0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
199 tayangan5 halaman
Bab ini menjelaskan teori perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti utilitas, hukum manfaat marginal menurun, preferensi konsumen, dan pengetahuan sempurna. Teori ini dijelaskan lebih lanjut dengan pendekatan kardinal dan ordinal, termasuk konsep kurva indiferensi, garis anggaran, dan keseimbangan konsumen. Perubahan harga dan pendapatan dapat mempengaruhi permintaan konsumen.
Bab ini menjelaskan teori perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti utilitas, hukum manfaat marginal menurun, preferensi konsumen, dan pengetahuan sempurna. Teori ini dijelaskan lebih lanjut dengan pendekatan kardinal dan ordinal, termasuk konsep kurva indiferensi, garis anggaran, dan keseimbangan konsumen. Perubahan harga dan pendapatan dapat mempengaruhi permintaan konsumen.
Bab ini menjelaskan teori perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti utilitas, hukum manfaat marginal menurun, preferensi konsumen, dan pengetahuan sempurna. Teori ini dijelaskan lebih lanjut dengan pendekatan kardinal dan ordinal, termasuk konsep kurva indiferensi, garis anggaran, dan keseimbangan konsumen. Perubahan harga dan pendapatan dapat mempengaruhi permintaan konsumen.
Perilaku konsumen merupakan salah satu cara seorang konsumen untuk menentukan alokasi sumber daya ekonominya. Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana konsumen berperilaku, yaitu bagaimanan ia memutuskan berapa jumlah masing masing barang yang akan ia beli dalam suatu situasi. Selanjutnya akan terlihat bagaimana konsumen bersama sama menimbulkan permintaan di pasar. Tujuan yang ingin dicapai konsumen adalah kepuasan maksimum. Untuk dapat membahas teori perilaku konsumen, harus mengetahui terlebih dahulu beberapa asumsi dan dasar utamanya sebagai berikut: a. Barang (Commodities) Commodities adalah barang dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan. Barang yang dikonsumsi mempunyai sifat makin banyak dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh. b. Utillitas (Utility) Utilitas adalah manfaat yang diperoleh karena mengkonsumsi barang. Utilitas merupakan ukuran manfaat suatu barang dibandingkan dengan alternatif penggunaannya. Utilitas digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen. c. Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility) Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi tambahan utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun, bahkan menjadi negatif. Gejala itu disebut sebagai Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility). d. Konsistensi Preferensi (Transitivity) Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen, yaitu lebih suka dan atau samasama disukai. Misalnya ada dua barang, maka konsumen mengatakan X lebih disukai daripada Y (X > Y) atau X sama-sama disukai seperti Y (X = Y). Tanpa sikap ini perilaku konsumen sulit dianalisis. e. Pengetahuan Sempurna Konsumsi diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan, dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.
Penjelasan mengenai perilaku konsumen yang paling sederhana dapat diamati
dalam hukum permintaan yang berbunyi bila harga suatu barang naik, maka jumlah yang diminta konsumen akan barang tersebut turun dan sebaliknya . Berdasarkan hukum tersebut, kita dapat menelaah perilaku konsumen serta menerangkan mengapa konsumen berperilaku seperti hukum tersebut?, dapat digunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan kardinal, pendekatan ordinal, dan teori baru konsumen. 1. Teori Kardinal Teori kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, sebagaimana kita menghitung berat dengan kilogram atau gram. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengonsumsi barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan suatu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marginal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang yang dikalikan harga per unit. Untuk setiap unit tambahan konsumsi, tambahan biaya yang dikeluarkan sama dengan harga barang per unit. Teori kardinal dapat terindikasi dengan menggunakan marginal utility. Perilaku konsumen yang bisa diterangkan dengan marginal utility adalah sebagai berikut: a. Utility bisa diukur dengan uang b. Hukum Gossen (Law of deminishing marginal utilty) berlaku, yaitu bahwa semakin banyak suatu barang yang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan (MU) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsi akan menurun. c. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum. Teori kardinal yang menggunakan marginal utility dapat terlihat dari contoh kasus berikut:
2. Teori Ordinal
Teori ordinal merupakan perbaikan dan perluasan dari teori cardinal.
Menurut teori ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung seperti yang dijelaskan oleh di teori kardinal. Menurut teori ordinal, kegunaan hanya bisa dibandingkan, sebagaimana kita menilai kepintaran atau kecantikan. Untuk dapat lebih dimengerti, teori ordinal menjelaskan pendapatnya dengan menggunakan kurva indiferensi. Kurva indeferensi adalah sebuah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang berbeda yang memberikan kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Asumsi asumsi yang terdapat di dalam kurvaindiferen ini adalah sebagai berikut: a. Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin,semakin tinggi pula tingkat kepuasannya. Asumsi ini penting agarasumsi bahwa konsumen membandingkan pilihannya terpenuhi. b. Kurva indiferensi menurun dari kiri atas ke kanan (downward sloping), dan cembung ke titik origin (convex to origin). Asumsi ini menggambarkan adanya kelangkaan. Bila suatu barang langka,maka harga barang tersebut pasti mahal. Karena untuk memperoleh barang yang langka dibutuhkan pula perjuangan yang berat,oleh sebab itu harganya mahal. Hal ini dijelaskan dalam konsep Marginal Rate of Substitution (MRSyx),yaitu berapa banyak barang y yang dikorbankan untuk menambah 1 unit barang x demimenjaga tingkat kepuasan yang sama. Berdasarkan hukum LDMU, jumlah y yang makin sedikit karena sering dikorbankan akan semakin langka. Kurva indiferensi yang cembung kea rah titik origin menjelaskan kadar penggantian marginal. c. Kurva indiferen tidak saling berpotongan.Asumsi ini penting agar asumsi transivitas terpenuhi. Garis Anggaran(budget line) Garis anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukan kombinasi konsumsi 2 macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan.Perubahan pendapatan akan memperngaruhi daya beli, diukur dari besarnya luas bidang segitiga yang dibatasi kurva garis anggaran.Bila luas bidang segitiganya makin luas,maka makin besar pula daya beli seorang konsumen,dan sebaliknya. Daya beli yang tinggi tersebut disebabkan oleh pendapatan konsumen yang makin tinggi pula. Keseimbangan Konsumen. Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Secara grafis, kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran (menggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan dengan kurva indiferensi (menggambarkan tingkat keppuasan).
Reaksi Terhadap Perubahan Harga. Keseimbangan yang dicapai dapat
berubah karena pendapatan nyata berubah. Jika pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat meningkatkan tingkat kepuasannya, dan sebaliknya. Salah satu fackor yang dapat mengubah pendapatannyata adalah perubahan harga barang. a. Kurva Harga-Konsumsi (Price Consumption Curve) Barang yang harganya turun atau naik menjadi relative lebih murah atau mahal disbandingkan dengan barang lainnya. Otomatis pendapatan nyata akan berubah walaupun pendapatn nominalnya(money income) akan tetap sama. Akhirnya jumlah barang yang dikonsumsi berubah karena tingkat keseimbangan konsumen juga berubah. b. Penurunan Kurva Permintaan Kurva permintaan ini diturunkan dalam batasan tiga asumsi : 1) Konsumen berada pada kondisi keseimbangan 2) Pendapatan nominal tidak berubah 3) Harga nominal barang lain tidak berubah c. Permintaan Individu dan Permintaan Pasar Permintaan pasar adalah jumlah permintaan individu-individu yang ada di pasar Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal. Suatu factor lain yang dapat seimbangan konsumsi adalah perubahan pendapatan nominal. Karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya. a. Kurva Pendapatan-Konsumsi (Income-Consumption Curve) ICC dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik titik keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat pendapatan nominal, dimana harga nominal barang tidak berubah. b. Kurva Engel Kurva yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu barang itu termasuk barang kebutuhan pokok atau barang mewah.