Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NABILLAH DERIEFCA RAHMAWATI

NPM : 201910325025

KELAS : 2-A1

DOSEN : HASANUDDIN. S.I.P., M.AP

MATA KULIAH : PERILAKU ORGANISASI

TUGAS MATERI KE-9

PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI

Teori-teori pembentukan kelompok

Perspektif Psikodinamik
1. Teori Replacement Freud
Terdapat dua proses yang saling berhubungan:
 Identifikasi dan transference
 Pada identifikasi, energi emosional individu diarahkan pada dirinya
sendiri atau orang lain.
 Dalam identifikasi, anak biasanya memilih orangtua yang memiliki jenis
kelamin sama dengan dirinya sebagai ego ideal.
 Dengan penerimaan orangtua sebagai objek afeksi, ikatan yang kuat
terbentuk, dan dalam hubungan tersebut anak memperoleh kepuasan
melalui rasa memiliki, saling tergantung sama lain, menjaga dari ancaman
luar, serta meningkatkan perkembangan diri.
 Transference, menjelaskan bagaimana formasi kelompok pertama seorang
anak mempengaruhi perilaku kelompoknya.
 Menurut Freud, jenis transference yang sama merupakan faktor kunci
dalam pembentukan kelompok. Sejak itu individu cenderung menerima
pemimpin dalam kelompoknya sebagai figur yang berkuasa sebagaimana
ebelumnya dia terima dari orangtuanya
 Transference menyebabkan timbulnya identifikasi dengan pemimpin,
yang menjadi ego ideal untuk semua anggota kelompok Anggota
kelompok selanjutnya mengembangkan solidaritas dan kohesivitas yang
kuat melalui proses dentifikasi.
1. FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation)
 Menurut Schutz, perilaku orang dewasa dalam kelompok sering sama
dengan perilakunya saat kecil dalam keluarga dan meniru perilaku
orangtua dalam keluarga
 Dalam mengembangkan pendekatan FIRO, Schutz menekankan pada tiga
area: dimensi kebutuhan interpersonal, tipe kecocokan anggota kelompok,
dan tipe pengukuran orientasi interpersonal

Perspektif Sosiobiologis
1. Bertahan dalam kelompok
 Berdasarkan pada teori evolusi Darwin
 Bergabung dalam sebuah kelompok dalam spesies
yang sama merupakan ekspresi strategi secara budaya dan evolusioner dari
hewan untuk meningkatkan keberhasilan reproduksi
 Lebih aman dalam kelompok daripada sendiri
 Kelompok juga efektif dalam perilaku yang berhubungan dengan
makan, membantu memperoleh kawan, serta memberikan perawatan
bagi yang terluka atau masih muda
2. Insting Herd
 Kebutuhan untuk afiliasi tidak dipelajari melalui pengalaman, tapi
manifestasi dari dorongan instingtif
 Tekanan lingkungan memaksa nenek moyang kita untuk lebih suka
berkelompok
 Berkelompok menyediakan pengamanan dari predator, dan bagi
kelompok pemburu memberikan cara yang lebih efektif dalam
menghadapi perampas.

Bentuk-bentuk kelompok
1. Kelompok Primer (Primary Group)
kelompok primer adalah kelompok sosial yang antara nggotanya saling mengenal,
sering bertatap muka (face to face), bekerja sama dengan sifat pribadi, dan bersifat
permanen. Kelompok sosial ini akan bisa berjalan dengan baik dan dalam jangka
waktu yang lama. Contoh dalam kelompok primer adalah keluarga.

2. Kelompok sekunder

Kelompok sekunder adalah kelompok sosial dengan jumlah anggota banyak,


hubungan antaranggota bersifat formal, antar anggota tidak saling mengenal, dan
tidak permanen. Kelompok sosial ini bisa dikatakan berlawanan dengan kelompok
primer. Contoh yang ada di dalam kelompok primer misalnya saja adalah Lembaga
Politik, khususnya partai politik yang hubungan antar anggotaya bersifat formal
selain itu juga satu dengan yang lainnya tidak saling mengenal. Bahkan dalam politik
dikatakan sebagai kelompok primer karena tidak ada istilah kawan dan lawan di
dalamnya.

3. Kelompok Formal (formal group)

Kelompok formal adalah organisasi kelompok yang ada di dalam masyarakat dan
juga terbentuk secara resmi, mempunyai peraturan tegas dan sengaja dibuat oleh
anggota-anggotanya untuk ditaati, serta berfungsi mengatur hubungan antaranggota.
Contoh yang bisa disebutkan dalam kelompok formal ini adalah koperasi desa.
Peraturan dan jenis struktur yang ada dalam Kopersi Desa yang digunakan untuk
antar anggota di dalam kelompoknya. Misalnya adalah kebijakan mengenai
peminjaman dana, dan lainnya.

4. Kelompok Informal (informal group)

Kelompok informal adalah organisasi kelompok yang dibentuk dengan tidak resmi,
tidak mempunyai struktur dan organisasi yang pasti, serta peraturan yang ada di
dalam kelompok informal tidak tertulis secara resmi atau jelas. Contohnya dalam
kelompok informal yang ada di dalam masyarakat adalah peguyuban kopi hitam.
Dalam paguyupan tersebut tidak disebutkan mengenai peraturan berkumpul harus
meminum kopi hitam, atau hal lainnya yang sifatnya nonformal.

5. In-Group
In-group adalah salah satu jenis kelompok sosial yang individunyanya
mengidentifikasikan diri dalam kelompok tersebut.

6. Out-Group

Out-Group adalah kelompok yang dianggap sebagai kelompok luar atau kelompok
yang dianggap sebagai lawan.

7. Gemeinschaft (Paguyuban)

Gemeinschaft yaitu bentuk kehidupan bersama antaranggota masyarakat yang


mempunyai hubungan solidaritas mekanis, bersifat alami, dan kekal. Kelompok
paguyuban sering dikaitkan dengan kondisi yang dialami oleh masyarakat desa.

8. Gessellschaft (Patembayan)

Pengertian patembayan adalah bentuk kehidupan yang bersifat pamrih, mempunyai


hubungan solidaritas organis, dan bertangsung dalam jangka waktu pendek.
Kelbmpok jenis ini identik dengan masyarakat kota yang kompleks.

9. Kelompok Referensi (Reference group)

Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang
(bukan anggota keompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.

10. Kelompok Membership (Membership Group)

Kelompok membership adalah kelompok yang hubungan antara nggotanya terjadi


secara fisik. Ukuran utama keanggotaan seseorang adalah interaksmnya dengan
kelompok sosial yang bersangkutan.

Dasar-dasar Daya Tarik Antar Orang

DASAR-DASAR DAYA TARIK ANTAR ORANG

1. Kesempatan untuk berinteraksi


 Hal-hal yang berhubungan dengan jarakfisikyaitu seperti tempat
tinggal atautempat bekerja yang bedekatan.
 Jarak Pisikologis dan Arsitekturyaitu disebabkan oleh pengaturanletak
susunan kerja karena hasilarsitektur dan akan menciptakan baikfisik
maupun fisikologis.
2. Status
Seseorang itu lebih suka berinteraksi denganorang lain karena adanya
kesamaanstatus.Dan seseorang itu akan lebih tertarikpada orang yang
bersetatus lebih tinggi.
3. Kesamaan latar belakang
Misalnya Kesamaan usia, jenis kelamin,agama, pendidikan, ras, kebangsaan,
dansetatus social.
4. Kesamaan sikap

Panitia Dalam Organisasi

1. Sifat dan Fungsi panitia


Panitia adalah suatu kelompok orang-orang yang mempunyai fungsi kolektif.
Lain definisi yang searti ialah panitia adalah suatu kelompok dimana semua
persoalan dipecahkan bersama sebagai suatu kelompok. Panitia terdiri dari
sekelompok orang yang dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kelompok semacam ini dapat saja dilakukan baik dalam hal suatu perbuatan
yang formal ataupun tidak formal.

2. Segi Positif dari Panitia


Kerja dalam panitia merupakan suatu keuntungan bagi tindakan individu-
individu. Karena di dalam panitia itu ditawarkan suatu hal yang berguna,
yakni adanya usaha bersama dan pertimbangan-pertimbangan yang menyatu
diantara orang-orang yang bekerja didalamnya. Panitia merupakan suatu betuk
kerjasama dalam suatu organisasi yang dapat memberi andil besar dalam
mewujudkan cita-cita tersebut.
Segi positif lainnya dari panitia, ialah bahwa panitia bisa di pergunakan
sebagai sarana untuk mengurangi konflik dan meningkatkan koordinasi
diantara bagian-bagian dalam suatu organisasi. Selanjutnya panitia dapat
memelihara tata hubungan mendatar (horizontal) diantaranya beberapa satuan
organisasi atau departemen yang sama tingkatnya.
Nilai positif panitia dilihat dari pandangan kemanusiaan, dapat dijelaskan,
bahwa panitia mempunyai keuntungan yang besar sekali terutama untuk
meningkatkan motivasi dan keterikatan yang dipancarkan dari pertisipasi.

3. Segi Negatif dari Panitia


Hakikat kerja panitia adalah bahwa seseorang mempunyai hak yang sama
untuk berbicara atau mengemukakan pendapatnya. Hal ini dimanfaatkan oleh
orang-orang yang suka berbicara untuk menghabiskan waktu demi
kepentingannya, dan akibatnya biaya yang dikelurkan tidak mengenai sasaran.
Segi negative lain dari panitia adalah dibaginya pertanggung jawaban.
Sehingga dengan adanya penitia tersebut, maka yang ada ialah panitianya
yang terdiri dari sekumpulan orang-orang, tetapi tidak ada suatu
pertanggungan jawab perorangan. Sehingga dengan demikian jika terdapat
keputusan yang dibuat salah atau jelek dan tidak bermutu, maka jarang orang-
orang tersebut mau mempertanggungjawabkan. Degan kata lain seseorang
mencari perlindungan pada panitia terhadap keputusan yang tidak bermutu
dan salah.

Beberapa Teori Organisasi

A. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (open System)

1. System Tertutup (Closed System)


Teori ini termasuk dari kelompok teori organisasi klasik yang terkesan kaku,
namun mempunyai andil besar sebagai masukan bagi lahirnya teori-teori
modern. Teori ini menggambarkan organisasi sebagai suatu mesin yang
bekerja dengan suatu keteraturan dan keajekan tertentu, yang menekankan
adanya suatu tingkat produktifitas tertentu, dengan mencapai suatu taraf
efisiensi tertentu dan yang dikendalikan oleh legitimasi otoritas pimpinan.
Oleh sebab itu lewat suatu pembagian kerja, spesialisasi dan hubungan kerja
yang hirarkis, maka usaha untuk mencapai tujuan akan sangat tercapai secara
efisien dan efektif. Dengan demikian pemahaman dari pengguna teori ini
menekankan pada peningkatan efisiensi lewat penggerakan (structuring) dan
pengendalian (controlling) dari partisipan manusia.

2. Sistem Terbuka (Open System)


Kelompok pengguna teori ini melihat organisasi sebagai sebuah organism,
yakni sebagai suatu sistem yang hidup dengan penekanannya kepada unsur-
unsur manusia sebagai pendukung utamanya. Model konsep ini tidak lagi
memandang produksi sebagai satu-satunya yang paling utama dalam
organisasi. Hal yang dipandang penting dalam konseps pradigma organisme
ini ialah manusianya yang memiliki keseimbangan dengan lingkungan
(Psychosocial System)

B. Konsep Prespektif (Edgar Huse dan James Bowditch)

1. Prespektif I
Inti dari prespektif I sama dengan paham tradisional yang melihat organisasi
dari prespektif rancangan yang berstruktur. Aliran-aliran dalam prespektif ini
hanya memikirkan isu-isu tentang bagaimana seharusnya organisasi disusun,
fungsi-fungsi yang seharusnya dijalankan, siapa-siapa yang seharusnya
menjadi pemimpin dan bawahan.

2. Prespektif II
Teori organisasi dalam kelompok prespektif ini secara pokok memikirkan
bagaimana suatu informasi dapat disampaikan melalui sarana-sarana tertentu.
Pemikiran semacam ini banyak menggunakan pendekatan matematis sebab
sangat dekat dengan penggunaan computer dan simulasi.

3. Prespektif III
Prespektif ini dinamakan prespektif kemanusiaan (The Human Prespective).
Pandangan pemikiran dalam prespektif ini ialah menekankan bahwa unsure
manusia dalam setiap kerja kelompok dirasakan lebih penting daripada
sekedar struktur dan hirarki yang membentang pada setiap jajaran organisasi.

Anda mungkin juga menyukai