Anda di halaman 1dari 18

Pendapatan Nasional: Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya

Produk domestik bruto (GDP) ialah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor produksi milik warga negara dan warga negara asing atau biasa diartikan
bahwa nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam negara tersebut dalam satu
tahun tertentu. GDP merupakan variabel makroekonomi yang paling penting. Untuk menghargai
pentingnya GDP, orang hanya perlu melihat sekilas data internasional: dibandingkan dengan negara
lain yang lebih miskin.
Untuk memulai pembahasan tentang dari mana dan ke mana GDP berasal, maka aliran
sirkuler uang melalui perekonomian. (Gambar 1).

Gambar 1: Aliran Sirkuler Perekonomian

Sumber: Tamoclass

Gambar 1 menunjukkan keterkaitan di antara para pelaku ekonomirumah tangga,


perusahaan, dan pemerintah dan bagaimana uang mengalir di antara mereka melalui berbagai pasar
dalam perekonomian. Rumah tangga menerima pendapatan dan menggunakannya untuk membayar
pajak kepada pemerintah, mengkonsumsi barang dan jasa, dan menabung melalui pasar uang.
Perusahaan menerima pendapatan dari penjualan barang dan jasa dan menggunakannya untuk
membayar faktor-faktor produksi. Rumah tangga dan perusahaan meminjam di pasar keuangan untuk
membeli barang-barang investasi, seperti rumah dan pabrik. Pemerintah memperoleh pendapatan dari
pajak dan menggunakannya untuk membayar belanja pemerintah. Adanya kelebihan dari penerimaan
pajak yang melebihi pengeluaran pemerintah disebut tabungan masyarakat/tabungan publik, yang
dapat positif (surplus anggaran) atau negatif (defisit anggaran).

1
Faktor yang Menentukan Produksi Barang dan Jasa Total

Output barang dan jasa bergantung pada :

a. Faktor Produksi
Faktor produksi adalah input yang digunakan untuk memproduksi suatu barang dan jasa. Input
tersebut meliputi modal dan tenaga kerja. Kita gunakan symbol K untuk modal dan L untuk tenaga
kerja.

K = K’

b. Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah fungsi yang menentukan output dari perusahaan untuk semua kombinasi
masukan. Para ekonom menggambarkan teknologi yang ada dengan menggunakan fungsi produksi.
Dengan Y menujukkan output, maka fungsi produksi adalah

Y = F(K,L)

Persamaan ini menyatakan bahwa output adalah fungsi dari sejumlah modal dan tenaga kerja.
Fungsi produksi mencerminkan teknologi yang digunakan untuk mengubah modal dan tenaga kerja
menjadi output.

Banyak fungsi produksi memiliki sifat yang disebut skala hasil konstan jika peningkatan
presentase faktor produksi menyebabkan peningkatan output dalam presentase yang sama. Secara
sistematis ditulis

zY = F ( zK , zL)

Penawaran Barang Dan Jasa


Faktor produksi dan fungsi produksi bersama-sama menentukan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan.
Untuk itu secara matematis kita tulis :

Y = ( F’ , K’ )
Karena kita mengasumsikan bahwa penawaran modal serta tenaga kerja serta teknologi adalah
tetap, maka output juga tetap.

Bagaimana Pendapatan Nasional Didistribusikan ke Faktor-faktor Produksi

Harga Faktor Produksi


Distribusi pendapatan nasional ditentukan oleh harga-harga faktor. Harga faktor produksi adalah
jumlah yang harus di bayar ke faktor-faktor produks. Pada suatu perekonomian di mana dua faktor
produksi adalah modal dan tenaga kerja, sementara dua harga faktor produksi dalah upah yang
diterima para pekerja dan sewa yang di kumpulkan oleh para pemilik modal.
Harga yang diterima setiap faktor produksi untuk jasa-jasa nya ditentukan oleh penawaran dan
permintaan terhadap faktor produksi tersebut dan untuk memahami harga faktor produksi dan

2
distribusi pendapatan, kita harus mengkaji permintaan untuk faktor-faktor produksi, karena
perminataan faktor produksi muncul dari ribuan perusahaan yang menggunakan modal dan tenaga
kerja.

Keputusan-keputusan yang Dihadapi Perusahaan Kompetitif


Perusahaan kompetitif memiliki pengaruh yang kecil terhadap harga pasar karena ukurannya
yang relatif kecil terhadap pasar di mana perdagangan berlangsung. Demikian pula perusahaan tidak
dapatmempengaruhi upah pekerja karena banyak perusahaan lokal lain yang menarik para pekerja.
Maka dari itu, perusahaan kompetitif menetapkan harga output dan inputnya sebagaimana telah di
tentukan.
Untuk membuat produknya, perusahaan itu memerlukan dua faktor produksi, modal, dan tenaga
kerja.
Y = F(K,L)
Y = output perusahaan
K = jumlah modal
L = jumlah tenaga kerja
Perusahaan menjulan pada harag (P), menggunakan pekerja pada upah (W), dan menyewa mosal
pada bunga (R).
Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba adalah penerimaan dikurangi biaya
penerimaan yang di peroleh pemilik perusahaan setelah membayar biaya produksi.
Laba = PF(K,L) - WL – RK
Persamaan ini menunjukan bahwa laba bergantung pada harga pokok P, harga faktor W dan dan
R dan jumlah faktor L dan K.

Permintaan Perusahaan terhadap Faktor-faktor Produksi


Produksi marjinal tenaga kerja adalah jumlah output tambahan yang di peroleh perusahaan
dari satu unit tenaga kerja tambahan, dengan mempertahankan jumlah modal tetap.
MPL = F(K,L + 1) - F(K,L)
F(K,L+1) = jumlah output yang diproduksi dengan K unit modal dan L+1 unit tenaga kerja
F(K,L) = jumlah output yang di produksi dengan K unit modal dan L unit tenaga kerja
Kebanyakan fungsi produksi memiliki sifatproduk marjinal yang semakin menurun (diminishing
marginal product): dengan mempertahankan jumlah modal tetap, produk marjinal tenaga kerja
menurun ketika jumlah tenaga kerja meningkat.

Dari Produk Marginal Tenaga Kerja ke Permintaan Tenaga Kerja


Peningkatan penerimaan dari satu unit tenaga kerja tambahan bergantung pada dua variabel :
produk marjinal tenaga kerja dan harga output. Karena tenaga kerja tambahan memproduksi unit
output dijual seharga P dolar,penerimaan tambahan P x MPL. Biaya ekstra karena menggunakan lebih
banyak tenaga kerja adalah W. Jadi, perubahan dalam laba karena menggunakan lebih banyak tenaga
kerja adalah
ΔLaba = ΔPenerimaan - ΔBiaya
= (P x MPL) - W
Untuk memaksimalkan laba, perusahan terus menarik tenaga kerja sampai pada titik di mana
produk marjinal tenaga kerja sama dengan upah riil.

Produk Marjinal Modal dan Permintaan Modal


Perusahaan memutuskan berapa banyak modal yang akan digunakan dengan cara yang sama
seperti memutuskan berapa banyak tenaga kerja yang akan dipekerjakan. Produk Marjinal Modal

3
(marginal product of capital,MPK) adalah jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan dari
unit modal tambahan, dengan mempertahankan jumlah tenaga kerja tetap konstan.
MPK = F (K + 1) - F(K,L)
Jadi, produk marjinal modal adalah perbedaan antara jumlah output yang di produksi dengan K +
1 unit modal dan yang di produksi hanya dengan K unit modal
Harga sewa modal riil (rent rental price of capital) adalah harga sewa dalam unit barang, bukan
dalam mata uang.
Untuk menyimpulkannya, perusahaan kompetitif yang memaksimalkan laba-laba mengikuti
kaidah sederhana tentang berapa banyak tenaga kerja dan modal yang perlu digunakan. Perusahaan
meminta setiap faktor produksi sampai produk marginal faktor tersebut sama dengan harga faktor
lainnya.

Pembagian Pendapatan Nasional


Jika seluruh perusahaan perekonomian adalah kompetitif dan memaksimalkan laba, maka setiap
faktor produksi dibayar berdasarkan kontribusi marjinalnya pada proses produksi.
Pendapatan yang tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi adalah laba
ekonomis (economic profit) dari para pemilik perusahaan. Laba ekonomis riil adalah :
Y = (MPL x L) + (MPK x K) + Laba Ekonomis
Pendapatan total dibagi antara pengembalian kepada tenag akerja, pengembalian kepada modal,
dan laba eknomis.
Jika fungsi produksi memiliki sifat skala hasil konstan, yang kerap terjadi, maka laba ekonomis
harus sama dengan nol. Yaitu tidak ada yang tersisa setelah faktor-faktor produksi si bayar. Jika laba
ekonomis adalah nol, maka istilah “laba” yang biasanya digunakan berbeda dengan laba ekonomis.
Jika kita menyebut definisi alternatif ini sebagai laba akuntansi maka :
Laba Akuntansi = Laba Ekonomis + (MPK x K)
Menurut asumsi kita skala hasil konstan, maksimisasi laba, dan persaingan laba ekonomis adalah
nol. Jika asumsi ini mendekati gambaran dunia nyata, maka laba dalam pos pendapatan nasional
seharusnya menjadi pengembalian modal.
Maka Pendapatan ekonomi didistribusikan dari perusahaan ke rumah tangga. Setiap faktor
produksi dibayar menurut produk marjinalnya, dan pembayaran faktor ini mengurangi output total.
Output total dibagi di antara pembayaran untuk modal dan pembayaran tenaga kerja, bergantung
pada produktivitas marjinalnya.

Fungsi Produksi Cobb-Douglas


Pembagian pendapatan nasional di antara modal dan tenaga kerja tetap konstan dalam periode
jangka panjang.
Pendapatan Modal = MPK x K = a Y
dan
Pendapatan Tenaga Kerja = MPL x L = (1 - a)Y
a adalah konstanta antara nol dan satu yang mengukur bagian modal dari pendapatan.
Fungsi produksi Cobb Douglas adalah
F (K, L) = A Ka L1- a
A adalah parameter yang lebih besar dari nol untuk mengukur bagian modal dari pendapatan.
MPL = (1 - a) A Ka L1- a
MPK = a A Ka L1- a
Kenaikan MPL akan mengurangi MPK, demikian juga sebaliknya. Perkembangan teknologi yang
meningkatkan parameter A membuat produk marjinal kedua faktor produksi naik secara proporsional.
MPL = (1 - a) Y / L

4
MPK = a Y / K
Y/L disebut produktivitas tenaga kerja rata-rata dan Y/K disebut produktivitas modal rata-rata. Jika
fungsi produksi adalah Cobb Douglas, maka produktivitas marjinal sebuah faktor proporsional
terhadap produktivitas rata-ratanya.
Teori dan sejarah menunjukkan adanya kaitan yang erat antara produktivitas tenaga kerja dan upah
riil.

Apa yang Menentukan Permintaan terhadap Barang dan Jasa

Untuk melihat apa saja yang menentukan permintaan terhadap barang dan jasa kita
mengidentifikasi empat komponen GDP berikut:
 Konsumsi (C)
 Investasi (I)
 Pembelian Pemerintah (G)
 Ekspor Neto (NX)

Untuk menyederhanakan analisis, di asumsikan sebuah perekonomian tertutup (closed


economy). Dimana ekspor neto (NX) selalu nol. Perekonomian tertutup memiliki tiga
penggunaan untuk barang dan jasa yang dihasilkannya. Tiga komponen GDP ini ditunjukkan
dalam identitas pos pendapatan nasional:

Y = C+I+G

Rumah tangga mengkonsumsi sebagian output perekonomian; perusahaan dan rumah


tangga menggunakan sebagian output untuk investasi; dan pemerintah membeli sebagian
output untuk kepentingan publik.
1. Konsumsi
Rumah tangga menerima pendapatan dari tenaga kerja dan modal yang mereka miliki,
memayar pajak kepada pemerintah, dan kemudian memutuskan berapa banyak dari
pendapatan setelah pajak digunakan untuk konsumsi dan berapa banyak untuk ditabung.
Pendapatan yang diterima rumah tangga sama dengan output perekonomian Y. Pemerintah
kemudian menarik pajak dari rumah tangga sebesar T. Kita mendefinisikan pendapatan
setelah pajak, Y-T, sebagai pendapatan disposable. Rumah tangga membagi pendapatan
dispoabelnya diantara konsumsi dan tabungan.
Kita asumsikan tingkat konsumsi bergantung secara langsung pada tingkat pendapatan
disposable. Semakin tinggi pendapatan disposabel, semakin besar konsumsi.

C = C(Y-T)

Persamaan ini menyatakan bahwa konsumsi adalah fungsi dari pendapatan disposabel.
Hubungan antara konsumsi dan pendapatan disposabel disebut fungsi konsumsi.
Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (marginal propensity to consume, MPC)
adalah jumlah perubahan konsumsi ketika pendapatan disposabel meningkat sampai satu
dolar. Nilai MPC berkisar diantara nol sampai satu.

5
Konsumsi, C

Fungsi Konsumsi

MPC
1

Disposabel Income, Y-T

2. Investasi
Perusahaan dan rumah tangga membeli barang-barang investasi. Jumlah barang-
barang modal yang diminta bergantung pada tingkat bunga yang mengukur biaya dari
dana yang digunakan untuk membiayai investasi. Agar investasi menguntungkan, hasilnya
harus melebihi biayanya. Jika suku bunga meningkat, lebih sedikit proyek investasi yang
menguntungkan, dan jumlah barang-barang investasi yang diminta akan turun.
Ketika mempelajari peran tingkat suku bunga dalam perekonomian, para ekonom
membedakan antara tingkat bunga nominal dan tingkat bunga riil. Perbedaan ini adalah
relevan ketika seluruh tingkat harga berubah. Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga
yang biasa dilaporkan, itulah tingkat bunga yang dibayar investor untuk meminjam uang.
Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal yang dikoreksi untuk menghilangkan
pengaruh inflasi.

I = I(r)

Tingkat bunga
Riil, r

Fungsi
Investasi, I(r)

Kuantitas Investasi, I

3. Pembelian Pemerintah
Pembelian pemerintah hanyalah salah satu jenis pengeluaran pemerintah. Jenis
pengeluaran lain adalah pembayaran transfer kepada rumah tangga, seperti tunjangan
6
kesejahteraan untuk orang-orang miskin dan pembayaran Jaminan Sosial untuk kaum
lansia. Tidak seperti pembelian pemerintah, pembayaran transfer tidak dilakukan dalam
pertukaran dengan sebagian output barang dan jasa perekonomian, karena itu, pembayaran
transfer tidak termasuk dalam variabel G.
Pembayaran transfer mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa secara
langsung. Pembayaran transfer adalah lawan dari pajak dimana meningkatkan pendapatan
disposabel rumah tangga. Jadi, peningkatan pembayaran transfer didanai oleh peningkatan
pajak sehingga pendapatan disposabel tidak berubah. Sekarang kita bisa merevisi definisi
T kita menjadi pajak dikurangi pembayaran transfer. Pendapatan disposabel termasuk
dampak negatif pajak dan dampa positif pembayaran transfer.
Jika pemerintah membeli pajak dikurangi transfer, maka G = T, dan pemerintah
memiliki anggaran yang berimbang. Jika G melebihi T, pemerintah mengalami defisit
anggaran, yang didanai dengan menerbitkan surat utang pemerintah yaitu dengan
meminjam dari pasar keuangan. Jika G kurang dari T, pemerintah mengalami surplus
anggaran, yang bisa digunakan untuk melunasi utang-utangnya.
Untuk menyatakan variabel ini dalah tetap di luar model pendapatan nasional, kita
dapat menulis

G=G
T=T

Apa yang Membuat Permintaan dan Penawaran Terhadap Barang dan Jasa ke Dalam
Ekuilibrium

2 cara untuk mengetahui peran tingkat bunga dalam perekonomian, saat tingkay bunga
mempengaruhi penawaran dan permintaan terhadap barang dan jasa atau dana pinjaman.

Ekuilibrium di Pasar Barang dan Jasa :

Penawaran dan Permintaan Terhadap Output Perekonomian

Y=C+I+G
C = C(Y - T)
I = I (r)
G = G’
T = T’
Factor – factor produksi dan fungsi produksi menentukan jumlah output yang ditawarkan ke
dalam perekonomian :
Y = F(F’, K’)
Y = Y’
Lalu digabungkan dengan persamaan yang menjelaskan penawaran dan permintaan pada output
Y = C(Y – T) + I(r) + G
Karena G dan T ditetapkan oleh kebijakan, dan Y ditetapkan oleh factor – factor produksi dan fungsi
produksi, maka :
Y = C(Y’ – T’) + I(r) + G’
Menyatakan bahwa penawaran output sama dengan permintaan

7
Ekuilibrium di Pasar Uang

Penawaran dan Permintaan terhadap Dana Pinjaman

Y–C–G=I
S = (Y – T – C) + (T – G)
Dipecah menjadi tabungan swasta dan pemerintah

Agar tingkat bunga seimbang dengan pasar keungan, disubstitusikan f(c) & f(i) kedalam Y
Y – C (Y – T) – G = I(r)

Karena G dan T ditetapkan oleh kebijakan, dan Y ditetapkan oleh factor – factor produksi
dan fungsi produksi, maka :

Y’ – C (Y’ – T’) – G’ = I(r)


S’ = I(r)

8
Perubahan dalam Tabungan: Dampak Kebijakan Fiskal

Peningkatan pembelian pemerintah

Dampak langsungnya, Permintaan barang dan jasa meningkat sebayak ΔG. Namun, karna outout
total tetap, maka kenaikan pembelian harus disertai dengan penuruan dalam beberapa kategori
permintaan lain. Karna disposable income tidak berubah dan C tidak berubah, kenaikan G harus
dipenuhi melalui penurunan investasi dalam jumlah yang sama.
Agar investasi turun, tingkat bunga harus naik. Sehingga, peningkatan pembelian pemerintah,
mengakibatkan kenaikan tingkat bunga.

Penurunan Pajak
Dampak langsung dari penurunan pajak adalah peningkatan disposable income dan dengan
demikian konsumsi juga ikut meningkat.
Karena output perekonomian ditetapkan oleh faktor-faktor produksi dan tingkat pembelian
pemerintah ditetapkan oleh pemerintah, kenaikan konsumsi harus diimbangi dengan pengurangan
investasi. Karena investasi turun, tingkat bunga akan naik. Jadi penurunan pajak, seperti kenaikan
pembelian pemerintah membatasi investasi dan meningkatkan tingkat bunga.

Perubahan permintaan investasi


Salah satu alasan yang bisa meningkatkan permintaan investasi adalah inovasi teknologi.
Permintaan investasi juga bisa berubah karena pemerintah mendorong atau membatasi investasi
melalui undang-undang pajak sebagai contoh, anggaplah pemerintah menaikan pajak pendapatan
perseorangan dan menggunakan penerimaan tersebut untuk mengurangi pajak bagi orang-orang yang
ingin menginvestasikan dananya kedalam modal baru. Jumlah investasi ekuilibrium tidak berubah.

Model Keseimbangan Pendapatan Nasional Dua Sektor


Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan
perusahan. Berarti pada perekonomian ini tidak terdapat kegiatan pemerintah maupun perdagangan
luar negeri. Aliran pendapat mempuyai sebagai berikut :
 Sektor perusahaan menggunakan faktor faktor produksi yang dimiliki oleh rumah tangga.
Pemilik faktor faktor tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji, upah,bunga dan laba usaha.
 Sebagian pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi akan digunakan untuk membeli
barang barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
 Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung dalam
institusi institusi keuangan.
 Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga dari institusi
institusi keuangan.
Sirkulasi perekonomian 2 sektor dapat dilihat dari bagan berikut ini:

9
Pendapatan nasional berada pada keseimbangan atau keadaan ekuilibirium apabila permintaan
agregat sama dengan penawaran agregat (AD=AS).Dari sumber atau asalnya bahwa pendapatan
nasional terdiri dari konsumsi dan investasi. Jadi C + I = Y. Sedangkan dari sudut penggunaan nya
adalah bahwa pendapatan nasional sebagian dipergunakan untuk pengeluaran konsumsi, sedangkan
selebihya adalah merupakan tabungan yaitu Y = C+ S
Dengan demikian :
C+I=Y=C+S
C+I=C+S
Karena ruas kiri dan ruas kanan memiliki C, maka I = S
Dengan demikian syarat keseimbangan perekonomian model dua sektor adalah jika S =I. Dalam
perekonomian tertutp, perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi
(C) dan investasi(I).
Y=C+I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I/1 – b

Hubungan Antara Konsumsi dan Pendapatan


Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara seunit
kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting adalah pendapatan rumah tangga. Tabel
yang menggambarkan hubungan diantara konsumsi rumah tangga dan pendapatannya dinamakan
daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah
tangga pada tingkat pendapatan yang berubah – ubah.

Angka Pengganda (multiplier)


Jika suatu ketika besarnya investasi tidak sama dengan besarnya tabungan, maka akan terjadi
ketidakseimbangan dalam perekonomian. Pendapatan nasional (Y), pengeluaran konsumsi (C), dan
juga besar nya tabungan (S) berada dalam keadaan ketidak seimbangan (disekuilibirium). Besarnya
pendapatan nasional akan terus berubah, sehingga tingkat pendapatan nasional ekuilibirium yang baru
akan tercapai yaitu pendapatan nasional dimana besarnya tabungan sama dengan investasi (untuk

10
ekonomi sektor). Demikian juga halnya dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan. Sebelum
pendapatan nasional mencapai titik ekuilibirium, pengeluaran konsumsi dan tabungan akan terus
mengalami perubahan. Hubungan antara perubahan investasi dengan perubahan pendapatan nasional
ekuilibirium yang diakibatkan oleh perunbahan investasi tersebut diterangkan oleh konsep angka
pengganda.

Model Keseimbangan Pendapatan Nasional 3 Sektor


Yang diartikan dengan perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor
sektor rumah tangga perusahaan, dan pemerintah luar negeri. Jadi untuk menganalisis perekonomian
tiga sektor adalah pada hakekatnya perlu mempertahankan peranan pemerintah dan pengaruhnya
keatas kegiatan ekonomi. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua
perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional yaitu:
1. Pemungutan pajak oleh pemeritah akan mengurangi pengeluaran agregat dengan pengurangan
keatas konsumsi rumah tangga.
2. Pajak oleh pemerintah digunakan untuk belanja tentu akan menaikkan pembelanjaan agregat
yaitu G.

Sirkulasi perekonomian 3 sektor dapat dilihat dari bagan berikut ini:

Menurut Dewi Ratnasari (2015)aliran pendapatan dalam perekonomian tiga sektor adalah
sebagai berikut:

a. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru dalam
sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :

 Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran pajak
tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber
pendapatan pemerintah yang terutama.
 Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan nilai
pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang diproduksikan oleh sektor
perusahaan.

11
 Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai
akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah
tangga oleh pemerintah.

b. Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

 pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-faktor produksi
dan
 pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.

c. Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber :

 dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan
 dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.

Keseimbangan perekonomian akan terjadi bila dicapai penawwaran agregat (AD) sama dengan
pengeluaran agregat (AD). Secara matematis bahwa persamaannya adalah : Y=AE=>A=C+1+G.
Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan mewujudkan aliran
pendapatan kesektor rumah tangga yaitu berupa gaji,upah,buga dan keuntungan dan aliran ini sama
nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Pendapatan rumah tangga tersebut digunakan untuk
membiayai konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar pajak (Y). Dengan demikian berdasarkan
kepada aliran pendapatan yang wujud dalam perekonomian tiga sektor berlaku persamaan berikut :
Y=C+S+T. Dalam keseimbangan berlaku persamaan Y=C+I+G dan pada setiap tingkat pendapatan
nasional berlaku persamaan Y=C+S+T. Berarti pada keseimbangan pendapatan nasional berlaku
kesamaan: C+1+G=Y=C+S+T. Apalagi dikurangi C baik ruas kiri maupun ruas kanan maka :
I+G=S+T Sehingga pada perekonomian tiga sektor I dan G adalah merupakan suntikan kedalam
sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah bocoran.dengan demikian dalam keseimbangan
ekonomi tiga sektor adalah keadaan suntikan= bocoran. Jadi pada perekonomiann tiga sektor
keseimbangan tercapai dalam keadaan:
i. Y=C+I+G atau jika
ii. I+G=S+T
Pendapatan yang diterima oleh rumah tangga juga digunakan untuk membayar pajak kepada
pemerintah. Pajak yang diterima pemerintah sebahagian diberi kepada masyarakat atau badan tertentu
pemerintah tanpa adanya balas jasa langsung. Peberian dana dari pemerintah dengan Cuma Cuma
disebut dengan transfer payment. Dengan demikian pendapatan disposibel akan berkurang kalau
membayar pajak dan bertambah bila mendapat pembayaran transfer payment dari pemerintah
sehingga kita temui persamaan nya adalah :
Ys=Y+Tr=-Tx
Seperti halnya perekonomian dua sektor untuk menentukan besarnya pendapatan nasional
keseimbangan tiga sektor dapat melalui cara :
𝑎+𝑏𝑇𝑟−𝑏𝑇𝑥+𝐼+𝐺
Y= (𝐼−𝑏)
Angka Pengganda (Multiplier) Perekonomian Tiga Sektor
Multiplier atau angka pengganda memberikan gambaran kepada kita tentang intensitas hubungan
kausal antara sebuah variabel tertentu dengan pendapatan nasional. Jika angka pengganda tersebut
menunjukkan angka yang tnggi, maka berarti perubahan yang terjadi pada variabel tersebut akan
besar pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan nasional.sebaliknya apabila angka pengganda rendah

12
berarti perubahan pada variabel bersangkutan akan mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan
nasional dengan kelipatan yang kecil juga.
Pada perekonomian model dua sektor kita hanya mengenal satu macam angka pengganda yaitu
pengganda investasi.akan tetapi pada perekonomian tiga sektor kita kenal ada enam angka pengganda
yaitu:
1. Angka pengganda investasi (I)
2. Angka pengganda konsumsi (C)
3. Angka pengganda pengeluaran pemerintah (G)
4. Angka pengganda transfer payment (Tr)
5. Angka pengganda pajak (Tx)
6. Angka pengganda anggaran belanja seimbang
Kita selesaikan angka pengganda pengeluaran pemerintah (G) keseimbangan awal sebelum
terjadi perubahan (G) adalah :
𝑎 + 𝐶𝑇𝑟 − 𝐶𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
𝑌=
1−𝑏
Terjadi perubahan G→ ∆𝑓, maka:
𝑎 + 𝐶𝑇𝑟 − 𝐶𝑇𝑥 + 𝐼 + (𝐺 + ∆𝐺)
𝑌 + ∆𝑌 =
1−𝑏
𝑎 + 𝐶𝑇𝑟 − 𝐶𝑇𝑥 + 𝐼 + (𝐺 + ∆𝐺 ∆𝐺
𝑌 + ∆𝑌 = +
1−𝑏 1−𝑏
∆𝐺
∆𝑌 =
1−𝑏
∆𝑌 ∆𝐺
𝐾𝐺 = .
∆𝐺 1 − 𝑏
1
𝐾𝐺 =
1−𝑏

Jenis - Jenis Pajak


Dalam setiap perekonomian pemerintahan perlu melakukan berbagai jenis perbelanjaan.
Pengeluaran pengeluaran untuk membiayai administrasi pemerintahan,membangun dan memperbaiki
infrastruktur,menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, dan membiayai anggota polisi dan
tentara untuk menjaga keamanan merupakan pengeluaran yang tidak boleh dielakkan
pemerintah.untuuk dapat membiyai pegeluaran tersebut pemerintah perlu mencari dana.Dana tersebut
terutama diperoleh dari pungutan pajak keatas rumah tangga dan pemerintah.uraian dibawah ini
secara ringkas menerangkan struktur pajak yang menjadi sumber dana untuk membiayai pengeluaran
pemerintah.

Pajak Langsung Dan Pakjak Tidak Langsung


1. Pajak Langsung
Pajak langsung berarti jenis pungutan pemerintah yang secara langsung dikumpulkan dari pihak yang
berwajib membayar pajak.setiap individu yang bekerja dan perusahaan yang menjalankan kegiatan
dan memperoleh keuntungan wajib membayar pajak.pajak yang dipungut dan dikenakan keatas
pendapatan mereka dinamakan pajak langsung, yaitu pajak yang secara langsung dipungutan dari
orang yang berkewajiban untuk membayar pajak.
2. Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah paak yang beban nya dapat dipindahkan kepada pihak lain. Salah satu
pajak tidak langsung yang penting adalah pajak import. Biasanya, pada akhirnya yang akan
menanggung beban pajak tersebut adalah para konsumen. Yang mula mula membayar pajak adalah

13
perusahaan perusahaan yag mengimpor barang. Akan tetapi, pada waktu mejual barang impor
tersebut, pengimpor akan menambahkan pajak impor yang dibayarnya dalam menentukan harga
penjualan. Dengan demikian keuntungannya tidak berkurang. Pada akhirnya, para pembeli yang akan
membayar pajak, yaitu dalam bentuk harga yang lebih tinggi. Contoh lain dari pajak tak langsung
adaah pajak penjualan. Pajak ini biasanya ditambahkan ke harga penjualan yang ditentukan oleh
pedagang pedagang. Oleh sebab itu pajak penjualan berkecenderungan akan menaikkan kenaikan
harga.

Bentuk Bentuk Pajak Pendapatan


1. Pajak Regresif
Sistem pajak yang presentasi pungutan pajaknya menurun apabila pendapatan yang dikenakan
pajak menjadi bertambah tinggi.dalam sistem ini, pada pendapatan rendah, pajak yang dipungut
meliputi bagian yang tinggi dari pendapatan tersebut.tetapi semakin tinggi pendapatan semakin kecil
persentasi pajak itu dibandingkan dengan keseluruhan pendapatan. Nilai pajak yang sama besarnya
tanpa memperhatikan pendapatan seseorang dapat digolongkan sebagai pajak regresif. Pajak impor
dan pajak penjualan dapat digolongkan sebagai pajak regresif, yaitu kepada orangkaya pajak tersebut
merupakan sebagian kecil dari pendapatannya tetapi untuk golongan miskin, ia meliputi persentasi
yang lebih besar kepada pendapatan.
2. Pajak Proporsional
Persentase pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan, yaitu dari
pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi. Dalam sistem ini tidak dibedakan diantara
penduduk yang kaya dan miskin dan diantara perusahaan besar da perusahaan kecil. Mereka harus
membayar pajak menurut persentasi yang tetap.
3. Pajak Progresif
Sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat.
Pendapatan yang dipajak presentasi pajak
1.sampai Rp.500 ribu 2%
2.Rp.501 ribu-Rp.2 juta 4%
3.Rp.2.001 juta-Rp.5 juta 10%
4.Lebih Rp.5 juta 20%
Pajak progresif menyebabkan pertambahan nominal pajak yang dibayar akan menjadi semakin
cepat apabila pendapatan semakin tinggi. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh pendapatan
orang-orang yang lebih banyak. Di samping itu sistem ini bertujuan untuk lebih memeratakan
pendapatan.

Efek Pajak Ke Atas Konsumsi Dan Tabungan


Dalam perekonomian 2 sektor, pendapatan nasional adalah sama dengan pendapatan disposebel.
Sebagai akibat adanya pajak, dalam perekonomian 3 sektor pendapatan disposebel telah menjadi lebih
kecil dari pendaptan nasional. Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi dan
tabugan rumah tangga karena pajak yang dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk
melakukan pengeluran konsumsi dan menabung. Berdasarkan kepada sifat pengaruh pajak kepada
pendapatan disposebel, pengeluaran konsumsi dan tabungan, secara umum dapat dirumuskan :
i. Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposebel sebanya pajak yang dipungut
tersebut. Persamaan nya: Yd=Y-T
ii. Penurunan pendapatan disposebel menyebabkan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah
tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.

14
Analisis yang dibuat akan menerangkan pengaruh dua bentuk pajak keatas konsumsi dan tabungan
yang berumahtangga. Kedua analisis tersebut :
i. Pengaruh pajak tetap (yaitu jumlah nya sama pada berbagai tingkat pendapatan nasional) keatas
pengeluaraan konsumsi dan tabungan
ii. Pengaruh pajak proporsional keatas pengeluaran konsumsi dan tabungan.

Keseimbangan Perekonomian Terbuka


Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang
melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini. Dalam perekonomian
terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan, yaitu : rumah tangga,
perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Melakukan perdagangan internasional merupakan kegiatan
yang lazim dilakukan oleh berbagai negara. Semenjak berabad-abad yang lalu, ketika berbagai
perekonomian masih belum begitu berkembang, perdagangan ekspor dan impor telah mereka lakukan.
Pada ketika ini kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang penting dalam kegiatan setiap
perekonomian. Walau bagaimanapun, secara relatif kepentingannya berbeda dari suatu negara ke
negara lain.

Sirkulasi perekonomian terbuka (4 sektor) dapat dilihat dari bagan berikut ini:

Ekspor, Impor, Dan Pengeluaran Agregat


Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan pengeluaran
yang berlaku. Apabila aliran-aliran tersebut diperhatikan dengan teliti akan didapati bahwa aliran
yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan perekonomian tiga sektor sebagai
akibat dari wujudnya kegiatan ekspor-impor.
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan dalam
negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran yang masuk ke
sektor perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai akibat dari
kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan peningkatan
dalam pendapatan nasional. Impor menimbulkan efek yang sebaliknya. Secara fisik, impor merupakan
pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ini
akan menimbulkan aliran keluar atau bocoran dari aliran pengeluaran dari sektor rumah tangga ke
sektor perusahaan. Aliran keluar atau bocoran ini pada akhirnya akan menurunkan pendapatan
nasional yang dapat dicapai. Dengan demikian, sejauh mana ekspor dan impor mempengaruhi

15
keseimbangan pendapatan nasional tergantung kepada ekspor netto, yaitu ekspor dikurangi impor.
Apabila ekspor netto adalah positif, pengeluaran agregat dalam ekonomi akan bertambah. Keadaan ini
akan meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.

Penentu Ekspor Impor


Untuk dapat menggambarkan dan menentukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka,
perlulah terlebih dahulu dimengerti ciri-ciri dari ekspor dan impor. Untuk mengetahui ciri-ciri tersebut
perlu dilihat faktor-faktor penting yang akan mempengaruhi ekspor dan impor sesuatu negara. Kedua
hal tersebut diterangkan dalam uraian berikut :
- Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor
Banyak faktor yang akan menentukan hal ini dan pada dasarnya kepentingan ekspor di sesuatu
negara selalu berbeda dengan negara lain. Di sebagian negara ekspor sangat penting, yaitu meliputi
bagian yang cukup besar dari pendapatan nasional. Akan tetapi di sebagian negara lain peranannya
relatif kecil.
Sesuatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang tersebut
diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau produksinya tidak
dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Faktor yang lebih penting adalah kemampuan dari negara
tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri.
Maksudnya, mutu dan harga barang yang diekspor tersebut haruslah paling sedikit sama baiknya
dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri. Cita rasa masyarakat di luar negeri terhadap
barang yang dapat diekspor ke luar negara sangat penting peranannya dalam menentukan ekspor
sesuatu negara. Secara umum boleh dikatakan bahwa semakin banyak jenis barang yang mempunyai
keistimewaan yang sedemikian yang dihasilkan olehh sesuatu negara, semakin banyak ekspor yang
dapat dilakukan.
Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor sesuatu negara. Ekspor akan
secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapi hubungan yang sebaliknya tidak
selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu menaikkan ekspor oleh karena
pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai akibat kenaikan pengeluaran rumah tangga,
investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan penggantian barang impor dengan barang buatan
dalam negeri.
Ciri yang baru diterangkan ini menyebabkan ekspor dipandang sebagai pengeluaran otonomi-
yaitu seperti yang diterangkan sebelumnya, adalah pengeluaran yang besarnya tidak tergantung
kepada pendapatan nasional. Dalam persoalan ini ciri ekspor adalah sama dengan investasi
perusahaan dan pengeluaran pemerintah, yaitu jumlahnya tidak ditentukan oleh pendapatan nasional.

- Faktor-Faktor yang Menentukan Impor


Pada faktor yang menentukan ekspor dijelaskan bahwa hanya rumah tangga yang membeli
barang-barang dari luar negara. Dalam praktiknya tidaklah demikian. Barang buatan luar negeri juga
diimpor oleh sektor lain, yaitu oleh perusahan dan pemerintah. Perusahaan mengimpor bahan mentah
dan barang modal dari luar negeri. Pemerintah juga melakukan hal yang sama, yaitu pemerintah
menggunakan barang konsumsi dan barang modal yang diimpor. Walau bagaimanapun dalam analisis
makroekonomi diasumsikan bahwa impor terutama dilakukan oleh rumah tangga. Seperti telah
dinyatakan impor adalah pengeluaran terpengaruh yang berarti semakin tinggi pendapatan nasional
maka semakin tinggi pula impor.
Keseimbangan Perekonomian Terbuka

Untuk menerangkan mengenai keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka,


analisis di sini akan menunjukkannya dengan membandingkan keseimbangan dalam ekonomi tiga

16
sektor dan ekonomi empat sektor. Akan ditunjukkan bagaimana keseimbangan ekonomi tiga sektor
akan mengalami perubahan apabila pengeluaran agregat meliputi pula ekspor dan impor. Analisis
akan dilakukan secara grafik dan dua pendekatan akan digunakan: pendekatan pengeluaran agregat-
penawaran agregat ( Y = AE ) dan pendekatan suntikan-bocoran.
Sebelum keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi terbuka diterangkan, terlebih dahulu
akan ditunjukkan syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka. Bagian ini juga akan
menerangkan dua hal berikut : (i) suatu contoh angka untuk menunjukkan keseimbangan pendapatan,
dan (ii) suatu contoh angka untuk menunjukkan keseimbangan dalam perekonomian terbuka dan
perubahan keseimbangan tersebut.

Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka


Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan di mana (i) penawaran agregat
sama dengan pengeluaran agregat, dan (ii) suntikan sama dengan bocoran. Uraian berikut akan
menerangkan bagaimana keadaan tersebut tercapai dalam perekonomian terbuka.

- Penawaran dan Pengeluaran Agregat dalam Perekonomian Terbuka


Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjualbelikan di dalam negeri terdiri dari
dua golongan barang; (i) yang diproduksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y), dan
(ii) yang diimpor dari luar negeri. Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat
atau AS terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M). Dalam formula :

AS = Y + M

Ket :
AS = Agregat Supply
Y = Pendapatan Nasional
M = Impor

17
DAFTAR PUSTAKA

Remus Silalahi, Dkk (2014) PengantarEkonomiMakro, Citapustaka Media, Jakarta.


Mankiw N, Gregory (2006) PengantarEkonomiMakro, SalembaEmpat, Jakarta.
Sukirno, Sadono (2004) TeoriPengantarEkonomiMakro, RajawaliPers, Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai