Anda di halaman 1dari 25

Tugas Mikro Sore : Lilis Wanda Pramita (A1B118111) Kelas : B MANAJEMEN

1. Elastisitas Permintaan

A. Konsep elastisitas permintaan

Elastisitas permintaan adalah ukuran drajat kepekaan permintaan terhadap perubahan

harga.elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang di beli

sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus).

Elastisitas permintaan dapat diartikan sebagai tingkat kelenturan atau tingkat kepekaan

permintaan terhadap perubahan harga. Elastisitas permintaan dinyatakan dengan sebuah

koefesien yaitu koefesien elastisitas dan dinotasikan dengan huruf Ed. Dengan demikian, notasi

E adalah besaran, atau koefisien yang dapat menunjukkan seberapa lentur permintaan jika terjadi

perubahan harga dan dinyatakan dengan rumus berikut ni.

Ed = (ΔQ/Q)/(ΔP/P)

Dimana :

ΔQ = perubahan jumlah permintaan

ΔP = perubahan harga barang

P = harga mula-mula

Q = jumlah permintaan mula-mula

Ed = koefesien elastisitas permintaan

Nilai Ed sama dengan dua menujukkan bahwa perubahan pada tingkat harga akan

menyebabkan perubahan tingkat permintaan barang sebesar dua kali daripada perubahan tingkat
harga.Jika perubahan tingkat harga sebesar 10 persen, maka perubahan tingkat permintaan

barang adalah 20 persen.

Nilai koefesien Ed sama dengan 0,5 menunjukkan bahwa perubahan tingkat harga akan

menyebabkan tingkat permintaan barang berubah sebesar setengah kalinya daripada perubahan

tingkat harga.Jika harga berubah sebesar 10 persen, maka perubahan tingkat permintaan adalah

lima persen.

Nilai Ed lebih besar dari satu disebut permintaan elastisis, sedangkan jika nilai

Nilai Ed kurang daripada satu disebut permintaan inelastis. Permintaan dengan nilai Ed sama

dengan satu disebut permintaan unitary atau permintaan satuan atau normal.

Selain itu masih ada dua jenis permintaan lagi yaitu permintaan elastis sempurna dan

permintaan inelastis sempurna. Permintaan elastis sempurna ditunjukkan dengan Nilai Ed tak

hingga, dan permintaan inelastis sempurna ditunjukkan dengan Ed sama dengan nol.

Pada dasarnya ada 3 hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan, yaitu :

1. Elastisitas Harga (Price Elasticity Of Demand) barang sendiri

yaitu suatu konsep yang dimaksudkan untuk mengukur derajaat perubahan kuantitas barang

yang dibeli sebagai akibat perubahan harga barang tersebut.

Elastisitas harga (price elasticity) yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta atau

yang ditawarkan, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang tersebut. Elastisitas

harga (EP) mengukur berapapersen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya

berubah sebesar satu persen.

Ep = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta

Persentase perubahan harga


Atau

Ep = %∂Q

%∂P

= (∂Q/Q)

(∂P/P)

= P x ∂Q

Q ∂P

 Angka Elastisitas Harga (EP)

a) Inelastis (EP < 1)

Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan harga. Kalau

harga naik 20% menyebabkan permintaan barang turun sebesar, misal nya 12%. Pemintaan

barang kebutuhan pokok umumnya inelastis. Misalnya perubahan harga beras di Indonesia, tidak

berpengaruh terhadap perubahan permintaan terhadap beras, karena beras adalah kebutuhan

pokok.

b) Elastis (EP > 1)

Permintaan dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan

permintaan yang BESAR. Misalnya bila harga turun 20% menyebabkan permintaan barang naik

40%. Karena itu EP lebih besar dari satu. Barang mewah seprti mobil umumnya permintaan

elastis.

c) Elastis Unitari (EP = 1)


Jika harga naik 20%, permintaan barang turun 20% juga.

d) Elastis Sempurna (EP = 0)

Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang di butuhkan.

Contohnya adalah permintaan garam dan gula.

e) Elastis Tak Terhingga

Perubahan harga sedikit saja menyababkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.

Macam-macam elastisitas harga :

a. Elastisitas Titik (Point Elasticity)

Elastisitas titik mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu. Konsep elastisitas ini digunakan

bila perubahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya hingga mendekati nol. Tetapi konsep ini

kurang akurat bila perubahan harga yang relatif besar.

Rumus Elastisitas Titik. yaitu :

Ep = ∂Q/Q = P.∂Q

∂P/P Q. ∂P

b. Elastisitas busur (arc elasticity)

Elastisitas busur adalah ukuran tentang drajat respon rata-rata kuantitas terhadap harga

pada suatu interval kurva permintaan.


Dalam kasus tertentu lebih tepat jika mnggunakan elastisitas busur, yang mengukur elastisitas

permintaan antara dua titik. Rumus perhitungan elastisitas busur hanya sedik perbedaannya

dengan rumus perhitungan elastisitas titik.

Rumus Elastisitas Busur, yaitu :

Ep = –∂Q (P1 + P2/2 = -∂Q (P1 + P2)

∂ (Q1 + Q2/2 ∂P (Q1 + Q2)

Dimana: ∂Q = Q1 – Q2

∂P = P1 –P2

Atau

Ep = Q1 – Q2

(Q1 + Q2) /2

P1 – P2

(P1 + P2) /2

 Faktor Yang Menentukan Elastisitas Harga

a) Tingkat Subtitusi

Makin sulit mencari subtitusi suatu barang, permintaan makin inelastis. Contoh : Beras

sulit di cari subtitusinya, karena itu permintaan inelastis. Sedangkan garam tidak mempunyai

subtitusi, oleh karena itu permintaan nya inelasti sempurna, karena walaupun harga nya naik

bayak, orang tetap membelinya, dan seandainya harganya turun anyak, orang tidak lantas

memborong nya.

b) Jumlah Pemakai
Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang makin inelastis.

Semakin pokok suatu barang, semakin inelastis permintaan nya.

c) Proporsi Kenaikan Harga Terhadap Pendapatan Konsumen

Bila proporsi tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih elastis.

d) Jangka Waktu

jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas

harga. Namun hal ini tergantung pada apakah barangnya durabel atau nondurabel.

2. Elastistas Harga Silang

Elastisitas harga silang yaitu merupakan derajat kepekaan permintaan barang X terhadap

perubahan harga barang lain.Elastisitas silang (cross elasticity) adalah persentase perubahan

jumlah barang X yang diminta, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang lain

(Y).Elastisitas silang (EC) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai

akibat perubahan harga barang lain sebesarsatu persen.

Ec = % ∂Qx

% ∂Py

= (∂Qx / Qx)

(∂Py / Py)

= Py . ∂Qx

Qx ∂Py
Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec > 0 ,X merupaakn

subtitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabkan harga relatif X lebih murah, sehinggga permintaan

terhadap X meningkat. Misalnya, bila harga daging ayam naik, maka permintaan terhadap

permintaan daging sapi akan meningkat (Ceteris Paribus), karena sekarang daging sapi relatif

menjadi lebih murah dibanding harga daging ayam (meskipun secara nominal masih lebih

maahal). Nilai Ec < 0 menunjukan hubungan X dan Y adalah komplementer. X hanya bisa

digunakan bersama sama Y. Penambhan atau pengurangan terhadap X, menyebabkan

penambahan atau pengurangan terhadap Y. Kenaikan harga Y menyebabkan permintaan

terhadap X, menebabkan permintaan terhadap X ikut menurun. Misalkan, bila harga BBM naik

(Ceteris Paribus), maka dapat di duga permintaan terhadap mobil akan berkurang.

3. Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan yaitu merupakan derajat kepekaan permintaan barang X terhadap

perubahan pendapatan atau anggaran belanja konsumen.

Elastisitas pendapatan (income elasticity) yaitu persentase perubahan permintaan akan suatu

barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan pendapatan (income) riil konsumen.

Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatau barang berubah

bila pendapatan berubah sebesar satu persen.

Ei = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta

Persentase perubahan pendapatan

Atau

Ei = % ∂Q

% ∂I
= (∂Q / Q)

(∂I / I)

= I . ∂Q

Q ∂I

Umumnys nilsi Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan.

Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatan nya makin besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan

barang normal (normal goods). Bila nilai Ei anara 0 sampai1, barang tersebut merupakan

kebutuhan pokok (essential goods). Barang denan Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurius

goods).

Ada barang dengan Ei < 0. Permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada saat

pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut barang interior (inferor goods).

2. . Faktor Penentu Elastisitas Permintaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi penentu elastisitas adalah sebagai berikut :

 Banyaknya pangan pengganti yang tersedia : Semakin banyak jenis pangan pengganti

yang tersedia maka semakin elastis sifat permintaannya;

 Persentase pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli pangan tersebut : Semakin

besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu pangan maka semakin

elastis permintaan terhadap pangan itu;


 Jangka waktu di dalam mana permintaan itu dianalisis : Semakin lama jangka waktu

dimana permintaan itu dianalisis, maka semakin elastis sifat permintaan suatu pangan.

3. Penghitungan elastisitas permintaan dan penggambaran jenis jenis elastisitas

permintaan

Rumus dari elastisitas permintaan yang secara sistematis antara lain :

Jadi, hasil dari perhitungan keofesien elastisitas ialah bernilai negatif, Kenapa? Alasanya karena

untuk harga dan jumlah barang yang diminta justru berbanding terbalik (terjadi arah yang

berbalikan)

Maka diperoleh, penurunan harga menaikan permintaan atau kenaikan harga menurunkan

permintaa, tetapi sering sekali tanda negatif diabaikan dalam menghitung koefesien elastisitas.

Pada saat melakukan perhitungan koefesien elastisitas permintaan ada beberapa kemungkinan

diantaranya yakni :
Jenis jenis elastisitas permintaan

1. Permintaan Elastisitsa (Ed > 1)

Suatu permintaan yang mempunyai angka koefesien elastisitas > 1 ialah bersifat elastis.

Maksudnya, untuk persentase harga lebih kecil dari pada % perubahan kuantitas yang

diinginkan. Sehingga akan muncul perubahan jumlah barang yang di inginkan dalam jumlah

yang lebih banyak apabila terjadi perubahan harga sedikit saja. Perhitungan tersebut dapat dilihat

pada gambar dibawah ini:

2. Permintaan Inelastis (Ed < 1)

Permintaan Inelastis yang memiliki angka koefesien elastisitas minus dari 1 bersifat

inelastis. Maksudnya persentase perubahan harga lebih tinggi jika dibandingkan persentase

perubahan kuantitas yang diminta, artinya perubahan yang besar dalam harga tidak diiringi oleh

perusahaan seperti kuantitas yang dinginkan.

3. Permintaan Elastis Uniter (Ed = 1)

Permintaan yang mempunyai nilai koefesien elastisitas sama dengan 1 (satu) yakni

permintaan elastis uniter. Sehingga untuk persentase perubahan harga sama dengan persentase

perubahan kuantitas yang diinginkan.

4. Permintaan Inelastis Sempurna (Ed = 0)


Suatu permintaan yang mempunnyai angka koefesien sama dengan 0 (Ed = 0) yang

bersifat inelastis sempurna.

5. Permintaan Elastis Sempurna

Sebuah permintaan yang memiliki angka elastisitasnya sama dengan tak terhingga (Ed = ~)

bersifat elastis sempurna. Masksudnya, permintaan dapat memenuhi yang tak terhingga,

walaupun harga barang tetap.

Total Revenue dan elastisitas permintaan

Hubungan Elastisitas Harga Permintaan dengan Hasil Penjualan(Total Revenue = TR)

Terdapat 3 bentuk hubungan antara elastisitas harga permintaan dengan total revenue TR.

1.Apabila [Ep] > 1 (elastis) maka hubungan antara perubahan harga dengan perubahan hasil

penjualan adalah negatif, yaitu jika P turun maka TR akan naik,dan sebaliknya.

2.Apabila [Ep]=1 (elastis uniter) maka hubungan antara perubahan harga dengan perubahan hasil

penjualan adalah nol. Yaitu jika P naik atau P turun maka TR-nya tidak beruba.

3.Apabila [Ep] < 1 (tidak elastis) maka hubungan antara perubahan harga (kenaikan/penurunan)

dengan perubahan hasil penjualan adalah positif. Yaitu apabila harga naik maka TR akan naik

dan jika harga turun maka TR juga turun.

2. Konsep elastisitas penawaran

Pengertian

Elastisitas penawaraan (elasticity of supply) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar

kecilnya jumlah barang yang ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang
yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang. Adapun yang dimaksud koefisien

elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan

jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar kecilnya koefisien

elastisitas penawaran dapat dihitung dapat dengan rumus sebagai berkut.

Keterangan:

ΔQ : perubahan jumlah penawaran

ΔP : perubahan harga barang

P : harga barang mula-mula

Q : jumlah penawaran mula-mula

Es : elastisitas penawaran

Contoh:

Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun

menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien

elastisitas penawarannya!

Jawab:
Jenis-jenis elastisitas penawaran

a.Macam-Macam Elastisitas Penawaran

Seperti halnya elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga terdapat lima macam, yaitu:

Keterangan:

% ΔQs : Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan

% ΔPs : Persentase perubahan harga barang

b. Kurva Elastisitas Penawaran


Kurva Elastisitas Penawaran

Cara praktis menentukan besarnya elastisitas tanpa mencari turunan Q atau Q1, yaitu:

1) Jika persamaan fungsi menunjukkan P = a – bQ (fungsi permintaan) dan P = a + bQ (fungsi

Penawaran), maka rumus elastisitasnya adalah sebagai berikut.


Contoh 1:

Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P =

50!

Jawab:

Dengan cara biasa Jika P = 50, maka

50 = 100 – 2Q

2Q = 50

Q = 25

Contoh 2:

Diketahui fungsi penawaran P = 100 + 2Q. Hitunglah elastisitas penawaran pada tingkat harga P

= 500!

Jawab:

Dengan cara biasa Jika P = 500, maka


500 = 100 + 2Q

-2Q = -400

Q = 200

Contoh 3:

Diketahui Fungsi penawaran P = -100 + 2Q. Hitung elastisitas penawaran pada tingkat harga P =

400!

Jawab:

Dengan cara biasa Jika P = 400, maka

400 = -100 + 2Q

-2Q = -500

Q = 250
2) Jika persamaan fungsi menunjukkan Q = a – bP (fungsi permintaan) dan Q = a + bP (fungsi

penawaran), maka rumus elastisitasnya adalah sebagai berkut.

Contoh 1:

Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q =50 – 1/2 P.

Tentukan besar elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 80!

Jawab:

Dengan cara biasa

Jika P = 80, maka Q =50 – 1/2 (80)

Q = 50 – 40

Q = 10
Contoh 2:

Fungsi penawaran suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 50 + 2P. Tentukan besar

elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 50!

Jawab:

Dengan cara biasa

Jika P = 50, maka Q = 50 + 2(50)

Q = 50 + 100

Q = 150

Asumsi dasar teori perilaku konsumen

) Barang (Commodities) - adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh

manfaat atau kegunaan. Barang yang dikonsumsimempunyai sifat makin banyak

dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh.


2) Utilitas (Utility) - adalah manfaat yang diperoleh karena mengonsumsi barang. Utilitas

merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan alternatif penggunaannya dan

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen.

3) Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing

Marginal Utility) - Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi

tambahan utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin

menurun, bahkan menjadi negatif. Gejala itu disebut sebagai Hukum Pertambahan

Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility).

4) Konsistensi Preferensi (Transitivity) - Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan

konsumen menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua

sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen, yaitu lebih suka dan atau sama-sama

disukai. Misalnya ada dua barang, maka konsumen mengatakan X lebih disukai daripada

Y (X > Y) atau X sama-sama disukai seperti Y (X = Y). Tanpa sikap ini perilaku

konsumen sulit dianalisis.

A. PENDEKATAN TEORI PERILAKU KONSUMEN

Pendekatan untuk mempelajariperilakukonsumen dalam mengkonsumsi suatu barang:

1.Pendekatan Kardinal

2.Pendekatan Ordinal
Asumsi: Konsumen bersikap rasionalDengan anggaran yang tersedia, konsumen berusaha

memaksimalkan kepuasan totalnya dari barang yang dikonsumsinya.

1.) Pendekatan Kardinal

a. Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.

b. Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan

c. Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap

satu satuan.Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi

semakin kecil.( Mula – mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau

saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun ).Hukum ini menyebabkan

terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini

dikenal dengan hukum Gossen.

d. Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang,

sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh

tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika

kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan

harga murah.

Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal.

2.) Pendekatan Ordinal

Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan

konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya
pengukuran semacam ini sulit dilakukan.Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen

dengan angka ordinal (relatif).Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva

indiferens(kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang

menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).

Ciri-ciri kurva indiferens:

1.Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg

satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi)

2.Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang

harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang

dikonsumsi (marginal rate of substitution)

3.Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu

kurva indiferens yang berbeda

Perbedaan antara pendekatan kardinal dengan ordinal

Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan

dalam bilangan/angka. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan

dalaml bilangan/angka.

Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan

marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva

kepuasan sama .

Kendala anggaran konsumen


Kendala Anggaran ( budget constraints ) adalah batasan yang dihadapi sebagai akibat dari

terbatasnya pendapatan Garis Anggaran ( budget line ) adalah semua kombinasi dari barang-

barang dengan jumlah total uang yang dibelanjakan sama dengan pendapatan

Kemiringan garis anggaran = Garis Anggaran contoh : Harga Pangan = $ 1 Harga Sandang = $

2 Anggaran = $ 80 Persamaan garis anggaran : F + 2C = $80

KERANJANG PASAR DAN GARIS ANGGARAN

Keranjang Pasar Pangan ( F) Sandang (C) Anggaran

A 0 40 $ 80

B 20 30 $ 80

D 40 20 $ 80

E 60 10 $ 80

G 80 0 $ 80

Efek Perubahan Pendapatan dan Harga

1. Perubahan Pendapatan
Perubahan pendapatan mengubah perpotongan vertical garis anggaran, tetapi tidak mengubah

kemiringan (karena tidak satu pun harga kedua barang tersebut berubah)

1. Pendapatan digandakan dari $80 menjadi $160, maka garis anggaran belanja bergeser ke

luar, dari garis anggaran L1 menjadi L2

2. Pendapatan dipotong dari $80 menjadi $40, maka garis anggaran belanja bergeser ke

dalam, dari garis anggaran L1 menjadi L3

3. Perubahan Harga

Berubahnya harga satu barang berubah, tetapi harga barang lain tidak, tidak mengubah

perpotongan vertical garis anggaran yang berubah adalah kemiringannya

1. Harga pangan jatuh setengahnya, dari $1 menjadi $0,50, maka yang berubah

kemiringannya

Awal = -Pf/Pc = -$1/$2 = 1/2 Terakhir = -Pf/Pc = $0.50/$2 = 1/4 Garis anggaran berubah

berputar ke luar dari L1 ke L2

1. Harga pangan naik dari S1 menjadi $2, maka kemiringannya

Awal = -Pf/Pc = -$1/$2 = ½ Terakhir = -Pf/Pc = $2/$2 = 1 Garis kemiringannya berubah

berputar ke dalam dari L1 ke L3

Kepuasan maksimal ( Utility maximization)

Syarat Mencapai Kepuasan yang Maksimum


“Seorang konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum, apabila marginal utility dari

setiap rupiah yang dibelanjakan untuk berbagai jenis barang adalah sama”.

Secara matematis syarat tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

MUX /PX = MUY /PY = . . . , dengan kendala, PX.QX + PY.QY + . . = M

Dimana :

M = pendapatan uang individu utility perperiode waktu.

MUX = marginal utility barang X.

MUY = marginal utility Y.

PX = harga per unit barang X.

PY = harga per unit barang Y.

Misalnya pendapatan seorang konsumen perperiode waktu = $12, dan seluruhnya ingin

dibelanjakan untuk membeli barang X dan Y. Harga barang X : PX = $2 dan harga barang Y :

PY = $1.

Anda mungkin juga menyukai