Anda di halaman 1dari 6

3-2 BAGIAN TANTRI

Judul materi : Bagaimana Pendapatan Nasional Didistribusikan Ke Faktor-Faktor


Produksi?

Faktor produksi dan fungsi produksi menentukan jumlah output barang dan jasa, juga
menentukan pendapatan nasional.
Teori modern tentang bagaimana pendapatan nasional dibagi di antara faktor-faktor produksi.
Teori ini didasarkan pada pemikiran klasik (abad ke-18) bahwa harga disesuaikan untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan, yang disini diterapkan pada pasar faktor produksi,
bersama dengan pemikiran yang lebih baru (abad ke-19) bahwa permintaan atas setiap faktor
produksi tergantung pada produktivitas marjinal faktor produksi tersebut. Teori ini, sering
disebut teori distribusi neoklasik.

Harga faktor produksi


Harga faktor produksi adalah jumlah yang dibayar ke faktor-faktor produksi. Dua harga faktor
produksi adalah upah (wage) yang diterima para pekerja dan sewa (rent) yang dikumpulkan oleh
para pemilik modal.
Asumsi faktor-faktor produksi adalah tetap, perpotongan kurva permintaan faktor berbentuk
miring ke bawah dan kurva penawaran tegak lurus, karena penawaran adalah tetap.
Harga yang dibayar ke tiap faktor produksi bergantung pada penawaran dan permintaan terhadap
faktor tersebut. Karena kita mengasumsikan penawaran adalah tetap, kurva penawaran berupa
garis vertikal. Kurva permintaan menurun landai. Perpotongan penawaran dan
permintaanmenentukan harga faktor produksi ekuilibrium.

Keputusan-Keputusan yang Dihadapi Perusahaan Kompetitif


Perusahaan kompetitif (competitive firm) relatif kecil ukurannya terhadap pasar dimana
perdagangan berlangsung, sehingga memiliki pengaruh kecil terhadap pasar. Karena perusahaan
kompetitif menetapkan harga output dan inputnya sebagaimana telah ditentukan.
Untuk mendapatkan produknya, perusahaan memerlukan dua faktor produksi, modal dan tenaga
kerja. Sebagaimana kita lakukan untuk perekonomian agregat, kita tunjukkan teknologi produksi
perusahaan itu dengan fungsi produksi
Y=F(K,L)
dimana
Y adalah jumlah unit yang diproduksi (output perusahaan)
K adalah jumlah mesin yang digunakan (jumlah modal)
L adalah jumlah jam kerja (jumlah tenaga kerja)
Perusahaan itu memproduksi lebih banyak output jika memiliki lebih banyak mesin atau jika
pekerjanya bekerja lebih lama.
Perusahaan itu menjual outputnya pada harga P, menggunakan pekerja pada upah W, dan
menyewa modal pada bunga R.
Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba adalah penerimaan dikurangi biaya-
penerimaan yang diperoleh pemilik perusahaan setelah membayar biaya produksi. Dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Laba = Penerimaan – Biaya Tenaga Kerja – Biaya Modal
           = ( P x Y ) – ( W x L ) – ( R x K )
Laba bergantung pada faktor produksi, Y diganti dengan faktor produksi:
Laba = P F(K,L) – WL – RK
Dari persamaan ini dapat diketahui bahwa laba tergantung pada harga produk P, harga faktor
produksi W dan L, dan jumlah faktor produksi L, dan K. Perusahaan kompetitif menggunakan
harga produk dan harga faktor produksi yang sudah ditentukan serta memilih jumlah tenaga kerja
dan modal yang memaksimalkan laba.
Permintaan Perusahaan terhadap Faktor-Faktor Produksi
Perusahaan menggunakan tenaga kerja dan modal dalam jumlah yang akan memaksimalkan laba.
Produk Marjinal Tenaga Kerja
Jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan dari satu unit tenaga kerja tambahan, dengan
mempertahankan jumlah modal tetap. Dinyatakan dalam fungsi:
MPL = F (K, L + 1) – F (K, L)
Persamaan ini menyatakan bahwa produk marjinal tenaga kerja adalah perbedaan antara jumlah
output yang diproduksi dengan L + 1 unit tenaga kerja dan jumlah yang diproduksi hanya dengan
L unit tenaga kerja.Kebanyakan fungsi produksi memiliki sifat produk marjinal yang semakin
menurun (diminishing marginal product)

Dari  Produk Marjinal Tenaga Kerja ke Permintaan Tenaga Kerja


Keputusan untuk menambah tenaga kerja adalah membandingkan penerimaan ekstra dari
kenaikan produksi yang dihasilkan tambahan tenaga kerja. Penerimaan dari tenaga kerja
tambahan adalah MPL x P. Dinyatakan dalam persamaan:
DLaba = DPenerimaan  -  DBiaya
                                    = (P x MPL)   -   W
Bila P x MPL > W à tambahan unit tenaga kerja akan meningkatkan laba
Bila P x MPL = W à perusahaan tidak akan menambah tenaga kerja lagi. Permintaan perusahaan
terhadap tenaga kerja ditentukan dengan:
P x MPL = W dapat dituliskan dengan MPL = W / P
W/P adalah upah riil (real wage). Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menarik tenaga
kerja sampai pada titik dimana produk marjinal tenaga kerja sama dengan upah riil.
Produk Marjinal Modal (MPK) dan Permintaan Modal
adalah jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan dari unit modal tambahan, dengan
mempertahankan jumlah tenaga kerja tetap konstan:
MPK = F (K + 1, L) – F (K, L)
Kenaikan laba dari menyewa mesin tambahan adalah penerimaan tambahan dari menjual output
mesin tersebut dikurangi harga sewa mesin:
DLaba = DPenerimaan  -  DBiaya
                                    = (P x MPK)   -   R
Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menggunakan lebih banyak modal hingga MPK
turun sama dengan harga sewa riil
MPK = R/P
Pembagian Pendapatan Nasional
Dengan asumsi perusahaan dalam perekonomian adalah kompetitif dan memaksimalkan laba,
maka setiap faktor produksi dibayar berdasarkan kontribusi marjinalnya pada proses produksi.
Maka upah riil total yang dibayar ke tenaga kerja adalah MPL x L
Dan pengembalian riil total yang dibayarkan ke pemilik modal adalah MPK x K.
Pendapatan yang tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi adalah laba
ekonomis (economic profit) dari para pemilik perusahaan.Laba ekonomis riil adalah:
Laba ekonomis = Y – (MPL x L) – (MPK x K)
Untuk menghitung Y, persamaan diatas diubah menjadi:
Y = (MPL x L) + (MPK x K) + Laba ekonomis
Dengan skala hasil konstan, maka laba ekonomis harus sama dengan nol. Sesuai dengan teorema
Euler, yang menyatakan bahwa jika fungsi produksi memiliki skala hasil konstan maka:
F (K, L) = (MPK x K) + (MPL x L)
Jika setiap faktor produksi dibayar pada produk marjinalnya, maka jumlah pembayaran faktor ini
sama dengan output total.
Bila pemilik modal dan pemilik perusahaan adalah orang yang sama, maka laba ekonomis dan
pengembalian modal (return to capital) disatukan, jika disebut sebagai laba akuntansi, maka:
Laba akuntansi = Laba ekonomis + (MPK x K)
Jika asumsi ini mendekati gambaran duniat nyata, maka “laba” dalam pos pendapatan nasional
seharusnya menjadi pengembalian modal.
Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Pembagian pendapatan nasional di antara modal dan tenaga kerja tetap konstan dalam periode
jangka panjang.
Pendapatan Modal = MPK x K = a Y
dan
Pendapatan Tenaga Kerja = MPL x L = (1 - a)Y
a adalah konstanta antara nol dan satu yang mengukur bagian modal dari pendapatan.
Fungsi produksi Cobb Douglas adalah
F (K, L) = A Ka  L1- a
A adalah parameter yang lebih besar dari nol untuk mengukur bagian modal dari pendapatan.
MPL = (1 - a) A Ka  L1- a
MPK  = a A Ka  L1- a
Kenaikan MPL akan mengurangi MPK, demikian juga sebaliknya. Perkembangan teknologi
yang meningkatkan parameter A membuat produk marjinal kedua faktor produksi naik secara
proporsional.
MPL = (1 - a) Y / L
MPK = a Y / K
Y/L disebut produktivitas tenaga kerja rata-rata dan Y/K disebut produktivitas modal rata-rata.
Jika fungsi produksi adalah Cobb Douglas, maka produktivitas marjinal sebuah faktor
proporsional terhadap produktivitas rata-ratanya.
Teori dan sejarah menunjukkan adanya kaitan yang erat antara produktivitas tenaga kerja dan
upah riil.

Anda mungkin juga menyukai