Anda di halaman 1dari 32

Keseimbangan Perekonomian Terbuka

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis mengenai penentuan kegiatan ekonomi Negara, belum tentu sesuai dengan realiti
yang sebenarnya oleh karena kegiatan ekonomi yang digambarkan belum sepenuhnya sesuai
dengan keadaan dalam perekonomian. Dua kegiatan pengeluaran yang penting dalam setiap
ekonomi, yaitu ekspor dan impor. Oleh karena itu analisis mengenai keseimbangan pendapatan
nasional perlu disempurnakan dengan memperhatikan pula efek kegiatan perdagangan luar
negeri, yaitu ekspor dan impor terhadap pengeluaran agregat, pendapatan nasional dan tingkat
kegiatan suatu perekonomian. Apabila kegiatan ekspor dan impor diperhitungkan dalam
penentuan keseimbangan pendapatan nasional, maka analisis mengenai kegiatan ekonomi dalam
suatu Negara telah sepenuhnya menggambarkan keadaan yang sebenarnya wujud dalam realitas.
Ketika perekonomian disebut, “terbuka,” berarti pengeluaran negara di tiap tahun tertentu
tidak sama dengan output barang dan jasanya. Suatu negara bisa melakukan pengeluaran lebih
banyak ketimbang produksinya dengan meminjam dari luar negeri, atau bisa melakukan
pengeluaran lebih kecil dari produksinya dan memberi pinjaman pada negara lain.
Pada perekonomian terbuka, di dalam perekonomian terdapat empat sektor pelaku yaitu,
sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah, dan sektor luar negeri. Untuk
menentukan besarnya pendapatan nasional pada perekonomian terbuka sama dengan
perkonomian tiga sektor, yaitu dengan menjumlahkan pengeluaran dari sektor-sektor ekonomi.
Pengeluaran sektor luar negeri ini berupa ekspor (X) dan impor (M) dan selisih antara nilai
ekspor dengan nilai impor (X-M) disebut dengan ekspor netto. Besar kecilnya permintaan barang
dan jasa yang dihasilkan suatu negara oleh negara lain sangat tergantung pada tingkat
pendapatan mereka. Oleh karena itu, dalam ekonomi makro permintaan ekspor dianggap tetap.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Perekonomian Terbuka?
2. Bagaiamana Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka?
3. Apa Saja Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka?
4. Bagaimana Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka?
5. Apa Saja Perubahan-Perubahan Keseimbangan?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar Mengetahui Pengertian Perekonomian Terbuka.
2. Agar Mengetahui Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka.
3. Agar Mengetahui Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka.
4. Agar Mengetahui Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka.
5. Agar Mengetahui Perubahan-Perubahan Keseimbangan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perekonomian Terbuka


Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan
internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain. Ketika
perekonomian disebut, “terbuka,” berarti pengeluaran negara di tiap tahun tertentu tidak sama
dengan output barang dan jasanya. Suatu negara bisa melakukan pengeluaran lebih banyak
ketimbang produksinya dengan meminjam dari luar negeri, atau bisa melakukan pengeluaran
lebih kecil dari produksinya dan memberi pinjaman pada negara lain. Mari kita lihat perhitungan
pendapatan nasional untuk menjelaskannya.
Rumus Umum Dalam Penentuan Pendapatan Nasional pada perekonomian terbuka Y =
C + I + G + NX Kurangi C dan G dari kedua sisi untuk mendapatkan Y – C – G = I + NX. Ingat
bahwa Y – C – G adalah tabungan nasional S, jumlah tabungan perseorangan, Y – T – C, dan
tabungan masyarakat , T – G, di mana T adalah pajak. S = I + NX Dengan mengurangi I dari
kedua sisi persamaan tersebut, kita bisa menulis identitas perhitungan pendapatan nasional
sebagai S – I = NX
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi Rumah Tangga
I = Investasi sektor usaha dan Rumah tangga
G = Pengeluaran Pemerintah
NX = Ekspor netto atau permintaan luar negeri netto
(EX – IM) / Neraca Perdagangan
ü Y –C – G = S ( Tabungan Nasional )
Setelah beberapa manipulasi, identitas pos pendapatan nasional dapat ditulis ulang
sebagai : NX = Y - (C + I + G)
Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam perekonomian terbuka, pengeluaran domestik tidak
perlu sama dengan output barang dan jasa. Jika output melebihi pengeluaran domestik, kita
mengekspor selisihnya : ekspor neto adalah positif. Jika output kurang dari pengeluaran
domestik, kita mengimpor selisihnya : ekspor neto adalah negatif.
1. Neraca Perdagangan Bilateral
Neraca perdagangan bilateral antara dua negara berarti bahwa nilai apa yang satu negara
jual ke negara lain sama dengan nilai apa yang dibeli dari negara itu. Contohnya, ada neraca
perdagangan bilateral antara Amerika Serikat (AS) dan Cina jika AS membeli sepasang sepatu
dari Cina seharga $300, tapi juga menjual jeans ke Cina seharga $300. Suatu negara bisa punya
defisit dan surplus perdagangan besar dengan berbagai negara tapi punya perdagangan
berimbang keseluruhan.Contoh, ada perdagangan berimbang keseluruhan jika AS jual jeans
$300 ke Jepang, Jepang jual jok mobil $300 ke Cina, dan Cina jual sepatu $300 ke AS. Pada
kasus ini, tiap negara yang membeli sesuatu tanpa menjual sesuatu ke negara yang sama punya
defisit perdagangan bilateral. Tapi, tiap negara punya perdagangan berimbang keseluruhan,
mengekspor dan mengimpor barang seharga $300.
2. Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian terbuka Kecil
Telah diurai bahwa neraca perdagangan sama dengan arus modal ke luar neto, yang
lalu sama dengan tabungan dikurangi investasi. Model kita berfokus pada tabungan dan
investasi. Kita gunakan bagian model dari Bab 3, tapi tak mengasumsikan tingkat bunga riil
menyeimbangkan tabungan dan investasi. Sebaliknya, kita biarkan perekonomian mengalami
defisit perdagangan dan meminjam dari negara lain, atau mengalami surplus perdagangan dan
memberi pinjaman pada negara lain. Misal perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal
sempurna di mana tingkat bunga di dalamnya sama dengan tingkat bunga dunia r*, dinotasikan r
= r*.
Dalam perekonomian tertutup, yang menentukan tingkat bunga adalah keseimbangan
tabungan domestik dan investasi—dan dunia, seperti perekonomian tertutup karenanya,
keseimbangan tabungan dunia dan investasi dunia menentukan tingkat bunga dunia.
Persamaan :
Y = Y = F(K, L)
= Output perekonomian Y ditentukan oleh faktor-faktor produksi dan fungsi produksi
C = C (Y-T) = Konsumsi berhubungan secara positif dengan pendapatan disposabel (Y - T).
I = I(r) = Investasi berhubungan secara negatif dengan tingkat bunga riil r.
NX = (Y-C-G) - I = Pendapatan Nasional / Neraca Perdagangan
atau NX = S – I diekspresikan dalam tabungan dan investasi
Mensubstitusi tiga asumsi dan asumsi bahwa tingkat bunga sama denga tingkat
bunga dunia, r*. NX = (Y-C(Y-T) - G) - I (r*) = NX = S - I (r*) Persamaan ini
menunjukkan bahwa neraca perdagangan ditentukan oleh selisih antara tabungan dan investasi
pada tingkat bunga dunia.
Di perekonomian tertutup, r menyeimbangkan tabungan dan investasi. Di
perekonomian terbuka kecil, tingkat bunga ditentukan pasar keuangan dunia. Selisih antara
tabungan dan investasi menentukan neraca perdagangan. Di kasus ini, karena r* diatas rtertutup
dan tabungan melebihi investasi,ada surplus perdagangan. Jadi, pada perdagangan berimbang,
kenaikan tingkat bunga dunia karena ekspansi fiskal luar negeri menyebabkan surplus
perdagangan. Jika tingkat bunga dunia berkurang ke r* ', I akan melebihi S dan akan ada defisit
perdagangan.
3. Eskpansi fiskal dalam Negeri pada Perekonomian Terbuka Kecil
Kebijakan fiskal dalam negeri pertama-tama, perhatikanlah apa yang terjadi pada
perekonomian terbuka kecil jika pemerintah menambah pengeluaran domestik dengan
meningkatkan belanja pemerintah. Kenaikan dalam G mengurangi tabungan Nasional, Karena S
= Y – C – G . dengan tingkat bunga Rill dunia yang tidak berubah, investasi hatus dibiayai
dengan meminjam dari luar negeri. Karena NX = S – I , maka penurunan S akan menurunkan
NX, perekonomian sekarang mengalami defisit perdagangan.
Logika yang sama juga berlaku untuk penurunan Pajak.pemotongan pajak akan
mengurangi T meningkatkan perdangan Disposibel Y – T , mendorong konsumsi dan
mengurangi tabungan Nasional. (meskipun sebagian besar dari pemotongan pajak berubah
menjadi tabungan swasta, namun jumlah tabungan publik menurun sebesar jumlah pemotongan
pajak : secara total, tabungan menurun.) karena NX = S – I, maka pengurangan tabungan
Nasional akan mengurangi NX.
4. Eskpansi Fiskal Luar Negeri Pada Perekonomian Terbuka Kecil
Kebijakan fiskal luar negeri perhatikanlah apa yang terjadi pada perekonomian
terbuka kecil ketika negara lain meningkatkan belanja pemerintahannya. Jika negara lain ini
adalah bagian kecil dari perekonomian dunia maka perubahan fiskal tidak terlalu berpengaruh
pada Negara-Negara lainnya. Namun jika negara lain ini merupakan bagian besar dari
perekonomian Dunia, kenaikan belanja pemerintahannya akan mengurangi tabungan dunia.
Penurunan tabungan dunia akan menyebabkan tingkat bunga dunia naik, seperti yang kita lihat di
model perekonomian tertutup.
Kenaikan tngakat bunga dunia akan meningkatka biaya untuk berutang dan, dengan
demikian, mengurangi investasi dalam perekonmian terbuka kecil. Karena tidak ada perubahan
dalam tabungan domestik, maka tabungan S sekarang melebihi investasi I, penurunan I juga
harus meningkatkan NX. Jadi, mengurangi tabungan luar negeri dapat menyebabkan surplus
perdagangan dalam negeri.
5. Pergeseran Kurva Investasi Pada Perekonomian Terbuka Kecil
Pergeseran ke kanan pada kurva investasi dari I(r)1 ke I(r)2 meningkatkan jumlah
investasi pada tingkat bunga dunia r*. Akibatnya, investasi melebihi tabungan I > S, yang
berarti perekonomian meminjam dari luar negeri dan mengalami defisit perdagangan.
B. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan Negara-negara lain di dunia ini, karena
kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang pentingnya dalam kegiatan setiap
perekonomian. Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan
pengeluaran dapat dijelaskan sebagai berikut : apabila aliran aliran pendapatan dan pengeluaran
diperhatikan maka akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah
berbeda dengan perekonomian tiga sector sebagai akibar dari wujudnya kegiatan ekspor dan
impor.
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang
buatan dalam negeri ke luar Negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran
pengeluaran yang masuk ke sector perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan
meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan
ini akan menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional.
Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukkan barang dari luar negeri ke
dalam negeri atau ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ininakan menimbulkan aliran
keluar dari aliran pengeluaran dari sector rumah tangga ke sector perusahaan. Aliran keluar ini
yang akan menyebabkan menurunya pendapatan nasional.
Sebagaimana dari penjelasan sebelumnya, bahwa ekspor dan impor mempengaruhi
kegiatan dalam suatu perekonomian dan sirkulasi pendapatan yang berlaku. Penggunaan faktor-
faktor produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sector rumah
tangga. Aliran pendapatan ini meliputi gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka pengeluaran agregat meliputi lima jenis
pengeluaran, yaitu :
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga k eats barang barang yang dihasilkan didalam negeri. (Cdn)
2. Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sector perusahaan menghasilkan barang dan
jasa.
3. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri. (G)
4. Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan didalam
negeri. (X)
5. Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M)
Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam perekonomian terbuka
adalah pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi, pengeluaran
pemerintah, pengeluaran ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor). Pengeluaran agregat ini
tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus :
AE = Cdn + I + G + X + M

C. Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka


Syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka :
1. Efek perubahan ekspor dan impor terhadap keseimbangan pendapatan.
2. Suatu contoh angka untuk menunjukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka dan
perubahan keseimbangan tersebut.
Keseimbangan pendaparan nasional akan dicapai apa keadaan dimana :
1. Penawaran agregat sama dengan pengerluaran agregat.
Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual-belikan di dalam negeri
terdiri dari dua golongan barang, yaitu :
a. Yang di produksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y)
b. Yang di impor dari luar negeri.
Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri dari
pendapatan nasional (Y) dan impor (M), dalam rumus :
AS = Y + M
Sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka telah menunjukkan bahwa
pengeluaran agregat (AE( meliputi lima komponen berikut : pengeluaran rumah tangga ke atas
barang produksi dalam negeri (Cdn), investasi swasta (I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor
(X), dan pengeluaran k eats impor (M), dalam rumus :
AE = Cdn + I + G + X + M
Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri (C) dan
pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan
berikut :
C = Cdn + M atau AE = C + I + G + X
Dalam setiap perekonomian keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila
penawaran agregat (AE). Dengan demikian, dlam perekonomian terbuka keseimbangan
pendapatan nasional akan tercapai apabila :
Y + M = C + I + G + X atau Y = C + I + G + ( X – M )
2. Suntikan dan bocoran dalam perekonomian terbuka
Dalam pendekatan suntikan bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam
perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut :
I+G+X=S+T+M
Untuk menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka
diperlukan pencapaian dalam kesamaan, yaitu pendapata nasional (Y) yang telah dikurangi oleh
pajak pendapatan perusahaan serta pendapatan nasional yang mengalir ke sector rumah tangga
dikurangi pula oleh pajak pendapatan individu. Sisa yang diperoleh merupakan pendapatan
disposebel (Yd). maka dengan rumus :
Yd = Y – Pajak perusahaan – Pajak Individu Atau Yd = Y – T

D. Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka


Ada pernyataan mengenai keseimbangan pendapat nasional dalam perekonomian
terbuka, yaitu apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri dari tiga sector, keseimbangan
pendapat nasional akan dicapai pada keadaan Y = C + I + G. Dan apabila perekonomian ini
berubah menjadi ekonomi terbuka, akan timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan
impor. Ekspor akan menambah pengeluaran agregat manakala impor akan mengurangi
pengeluaran agregat.
Dengan demikian, apabila perekonomian berubah dari ekonomi tertutup ke ekonomi
terbuka, pengeluaran agregat akan bertambah semakin banyak Ekspor Neto, yaitu sebanyak ( X –
M ). Nilai Ekspor Neto ini perlu ditambahkan kepada fungsi pengeluaran agregat untuk
perekonomian tertutup ( AE = C + I + G ). Dan akan diperoleh fungsi pengeluaran agregat untuk
ekomoni empat sector, yaitu AE = C + I + G + ( X – M ).
Akibat dari perubahan keseimbangan pendapatan nasional ini menyebabkan pendapatan
nasional meningkat (pendapatan nasional dalam perekonomian tertutup) menjadi pendapatan
nasional untuk perekonomian terbuka. Dan bahwa fungsi AE = C + I + G + ( X – M ) tidak
sejajar dengan AE = C + I + G dan dengan konsumsi (C). Keadaan demikian berlaku karena
impor (M) nilainya sebanding dengan pendapatan nasional, maka fungsi dari AE = C + I + G + (
X – M ) lebih landai.
Misalkan keseimbangan pendapatan nasional menurut pendekatan bocoran yaitu, jika
apabila ekonomi terdiri dari tiga sector maka perubahan dari perekonomian tertutup menjadi
perekonomian terbuka, menyebabkan :
1. Suntikan bertambah sebanyak X, dari I + G menjadi I + G + X. perubahan sejajar karena ekspor
adalah pengeluaran otonomi.
2. Bocoran bertambah sebanyak M, dari S + T dan semakin menjauhi S + T karena M adalah
pengeluaran terpengaruh (sebanding dengan pendapatan nasional).

E. Perubahan-Perubahan Keseimbangan
Perubahan yang terjadi pada pengeluaran rumah tangga,perubahan komponen-komponen
suntikan (I, G, dan X) dan perubahan komponen-komponen bocoran (S,T, atau M) akan
menimbulkan perubahan ke atas keseimbangan pendapatan nasional. Kenaikan dalam
pengeluaran rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah atau ekspor akan menaikkan
pendapatan nasional. Kenaikan pengeluaran agregat juga akan menimbulkan proses multiplier
sehingga pada akhirnya menyebabkan pertambahan pendapatan nasional adalah lebih besar dari
pertambahan pengeluaran agregat yang berlaku. Dalam ekonomi empat sector nilai multiplier
adalah lebih kecil dari dalam ekonomi tiga sector.sebabnya adalaha karena dalam perekonomian
terbuka misalkan impor adalah sebanding dengan pendapatan nasional, yaitu persamaan impor
adalah M = m Y. Nilai m menyebabkan tingkat ‘kebocoran’ (presentasi dari pertambahan
pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan kembali untuk menimbulkan proses multiplier
selanjutnya) menjdi bertambah.
Perubahan komponen yang meliputi bocoran (S, T, atau M) akan menimbulkan akibat
yang sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat. Kenaikan tabungan,
atau pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses multiplier akan
menyebabkan pendapatan nasional berkurang lebih besar dari kenaikan kebocoran.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bahasan “ Keseimbangan dalam Perekonomian Terbuka “ dapat
disimpulkan bahwa :
1. Perekonomian terbuka merupakan suatu Negara yang mempunyai hubungan dengan Negara-
negara lain. Dalam perekonomian terbuka sebagian produksi dalam negeri diekspor atau dijual
ke luar negeridan di samping itu terdapat pula barang di Negara itu yang di impor dari Negara-
negara lain. Perekonomian terbuka dinamakan juga sebagai ekonomi empat sector,yaitu suatu
ekonomi yang dibedakan kepada empat komponen berikut : rumah tangga, perusahaan,
pemerintah, dan sector luar negeri.
2. Dengan demikian, sejauh nama ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan
nasional tergantung kepada ekspor neto. Apabila ekspor neto positif, maka pengeluaran agregat
dalam ekonomi akan bertambah. Keadaan ini akan meningkatkan pendapatan nasional dan
kesempatan kerja.

B. Saran
Bertolak dari pembahasan Keseimbangan dalam Perekonomian Terbuka penyusun
memberikan saran sebagai berikut :
1. Beroganisasi sudah diatur dalam undang – undang nomor 8 tahun 1985, maka organisasi sudah
sepatutnya mematuhi peraturan yang berlaku.
2. Bagi pembaca penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi
sempurnanya makalah ini.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT ,karena atas karunia,taufiq

dan hidayah-Nya lah,penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pertama penulis dalam mata kuliah ini,

yang alhamdulillah dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk penulis

,namun juga untuk pihak-pihak yang berkenan meluangkan waktunya untuk membaca makalah

ini.

Mengingat keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa,

penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritikan

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Agar kedepannya penulis bisa lebih baik

lagi. Salah dan khilaf penulis mohon maaf. kepada Allah, penulis mohon ampun.

Bengkulu, Juni 2016

Penulis,

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan.............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Perekonomian Terbuka ................................................................. 3
2. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka ...................................... 7
3. Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka ................................................ 8
4. Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka ............................................... 9
5. Perubahan-Perubahan Keseimbangan ............................................................. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Ruky, Achmad S. 2000, Menjadi Manajer Internasional, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2003, Tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah. Bagian Organisasi Setda Kabupaten Natuna.

Sukirno, Sadono.2011.Makroekonomi Teori Pengantar edisi ketiga .Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada

Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi, Edisi Pertama, (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1994).

Tedy Herlambang, Sugiato, Brastoro, dan Said Kelana., Ekonomi Makro, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2001).

MAKALAH KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang Keseimbangan Perekonomian Terbuka yang sengaja penulis pilih karena
menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru / dosen pembimbing yang telah banyak membantu
penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
wssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Penulis

i.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………

DAFTAR ISI ………………………………………

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A. SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN


PEREKONOMIAN TERBUKA(EKSPOR,
IMPOR DAN PENGELUARAN AGREGAT)……………………………………………
B. FAKTOR-FAKTOR PENENTU EKSPOR IMPOR…………………………………….

C. SYARAT KESEIMBANGAN EKONOMI TERBUKA……………………………………

D. KESEIMBANGAN DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA……………………………

E. PERUBAHAN-PERUBAHAN KESEIMBANGAN……………………………………….

BAB III PENUTUP

A. SIMPULAN ………………………………………………

B. SARAN …………………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………………

ii

BAB I
PENDAHULUAN

Analisis mengenai penentuan kegiatan ekonomi Negara, belum tentu sesuai


dengan realiti yang sebenarnya oleh karena kegiatan ekonomi yang digambarkan
belum sepenuhnya sesuai dengan keadaan dalam perekonomian.
Dua kegiatan pengeluaran yang penting dalam setiap ekonomi, yaitu ekspor dan
impor. Oleh karena itu analisis mengenai keseimbangan pendapatan nasional perlu
disempurnakan dengan memperhatikan pula efek kegiatan perdagangan luar negeri,
yaitu ekspor dan impor terhadap pengeluaran agregat, pendapatan nasional dan tingkat
kegiatan suatu perekonomian. Apabila kegiatan ekspor dan impor diperhitungkan dalam
penentuan keseimbangan pendapatan nasional, maka analisis mengenai kegiatan
ekonomi dalam suatu Negara telah sepenuhnya menggambarkan keadaan yang
sebenarnya wujud dalam realitas.
Analisis penentuan pendapatan nasional dalam perekonomian seperti itu
dinamakan sebagai keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi empat sector
atau perekonomian terbuka. Yaitu perekonomian yang menjalankan kegiatan ekspor
dan impor. Maka analisis mengenai penentuan keseimbangan tersebut boleh juga
dinamakan sebagai keseimbangan makroekonomi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN PEREKONOMIAN TERBUKA(EKSPOR, IMPOR DAN


PENGELUARAN AGREGAT)
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem
ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan Negara-negara lain di
dunia ini, karena kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang pentingnya dalam
kegiatan setiap perekonomian. Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar
negeri, aliran pendapatan dan pengeluaran dapat dijelaskan sebagai berikut : apabila
aliran aliran pendapatan dan pengeluaran diperhatikan maka akan didapati bahwa
aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan
perekonomian tiga sector sebagai akibar dari wujudnya kegiatan ekspor dan impor.

Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang


buatan dalam negeri ke luar Negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan
aliran pengeluaran yang masuk ke sector perusahaan. Dengan demikian pengeluaran
agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan
pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan peningkatan dalam pendapatan
nasional.
Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukkan barang dari luar negeri ke
dalam negeri atau ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ininakan menimbulkan
aliran keluar dari aliran pengeluaran dari sector rumah tangga ke sector perusahaan.
Aliran keluar ini yang akan menyebabkan menurunya pendapatan nasional.
Sebagaimana dari penjelasan sebelumnya, bahwa ekspor dan impor mempengaruhi
kegiatan dalam suatu perekonomian dan sirkulasi pendapatan yang berlaku.
Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran
pendapatan ke sector rumah tangga. Aliran pendapatan ini meliputi gaji dan upah,
sewa, bunga dan keuntungan lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka pengeluaran agregat meliputi
lima jenis pengeluaran, yaitu :
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga k eats barang barang yang dihasilkan didalam
negeri. (Cdn)

2. Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sector perusahaan


menghasilkan barang dan jasa.
3. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri.
(G)
4. Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan
didalam negeri. (X)
5. Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M)

Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam perekonomian terbuka


adalah pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi,
pengeluaran pemerintah, pengeluaran ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor).
Pengeluaran agregat ini tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan
rumus :
AE = Cdn + I + G + X + M

B. FAKTOR-FAKTOR PENENTU EKSPOR IMPOR

1. Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor

Suatu Negara dapat mengekspor barang produksinya ke Negara lain apabila


barang tersebut diperlukan Negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang
tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Ada faktor
terpenting yang menentukan ekspor suatu Negara yaitu kemampuan dari Negara
tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar
negeri, baik dalam mutu, harga barang yang diekspor paling tidak sedikit sama baiknya
dengan yang diperjual-belikan dalam pasaran luar negeri, serta cita rasa masyarakat
luar negeri terhadap barang yang diekspor.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kemerosotan pada ekspor, yaitu bias
terjadinya perubahan cita rasa penduduk luar negeri, merosotnya keupayaan bersaing
di pasar luar negeri serta terjadi permasalahan ekonomi yang sedang dialami diluar
negeri.

2. Faktor-faktor yang Menentukan Impor

Impor suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi
pendapatan, semakin .banyak impor yang akan dilakukan.
Inflasi juga dapat menyebabkan secara keseluruhan barang buatan dalam negeri
menjadi lebih mahal. Serta kemampuan suatu Negara menghasilkan barang yang lebih
baik mutunya merupakan salah satu faktor yang menimbulkan perubahan impor
terhadap tingkat pendapatan nasional.

C. SYARAT KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA


Syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka :

1. Efek perubahan ekspor dan impor terhadap keseimbangan pendapatan.


2. Suatu contoh angka untuk menunjukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka
dan perubahan keseimbangan tersebut.

Keseimbangan pendaparan nasional akan dicapai apa keadaan dimana :

1. Penawaran agregat sama dengan pengerluaran agregat.


Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual-belikan di dalam
negeri terdiri dari dua golongan barang, yaitu :
a. Yang di produksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y)
b. Yang di impor dari luar negeri.
Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri
dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M), dalam rumus :
AS = Y + M

Sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka telah menunjukkan


bahwa pengeluaran agregat (AE( meliputi lima komponen berikut : pengeluaran rumah
tangga ke atas barang produksi dalam negeri (Cdn), investasi swasta (I), pengeluaran
pemerintah (G), ekspor (X), dan pengeluaran k eats impor (M), dalam rumus :
AE = Cdn + I + G + X + M

Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri
(C) dan pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku
persamaan berikut :
C = Cdn + M atau AE = C + I + G + X
Dalam setiap perekonomian keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila
penawaran agregat (AE). Dengan demikian, dlam perekonomian terbuka keseimbangan
pendapatan nasional akan tercapai apabila :
Y + M = C + I + G + X atau Y = C + I + G + ( X – M )

2. Suntikan dan bocoran dalam perekonomian terbuka


Dalam pendekatan suntikan bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam
perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut :
I+G+X=S+T+M

Untuk menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian


terbuka diperlukan pencapaian dalam kesamaan, yaitu pendapata nasional (Y) yang
telah dikurangi oleh pajak pendapatan perusahaan serta pendapatan nasional yang
mengalir ke sector rumah tangga dikurangi pula oleh pajak pendapatan individu. Sisa
yang diperoleh merupakan pendapatan disposebel (Yd). maka dengan rumus :
Yd = Y – Pajak perusahaan – Pajak Individu Atau Yd = Y – T

Pendapatan disposebel tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan :


a. Untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor, dengan rumus :
C = Cdn + M
b. Untuk di tabung (S)
Maka dari pernyataan tersebut, yaitu Yd = C + S. Oleh karena Yd = Y – T, maka
dalam ekonomi terbuka berlaku persamaan :
Y – Y = C + S atau Y = C + S + T

5
Dimana C adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dalam negeri dan
barang impor.
Mengenai keseimbangan mengikut pendekatan penawaran agregat-pengeluaran
agregat menunjukan bahwa keseimbangan di capai apabila :
Y=C+I+G+(X–M)

Dengan demikian dalam perekonomian terbuka yang mencapai keseimbangan


pendapatan nasional berlaku kesamaan :
C+I+G+(X–M)=C+S+T
Atau
I+G+X=S+T+M

D. KESEIMBANGAN DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA


Ada pernyataan mengenai keseimbangan pendapat nasional dalam
perekonomian terbuka, yaitu apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri dari tiga
sector, keseimbangan pendapat nasional akan dicapai pada keadaan Y = C + I + G.
Dan apabila perekonomian ini berubah menjadi ekonomi terbuka, akan timbul dua aliran
pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor. Ekspor akan menambah pengeluaran
agregat manakala impor akan mengurangi pengeluaran agregat.
Dengan demikian, apabila perekonomian berubah dari ekonomi tertutup ke
ekonomi terbuka, pengeluaran agregat akan bertambah semakin banyak Ekspor Neto,
yaitu sebanyak ( X – M ). Nilai Ekspor Neto ini perlu ditambahkan kepada fungsi
pengeluaran agregat untuk perekonomian tertutup ( AE = C + I + G ). Dan akan
diperoleh fungsi pengeluaran agregat untuk ekomoni empat sector, yaitu AE = C + I + G
+ ( X – M ).
Akibat dari perubahan keseimbangan pendapatan nasional ini menyebabkan
pendapatan nasional meningkat (pendapatan nasional dalam perekonomian tertutup)
menjadi pendapatan nasional untuk perekonomian terbuka. Dan bahwa fungsi AE = C +
I + G + ( X – M ) tidak sejajar dengan AE = C + I + G dan dengan konsumsi (C).
Keadaan demikian berlaku karena impor (M) nilainya sebanding dengan pendapatan
nasional, maka fungsi dari AE = C + I + G + ( X – M ) lebih landai.

Misalkan keseimbangan pendapatan nasional menurut pendekatan bocoran


yaitu, jika apabila ekonomi terdiri dari tiga sector maka perubahan dari perekonomian
tertutup menjadi perekonomian terbuka, menyebabkan :
a. Suntikan bertambah sebanyak X, dari I + G menjadi I + G + X. perubahan sejajar
karena ekspor adalah pengeluaran otonomi.
b. Bocoran bertambah sebanyak M, dari S + T dan semakin menjauhi S + T karena M
adalah pengeluaran terpengaruh (sebanding dengan pendapatan nasional).

E.PERUBAHAN-PERUBAHAN KESEIMBANGAN

Perubahan yang terjadi pada pengeluaran rumah tangga,perubahan komponen-


komponen suntikan (I, G, dan X) dan perubahan komponen-komponen bocoran (S,T,
atau M) akan menimbulkan perubahan ke atas keseimbangan pendapatan nasional.
Kenaikan dalam pengeluaran rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah atau
ekspor akan menaikkan pendapatan nasional. Kenaikan pengeluaran agregat juga akan
menimbulkan proses multiplier sehingga pada akhirnya menyebabkan pertambahan
pendapatan nasional adalah lebih besar dari pertambahan pengeluaran agregat yang
berlaku. Dalam ekonomi empat sector nilai multiplier adalah lebih kecil dari dalam
ekonomi tiga sector.sebabnya adalaha karena dalam perekonomian terbuka misalkan
impor adalah sebanding dengan pendapatan nasional, yaitu persamaan impor adalah M
= m Y. Nilai m menyebabkan tingkat ‘kebocoran’ (presentasi dari pertambahan
pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan kembali untuk menimbulkan proses
multiplier selanjutnya) menjdi bertambah.
Perubahan komponen yang meliputi bocoran (S, T, atau M) akan menimbulkan akibat
yang sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat. Kenaikan
tabungan, atau pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses
multiplier akan menyebabkan pendapatan nasional berkurang lebih besar dari kenaikan
kebocoran.

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan uraian bahasan “ Keseimbangan dalam Perekonomian Terbuka “ dapat disimpulkan bahwa :
1. Perekonomian terbuka merupakan suatu Negara yang mempunyai hubungan dengan
Negara-negara lain. Dalam perekonomian terbuka sebagian produksi dalam negeri
diekspor atau dijual ke luar negeridan di samping itu terdapat pula barang di Negara itu
yang di impor dari Negara-negara lain. Perekonomian terbuka dinamakan juga sebagai
ekonomi empat sector,yaitu suatu ekonomi yang dibedakan kepada empat komponen
berikut : rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan sector luar negeri.
2. Dengan demikian, sejauh nama ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan
pendapatan nasional tergantung kepada ekspor neto. Apabila ekspor neto positif, maka
pengeluaran agregat dalam ekonomi akan bertambah. Keadaan ini akan meningkatkan
pendapatan nasional dan kesempatan kerja.

B. SARAN

Bertolak dari pembahasan Keseimbangan dalam Perekonomian Terbuka penyusun memberikan saran
sebagai berikut :
1. Beroganisasi sudah diatur dalam undang – undang nomor 8 tahun 1985, maka organisasi sudah
sepatutnya mematuhi peraturan yang berlaku.
2. Bagi pembaca penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi sempurnanya
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ruky, Achmad S. 2000, Menjadi Manajer Internasional, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2003, Tentang Pedoman Organisasi Perangkat
Daerah. Bagian Organisasi Setda Kabupaten Natuna.
MODEL PEREKONOMIAN TERBUKA December 9, 2007
Posted by Suheri in Sharia Economics.
trackback

A. Kebijakan Fiskal Islami

Kebijakan fiskal diartikan sebagai langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan


dalam sistem pajak atau dalam pembelanjaan (dalam konsep makro disebut dengan goverment
expenditure)1. ebijaksanaan fiskal dalam Islam bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
dengan tetap menjaga kehidupan, intelektualitas, kekayaan, kepemilikan, dan keimanan.
Sedangkan dalam perekonomian sekuler semata-mata bertujuan untuk kebutuhan hidup tanpa
memandang kebutuhan keimanan, yaitu lebih kepada pengalokasian sumber daya secara efisien
sehingga tercapai stabilitas ekonomi, pertumbuhan dan terjadinya distribusi baik pendapatan
maupun kepemilikan.Dalam sistem ekonomi Islam kebijakan fiskal menjadi penting dengan
tidak dikenalnya sistem bunga. Kebijakan fiskal pada masa nabi dan kalifah, diselenggarakan
melalui aktivitas Baitulmal yaitu suatu lembaga yang bertugas mengumpulkan harta negara entah
diperoleh dari umat Islam sendiri atau dari rampasan perang, untuk disalurkan kepada orang-
orang yang berhak menerima atau untuk kebutuhan angkatan bersenjata. Para khalifah waktu itu
memegang kebijakan utama kemana harta-harta itu akan disalurkan 2 Harta negara yang dikelola
tersebut ditujukan pada kepentingan umat terutama dalam menciptakan pendistirbuasian
ekonomi secara adil, seperti tercantum dalam surat Al Hasyr ayat 7 yang menjelaskan agar harta
jangan hanya beredar di antara orang-orang yang kaya saja.

“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda)
yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu
jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul
kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”

Dengan demikian tujuan kebijakan fiskal di dalam Islam adalah untuk kepentingan
kesejahteraan. Konsep kesejahteraan di sini meliputi pengetian yang sangat luas, baik di
kepentingan dunia maupun akhirat. Dan kebijaksanaan fiskal tidak hanya menaruh perhatian
pada pendapatan dan pembelanjaan negara, tetapi juga pada pilihan berbagai instrumen
kebijakan perpajakan dan pola pembelanjaan negara. Cara yang berbeda dalam menaikkan dan
membelanjakan anggaran memiliki dampak ekonomi yang berbeda. 3

B. Voluntary Sector dalam Sistem Ekonomi Islam

Sektor ekonomi Islam meliputi sektor wajib dan sukarela. Untuk sektor wajib dikenal konsep
zakat yang dibebankan kepada orang yang telah memenuhi nisab atas kekayaan yang
dimilikinya, sedangkan sektor sukarela dikenal konsep infak, sedekah dan wakaf. Komponen ini
merupakan bagian yang termasuk dalam kebijakan fiskal. Suatu hal yang unik jika dibandingkan
dengan ekonomi konvensional adalah bahwa pada pada ekonomi konvensional tidak dikenal
adanya sektor sukarela dalam ekonomi. Wakaf Sebagai salah satu komponen fiskal yang
bersifat sukarela, tidak ada pernyataan yang jelas dan tegas disebutkan di dalam Al-Qur’an,
tetapi ada beberapa ayat yang dapat dijadikan dasar hukum wakaf. Salah satunya adalah firman
Allah dalam surat Ali Imran ayat 92 berikut:

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan
sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya
Allah mengetahuinya.”

Beberapa ahli berpendapat, yang termasuk shadaqah jariyah dalam hadis itu, salah satunya,
adalah harta yang diwakafkan.4Adapun wakaf dalam hukum Islam, berarti menyerahkan suatu
hak milik yang tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf) baik berupa
perorangan maupun lembaga, dengan ketentuan bahwa hasilnya digunakan sesuai dengan syariat
Islam. Harta yang telah diwakafkan keluar dari hak milik yang mewakafkan (wakif), dan bukan
pula hak milik nadzir/lembaga pengelola wakaf tapi menjadi hak milik Allah yang harus
dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan demikina maka harta wakaf
semestinyalah dikelola sehingga manfaatnya menjadi lebih banyak.Selain wakaf dalam bentuk
lahan, sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh Komisi Fatwa MUI tanggal 11 Mei 2002,
dikenal pula wakaf tunai. Wakaf tunai lebih bersifat fleksibel dari pada wakaf tanah/bangunan
dan pendistribusian-nya tidak mengenal batas wilayah. Jika kita mempelajari zaman keemasan
perkembangan wakaf sekitar abad ke-8 dan ke-9 Hijriah, wakaf meliputi berbagai macam aset.
Aset tersebut dapat berupa masjid, musala, sekolah, tanah pertanian, rumah, toko, kebun, pabrik
roti, bangunan kantor, gedung pertemuan, tempat perniagaan, pasar, tempat pemandian, gudang
beras, dan lain-lain (Uswatun Hasanah, 2001:13 dari Hasan Langgulung, 1991: 173). 5Agar
wakaf dapat lebih berkembang, Badan Wakaf menitipkan hasil harta wakaf di bank-bank Islam.
Badan Wakaf juga berpartisipasi men-didirikan bank-bank Islam. Badan Wakaf juga bekerja
sama dengan sejumlah perusahaan, membeli saham dan obligasi pemsahaan penting dan
memanfaatkan lahan-lahan kosong agar menjadi produktif. Hasil pengembangan wakaf secara
garis besar dimanfaatkan untuk membantu kehidupan masyarakat miskin, anak yatim, pedagang
kecil dan kaum duafa lainnya. Juga untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, mendirikan
rumah sakit, dan menyediakan obat-obatan bagi masyarakat. Selain itu digunakan pula untuk
mendirikan dan memelihara masjid, dan sekolah. Dan tak kalah pentingnya adalah untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

C Perekonomian Terbuka: Export-Impor/Kurs

Dalam menganalisa suatu perkenomian, dikenal dua model perekonomian, yaitu perekonomian
tertutup dan perekonomian terbuka.

Perekonomian tertutup adalah model perekonomian yang pada pelakunya, khususnya Produsen
dan Konsumen, secara sederhana akan melakukan kegiatan dalam penjualan dan pembelian di
pasar yang saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing-masing.
Dalam transaksi pasar tersebut, mereka akan terikat dengan kontrak dagang atau kesepakatan
jual beli, dan kemudian ditetapkanlah harga jual atau harga beli dari kegiatan tersebut. Untuk
memfasilitasi kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi ini secara efektif maka sistem
perekonomian memerlukan Lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya seperti pasar
modal, lembaga asuransi, lembaga penjamin, pegadaian atau lembaga keuangan mikro yang
terdapat di daerah pedesaan. Lembaga Perbankan peranannya sangat vital untuk mengumpulkan
dana-dana yang ada di masyarakat, yang selanjutnya mereka akan melakukan pengalokasian
dana tersebut melalui pemberian fasilitas perkreditan atau jasa perbankan lainnya. Hal ini
dikatakan ekonomi pasar tertutup, karena didalamnya belum termasuk peran luar negeri dalam
sistem ekonomi tersebut.

Pada sistem ekonomi yang terbuka, terdapat kemungkinan dari produsen untuk melakukan
kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan pasar-pasar di negara lain atau
sebaliknya melakukan kegiatan impor atas bahan mentah dan bahan penolong serta mesin atau
barang jadi dari luar negara. Dalam model terbuka ini jasa perbankan dan lembaga keuangan
dapat juga berasal dari luar negeri dan kita dihadapkan pada sistem perekonomian yang semakin
menyatu (the borderless economy) yang disebut dengan the global economy. 6Dengan
memasukkan sektor luar negeri ke dalam model penghitungan pendapatan nasional, berarti kita
menamijahkan dua variabel dalam model perekonomian tiga sektor, yaitu variabel ekspor (X)
dan variabel impor (M). Dengan demikian untuk menghitung pendapatan nasional keseimbangan
pada perekonomian terbuka dilakukan dengan jalan menyamakan antara sisi pendapatan dan sisi
pengeluaran.Dalam sistem perekonomian terbuka ini, pengeluaran untuk impor dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu apakah impor itu tergantung dari variabel lain, atau tidak (nilainya
dianggap tetap).Untuk impor yang nilainya tetap dapat dituliskan sebagai berikut :M = M0; di
mana M0 adalah besarnya imporSedangakn impor yang nilainya tergantung dari besar kecilnya
pendapatan dirumuskan sebagai berikut: M= M0 + mY, di mana Y adalah pendapatn dan m
adalah Marginal Propensity to ImportMenurut Tedi Heriayanto 8, tolok ukur yang baik untuk
menilai kadar keterbukaan suatu perekonomian adalah rasio ekspor dan impor terhadap total
GNP. Jika rasio ekspor-impor terhadap GNP melebihi 50% maka dikatakan perekonomian lebih
terbuka. Perdagangan internasional dapat terjadi karena beberapa alasan, yaitu :

 Keanekaragaman kondisi produksi. Perdagangan diperlukan karena adanya keanekaragaman


kondisi produksi di setiap negara. Misalnya, negara A karena beriklim tropis dapat
berspesialisasi memproduksi pisang, kopi; untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa dari
negara lain.
 Penghematan biaya. Alasan kedua adalah timbulnya increasing returns to scale (penurunan
biaya pada skala produksi yang besar). Banyak proses produksi menikmati skala ekonomis,
artinya proses produksi tersebut cenderung memiliki biaya produksi rata-rata yang lebih rendah
ketika volume produksi ditingkatkan. Cara apa yang lebih baik untuk meningkatkan produksi
selain menjualnya ke pasar global ?
 Perbedaan selera. Sekalipun kondisi produksi di semua daerah serupa, setiap negara mungkin
akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya, negara A dan B
menghasilkan daging sapi dan daging ayam dalam jumlah yang hampir sama, tetapi karena
masyarakat negara A tidak menyukai daging sapi, sedang negara B tidak menyukai daging ayam,
dengan demikian ekspor yang saling menguntungkan dapat terjadi di antara kedua negara
tersebut, yaitu bila negara A mengimpor daging ayam dan mengekspor daging sapi, sebaliknya
negara B mengimpor daging sapi dan mengekspor daging ayam.
 Prinsip keunggulan komparatif (comparative advantage). Prinsip ini mengatakan bahwa setiap
negara akan berspesialisasi dalam produksi dan mengekpor barang dan jasa yang biayanya
relatif lebih rendah (artinya lebih efisien dibanding negara lain); sebaliknya setiap negara akan
mengimpor barang dan jasa yang biaya produksinya relatif lebih tinggi (artinya kurang efisien
dibanding negara lain).
Dengan adanya perekonomian terbuka dan setiap negara berkonsentrasi pada bidang yang memiliki
keunggulan komparatif, maka kehidupan semua orang akan menjadi lebih baik. Pekerja di setiap negara
dapat memperoleh konsumsi dalam jumlah yang meningkat untuk jumlah jam kerja yang sama.

Neraca Pembayaran Internasional

Berbagai permasalahan ekonomi dewasa ini sebagian besar sangat terkait dengan permasalahan
defisit neraca pembayaran dan utang atau kredit luar negerinya.

Neraca pembayaran internasional (international balance of payment) suatu negara merupakan


laporan keuangan negara yang bersangkutan atas semua transaksi ekonomi dengan negara-negara
lain yang disusun secara sistematis; neraca ini menghitung dan mencatat semua arus barang, jasa,
dan modal antara suatu negara dengan negara lain.

Neraca pembayaran luar negeri suatu negara pada umumnya dibagi ke dalam empat bagian,
yaitu:

 Transaksi berjalan (current account). Termasuk ke dalamnya barang dagangan (neraca


perdagangan), pos-pos tak berwujud (jasa, dan pendapatan dari investasi netto), dan ekpor atau
impor serta bantuan pemerintah.
 Neraca modal (capital account). Termasuk ke dalamnya pembelanjaan swasta dan pemerintah
dan penjualan aset seperti saham, obligasi, dan real estate).
 Penyimpangan statistik.
 Penyelesaian resmi (official settlements).

Total item yang termasuk bagian 1 biasanya disebut saldo transaksi berjalan. Hal ini memuat selisih
antara total ekspor dengan total impor barang dan jasa. Bila total ekspor melebihi total impor barang
dan jasa maka akan terjadi surplus transaksi berjalan, sebaliknya akan terjadi defisit transaksi berjalan.

Sejarah menunjukkan bahwa setiap negara cenderung untuk memiliki beberapa tahapan dalam
neraca pembayaran mereka, mulai dari negara debitur muda hingga negara kreditur madya.

Negara debitur muda

Dalam tahapan ini suatu negara lebih banyak mengimpor daripada mengekspor, selisih di antara
keduanya ditutup melalui pinjaman luar negeri, sehingga memungkinkan negara tersebut
menumpuk modal.

Negara debitur madya

Dalam tahapan ini neraca perdagangan suatu negara telah surplus, akan tetapi pertumbuhan
dividen dan bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman luar negeri, menjadikan saldo neraca
modalnya kurang seimbang.

Negara kreditur muda


Dalam masa ini suatu negara mengembangkan ekspornya secara luar biasa. Negara
meminjamkan uang kepada negara-negara lain.

Negara kreditur madya

Pada tahapan ini, pendapatan modal dan investasi luar negeri memberikan surplus cukup besar
terhadap pos tak tampak, yang kemudian diseimbangkan dengan defisit neraca perdagangan.

Nilai ekspor dan impor yang terlihat dalam saldo transaksi berjalan, dipengaruhi oleh kurs mata
uang yang digunakan. Selain itu kekuatan nilai tukar (kurs) akan mempengaruhi nilai ekspor
atau impor dari suatu negara terhadap negara lainnya.

=====================================================================
==== DAFTAR PUSTAKA
1. Nasution dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Kencana Prenada Media
Group, 2006
2. Baitul Mal wat Tamwil (BMT)
http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=9911,
05/08/2007Aditiawan Chandra,
3. http://businessenvironment.wordpress.com/2006/11/25/bagaimana-membaca-
perkembangan-perekonomian-makro/
4. Metwally, Teori dan Model Perekonomian Islam, PT Bangkit Daya Insana, 1995
5. Dan sumber lainnya.

Anda mungkin juga menyukai