NPM : 201910325025
Kelas : 2-A1
TUGAS
2.Memungkinkan kita untuk mengkonsumsi lebih banyak ragam barang dan jasa yang
berasal dari seluruh dunia.
Pengertian :
1. Ekspor (export) adalah berbagai macam barang dan jasa yang diproduksi di
dalam negeri namun dijual di luar negeri.
2. Impor (import) adalah segenap barang dan jasa yang dibuat di luar negeri
yang dijual di dalam negeri.
3. Ekspor neto (net export) / neraca perdagangan (trade balance) adalah nilai dari
ekspor dikurangi nilai impornya.
Jika ekspor neto bernilai positif, artinya nilai ekspor lebih besar dari nilai
impor, maka hal ini menunjukkan bahwa negara yang bersangkutan
menjual lebih banyak barang dan jasa buatannya di luar negeri dari pada
membeli barang dan jasa dari negara-negara lain.
4. Surplus perdagangan (trade surplus) adalah suatu negara kelebihan ekspor dari
impor.
5. Defisit perdagangan (trade deficit) adalah suatu negara kelebihan impor dari
ekspor.
6. Perdagangan seimbang (balanced trade) adalah situasi dimana ekspor sama
dengan impor.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ekspor, impor, dan ekspor neto suatu
negara:
1. Selera konsumen terhadap barang-barang produk dalam negeri dan luar
negeri.
2. Harga barang-barang di dalam negeri dan luar negeri.
3. Besar nilai tukar yang menentukan jumlah mata uang domestik yang
dibutuhkan untukmembeli mata uang asing.
4. Ongkos angkutan barang antar negara.
5. Kebijakan pemerintah mengenai perdagangan internasional.
NFI = NX
Persamaan tersebut berlaku karena setiap transaksi yang mempengaruhi satu
sisi dari rumus tersebut juga harus mempengaruhi sisi lain dalam jumlah yang sama.
Rumus tersebut adalah suatu identitas, suatu rumus yang harus berlaku berdasarkan
jalan variabel-;ariabel dalam rumus tersebut ditentukan dan diukur.
Y = C + I + G + NX
Nilai tukar nominal (nominal exchange rate) adalah nilai atau angka tarif di
mata uang Negara lainnya. Depresiasi (dappreciation) adalah suatu peningkatan nilai
tukar suatu mata uang dihitung oleh jumlah mata uang asing yang dapat dibelinya.
Depresiasi (depreciation) adalah suatu penurunan nilai tukar suatu mata uang
dihitung oleh jumlah mata uang asing yang dapat dibelinya.
Nilai tukar riil (real exchange rate) adalah tingkatan di mana seseorang dapat
memperdagangkan barang dan jasa dari suatu negara dengan barang dan jasa dari
negara lain. Nilai tukar riil dan nominal terkait sangat erat.
Dengan demikian, nilai tukar riil tergantung pada nilai tukar nominal dan
harga-harga barang dikedua negara yang diukur berdasarkan nilai tukar lokal. Pada
harga keseluruhan dari pada harga masing-masing barang-barang, mengukur nilai rill
dengan menggunakan indeks harga.
Nilai tukar riil ini mengukur harga relatif suatu himpunan atau sekeranjang
barang dan jasa yang tersedia di dalam negeri terhadap sekeranjang barang dan jasa di
luar negeri.
TEORI PERTAMA TENTANG PENENTUAN NILAI TUKAR: PARITAS
DAYA BELI
Selama kurung waktu nilai tukar bisa naik maupun turun. Paritas daya beli
(purchasing power parity) adalah sebuah teori tentang nilai tukar di mana suatu unit
dari semua mata uang harusdapat membeli kuantitas barang yang sama dari barang-
barang di semua negara. Paritas daya beli menggambarkan kekuatan-kekuatan yang
menentukan nilai tukar dalam jangka panjang.
Teori paritas daya beli di dasarkan pada sebuah prinsip yang disebut hukum
satu harga (the law of one price). Hukum tersebut menyatakan bahwa suatu barang
harus dijual dengan harga yang sama di semua tempat. Jika tidak, akan mendapat
kesempatan untuk mencari keuntungan dari perbedaan harga yang ada. Paritas daya
beli menyatakan bahwa satu unit dari semua mata uang harus mempunyai nilai rill
yang sama di setiap negara.
Teori paritas daya beli memberitahu kita bahwa nilai tukar nominal antara
mata uang dua Negara tergantung pada tingkat harga di negara-negara tersebut.
I = eP / P*
Sebelah kiri rumus tersebut bernilai tetap (konstan) dan bagian sebelah kanan
adalah nilai tukar riil, jadi jika daya beli selalu sama di dalam dan di luar negeri,
maka nilai tukar rill-harga relatif barang domestik dan luar negeri-tidak dapat
berubah. Menurut teori paritas daya beli, nilai tukar nominal antara mata uang-mata
uang dari dua negara harus mereflesikan perbedaan-perbedaan tingkat harga di
negara-negara yang bersangkutan, implikasi penting dari teori ini adalah bahwa nilai
tukar nominal berubah ketika tingkat harga berubah.
KETERBATASAN PARITAS DAYA BELI
Ada dua alasan mengapa teori paritas daya beli tidak selalu berlaku dalam
praktik.
2.) Jelaskan hubungan antara tabungan, investasi, dan arus keluar modal neto.
Jawaban :
Istilah ekspor neto digunakan untuk membahas komponen-komponen dari PDB (Y)
dalam perekonomian terbagi menjadi 4 komponen: konsumsi (C), investasi (I),
pembelanjaan pemerintah (G), dan ekspor neto (NX). Hasil keempatnya akan ditulis
dalam persamaan berikut: Y = C + I + G + NX. Total pengeluaran output
perekonomian barang dan jasa adalah penjumlahan dari pengeluaran terhadap
konsumsi, investasi, pembelajaan pemerintah, dan ekspor neto. Selain itu akan
muncul pula tabungan nasional yang tersisa setelah konsumsi dan pembelanjaan
pemerintah. Tabungan Nasional (S) sama dengan pengurangan dari total output (Y)
dengan konsumsi (C) dan belanja pemerintah (G). Maka jika disusun dalam rumus
baru akan di dapatkan sebuah persamaan berikut: G = I + NX S = I + NX karena
ekspor neto (NX) juga sama dengan arus keluar modal neto (NX) juga sama dengan
investasi luar negeri neto (NCO), kita juga dapat menuliskan rumus diatas menjadi, S
= I + NCO sistem perekonomian terbuka dapat memanfaatkan tabungan untuk
investasi dalam negeri dan arus keluar modal neto.
3.) Jika mobil Jepang harganya 500.000 yen, mobil Thailand yang sama harganya 1,5
juta bath, dan satu bath dapat membeli 3 yen, berapa nilai tukar nominal dan nilai
tukar riil nya?
Jawaban :
Mobil Jepang 500.000 yen, mobil Thailand 1.500.000 bath ( 1 bath = 3 yen ). NIlai
tukar nominal: 1/3 = 0,33 bath per yen. Nilai tukar riil = 1/3 X 500.000 / 1.500.000 =
1/3 X 1/3 = 1/9 = 0,11 unit mobil Thailand per unit mobil Jepang.
Jawaban :
Teori Paritas Daya Beli adalah teori nilai tukar yang menyatakan bahwa satu unit
mata uang tertentu mampu membeli barang dalam jumlah yang sama di semua
Negara. Teori ini didasarkan pada prinsip yang disebut hokum satu harga. Jika hukum
satu harga tidak benar, maka akan terdapat peluang keuntungan yang tidak
tereksploitasi. Proses pengambilan keuntungan perbedaan harga di dua pasar tenyu
akan sama.
4.) Bagaiman transaksi berikut ini memengaruhi arus keluar modal neto Negara anda?
Selain itu, tentukan apakah masing-masing transaksi ini melibatkan investasi
langsung atau investasi portofolio.
b. Harrod’s of London menjual saham pada dana pension di Negara anda. Transaksi
pada poin B ini merupakan aktivitas investasi portofolio luar negeri, karena Negara
kami hanya berperan secara pasif dalam aktivtas investasi tersebut. Pembelian asset
luar negeri tersebut dapat menambah aru keluar modal neto Negara kami.
d. Dana mutual local menjual saham Volkswagen nya kepada investor Prancis.
Transaksi pada poin D ini menurut saya tidak mempengaruhi arus keluar modal neto,
karena Negara kami tidak berkontribusi dalam hal pembelian atau penjualan saham
luar negeri.
7.) Apakah setiap kelompok berikut akan senang jika rupiah Indonesia terapresiasi?
a. Dana pension Belanda untuk obligasi pemerintah Indonesia. Kelompok ini tidak
akan merasa senang karena pada saat rupiah Indonesia terapresiasi, dibutuhkan lebih
banyak mata uang Belanda untuk membeli obligasi pemerintah Indonesia .
b. Industri manufaktur Indonesia. Kelompok ini akan merasa senang karena produk
industry Indonesia akan bernilai atau berharga lebih besar pada saat rupiah Indonesia
terapresiasi.
c. Turis Malaysia berencana berlibur ke Indonesia. Kelompok ini akan merasa tidak
senang karena turis Malaysia akan membutuhkan lebih banyak mata uang lokal untuk
membeli barang atau jasa saat berada di Indonesia.
d. Perusahaan Indonesia yang ingin membeli properti di Negara lain. Kelompok ini
akan merasa senang karena perusahaan Indonesia akan membutuhkan lebih sedikit
mata uang lokal untuk membeli properti di Negara lain.