Anda di halaman 1dari 25

PERTEMUAN III

PERMINTAAN TENAGA KERJA

MILA BADRIYAH, S.E., M.M.


Pengertian
Permintaan Tenaga Kerja
 Permintaan tenaga kerja adalah hubungan antara
tingkat upah dan jumlah pekerja yang dikehendaki
oleh pengusaha untuk dipekerjakan.
 Permintaan tenaga kerja adalah sebagai jumlah
tenaga kerja yang dipekerjakan seorang
pengusaha pada setiap kemungkinan tingkat upah
dalam jangka waktu tertentu.
Fungsi Permintaan Tenaga Kerja

Fungsi permintaan tenaga kerja adalah :

Fungsi yang menjelaskan hubungan antara

perubahan tingkat upah tenaga kerja yang

dibayarkan perusahaan dan jumlah tenaga kerja yang

digunakan oleh perusahaan dalam proses produksi.


Kurva Permintaan Tenaga Kerja

Kurva Permintaan Tenaga Kerja adalah :

Kurva yang menggambarkan setiap kemungkinan


penggunaan jumlah tenaga kerja yang dibeli
(dibayar) jasanya oleh pengusaha pada setiap
kemungkinan tingkat upah dlm jangka waktu ttt
Gambar Kurva Permintaan Tenaga Kerja

Upah

Demand

W1

W2

Tenaga
0 kerja
Q1 Q Q2
Tujuan Permintaan Tenaga Kerja
1. Memahami konsep permintaan TK baik dlm
jangka pendek dan jangka panjang
2. Memahami keseimbangan permintaan tenaga
kerja oleh individu perusahaan dalam jangka
pendek dan panjang
3. Memahami permintaan TK oleh pasar tenaga
kerja
4. Memahami efek substitusi maupun efek skala
Permintaan Jangka Pendek
 Didalam proses produksi terdapat hubungan antara

faktor input yaitu modal dan tenaga kerja dengan output


yang dihasilkan.
 Pendekatan permintaan jangka pendek mengasumsikan

bahwa proses produksi perusahaan (industri) dalam


kondisi penggunaan modal yang tetap, sedangkan faktor
yang lainnya yaitu tenaga kerja besifat variabel.
 Fungsi produksinya adalah : Q = f (K,L), K adalah kapital

atau modal dan L adalah Labor atau tenaga kerja


Permintaan Jangka Panjang
 Permintaan jangka panjang jika dilihat dari produksi
perusahaan maka fungsi produksi Q = f (K, L). K adalah
modal dan L adalah tenaga kerja, kedua faktor input
produksi tersebut bersifat variabel.

 Hal ini terjadi karena sifat fleksibilitas yang tinggi dari


perusahaan untuk bereaksi atau lebih responsif
terhadap perubahan suatu biaya faktor input. Maka
misalnya terjadi kenaikan upah tenaga kerja maka
untuk jangka panjang pengurangan tenaga kerja yang
digunakan perusahaan akan lebih besar dibandingkan
dengan jangka pendek
Pengaruh Efek Substitusi dan Efek Skala/Output
1. Efek substitusi (substitution effect), yaitu jika tingkat upah
mengalami penurunan berarti harga tenaga kerja menjadi
lebih murah secara relatif jika dibandingkan dengan harga
modal. Oleh karena lebih murah maka perusahaan akan
merekrut faktor produksi tenaga kerja lebih banyak. Jika
tingkat upah turun, maka harga dari tenaga kerja menjadi
lebih murah dibandingkan dengan harga kapital, sehingga
produsen akan merekrut tenaga kerja lebih banyak daripada
sebelumnya dan mengurangi penggunaan modal. Di pasar
tenaga kerja terjadi penurunan upah tenaga kerja, maka
untuk menghasilkan output yg sama, perusahaan dapat
mengambil kebijakan yaitu menaikkan penggunaan tenaga
kerja dari L1 ke L2 dan dihemat penggunaan modal yaitu K1
turun ke K2, kejadian ini disebut pengaruh substitusi
(substitution effect)
Lanjutan

2. Output (scale effect), yaitu jika tingkat upah menjadi lebih


murah maka total biaya produksi barang menjadi lebih
murah dan biaya marginal menjadi lebih rendah. Dengan
demikian, perusahaan akan memproduksi lebih banyak
barang daripada sebelumnya. Penurunan upah tenaga kerja
dapat dilihat dari perubahan keseimbangan produksi dari E2
ke E3. hal itu terjadi karena dengan turunnya upah tenaga
kerja maka biaya penggunaan faktor-faktor input (C) akan
turun jika produksi perusahaan dipertahankan tetap.
Gambar Permintaan Tenaga Kerja
Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Upah

W2
W1

DLR

DSR = VMPL

0
L2 L L1 Jumlah Tenaga kerja
Keterangan Gambar
Gambar diatas menunjukkan bahwa bilamana terjadi kenaikan upah dari W1
ke W2 maka dalam jangka pendek, perusahaan akan mengurangi jumlah
tenaga kerja yg digunakan dari L1 ke L. Tetapi reaksi lebih responsif akan
dilakukan oleh perusahaan melalui permintaan tenaga kerja dalam jangka
panjang (DLR) yaitu dengan mengurangi tenaga kerja yang digunakan dari L1
ke L2. Jumlah L2<L<L1. Penurunan jumlah tenaga kerja tersebut kemudian
disubstitusikan dengan kenaikan modal yang digunakan. Kesamaan yang
dimiliki antara permintaan tenaga kerja dalam jangka pendek (DSR = VMPL)

dan jangka panjang (DLR) adalah adanya hubungan negatif antara perubahan
tingkat upah dengan perubahan permintaan jumlah tenaga kerja (Bellante
dan Jackson, 1980 : 38-39)
Variabel-variabel independen yang dapat mempengaruhi
permintaan tenaga kerja diantaranya adalah :

1. Upah tenaga kerja. Upah adalah pendapatan seseorang tenaga kerja


yang telah memberikan jasanya pada perusahaan. Bagi perusahaan
upah adalah salah satu pengeluaran dari pembayaran faktor input
produksi yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja.
Semakin tinggi upah tenaga kerja maka akan menyebabkan
permintaan tenaga kerja akan turun. Artinya akan ada hubungan
negatif antara upah tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang
diminta oleh perusahaan (industri).
2. Penjualan produk. Penggunaan tenaga kerja oleh perusahaan
(industri) akan dipengaruhi oleh tingkat (volume) penjualan produk.
Semakin besar penjualan produk dapat dilakukan perusahaan
(industri) maka hal itu akan mendorong perusahaan industri untuk
menambah permintaan tenaga kerja agar produksinya dapat
ditingkatkan untuk mengejar peningkatan penjualan yang terjadi.
Lanjutan..

3. Tingkat bunga. Tingkat bunga yang rendah adalah faktor


yang dapat mendorong pengusaha untuk memperluas
usaha atau melakukan tambahan investasi. Konsekuensinya
maka perusahaan akan menambah pengunaan tenaga kerja
sehingga permintaan tenaga kerja akan meningkat
Sarana Permintaan TK
1. Job Fair (bursa kerja) yaitu perusahaan bekerja sama dengan lembaga
lain spt : Perguruan Tinggi, Dinas Tenaga Kerja, dan Transmigrasi, dan
lembaga bisnis lainnya untuk membuka lowongan pekerjaan dan
melakukan perekrutan langsung di tempat bursa kerja dilaksanakan.

2. Permintaan tenaga kerja secara online yaitu perusahaan


mengumumkan adanya lowongan pekerjaan beserta syarat-syaratnya
secara online melalui web perusahaan.

3. Job Posting yaitu permintaan tenaga kerja oleh perusahaan melalui


surat edaran atau publikasi perusahaan yang diberikan diantaranya
kepada perguruan tinggi atau lembaga pendidikan kejuruan yang
memiliki calon pencari kerja.
Lanjutan..
4. Open House yaitu kegiatan perusahaan mengumumkan adanya
permintaan tenaga kerja dan mengundang pencari kerja untuk
datang ke perusahaan

5. Iklan yaitu bentuk komunikasi kebutuhan tenaga kerja yang


kemudian diwujudkan menjadi permintaan tenaga kerja melalui
media surat kabar.
ISOQUANT

 Isoquant adalah :

Kurva yang menggambarkan alternatif kombinasi


faktor input produksi yaitu modal dan tenaga kerja
yang dapat menghasilkan output dalam jumlah yang
sama.
 Semakin ke kanan kurva isoquant berarti jumlah output

yang dihasilkan semakin besar.


Kurva Isoquant
modal

C
K3
A Isoquant 2
K1
B
K2
Isoquant 1

Tenaga
0 L1 L3 kerja
L2
ISOCOST

 Isocost adalah :

Kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi input


(K dan L) yang menghasilkan tingkat total biaya
produksi yang sama.
Kurva Isocost
K/modal

TC/r

Tenaga kerja
0 TC/w
 Didalam proses produksi kombinasi faktor input modal dan tenaga
kerja akan menghasilkan total output.
 Jika salah satu faktor input (misalnya modal dianggap tetap) maka
bertambahnya penggunaan tenaga kerja akan menghasilkan Total
Product of Labor (TPL).
 Jika Total output dibagi dengan jumlah tenaga kerja yg digunakan
akan diperoleh nilai produk fisik rata-rata pekerja (Average Product
of Labor = APL), APL = TPL /L
 Hubungan total output (TPL) dan tambahan tenaga kerja yg
digunakan perusahaan dalam proses produksi, disamping dapat
menghitung (Average Product of Labor = APL), juga dapat diketahui
nilai (Marginal Product of Labor = MPL), MPL = dQ/dL
 Jika perusahaan menambah satu unit tenaga kerja maka penerimaan
perusahaan akan bertambah dengan nilai tambahan produk yaitu
hasil kali harga output (P) dengan MPL atau dikenal dengan istilah
VMPL (Value of Marginal Product of Labor), VMPL = MPL x P
Tenaga Kerja, APL dan VMPL

Tenaga
Kerja TPL APL = TPL /L MPL = ∆TPL/∆L P VMPL = MPL x P
L
1 12 12 12 10000 120000
2 22 11 10 10000 100000
3 30 10 8 10000 80000
4 36 9 6 10000 60000
5 40 8 4 10000 40000
6 42 7 2 10000 20000
7 42 6 0 10000 0
8 40 5 -2 10000 -20000
9 36 4 -4 10000 -40000
10 30 3 -6 10000 -60000
Elastisitas Permintaan TK
 Elastisitas permintaan tenaga kerja adalah persentase perubahan
permintaan akan tenaga kerja dengan perubahan tingkat upah sebanyak 1
persen.
 Besar kecilnya tingkat sensitivitas pada permintaan tenaga kerja dapat
dilihat dari angka elastisitasnya.
 Semakin besar angka elastisitas permintaan tenaga kerja berarti semakin
besar pula tingkat sensitivitasnya.
 Angka elastisitas permintaan tenaga kerja adalah angka yang
menunjukkan persentase perubahan permintaan tenaga kerja sebagai
akibat 1 (satu) persen perubahan pada variabel independen yang
mempengaruhinya
Elastisitas Upah TK

 Angka elastisitas upah (έw) memiliki hubungan

erat dengan nilai total biaya tenaga kerja (Total


Labor Cost = TLC). Total biaya tenaga adalah hasil
kali upah dengan jumlah peggunaan tenaga kerja
atau TLC = w x L.
 Pengaruh elastisitas upah tenaga kerja terhadap

permintaan tenaga kerja tergantung pada kondisi


permintaan tenaga kerja tersebut.
Elastisitas Upah TK

Terdapat tiga jenis elastisitas upah tenaga kerja :


 Inelastis, maka naiknya upah akan menaikkan nilai TLC atau
sebaliknya jika upah turun maka TLC akan turun.
 Elastis, maka angka elastisitas upah tenaga kerja έw < 1
atau %∆L < %∆w
 Elastis unitari, maka naiknya upah tidak akan
mempengaruhi nilai TLC (nilai TLC akan tetap) atau
sebaliknya jika upah turun maka nilai TLC akan tetap. (έw
=1) atau %∆L = %∆W

Anda mungkin juga menyukai