PEREKONOMIAN TERBUKA
MATA KULIAH : TEORI EKONOMI MAKRO
OLEH :
KELOMPOK 4
FARIDA (7192441010)
FAKULTAS EKONOMI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat Rahmat-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam Mata Kuliah Teori Ekonomi Makro di Universitas Negeri
Medan.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi karena keterbatasan pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga ini
bermanfaat serta dapat menambah ilmu para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Ibu Dosen mata kuliah
Teori Ekonomi Makro yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar belakang…………......................................................................................
B. Rumusan masalah..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
C. Kurs……………….…………. ……………………........................................
A. Kesimpulan…………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meskipun kita tidak perna keluar negeri. Kita dapat partisipan aktif dalam perekonomian global,
ketika kita berbelanja ditoko grosir, misalnya, kita bisa membeli antara apel local dan apel
amerika. Ketika anda membuka dposito dibank local, bank tersebut mungkin meminjamkan dana
itu kepada tetangga sebelah atau ke sebuah perusahaan asingyang sedang membangun dinegara
kita. Karena perekonomian,kita berintegrasi dengan banyak hal lain diseluruh dunia., maka
konsumen memiliki lebih banyak pilihan akan barang dan jasa, dan para investor memiliki lebih
banyak peluang untuk menginvestasikan kekayaan mereka.
Pada kenyataannya, sebagian besar perekonomian dunia adalah perekonomian terbuka: yaitu
mengekspor barang dan jasa ke luar negeri, mengimpor barang dan jasa keluar negeri,serta
meminjam dan membeeri pinjaman pada pasar modal dunia. Dalam makalah ini menjelaskan
tentang makroekonomi perekonomian-terbuka.Perbedaan antara makroekonomi yang penting
antara perekonomian terbuka dan perekonomian tertutup.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan arus modal dan barang internasional ?
2. Bagaimana tabungan dan investasi dalam perekonomian terbuka kecil ?
3. Apa yang dimaksud dengan kurs ?
4. Bagaimana perekonomian terbuka besar ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan arus modal dan barang internasional
2. Untuk mengetahui bagaimana tabungan dan investasi dalam perekonomian terbuka kecil
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kurs
4. Untuk mengetahui bagaimanaperekonomian terbuka besar
BAB II
PEMBAHASAN
Y = Cd + Id + Gd +EX
Jumlah dari tiga komponen pertama, Cd + Id + Gd, adalah pengeluaran domestic atas barang dan
jasa domestic.Komponen keempat EX, adalah pengeluaran luar negri atas barang dan jasa
domestic.
Pengeluaran domestic atas seluruh barang dan jasa adalah jumlah pengeluaran domestic untuk
barang dan jasa domestic serta barang dan jasa mancanegara. Karena itu, konsumsi total C sama
dengan konsumsi barang dan jasa domestic Cd ditambah konsumsi barang dan jasa mancanegara
Cf, infestasi total I sama dengan investasi dalam barang dan jasa domestic Id di tambah investasi
dalam barang dan jasa mancanegara If; dan belanja pemerintah total G sama dengan belanja
pemerintah atas barang dan jasa domestic Gd ditambah belanja pemerintah atas barang dan jasa
mancanegara Gf. Jadi,
C = Cd + Cf
I = Id + If
G = Gd + Gf
Kita subtitusikan tiga persamaan tersebut ke dalam persamaan diatas, menjadi :
Karena pengeluaran untuk impor dimasukkan dalam pengeluaran domestic (C + I + G), dank
arena barang dan jasa yang di impor dari luar negri bukanlah bagian dari output suatu Negara,
maka persamaan ini harus di kurangi dengan pengeluaran untuk impor. Dengan mendefinisikan
ekspor neto (neto exports) sebagai ekspor di kurang impor (NX = EX – IM), identitas tersebut
menjadi
Y = C+ I + G + NX
Persamaan itu menyatakan bahwa pengeluaran atas output domestic adalah jumlah dari
konsumsi, investasi, belanja pemerintah,dan export neto. Ini adalah bentuk perhitungan
pendapatan nasional yang paling umum.
Persamaan perhitunganpendapatan nasional menunjukkan hubungan antara output domestic,
pengeluaran domestic, dan ekspor neto. Dengan demikian :
NX = Y- (C + I + G)
Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam perekonomian terbuka, pengeluaran domestic tidak
perlu samadengan output barang dan jasa. Jika output melebihi pengeluaran domestic, kita
mengekspor perbedaan itu: ekspor neto adalah positif. Jika output lebih kecil dari pengeluaran
domestic, kita mengimpor perbedaan itu:export neto adalah negatif.
Y = C + I + G + NX
Y – C- G = I + NX
Marilah kita kaji lebih dalam setiap komponen dari identitas ini. Bagian yang mudah adalah sisi
sebelah kanan,NX, yang merupakan ekspor neto dari barang dan jasa. Nama lain untuk export
neto adalah neraca perdagangan (trade balance),karena menunjukkan bagaimana perdagangan
barang dan jasa melenceng dari tolak ukur kesamaan ekspor dan impor. Sisi kiri dari identitas itu
dalah selisih antara tabungan domestik dan investasi domestik,S-I yang disebut arus modal
keluar neto .
Persamaan perhitungan pendapatan nasional menunjukkan bahwa arus modal keluar neto
selalu sama dengan neraca perdagangan,yaitu :
Jika S-I dan NX adalah positif, kita memiliki surplus perdagangan (trade surplus).Kita adalah
Negara donor dipasar uang dunia, dan kita mengekspor lebih banyak barang serta jasa dari pada
mengimpornya. Jika S-I dan NX adalah negative, kita memiliki devisit perdagangan (trade
divisit), kita adalah pengutang dipasar uang dunia, dan kita lebih banyak mengimpor barang dan
jasa dari pada mengekspornya. Jika S-I dan NX adalah nol, kita katakana memiliki perdagangan
berimbang (balanced trade) karena nilai impor sama dengan nilai ekspor.
Identitas perhitungan pendapatan nasional menunjukkan bahwa arus dana internasional untuk
membiayai akumulasi modal serta arus barang dan jasa internasional adalah dua sisi mata uang
yang sama.
Tabel 5.1
Ikhtisar arus barang dan modal internasional
Tabel ini menunjukkan tiga hal yang dapat dialami oleh perekonomian terbuka
3. Model
Untuk mengembangkan model perekonomian terbuka kecil, kita ambil tiga asumsi dari bab
sebelumnya.
Output perekonomian Y di tentukan oleh faktor-faktor produksi dan fungsi produksi.
Y = Y = F(K,L).
Konsumsi C berhubungan secara positif dengan pendapatan disposebel Y – T. dinyatakan fungsi
konsumsi dengan:
C = C(Y-T).
Investasi I berhubungan secara negative dengan tingkat bunga riil r. kita nyatakan fungsi investasi
dengan
I = I(r)
Ini adalaah bagian penting dari model.Selanjutnya muncullah persamaan :
NX= (Y-C-G)-I
NX= S-I
Kebijakan fiscal luar negeri Kenaikan tingkat bunga dunia akan menigkatkan biaya untuk
berutang dan, dengan demikian, mengurangi investasi dalam perekonomian terbuka kecil kita.
Karena tidak ada perubahan dalam tabungan domestic, maka tabungan S sekarang melebihi
investasi I,dan sebagian tabungan mulai mengalir ke luar negri. Karena NX = S-I, penurunan I
juga harus meningkatkan NX. Jadi, mengurangi tabungan luar negri dapat menyebabkan surplus
perdagangan didalam negeri.
Gambar 5-4
C.KURS
NX =NX(E)
Persamaan ini menyatakan bahwa ekspor neto adalah fungsi dari kurs riil.Gambar 5.7
menunjukkan hubungan negative negative antara neraca perdagangan dan kurs riil.
Gambar 5-7. Ekspor neto dan kurs riil,gambar di atas menunjukkan hubungan antara kurs riil dan
ekspor neto. Semakin rendah kurs, semakin murah harga barang domestic relative terhadap
barang-barang luar negri, dan semakin besar ekspor neto kita. Pada gambar sebagian dari sumbu
horizontal mencerminkan nilai relative dari NX: karena impor bisa melebihi ekspor, ekspor neto
bisa kurang dari nol.
Kebijakan fiscal luar negeri Perubahan kebijakan fiscal ini akan mengurangi tabungan dunia
akan mengurangi investasi domestic I, yang meningkatkan S-I dan NX, sehingga menyebabkan
surplus perdagangan.
Gambar 5-10
Dampak
kebijakan
fiscal
ekpansioner
luar negeri
terhadap
kurs riil,
kebijakan
fiscal luar
negeri
ekspasioner
menurunkan
tabungan
dunia dan
meningkatkan bunga dunia dari r1* ke r2* kenaikan dalam tingkat bunga dunia mengurangi
investasi dalam negeri, yang sebaliknya meningkatkan penawaran dolar yang akan ditukarkan
menjadi mata uang asing. Akibatnya, kurs riil ekulibrum terun dari €1 dan €2
Pergeseran dalam permintaan investasi Pada tingkat bunga dunia tertentu, kenaikan permintaan
investasi mendorong investasi yang lebih tinggi lagi.Nilai I yang lebih tinggi lagi.Nilai I yang
lebih tinggi berarti nilai S-I dan NX lebih rendah.Yaitu, kenaikan permintaan investasi
menyebabkan deficit perdagangan.
Gambar 5.11
Gambar 5.12
5. Faktor-faktor penentu kurs nominal
Hubungan antara kurs riil dan kurs nominal:
Kurs riil = kurs nominal x rasio tingkat harga
€ = e x (P/P*)
Kita bisa menulis kurs nominal sebagai
e = € x (P/P*).
Persamaan ini menunjukkan bahwa kurs nominal bergantung pada kurs riil dan tingkat harga di
kedua Negara. Berdasarkan nilai kurs riil,jika tingkat harga domestic P meningkat, maka kurs
nominal e akan turun: karna dollar berkurang nilainya, maka satu dollar akan membeli lebih
sedikit yen. Disisi lain , jika tingkat jepang P* meningkat,maaka kurs nominal akan meningkat:
karena yen berkurang nilainya, satu dolar akan membeli lebih banyak yen.
Perhatikan perubahan kurs sepanjang waktu. Persamaan kurs bila ditulis :
Perubahan persentase dalam € adalah perubahan kurs riil.Perubahan persentase dalam P adalah
tingkat inflasi domestic π, dan perubahan persentase dalam P* adalah tingkat inflasi Negara lain
π*. Jadi, perubahan persentase dalam kurs nominal adalah
Perubahan % dalam e = perubahan % dalam € + (π*-π)
Persamaaan ini menyatakan bahwa perubahan persentase dalam kurs nominal antara mata uang
kedua Negara sama dengan prsentase perubahan dalam kurs riil ditambah selisih tingkat
inflasinya.
Paritas daya beli, hokum satu harga yang diterapkan di pasar internasional menyatakan bahwa
ekspor neto sangat sensitive terhadap perubahan kecil pada kurs riil.Sensitivitas yang tinggi ini
dicerminkan dengan skedul ekspor neto yang sangat datar.
Bagaimana arus modal keluar neto bergantung pada tingkat bunga. Tingkat bunga domestic yang
lebih tinggi membuat investor domestic enggan memberi pinjaman keluar negri dan meendorong
investor asing member pinjaman ke dalam negri.karena itu, arus modal keluar neto,CF,
berhubungan negative dengan tingkat bunga.
Perekonomian tertutup adalah kasus khusus yang ditunjukkan dalam bagian (a) gambar
5.16.dalam perekonomian tertutup, tidak ada utang atau investasi internasional dan tingkat bunga
menyesuaikan diri untuk menyeimbangkan tabungan dan investasi domestic. Ini berarti bahwa
CF=0 pada tingkat bunga berapa pun. Situasi ini akan muncul jika investor domestic dan asing
tidak ingin memiliki asset asing., tanpa memperdulikan keuntungan yang bisa didapat. Hal
tersebut juga akan terjadi jika pemerintah melarang penduduknya melakukan tranksaksi di pasar
uang internasional, seperti yang dilakukan oleh beberapa Negara.
Perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna adalah kasus khusus yang
ditunjukkan dalam bagian (b) gambar 5.16.dalam kasus ini, arus modal dengan bebas masuk dan
keluar dari satu Negara pada tingkat bunga riil tetap r*.Dua kasus khusus. Dalam perekonomian
tertutup, yang di tujukkan pada bagian (a),arus modal keluar neto adalah nol pada tingkat bunga
berapun.dalam perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna, yang di
tunjukkan pada bagian (b), arus modal keluar neto elastic sempurna pada tingkat bunga dunia r*.
Gambar 5.16
2. Model
Pasar untuk dana pinjaman Penggunaan tabungan perekonomian terbuka S di bagi dalam dua
cara: untuk mendanai investasi domestic I dan untuk mendanai arus modal keluar neto CF. kita
bisa menulis
S = I + CF
Tabungan nasional ditetapkan oleh tingkat output, kebijakan fiscal, dan fungsi konsumsi.
Investasi dan arus modal keluar neto bergantung pada tingat bunga riil domestic. Kita bisa
menulis
S = I(r) + CF(r).
Gambar 5.17
Pasar untuk dana pinjaman dalam perekonomian terbuka besar. Pada tingkat bunga equilibrum,
penawaran dana pinjaman dari tabungan S seimbang dengan permintaan terhadap dana pinjaman
dari investasi domestic / dan investasi modal keluar negri CF.
Pasar untuk valuta asing Identitas perhitungan pendapatan nasional menyatakan.
NX= S-I
Karena NX adalah fungsi dari kurs riil, dank arena CF=S-I, kita bisa menulis
NX(€) = CF
Gambar dibawah ini menunjukkan ekuilibrum di pasar valuta asing.Sekali lagi, kurs riil adalah
harga yang menyeimbangkan neraca peragangan dan arus modal keluar neto.
Pasar untuk perdagangan mata uang asing dalam perekonomian terbuka besar. Pada kurs
ekuilibrum , suplai dolar dari arus modal keluar neto,CF menyeimbangkan permintaan terhadap
dolar dari ekspor barang dan jasa neto kita, NX.
Gambar 5.18
3. Kebijakan dalam perekonomian terbuka besar
Gambar 5.19
Equilibrum dalam perekonomian terbuka besar. Pada bagian (a) menunjukkan bahwa pasar untuk
dana pinjaman menentukan tingkat bunga equlibrum. Dan pada bagian (b) menunjukkan bahwa
tingkat bunga menentukan arus modal keluar neto,yang sebaliknya menentukan penawaran dolar
yang akan ditukar menjadi mata asing. Bagian (c) menunjukkan bahwa kurs riil menyesuaikan
diri untuk menyeimbangkan penawaran dollar ini dengan permintaannya yang berasal dari
ekspor neto
Kebijakan fiscal dalam negeri Penurunan tabungan nasional dalam perekonomian terbuka
besar. Bagian (a) menunjukkan bahwa penurunan tabungan nasional mengurangi penawaran
dana pinjaman. Tingkat bung equlibrum naik. Bagian (b) menunjukkan bahwa tingkat bunga
yang lebih tinggi mengurangi arus modal keluar neto.Bagian (c) menunjukkan bahwa
berkurangnya tingkat arus modal keluar neto berarti berkurangnya penawaran dollar pasar valuta
asing.Berkurangnya penawaran dollar menyebabkan kurs riil mengalami apresiasi dan ekspor
neto turun.
Gambar 5.20
Gambar 5.21
Kebijakan perdagangan Seperti pada gambar 5.22 menunjukkan dampak dari hambatan
perdagangan,seperti kuota impor. Menurunnya permintaaan terhadap impor menggeser kurva
ekspor-neto ke kanan. Karena tidak ada yang berubah dipasar untuk dana pinjaman, maka tingkat
bunga tetap sama, yang pada gilirannya menunjukkan bahwa arus modal keluar neto tetap sama.
Gambar 5.22
Pergeseran dalam arus modal keluar neto Hambatan impor dalam perekonomian terbuka
besar.Hambatan impor menigkatkan permintaan terhadap ekspor neto, seperti di tunjukkan dalam
bagian (c).kurs riil berapreasi, sedangkan neraca perdagangan equilibrum tetap sama. Tidak ada
perubahan di pasar untuk dana pinjaman pada bagian (a) atau untuk arus modal keluar neto pada
bagian (b).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebijakan mempengaruhi tingkat bunga dalam perekonomian terbuka besar, tidak seperti
dalam perekonomian terbuka kecil. Namun kedua model tersebut menghasilkan kesimpulan yang
sama. Dalam perekonmian terbuka besar dan kecil, kebijakan yang meningkatkan tabungan dan
mengurangi investasi menyebabkan menyebabkan surplus perdagangan.Demikian pula,
kebijakan-kebijakan yang mengurangi tabungan dan meningkatkan investasi menyebabkan
defisist perdagangan.Dalam kedua perekonomian, kebijakan perdagangan proteksionis
menyebabkan kurs mengalami apresiasi dan tidak mempengaruhi neraca perdagangan. Karena
hasilnya sama, maka untuk sebagian besar pertanyaan orang bisa menggunakan model yang
sederhana dari perekonomian terbuka kecil, meskipun perekonomian yang sedang dikaji
sesungguhnya tidak kecil.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritikan atau saran
yang membangun, agar kedepannya kami dapat membuat makalah yang jauh lebih baik dan
tentunya bermanfaat untuk para pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw N. Gregory. 2006. Makro Ekonomi, Terjemahan: Fitria Liza, Imam Nurmawan, Jakarta:
Penerbit Erlangga. 2006, 195.