4 Ayat 2 (Bagian 1)
21 Juli 2017
PPh PASAL 4 AYAT 2 (10)
PAJAK penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat 2 adalah pajak penghasilan yang bersifat
final, sehingga apabila wajib pajak telah melunasinya, maka kewajiban pajak
telah selesai. Penghasilan yang dikenakan PPh final tidak digabungkan dengan
jenis penghasilan lain yang tidak bersifat final.
PPh Pasal 4 ayat 2 ini dapat dikenakan terhadap jenis penghasilan, transaksi,
atau usaha tertentu lainnya yang telah ditentukan. Untuk lebih mendalami
pehaman mengenai PPh Pasal 4 ayat 2, berikut adalah beberapa ulasan contoh
soal perhitungan PPh Pasal 4 ayat 2:
Bunga Deposito:
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong Bank ABC adalah 20% x Rp1.000.000 =
Rp200.000
Jawab:
Atas bunga Rp70.000 tidak dipotong PPh Pasal 4 (2) karena nilai deposito kurang
dari Rp7.500.000.
Tabungan:
Alice Key memiliki tabungan di Bank Moneytalk Indonesia dengan saldo rata-rata
bulan Juni 2017 adalah Rp450.000.000. Bunga yang diberikan oleh Bank
Moneytalk Indonesia adalah 9% per tahun. Bunga yang diterima Alice Key pada
bulan Juni 2017 adalah Rp3.375.000. Bagaimana kewajiban pemotongan atau
pemungutan PPh terkait transaksi tersebut?
Jawab:
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong oleh Bank Moneytalk Indonesia pada Juni 2017
adalah 20% x Rp3.375.000 = Rp675.000. Pajak tabungan per tahun = Rp675.000
x 12 bulan = Rp8.100.000.
Diskonto SBI:
Dana Pensiun Solusi Abadi yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dari Bank Indonesia dengan
nominal Rp1.000.000.000 dengan memperoleh diskonto sebesar Rp20.000.000.
Pada tanggal 1 April 2017, Dana Pensiun Solusi Abadi menjual SBI tersebut
kepada PT Rosa Sentosa dengan harga Rp980.000.000 dan dibayarkan pada saat
yang sama. Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh atas
transaksi tersebut?
Jawab:
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong oleh Dana Pensiun Solusi Abadi adalah 20% x
Rp20.000.000 = Rp4.000.000.
Bunga Obligasi:
Pada tanggal 1 Juli 2011, PT ABC (emiten) menerbitkan obligasi dengan kupon
(interest bearing bond) dengan nilai nominal Rp10.000.000 per lembar. Jangka
waktu Obligasi 5 tahun (jatuh tempo tanggal 1 Juli 2016). Bunga tetap sebesar
16% per tahun, jatuh tempo bunga setiap tanggal 30 Juni dan 31
Desember. Penerbitan perdana tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jawab:
PPh Pasal 4 ayat 2 yang harus dipotong oleh PT ABC pada saat jatuh tempo
bunga tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Apabila dalam contoh di atas investor atau pembeli obligasi adalah wajib pajak
reksadana maka penghitungan PPh Pasal 4 ayat 2 atas bunga yang diperoleh
pada saat jatuh tempo tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Simpanan Koperasi:
Jawab:
Tarif PPh Pasal 4 ayat 2 atas bunga simpanan koperasi yang dibayarkan kepada
orang pribadi adalah sebagai berikut:
Penghitungan PPh Pasal 4 ayat 2 atas bunga simpanan koperasi yang diperoleh
Rahmawati adalah:
Sedangkan atas penghasilan yang diterima oleh Koperasi Kasih Rezeki dari
pembagian bunga simpanan koperasi tersebut tidak termasuk yang dikenai PPh
yang bersifat final, tetapi termasuk dalam pengertian bunga yang wajib dipotong
PPh Pasal 23.
Tuan Galan menjual 1000 lembar saham dengan harga Rp3.000 per lembar.
Berapa pajak yang harus dikenakan atas transaksi penjualan saham tersebut?
Jawab:
PPh Pasal 4 ayat 2 atas penjualan saham adalah 0,1% x Rp3.000 x 1000 =
Rp3.000.
Pembahasan contoh soal PPh Pasal 4 ayat 2 lainnya akan dibahas dalam
pembahasan berikutnya. Untuk dapat mempelajari materi lain tentang PPh Pasal
4 ayat 2 atau pajak penghasilan lainnya, dapat dipelajari di sini.