Anda di halaman 1dari 14

PERILAKU ORGANISASI

AYU CASWATI
2134021179

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN S-1


UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA 2022
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK DAN KELOMPOK
KERJA

A. DEFINISI KELOMPOK

Menurut (Wahjono, 2010) dalam Dian Anggraini Rachman dkk.Berkelompok


merupakan suatu kebutuhan, dalam arti tanpa berkelompok seseorang tidak nyaman
untuk hidup, bahkan mungkin tidak bisa hidup. Diantara alasan orang berkelompok
adalah untuk mencapai tujuan, karena berkelompok menimbulkan kekuatan, maka
tentu saja akan memudahkan pencapaian tujuan.Menurut (Lista Kuspriatni) dalam
Jurnalnya, Perilaku kelompokadalah semua kegiatan yang dilakukan dua atau lebih
individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantungun untuk
menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan
diri.Adapun pengertian kelompok menurut beberapa ahli, diantaranya:
 
a.Menurut Schermerhorn,
 Kelompok adalah Suatu kumpulandua atau lebih orang-orang yang bekerja dengan
yanglainnya secara teratur untuk mencapai satu atau lebih tujuanumum.
 
 b. Menurut Greenberg dan Baron,
kelompok  adalah Sekumpulan dua individu atau lebih yang saling berinteraksi
dengan
pola hubungan yang tetap dan saling berbagi tujuan, dan menganggap mereka sebagai 
suatukelompok.
 
c.Menurut Kreitner dan Kinicki,
kelompok adalahSekumpulan orang dengan keahlian yang beragam, dimanamereka
sepakat dalam suatu kegunanaan, tujuan dan pendekatan.
 
d.Menurut Robbin,
kelompok adalah Dua atau lebih individuyang berinteraksi dan saling bergantung,
yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu.
 
e.Menurut Gibson,
kelompok adalah Dua atau lebih karyawanyang berinteraksi satu sama lain
sedemikian rupa sehinga perilaku dan atau prestasi anggota dipengaruhi oleh perilaku
dan atau prestasi anggota lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kelompok adalahgolongan tertentu (profesi,


aliran, lapisan masyarakat, dan sebagainya).Kelompok merupakan kumpulan manusia
yang merupakan kesatuan beridentitas dengan adat istiadat dan sistem norma yang
mengatur pola- pola interaksi antara manusia itu. Secara formal kelompok adalah
suatu kumpulan dua atau lebihorang-orang yang bekerja dengan yang lainnya secara
teratur untukmencapai satu atau lebih tujuan umum.

TEORI-TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK


1.      Teori Kedekatan (Propinquity) : Teori kedekatan menjelaskan tentang adanya
aliansi diantara orang-orang tertentu. Seseorang berhubungan dengan orang lain
disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya.
2.      Teori Interaksi (George Homans) : Teori interaksi berdasarkan pada aktivitas,
interaksi dan sentiment (perasaan atau emosi) yang berhubungan secara langsung.
Ketiganya dapat dijelakan sebagai berikut:
a.       Semakin banyak aktivitas seseorang dengan orang lain, semakin beraneka
interaksinya dan semakin kuat tumbuhnya sentiment mereka.
b.      Semakin banyak interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak
kemungkinan aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain.
c.       Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan
semakin banyak sentiment orang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak
kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.
3.      Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb) : Teori keseimbangan menyatakan
bahwa seseorang tertarik kepada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap
(seperti: agama, politik, gaya hidup, perkawinan, pekerjaan, otoritas) di dalam
menanggapi suatu tujuan.
4.      Teori Pertukaran : Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam
bekerja. Teori kedekatan, interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di
dalam teori ini.
Secara praktis pembentukan kelompok bisa saja terjadi dengan alasan ekonomi,
keamanan, atau alasan social. Para pekerja umumnya memiliki keinginan afiliasi
kepada pihak lain.
Karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok antara lain:
a.       Adanya dua orang atau lebih
b.      Berinteraksi satu dengan yang lain
c.       Saling berbagi beberapa tujuan yang sama
d.      Melihat dirinya sebagai suatu kelompok.
B. KONSEP DASAR KELOMPOK
Pembagian kelompok-kelompok ini sesuai dengan dasar pengelompokannya.
Menurut tujuan dari beberapa kelompok maka kelompok dapat dibedakan menjadi
tujuh jenis kelompok yaitu:
1.    Kelompok Primer Dan Kelompok Sekunder
Kelompok Primer merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi
sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam
kehidupan. Menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang
yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga
setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui
perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-
lain.
Di sisi lain, kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri
atas banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tida perlu berdasarkan
pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Dalam kelompok
sekunder, hubungan sosial bersifat formal, impersonal dan segmental (terpisah), serta
didasarkan pada manfaat (utilitarian). Seseorang tidak berhubungan dengan orang
lain sebagai suatu pribadi, tetapi sebagai seseorang yang berfungsi dalam
menjalankan suatu peran. Kualitas pribadi tidak begitu penting, tetapi cara kerjanya.

2.    Psyche-Group dan Socio Group


Psyche-Group adalah kelompok yang memiliki dasar hubungan pribadi yang
cukup mendalam. Hubungan di antara anggota-anggota kelompok sangat bersifat
pribadi. Anggota dari Psyche-Group biasanya tidak besar, mungkin hanya dua, tiga,
atau empat orang saja. Juga kelompok ini bersifat tidak formal. Tidak jarang Psyche-
Group terbentuk karena persamaan nasib atau persamaan penderitaan.
 Sedangkan Socio-Group adalah adalah kelompok yang memiliki dasar
hubungan yang kurang bersifat pribadi, kelompok ini dibentuk dengan tujuan-tujuan
yang lebih umum. Socio-Group mempunyai tujuan yang lebih bersifat social, lebih
bersifat umum dan terbentuk sacara formal.
3.      Kelompok Permanen dan Kelompok Temporer
Kelompok permanen adalah kelompok yang masa ikatannya berlangsung lama,
sedangkan kelompok temporer adalah kelompok yang masa ikatannya berlangsung
dalam suatu periode yang singkat. Yang menentukan permanen tidaknya suatu
kelompok adalah tujuannya, kalau tujuannya cukup sederhana karena lahir dari suatu
kebutuhan yang sederhana juga, tujuan tersebut dapat dicapai dengan satu kegiatan
saja, maka kelompok itu berkhir setelah tujuan tersebut tercapai. Contoh kelompok
temporer antara lain pentas seni dalam rangka memperingati HUT kemerdekaan
Republik Indonesia, hanya akan dilakukan sekitar minggu ketiga sampai ke empat
bulan agustus setelah bulan agustus berahir maka pentas seni berahir.
Kelompok permanen memiliki tujuan yang lebih jauh,lebih luas membutuhkan
waktu yang relatif lama untuk mencapainya dengan melalui banyak kegiatan.
Misalnya untuk mencapai suatu jenjang pendidikan (SLTP/MTs/SMU/SMK/MA)
diperlukan kegiatan kurikuler, kokurikuler dan berbagai komponen lain yang
semuanya diprioritaskan untuk mencapai hasil prestasi belajar yang optimal.
4.      Kelompok Formal Dan Kelompok Informal
Kelompok formal biasanya dibentuk berdasarkan tujuan dan aturan tertentu
yang bersifat resmi ( dan tertulis ). Gerak dan kegiatan kelompok formal pun diatur
dan tidak boleh menyimpang dari ketentuan itu. Aturan ini biasanya tertulis
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Keberadaan kelompok informal tidak didasarkan atas hal-hal yang bersifat resmi
seperti diatas, melainkan berdasarkan pada kemauan, kebebasan, dan selera orang-
orang yang terlibat didalamnya.

5.      Kelompok Terorganisasi dan Tidak Terorganisasi


Kelompok yang terorganisasikan adalah suatu kelompok dimana terdapat
pembagian peranan dan tugas yang jelas dan tegas. Setiap anggota kelompok
mengetahui apa tugasnya dan apa tugas orang lain, bagaimana kerjasama antara
seorang anggota dengan anggota yang lain, peranan dan tugas tersebut berjalan
sebagaiamana yang telah ditentukan. Kelompok ini juga ditandai oleh fungsi
kepemimpinan yang tegas, yang mengatur memberi kemudahan dan mengawasi
dijalankannya peranan masing-masing anggota, bukan hanya kehadiran pemimpin
sebagai figur. Karena itu kelompok biasanya kaku, kurang fleksibel, sebab segala pola
interaksi telah ditentukan dalam peraturan. Pembagian tugas dan wewenang dapat
membangkitkan gairah dalam berpartisipasi, dapat mengembangkan perasaan bersatu
(senc of belonging).
Dalam kelompok yang terorganisasikan dapat muncul hal-hal yang bersifat
resmi atau formal maupun tidak resmi atu informal. Pembagian tugas dan peranan
yang dilakukan oleh para anggota dan saling hubungan antar anggota yang didasarkan
atas tugas dan peranan itu bersifat formal namun diantara hal-hal yang bersifat formal
itu dapat muncul kegiatan ataupun suasana yang informal, misalnya hubungan antar
pribadi yang akrab antar anggota melalui arisan, kegiatan olah raga, dan sebagainya.
Pada kelompok tidak terorganisasikan para anggotanya bertindak lebih bebas
tidak saling terikat pada anggota lain. Disini individualitas memperoleh tempat yang
minim. Karena setiap anggota harus berbuat sesuai dengan kesepakatan (persetujuan,
peraturan) yang telah disetujui bersama.
6.      Membersip Group dan Reference Group.
Suatu kelompok disebut sebagai membersip gruop jika individu pada saat ini
menjadi anggota kelompok yang aktif. Sedang reference group adalah kelompok
dimana individu memperlihatkan identitasnya, yang digunakan sebagai petunjuk
untuk mencapai suatu maksud.
Reference group biasanya pada saat yang lalu merupakan membersip grup
seseorang, meskipun sekarang ia tidak menjadi anggota lagi tetapi ada ikatan batin
dengan kelmpok itu walaupun secara tidak sadar. Tidak setiap bekas kelompok
merupakan reference grup seseorang, hal ini sangat tergantung kepada sence of
belongingnessnya pada saat ia menjadi anggota aktif.
7.      Kelomok Homogen dan Hetrogen.
Kelompok homogeny adalah suatu kelompok yang anggota – anggotanya terdiri
atas orang – orang yang memiliki cirri, kemampuan atau status yang sama, misalnya
kelompok mahasiswa, kelompok ibi – ibu PKK, kelompok karang taruna, kelompok
remaja masjid, kelompok pelajar, kelompok pedagang, kelompok pensiunan,
kelompok pemuda dan sebagainya.
Kelompok heterogen adalah kelompok yang anggota – anggotanya terdiri atas
individu yang terdiri atas individu yang memiliki berbagai agam cirri, kemampuan
dan status. Misalnya kelompok sepeda santai, kelompok pengajian dan sebagainya,
kelmpok tennis, yang diikuti oleh berbagai orang berbeda usia, jabatan pendidikan,
pekerjaan, status social, jenis kelamin, dan sebagainya.
8.      Kelompok In Group dan Out Group.
Ditinjau dari kedudukan atau jarak antara individu dengan kelompoknya dapat
dibedakan antara individu yang in group dengan individu yang out group. Individu
yang in group adalah individu yang berada dalam kelompoknya, melibatkan diri ataau
dilibatkan oleh kelompoknya. Individu yang out group adalah individu yang berada
diluar kelompoknya, tidak melibatkan diri atau tidak dilibatkan kelompoknya.
Keberadaan seorang individu didalam atau diluar kelompoknya bukan secara
fisik tetapi secara psikologis. Mungkin seorang individu secara fisik berada bersana –
sama anggota yang lain tetapi secara psikologis ia diasingkan, tidak diajak bicara,
tidak diberi tugas, tidak diberi kesempatan mengajukan gagasan – gagasaannya tidak
diterima pendapatnya, dan sebagainya.

ALASAN-ALASAN MENGAPA ORANG BERGABUNG KE DALAM KELOMPOK


1.      Faktor Keamanan (security)
Individu yang berada di dalam kelompok bisa mengurangi rasa tidak aman karena
sendirian. Merasa lebih kuat, lebih percaya diri, dan lebih tahan terhadap ancaman.
Contoh: seorang pria yang masuk akademi tentara atau kepolisian untuk mempelajari
teknik- teknik bertarung, cara menjaga kekebalan tubuh terhadap serangan musuh,
dan tahan terhadap ancaman. Sehingga ia merasa aman menghadapi situasi apapun.
2.      Faktor Status (status)
Bergabung ke dalam kelompok yang dipandang penting, memberikan pengakuan dan
status bagi para anggotanya. Dengan bergabung ke dalam kelompok tersebut maka
anggota- anggotanya akan merasa harga diri dan statusnya akan menjadi semakin
tinggi di masyarakat meskipun belum tentu masyarakat akan menilai seperti itu.
Contoh: seorang pria gay ia akan bergabung dengan kelompok gay karena ia merasa
ketika ia masuk ke kelompok tersebut status dan harga dirinya akan sama dengan
teman- temannya yang lainnya dibandingnya jika ia masuk ke dalam kelompok pria
normal.
3.      Faktor harga diri (self-esteem)
Memiliki harga diri karena menjadi bagian kelompok dan kejelasan status mereka
bagi kelompok lain.
4.      Faktor Afiliasi (affiliation)
Seseorang bergabung ke dalam kelompok untuk memenuhi salah satu kebutuhan
manusia yang paling mendasar yaitu sosialisasi dan afiliasi. Manusia tidak akan
merasa nyaman jika hidup sendirian meskipun kebutuhan yang lain terpenuhi.
Manusia membutuhkan teman untuk berbucara, berdiskusi, baik kebahagiaan maupun
penderitaan.
5.      Faktor Kekuasaan (power)
Kekuasaan dan kekuatan bisa diraih dengan berada di dalam kelompok yang sulit
diperoleh jika sendirian.
Contoh: seseorang yang mencalonkan dirinya ke dalam partai politik dan ketika ia
telah masuk ke dalam partai politik tersebut ia ingin  mendapatkan kekuasaan melalui
jabatannya itu dan ia menjadi berpengaruh bagi masyarakatnya.
6.      Faktor Pencapaian Sasaran (goal achievment)
Untuk mencapai sasaran dan menyelesaikan tugas dibutuhkan lebih dari satu atau dua
orang. Dengan bekerja sama, gotong royong, saling membantu, saling mendukung,
saling menguatkan, tujuan akan lebih mudah diraih dibandingkan berpikir dan berbuat
sendiri. Contoh: seorang direktur ketika ia ingin meningkatkan kinerja perusahannya
ia membutuhkan bawahan- bawahan yang memiliki tujuan yang sama dengan dia
sehingga akan mudah bagi perusahaan itu untuk berkembang karena 1 tujuan yang
sama tersebut.

C. NORMA
Norma kelompok adalah pedoman-pedoman yang mengatur sikap dan perilaku
atau perbuatan anggota kelompok (Walgito, 2007). Sedangkan Baron & Byrne (2003)
berpendapat norma adalah peraturan dalam kelompok yang mengindikasikan
bagaimana anggota kelompok harus atau tidak harus bertindak. Senada dengan hal
tersebut, Forsyth (dalam Taylor, Peplau & Sears, 2012) menyatakan norma adalah
aturan-aturan dan harapan bersama tentang bagaimana anggota kelompok seharusnya
berperilaku. Berdasarkan definisi dari beberapa ahli di atas, penelitian ini mengacu
pada definisi yang diungkapkan oleh Baron & Byrne (2003) karena definisi tersebut
sederhana, mudah dipahami dan lengkap.
Menurut Burn (dalam Sarwono & Meinarno, 2009) norma memiliki beberapa
fungsi, yaitu:
1) Mengatur tingkah laku anggota kelompok sehingga dapat berfungsi secara
efisien dalam mencapai tujuan.
2) Mengurangi ketidakpastian karena individu tahu apa yang diharapkan dari
dirinya di dalam kelompok.
3) Membedakan kelompok dengan kelompok lain, termasuk anggota
kelompok dengan non anggota, sehingga memudahkan terbentuknya identitas
kelompok.

Johnson & Johnson (1996) memberikan seperangkat pedoman untuk


pembentukan dan dukungan norma kelompok:
1) Agar anggota menerima norma kelompok, mereka harus terlebih dahulu
mengetahui bahwa norma tersebut ada, melihat bahwa anggota lain menerima dan
mengikutinya juga merasakan komitmen kuat terhadap norma tersebut.
2) Anggota akan menerima dan menginternalisasi norma sejauhmana mereka melihat
bahwa norma sebagai bantuan mencapai tujuan dan tugas-tugas mereka.
3) Anggota akan menerima dan menginternalisasi norma ketika mereka merasa
memiliki norma tersebut. Biasanya anggota akan mendukung dan menerima norma
kelompok ketika mereka juga ikut berperan dalam pembentukannya.
4) Anggota-angota kelompok harus menegakkan norma antara satu sama lain segera
setelah adanya pelanggaran.
5) Model-model dan contoh-contoh yang tepat untuk menyesuaikan diri terhadap
norma harus dihadirkan.
6) Norma-norma budaya yang mendukung pencapaian tujuan, pemeliharaan dan
pertumbuhan kelompok harus diimpor dalam kelompok.
7) Norma harus fleksibel, sehingga ketika terdapat norma yang lebih sesuai dapat
dilakukan pergantian.

KESIMPULAN :
Kelompok merupakan kumpulan manusia yang merupakan kesatuan beridentitas
dengan adat istiadat dan sistem norma yang mengatur pola- pola interaksi antara
manusia itu.
Karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok antara lain:
a.       Adanya dua orang atau lebih
b.      Berinteraksi satu dengan yang lain
c.       Saling berbagi beberapa tujuan yang sama
d.      Melihat dirinya sebagai suatu kelompok.
Kelompok Primer merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi
sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam
kehidupan. Psyche-Group adalah kelompok yang memiliki dasar hubungan pribadi
yang cukup mendalam. Hubungan di antara anggota-anggota kelompok sangat
bersifat pribadi. Sedangkan Socio-Group adalah adalah kelompok yang memiliki
dasar hubungan yang kurang bersifat pribadi, kelompok ini dibentuk dengan tujuan-
tujuan yang lebih umum. Socio-Group mempunyai tujuan yang lebih bersifat social,
lebih bersifat umum dan terbentuk sacara formal.
Kelompok permanen adalah kelompok yang masa ikatannya berlangsung lama,
sedangkan kelompok temporer adalah kelompok yang masa ikatannya berlangsung
dalam suatu periode yang singkat. Yang menentukan permanen tidaknya suatu
kelompok adalah tujuannya, kalau tujuannya cukup sederhana karena lahir dari suatu
kebutuhan yang sederhana juga, tujuan tersebut dapat dicapai dengan satu kegiatan
saja, maka kelompok itu berkhir setelah tujuan tersebut tercapai.
Kelompok homogeny adalah suatu kelompok yang anggota – anggotanya
terdiri atas orang – orang yang memiliki cirri, kemampuan atau status yang sama.
Kelompok heterogen adalah kelompok yang anggota – anggotanya terdiri atas
individu yang terdiri atas individu yang memiliki berbagai agam cirri, kemampuan
dan status.
Norma kelompok adalah pedoman-pedoman yang mengatur sikap dan perilaku
atau perbuatan anggota kelompok (Walgito, 2007). Sedangkan Baron & Byrne (2003)
berpendapat norma adalah peraturan dalam kelompok yang mengindikasikan
bagaimana anggota kelompok harus atau tidak harus bertindak. Senada dengan hal
tersebut, Forsyth (dalam Taylor, Peplau & Sears, 2012) menyatakan norma adalah
aturan-aturan dan harapan bersama tentang bagaimana anggota kelompok seharusnya
berperilaku. Berdasarkan definisi dari beberapa ahli di atas, penelitian ini mengacu
pada definisi yang diungkapkan oleh Baron & Byrne (2003) karena definisi tersebut
sederhana, mudah dipahami dan lengkap.
SOAL

1. Apa yang dimaksud dari kelompok


Jawab :
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kelompok adalahgolongan tertentu (profesi,
aliran, lapisan masyarakat, dan sebagainya).Kelompok merupakan kumpulan manusia
yang merupakan kesatuan beridentitas dengan adat istiadat dan sistem norma yang
mengatur pola- pola interaksi antara manusia itu. Secara formal kelompok adalah
suatu kumpulan dua atau lebihorang-orang yang bekerja dengan yang lainnya secara
teratur untukmencapai satu atau lebih tujuan umum.

2. Sebutkan teori mengenai kelompok


Jawab :
1. Teori Kedekatan (Propinquity) : Teori kedekatan menjelaskan tentang adanya aliansi
diantara orang-orang tertentu. Seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan
karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya.
2.  Teori Interaksi (George Homans) : Teori interaksi berdasarkan pada aktivitas,
interaksi dan sentiment (perasaan atau emosi) yang berhubungan secara langsung.
Ketiganya dapat dijelakan sebagai berikut:
a. Semakin banyak aktivitas seseorang dengan orang lain, semakin beraneka interaksinya
dan semakin kuat tumbuhnya sentiment mereka.
b. Semakin banyak interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak kemungkinan
aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain.
c. Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan semakin
banyak sentiment orang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak kemungkinan
ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.
3.  Teori Pertukaran : Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam
bekerja. Teori kedekatan, interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di
dalam teori ini.
Secara praktis pembentukan kelompok bisa saja terjadi dengan alasan ekonomi,
keamanan, atau alasan social. Para pekerja umumnya memiliki keinginan afiliasi kepada
pihak lain.
Karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok antara lain:
a.       Adanya dua orang atau lebih
b.      Berinteraksi satu dengan yang lain
c.       Saling berbagi beberapa tujuan yang sama
d.      Melihat dirinya sebagai suatu kelompok.

3. Sebutkan 7 jenis kelompok dan berikan penjelasannya dari masing-masing


kelompok.
Jawab :
 .    Kelompok Primer Dan Kelompok Sekunder
Kelompok Primer merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi
sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam
kehidupan. Menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang
yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga
setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui
perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-
lain. Di sisi lain, kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri
atas banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tida perlu berdasarkan
pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng.
 Psyche-Group dan Socio Group
Psyche-Group adalah kelompok yang memiliki dasar hubungan pribadi yang
cukup mendalam. Hubungan di antara anggota-anggota kelompok sangat bersifat
pribadi. Anggota dari Psyche-Group biasanya tidak besar, mungkin hanya dua, tiga,
atau empat orang saja. Juga kelompok ini bersifat tidak formal. Tidak jarang Psyche-
Group terbentuk karena persamaan nasib atau persamaan penderitaan.
 Sedangkan Socio-Group adalah adalah kelompok yang memiliki dasar
hubungan yang kurang bersifat pribadi, kelompok ini dibentuk dengan tujuan-tujuan
yang lebih umum. Socio-Group mempunyai tujuan yang lebih bersifat social, lebih
bersifat umum dan terbentuk sacara formal.
 Kelompok Permanen dan Kelompok Temporer
Kelompok permanen adalah kelompok yang masa ikatannya berlangsung lama,
sedangkan kelompok temporer adalah kelompok yang masa ikatannya berlangsung
dalam suatu periode yang singkat. Yang menentukan permanen tidaknya suatu
kelompok adalah tujuannya, kalau tujuannya cukup sederhana karena lahir dari suatu
kebutuhan yang sederhana juga, tujuan tersebut dapat dicapai dengan satu kegiatan
saja, maka kelompok itu berkhir setelah tujuan tersebut tercapai.
 Kelompok Formal Dan Kelompok Informal
Kelompok formal biasanya dibentuk berdasarkan tujuan dan aturan tertentu
yang bersifat resmi ( dan tertulis ). Gerak dan kegiatan kelompok formal pun diatur
dan tidak boleh menyimpang dari ketentuan itu. Aturan ini biasanya tertulis
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Keberadaan kelompok informal tidak didasarkan atas hal-hal yang bersifat resmi
seperti diatas, melainkan berdasarkan pada kemauan, kebebasan, dan selera orang-
orang yang terlibat didalamnya.
 Kelompok Terorganisasi dan Tidak Terorganisasi
Kelompok yang terorganisasikan adalah suatu kelompok dimana terdapat
pembagian peranan dan tugas yang jelas dan tegas. Setiap anggota kelompok
mengetahui apa tugasnya dan apa tugas orang lain, bagaimana kerjasama antara
seorang anggota dengan anggota yang lain, peranan dan tugas tersebut berjalan
sebagaiamana yang telah ditentukan. Kelompok ini juga ditandai oleh fungsi
kepemimpinan yang tegas, yang mengatur memberi kemudahan dan mengawasi
dijalankannya peranan masing-masing anggota, bukan hanya kehadiran pemimpin
sebagai figur. Karena itu kelompok biasanya kaku, kurang fleksibel, sebab segala pola
interaksi telah ditentukan dalam peraturan. Pembagian tugas dan wewenang dapat
membangkitkan gairah dalam berpartisipasi, dapat mengembangkan perasaan bersatu
(senc of belonging).
Pada kelompok tidak terorganisasikan para anggotanya bertindak lebih bebas
tidak saling terikat pada anggota lain. Disini individualitas memperoleh tempat yang
minim. Karena setiap anggota harus berbuat sesuai dengan kesepakatan (persetujuan,
peraturan) yang telah disetujui bersama.
  Membersip Group dan Reference Group.
Suatu kelompok disebut sebagai membersip gruop jika individu pada saat ini
menjadi anggota kelompok yang aktif. Sedang reference group adalah kelompok
dimana individu memperlihatkan identitasnya, yang digunakan sebagai petunjuk
untuk mencapai suatu maksud.
Reference group biasanya pada saat yang lalu merupakan membersip grup
seseorang, meskipun sekarang ia tidak menjadi anggota lagi tetapi ada ikatan batin
dengan kelmpok itu walaupun secara tidak sadar. Tidak setiap bekas kelompok
merupakan reference grup seseorang, hal ini sangat tergantung kepada sence of
belongingnessnya pada saat ia menjadi anggota aktif.
 Kelomok Homogen dan Hetrogen.
Kelompok homogeny adalah suatu kelompok yang anggota – anggotanya terdiri atas
orang – orang yang memiliki cirri, kemampuan atau status yang sama, Kelompok
heterogen adalah kelompok yang anggota – anggotanya terdiri atas individu yang
terdiri atas individu yang memiliki berbagai agam cirri, kemampuan dan status.
 Kelompok In Group dan Out Group.
Ditinjau dari kedudukan atau jarak antara individu dengan kelompoknya dapat
dibedakan antara individu yang in group dengan individu yang out group. Individu
yang in group adalah individu yang berada dalam kelompoknya, melibatkan diri ataau
dilibatkan oleh kelompoknya. Individu yang out group adalah individu yang berada
diluar kelompoknya, tidak melibatkan diri atau tidak dilibatkan kelompoknya.

4. Sebutkan macam kelompok yang sering ditemui pada linkungan kesehari-hari,


dan jelaskan alasannya.
Jawab :
Reference group biasanya pada saat yang lalu merupakan membersip grup
seseorang, meskipun sekarang ia tidak menjadi anggota lagi tetapi ada ikatan batin
dengan kelmpok itu walaupun secara tidak sadar. Tidak setiap bekas kelompok
merupakan reference grup seseorang, hal ini sangat tergantung kepada sence of
belongingnessnya pada saat ia menjadi anggota aktif. Contohnya : masih sering main
atau kumpul bersama dengan teman dikantor lama meskipun sudah berbeda kantor.
Kelompok homogeny adalah suatu kelompok yang anggota – anggotanya
terdiri atas orang – orang yang memiliki cirri, kemampuan atau status yang sama,
misalnya kelompok mahasiswa, kelompok ibi – ibu PKK, kelompok karang taruna,
kelompok remaja masjid, kelompok pelajar, kelompok pedagang, kelompok
pensiunan, kelompok pemuda dan sebagainya.

5. Sebutkan alasan mengapa seseorang bergabung pada sebuah kelompok.

Jawab :

1. Faktor Keamanan (security)
Individu yang berada di dalam kelompok bisa mengurangi rasa tidak aman karena
sendirian. Merasa lebih kuat, lebih percaya diri, dan lebih tahan terhadap ancaman.
2. Faktor Status (status)
Bergabung ke dalam kelompok yang dipandang penting, memberikan pengakuan dan
status bagi para anggotanya. Dengan bergabung ke dalam kelompok tersebut maka
anggota- anggotanya akan merasa harga diri dan statusnya akan menjadi semakin
tinggi di masyarakat meskipun belum tentu masyarakat akan menilai seperti itu.
3. Faktor harga diri (self-esteem)
Memiliki harga diri karena menjadi bagian kelompok dan kejelasan status mereka
bagi kelompok lain.
4.  Faktor Afiliasi (affiliation)
Seseorang bergabung ke dalam kelompok untuk memenuhi salah satu kebutuhan
manusia yang paling mendasar yaitu sosialisasi dan afiliasi.
5.  Faktor Kekuasaan (power)
Kekuasaan dan kekuatan bisa diraih dengan berada di dalam kelompok yang sulit
diperoleh jika sendirian.

6.  Faktor Pencapaian Sasaran (goal achievment)


Untuk mencapai sasaran dan menyelesaikan tugas dibutuhkan lebih dari satu atau dua
orang. Dengan bekerja sama, gotong royong, saling membantu, saling mendukung,
saling menguatkan, tujuan akan lebih mudah diraih dibandingkan berpikir dan berbuat
sendiri.
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/38234885/Dasar_Dari_Perilaku_Kelompok

http://kelompok10po.blogspot.com/2014/05/dasar-dasar-perilaku-kelompok.html

http://nanditooverbeek.blogspot.com/2016/06/konsep-dasar-kelompok.html?m=1

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6745/2/T1_802007038_BAB
%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai