DISUSUN OLEH
Nim :941423058
FAKULTAS EKONOMI
Ketika perekonomian disebut” terbuka” berarti pengeluaran negara disetiap tahun tertentu tidak
sama dengan output barang dan jasanya. Suatu negara bisa melakukan pengeluaran lebih banyak
ketimbang produksinya dengan meminjam dari luar negeri atau bisa melakukan pengeluaran
lebih kecil dari produksinya dan memberi pinjaman pada Negara lain.
Pada chapter sebelumnya telah dibahas makroekonomidengan asumsi bahwa negara
menganut sistem perekonomian tertutup. Namun sejatinya banyak negara tidak
dapat hidup tanpa adanya negara lain. Contohnya, saat kita ke pasar, maka akan
dijumpai apel malang atau apel washington. Ketika kita menabung di bank, maka
bank dapat meminjamkannya kepada pedagang bakso tetangga kita ataupun kepada
pengusaha dari Singapura.
Di mana P adalah tingkat harga domestik (diukur dalam mata uang lokal) dan P*
adalah tingkat harga luar negeri (diukur dalam mata uang asing).
Kurs Riil dan Neraca Perdagangan
Hubungan antara kurs riil dan ekspor neto adalah negatif : semakin rendah kurs riil,
semakin mahal barang-barang domestik relatif terhadap barang-barang luar negeri,
dan sehingga semakin besar ekspor neto kita. Kurs riil ditentukan oleh perpotongan dari garis
vertikal mewakili tabungan dikurangi investasi dan kurva ekspor neto yang melandai ke bawah.
Di sini jumlah dolar yang ditawarkan untuk investasi luar negeri neto sama dengan jumlah dolar
yang diminta untuk ekspor neto barang dan jasa.
Hukum satu harga yang diterapkan di pasar internasional menyatakan bahwa ekspor
neto sangat sensitif terhadap perubahan kecil pada kurs riil. Sensisvitas tinggi ini
dicerminkan dengan kurva ekspor-neto yang sangat datar.
Dampak Kebijakan Fiskal Ekspansioner dalam negri Pada Kurs Riil