Anda di halaman 1dari 9

Reaume The Open Economy

MACROECONOMICS OLEH N. GREGORY MANKIW

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro

Dosen Pengampuh : Rinny Apriliany Zakaria,SE. M.E

DISUSUN OLEH

Nama : Nurafni Hanapi

Nim :941423058

ROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


PEREKONOMIAN TERBUKA

Ketika perekonomian disebut” terbuka” berarti pengeluaran negara disetiap tahun tertentu tidak
sama dengan output barang dan jasanya. Suatu negara bisa melakukan pengeluaran lebih banyak
ketimbang produksinya dengan meminjam dari luar negeri atau bisa melakukan pengeluaran
lebih kecil dari produksinya dan memberi pinjaman pada Negara lain.
Pada chapter sebelumnya telah dibahas makroekonomidengan asumsi bahwa negara
menganut sistem perekonomian tertutup. Namun sejatinya banyak negara tidak
dapat hidup tanpa adanya negara lain. Contohnya, saat kita ke pasar, maka akan
dijumpai apel malang atau apel washington. Ketika kita menabung di bank, maka
bank dapat meminjamkannya kepada pedagang bakso tetangga kita ataupun kepada
pengusaha dari Singapura.

A. Arus Modal Dan Barang Internasional

 Peran dari Net Ekspor :


Pada perekonomian terbuka, pengeluaran negara tiap tahun belum tentu sama
dengan output barang dan jasanya. Suatu negara bisa melakukan pengeluaran lebih
banyak ketimbang produksinya dengan meminjam dari luar negeri, atau bisa
melakukan pengeluaran lebih kecil dari produksinya dan memberi pinjaman pada
negara lain.
Y = C + I + G + NX
Y: Jumlah permintaan untuk output domestik
C: Konsumsi rumah tangga
I: Investasi oleh sektor usaha dan rumah tangga
G: Pembelian pemerintah
NX: Ekspor netto atau permintaan luar negeri netto = Ekspor – Impor
Pengeluaran domestik atas seluruh barang dan jasa adalah jumlah pengeluaran
untuk barang dan jasa domestik serta barang dan jasa mancanegara

 Arus Modal Internasional dan Neraca Perdagangan


Y - C – G = I + NX
Y - C – G sering disebut tabungan nasional atau S. Jadi :
S = I + NX atau S – I = NX.
Bentuk identitas pos pendapatan nasional ini menunjukkan bahwa ekspor neto suatu
perekonomian harus selalu sama dengan selisih antara tabungan dan investasinya.
Dimana S adalah investasi asing netto dan NX adalah neraca perdagangan.
 Jika S - I dan NX positif, kita punya surplus perdagangan (trade surplus). Kita jadi
negara donor di pasar uang dunia, dan kita mengekspor lebih banyak barang
daripada mengimpornya.
 Jika S - I dan NX negatif, kita punya defisit perdagangan (trade deficit). Kita jadi
negara pengutang di pasar uang dunia, dan kita mengimpor lebih banyak barang
daripada mengekspornya.
 Jika S - I dan NX nol, kita punya perdagangan berimbang (balanced trade) karena
nilai impor sama dengan nilai ekspor.
Dari Y = C + I + G + NX, juga bisa didapat NX = Y - (C + I + G), yang menunjukkan
bahwa dalam perekonomian terbuka, pengeluaran domestik tidak perlu sama
dengan output barang dan jasa. Jika output melebihi pengeluaran domestik, kita
mengekspor selisihnya dan ekspor neto adalah positif. Jika output kurang dari
pengeluaran domestik, kita mengimpor selisihnya dan ekspor neto adalah negatif.

 Neraca perdagangan bilateral


Neraca perdagangan bilateral antara dua negara berarti bahwa nilai komoditas
negara jual ke negara lain sama dengan nilai komoditas yang dibeli dari negara itu.
Contohnya, ada neraca perdagangan bilateral antara Amerika Serikat (AS) dan Cina
jika AS membeli sepasang sepatu dari Cina seharga $300, tapi juga menjual jeans ke
Cina seharga $300.
Suatu negara bisa punya defisit dan surplus perdagangan besar dengan berbagai
negara tapi punya perdagangan berimbang keseluruhan.Contoh,ada perdagangan
berimbang keseluruhan jika AS jual jeans $300 ke Jepang, Jepang jual jok mobil $300
ke Cina, dan Cina jual sepatu $300 ke AS. Pada kasus ini, tiap negara yang membeli
sesuatu tanpa menjual sesuatu ke negara yang sama punya defisit perdagangan
bilateral. Tapi, tiap negara punya perdagangan berimbang keseluruhan, mengekspor
dan mengimpor barang seharga $300.

B. Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka Kecil


Mobilitas Modal Dan Tingkat Bunga Dunia
Telah diurai bahwa neraca perdagangan sama dengan arus modal ke luar neto, yang
lalu sama dengan tabungan dikurangi investasi. Model kita berfokus pada tabungan
dan investasi. Kita biarkan perekonomian mengalami defisit perdagangan dan
meminjam dari negara lain, atau mengalami surplus perdagangan dan memberi
pinjaman pada negara lain Misal perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna
di mana tingkat bunga di dalamnya sama dengan tingkat bunga dunia r*,dinotasikan r = r*.
Dalam perekonomian tertutup, yang menentukan tingkat bunga adalah keseimbangan tabungan
domestik dan investasi karenanya keseimbangan tabungan
dunia dan investasi dunia menentukan tingkat bunga dunia.

 Asumsi Perekonomian Kecil Terbuka


Pembahasan pada chapter ini menggunakan asumsi perekonomian suatu negara
adalah perekonomian terbuka yang kecil dengan tujuan untuk lebih
menyederhanakan analisis yang dilakukan, sehingga dapat membantu pemikiran kita
agar tidak terlalu rumit.
 Model Perekonomian Kecil Terbuka
Output perekonomian Y ditentukan oleh faktor-faktor produksi dan
fungsi produksi
C = C (Y-T) Konsumsi berhubungan secara positif dengan pendapatan disposabel (Y - T).
I = I (r) Investasi berhubungan secara negatif dengan tingkat bunga riil r.
NX = (Y-C-G) - I
atau NX = S – I Identitas pos pendapatan nasional, diekspresikan dalam tabungan dan
investasi.
Mensubstitusi tiga asumsi dari Bab 3 dan asumsi bahwa tingkat bunga sama dengan
tingkat bunga dunia, r*.
NX = (Y-C(Y-T) - G) - I (r*)
NX = S - I (r*)
Persamaan ini menunjukkan bahwa neraca perdagangan ditentukan oleh selisih
antara tabungan dan investasi pada tingkat bunga dunia.
Bagaimana Kebijakan Mempengaruhi Neraca Perdagangan

Di perekonomian tertutup, r menyeimbangkan tabungan dan investasi. Di


perekonomian terbuka kecil, tingkat bunga ditentukan pasar keuangan dunia. Selisih
antara tabungan dan investasi menentukan neraca perdagangan.
Di kasus ini, karena r* diatas rtertutup dan tabungan melebihi investasi, ada surplus
perdagangan. Jadi, pada perdagangan berimbang, kenaikan tingkat bunga dunia karena ekspansi
fiskal luar negeri menyebabkan surplus perdagangan. Jika tingkat bunga dunia
berkurang ke r* ', I akan melebihi S dan akan ada defisit perdagangan.
Kenaikan permintaan investasi dari I(r)1 ke I(r)2 menyebabkan kenaikan jumlah
investasi pada tingkat bunga dunia pada r*. Hasilnya, investasi sekarang melebihi
tabungan, yang artinya perekonomian membutuhkan pinjaman dari luar negeri dan
menyebabkan defisit perdagangan (NX < 0).

Mengevaluasi Kebijakan Ekonomi


Pada suatu negara, bila mereka mengalami defisit anggaran, maka dapat
merefleksikan bahwa mereka memiliki tingkat saving yang rendah. Tapi defisit tidak
selalu menjada malapetaka ekonomi. Terbukti Korea yang pada tahun 70-an
mengalami defisit yang besar, saat ini telah tumbuh menjadi sangat pesat.

C. Nilai Tukar/ Kurs

Kurs Nominal Dan Kurs Riil


Kurs antara dua negara adalah harga yang penduduk negara-negara tersebut
tukarkan satu sama lain. Kurs nominal adalah harga relatif mata uang dua Negara (e).
Contohnya, jika kurs antara dolar AS dan yen Jepang adalah 120 yen per dolar, maka
Anda dapat menukar satu dolar untuk 120 yen dalam pasar dunia untuk mata uang
asing. Seorang Jepang yang ingin memperoleh dolar akan membayar 120 yen untuk
tiap dolar yang ia beli. Seorang Amerika yang ingin memperoleh yen akan mendapat
120 yen untuk tiap dolar yang ia bayar. Jika orang merujuk pada “kurs” antara dua
negara, biasanya berarti kurs nominal.
Kurs riil adalah harga barang relatif antara dua negara kadang disebut terms of trade. Untuk
melihat perbedaan antara kurs riil dan nominal, misalkan barang yang
diproduksi di banyak negara : mobil. Anggap harga mobil Amerika $10.000 dan harga
mobil Jepang 2.400.000 yen.Untuk membandingkan harga kedua mobil tersebut, kita
harus mengkonversinya ke mata uang umum. Jika satu dolar bernilai 120 yen, maka
harga mobil Amerika 1.200.000 yen. Membandingkan harga mobil Amerika
(1.200.000 yen) dan harga mobil Jepang (2.400.000 yen), kita simpulkan bahwa
mobil Amerika berharga setengah mobil Jepang. Dengan kata lain, pada harga saat
ini, kita dapat menukar dua mobil Amerika untuk satu mobil Jepang
Tingkat harga di mana kita memperdagangkan barang dalam dan luar negeri
bergantung pada harga barang dalam mata uang lokal dan pada tingkat kurs yang
terjadi.

Di mana P adalah tingkat harga domestik (diukur dalam mata uang lokal) dan P*
adalah tingkat harga luar negeri (diukur dalam mata uang asing).
Kurs Riil dan Neraca Perdagangan

Hubungan antara kurs riil dan ekspor neto adalah negatif : semakin rendah kurs riil,
semakin mahal barang-barang domestik relatif terhadap barang-barang luar negeri,
dan sehingga semakin besar ekspor neto kita. Kurs riil ditentukan oleh perpotongan dari garis
vertikal mewakili tabungan dikurangi investasi dan kurva ekspor neto yang melandai ke bawah.
Di sini jumlah dolar yang ditawarkan untuk investasi luar negeri neto sama dengan jumlah dolar
yang diminta untuk ekspor neto barang dan jasa.

Faktor Yang Mempengaruhi Kurs Riil


Kursi riil berhubungan dengan net ekspor. Ketika kurs riil rendah, maka barang
barang domestik akan lebih murah dari pada barang luar negeri, dan net ekspor akan
tinggi. Net ekspor harus sebanding dengan arus keluar modal, yang mana akan sebanding
dengan tabungan dikurangi investasi. Tabungan dipengaruhi langsung oleh konsumsi
dan kebijakan fiskal, sementara investasi dipengaruhi langsung oleh investasi.
Bagaimana Kebijakan Mempengaruhi Kurs Riil
Kebijakan pemerintah yang mengurangi simpanan dengan menambah pengeluaran
pemerintah atau mengurangi pajak dapat mengakibatkan defisit. Sementara bila
pemerintah luar negeri menambah pengeluaran pemerintah atau mengurangi pajak,
maka akan mengurangi tabungan dunia dan menaikkan tingkat bunga dunia dan
akhirnya perdagangan akan surplus. bila permintaan investasi domestik meningkat, misalnya
karena dispensasi pajak, maka akan memicu investasi yang lebih besar. Peningkatan permintaan
investasi ini akan menyebabkan defisit perdagang.

Dampak Kebijakan Perdagangan


Kebijakan perdagangan yang proteksionis tidak memberikan pengaruh kepada
neraca perdagangan. Misalnya defisit yang terjadi karena kelebihan impor yang
diatasi dengan melarang impor mobil, maka akan menambah nilai dari barang
domestik terhadap barang luar negeri, yang kemudian akan mengurangi nilai ekspor.

Paritas Daya Beli


Paritas Daya Beli (Purchasing-Power Parity) menyatakan bahwa pergerakan kurs
nominal terutama merefleksikan perbedaan tingkat harga negara-negara. Ini
menyatakan bahwa jika arbitrase internasional dimungkinkan, maka satu dolar
harus memiliki daya beli yang sama di setiap negara. Paritas daya beli tidak selalu
berlaku karena beberapa barang tidak mudah diperdagangkan, dan kadang barang
dagangan tidak selalu merupakan substitusi sempurna—tapi ini memberi alasan
untuk berharap bahwa fluktuasi kurs riil akan kecil dan bersifat sementara.

Hukum satu harga yang diterapkan di pasar internasional menyatakan bahwa ekspor
neto sangat sensitif terhadap perubahan kecil pada kurs riil. Sensisvitas tinggi ini
dicerminkan dengan kurva ekspor-neto yang sangat datar.
Dampak Kebijakan Fiskal Ekspansioner dalam negri Pada Kurs Riil

Dampak Kebijakan Fiskal Luar negri Pada Kurs Riil


Dampak Kenaikan Permintaan Investasi Kurs Riil

Anda mungkin juga menyukai