Anda di halaman 1dari 26

BAB III

PENDAPATAN NASIONAL

A. Apa yang Menentukan Produksi Barang dan Jasa Total?


Output barang dan jasa suatu perekonomian-GDP-Bergantung pada (1) jumlah
input, yang disebut faktor-faktor produksi, dan (2) kemampuan untuk mengubah input
menjadi output, sebagaimana ditunjukkan dalam faktor produksi.

1. Faktor Produksi
Faktor produksi (faktors of productions) adalah input yang digunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa. Dua faktor produksi yang paling penting adalah modal dan
tenaga kerja. Modal adalah seperangkat sarana yang dipergunakan oleh para pekerja: derek
para pekerja bangunan, kalkulator akuntan, dan komputer PC penulis buku ini. Tenaga kerja
adalah waktu yang dihabiskan orang untuk bekerja. Kita gunakan simbol K untuk
menunjukkan jumlah modal dan simbol L untuk menunjukkan jumlah tenaga kerja.
Kita asumsikan bahwa perekenomian memiliki sejumlah modal tetap dan sejumlah
tenaga kerja tetap. Kita tulis
K = K̄
L = L̅
Garis datar diatas menunjukkan bahwa setiap variabel adalah tetap. Sekarang, untuk
mempermudah analisis, kita asumsikan jumlah modal dan tenaga kerja tetap.
Kita asumsikan juga bahwa faktor-faktor produksi digunakan sepenuhnya
yaitu tidak ada sumber daya yang terbuang. Sekali lagi, di dunia nyata, sebagian dari
angkatan kerja menganggur dan sebagian modal tidak terpakai.

2. Faktor Produksi
Tekonologi informasi yang ada menentukan berapa banyak output/keluaran di
produksi dari jumlah modal dan tenaga kerja tertentu. Para ekonom menggambarkan
teknologi yang ada dengan menggunakan fungsi produksi (production fungtion). Dengan Y
menunjukkan output, maka fungsi produksi adalah.
Y = F (K, L)
Persamaan ini mengatakan bahwa output adalah fungsi dari sejumlah modal dan
tenaga kerja.
Fungsi produksi mencerminkan teknologi yang digunakan untuk mengubah modal
dan tenaga kerja menjadi output. seorang menemukan cara yang lebih baik untuk
memproduksi barang, adalah lebih banyak yang diperoleh dari jumlah modal dan tenaga kerja
sama. Jadi, perubahan teknologi mempengaruhi fungsi produksi.
Banyak fungsi produksi memiliki suatu sifat yang disebut skala hasil konstan(constant
return to scale). Fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika peningkatan dalam
persentase yang sama dalam seluruh faktor-faktor produksi menyebabkan peningkatan output
dalam persentase yang sama.  produksi memiliki skala  hasil konstan, Maka kita dapatkan  10
persen  lebih lebih baik kita meningkatkan Modal dan tenaga kerja sampai 10 persen.  secara
matematis,  fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika
z Y = F( Z K, Z L)
Untuk setiap angka positif Z . Persamaan ini menyatakan bahwa jika kita mengalikan
jumlah modal jumlah tenaga kerja. dengan angkat Z ,  dikalikan dikalikan dengan Z .  pada
bagian berikutnya kita lihat bahwa asumsi kalah hasil konstan memiliki implikasi penting
pada distribusi pendapatan dari produksi.
Sebagai contoh dari produksi,  perhati pabrik roti.  Dapur dan peralatannya
adalahmodal pabrik roti itu,  para pekerja yang dipekerjakan untuk membuat roti adalah
tenaga kerjanya, dan roti adalah outputnya.  Fungsi produksi  pabrik roti  kan bahwa jumlah
roti yang diproduksi bergantung pada jumlah peralatan dan jumlah pekerja. jika fungsi
produksi memiliki skala hasil konstan,  maka melipatduakan  jumlah  peralatan dan jumlah
pekerjamakan melipatduakan jumlah roti yang diproduksi.

3. Penawaran Barang an Jasa


Kini kita bisa melihat bahwa faktor-faktor produksi dan fungsi produksi bersama-sama
menentukan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan, yang sama dengan output
perekonomian. untuk menunjukkan hal ini secara matematis kita tulis
Y = F(K̄, L̅)
= Y̅
Kita mengasumsikan bahwa penawaran modal serta tenaga kerja dan teknologi adalah
tetap, maka output juga tetap (pada tingkat yang dinyatakan dengan Y̅).

B. Bagaimana Pendapatan Nasional Didistribusikan ke Faktor-faktor Produksi?


Output total dari suatu perekonomian sama dengan pendapatan totalnya. Karena sama-
sama menentukan jumlah barang dan jasa, faktor-faktor menentukan pendapatan nasional.
Disini akan dijelaskan teori modern tentang bagaimana pendapatan nasional dibagi
diantara faktor-faktor produksi. Teori ini didasarkan pada pemikiran klasik (abad ke-18)
bahwa harga disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan yang di sini
diterapkan pada pasar faktor produksi, bersama dengan pemikiran yang lebih baru
(abad ke-19) bahwa permintaan atas setiap faktor produksi tergantung pada produktivitas
marginalfaktor produksi tersebut. Teori ini disebut teori distribusi neoklasik, telah diterima
oleh sebagian besar ekonomi dewasa ini sebagai awal yang baik untuk memulai memahami
bagaimana pendapatan ekonomi didistribusikan dari perusahaan ke rumah tangga.

1. Harga Faktor Produksi


Distribusi pendapatan nasional ditentukan oleh harga-harga faktor. Harga faktor
produksi (faktor prices)  adalah Jumlah yang di bayar ke faktor-faktor produksi. Pada suatu
perekonomian di mana dua faktor produksi adalah modal dan tenaga kerja, sementara dua
harga faktor produksi adalah upah yang diterima para pekerja dan sewa yang dikumpulkan
oleh para pemilik modal.
Harga yang diterima setiap faktor produksi untuk jasa-jasanya ditentukan oleh
penawaran dan permintaan terhadap faktor tersebut. Karena kita mengasumsikan bahwa
faktor-faktor produksi perekonomian adalah tetap kurva penawaran faktor berbentuk tegak
lurus.  Dengan mengabaikan harga faktor produksi, jumlah faktor produksi yang ditawarkan
ke pasar adalah sama. Perpotongan kurva permintaan faktor yang berbentuk miring ke bawah
dan kurva penawaran vertikal menentukan ekuilibrium harga faktor.Untuk memahami harga
faktor produksi dan distribusi pendapatan kita harus mengkaji permintaan untuk faktor-faktor
produks. Karena permintaan faktor muncul dari ribuan perusahaan yang menggunakan modal
dan tenaga kerja.

2. Keputusan-keputusan yang Dihadapi Perusahaan Kompetitif


Asumsi termudah yang dapat dibuat mengenai suatu perusahaan pada umumnya
adalah bahwa perusahaan itu bersifat kompetitif. Perusahaan kompetitif relatif kecil
ukurannya terhadap pasar di mana perdagangan berlangsung, sehingga memiliki pengaruh
yang kecil terhadap harga pasar. Misalnya, perusahaan kita memproduksi barang dan
menjualnya pada harga pasar. Karena banyak perusahaan memproduksi barang ini,
perusahaan kita bisa menjual sebanyak yang ia inginkan tanpa menyebabkan harga barang
turun, atau bisa menghentikan penjualan tanpa menyebabkan harga barang naik. Demikian
pula, perusahaan kita tidak dapat mempengaruhi upah para pekerja karena banyak perusahaan
lokal lain yang juga menarik para pekerja. Perusahaan itu tidak memiliki alasan membayar
melebihi upah pasar, dan jika perusahaan membayar lebih sedikit, para pekerjanya akan
pindah bekerja di tempat lain. Karena itu, perusahaan kompetitif menerapkan harga ouput dan
inputnya sebagaimana telah ditentukan.

3. Permintaan Perusahaan terhadap Faktor-faktor Produksi


Bagaimana perusahaan mengetahui berapa jumlah tenaga kerjadan modal yang akan
memaksimalkan laba? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu diperhatikan jumlah tenaga
kerja dan jumlah modalnya.
Produk Marjinal Tenaga Kerja Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan
perusahaan, semakin banyak output yang diproduksi. Produk Marjinal Tenaga Kerja
(marjinal product of labor, MPL) adalah jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan
dari satu unit tenaga kerja tambahan, dengan mempertahankan jumlah modal tetap. Kita bisa
menggambarkannya dengan menggunakan fungsi produksi:
MPL = F(K, L + 1) – F(K, L)
Simbol pertama pada sisi kanan adalah jumlah output yang diproduksi dengan K unit
modal dan L + 1 unit tenaga kerja: simbol kedua adalah jumlah output yang diproduksi
dengan K unit modal dan L unit tenaga kerja. Persamaan ini menyatakan bahwaproduk
marjinal tenaga kerja adalah perbedaan antara jumlah output yang diproduksi dengan L + 1
unit tenaga kerja dan jumlah yang diproduksi hanya dengan L unit tenaga kerja.

Produk Marginal Modal dan Permintaan Modal perusahaan memutuskan Berapa


banyak modal yang akan digunakan dengan cara yang sama seperti memutuskan berapa
banyak tenaga kerja yang akan dipekerjakan. Produk Marginal modal (marginal product of
capital, MPK) adalah Jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan dari unit modal
tambahan dengan mempertahankan jumlah tenaga kerja tetap konstan.
MPK = F(K + 1, L) – F(K,L)
Jadi, produk marjinal modal adalah perbedaan antara jumlah output yang diproduksi
dengan K + 1 unit modal dan yang diproduksi hanya dengan K unit modal. Seperti tenaga
kerja, modal adalah subjek dari produk marjinal yang semakin menurun. Sekali lagi mari
pertimbangkan produksi roti di pabrik roti. Beberapa oven pertama yang dipasang di dapur
akan sangat produktif Namun demikian, jika pabrik roti terus menambah jumlah oven
sementara jumlah pekerja tetap, maka pabrik akan berisi lebih banyak oven daripada pegawai
yang dapat bekerja dengan efektif. Dengan demikian, produk marginal dari beberapa oven
terakhir lebih rendah daripada beberapa oven pertama.

4. Pembagian Pendapatan Nasional


Pendapatan yang tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi adalah
laba ekonomis dari para pemilik perusahaan. Laba ekonomis riil perusahaan adalah:
Laba Ekonomis = Y – (MPL x L) – (MPK x K).
Karena kita ingin menghitung distribusi pendapatan nasional, kkita ubah persamaan diatas
menjadi
Y = (MPL x L) + (MPK x K) + Laba Ekonomis
Pendapatan total dibagi diantara pengembalian kepada tenaga kerja, pengembalian kepada
modal, dan laba ekonomis.
Berapakah besarnya laba ekonomis? Jawabannya mengejutkan: Jika fungsi produksi
memiliki sifat skala hasil konstan, yang kerap terjadi, maka laba ekonomis harus sama
dengan nol. Yaitu tidak ada yang tersisa setelah faktor-faktor produksi dibayar. kesimpulan
ini mengikuti hasil matematika terkenal yang disebut teorema euler, yang menyatakan bahwa
jika fungsi produksi memiliki skala hasil konstan maka:
F(K, L) = (MPK x K) + (MPL x L).
Jika setiap faktor produksi dibayar pada produk marjinalnya, maka jumlah pembayaran
faktor ini sama dengan output total. Dengan kata lain, hasil konstan, maksimasi laba, dan
persaingan sama-sama mengimplikasikan bahwa laba ekonomis adalah nol.

5. Fungsi Produksi Cobb-Douglas


Douglas menanyakan pada Charles Cobb, seorang matematika, fungsi produksi
apakah, jika ada yang akan menghasilkan pembagian faktor yang konstan jika faktor-faktor
selalu menikmati produk marjinalnya. Fungsi produksi tersebut harus mempunyai unsur
dimana
Pendapatan Modal = MPK x K = αY
dan
Pendapatan Tenaga Kerja = MPL x L = (1 – α)Y
Dimana α adalah konstanta antara nol dan satu yang mengukur bagian modal dari
pendapatan. Yaitu, α menentukan berapa bagian pendapatan yang masuk ke modal dan
berapa yang masuk ke tenaga kerja. Cobb menunjukkan bahwa fungsi dengan unsur ini.
C. Faktor Penentu Permintaan terhadap Barang dan Jasa
Perekonomian tertutup memiliki tiga penggunaan untuk barang dan jasa yang dihasilkan.
Tiga komponen GDP ini ditunjukkan dalam identitas pos pendapatan nasional :
Y=C+I+G
Rumah tangga mengonsumsi sebagaian output perekonomian;perusahaan dan rumah
tangga menggunakan sebgaian output untuk investasi;dan pemerintah membeli sebagian
output untuk kepentingan publik.

1. Konsumsi
Seluruh bentuk konsumsi bersama-sama membentuk duapertiga dari GDP. Rumah
tangga menerimah pendapatan dari tenaga kerja dan modal yang mereka miliki, membayar
pajak kepada pemerintah, dan kemudian memutuskan berapa banyak dari pendapatan setelah
pajak digunakan untuk konsumsi dan berapa banyak ditabung. Pendapatan yang diterimah
rumah tangga sama dengan output perekonomian Y. Pemerintah kemudian menerik pajak
dari rumah tangga sejumlah T. Pendapatan setelah pajak didefinisiskan , Y-T sebagai
pendapatandisposable atau pendapatan yang bisa dibelanjakan. Rumah tangga membagi
pendapatan disposabelnya di antara konsumsi dan tabungan.
Diasumsikan tingkat konsumsi bergantung secara langsung pada tingkat disposable
income. Semakin tinggi disposable income, semakin besar konsumsi. Jadi,
C = C (Y - T)
Persamaan ini menyatakan bahwa konsumsi adalah fungsi dari disposable income.
Hubungan antara konsumsi dan disposable income disebut fungsi konsumsi.
Kecenderungan mengonsumsi marginal (MPC) adalah jumlah perubahan konsumsi
ketika pendapatan disposable meningkat sampai satu dolar. Nilai MPC berkisar diantara nol
dan satu : kenaiakan pendapatnsabesar satu dolar akan meningkatkan konsumsi, tetapi
peningkatannya akan kurang dari satu dolar. Jadi, jika rumah tangga memperoleh pendapatan
tambahan sebesar satu dolar, mereka akan menabung sebagian dari pendapatan tambahan itu.
Misalnya, jika MPC adalah 0,7 maka rumah tangga mengeluarkan 70 sen dari setiap dolar
tambahan pendapatan disposable untuk barang dan jasa serta menabung 30 sen.
Gambar dibawah memperlihatkan fungsi konsumsi. Kemiringan fungsi konsumsi
menunjukkan berapa banyak konsumsi meningkat ketika pendapatan disposable meningkat
sebesar satu dolar sehingga kemiringan fungsi konsumsi adalah MPC.
2. Investasi
Perusahaan membeli barang-barang investasi untuk menambah persediaan modal dan
mengganti modal yang ada setelah habis terpakai. Rumah tangga membeli rumah baru, yang
juga menjadi bagian dari investasi.
Jumlah barang-barang modal yang diminta bergantung pada tingkat bunga yang
mengukur biaya dari dana yang digunakan untuk membiayai investasi. Agar proyek investasi
menguntungkan, hasilnya harus melebihi biayanya. Jika suku bunga meningkat, lebih sedikit
proyek investasi yang menguntungkan, dan jumlah barang-barang investasi yang diminta
akan turun.
Ketika mempelajari peran tingkat suku bunga dalam perekonomian, para ekonom
membedakan antara tingkat suku bunga nominal dengan tingkat suku bunga riil. Perbedaan
ini adalah relevan ketika seluruh tingkat harga berubah. Tingkat bunga nominal adalah
tingkat bunga yang bisa dilaporkan itulah tingkat bunga yang dibayar investor untuk
meminjam uang. Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal yang dikoreksi untuk
menghilangkan pengaruh inflasi. Persamaan yang mengaitkan investasi I pada tingkat bunga
riil r.
I = I (r)

3. Pembelian Pemerintah
Pembelian pemerintah atau belanja pemerintah adalah komponen ketiga dari permintaan
terhadap barang dan jasa. Salah satu jenis pengeluaran pemerintah adalah pembayaran
transfer kepada rumah tangga, seperti tunjangan kesejahteraan untuk orang orang miskin dan
pembayaran jaminan sosial untuk kaum lansia.pembayaran transfer tidak termasuk kedalam
variabel G.
Pembayaran transfer memengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa secara langsung.
Pembayaran transfer adalah lawan dari pajak : pembayaran transfer meningkatkan disposable
income rumah tangga, sedangkan pajak mengurangi disposable income. Jadi, peningkatan
pembayaran transfer didanai oleh peningkatan pajak sehingga disposable income tidak
berubah.
Jika pemerintah membeli pajak dikurangi transfer, maka G = T, dan pemerintah memiliki
anggaran yang berimbang. Jika G melebihi T, pemerintah mengalami defisit anggaran, yang
didanai dengan menerbitkan surat utang pemerintah, yaitu dengan meminjam dari pasar
keuangan. Jika G kurang dari T, pemerintah mengalamisurplus anggran, yang bisa digunakan
untuk melunasi utang-utangnya.
D. Apa yang Membuat Permintaan dan Penawaran terhadap Barang dan Jasa ke
dalam Ekuilibrium?
1. Ekuilibrium di Pasar Barang dan Jasa :
Penawaran dan Permintaan terhadap Output Perekonomian
Persamaan tentang permintaan akan barang dan jasa adalah sebagai berikut.
Y=C+I+G
C = C (Y – T)
I = I (r)
G=Ḡ
T=T
Permintaan terhadap output perekonomian berasal dari konsumsi, investasi, dan
pembelian pemerintah. Konsumsi bergantung pada disposable income; investasi bergantung
pada tingkat bunga riil; serta pembelian pemerintah dan pajak adalah variabel eksogen yang
ditetapkan oleh para pembuat kebijakan fiskal.
Faktor-faktor [roduksi dan fungsi produksi menentukan jumlah output yang ditawarkan
ke dalam perekonomian :
Y = F (F, K)
=Ῡ
Sekarang gabungkan persamaan yang menjelaskan penawaran dan permintaan terhadap
output. Jika mengganti fungsi konsumsi dan fungsi investasi menjadi identitas pendapatan
nasional, maka didapat
Y = C(Y-T) + I(r) + G
Karena variabel G dan T ditetapkan oleh kebijakan, dan tingkat output Y ditetapkan
oleh faktor-faktor produksi dan fungsi produksi maka ditulis
Ῡ = C(Ῡ - T ) + I(r) + Ḡ
Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran output sama dengan permintaannya, yang
merupakan jumlah konsumsi, investasi, dan pembelian pemerintah.
Tingkat bunga r adalah satu satunya variabel yang tidak ditentukan dalam persamaan
terakhir. Ini karena tingkat bunga masih memainkan peran penting, tingkat harus disesuaikan
untuk menjamin bahwa permintaan terhadap barang dan jasa sama dengan penawarannya.
Semakin besar tingkat bunga, semakin rendah tingkat investasinya dan karena nya semakin
rendah permintaan terhadap barang dan jasa, C + I + G. Jika tingkat bunga terlalu tinggi,
investasi terlalu rendah dan permintaan terhadap output akan lebih rendah dari
penawarannya. Jika tingkat bunga terlalu rendah, investasi terlalu tinggi, dan permintaan akan
melebihi penawarannya. Pada tingkat bunga ekuilibrium,permintaan untuk barang dan jasa
sama dengan penawaran.

2. Ekuilibrium di Pasar Uang :


Penawaran dan Permintaan terhadap Dana Pinjaman Karena tingkat bunga merupakan
biaya pinjaman dan pengembalian karena meminjamkan dana ke pasar keuangan, maka
ditulis kembali identitas pendapatan nasional menjadi
Y–C–G=I
Y – C – G adalah output yang tersisa setekah permintaan konsumen dan pemerintah
dipenuhi ; inilah yang disebut tabungan nasional (national saving)(S). Dalam bentuk ini
identitas pendapatan nasional menunjukkan bahwah tabungan sama dengan investasi.
Perubahan dan Tabungan : Dampak Kebijakan Fiskal
Ketika pemerintah mengubah pengeluaran atau tingkat pajaknya, perubahan itu
memengaruhi permintaan terhadap output barang dan jasa perekonomian serta mengubah
tabungan nasional, investasi, dan tingkat bunga ekuilibrium.
Peningkatan Pembelian Pemerintah Pertama, perhatikan dampak dari kenaikan
pembelian/belanja pemerintah sebesar Dampak langsungnya adalah terhadap barang dan
jasa sebesar ∆G. Tetapi karena output total tetap, maka kenaikan pembelian/belanja
pemerintah harus dipenuhi melalui penurunan dalam beberapa kategori permintaan lain.
Karena disposable income Y-T tidak berubah, konsumsi C tidak berubah. Kenaikan
pembelian pemerintah harus dipenuhi melalui penurunan investasi dalam jumlah yang sama.
Agar investasi turun, tingkat bunga harus naik. Jadi, kenaikan pembelian pemerintah
menyebabkan tingkat bunga meningkat dan investasi menurun. Pembelian pemerintah
dikatakan crowd out investasi.
Penurunan Pajak. Dampak langsung dari pemotongan pajak itu adalah
Peningkatan disposable income dan dengan demikian peningkatan konsumsi. Disposable
income naik sebesar dan konsumsi meningkat sebesar jumlah yang sama dengan ∆T
dikali kecenderungan mengonsumsi marjinal MPC. Semakin tinggi MPC, semakin besar
dampak pemotongan pajak terhadap konsumsi.
Perubahan Permintaan Investasi
Salah satu alasan yang bisa meningkatkan permintaan investasi adalah inovasi teknologi.
Anggaplah misalnya seseorang menemukan teknologi baru seperti jalan tol atau komputer.
Sebelum menikmati manfaat inovasi ini, perusahaan dan rumah tangga harus membayar
barang-barang investasi. Penerimaan jalan tol tidak sampai mobil-mobil diproduksi dan jalur
jalur dibuat. Gagasan tentang komputer tidak produktif sampak komputer diproduksi. Jadi,
inovasi teknologi akan meningkatkan permintaan investasi.
BAB VII
PERTUMBUHAN EKONOMI I

A. Akumulasi Modal dan Pertumbuhan Populasi


1.Akumulasi Modal
Penawaran barang dalam model Solow didasarkan pada fungsi produksi yang sudah
dikenal, yang menyatakan bahwa output bergantung pada persediaan modal dan angkatan
kerja:
Y = F(K,L)
Model pertumbuhan Solow mengasumsikan bahwa fungsi produksi memiliki skala
pengembalian konstan atau skala hasil konstan (constant returns to scale).Ketika k rendah,
rata-rata pekerja hanya memiliki sedikit modal untuk bekerja, sehingga satu unit modal
tambahan begitu berguna dan dapat memproduksi banyak output tambahan. Ketika k tinggi,
rata-rata pekerja memiliki banyak modal, sehingga satu unti modal tambahan hanya sedikit
meningkatkan produksi.

2. Permintaan terhadap Barang dan Fungsi Konsumsi


Permintaan terhadap barang dalam model Solow berasal dari konsumsi dan investasi.
Dengan kata lain, output per pekerja y merupakan konsumsi per pekerja c dan investasi per
pekerja i:
y=c+i
karena: c = (1 - s)y, maka identitas perhitungan pendapatan nasional yaitu:
y = (1-s)y + i
dan bisa diubah menjadi:
i = sy
Persamaan ini menunjukkan bahwa investasi sama dengan tabungan.

3. Pertumbuhan Persediaan Modal dan Kondisi Mapan


Terdapat dua kekuatan yang mempengaruhi persediaan modal: investasi dan depresiasi.
Investasi mengacu pada pengeluaran untuk pelunasan usaha dan peralatan baru, dan hal itu
menyebabkan persediaan modal bertambah. Sedangkan depresiasi mengacu pada penggunaan
modal, dan hal itu menyebabkan persediaan modal berkurang.
4. Bagaimana Tabungan Mempengaruhi Pertumbuhan?
Jika tabungan tinggi, perekonomian akan mempunyai persediaan modal yang besar
dan tingkat output yang tinggi. Jika tingkat tabungan rendah, perekonomian akan memiliki
persediaan modal yang kecil dan tingkat output yang rendah. Konsekuensi jangka panjang
dari penurunan tingkat tabungan adalah persediaan modal yang kecil dan tingkat output yang
rendah.Tabungan yang lebih tinggi mengarah ke pertumbuhan yang lebih cepat dalam model
Solow, tetapi hanya sementara. Kenaikan tingkat tabungan hanya akan meningkatkan
pertumbuhan sampai perekonomian mencapai kondisi mapan baru. Jika perekonomian
mempertahankan tingkat tabungan yang tinggi, maka hal itu akan mempertahankan
persediaan modal yang besar dan tingkat output yang tinggi, tetapi tidak mempertahankan
tingkat pertumbuhan yang tinggi pula.

B. Tingkat Modal Kaidah Emas


1. Membandingkan Kaidah Emas
Ketika memilih kondisi mapan, tujuan pembuat kebijakan adalah memaksimalkan
kesejahteraan individu yang membentuk masyarakat. Individu itu sendiri tidak peduli pada
jumlah modal dalam perekonomian, atau bahkan jumlah output. Mereka hanya peduli pada
jumlah barang dan jasa yang dapat mereka konsumsi. Jadi, seorang pembuat kebijakan yang
jeli akan memilih kondisi mapan dengan tingkat konsumsi tertinggi. Nilai kondisi mapan k
yang memaksimalkan konsumsi tersebut disebut tingkat modal Kaidah Emas (Golden Rule
Level of Capital) dan dinyatakan dengan k* emas ₂.

2. Transisi Menuju Kondisi Mapan Kaidah Emas


a. Memulai dengan terlalu banyak modal
Dalam kasus ini, pembuat kebijakan harus mengeluarkan kebijakan yang bertujuan
mengurangi tingkat tabungan untuk menurunkan persediaan modal. Penurunan tingkat
tabungan ini akan meningkatkan konsumsi dan menurunkan investasi. Karena investasi dan
depresiasi adalah sama dalam kondisi mapan awal, maka investasi menjadi lebih kecil
daripada depresiasi, yang berarti perekonomian tidak berarti pada kondisi mapan. Secara
berangsur-angsur persediaan modal turun, yang menyebabkan penurunan output, konsumsi
dan investasi. Variabel-variabel ini terus turun sampai perekonomian mencapai kondisi
mapan yang baru.
b. Memulai dengan terlalu sedikit modal
Ketika perekonomian dimulai di bawah Kaidah Emas, mencapai Kaidah Emas perlu
menurunkan konsumsi lebih dulu untuk meningkatkan konsumsi di masa depan. Mencapai
Kaidah Emas berarti mencapai tingkat konsumsi pada kondisi mapan tertinggi dan sekaligus
menguntungkan generasi mendatang. Tetapi apabila perekonomian pada awalnya berada di
bawah Kaidah Emas, mencapai Kaidah Emas perlu meningkatkan investasi dan dengan
demikian mengurangi konsumsi pada generasi sekarang.

C. Pertumbuhan Populasi
1. Kondisi Mapan untuk Pertumbuhan Populasi
Pertumbuhan populasi adalah salah satu alasan mengapa persediaan modal per pekerja
mengecil. Agar perekonomian berada pada kondisi mapan, investasi harus mengimbangi
pengaruh depresiasi dan pertumbuhan populasi.

2. Dampak Pertumbuhan Populasi


Negara-negara dengan pertumbuhan populasi yang lebih tinggi akan memiliki tingkat GDP
per kapita yang lebih rendah. Ketika tingkat petumbuhan populasi meningkat, maka
depresiasi juga meningkat. Dan kondisi mapan yang baru memiliki tingkat modal per pekerja
yang lebih rendah ketimbang kondisi mapan awal. Jadi, model Solow memprediksi bahwa
perekonomian dengan tingkat pertumbuhan populasi yang lebih tinggi akan memiliki tingkat
modal perpekerja yang lebih rendah dan pendapatan yang lebih rendah pula.

3. Pandangan Alternatif pada Pertumbuhan Populasi


a. Model Malthusian
Memperkirakan bahwa semakin meningkatnya populasi akan secara terus menerus
membebani kemampuan masayarakat untuk memnuhi kebutuhannya sendiri. Umat manusia
selamanya akan hidup dalam kemiskinan. Meskipun model Malthusian kemungkinan
menjelaskan kondisi dunia pada saat Malthus hidup, prediksinya yang mengatakan bahwa
manusia akan hidup dalam kemiskinan terbukti salah. Malthus gagal melihat bahwa dalam
pertumbuhan daya pikir manusia jauh melampaui dampak dari populasi yang terus
bertambah. Pestisida, pupuk, mekanisasi peralatan pertanian, varietas bibit baru, dan berbgai
kemajuan teknologi lainnya membuat petani sanggup menyediakan makanan bagi jumlah
penduduk yang terus betambah.
b.  Model Kremerian
Menurut Kremerian, dengan semakin banyaknya penduduk, maka akan semakin banyak
ilmuwan, penemu, dan ahli mesia yang akan memberikan kontribusi pada inovasi dan
kemjuan teknologi. Sebagai bukti dari hipotesis ini, Kremer memulai dengan data bahwa
sepanjang sejarah umat manusia, tingkat pertumbuhan dunia meningkat seiring dengan
populasi dunia. Sebagai contoh, pertumbuhan dunia lebih cepat ketika populasi dunia 1
milyar(terjadi sekitar tahun 1800-an) dibandingkan ketika populasi umat manusia hanya 100
juta(sekitar tahun 500 sebelum masehi). Fakta ini sejalan dengan hipotesis bahwa memiliki
lebih banyak penduduk akan mendorong lebih banyak kemajuan teknologi.
BAB VIII
PERTUMBUHAN EKONOMI II

A. Kemajuan Teknologi dalam Model Solow


Model Sollow mengasumsikan hubungan yang tidak berubah antara input modal dan
tenaga kerja serta output barang dan jasa. Tetapi model Sollow ini dapat dimodifikasi untuk
mencakup kemajuan teknologi yang merupakan variable eksogen, yang meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk berproduksi sepanjang waktu.
1. Efisiensi Tenaga Kerja
Untuk memasukkan kemajuan teknologi, maka harus kembali ke fungdi produksi yang
mengkaitkan modal total K dan tenaga kerja total L dengan output total Y. jadi fungsi
produksi itu dapat ditulis:
Y = F(K,L)
Kini dapat ditulis fungsi produksi sebagai
Y = F(K,L x E)
E disini adalah variable baru (dan abstrak) yang disebut efisiensi tenaga kerja. Efisiensi
tenaga kerja mencerminkan pengetahuan masyarakat tentang metode-metode produksi, ketika
teknologi mengalami kemajuan, efisiensi tenaga kerja meningkat.
Asumsi yang paling sederhana tentang kemajuan teknologi adalah bahwa kemajuan teknologi
menyebabkan efisiensi tenaga kerja E tumbuh pada tingkat konstan g. Bentuk kemajuan
teknologi disebut pengoptimalan tenaga kerja, dan g disebut tingkat kemajuan teknologi yang
mengoptimalkan tenaga kerja (labor-augmenting technological progress). Karena angkatan
kerja L tumbuh pada tingkat n, dan efisiensi dari setiap unit tenaga kerja E tumbuh pada
tingkat g, maka jumlah pekerja efektif LxE tumbuh pada tingkat n+g .

2. Kondisi Mapan dengan Kemajuan Teknologi


Mengekspresikan kemajuan teknologi sebagai pengoptimalan tenaga kerja
membuatnya analog dengan pertumbuhan populasi. Pada pertumbuhan ekonomi II
menganalisis perekonomian dalam kaidah jumlah per pekerja efektif dan membiarkan jumlah
pekerja efektif meningkat.
Untuk melakukan hal tersebut, maka perlu mempertimbangkan kembali notasi. yaitu
k = KI (L x E)
Menunjukkan modal per pekerja efektif, dan y = YI (L x E) menunjukkan output per
pekerja efektif. Dengan demikian dapat ditulis y = f(k). Notasi tersebut sebenarnya tidak
baru.
Efisiensi tenaga kerja E konstan pada nilai arbitrer 1, sebagaimana dilakukan secara
emplisit, maka definisi k dan y akan mengganti definisi lama. Namun, ketika efisiensi tenaga
kerja meningkat maka harus diingat bahwa k dan y sekarang mengacu pada jumlah per
pekerja efektif (bukan per pekerja aktual). Analisis tentang perekonomian membuahkan hasil
ketika mengkaji pertumbuhan populasi.
Persamaan yang menunjukkan evolusi k sepanjang waktu berubah menjadi:
∆k = sf (k) – (∂ + n + g )k.
Persediaan modal ∆k sama dengan investasi sf (k) dikurangi investasi pulang-pokok (∂ + n +
g)k. Namun demikian, karena k = KI EL, maka investasi pulang-pokok menjadi tiga kaidah
untuk menjaga k tetap konstan, yaitu:
 ∂k dibutuhkan untuk mengganti modal yang terdepresiasi
 Nk dibutuhkan untuk memberi modal bagi para pekerja baru
 gk dibutuhkan untuk memberi modal bagi para pekerja efektif baru yang diciptakan
oleh kemajuan teknologi.

3. Dampak Kemajuan Teknologi


Dengan adanya kemajuan teknologi , model Sollow akhirnya menjelaskan kenaikan
yang berkelanjutan dalam standar kehidupan yang di amati, yaitu menunjukkan bahwa
kemajuan teknologi bisa mengarah ke pertumbuhan yang berkelanjutan dalam output per
pekerja. Sebaliknya, tingkat tabungan yang tinggi mengarah ke tingkat pertumbuhan yang
tinggi hanya jika kondisi mapan dicapai. Sekali perekonomian berada pada kondisi mapan,
tingkat pertumbuhan output per pekerja hanya bergantung pada tingkat kemajuan teknologi.
Mengacu pada model Sollow, hanya kemajuan teknologi yang bisa menjelaskan peningkatan
standar kehidupan yang berkelanjutan.
Kemajuan teknologi juga memodifikasi kriteria untuk Kaidan Emas. Tingkat modal
KaidahEmas didefinisikan sebagai kondisi mapan yang memaksimalkan konsumsi per
pekerjaefektif. Dengan mengikuti argument yang sama, dapat menunjukkan bahwa konsumsi
per pekerja efektif pada kondisi mapan adalah :
c* = f(k*) – (∂ + n + g)k*
Konsumsi pada kondisi mapan dimaksimalkan jika
MPK = ∂ + n + g
Atau
MPK - ∂ = n + g
Yaitu , pada tingkat modal Kaidah Emas, produk marginal modal neto, MPK - ∂ , sama
dengan tingkat pertumbuhan output total, n + g . Karena perekonomian aktual mengalami
pertumbuhan populasi dan kemajuan teknologi, maka harus menggunakan kriteria ini untuk
mengevaluasi apakah hal itu memiliki modal yang lebih besar atau lebih kecil dari kondisi
mapan Kaidah Emas.

B. Pertumbuhan empiris:
1.Pertumbuhan yang seimbang
Model Solow steady state pameran pertumbuhan yang seimbang - Banyak variabel tumbuh
pada tingkat yang sama.Model Solow memprediksi Y/L dan K/L tumbuh pada tingkat yang
sama (g), Sehingga K/Y harus konstan.Hal ini berlaku di dunia nyata.Model Solow
memprediksi upah riil tumbuh pada tingkat yang sama seperti Y/L, Sementara harga sewa riil
adalah konstan.Hal ini juga berlaku di dunia nyata.

2. Konvergensi
Model Solow memprediksi bahwa, hal-hal lain yang sama, negara-negara "miskin"
(dengan rendah Y/L dan K/L) Harus tumbuh lebih cepat dari "kaya" yang.Jika benar, maka
kesenjangan pendapatan antara negara-negara kaya & miskin akan menyusut dari waktu ke
waktu, menyebabkan standar hidup untuk "berkumpul."Dalam dunia nyata, banyak negara
miskin TIDAK tumbuh lebih cepat dari yang kaya. Apakah ini berarti model Solow gagal?
Model Solow memprediksi bahwa, hal-hal lain yang sama, negara-negara "miskin" (dengan
rendah Y/L dan K/L) Harus tumbuh lebih cepat dari "kaya" yang.Tidak, karena "hal-hal lain"
yang tidak sama.Dalam sampel dari negara-negara dengan tabungan & pop yang sama.
tingkat pertumbuhan, kesenjangan pendapatan menyusut sekitar 2% per tahun.Dalam sampel
yang lebih besar, setelah mengontrol perbedaan dalam tabungan, pop. pertumbuhan, dan
modal manusia, pendapatan berkumpul sekitar 2% per tahun. Apa model Solow benar-benar
memprediksi adalah konvergensi bersyarat - Negara berkumpul untuk negara stabil mereka
sendiri, yang ditentukan oleh tabungan, pertumbuhan penduduk, dan pendidikan.Prediksi ini
menjadi kenyataan di dunia nyata.
Perbedaan pendapatan per kapita antara negara-negara dapat disebabkan oleh perbedaan
1. modal - fisik atau manusia - per pekerja
2. efisiensi produksi (ketinggian fungsi produksi)Studi:kedua faktor yang penting.dua faktor
yang berkorelasi: negara dengan modal fisik atau manusia yang lebih tinggi per pekerja juga
cenderung memiliki efisiensi produksi yang lebih tinggi.

C. akumulasi Factor vs efisiensi produksi


Penjelasan yang mungkin untuk korelasi antara modal per pekerja dan efisiensi
produksi:Efisiensi produksi mendorong akumulasi modal.Akumulasi modal memiliki
eksternalitas yang meningkatkan efisiensi.Sepertiga, penyebab variabel yang tidak diketahui
akumulasi modal dan efisiensi lebih tinggi di beberapa negara daripada yang lain.

D. Efisiensi produksi dan perdagangan bebas


Untuk menentukan penyebab, Frankel dan Romer mengeksploitasi perbedaan geografis
antara negara-negara:Beberapa negara perdagangan kurang karena mereka jauh dari negara-
negara lain, atau terkurung daratan.Perbedaan geografis tersebut berkorelasi dengan
perdagangan tetapi tidak dengan penentu pendapatan lain.Oleh karena itu, mereka dapat
digunakan untuk mengisolasi dampak perdagangan terhadap pendapatan.Temuan:
meningkatkan perdagangan / GDP sebesar 2% menyebabkan PDB per kapita naik 1%, hal-
hal lain yang sama.
Isu-isu kebijakan Apakah kita menyimpan cukup? Terlalu banyak?
Kebijakan apa yang mungkin mengubah tingkat tabungan?Bagaimana seharusnya kita
mengalokasikan investasi kami antara modal swasta fisik, infrastruktur publik, dan "modal
manusia"?Bagaimana lembaga suatu negara mempengaruhi efisiensi produksi dan akumulasi
modal?Kebijakan apa yang mungkin mendorong kemajuan teknologi lebih cepat?
unakan Golden Rule untuk menentukan apakah tingkat tabungan AS dan modal yang terlalu
tinggi, terlalu rendah, atau tentang benar.) Jika (MPK > (n + g ), AS berada di bawah
kondisi mapan Kaidah Emas dan harus meningkatkan s.) Jika (MPK <(n + g ), Ekonomi
AS berada di atas steady state Golden Rule dan harus mengurangi s.

3. kebijakan untuk mendorong pertumbuhan


A. Mengevaluasi tingkat tabungan
1. k = 2,5 yk = 0,1 y2. k = 0,3 y3. MPK ,:Untuk menentukan membagi 2 oleh 1.
1. k = 2,5 yk = 0,1 y2. k = 0,3 y3. MPK Untuk menentukan MPK, membagi 3 oleh 1:
= 0,08 MPK PDB riil AS tumbuh rata-rata 3% per tahun, jadi n + g = 0.03 = 0.08
Dengan demikian, MPK > 0.03 = n + g

B. mengubah tingkat tabungan


Mengurangi defisit anggaran pemerintah (atau meningkatkan surplus
anggaran).Meningkatkan insentif untuk tabungan swasta:mengurangi pajak keuntungan
modal, pajak penghasilan badan, pajak real karena mereka mencegah tabungan.mengganti
pajak pendapatan federal dengan pajak konsumsi.memperluas insentif pajak untuk IRA
(rekening pensiun individu) dan rekening tabungan pensiun lainnya.

c. Mengalokasikan investasi ekonomi


Dalam model Solow, ada satu jenis modal.Dalam dunia nyata, ada banyak jenis, yang kita
dapat membagi menjadi tiga kategori:modal swastainfrastruktur publikmodal manusia:
Pengetahuan dan keterampilan para pekerja memperoleh melalui pendidikan.Bagaimana
seharusnya kita mengalokasikan investasi antara jenis?
Dua sudut pandang:1. Menyamakan perlakuan pajak dari semua jenis modal di semua
industri, kemudian membiarkan pasar mengalokasikan investasi ke jenis dengan produk
marjinal tertinggi.2. Kebijakan industri: Pemerintah harus secara aktif mendorong investasi di
ibukota jenis tertentu atau di industri tertentu, karena mereka mungkin memiliki eksternalitas
positif bahwa investor swasta tidak dipertimbangkan.

D. mengalokasikan investasi perekonomian


Menciptakan lembaga yang tepat adalah penting untuk memastikan bahwa sumber daya
yang dialokasikan untuk penggunaan terbaik mereka. Contoh:Lembaga-lembaga hukum,
Untuk melindungi hak kekayaan.Pasar modal, Untuk membantu arus modal keuangan untuk
proyek-proyek investasi terbaik.Sebuah bebas korupsi pemerintah, Untuk meningkatkan
persaingan, melaksanakan kontrak, dll.
Hukum paten: mendorong inovasi dengan memberikan monopoli sementara untuk
penemu produk baru.Insentif pajak untuk R & DHibah untuk mendanai penelitian dasar di
universitasKebijakan industri: mendorong industri tertentu yang merupakan kunci untuk
teknologi yang cepat. kemajuan (tunduk pada keprihatinan sebelumnya).

4. diluar model solow : teori pertumbuhan endogen


Model Solow:pertumbuhan yang berkelanjutan dalam standar hidup adalah karena
kemajuan teknologi.tingkat kemajuan teknologi adalah eksogen.Teori pertumbuhan
endogen:seperangkat model di mana tingkat pertumbuhan produktivitas dan standar hidup
adalah endogen.
A. model dasar
Jika s SEBUAH > , Maka penghasilan akan tumbuh selamanya, dan investasi adalah
"mesin pertumbuhan."Di sini, laju pertumbuhan permanen tergantung pada s. Dalam model
Solow, tidak.
Tergantung pada definisi "modal."Jika "modal" yang sempit didefinisikan (hanya
tanaman & peralatan), maka ya.Para pendukung teori pertumbuhan endogen berpendapat
bahwa pengetahuan adalah jenis modal.Jika demikian, maka pengembalian konstan modal
lebih masuk akal, dan model ini mungkin penjelasan yang baik dari pertumbuhan ekonomi.

B. model dua sektor


pabrik perusahaan memproduksi barang.penelitian universitas menghasilkan pengetahuan
yang meningkatkan efisiensi tenaga kerja di bidang manufaktur.u = Fraksi tenaga kerja dalam
penelitian (u adalah eksogen)
Mfg prod func: Y = F[K, (1-u )E L]
Res prod func: E = g (u )E
Akumulasi Cap: KK = s Y 
Dalam kondisi mapan, keluaran MFG per pekerja dan standar hidup tumbuh pada tingkat
Variabel kunci:
s: mempengaruhi tingkat pendapatan, tetapi tidak tingkat pertumbuhannya (sama seperti
dalam model Solow)
u: mempengaruhi tingkat dan tingkat pertumbuhan pendapatanPertanyaan: Akankah
peningkatan u menjadi jelas baik bagi perekonomian?

BAB IX
PENGANTAR FLUKTASI EKONOMI
A. Fakta tentang siklus bisnis
1. GDP dan komponennya

GDP adalah tempat pertama untuk mulai ketika menganalisis siklus bisnis, karena
merupakan ukuran terbesar dari kondisi perekonomian. Biro Penelitian Ekonomi
Nasional (NBER) adalah penentu resmi (di AS) apakah perekonomian mengalami
resesi. Resesi biasa didefinisikan oleh suatu periode di mana ada dua penurunan
berturutan pada GDP riil. Dalam resesi, baik konsumsi dan investasi menurun; namun,
investasi (perlengkapan bisnis, konstruksi, perumahan baru dan inventaris) bahkan
lebih riskan terhadap penurunan.

2, pengangguran dan hukum okun


pengangguran meningkat. Hubungan negatif (bila satu naik, yang lain turun) antara
pengangguran dan GDP ini disebut Hukum Okun (Okun’s Law), dari Arthur Okun, ekonom
yang pertama mempelajarinya. Secara ringkas, ini didefinisikan sebagai : Perubahan
Persentase GDP Riil = 3,5% - 2 × Perubahan Tingkat Pengangguran Jika tingkat
pengangguran tetap sama, GDP riil tumbuh sekitar 3,5 persen. Untuk setiap poin persentase
tingkat pengangguran meningkat, pertumbuhan GDP riil biasanya turun sekitar 2 persen. Jadi,
jika tingkat pengangguran naik dari 5 ke 8 persen, maka pertumbuhan GDP riil akan
menjadi : Perubahan persentase GDP riil = 3,5% - 2 × (8% - 5%) = - 2,5% Dalam kasus ini,
GDP akan turun 2,5%, mengindikasikan bahwa perekonomian sedang mengalami resesi.

3. indikator ekonomi sebagai petunjuk


Banyak ekonom dalam bisnis dan pemerintah memiliki peran meramalkan fluktuasi
jangka-pendek perekonomian. Salah satu cara yang para ekonom gunakan untuk meramal
adalah melihat pada indikator utama (leading indicators). Tiap bulan, Conference Board,
sebuah kelompok riset ekonomi swasta mengumumkan indeks dari indikator-indikator
ekonomi utama, yang terdiri dari 10 seri data.
 Hari kerja rata-rata per minggu pekerja produksi industri manufaktur
 Klaim mingguan awal rata-rata untuk asuransi pengangguran
 Pesanan baru barang konsumen dan material disesuaikan untuk inflasi
 Pesanan baru, barang modal non pertahanan
 Kinerja produsen
 Pemberian izin gedung baru
 Indeks harga saham
 Jumlah uang beredar (M2) disesuaikan untuk inflasi
 Penyebaran tingkat bunga : sebaran hasil antara surat utang berjangka 10 tahun dan
surat utang berjangka 3 bulan
 Indeks harapan konsumen.

B. horizon waktu dalam makroekonomi


1. bagaimana jangka pendek dan jangka panjang berbeda
Teori makroekonomi klasik berlaku pada jangka panjang tapi tidak pada jangka pendek–
MENGAPA ? Jangka pendek dan panjang berbeda pada perilaku harga. Pada jangka panjang,
harga fleksibel dan dapat bereaksi pada perubahan penawaran atau permintaan. Pada jangka
pendek, banyak harga yang “kaku” pada tingkat tertentu. Karena harga berperilaku beda pada
jangka pendek dan panjang, kebijakan ekonomi memiliki dampak berbeda pada horizon
waktu berbeda. Mari kita lihat bagaimana hal ini terjadi. angka panjang Jangka pendek Model
makroekonomi ini memungkinkan kita memeriksa bagaimana tingkat harga agregat dan
jumlah output agregat ditentukan dalam jangka pendek. Ini juga menyediakan suatu cara
untuk membedakan bagaimana kinerja perekonomian dalam jangka panjang dan dalam
jangka pendek.

C. permintaan agregat
1. persamaan kuantitas sebagai permintaan agregat
Permintaan Agregat (Aggregate demand, AD) adalah hubungan antara jumlah output
diminta dan tingkat harga agregat. Ini menyatakan jumlah barang dan jasa yang orang ingin
beli pada tiap tingkat harga tertentu. Ingat Teori Kuantitas Uang (MV=PY), di mana M
adalah jumlah uang beredar, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga, dan Y adalah
jumlah output. Tidak realistis, namun asumsi yang memudahkan yaitu perputaran uang
adalah konstan. Juga, ketika memahami persamaan ini, ingat persamaan kuantitas dapat
ditulis ulang dalam istilah penawaran dan permintaan untuk keseimbangan uang riil : M/P =
(M/P)d = kY, di mana k = 1/V adalah parameter penentu berapa banyak uang orang ingin
pegang untuk tiap dolar pendapatan. Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran
keseimbangan uang M/P sama dengan permintaan dan bahwa permintaan adalah proporsional
terhadap output. Asumsi perputaran konstan sebanding dengan asumsi permintaan konstan
akan keseimbangan uang riil per unit output.

2. mengapa kurva permintaan agregat miring kebawah


Kurva Permintaan Agregat (AD) menunjukkan hubungan negatif antara tingkat harga P
dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y, digambarkan untuk nilai jumlah uang beredar M
tertentu. Kurva ini miring ke bawah : semakin tinggi tingkat harga P, semakin rendah tingkat
keseimbangan riil M/P, dan karenanya semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta
Y. Tingkatharga Output (Y) AD Seiring tingkat harga menurun, kita bergerak ke bawah
sepanjang kurva AD. Tiap perubahan pada M atau V akan menggeser kurva AD. Ingat
permintaan output riil bervariasi berbanding terbalik dengan tingkat harga. ↑Y = MV/↓P

3. pergeseran dalam kurva permintaan


Pikirkan tentang penawaran dan permintaan keseimbangan uang riil. Jika output lebih
tinggi, orang terlibat transaksi lebih banyak dan butuh keseimbangan riil M/P lebih tinggi.
Untuk jumlah uang beredar M tetap, keseimbangan riil lebih tinggi berdampak tingkat harga
lebih rendah. Sebaliknya, jika tingkat harga lebih rendah, keseimbangan uang riil lebih tinggi;
tingkat keseimbangan riil lebih tinggi memungkinkan volume transaksi yang lebih besar,
yang berarti jumlah output diminta lebih besar.
kurva permintaan agregat digambar untuk nilai tertentu dari jumlah uang beredar. Dengan
kata lain, ini menyatakan kombinasi-kombinasi yang mungkin dari P dan Y untuk nilai M
tertentu. Jika Bank Sentral mengubah jumlah uang beredar, maka kombinasi yang mungkin
dari P dan Y berubah, yang berarti kurva permintaan agregat bergeser. Mari kita lihat
bagaimana.
Tingkat harga Output (Y) AD' AD Peningkatan jumlah uang beredar M meningkatkan
nilai output nominal PY. Untuk tiap tingkat harga P tertentu, output Y jadi lebih tinggi. Jadi,
peningkatan jumlah uang beredar menggeser kurva AD ke luar dari AD ke AD'. Peningkatan
jumlah uang beredar M meningkatkan nilai output nominal PY. Untuk tiap tingkat harga P
tertentu, output Y jadi lebih tinggi. Jadi, peningkatan jumlah uang beredar menggeser kurva
AD ke luar dari AD ke AD'.

4. penawaran agregat
A. kurva penawaran vertikal
Penawaran Agregat (Aggregate Supply, AS) adalah hubungan antara jumlah barang dan
jasa yang ditawarkan dan tingkat harga. Karena perusahaan yang menawarkan barang dan
jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tapi harga kaku dalam jangka pendek,
hubungan-hubungan pada penawaran agregat bergantung pada horizon waktu. Ada dua kurva
penawaran agregat berbeda : kurva penawaran agregat jangka-panjang (long-run aggregate
supply curve, LRAS) dan kurva penawaran agregat jangka-pendek (short-run aggregate
supply curve, SRAS). Kita juga harus mendiskusikan bagaimana perekonomian membuat
transisi dari jangka pendek ke jangka panjang. Tapi, pertama-tama, kita buat kurva
penawaran jangka-panjang (LRAS).
Karena model klasik menggambarkan bagaimana perekonomian berjalan dalam jangka
panjang, kita dapat mengambil kurva penawaran agregat jangka-panjang dari model klasik.
Ingat jumlah output yang diproduksi bergantung pada jumlah tertentu dari modal dan tenaga
kerja dan teknologi yang tersedia. Untuk ini, kita tulis
Y = F(K, L) = Y
Menurut model klasik, output tidak bergantung pada tingkat harga. Mari kita pikirkan
tentang anggapan proses kliring pasar ini dalam pasar tenaga kerja, komponen “L” dari fungsi
produksi.
Kurva vertikal menyatakan bahwa perubahan tingkat harga tidak akan berdampak lama
pada kesempatan kerja penuh. Kurva vertikal menyatakan bahwa perubahan tingkat harga
tidak akan berdampak lama pada kesempatan kerja penuh. Mekanisme yang baru kita telaah
akan membantu kita membentuk kurva penawaran jangka panjang kita.
Y=F (K, L)
Penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke bawah dari AD
ke AD'. Karena kurva AS vertikal dalam jangka panjang, penurunan AD mempengaruhi
tingkat harga, tapi tidak tingkat output. Penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva
permintaan agregat ke bawah dari AD ke AD'. Karena kurva AS vertikal dalam jangka
panjang, penurunan AD mempengaruhi tingkat harga, tapi tidak tingkat output. Kurva
penawaran agregat-vertikal memenuhi dikotomi klasik, karena menunjukkan tingkat output
tak tergantung jumlah uang beredar. Tingkat output jangka-panjang ini, Y, disebut
kesempatan kerja penuh (full-employment) atau tingkat output alami (natural). Ini adalah
tingkat output di mana sumber-sumber daya perekonomian dikaryakan sepenuhnya, atau
lebih realistis, di mana pengangguran berada pada tingkat wajarnya.
Ingat kurva LRAS vertikal mengasumsikan perubahan tingkat harga tak berdampak lama
pada Y (karena proses kliring-pasar)--yang jadi model untuk memeriksa jangka panjang. Tapi
kita butuh teori untuk jangka pendek, didefinisikan sebagai interval waktu di mana pasar
tidak sepenuhnya bergerak ke arah keseimbangan.
Y = F (K,L)
Pendekatan sederhana, tapi berguna yaitu asumsi kekakuan harga jangka-pendek berarti
kurva penawaran agregat adalah datar. Seiring AD bergeser ke AD′ kita bergerak pada arah
barat-timur ke titik B pada kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS). Maka, dalam
jangkan panjang, kita bergerak dari B ke C (bergerak ke atas sepanjang AD′).

2. kurva penawaran aggregat horisontal


Perubahan eksogen pada penawaran atau permintaan agregat disebut guncangan (shocks).
Guncangan yang mempengaruhi penawaran agregat disebut guncangan penawaran (supply
shock). Guncangan yang mempengaruhi permintaan agregat disebut guncangan permintaan
(demand shock). Guncangan-guncangan ini yang mengganggu perekono- mian mendorong
output dan pengangguran menjauh dari tingkat alaminya.
Satu tujuan dari model penawaran/permintaan agregat adalah untuk mem- bantu
menjelaskan bagaimana guncangan menyebabkan fluktuasi ekonomi Ekonom memakai
istilah kebijakan stabilisasi (stabilization policy), merujuk pada aksi kebijakan yang diambil
untuk mengurangi tekanan fluktuasi ekonomi jangka pendek. Kebijakan stabilisasi mencoba
memper- kecil siklus bisnis dengan menahan output dan kesempatan kerja sedekat mungkin
dengan tingkat alaminya. Model pada bab ini adalah versi lebih sederhana dari model yang
akan kita lihat pada bab-bab berikutnya.

E. kebijakan stabilitas
1. guncangan pada permintaan agregat
Perekonomian mulai dalam ekuilibrium jangka-panjang di titik A. Kenaikan permintaan
agregat, akibat peningkatan perputaran uang, menggerakkan perekonomian dari titik A ke
titik B, di mana output di atas tingkat alaminya. Seiring harga naik, output berangsur-angsur
kembali ke tingkat alaminya, dan perekonomian bergerak dari titik B ke titik C.

2. guncangan pada penawaran agregat


Guncangan penawaran yang memperburuk meningkatkan biaya dan harga. Jika AD
dipertahankan konstan, perekonomian bergerak dari titik A ke titik B, mengarah pada
stagflasi—kombinasi kenaikan harga dan penurunan tingkat output. Akhirnya, seiring harga
turun, perekonomian kembali ke tingkat alami pada titik A.
Menanggapi guncangan penawaran yang memperburuk, Bank Sentral bisa
meningkatkan permintaan agregat untuk mencegah penurunan output. Perekonomian
bergerak dari titik A ke titik B. Biaya dari kebijakan ini adalah tingkat harga yang lebih tinggi
secara permanen.
permintaan agregat (Aggregate demand) Penawaran agregat (Aggregate supply)
Guncangan (Shocks) Guncangan permintaan (Demand shocks) Guncangan penawaran
(Supply shocks) Kebijakan stabilisasi (Stabilization policy) Permintaan agregat (Aggregate
demand) Penawaran agregat (Aggregate supply) Guncangan (Shocks) Guncangan permintaan
(Demand shocks) Guncangan penawaran (Supply shocks) Kebijakan stabilisasi (Stabilization
policy).

Anda mungkin juga menyukai