Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA”


Untuk memenuhi salah satu tugas

Mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Diah Eka Sari, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh
Kelompok 1 Kelas A:

1. Jessica Putri Br Sembiring ( 7193141002 )

2. Nur Halida (7191141017 )

3. Tumpak Marisi Sihotang ( 7192441011 )

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Sepetember, 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA” dengan baik. Adapun
makalah ini kami buat guna memenuhi penyelesaian tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca secara umum dan menjadi pertimbangan agar mampu memberikan yang lebih baik
lagi bagi penulis secara khusus.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, kami tentu tidak dapat
menyelesaikan sendiri tanpa bantuan dari pihak lain terlebih lagi situasi pandemi seperti
sekarang ini. Dalam pembuatan makalah ini banyak dibantu dari buku elektronik sebagai
referensi. Kami juga berterima kasih kepada Dosen Pengampu Ibu Diah Eka Sari, S.Pd.,M.Pd
yang telah memberi tugas ini sebagai bahan pembelajaran untuk kami dan melatih kami
untuk berpikir kritis. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami meminta maaf dan kami sangat
mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun agar mampu menghasilkan makalah
yang lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan selamat membaca, semoga materi yang
ada dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 25 September 2020

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... ….i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... …ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... …iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................... ..…1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... ..…1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... ..…1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia…………………………….……………2
2.2 Bahasa Indonesia Baku……………………………………………………………..5
2.3 Kerangka Konseptual, visi,dan tujuan……………………………………………..6
2.4 Kompetensi dan Desain Pembelajaran………………………………………………7
2.5 Pembelajaran Berbasis Teks………………………………………………………..10
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. ....12


3.2 Saran ........................................................................................................................ ....12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ ....13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan sebagai pemersatu bangsa


Indonesia.Hal ini merupakan suatu terobosan yang sangat besar yang dilakukan oleh
persatuan pemuda-pemuda Indonesia. Mereka menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa
nasional bangsa Indonesia.Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda,
bahasa melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu sudah
terjadi berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi semacam itu, masyarakat kita sama
sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi. Sebalikanya, mereka telah menyadari
bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku,
sebab yang diajak komunikasi juga mempunyai bahasa daerah tersendiri. Konsep
nasionalisme Indonesia dibangun oleh para pendiri Negara atas dasar atau fondasi bahasa,
bukan fondasi rasa tau agama.Tidak ada satu pun yang dijadikan landasan berdirinya Negara
bangsa Indonesia.Meskipun, demikian, landasan agama terdapat pada diri setiap warga
Negara. Konsep kebangsaan Indonesia pun tidak direpresentasi oleh salah satu diantara
ratusan ras yang ada di Indonesia, tetapi konsep kesukuan berada dalam diri individu masing
– masing di kelompok masyarakatnya. Penyelenggaraan mata kuliah Bahasa Indonesia di
perguruan tinggi mengupayakan peningkatan penghayatan akademik agar mampu
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas permasalahan hilangnya fungsi bahasa
Indonesia di masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah

a) Bagaimanakah kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia?


b) Bagaimanakah bahasa Indonesia yang baku?
c) Bagaimanakah kerangka konseptual, visi, dan tujuan?
d) Bagaimanakah kompetisi dan desain pembelajaran?
e) Bagaimanakah prinsip pembelajaran berbasis teks?

1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia;
b) Untukmengetahui bahasa indonesia yang baku;
c) Untuk mengetahui kerangka konseptual,visi dan tujuan;
d) Untuk mengetahui kompetisi dan desain pembelajaran;
e) Untuk mengetahui prinsip pembelajaran berbasis teks.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

a) Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional


Bahasa Indonesia digunakan sebagai pemersatu bangsa Indonesia.Hal ini merupakan
suatu terobosan yang sangat besar yang dilakukan oleh persatuan pemuda-pemuda Indonesia.
Mereka menjadikan Bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional bangsa Indonesia.Kita tahu
bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa melayu dipakai sebagi lingua
franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu sudah terjadi berabad-abad sebelumnya.
Dengan adanya kondisi semacam itu, masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa
daerahnya disaingi. Sebalikanya, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak
mungkin dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi
juga mempunyai bahasa daerah tersendiri.
Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai lingua franca ini pun tidak akan
mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai dalam situasi kedaerahan dan
tetap berkembang.Kesadaran masyarakat yang semacam itulah, khususnya pemuda-pemuda
yang mendukung lancarnya inspirasi tersebut. "Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa
Nasional" yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain
menegaskan bahwa dalam kedudukannya bahasa nasional, Bahasa Indonesia berfungsi
sebagai :
1. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai Lambang kebanggaan kebangsaan.
Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa
kebangsaan kita.Atas dasar kebanggaan ini, Bahasa Indonesia harus kita pelihara dan kita
kembangkan.Serta harus senantiasa kita bina rasa bangga dalam menggunakan Bahasa
Indonesia.
1. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas nasional.
Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya apabila masyarakat pemakainya
yang menggunakannya membina dan mengembangkannya sehingga bersih dari unsur-
unsur bahasa lain.
2. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan antar warga, antar daerah dan
antar budaya.

2
Dengan adanya Bahasa Indonesia, kita dapat menggunakannya sebagai alat komunikasi
dalam berinteraksi/berkomunikasi dengan masyarakat-masyarakat di daerah (sebagai bahasa
penghubung antar warga, daerah, dan budaya).
3. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai
suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing
kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Dengan Bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa mencapai keserasian
hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan
kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang
bersangkutan.

b) Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


Pada awalnya yaitu pada zaman penjajahan Belanda, bahasa yang digunakan untuk
bahasa negara adalah bahasa melayu.Selain itu, bahasa melayu merupakan bahasa negara
(resmi) kedua yang dipakai untuk golongan-golongan rendah.Bahasa Indonesia belum bisa
tersebar bebas pada saat itu.Hanya segelintir orang yang berjiwa nasionalis yang
menggunakan Bahasa Indonesia. Bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia
diangkat pula Bahasa Indonesia menjadi bahasa negara.Hal ini tercantum dalam UUD 1945,
Bab XV, pasal 36.Pengangkatan Bahasa Indonesia menjadi bahasa negara bukanlah hal
mudah, banyak hal yang harus dipertimbangkan.Karena bila terjadi kesalahan dapat berakibat
ketidak-stabilan suatu negara. Dalam "Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional"
yang diselenggarakan di Jakarta tanggal 25 sampai dengan 28 Febuari 1975 dikemukakan
bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, Bahasa Indonesia sebagai berikut :
a) Bahasa resmi kenegaraan.
Pembuktian bahwa Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan ialah
digunakannya Bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945.
Mulai saat itu dipakailah Bahasa indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan
kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
b) Bahasa pengantar resmi di dunia pendidikan.
Bahasa Indonesia digunakan dalam penyampaian pendidikan di Indonesia dari
taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, walaupun ada beberapa lembaga
pendidikan dengan dasar kepraktisan menggunakan bahasa daerah untuk
penyampaiannya. Hal itu pun hanya sampai kelas tiga sekolah dasar. Oleh karena itu

3
sebaiknya buku-buku yang digunakan juga menggunakan Bahasa Indonesia sehingga
membantu pelajar dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.
c) Bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antar badan pemerintah dan
penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya
diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa.
Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
d) Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan
serta teknologi modern.
Sebagai fungsi pengembangan kebudayaan, ilmu, dan teknologi, Bahasa
Indonesia sangat terasa sekali manfaatnya.Karena Bahasa Indonesia digunakan dalam
penyebarannya di negara kita. Misalkan seorang pengajar tari Bali tidak mungkin
mengajarkan tari Bali kepada orang Jawa, Aceh, ataupun orang suku lain
menggunakan bahasa Bali. Karena mereka belum tentu mengerti bahasa Bali.Oleh
karena itu digunakan Bahasa Indonesia untuk menjebatani hal tersebut. Sehingga
informasi yang berisi ilmu, kebudayaan, ataupun teknologi bisa dimengerti oleh orang
lain. Hal ini juga berlaku dalam penyebaran ilmu modern.

c) Bahasa Daerah
Bahasa daerah adalah bahasa – bahasa suku bangsa di Indonesia.Bahasa ini jumlahnya
sangat banyak dan digunakan menyebar di seluruh di Indonesia.Bahasa daerah berfungsi
sebagai lambang kebanggaan dan lambang identitas daerah, alat perhubungan di dalam
keluarga dan masyarakat daerah, dan sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia.
Dalam hubungannya dengan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah merupakan pendukung
bahasa Indonesia, merupakan bahasa pengantar pada tingkat permulaan di sekitar Sekolah
Dasar di daerah tertentu untuk memperlancar proses pengejaran, selain merupakan sumber
kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia.

d. Bahasa Asing
Bahasa asing diberi batasan sebagai bahasa – bahasa di Indonesia selain bahasa
Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa asing mempunyai fungsi sebagai alat perhubungan
antarbangsa dan sarana pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk
pembangunan nasional. Sehubungan dengan fungsinya sebagai akses untuk memanfaatkan

4
ilmu pengetahuan dan teknologi modern, bahasa asing sesungguhnya hanya melengkapi
fungsi bahasa Indonesia yang juga dikembangkan agar menjadi sarana serupa.

2.2 Bahasa Indonesia Baku


Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam masyarakat multicultural. Oleh
karena itu, bahasa Indonesia mempunyai varian yang sangat banyak, baik varian akibat
perbedaan daerah penggunaan maupun varian akibat kelompok sosial penggunanya.
Perbedaan varian itu di satu sisi dapat dijadikan ciri yang menunjukkan dari daerah mana atau
kelompok mana seorang penutur berasal, di sisi yang lain menggunakan merupakan
perbedaan yang menganggap interaksi sosial antarkelompok yang menggunakan bahasa
Indonesia. Oleh karena itu, untuk keperluan kedua itu, perlu ditetapkan bahasa Indonesia
baku yang mewakili setiap varian yang ada.
Untuk menyebut orang tua laki – laki, misalnya dalam bahasa A digunakan kata babe,
abah, bapak, dalam bahasa B digunakan kata abah, bapak, dan rama. Dengan demikian, kata
bapak lah yang dianggap baku. Dengan bahasa Indonesia baku, anda dapat berinteraksi secara
baik dengan teman – teman anda dari daerah manapun mereka berasal.itulah sebabnya,
pemerintah selalu mengupayakan pembakuan bahasa, baik ejaan, kosakata, maupun tata
bahasanya, agar komunikasi antara orang Indonesia dari daerah yang satu dan orang
Indonesia dari daerah lain berjalan lancer, tanpa salah pengertian.
Dengan memilih inti bersama varian – varian bahasa Indonesia, bahasa Indonesia baku
mempunyai keunggulan dalam dua hal, yaitu keunggulan jangkuaan wilayah penggunaan dan
keunggulan waktu penggunaan. Dengan keunggulan wilayah penggunaan, bahasa Indonesia
baku dapat digunakan wilayah yang sangat luas jangkauaannya. Dengan keunggulan waktu
penggunaan, bahasa Indonesia baku dapat digunakan dalam kurun waktu yang relative lama.
Artinya, walaupun sudah dibuat sepuluh tahun yang lau, dokumen berbahasa Indonesia baku
itu masih dapat dipahami oleh pembaca saat ini, dan akan dapat dipahami pula oleh pembaca
pada masa yang akan datang.
Bahasa Indonesia baku memiliki ciri cendikia. Artinya bahasa Indonesia baku
mencerminkan cara berpikir yang teratur, logis, dan sistematis. Untuk mengungkapkan
gagasan, bahasa Indonesia baku dapat digunakan untuk menyampaikan isi pikiran secara
teratur dan sistematis. Oleh karenanya, pemahamannya pun dapat dilakukan secara
baik.Berpikir teratur, logis, dan sistematis itu adalah ciri pemikiran yang cendikia.

5
2. 3 Kerangka Konseptual, Visi, dan Tujuan
Konsep nasionalisme Indonesia dibangun oleh para pendiri Negara atas dasar atau
fondasi bahasa, bukan fondasi rasa tau agama.Tidak ada satu pun yang dijadikan landasan
berdirinya Negara bangsa Indonesia.Meskipun, demikian, landasan agama terdapat pada diri
setiap warga Negara. Konsep kebangsaan Indonesia pun tidak direpresentasi oleh salah satu
diantara ratusan ras yang ada di Indonesia, tetapi konsep kesukuan berada dalam diri individu
masing – masing di kelompok masyarakatnya. Penyelenggaraan mata kuliah Bahasa
Indonesia di perguruan tinggi mengupayakan peningkatan penghayatan akademik agar
mampu menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas permasalahan hilangnya fungsi
bahasa Indonesia di masyarakat.
Implementasi pembelajaran bahasa Indonesia secara khusus bertujuan untuk
menciptakan sivitas akademik yang terampil memproduksi dan menggunakan teks sesuai
dengan tujuan dan fungsi tujuan sosialnya. Dalam pembelajaran bahasa berbasis teks, bahasa
Indonesia diajarkan bukan sekedar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang
berfungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunaannya pada konteks sosial budaya
akademik. Oleh karena itu, teks dipandang sebagai satuan bahasa yang bermakna secara
kontekstual, dan materi ajar bahasa Indonesia disajikan dengan prinsip pembelajaran berbasis
teks. Sehubungan, dengan prinsip – prinsip pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks
tersebut, secara konseptual perlu dirumuskan bahwa di dalam teks terdapat struktur tersendiri
yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, di dalam struktur teks tergambar dan struktur
berpikir. Dengan demikian, makin banyak jenis teks dalam bentuk genre makro yang dikuasai
oleh sivitas akademik, makin banyak pula struktur berpikir yang dapat mereka gunakan
dalam kehidupan sosial dan akademiknya di masyarakat, baik di tingkat nasional maupun
global. Hanya dengan cara itu, sivitas akademik kemudian dapat mengonstruksi ilmu
pengetahuanya melalui kemampuan mengobservasi, mempertanyakan, mengasosiasikan,
menganalisa, dan menyajikan hasil analisa secara saintifik.
Itulah sebabnya, pembelajaran bahasa Indonesia, tidak bertujuan sekedar
mengantarkan mahasiswa untuk mencapai nilai tertinggi, tetapi juga diharapkan dapat
menjadi wahana untuk:
1) Menumbuhkan sikap mental sivitas akademik yang mampu mengapresiasi nilai – nilai
bahasa Indonesia sebagai symbol kedaulatan bangsa dan Negara.
2) Memberikan pemahaman dan penghayatan atas keberadaan bahasa Indonesia sebagai
bahasa pemersatu bangsa dan bahasa ipteks

6
3) Menyiapkan sivitas akademik agar mampu menganalisis permasalahan dan mencari
solusi terhadap persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui
pembuatan dan penggunaan teks
4) Mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara akademik baik dalam bentuk
bahasa Indonesia lisan maupun tulis demi pengembangan ipteks dalam tatanan dunia
global.

2. 4 Kompetensi dan Desain Pembelajaran


Mata kuliah Bahasa Indonesia didesain sedemikian rupa sehingga dapat menjadikan
bahasa Indonesia sebagai wahana untuk ekspresi diri dan akademik. Desain itu dapat
digambarkan ke dalam poin-poin berikut :
1) Kompetensi Inti (KI) merupakan kompetensi generik yang isinya merujuk pada esensi
Tujuan Pendidikan Nasional seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tujuan Pendidikan tinggi yang tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012, KKNI (Permendikbud
Nomor 73 Tahun 2013), dan standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang tercantum
dalam Permendikbud tentang Standar Nasional Sistem Pendidikan Tinggi.
Kompetensi ini mencakup unsur nilai spiritual, nilai sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Keempat unsur itu berfungsi sebagai organisator semua MKWU, baik
Pendidikan Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, maupun Bahasa Indonesia.
2) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan spesifik yang isinya
mendeskripsikan kemampuan yang berkaitan dengan substansi mata kuliah, yang
dalam hal ini mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai salah satu elemen MKWU.
Dalam konteks KKNI, kompetensi dasar sepadan dengan konsep dan capaian
pembelajaran.
3) Kompetensi Inti 1 dan 2 (KI 1 dan KI 2), dikembangkan secara koheren dan harmonis
sebagai dampak pengiring (nurturant effects). KI 1 dan KI 2 secara filosofis berfungsi
sebagai dasar aksiologis mata kuliah.
4) Kompetensi Inti 3 dan 4 (KI 3 dan KI 4) dikembangkan secara konsisten dan
interaktif sebagai dampak instruksional. KI 3 dan KI 4 secara filosofis berfungsi
sebagai dasar ontologis dan epistimologis mata kuliah.

7
5) Kompetensi Inti 1, 2, 3 dan 4 secara bersama-sama merupakan entitas capaian
pemeblajaran dalam konteks utuh proses psikologis pedagogis/andragogis sebagai
suatu proses pencapaian/perwujudan tujuan pendidikan Nasional.
6) Dalam konteks materi kuliah Bahasa Indonesia, Kompetensi Dasar dijabarkan secara
utuh, koheren, dan konsisten berdasarkan pada kerangka Kompetensi Inti 1, 2, 3, dan
4 yang kemudian dikembangkan dalam mata kuliah.
7) Kompetensi Dasar 1.1 sampai 1.3 berfungsi untuk membangun sikap spiritual sivitas
akademik terhadap keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa.
8) Kompetensi Dasar 2.1 sampai dengan 2.4 berfungsi untuk membangun sikap sosial
dengan cara menunjukkan perilaku jujur, responsif, santun, tanggung jawab, peduli,
disiplin, dan toleran atas keberagaman dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk
menyampaikan teks akademik.
9) Kompetensi Dasar 3.1 sampai 3.4 bertujuan untuk memberikan wawasan dan
pengetahuan berbahasa Indonesia kepada sivitas akademik agar mereka mampu
memahami struktur dan kaidah, membandingkan satu teks dengan teks lainnya,
menganalisis, dan mengevaluasi teks-teks akademik.
10) Kompetensi Dasar 4.1 sampai dengan 4.7 bertujuan untuk memberikan peningkatan
keterampilan berpikir kritis untuk berbahasa Indonesia sesuai dengan norma bagi
sivitas akademik agar mampu mengabstraksi,mengonsepkan, mengadaptasi,
memproduksi, menyunting, mengombinasikan, dan mengaktualisasikan teks-teks
akademik. Kompetensi berbahasa Indonesia seperti diperoleh melalui penerapan
pendekatan saintifik.
Pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi merupakan proses pembentukan
miniatur kehidupan bahasa negara di masyarakat. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ini,
kampus menjadi arena utama dalam pengembangan bahasa Indonesia sebagai identitas negara
dan ekspresi diri bangsa yang lebih bermartabat. Oleh karena itu, partisipasi aktif sivitas
akademik diperlukan untuk menyusun strategi pengembangan metode pembelajaran bahasa
Indonesia. Pendekatan pembelajaran aktif mendorong mahasiswa lebih banyak melakukan
eksplorasi daripada hanya pasif menerima informasi pengetahuan dari pengajar.
Keunggulan pembelajaran aktif tersebut ialah bahwa mahasiswa tidak hanya
memperoleh kemampuan dan pengetahuan berbahasa Indonesia, tetapi juga berkesempatan
mengembangkan sikap baik spiritual maupun sosial untuk bertindak positif terhadap bahasa

8
Indonesia. Proses pembelajaran aktif itu terdapat dalam implementasi pendekatan teks
dengan tahapan; pembangunan konteks dan pemodelan teks, kerja sama membangun teks,
serta kerja mandiri membangun teks. Proses pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks di
perguruan tinggi ini diwujudkan sebagai aktivitas belajar dalam bentuk pembelajaran genre
makro.
Proses pembelajaran aktif dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai metode
belajar, antara lain sebagai berikut :
1) Pembelajaran Tematik
Metode ini bertujuan untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, sikap
pembelajaran, nilai, dan pemikiran yang kreatif dalam menggunakan teks tertentu
(tematik) untuk membangun sebuah konteks baru.
2) Pembelajaran Berbasis Saintifik
Metode ini mengutamakan kaidah-kaidah ilmiah, objektif, terukur, dan
sistematis dalam melakukan pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dn
penjelasan tentang suatu teks.
3) Pembelajaran Berbasis Proyek
Merupakan pembelajaran yang berorientai proses, relatif berjangka waktu, dan
berfokus pada masalah tertentu. Metode ini mengedepankan kolaborasi dalam
kelompok yang heterogen untuk merancang proyek tertentu.
4) Pembelajaran Berbasis Masalah
Metode ini disodorkan pada suatu masalah, yang kemudian melalui pemecahan
masalah tersebut yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual untuk
memperoleh keterampilan baru.
5) Pembelajaran Kolaborati
Metode yang di dalam prosesnya, sivitas akademik, baik yang berasal dari
disiplin ilmu yang sama maupun disipin ilmu yang berbeda, bekerjasama
mengeksplorasi sebuah pertanyaan spesifik atau merancang proyek bersama.
6) Pembelajaran Berbasis Teks
Metode pembelajaran berbasis genre makro ini mengandung makna bahwa teks
beserta unsur-unsur di dalamnya menjadi bahan pembelajaran. Mahasiswa tidak
hanya mempelajari isi dan kaidah teks, tetapi juga mempelajari nilai-nilai sosial.
Hasil pembelajaran diukur dengan lima cara, yaitu penilaian otentik portopolio,
penilian diri, dan teks pencapaian hasil belajar. Selain diukur dengan pencapaian mahasiswa
untuk memproduksi teks-teks dalam genre makro sebagaimana disajikan dari BAB I sampai

9
dengan BAB V, kemahiran berbahasa mahasiswa secara umum akan diuji dengan
menggunakan teks baku UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia).

2.5 Pembelajaran Berbasis Teks


Pembelajaran berbasis teks disebut juga pembelajaran berbasis genre. Secara sempit
genre diartikan sebagai jenis teks. Secara luas, genre didefinisikan sebagai “o stagged, goal-
oriented social process” (Martin, 1995; Martin 1992), yaitu proses sosial yang beroientasi
pada tujuan yang dicapai secara bertahap. Genre merupakan “proses sosial” karena melalui
genre atau teks anggotamasyarakat berkomunikasi; “genre berorientasi pada tujuan” karena
orang menggunakan jenis teks tertentu untuk melakukan sesuatu, dan genre “bertahap”
karena untuk mencapai tujunnya, teks disusun dalam tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan itu
adalah tahapan struktur teks. Melalui struktur teks itu tujuan sosial atau fungsi sosial teks
dapat dicapai. Teks dapat berwujud baik tulis maupun lisan. Bahkan dalam multimedia, teks
dapat berwujud perpaduan antara teks lisan atau tulis dan gambar/animasi/film. Sealin itu,
dapat diungkapkan bahwa teks dimaknai melalui konteks.
a. Teks sebagai Bahan Dasar Pembelajaran
Teks diliputi oleh dua konteks, yaitu konteks situasi konteks budaya. Konteks
situasi berkenaan dengan penggunaan bahasa di dalmnya terdapat register yang
melatarbelakangi lahirnya teks, yaitu adanya sesuatu (pesan, pikiran, gagasan, ide)
yang hendak disampaikan; sasaran atau pastispan yang dituju oleh pesan, pikiran,
gagasan, atau ide itu; format bahasa yang digunakan untuk menyampaikan atau
mengemas pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu. Terkait denganformat bahasa, teks
dapat diungkapkan ke dalam berbgai jensi atau genre, misalnya deskripsi, laporan,
prosedur, ekslanasi, ekposis, diskusi.
b. Jenis-jenis Teks
Jenis teks dimaknai sebagai genre dalam arti sempit. Genre sebagai jenis teks,
dapat digolongkan menjadi genre faktual dan genre fiksional atau genre rekaan. Genre
faktual adalah jenis teks yang dibuat berdasarkan kejadian, peristiwa atau keadaan
nyata yang berada di sekitar lingkungan hidup. Genre fiksional adalah jenis teks yang
dibuat berdasarkan imajinasi, bukan berdasarkan kenyataan yang sesungguhnya.
Genre faktual meliputi, laporan, deskripsi, prosedur, rekon, eksposisi dan diskusi.
Sementara itu, genre fiksiona; mencakup: rekon, anekdot, cerita/naratif, dan
eksperimen. Genre dipelajari pada mata kuliah Bahasa Indonesia adalah genre faktual,
bukan genre fiksional.

10
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran berbasis Teks
Pada pengajaran dan pembelajaran berbasis teks, terdapat empat tahap yang
harus ditempuh (Rose & Martin, 2012), yaitu :
1. Tahap pembangunan konteks
2. Tahap pemodelan teks
3. Tahap pembuatan teks secara bersama-sama
4. Tahap pembuatan teks secara mandiri
Keempat tahap itu berlangsung secara siklus (bertahap). Dosen memulai kegiatan
belajar mengajar dari tahap manapun, meskipun sebelumnya ditempuh secara urut. Apabila
mengalami kesulitan pada tahap tertentu, misalnya pembuatan teks bersama-sama, dosen
boleh mengarahkan mahasiswa untuk kembali pada tahap pemodelan. Pada tahap ini,
mahasiswa diharapkan mampu mengaktualisasikan diri dengan menggunakan teks sesuai
dengan jenis dan ciri-ciri seprti yang ditunjukkan pada model tanpa bantuan dari pihak
manapun.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa tentunya memiliki peran dan fungsi yang sangat penting untuk melakukan
komunikasi dengan orang lain. Sama halnya dengan bahasa Indonesia.Bahasa Indonesia
adalah bahasa yang digunakan sebagai pemersatu bangsa Indonesia.Hal ini merupakan suatu
terobosan yang sangat besar yang dilakukan oleh persatuan pemuda-pemuda Indonesia.
Mereka menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional bangsa Indonesia.Kita tahu
bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa melayu dipakai sebagai lingua
franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu sudah terjadi berabad-abad sebelumnya.
Dengan adanya kondisi semacam itu, masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa
daerahnya disaingi. Sebalikanya, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak
mungkin dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi
juga mempunyai bahasa daerah tersendiri. Konsep nasionalisme Indonesia dibangun oleh
para pendiri Negara atas dasar atau fondasi bahasa, bukan fondasi rasa tau agama.Tidak ada
satu pun yang dijadikan landasan berdirinya Negara bangsa Indonesia.Meskipun, demikian,
landasan agama terdapat pada diri setiap warga Negara. Konsep kebangsaan Indonesia pun
tidak direpresentasi oleh salah satu diantara ratusan ras yang ada di Indonesia, tetapi konsep
kesukuan berada dalam diri individu masing – masing di kelompok masyarakatnya.
Penyelenggaraan mata kuliah Bahasa Indonesia di perguruan tinggi mengupayakan
peningkatan penghayatan akademik agar mampu menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas permasalahan hilangnya fungsi bahasa Indonesia di masyarakat.

3.2 Saran
Diharapkan dan disarankan kepada pembaca untuk menjadikan makalah ini sebagai
bahan referensi karena di dalam makalah ini sudah terpapar secara lengkap mengenai fungsi
dan kedudukan bahasa Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal pembelajaran dan Kemahasiswaan.2016. Bahasa Indonesia untuk


Perguruan Tinggi. Jakarta : Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

13

Anda mungkin juga menyukai