1. Elastisitas Permintaan
harga.elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang di beli
sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus).
Elastisitas permintaan dapat diartikan sebagai tingkat kelenturan atau tingkat kepekaan
koefesien yaitu koefesien elastisitas dan dinotasikan dengan huruf Ed. Dengan demikian, notasi
E adalah besaran, atau koefisien yang dapat menunjukkan seberapa lentur permintaan jika terjadi
Ed = (ΔQ/Q)/(ΔP/P)
Dimana :
P = harga mula-mula
Nilai Ed sama dengan dua menujukkan bahwa perubahan pada tingkat harga akan
menyebabkan perubahan tingkat permintaan barang sebesar dua kali daripada perubahan tingkat
harga.Jika perubahan tingkat harga sebesar 10 persen, maka perubahan tingkat permintaan
Nilai koefesien Ed sama dengan 0,5 menunjukkan bahwa perubahan tingkat harga akan
menyebabkan tingkat permintaan barang berubah sebesar setengah kalinya daripada perubahan
tingkat harga.Jika harga berubah sebesar 10 persen, maka perubahan tingkat permintaan adalah
lima persen.
Nilai Ed lebih besar dari satu disebut permintaan elastisis, sedangkan jika nilai
Nilai Ed kurang daripada satu disebut permintaan inelastis. Permintaan dengan nilai Ed sama
dengan satu disebut permintaan unitary atau permintaan satuan atau normal.
Selain itu masih ada dua jenis permintaan lagi yaitu permintaan elastis sempurna dan
permintaan inelastis sempurna. Permintaan elastis sempurna ditunjukkan dengan Nilai Ed tak
hingga, dan permintaan inelastis sempurna ditunjukkan dengan Ed sama dengan nol.
yaitu suatu konsep yang dimaksudkan untuk mengukur derajaat perubahan kuantitas barang
Elastisitas harga (price elasticity) yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta atau
yang ditawarkan, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang tersebut. Elastisitas
harga (EP) mengukur berapapersen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya
Ep = %∂Q
%∂P
= (∂Q/Q)
(∂P/P)
= P x ∂Q
Q ∂P
Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan harga. Kalau
harga naik 20% menyebabkan permintaan barang turun sebesar, misal nya 12%. Pemintaan
barang kebutuhan pokok umumnya inelastis. Misalnya perubahan harga beras di Indonesia, tidak
berpengaruh terhadap perubahan permintaan terhadap beras, karena beras adalah kebutuhan
pokok.
Permintaan dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan
permintaan yang BESAR. Misalnya bila harga turun 20% menyebabkan permintaan barang naik
40%. Karena itu EP lebih besar dari satu. Barang mewah seprti mobil umumnya permintaan
elastis.
Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang di butuhkan.
Perubahan harga sedikit saja menyababkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.
Elastisitas titik mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu. Konsep elastisitas ini digunakan
bila perubahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya hingga mendekati nol. Tetapi konsep ini
Ep = ∂Q/Q = P.∂Q
∂P/P Q. ∂P
Elastisitas busur adalah ukuran tentang drajat respon rata-rata kuantitas terhadap harga
permintaan antara dua titik. Rumus perhitungan elastisitas busur hanya sedik perbedaannya
Dimana: ∂Q = Q1 – Q2
∂P = P1 –P2
Atau
Ep = Q1 – Q2
(Q1 + Q2) /2
P1 – P2
(P1 + P2) /2
a) Tingkat Subtitusi
Makin sulit mencari subtitusi suatu barang, permintaan makin inelastis. Contoh : Beras
sulit di cari subtitusinya, karena itu permintaan inelastis. Sedangkan garam tidak mempunyai
subtitusi, oleh karena itu permintaan nya inelasti sempurna, karena walaupun harga nya naik
bayak, orang tetap membelinya, dan seandainya harganya turun anyak, orang tidak lantas
memborong nya.
b) Jumlah Pemakai
Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang makin inelastis.
d) Jangka Waktu
jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas
harga. Namun hal ini tergantung pada apakah barangnya durabel atau nondurabel.
Elastisitas harga silang yaitu merupakan derajat kepekaan permintaan barang X terhadap
perubahan harga barang lain.Elastisitas silang (cross elasticity) adalah persentase perubahan
jumlah barang X yang diminta, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang lain
(Y).Elastisitas silang (EC) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai
Ec = % ∂Qx
% ∂Py
= (∂Qx / Qx)
(∂Py / Py)
= Py . ∂Qx
Qx ∂Py
Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec > 0 ,X merupaakn
subtitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabkan harga relatif X lebih murah, sehinggga permintaan
terhadap X meningkat. Misalnya, bila harga daging ayam naik, maka permintaan terhadap
permintaan daging sapi akan meningkat (Ceteris Paribus), karena sekarang daging sapi relatif
menjadi lebih murah dibanding harga daging ayam (meskipun secara nominal masih lebih
maahal). Nilai Ec < 0 menunjukan hubungan X dan Y adalah komplementer. X hanya bisa
terhadap X, menebabkan permintaan terhadap X ikut menurun. Misalkan, bila harga BBM naik
(Ceteris Paribus), maka dapat di duga permintaan terhadap mobil akan berkurang.
3. Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan (income elasticity) yaitu persentase perubahan permintaan akan suatu
barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan pendapatan (income) riil konsumen.
Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatau barang berubah
Atau
Ei = % ∂Q
% ∂I
= (∂Q / Q)
(∂I / I)
= I . ∂Q
Q ∂I
Umumnys nilsi Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan.
Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatan nya makin besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan
barang normal (normal goods). Bila nilai Ei anara 0 sampai1, barang tersebut merupakan
kebutuhan pokok (essential goods). Barang denan Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurius
goods).
Ada barang dengan Ei < 0. Permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada saat
pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut barang interior (inferor goods).
Banyaknya pangan pengganti yang tersedia : Semakin banyak jenis pangan pengganti
Persentase pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli pangan tersebut : Semakin
besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu pangan maka semakin
dimana permintaan itu dianalisis, maka semakin elastis sifat permintaan suatu pangan.
permintaan
Jadi, hasil dari perhitungan keofesien elastisitas ialah bernilai negatif, Kenapa? Alasanya karena
untuk harga dan jumlah barang yang diminta justru berbanding terbalik (terjadi arah yang
berbalikan)
Maka diperoleh, penurunan harga menaikan permintaan atau kenaikan harga menurunkan
permintaa, tetapi sering sekali tanda negatif diabaikan dalam menghitung koefesien elastisitas.
Pada saat melakukan perhitungan koefesien elastisitas permintaan ada beberapa kemungkinan
diantaranya yakni :
Jenis jenis elastisitas permintaan
Suatu permintaan yang mempunyai angka koefesien elastisitas > 1 ialah bersifat elastis.
Maksudnya, untuk persentase harga lebih kecil dari pada % perubahan kuantitas yang
diinginkan. Sehingga akan muncul perubahan jumlah barang yang di inginkan dalam jumlah
yang lebih banyak apabila terjadi perubahan harga sedikit saja. Perhitungan tersebut dapat dilihat
Permintaan Inelastis yang memiliki angka koefesien elastisitas minus dari 1 bersifat
inelastis. Maksudnya persentase perubahan harga lebih tinggi jika dibandingkan persentase
perubahan kuantitas yang diminta, artinya perubahan yang besar dalam harga tidak diiringi oleh
Permintaan yang mempunyai nilai koefesien elastisitas sama dengan 1 (satu) yakni
permintaan elastis uniter. Sehingga untuk persentase perubahan harga sama dengan persentase
Sebuah permintaan yang memiliki angka elastisitasnya sama dengan tak terhingga (Ed = ~)
bersifat elastis sempurna. Masksudnya, permintaan dapat memenuhi yang tak terhingga,
Terdapat 3 bentuk hubungan antara elastisitas harga permintaan dengan total revenue TR.
1.Apabila [Ep] > 1 (elastis) maka hubungan antara perubahan harga dengan perubahan hasil
penjualan adalah negatif, yaitu jika P turun maka TR akan naik,dan sebaliknya.
2.Apabila [Ep]=1 (elastis uniter) maka hubungan antara perubahan harga dengan perubahan hasil
penjualan adalah nol. Yaitu jika P naik atau P turun maka TR-nya tidak beruba.
3.Apabila [Ep] < 1 (tidak elastis) maka hubungan antara perubahan harga (kenaikan/penurunan)
dengan perubahan hasil penjualan adalah positif. Yaitu apabila harga naik maka TR akan naik
Pengertian
Elastisitas penawaraan (elasticity of supply) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar
kecilnya jumlah barang yang ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang
yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang. Adapun yang dimaksud koefisien
jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar kecilnya koefisien
Keterangan:
Es : elastisitas penawaran
Contoh:
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun
menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien
elastisitas penawarannya!
Jawab:
Jenis-jenis elastisitas penawaran
Seperti halnya elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga terdapat lima macam, yaitu:
Keterangan:
Cara praktis menentukan besarnya elastisitas tanpa mencari turunan Q atau Q1, yaitu:
Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P =
50!
Jawab:
50 = 100 – 2Q
2Q = 50
Q = 25
Contoh 2:
Diketahui fungsi penawaran P = 100 + 2Q. Hitunglah elastisitas penawaran pada tingkat harga P
= 500!
Jawab:
-2Q = -400
Q = 200
Contoh 3:
Diketahui Fungsi penawaran P = -100 + 2Q. Hitung elastisitas penawaran pada tingkat harga P =
400!
Jawab:
400 = -100 + 2Q
-2Q = -500
Q = 250
2) Jika persamaan fungsi menunjukkan Q = a – bP (fungsi permintaan) dan Q = a + bP (fungsi
Contoh 1:
Jawab:
Q = 50 – 40
Q = 10
Contoh 2:
Fungsi penawaran suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 50 + 2P. Tentukan besar
Jawab:
Q = 50 + 100
Q = 150
) Barang (Commodities) - adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh
merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan alternatif penggunaannya dan
Marginal Utility) - Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi
tambahan utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin
menurun, bahkan menjadi negatif. Gejala itu disebut sebagai Hukum Pertambahan
konsumen menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua
sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen, yaitu lebih suka dan atau sama-sama
disukai. Misalnya ada dua barang, maka konsumen mengatakan X lebih disukai daripada
Y (X > Y) atau X sama-sama disukai seperti Y (X = Y). Tanpa sikap ini perilaku
1.Pendekatan Kardinal
2.Pendekatan Ordinal
Asumsi: Konsumen bersikap rasionalDengan anggaran yang tersedia, konsumen berusaha
c. Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap
satu satuan.Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi
semakin kecil.( Mula – mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau
saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun ).Hukum ini menyebabkan
terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini
d. Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang,
sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh
tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika
kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan
harga murah.
Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan
konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya
pengukuran semacam ini sulit dilakukan.Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen
2.Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang
3.Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan
dalaml bilangan/angka.
marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva
kepuasan sama .
terbatasnya pendapatan Garis Anggaran ( budget line ) adalah semua kombinasi dari barang-
barang dengan jumlah total uang yang dibelanjakan sama dengan pendapatan
Kemiringan garis anggaran = Garis Anggaran contoh : Harga Pangan = $ 1 Harga Sandang = $
A 0 40 $ 80
B 20 30 $ 80
D 40 20 $ 80
E 60 10 $ 80
G 80 0 $ 80
1. Perubahan Pendapatan
Perubahan pendapatan mengubah perpotongan vertical garis anggaran, tetapi tidak mengubah
kemiringan (karena tidak satu pun harga kedua barang tersebut berubah)
1. Pendapatan digandakan dari $80 menjadi $160, maka garis anggaran belanja bergeser ke
2. Pendapatan dipotong dari $80 menjadi $40, maka garis anggaran belanja bergeser ke
3. Perubahan Harga
Berubahnya harga satu barang berubah, tetapi harga barang lain tidak, tidak mengubah
1. Harga pangan jatuh setengahnya, dari $1 menjadi $0,50, maka yang berubah
kemiringannya
Awal = -Pf/Pc = -$1/$2 = 1/2 Terakhir = -Pf/Pc = $0.50/$2 = 1/4 Garis anggaran berubah
setiap rupiah yang dibelanjakan untuk berbagai jenis barang adalah sama”.
Dimana :
Misalnya pendapatan seorang konsumen perperiode waktu = $12, dan seluruhnya ingin
dibelanjakan untuk membeli barang X dan Y. Harga barang X : PX = $2 dan harga barang Y :
PY = $1.