telah diterangkan
pada Bab 1 dan Bab 2, apabila transaksi pendapatan dan biaya dicatat langsung pada rekening Modal,
maka perusahaan akan kehilangan informasi yang terinci mengenai penyebab perubahan modal. Sebagaimana
kita ketahui, informasi mengenai pendapatan dan biaya sangat diperlukan oleh manajemen dan para pemakai
laporan keuangan lainnya. Itulah sebabnya rekening-rekening pendapatan dan biaya disebut rekening pembantu
modal. Selain itu telah kita kenal pula rekening pembantu modal yang lain yaitu rekening prive. Rekening ini
terutama digunakan untuk mencatat pengambilan prive oleh pemilik yang juga akan berpengaruh terhadap
modal perusahaan.
Rekening-rekening pendapatan dan biaya disebut pula rekening sementara. Disebut demikian karena
rekening-rekening pendapatan dan biaya hanya bersifat sementara yaitu hanya berlaku untuk satu periode
akuntansi. Oleh karena itu saldo akhir periode rekening-rekening pendapatan dan biaya yang terdapat dalam buku
besar, harus dipindahkan ke rekening Modal agar dapat diketahui pengaruhnya terhadap rekening tersebut, dan
sekaligus mengakhiri rekening-rekening pendapatan dan biaya pada periode yang bersangkutan. Pada awal
periode berikutnya rekening-rekening pendapatan dan biaya akan diawali dengan saldo nol rupiah.
Jurnal Penutup
Jurnal yang dibuat untuk memindahkan saldo-saldo rekening sementara (rekening-rekening nominal
dan rekening prive) disebut jurnal penutup.
Tujuan pembuatan jumal penutup adalah:
1. Untuk menutup saldo yang terdapat dalam semua rekening sementara. Kata menutup berarti mengurangi
saldo rekening sehingga menjadi nol. Dengan demikian pada periode berikutnya semua rekening
sementara akan dimulai dengan saldo nol. Dengan cara ini pula akan dapat dipisahkan jumlah saldo-
saldo rekening sementara untuk periode ini dengan jumlah saldo-saldo rekening sementara pada
periode berikutnya.
2. Agar saldo rekening Modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan keadaan pada akhir periode. Dengan
adanya jumal ini, maka saldo rekening Modal akan sama dengan jumlah modal akhir yang dilaporkan
dalam neraca.
Dalam menyelenggarakan penutupan buku, kita menggunakan sebuah rekening sementara yang baru, yaitu
rekening Rugi-Laba (atau ada pula yang menyebutnya rekening Ikhtisar Rugi-Laba). Rekening ini hanya
digunakan dalam penutupan buku pada akhir periode. Dalam rekening ini dihimpun semua saldo rekening
pendapatan dan biaya, sehingga dapat diperoleh satu angka yang merupakan laba bersih atau rugi bersih untuk
kemudian dipindahkan ke rekening Modal pemilik.
Penutupan pembukuan biasanya dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
1. Menutup semua rekening pendapatan dengan memindahkan saldo setiap rekening pendapatan ke rekening
Rugi-Laba.
2. Menutup semua rekening biaya dengan memindahkan saldo setiap rekening biaya ke rekening Rugi-
Laba.
3. Menutup rekening Rugi-Laba dengan memindahkan saldo rekening tersebut ke rekening Modal.
4. Menutup rekening Prive (jika ada) dengan memindahkan saldo rekening tersebut ke rekening Modal.
87
Ayat jumal penutup yang hams dibuat dalam proses penutupan buku dipengaruhi oleh bentuk badan usaha
perusahaan yang bersangkutan. Struktur modal suatu perusahaan tergantung pada bentuk badan usaha
perusahaan tersebut. Seperti telah disinggung pada Bab 1, bentuk badan usaha yang banyak dijumpai dalam
masyarakat adalah badan usaha perseorangan, persekutuan, dan perseroan.
Langkah berikutnya adalah memindahkan saldo rekening-rekening biaya ke rekening Rugi-Laba. Kolom 7
neraca lajur telah menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan penutupan buku atas rekening-
rekening biaya. Jurnal penutup untuk memindahkan saldo rekening-rekening biaya ke rekening Rugi-Laba pada
perusahaan Foto Studio Aneka adalah sebagai berikut:
1996
Des. 31Rugi-Laba................................ Rp 305.626,00
Biaya Listrik....................... Rp. 20.000,00
Gaji Pegawai……............. 24.000,00
Biaya Advertensi.............. 4.000,00
Biaya Asuransi.................. 6.000,00
Kerugian Piutang.............. 4.756,00
Depr. Peralatan Fotografi.. 96.000,00
Depr. Peralatan Kantor...... 11.500,00
Depr. Gedung.................... 50.000,00
Biaya Perlengkapan Fotografi.. 63.750,00
Biaya Perlengkapan Kantor 25.800,00
(Penutupan saldo rekening-rekening biaya)
Setelah ayat jurnal di atas dibukukan ke rekening Rugi-Laba, maka rekening tersebut akan nampak
sebagai berikut:
Rugi – Laba
1996 1996
Des. 31 Penutupan 305.626,00 Des. 31 Penutupan 488.100,00
88
Sebagaimana telah disinggung di atas, rekening Rugi-Laba hanya digunakan untuk menampung
saldo-saldo rekening pendapatan dan biaya pada akhir periode. Setelah semua saldo rekening pendapatan dan
biaya terkumpul dalam rekening Rugi-Laba, maka nampaklah bahwa rekening tersebut menunjukkan jumlah sisi
kredit sebesar Rp488.100,00 dan jumlah sisi debet sebesar Rp305.626,00. Apabila dihitung saldonya, maka
rekening Rugi-Laba akan menunjukkan saldo kredit (saldo laba) sebesar Rp182.474,00 (Rp488.100,00 -
Rp305.626,00 = Rp182.474,00). Jumlah saldo ini sama dengan saldo laba yang ditunjukkan dalam neraca
lajur.
Selanjutnya saldo rekening Rugi-Laba tersebut dipindahkan ke rekening Modal dengan jurnal
penutup sebagai berikut:
1996
Des. 31Rugi-Laba................................ Rp 182.474,00
Modal, Abubakar................ Rp 182.474,00
(Penutupan rekening Rugi-Laba)
Rekening Rugi-Laba seteiah ditutup (dipindahkan) saldonya ke rekening Modal, dan rekening Modal
Abubakar seteiah menerima pemindahan saldo rekening Rugi-Laba akan nampak sebagai berikut:
Rugi – Laba
1996 1996
Des. 31 Penutupan 305.626,00 Des. 31 Penutupan 488.100,00
Penutupan 182.474,00
Modal, Abubakar
1996
Des. 31 1.363.000,00
31 Penutupan 182.474,00
Setelah jurnal di atas dibukukan ke rekening Modal Abubakar, maka rekening modal akan menunjukkan
saldo kredit sebesar Rp1.545.474,00 (Rp1.363.000,00 + Rp182.474,00). Jumlah tersebut sama dengan jumlah
Modal Abubakar yang tercantum dalam neraca Foto Studio Aneka per 31 Des 1996.
Mengakhiri Buku Besar
Pada akhir periode, angka-angka rupiah yang terdapat pada sisi debet dan sisi kredit semua rekening
buku besar dijumlahkan, dan seteiah jurnal penutup dibukukan maka rekening-rekening nominal akan
seimbang. Jumlah-jumlah sisi debet dan sisi kredit yang telah seimbang tersebut kemudian diberi garis
dobel yang menunjukkan bahwa penggunaan rekening tersebut pada periode yang bersangkutan telah berakhir
dan siap digunakan kembali dalam periode berikutnya. Sebagai contoh, rekening Gaji Pegawai yang telah
ditutup akan nampak sebagai berikut:
Gaji Pegawai
Des. 31 Saldo 22.000,00 Des. 31 Ke R/L 24.000,00
Penutupan 2.000,00 _________
24.000,00 24.000,00
Seperti halnya dengan rekening nominal, pada akhir periode angka-angka yang terdapat pada kedua sisi
rekening riil harus dijumlahkan. Namun berbeda dengan rekening nominal, rekening riil tidak perlu ditutup,
kare-na saldo rekening riil akan dibawa ke periode berikutnya. Pada akhir periode akuntansi, saldo rekening riil
digunakan untuk menyeimbangkan rekening, dan pada awal periode berikutnya selisih tersebut akan dipakai
untuk menunjukkan saldo awal rekening riil yang bersangkutan.
Berikut ini adalah gambaran rekening-rekening yang terdapat dalam buku besar Foto Studio Aneka
setelah tutup buku.
BUKUBESAR
Kas
89
Surat Berharga
Des. 31 Penjumlahan 10.000,00 Des. 3 Saldo 10.000,00
1
10.000,00 10.000,00
1997
10.000,00
Jan. 1 Saldo
Piutang Dagang
Des. 31 Penjumlahan 310.000,00 Des. 31 Penjumlahan 291.800,0
31 Saldo 0
18.200.00
1997 310.000,00 310.000,00
Jan. 1 Saldo
18.200,00
Perlengkapan Fotografi
Des. 31 Penjumlahan 96.150,00 Des. 31 Penyesuaian 63.750,00
31 Saldo 32.400,00
96.150,00
1997 96.150,00
Jan. 1 Saldo
32.400,00
Perlengkapan Kantor
Piutang Bunga
Des. 31 Penyesuaian 150,00 Des. 31 Saldo 150,00
150,00 150,00
1997
Jan. 1 Saldo
150,00
Peralatan Fotografi
Peralatan Kantor
115.000,00 115.000,00
1997
Jan. 1 Saldo 115.000,00
Gedung
91
1.000.000,00 1.000.000,00
1997
Jan. 1 Saldo
1.000.000,00
1997
50.000,00
Jan. 1 Saldo
Utang Dagang
Utang Gaji
Des. 31 Saldo 2.000,00 Des. 31 Penyesuaian 2.000,00
Modal, Abubakar
92
1.545.474,00 1.545.474,00
1997
Jan. 1 Saldo
1.545.474,00
Pendapatan Bunga
Des. 31 Penyesuaian ke R/L 500,00 Des. 31 Penjumlahan 350,00
31 Penyesuaian 150,00
500,00 500,00
Pendapatan Sewa
Des. 31 Penyesuaian 6.000,00 Des. 31 Penjumlahan 36.000,00
31 Penutupan ke R/L 30.000,00
36.000,00 36.000,00
Biaya Listrik
Des. 31 Penjumlahan 20.000,00 Des. 31 Penyesuaian 20.000,00
20.000,00
20.000,00
Gaji Pegawai
Des. 31 Penjumlahan 22.000,00 Des. 31 Penutupanan ke 24.000,00
31 Penyesuaian 2.000,00 R/L
Biaya Advertensi
Des. 31 Penjumlahan 4.000,00 Des. 31 Penutupan ke R/L 4.000,00
4.000,00 4.000,00
Biaya Asuransi
Des. 31 Penyesuaian 6.000,00 Des. 31 Penutupan ke R/L 6.000,00
6.000,00 6.000,00
Kerugian Piutang
93
4.576,00 4.576,00
11.500,00 11.500,00
Depresiasi Gedung
Rugi-Laba
488.100,00 488.100,00
Persekutuan biasanya memiliki beberapa buah rekening modal yang disesuaikan dengan jumlah
sekutunya. Seperti halnya dalam perusahaan perseorangan, para sekutu dalam suatu persekutuan biasanya
94
diperbolehkan untuk melakukan pengambilan prive dalam batas tertentu. Rekening prive disediakan untuk tiap
sekutu sehingga dalam suatu persekutuan akan dijum-pai beberapa buah rekening prive. Hasil pembagian laba
atau rugi persekutuan dipindahkan dari rekening Rugi-Laba ke rekening modal melalui rekening prive masing-
masing sekutu.
Untuk memahami prosedur penutupan buku dalam suatu persekutuan, marilah kita ikuti contoh berikut ini:
misalkan CV Permata selama periode tahun 1996 memperoleh laba bersih sebesar Rp300.000,00. Perjanjian
yang berlaku dalam perusahaan tersebut menetapkan bahwa laba bersih akan dibagi rata di antara para
sekutu yang terdiri dari Tuan A, Tuan B, dan Tuan C. Saldo rekening prive para sekutu per 31 Desember 1996
(sebelum tutup buku) menunjukkan sebagai berikut:
Prive, A (debet)............................................................ Rp 45.625,00
Prive, B (debet)........................................................... Rp 24.800,00
Prive, C (debet)........................................................... Rp 10.000,00
Seperti telah diterangkan di atas, prosedur penutupan rekening-rekening biaya dan pendapatan ke
rekening Rugi-Laba pada suatu persekutuan tidaklah berbeda dengan penutupan pembukuan yang berlaku
pada perusahaan perorangan. Setelah rekening-rekening biaya dan pendapatan dipindahkan ke rekening Rugi-
Laba, maka saldo rekening Rugi-Laba sebesar Rp300.000,00 dipindahkan ke rekening prive masing-masing
sekutu dengan jurnal penutup sebagai berikut:
Des. 31 Rugi-Laba..................................................... Rp 300.000,00
Prive, A................................................ Rp 100.000,00
Prive, B................................................ Rp 100.000,00
Prive, C ............................................... Rp 100.000,00
Setelah jurnal penutupan di atas dibukukan ke rekening prive masing-masing sekutu, maka rekening
Prive, A menunjukkan saldo kredit Rp54.375,00, saldo rekening Prive, B menunjukkan saldo kredit Rp75.200,00,
sedangkan saldo rekening Prive, C menunjukkan saldo kredit Rp90.000,00.
Rugi-Laba
1996 1996
Des. 31 300.000,00 Des. 31 Penyesuaian 300.000,00
Prive, A
1996 1996
Des. 31 45.625,00 Des. 31 100.000,00
Prive, B
1996 1996
Des. 31 24.800,00 Des. 31 100.000,00
Prive, C
1996 1996
Des. 31 10.000,00 Des. 31 100.000,00
Saldo rekening-rekening prive pada perusahaan yang berbentuk persekutuan kadang-kadang tidak
dipindahkan ke rekening modal para sekutu, melainkan tetap dibiarkan dalam rekening prive sebagai
rekening riil dan cantumkan dalam neraca pada bagian modal (lihat halaman …)
Rekening Laba Ditahan merupakan rekening riil, dan dicantumkan dalam neraca di bawah rekening Modal Saham seperti
terlihat dalam neraca di halaman …..
PT. MUTIARA
Neraca
31 Desember 1996
AKTIVA PASIVA
Kas Rp 150.425 Kewajiban
Surat Berharga 85.575 Utang Dagang Rp 14.000
Piutang Dagang Rp 25.000 Utang Gaji 8.000
Cadangan Keruglan Utang Sewa 3.000
Piutang ( 5.000)
20.000 Jumlah Kewajiban Rp 25.000
Asuransi Dibayar di Muka 14.000
Tanah 475.000
Gedung Rp 900.000 Modal
Akumulasi Depresiasi (120.000) Modal Saham Rp 1.000.000
Jumlah Aktiva 780.000 Laba Ditahan 500.000 Rp 1.500.000
Jumlah Modal Jumlah Pasiva
Rp 1.525.000 Rp 1.525.000
saldo setelah penutupan buku. Apabila tidak sama, berarti telah terjadi kesalahan yang harus dicari
penyebabnya, dan diadakan koreksi yang diperlukan. Neraca saldo setelah penutupan buku pada Foto Studio
Aneka per 31 Desember 1996 yang disusun dari buku besar perusahaan tersebut setelah ayat-ayat jurnal
penutup dibukukan ke dalamnya (halaman … s/d … ) adalah sebagai berikut:
Foto Studio Aneka
Neraca Saldo Setelah Penutupan Buku
31 Desember 1996
Misalkan Foto Studio Aneka membayar gaji pegawainya pada tanggal 15 Januari 1997 sebesar
Rp3.000,00 dengan perincian Rp2.000,00 untuk membayar gaji bulan Desember 1996 dan Rp1.000,00 untuk
97
membayar gaji selama dua minggu pertama bulan Januari 1997. Seandainya jurnal penye-suaian yang dibuat
tanggal 31 Desember 1996 tidak djsesuaikan kembali, maka jurnal yang harus dibuat pada tanggal 15 Januari
1997 (pada waktu membayar gaji) adalah sebagai berikut:
Jan.15 Utang Gaji.............................................. Rp 2.000,00
Gaji Pegawai.......................................... 1.000,00
Kas Rp.3.000,00
Jurnal yang dibuat pada tanggal 15 Januari 1997 di atas memerlukan dua buah pendebetan yaitu satu
untuk menghilangkan rekening utang, dan satu lagi untuk mencatat biaya gaji bulan Januari. Meskipun jurnal
di atas tidak begitu rumit, namun pencatatan pembayaran gaji dapat lebih disederhanakan dan kesalahan
dapat dihindari, seandainya setiap transaksi pembayaran gaji dicatat dengan cara yang sama, yakni dengan
cara mendebet rekening Gaji Pegawai dan mengkredit rekening Kas.
Untuk mencapai hal tersebut, maka pada hari pertama tahun buku yang baru (tanggal 2 Januari 1997,
karena tanggal 1 Januari biasanya semua perusahaan libur) diperlukan suatu jurnal penyesuaian kembali
untuk menghilangkan pengaruh jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember. Jurnal
penyesuaian untuk mencatat utang gaji per 31 Desember 1996 harus disesuaikan kembali (dibalik) dengan
cara sebagai berikut:
Jan. 2 Utang Gaji................ Rp. 2.000,00
GajiPegawai Rp. 2.000,00
Apabila jurnal penyesuaian kembali di atas dibukukan ke dalam rekening-rekening yang bersangkutan,
maka hasilnya akan nampak sebagai berikut:
Utang Gaji
1997 Penyesuaian 1997
Jan 2 Kembali 2.000,00 Jan 1 Saldo 2.000,00
Gaji Pegawai
1997 2 Penyesuaian
Jan. kembali 2.000,00
Dengan adanya jurnal penyesuaian kembali, maka rekening Utang Gaji akan bersaldo nol, dan sebaliknya
rekening Gaji Pegawai akan bersaldo kredit Rp2.000,00.
Pembayaran gaji pada tanggal 15 Januari 1997 dapat dicatat dalam jurnal tanpa rhemperhatikan ada
tidaknya utang gaji, sehingga menjadi lebih sederhana. Jurnal untuk mencatat pembayaran gaji adalah sebagai
berikut:
Jan. 15 Gaji Pegawai. Rp.3.000,00
Kas Rp. 3.000,00
Setelah jurnal di atas dibukukan ke dalam rekening Gaji Pegawai, maka rekening tersebut akan nampak
sebagai berikut:
Gaji Pegawai
1997 1997
Jan Jan. 2 Penyesuaian
15 3.000,00 kembali 2.000,00
Pembukuan ke buku besar yang dibuat berdasarkan jurnal tanggal 15 Januari di atas akan menyebabkan
rekening Gaji Pegawai menjadi bersaldo debet Rp1.000,00. Hal ini sesuai dengan beban gaji pegawai sampai
dengan tanggal 15 Januari untuk tahun buku 1997.
Contoh 2 - Penyesuaian Kembali Piutang Bunga
Penyesuaian lain yang dibuat Foto Studi Aneka bersangkutan dengan piutang bunga obligasi selama 3 bulan
(Oktober - Desember). Sehubungan dengan hal tersebut, Foto Studio Aneka telah membuat jurnal
penyesuaian sebagai berikut:
Apabila jurnal penyesuaian di atas tidak disesuaikan kembali, maka jurnal yang harus dibuat untuk mencatat
penerimaan bunga obligasi pada tanggal 1 April 1997 adalah sebagai berikut:
Apr. 1 Kas................................. Rp. 600,00
Piutang Bunga......... Rp. 300,00
Pendapatan Bunga 300,00
Dalam jurnal di atas terdapat dua pengkreditan, yaitu untuk menghapus piutang bunga dan mencatat
pendapatan bunga yang termasuk dalam periode tahun 1997. Penjurnalan semacam ini walaupun tidak rumit
namun sering dipandang perlu penyederhanaan. Apabila Foto Studio Aneka ingin menyederhanakan jurnal untuk
mencatat penerimaan bunga, maka pada awal tahun 1997 perlu dibuat jurnal penyesuaian kembali sebagai
berikut:
Jan. 2 Pendapatan Bunga...................................... Rp 300,00
Piutang Bunga.............:.......... Rp 300,00
Dengan adanya jurnal penyesuaian kembali, maka rekening Piutang Bunga menjadi hilang (bersaldo nol)
dan rekening Pendapatan Bunga akan bersaldo debet Rp300,00. Selanjutnya pada saat terjadi penerimaan
bunga obligasi, perusahaan dapat mencatat transaksi tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
Apr.1 Kas.............................................................. Rp 600,00
Pendapatan Bunga..................................... Rp 600,00
Apabila jurnal di atas dibukukan ke dalam rekening Pendapatan Bunga, maka rekening tersebut akan
bersaldo kredit Rp300,00. Jumlah ini sama dengan jumlah pendapatan bunga sampai dengan tanggal 1 April
untuk tahun buku 1997.
Dari kedua contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jurnal penyesuaian kembali dibuat dengan
maksud untuk menyederhanakan pencatatan transaksi-transaksi yang terjadi berulang-ulang seperti transaksi
pembayaran gaji dan penerimaan bunga dalam contoh di atas. Namun tidak semua transaksi yang terjadi
berulang-ulang memerlukan penyesuaian kembali. Sebagai contoh, jurnal untuk mencatat depresiasi aktiva tetap
tidak memerlukan jurnal semacam ini.
Diminta:
1. Buatlah jurnal penutup per 31 Desember 1996.
2. Buatlah Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 1996.
Penyelesaian
a. Jurnal Penutup:
1. Pendapatan Jasa 330.000
Rugi-Laba 330.000
2. Rugi-Laba 224.000
Biaya Gaji............................................. 177.000
Biaya Perlengkapan.............................. 4.000
Depresiasi Mebel................................... 20.000
Depresiasi Gedung............................... 10.000
Macam-macam Biaya............................. 13.000
3. Rugi-Laba (330.000 - 224.000) .. 106.000
Modal, Hartono.................................... 106.000
4. Modal, Hartono 65.000
Prive, Hartono....................... 65.000
b. Laporan Keuangan
Perusahaan Angkutan MAJU
Laporan Rugi-Laba
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 1996
Pendapatan Jasa....................................................................................Rp 330.000,00
Biaya-biaya:
Biaya Gaji........................................................Rp 177.000,00
Depresiasi Mebel............................................. 20.000,00
Depresiasi Gedung........................................... 10.000,00
Biaya Perlengkapan......................................... 4.000,00
Macam-macam Biaya....................................... 13.000,00
Jumlah Biaya...........................................................................................Rp 224.000,00
Laba Bersih.............................................................................................Rp 106.000,00
AKTIVA KEWAJIBAN
Aktiva Lancar: Rp 198.000,00 Kewajiban Lancar:
Kas 382.000,00 Utang Dagang Rp 380.000,00
Piutang Dagang 2.000,00 Utang Gaji 5.000.00
Perlengkapan Pendapatan Sewa Diterima 13.000,00
Cadangan Kerugian di Muka
Jumlah Aktiva Jumlah kewajiban Lancar
Lancar Modal:
Aktiva Tak Lancar: Rp 582.000,00 Modal, Hartono Rp 398.000,00
Muebel
Akumulasi Rp 100.000,00 334.000,00
Depresiasi 60.000,00
Gedung
Akumulasi 40.000,00 Jumlah Pasiva
Depresiasi Rp 250.000,00
140.000,00
Jumlah Aktiva
110.000,00
Rp 732.000,00 Rp 732.000,00
|
SOAL 6-1
Berikut ini saldo rekening perusahaan jasa Wahyu pada tanggal 31 Desember 1997. Seluruh penyesuaian
akhir periode sudah dijumal dan dibukukan ke rekening-rekening yang bersangkutan.
Kas Rp 4.500.000,00
Piutang Dagang 4.600.000,00
Piutang Wesel 5.000.000,00
Piutang Bunga 6.800.000,00
Asuransi Dibayar di Muka 1.100.000,00
Persediaan Perlengkapan 2.500.000,00
Tanah 5.300.000,00
Peralatan 22.700.000,00
Akumulasi Depresiasi Peralatan 11.600.000,00
Gedung 84.400.000,00
Akumulasi Depresiasi Gedung 37.800.000,00
Utang Dagang 3.100.000,00
Utang Wesel Jangka Pendek 2.200.000,00
Utang Gaji 1.900.000,00
Utang Bunga 600.000,00
Pendapatan Komisi Diterima di Muka 3.400.000,00
Utang Wesel Jangka Panjang 7.800.000,00
Utang Lain-Lain 4.700.000,00
Modal, Tuan Imam 50.300.000,00
Prive, Tuan Imam 47.400.000,00
Pendapatan Komisi 93.500.000,00
Biaya Asuransi 800.000,00
Biaya Iklan 2.200.000,00
Biaya Depresiasi 1.300.000,00
Biaya Gaji 22.600.000,00
Biaya Perlengkapan 5.700.000,00
SOAL 6-2
Berikut ini adalah saldo rekening per 31 Desember 1997 yang diambil dari catatan akuntansi perusahaan
Sukamaju:
101
Diminta:
1. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan.
2. Buatlah neraca saldo setelah disesuaikan.
3. Buatlah jurnal penutup.
4. Buatlah neraca saldo setelah tutup buku.
5. Buatlah jurnal penyesuaian kembali tanggal 1 Januari 1998.