Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PEREKONOMIAN TERBUKA
MATA KULIAH : TEORI EKONOMI MAKRO

DOSEN PENGAMPU :PUTRI SARI M. J. SILABAN S.E M.Si

OLEH :

KELOMPOK 4

LINDA TERESIA SINAGA (7192441002)

FARIDA (7192441010)

PENDIDIKAN EKONOMI KELAS A

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat Rahmat-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam Mata Kuliah Teori Ekonomi Makro di Universitas Negeri
Medan.

Dalam penulisan makalah ini, kami merasa banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi karena keterbatasan pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga ini
bermanfaat serta dapat menambah ilmu para pembaca.

Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Ibu Dosen mata kuliah
Teori Ekonomi Makro yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Medan, 02 Oktober 2020

Kelompok 4
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar belakang…………......................................................................................

B. Rumusan masalah..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

A. Arus modal dan barang internasional…............................................................

B. Tabungan dan investasi dalam perekonomian terbuka kecil ………………..

C. Kurs……………….…………. ……………………........................................

D. Perekonomian terbuka besar …………………..…………..............................

BAB III PENUTUP....................................................................................................

A. Kesimpulan…………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meskipun kita tidak perna keluar negeri. Kita dapat partisipan aktif dalam perekonomian global,
ketika kita berbelanja ditoko grosir, misalnya, kita bisa membeli antara apel local dan apel
amerika. Ketika anda membuka dposito dibank local, bank tersebut mungkin meminjamkan dana
itu kepada tetangga sebelah atau ke sebuah perusahaan asingyang sedang membangun dinegara
kita. Karena perekonomian,kita berintegrasi dengan banyak hal lain diseluruh dunia., maka
konsumen memiliki lebih banyak pilihan akan barang dan jasa, dan para investor memiliki lebih
banyak peluang untuk menginvestasikan kekayaan mereka.
Pada kenyataannya, sebagian besar perekonomian dunia adalah perekonomian terbuka: yaitu
mengekspor barang dan jasa ke luar negeri, mengimpor barang dan jasa keluar negeri,serta
meminjam dan membeeri pinjaman pada pasar modal dunia. Dalam makalah ini menjelaskan
tentang makroekonomi perekonomian-terbuka.Perbedaan antara makroekonomi yang penting
antara perekonomian terbuka dan perekonomian tertutup.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan arus modal dan barang internasional ?
2. Bagaimana tabungan dan investasi dalam perekonomian terbuka kecil ?
3. Apa yang dimaksud dengan kurs ?
4. Bagaimana perekonomian terbuka besar ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan arus modal dan barang internasional
2. Untuk mengetahui bagaimana tabungan dan investasi dalam perekonomian terbuka kecil
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kurs
4. Untuk mengetahui bagaimanaperekonomian terbuka besar
BAB II
PEMBAHASAN

A.  ARUS MODAL DAN BARANG INTERNASIONAL


Perbedaan makroekonomi yang penting antara perekonomian terbuka dan perekonomian
tertutup adalah bahwa, dalam perekonomian terbuka, pengeluaran suatu negara selama satu
tahun tertentu tidak perlu sama dengan yang mereka hasilkan dari memproduksi barang dan jasa.
1.    Peran Exspor Neto
Dalam perekonomian tertutup, seluruh output di jual di pasar domestic, dan pengeluaran di bagi
menjadi 3 komponen: konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah. Dalam perekonomian
terbuka, sebagian output di jual untuk domestic dan sebagian diekspor ke luar negri. Kita bisa
memilah pengeluaran atas output pada perekonomian terbuka Y menjadi empat komponen:
a.    Cd,konsumsi barang dan jasa domestic
b.    Id, investasi dalam barang dan jasa domestic
c.    Gd, pembelian pemerintah atas barang dan jasa
d.   EX, ekspor barang dan jasa domestic

Pembagian pengeluaran empat komponen tersebut di tunjukkan dalam persamaan berikut :

Y = Cd + Id + Gd +EX

Jumlah dari tiga komponen pertama, Cd + Id + Gd, adalah pengeluaran domestic atas barang dan
jasa domestic.Komponen keempat EX, adalah pengeluaran luar negri atas barang dan jasa
domestic.
Pengeluaran domestic atas seluruh barang dan jasa adalah jumlah pengeluaran domestic untuk
barang dan jasa domestic serta barang dan jasa mancanegara. Karena itu, konsumsi total C sama
dengan konsumsi barang dan jasa domestic Cd ditambah konsumsi barang dan jasa mancanegara
Cf, infestasi total I sama dengan investasi dalam barang dan jasa domestic Id di tambah investasi
dalam barang dan jasa mancanegara If; dan belanja pemerintah total G sama dengan belanja
pemerintah atas barang dan jasa domestic Gd ditambah belanja pemerintah atas barang dan jasa
mancanegara Gf. Jadi,

C = Cd + Cf
I = Id + If
G = Gd + Gf
Kita subtitusikan tiga persamaan tersebut ke dalam persamaan diatas, menjadi :

Y = (C – Cf) + (I – If) + (G – Gf) +EX

Kita bisa ubah persamaan tersebut menjadi :

Y = C + I + G +EX – (Cf + If + Gf)


Jumlah pengeluaran domestic atas barang dan jasa mancanegara ( Cf + If + Gf) adalah
pengeluaran impor (IM). Jadi, kita bisa menuliskan identitas perhitungan pendapatan nasional di
atas menjadi
Y = C + I + G + EX – IM

Karena pengeluaran untuk impor dimasukkan dalam pengeluaran domestic (C + I + G), dank
arena barang dan jasa yang di impor dari luar negri bukanlah bagian dari output suatu Negara,
maka persamaan ini harus di kurangi dengan pengeluaran untuk impor. Dengan mendefinisikan
ekspor neto (neto exports) sebagai ekspor di kurang impor (NX = EX – IM), identitas tersebut
menjadi
Y = C+ I + G + NX

Persamaan itu menyatakan bahwa pengeluaran atas output domestic adalah jumlah dari
konsumsi, investasi, belanja pemerintah,dan export neto. Ini adalah bentuk perhitungan
pendapatan nasional yang paling umum.
Persamaan perhitunganpendapatan nasional menunjukkan hubungan antara output domestic,
pengeluaran domestic, dan ekspor neto. Dengan demikian :

NX = Y- (C + I + G)

Export neto= output- pengeluaran domestic

Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam perekonomian terbuka, pengeluaran domestic tidak
perlu samadengan output barang dan jasa. Jika output melebihi pengeluaran domestic, kita
mengekspor perbedaan itu: ekspor neto adalah positif. Jika output lebih kecil dari pengeluaran
domestic, kita mengimpor perbedaan itu:export neto adalah negatif.

2.    Arus modal internasional dan neraca perdagangan


Dimulai dengan persamaan :

Y = C + I + G + NX

Kurangi C dan G dari kedua sisi untuk mendapatkan

Y – C- G = I + NX

Ingat bahwa Y –C – G adalah tabungan nasional S, jumlah tabungan perseorangan, Y – T – C,


dan tabungan masyarakat, T- G, dimana T adalah pajak.

Marilah kita kaji lebih dalam setiap komponen dari identitas ini. Bagian yang mudah adalah sisi
sebelah kanan,NX, yang merupakan ekspor neto dari barang dan jasa. Nama lain untuk export
neto adalah neraca perdagangan (trade balance),karena menunjukkan bagaimana perdagangan
barang dan jasa melenceng dari tolak ukur kesamaan ekspor dan impor. Sisi kiri dari identitas itu
dalah selisih antara tabungan domestik dan investasi domestik,S-I yang disebut arus modal
keluar neto .
Persamaan perhitungan pendapatan nasional menunjukkan bahwa arus modal keluar neto
selalu sama dengan neraca perdagangan,yaitu :

Arus modal keluar neto = neraca perdagangan


S – I = NX

Jika S-I dan NX adalah positif, kita memiliki surplus perdagangan (trade surplus).Kita adalah
Negara donor dipasar uang dunia, dan kita mengekspor lebih banyak barang serta jasa dari pada
mengimpornya. Jika S-I dan NX adalah negative, kita memiliki devisit perdagangan (trade
divisit), kita adalah pengutang dipasar uang dunia, dan kita lebih banyak mengimpor barang dan
jasa dari pada mengekspornya. Jika S-I dan NX adalah nol, kita katakana memiliki perdagangan
berimbang (balanced trade) karena nilai impor sama dengan nilai ekspor.
Identitas perhitungan pendapatan nasional menunjukkan bahwa arus dana internasional untuk
membiayai akumulasi modal serta arus barang dan jasa internasional adalah dua sisi mata uang
yang sama.

3.    Arus barang dan modal internasional


Keseimbangan antara export neto dan arus modal keluar neto merupakan identitas:hal itu harus
sesuai dengan cara variable tersebut didefinisikan dan angka-angkanya dijumlahkan. Tetapi
intuisi di balik hubungan yang penting tersebut mudah untuk terlewatkan.

Tabel 5.1
Ikhtisar arus barang dan modal internasional
Tabel ini menunjukkan tiga hal yang dapat dialami oleh perekonomian terbuka

Surplus perdagangan Perdagangan berimbang Deficit perdagangan


Ekspor > impor Ekspor =impor Ekspor < impor
Ekspor neto > 0 Ekspor neto =0 Ekspor neto < 0
Y>C+I+G Y=C+I+G Y<C+I+G
Tabungan > investasi Tbungan =investasi Tbungan < investasi
Arus modal keluar Arus modal kluar neto=0 Arus modal kluar
neto>0 neto<0

B. TABUNGAN DAN INVESTASI DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA KECIL

1.    Mobilitas modal dan tingkat bunga dunia


Kasus sederhana dari sebuah perekonomian terbuka kecil (small open economy) dengan
mobilitas modal sempurna.Yang kita maksud dengan “kecil” adalah perekonomian ini adalah
bagian kecil dari pasar dunia dan, dengan sendirinya, tidak memiliki dampak yang berarti
terhadap tingkat bunga dunia.Dengan” mobilitas modal sempurna” kita mengartikan bahwa
penduduk Negara itu memiliki akses penuh kepasar uang dunia.
Karena asumsi mobilitas modal sempurna tersebut, tingkat bunga dalam perekonomian terbuka
kecil kita, r, harus sama dengan tingkat bunga dunia (world interest rate), r*, yaitu tingkat bunga
riil yang berlaku di pasar uang dunia:
r = r*.

2.    Mengapa mengasumsikan perekonomian terbuka kecil?


Asumsi ini banyak menimbulkan beberapa pertanyaan.
T : apakah asumsi perekonomian terbuka kecil dapat dengan baik menggambarkan AS?
J : tidak, tentu saja tidak. Setidaknya secara lengkap. AS meminjam dan meminjamkan dana di
pasar uang dunia, dan pasar tersebut mempunyai pengaruh yang kuat terhadap tingkat bunga riil
AS, namun akan berlebihan jika mengatakan bahwa tingkat bunga riil AS hanya di tentukan oleh
pasar uang dunia.
T: jadi, mengapa mengasumsikan perekonomian terbuka kecil?
J: beberapa Negara, seperti Kanada dan Belanda, lebih baik bila dijelaskan dengan asumsi
perekonomian terbuka kecil. Namun, alasan utama membuat asumsi ini adalah untuk
mengembangkan pemahaman dan intuisi bagi makroekonomi dalam perekonomian terbuka..

3.    Model
Untuk mengembangkan model perekonomian terbuka kecil, kita ambil tiga asumsi dari bab
sebelumnya.
Output perekonomian Y di tentukan oleh faktor-faktor produksi dan fungsi produksi.
Y = Y = F(K,L).
Konsumsi C berhubungan secara positif dengan pendapatan disposebel Y – T. dinyatakan fungsi
konsumsi dengan:
C = C(Y-T).
Investasi I berhubungan secara negative dengan tingkat bunga riil r. kita nyatakan fungsi investasi
dengan
I = I(r)
Ini adalaah bagian penting dari model.Selanjutnya muncullah persamaan :

NX= (Y-C-G)-I
NX= S-I

Persamaan ini menunjukkan bahwa neraca perdagangan NX tergantung pada variable-variabel


tersebut yang menentukan tabungan S dan investasi I. karena tabungan bergantung pada
kebijakan fiscal (belanja pemerintah G yang lebih rendah atau pajak T yang lebih tinggi
meingkatkan tabungan nasional ) dan investasi bergantung pada tingkat bunga riil dunia r *
(tingkat bunga yang lebih tinggi membuat beberapa proyek investasi menjadi tidak
menguntngkan), maka neraca perdagangan juga bergantung pada variable-variabel tersebut.
Tabungan dan investasi dalam perekonomian terbuka keci.Dalam perekonomian tertutup, tingkat
bunga riil menyesuaikan diri untuk menyeimbangkan tabungan dan investasi.Dalam
perekonomian terbuka kecil, tingkat bunga ditentukan dalam pasar keuangan dunia.Selisih antara
tabungan dan investasi menentukan neraca perdagangan.Dalam gambar terjadi surplus
perdagangan, karena pada tingkat bunga dunia, tabungan melebihi investasi. Gambar 5.2
4.Bagaimana kebijakan mempengaruhi neraca perdagangan
Kebijakan fiscal dalam negeri Ekspansi fiscal didalam negeri pada perekonomian terbuka kecil
adalah kenaikan belanja pemerintah atau penurunan pajak mengurangi tabungan nasional dan
menggeser skedul tabungan ke kiri,dari S1 ke S2.akibatnya adalah devisit perdagangan.
Gambar 5.3

Kebijakan fiscal luar negeri Kenaikan tingkat bunga dunia akan menigkatkan biaya untuk
berutang dan, dengan demikian, mengurangi investasi dalam perekonomian terbuka kecil kita.
Karena tidak ada perubahan dalam tabungan domestic, maka tabungan S sekarang melebihi
investasi I,dan sebagian tabungan mulai mengalir ke luar negri. Karena NX = S-I, penurunan I
juga harus meningkatkan NX. Jadi, mengurangi tabungan luar negri dapat menyebabkan surplus
perdagangan didalam negeri.
Gambar 5-4

Ekspansi fiskal luar negri dalam perekonomian terbuka kecil


Ekspansi fiscal luar negri dalam perekonomian terbuka kecil adalah ekspansi fiscal dalam
perekonomian luar negri yang cukup mampu mempengaruhi tabungan dunia dan investasi dunia
meningkatkan tingkat bunga dunia dari r*1,menjadi r*2. Tingkat bunga dunia yang lebih tinngi
mengurangi investasi dalam perekonomian terbuka kecil ini, sehingga menyebabkan surplus
perdagangan.
Pergeseran dalam permintaan investasi Pergeseran kekanan dalam kurva investasi dari I(r)1ke
I(r)2 ,meningkatkan jumlah investasi pada tingkat bunga dunia r*, akibatnya investasi melebihi
tabungan,yang berarti perekonomian meminjam dari luar negeri dan mengalami deficit
perdagangan.
         Gambar 5.5
5.    Mengevaluasi kebijakan ekonomi
Model perekonomian terbuka kita menunjukkan bahwa arus barang dan jasa yang di ukur oleh
neraca perdagangan bisa di kaitkan dengan arus dana internasional untuk akumulasi modal. Arus
modal keluar neto adalah selisih antara tabungan domestic dan investasi domestic.Jadi, dampak
kebijakan ekonomi terhadaap neraca perdagangan selalu bisa ditemukan dengan menelaah
dampaknya terhadap tabungan domestic dan investasi domestic. Kebijakan yang meningkatkan
investasi atau mengurangi tabungan cenderung menyebabkan deficit perdagangan,dan kebijakan
yang menurunkan investasi atau menigkatkan tabungan cenderung menyebabkan surplus
perdagangan.

C.KURS

1.    Kurs nominal dan riil


Kurs nominal adalah harga relative dari mata uang dua nagara.Sebagai contoh, jika kurs antara
dolar AS dan yen jepang adalah 120 yen per dollar.Maka anda bisa menukar 1 dolar untuk 120
yen dipasar uang. Orang jepang yang ingin memiliki dolar akan membayar 120 yen untuk setiap
dolar yang dibelinya. Orang amerika yang ingin memiliki yen akan mendapatkan 120 yen untuk
setiap 1 dolaryang ia bayar.
Kurs riil adalah harga relative dari barang-barang diantara dua Negara. Kurs riil menyatakan
tingkat dimanaa kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu Negara untuk barang-
barang dari Negara lain. Kurs riil kadang-kadang disebut terms of trade.
Kurs riil diantara kedua Negara dihitung dari kedua kurs nominal dan tingkat harga dari kedua
Negara.Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negri relative lebih murah, dan barang-barang
domestic relative lebih mahal.Jika kurs riil rendah, barang-barang luar negri relative lebih murah,
dan barang-barang domestic relative lebih murah.

2.    Kurs riil dan neraca perdagangan


Kita menulis hubungan di antara kurs riil dan ekspor neto sebagai :

NX =NX(E)

Persamaan ini menyatakan bahwa ekspor neto adalah fungsi dari kurs riil.Gambar 5.7
menunjukkan hubungan negative negative antara neraca perdagangan dan kurs riil.
Gambar 5-7. Ekspor neto dan kurs riil,gambar di atas menunjukkan hubungan antara kurs riil dan
ekspor neto. Semakin rendah kurs, semakin murah harga barang domestic relative terhadap
barang-barang luar negri, dan semakin besar ekspor neto kita. Pada gambar sebagian dari sumbu
horizontal mencerminkan nilai relative dari NX: karena impor bisa melebihi ekspor, ekspor neto
bisa kurang dari nol.

faktor-faktor penentu kurs riil.


Kurs riil terkait dengan ekspor neto. Bila kurs neto lebih rendah, barang-barang domestic relative
lebih murah di banding barang-barang luar negeri,dan ekspor neto lebih besar.
Neraca perdagangan (ekspor neto) harus sama dengan tabungan dikurangi investasi. Tabungan di
pengaruhi oleh fungsi konsumsi dan kebijakan fiscal; sementara investasi dipengaruhi oleh
fungsi investasi dan tingkat bunga dunia.
Gambar 5.8 menunjukkan kedua kondisi ini. Garis yang menunjukkan hubungan antar ekspor
neto dan kurs riil memiliki kemiringan (slope) yang negative atau menurun karena semakin
rendah kurs riil membuat barang-barang domestic relative murah .garis yang menunjukkan
kelebihan tabungan atas investasi, S-I , terlihat vertical karena tabungan dan investasi tidak
tergantung pada kurs riil. Perpotongan kedua garis ini menentukan kurs ekuilibrum.Gambar 5.8
terlihat seperti kurva penawaran dan peermintaan biasa dalam kenyataannya, kurva ini
menujukkan penawaran dan permintaan untuk pertukaran mata uang asingg. Garis vertikal, I
menunjukkan arius modal keluar neto , atau penawaran dolar yang akan ditukarkan menjadi mata
ua g asing dan investasikan di luar negeri. Kemiringan negative NX, menunjukkan permintaan
neto atas dolar yang berasal dari luar negri yang akan dipakai untuk membeli barang-barang
domestic.Pada kurs riil ekuilibrum penawaran dolar yang tersedia untuk arus modal keluar neto
seimbang dengan permintaan dolar yang dipakai oleh orang asing untuk membeli ekspor neto
kita.Gambar 5-8

Bagaiman kurs riil ditetapkan ?


Kurs riil ditetapkan oleh perpotongan garis vertical yang menunjukkan tabungan dikurang
investasi, dengan skedul ekspor-neto yang memiliki kemiringan negative. Pada perpotongan ini,
jumlah dolar yang ditawarkan untuk arus modal keluar neto sama dengan jumlah dolar yang
diminta untuk ekspor barang dan jasa neto.

3.    Bagaimana kebijakan mempengaruhi kurs riil?


Kebijakan fiscal dalam negeri Dampak kebijakan fiskal ekspansioner dalam negeri terhadap
kurs riil.Kebijakan fiscal ekspansioner dalam negeri, seperti peningkatan belanja pemerintah atau
perpotongan pajak, mengurangi tabungan nasional.Akibatnya pengurangan tabungan
menurungkan jumlah dollar yang di tukarkan menjadi mata uang asing turun dari S1-I ke S2- I.
pergeseran ini meningkatkan kurs riil ekuilibrium dari €1, ke €2.
Gambar 5-9

Kebijakan fiscal luar negeri Perubahan kebijakan fiscal ini akan mengurangi tabungan dunia
akan mengurangi investasi domestic I, yang meningkatkan S-I dan NX, sehingga menyebabkan
surplus perdagangan.
Gambar 5-10

Dampak
kebijakan
fiscal
ekpansioner
luar negeri
terhadap
kurs riil,
kebijakan
fiscal luar
negeri
ekspasioner
menurunkan
tabungan
dunia dan 

meningkatkan bunga dunia dari r1* ke r2* kenaikan dalam tingkat bunga dunia mengurangi
investasi dalam negeri, yang sebaliknya meningkatkan penawaran dolar yang akan ditukarkan
menjadi mata uang asing. Akibatnya, kurs riil ekulibrum terun dari €1 dan €2
Pergeseran dalam permintaan investasi Pada tingkat bunga dunia tertentu, kenaikan permintaan
investasi mendorong investasi yang lebih tinggi lagi.Nilai I yang lebih tinggi lagi.Nilai I yang
lebih tinggi berarti nilai S-I dan NX lebih rendah.Yaitu, kenaikan permintaan investasi
menyebabkan deficit perdagangan.
Gambar 5.11

4.    Dampak kebijakan perdagangan


Kebijakan perdagangan, yang didefinisikan secara luas, adalah kebijakan yang dirancang untuk
mempengaruhi secara langsung jumlah barang dan jasa yang diekspor atau diimpor.Biasanya
kebijakan perdagangan terbentuk melindungi industry domestic dari pesaing-asing baik dengan
menerapkan pajak impor (tarif) atau membatasi jumlah barang dan jasa yang diimpor
(kuota).Sebagai contoh dari kebijakan perdagangan proteksionis, bayangkan apa yang terjadi jika
pemerintah melarang impor mobil asing. Pada berbagai tingkat kurs riil, impor menjadi lebih
rendah danekspor neto menjadi lebih tinggi. Jadi,skedul ekspor-neto bergeser ke kanan,
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar 5.12. untuk melihat dampak kebijakan tersebut kita
bandingkan tingkat ekuilibrum lama dan tingkat ekuilibrum baru. Pada tingat ekuilibrum baru ,
kurs riil lebih tinggi , dan ekspor neto tidak skedul. Selain pergeseran skedul ekspor-neto, tingkat
ekuilibrum ekspor neto tetap sama, karena kebijakan proteksionis tidak mengubah tabungan atau
investasi.

Gambar 5.12
5.    Faktor-faktor penentu kurs nominal
Hubungan antara kurs riil dan kurs nominal:
Kurs riil = kurs nominal x rasio tingkat harga
€ = e x (P/P*)
Kita bisa menulis kurs nominal sebagai
e = € x (P/P*).
Persamaan ini menunjukkan bahwa kurs nominal bergantung pada kurs riil dan tingkat harga di
kedua Negara. Berdasarkan nilai kurs riil,jika tingkat harga domestic P meningkat, maka kurs
nominal e akan turun: karna dollar berkurang nilainya, maka satu dollar akan membeli lebih
sedikit yen. Disisi lain , jika tingkat jepang P* meningkat,maaka kurs nominal akan meningkat:
karena yen berkurang nilainya, satu dolar akan membeli lebih banyak yen.
Perhatikan perubahan kurs sepanjang waktu. Persamaan kurs bila ditulis :

Perubahan % dalam e = perubahan % dalam € +perubahan % dalam P*- perubahan % dalam P

Perubahan persentase dalam € adalah perubahan kurs riil.Perubahan persentase dalam P adalah
tingkat inflasi domestic π, dan perubahan persentase dalam P* adalah tingkat inflasi Negara lain
π*. Jadi, perubahan persentase dalam kurs nominal adalah
Perubahan % dalam e = perubahan % dalam € + (π*-π)
Persamaaan ini menyatakan bahwa perubahan persentase dalam kurs nominal antara mata uang
kedua Negara sama dengan prsentase perubahan dalam kurs riil ditambah selisih tingkat
inflasinya.

6.   Kasus khusus dari paritas daya beli


Hipotesisi terkenal dalam ilmu ekonomi adalah hukum satu harga (law of one price), menyatakan
bahwa barang yang sama tidak dapat dijal dengan harga yang berbeda dilokasi yang berbeda
pada saat yang sama. Jika sekarung gandum dijual lebih murah di New york dibandingkan di
Chicago, maka akan menguntungkan membeli gandum di New York dan menjualnya di Chicago.
Kesempatan untuk meraup laba ini akan langsung dimamfaatkan oleh pedagang arbitrase , orang
yang “ membeli barang dengan harga murah” di satu pasar dan “menjual dengan harga tinggi”.
Hukum satu harga yang ditetapkan untuk pasar internasional disebut paritas daya beli. Hukum ini
menyatakan bahwa jika arbitrase internasional memungkinkan, maka satu dolar (atau mata uang
lain) harus memiliki daya beli yang sama disetiap Negara.
Paritas daya beli memiliki dua implikasi penting.Pertama, karena skedul ekspor –neto berbentuk
datar, maka perubahan tabungan dan investasi tidak mempengaruhi kurs riil atau kurs
nominal.Kedua, karena kurs riil tetap, maka seluruh perubahan dalam kurs nominal berasal dari
perubahan tingkat harga.
Gambar 5-14

Paritas daya beli, hokum satu harga yang diterapkan di pasar internasional menyatakan bahwa
ekspor neto sangat sensitive terhadap perubahan kecil pada kurs riil.Sensitivitas yang tinggi ini
dicerminkan dengan skedul ekspor neto yang sangat datar.

D. PEREKONOMIAN TERBUKA BESAR

1.    Arus modal keluar neto


Perbedaan penting antara perekonomian terbuka kecil dan besar adalah perilaku dan arus modal
keluar neto.Dalam perekonomian terbuka kecil, modal bergerak bebas kedalam atau keluar dari
perekonomian terbuka kecil, modal bergerak bebas kedalam atau keluar perekonomian pada
tingkat bunga dunia tetap r*.model perekonomian terbuka besar memiliki asumsi yang berbeda
mengenai arus dana internasional. Untuk memahami asumsi itu, ingatlah bahwa arus modal
keluar neto adalah jumlah pinjaman yang di berikan oleh investor domestic ke luar negeri
dikurangi pinjaman dari investor asing kedalam negri. Arus modal neto ke Negara lain, yang
dilambangkan CF, berhubungan negative dengan tingkat bunga riil domestic r. ketika tingkat
bunga naik, sebagian kecil dari tabungan kita mengalir ke luar negeri, dan lebih banyak dana
untuk akumulasi modal mengalir dari Negara-negara lain. Dan ditulis sebagai
CF= CF(r)
Persamaan ini menyatakan bahwa arus modal keluar neto adalah fungsi dari tingkat bunga
domestic.Gambar 5.15 menunjukkan hubungan ini.
Gambar 5.15

Bagaimana arus modal keluar neto bergantung pada tingkat bunga. Tingkat bunga domestic yang
lebih tinggi membuat investor domestic enggan memberi pinjaman keluar negri dan meendorong
investor asing member pinjaman ke dalam negri.karena itu, arus modal keluar neto,CF,
berhubungan negative dengan tingkat bunga.
Perekonomian tertutup adalah kasus khusus yang ditunjukkan dalam bagian (a) gambar
5.16.dalam perekonomian tertutup, tidak ada utang atau investasi internasional dan tingkat bunga
menyesuaikan diri untuk menyeimbangkan tabungan dan investasi domestic. Ini berarti bahwa
CF=0 pada tingkat bunga berapa pun. Situasi ini akan muncul jika investor domestic dan asing
tidak ingin memiliki asset asing., tanpa memperdulikan keuntungan yang bisa didapat. Hal
tersebut juga akan terjadi jika pemerintah melarang penduduknya melakukan tranksaksi di pasar
uang internasional, seperti yang dilakukan oleh beberapa Negara.
Perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna adalah kasus khusus yang
ditunjukkan dalam bagian (b) gambar 5.16.dalam kasus ini, arus modal dengan bebas masuk dan
keluar dari satu Negara pada tingkat bunga riil tetap r*.Dua kasus khusus. Dalam perekonomian
tertutup, yang di tujukkan pada bagian (a),arus modal keluar neto adalah nol pada tingkat bunga
berapun.dalam perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna, yang di
tunjukkan pada bagian (b), arus modal keluar neto elastic sempurna pada tingkat bunga dunia r*.
Gambar 5.16

2.    Model
Pasar untuk dana pinjaman Penggunaan tabungan perekonomian terbuka S di bagi dalam dua
cara: untuk mendanai investasi domestic I dan untuk mendanai arus modal keluar neto CF. kita
bisa menulis
S = I + CF

Tabungan nasional ditetapkan oleh tingkat output, kebijakan fiscal, dan fungsi konsumsi.
Investasi dan arus modal keluar neto bergantung pada tingat bunga riil domestic. Kita bisa
menulis
S = I(r) + CF(r).

Gambar 5.17
Pasar untuk dana pinjaman dalam perekonomian terbuka besar. Pada tingkat bunga equilibrum,
penawaran dana pinjaman dari tabungan S seimbang dengan permintaan terhadap dana pinjaman
dari investasi domestic / dan investasi modal keluar negri CF.
Pasar untuk valuta asing Identitas perhitungan pendapatan nasional menyatakan.
NX= S-I
Karena NX adalah fungsi dari kurs riil, dank arena CF=S-I, kita bisa menulis
NX(€) = CF
Gambar dibawah ini menunjukkan ekuilibrum di pasar valuta asing.Sekali lagi, kurs riil adalah
harga yang menyeimbangkan neraca peragangan dan arus modal keluar neto.
Pasar untuk perdagangan mata uang asing dalam perekonomian terbuka besar. Pada kurs
ekuilibrum , suplai dolar dari arus modal keluar neto,CF menyeimbangkan permintaan terhadap
dolar dari ekspor barang dan jasa neto kita, NX.

Gambar 5.18
3.    Kebijakan dalam perekonomian terbuka besar
Gambar 5.19

Equilibrum dalam perekonomian terbuka besar. Pada bagian (a) menunjukkan bahwa pasar untuk
dana pinjaman menentukan tingkat bunga equlibrum. Dan pada bagian (b) menunjukkan bahwa
tingkat bunga menentukan arus modal keluar neto,yang sebaliknya menentukan penawaran dolar
yang akan ditukar menjadi mata asing. Bagian (c) menunjukkan bahwa kurs riil menyesuaikan
diri untuk menyeimbangkan penawaran dollar ini dengan permintaannya yang berasal dari
ekspor neto

Kebijakan fiscal dalam negeri Penurunan tabungan nasional dalam perekonomian terbuka
besar. Bagian (a) menunjukkan bahwa penurunan tabungan nasional mengurangi penawaran
dana pinjaman. Tingkat bung equlibrum naik. Bagian (b) menunjukkan bahwa tingkat bunga
yang lebih tinggi mengurangi arus modal keluar neto.Bagian (c) menunjukkan bahwa
berkurangnya tingkat arus modal keluar neto berarti berkurangnya penawaran dollar pasar valuta
asing.Berkurangnya penawaran dollar menyebabkan kurs riil mengalami apresiasi dan ekspor
neto turun.
Gambar 5.20

Pergeseran dalam permintaan investasi Kenaikan permintaan investasi pada perekonomian


terbuka besar.Bagian (a) memperlihatkan bahwa kenaikan permintaan investasi meningkatkan
tingkat bunga. Bagian (b) memperlihatkan bahwa tingkat bunga yang lebih tinggi akan
menurunkan arus modal keluar neto. Bagian (c) memperlihatkan bahwa arus modal keluar neto
yang lebih rendah mendorong kurs riil terapresiasi dan ekspor neto turun.Digambarkan pada
gambar 5.21.

Gambar 5.21
Kebijakan perdagangan Seperti pada gambar 5.22 menunjukkan dampak dari hambatan
perdagangan,seperti kuota impor. Menurunnya permintaaan terhadap impor menggeser kurva
ekspor-neto ke kanan. Karena tidak ada yang berubah dipasar untuk dana pinjaman, maka tingkat
bunga tetap sama, yang pada gilirannya menunjukkan bahwa arus modal keluar neto tetap sama.

Gambar 5.22

Pergeseran dalam arus modal keluar neto Hambatan impor dalam perekonomian terbuka
besar.Hambatan impor menigkatkan permintaan terhadap ekspor neto, seperti di tunjukkan dalam
bagian (c).kurs riil berapreasi, sedangkan neraca perdagangan equilibrum tetap sama. Tidak ada
perubahan di pasar untuk dana pinjaman pada bagian (a) atau untuk arus modal keluar neto pada
bagian (b).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebijakan mempengaruhi tingkat bunga dalam perekonomian terbuka besar, tidak seperti
dalam perekonomian terbuka kecil. Namun kedua model tersebut menghasilkan kesimpulan yang
sama. Dalam perekonmian terbuka besar dan kecil, kebijakan yang meningkatkan tabungan dan
mengurangi investasi menyebabkan menyebabkan surplus perdagangan.Demikian pula,
kebijakan-kebijakan yang mengurangi tabungan dan meningkatkan investasi menyebabkan
defisist perdagangan.Dalam kedua perekonomian, kebijakan perdagangan proteksionis
menyebabkan kurs mengalami apresiasi dan tidak mempengaruhi neraca perdagangan. Karena
hasilnya sama, maka untuk sebagian besar pertanyaan orang bisa menggunakan model yang
sederhana dari perekonomian terbuka kecil, meskipun perekonomian yang sedang dikaji
sesungguhnya tidak kecil.

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritikan atau saran
yang membangun, agar kedepannya kami dapat membuat makalah yang jauh lebih baik dan
tentunya bermanfaat untuk para pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw N. Gregory. 2006. Makro Ekonomi, Terjemahan: Fitria Liza, Imam Nurmawan, Jakarta:
Penerbit Erlangga. 2006, 195.

Anda mungkin juga menyukai