Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KELOMPOK 4

Perilaku kelompok dalam organisasi : beberapa teori organisasi

Mata Kuliah : Perilaku Organisasi


Dosen Pengampu : Dr. Sofyan, M.Pd

Disusun Oleh :
Aiwa ( A1D521010 )
Lidya Saputri (A1D521011 )
Salsabila Agustin ( A1D521012 )

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………..............................…………................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang …………..............................…………...................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah …………..............................………….................................................. 1

1.3. Tujuan …………..............................…………...................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Kelompok dalam Organisasi.................................................................. 2


2.1 . Macam - Macam Bentuk Kelompok …………..............................…………...................7

2.2. Teori-teori organisasi …………..............................…………............................................. 8

BAB III. PENUTUP

3.1 . Kesimpulan …………..............................…………............................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA …………..............................…………................................................... 17


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kelompok  merupakan  bagian  dari  kehidupan  manusia. tiap hari manusia akan
terlibat balam kelompok.demikian pula kelompok merupakan bagian dari organisasi. hampir
pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah
sangat kuat kecendrungannya Untuk  mencari  keakraban dalam kelompok-kelompok
tertentu.dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang di lakukan, kedekatan tempat
kerja, seringnya  berjumpa, dan barang kali  adanya kesamaan kesemangan bersama, maka
timbullah kedekatan satu sama lain.

Manusia berkelompok karena ingin menciptakan hubungan yang lebih dari


sebelumnya, setidaknya ada beberapa hal yang melatar belakangi manusia berklompok atau
beroganisasi, bisa saja karena adanya motivasi yang berbeda dari tiap individu dalam
klompok itu. Kemudian membentuk kelompok-kelompok kecil dalam sebuah organisasi, dan
beberapa hal lainnya.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam pembahasan perilaku organisasi akan banyak membahas tentang apa itu
organisasi itu, apa saja ruang lingkup dari perilaku organisasi itu, dan seterusnya. Dalam
kesempatan ini focus pembahasan kami ada pada perilaku kolompok dalam organisasi. Yang
mana perilaku kelompok dalam organisasi ini terbagi dalam lima sub bab, yaitu, teori
pembentukan kelompok, kemudian bentuk-bentuk kelompok, dilan jutkan dengan dasar-dasar
daya tarik antar orang, dan model-model daya tarik antar orang, terakhir ialah beberapa teori
organisasi.

1.3. Tujuan
1. Bagaimana Macam - Macam Bentuk Kelompok

2. Dasar - Dasar Daya Tarik Antara Orang Dan Model Daya Tarik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Kelompok dalam Organisasi


1. Pengertian Perilaku
Secara etimologi, perilaku dalam bahasa inggris berarti “behavior”. Sedangkan secara
terminologi, Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya “tanggapan atau reaksi
individu terhadap rangsangan atau lingkungan”.[1] Menurut Toha, perilaku merupakan suatu
fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.[2] Suatu perilaku dapat
diobservasi ketika perilaku itu dapat dilihat dan terukur serta dapat dihitung dalam kaitan
dengan frekuensi dan/atau jangka waktu.[3] Jadi, perilaku adalah aktifitas individu atau
manusia sebagai reaksi terhadap lingkungan yang dapay diamati.
2. Pengertian Kelompok
Secara etimologi, kelompok dalam bahasa inggris diartikan dengan “group”.
Sedangkan secara terminologi, banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai kelompok.
Menurut Robbins dan Coulter, kelompok adalah, “dua atau lebih individu yang berinteraksi
dan saling bergantung yang bekerja sama untuk meraih tujuan tertentu”.

Menurut Karen, kelompok dapat didefinisikan sebagai, “A group is at least two


individuals gathered together because of some common bond, to meet members’ social and
emotional needs, or to fulfill some mutual purpose”.[5] Kelompok adalah sekurang-
kurangnya dua orang yang berkumpul bersama karena suatu keadaan, untuk bertemu anggota
sosialnya dan kebutuhan emosi, atau untuk saling memenuhi tujuan.
Sedangkan menurut David dan Frank, terdapat 7 definisi tentang kelompok antara
lain sebagai berikut:
a) Sejumlah orang yang berkumpul bersama untuk mencapai tujuan
b) Kumpulan orang-orang yang saling bergantung dalam beberapa hal.
c) Sejumlah individu yang saling berinteraksi.
d) Suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang menganggap diri mereka
berada dalam satu kelompok.
e) Kumpulan individu yang interaksinya tersusun oleh peran dan norma.
f) Sekumpulan orang yang saling memengaruhi satu sama lain.
g) Sekumpulan individu yang mencoba untuk memuaskan beberapa kebutuhan pribadi
melalui kebersamaan mereka.

Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kelompok adalah dua orang atau lebih yang
berkumpul dan beriteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Pengertian Organisasi
Secara etimologi, organisasi dalam bahasa inggris diartikan dengan “organization”.
Sedangkan secara terminologi, banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai organisasi.
Menurut James D. Mooney yang dikutip oleh Wursanto, organisasi diartikan sebagai
“Organization is the from of every human association for the attainment of common
purpose”. Organisasi merupakan bentuk dari setiap perserikatan manusia untuk mencapai
suatu tujuan bersama.
Menurut Alo Liliweri, organisasi adalah “bentuk kerja sama yang sistemik antara
sejumlah orang untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan bersama”.
Menurut Greenberg dan Baron yang dikutip oleh Wibowo, organisasi adalah, “sistem
sosial yang terstruktur terdiri dari kelompok dan individu bekerja bersama untuk mencapai
beberapa sasaran yang disepakati”.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu bentuk
kerjasama antara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang telah disepakati.

4. Pengertian Perilaku Kelompok dalam Organisasi


Dari pengertian perilaku dan pengertian kelompok diatas dapat disimpulkan bahwa
perilaku kelompok adalah aktifitas yang dapat diamati dari dua atau lebih manusia atau
individu yang berinteraksi dan berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu.
Manusia sebagai individu memunyai watak, temperamen, sifat dan kepribadian yang
berbeda-beda. Apabila individu tersebut masuk menjadi anggota suatu kelompok, maka sifat,
watak, temperamen dan kepribadiannya akan ikut dibawa masuk ke dalam kelompok. Dalam
hal demikian maka akan terbentuk perilaku yang pada mulanya berorientasi kepada perilaku
individu harus diarahkan dan dikendalikan ke arah perilaku yang berorientasi kelompok. Hal
ini berarti perilaku individu harus diarahkan menuju kepentingan organisasi guna mencapai
tujuan organisasi sehingga dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok berkembang
menjadi perilaku organisasi.
Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menginvestigasi dampak perilaku
dari individu, kelompok, dan struktur dalam organisasi, dengan maksud menerapkan
pengetahuan untuk memperbaiki efektivitas organisasi.
Jadi, perilaku kelompok dalam organisasi adalah aktifitas yang dilakukan dua atau
lebih individu yang berkumpul dan berinteraksi sebagai anggota organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi tertentu yang telah disepakati.

2.1. Macam - Macam Bentuk Kelompok

1. Kelompok Formal dan Informal


 Kelompok Formal
Ditandai dg peraturan/anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dan pembagian
tugas yang jelasEx : Partai Politik, Koperasi

 Kelompok Informal
Tidak didukung oleh peraturan/anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang ada.
Sifatnya berdasarkan kekeluargaan dengan perasaan simpatik. (Ex : Kelp Arisan)

2. Kelompok terbuka dan tertutup


Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang secara tetap mempunyai rasa tanggap
akan perubahan dan pembaharuan.
Kelompok tertutup adalah suatu kelompok yang kecil kemungkinannya untuk
menerima perubahan dan pembaharuan atau memiliki kecenderungan untuk tetap menjaga
kestabilan yang telah ada.

3. Kelompok primer Dan Sekunder


 Kelompok Primer
Merupakan kelompok sosial dimana interaksi sosial terjadi yg anggotanya saling
mengenal dekat & memiiki hubungan yg erat dlm kehidupan (Ex : keluarga, rukun
tetangga, kelp diskusi, kelp agama dll)
 Kelompok sekunder:
Terjadi apabila interaksi sosial dilakukan secara tidak langsung, berjauhan dan
sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan sifatnya lebih objektif.

(Ex : Partai politik, Himpunan serikat pekerja, dll)

Fungsi Kelompok
Fungsi Kelompok dalam organisasi :

 Kelompok sasaran untuk mengerjakan tugas yang kompleks dan saling berkaitan dan
sukar dilakukan oleh individu
 Sarana pencetus gagasan baru pemecahan persoalan dengan tujuan cepat dapat
menyebarluaskan informasi
 Kelompok dapat menjadi penghubung penting dalam fungsi pekerjaan
 Sebagai mekanisme pemecahan persoalan yang memerlukan informasi dari anggota
kelompok
 Mempermudah pelaksanaan keputusan
 Sebagai wahana sosialisasi

Fungsi Psikologis individu dalam kelompok

 Kelompok merupakan sarana utama untuk memenuhi kebutuhan sebagai anggota


kelompok Ex: Kebutuhn kasih sayang, dukungan
 Kelompok merupakan sarana untuk mengurangi rasa cemas, kurang aman, dan
ketidakberdayaan
 Anggota kelompok merupakan mekanisme pemecahan persoalan dan menjelaskan tugas

Fungsi yang berhubungan dengan tugas

 Tugas – tugas yang dibebankan kepada kelompok dengan cara bekerjasama, memecahkan
bersama akan dapat menyelesaikan tugas – tugas / persoalan dengan lebih baik karena adanya
dukungan dan bantuan orang lain.

Bentuk-Bentuk Kelompok Sosial


Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan
dan saling berinteraksi. Kelompok sosial diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok sosial juga
dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.

Berikut ini berbagai macam kelompok atau asosiasi dalam masyarakat:

a.       In group-Out group

In group (kelompok dalam) merupakan kelompok sosial yang diantara anggota-


anggotanya saling simpati dan mempunyai perasaan dekat satu dengan lainnya. Misalnya klik.
Sedangkan outgroup (kelompok luar) ialah kelompok yang berada di luar suatu kelompok yang
ditandai oleh adanya antagonisme, prasangka atau antipati. Misalnya orang-orang kulit hitam di
lingkungan orang-orang kulit putih.

b.      Kelompok Primer dan sekunder


Klasifikasi ini dikemukakan oleh C.H. Colley (1909). Kelompok primer dan sekunder
dibedakan berdasarkan ada tidaknya ciri saling mengenal atau kerjasama yang erat dan bersifat
personal di antara anggota-anggotanlai

c.       Gemainschaft dan Gesselschaft

Gemainschaft (paguyuban) adalah suatu bentuk kehidupan bersama yang anggota-


anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal. Hubungan
antar-anggota kelompok paguyuban memiliki ciri : (1) intim, (2) privat, dan (3) eksklusif.
Misalnya keluarga.

Menurut Tonnies, ada tiga tipe gemeinschaft, yaitu: (1) gemainschaft by blood,
contohnya keluarga atau kelompok kekerabatan (klen), (2) gemainschaft of place, misalnya
orang-orang se-RT/RW, (3) gemainschaft of mind, yaitu paguyuban yang terdiri atas orang-
orang yang memiliki jiwa atau ideologi yang sama, sehingga meskipun bertempat kediaman
yang saling berjauhan dan tidak memiliki kesamaan keturunan atau keluarga tetapi tetap
memiliki hubungan yang erat, intim, kekal dan dalam. Misalnya: kelompok keagamaan (umat),
sekte, kelompok kebatinan, dan sebagainya.

Sedangkan Gesselschaft (patembayan) adalah suatu bentuk kehidupan bersama yang


didasarkan pada ikatan lahir dan bersifat  kontraktual. Contohnya: Sebuah perusahaan atau
organisasi buruh.

d.      Kelompok Formal dan Informal

Klasifikasi ini dikemukakan oleh Van Doorn dan Lammers (1964). Kelompok formal
merupakan kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan.
Pada  kelompok formal terdapat pembatasan yang tegas mengenai hak-hak, kewajiban,
wewenang, dan tanggung jawab anggota-anggota kelompok sesuai dengan statusnya masing-
masing, baik fungsional maupun struktural.

Kelompok informal merupakan kelompok yang dibangun berdasarkan hubungan-


hubungan yang bersifat personal dan tidak ditentukan oleh aturan-atuan yang resmi.

e.       Kelompok organik dan mekanik

Klasifikasi ini dikemukakan oleh Emmile Durkheim didasarkan pada ada tidaknya
pembagian kerja dalam kelompok. Di dalam kelompok organik terdapat pembagian kerja yang
rinci dan tegas di antara anggota-anggotanya, sedangkan pada kelompok mekanik tidak terdapat
pembagian kerja. Ada tidaknya pembagian kerja ini menimbulkan pula sifat solidaritas antar-
anggota yang berbeda. Pada kelompok organik terdapat solidaritas organik, dan dalam
kelompok mekanik terdapat solidaritas mekanik.
f.        Membership dan reference group

Klasifikasi ini dikemukakan oleh Robert K. Merton. Membership Group merupakan


kelompok dengan anggota-anggota yang tercatat secara fisik sebagai anggota. Sedangkan
reference group merupakan kelompok acuan, maksudnya orang menjadikan kelompok yang
bersangkutan sebagai acuan bertindak dan berperilaku, walaupun secara fisik ia tidak tercatat
sebagai anggota.

g.       Kelompok-kelompok semu dan tidak teratur

1) Kerumunan
Kerumunan ialah sekumpulan orang yang tidak terorganisir dan bersifat sementara.
Suatu kerumumnan dapat memiliki pemimpin, tetapi tidak memiliki struktur dan pembagian
kerja. Identitas seseorang akan tenggelam apabila berada dalam sebuah kerumunan.

Tipe-tipe kerumunan antara lain:

a) Khalayak penonton (pendengar formal atau formal audience)


Kerumunan demikian mempunyai perhatian dan tujuan yang sama, misalnya penonton
bioskop, pengunjung khotbah agama, dsb.
b) Kelompok ekspresif yang direncanakan (planned expressive group)
Kerumunan yang terdiri atas orang-orang yang mempunyai tujuan sama tetapi pusat
perhatiannya berbeda-beda, misalnya kerumunan orang-orang yang berpesta.
c) Kumpulan orang yang kurang menyenangkan (inconvinent aggregations)
Dalam kerumunan semacam ini kehadiran orang lain merupakan halangan bagi seseorang
dalam mencapai tujuan. Misalnya: antre tiket, kerumunan penumpang bus, dst.
d) Kumpulan orang-orang yang panik (panic crowd)
Panic crowd adalah kerumunan yang terdiri atas orang-orang yang menghindari bencana atau
ancaman, misalnya pengungsi.
e) Kerumunan penonton (spectator crowd)
Spectator crowd adalah kerumunan orang-orang yang ingin melihat sesuatu atau peristiwa
tertentu.  Kerumunan semacam ini hampir sama dengan formal audience, tetapi tidak
terencana.
f) Lawless crowd
Yaitu kerumunan orang-orang yang berlawanan dengan hukum, misalnya: acting mobs, yakni
kerumunan orang-orang yang bermaksud mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan
kekuatan fisik. Contoh lain: immoral crowd, seperti formal audience, tetapi bersifat
menyimpang.

2) Publik (massa)
Seringkali disebut dengan khalayak umum atau khalayak ramai. Publik semacam dengan
kelompok hanya tidak menjadi kesatuan, hubungan sosial terjadi secara tidak
langsung,melainkan melalui alat-alat komunikasi massa, seperti: media massa cetak,
elektronik, termasuk pembicaraan berantai, desas-desus, dan sebagainya.

Beberapa Teori Organisasi

A. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (open System)


1. System Tertutup (Closed System)
Teori ini termasuk dari kelompok teori organisasi klasik yang terkesan kaku, namun
mempunyai andil besar sebagai masukan bagi lahirnya teori-teori modern. Teori ini
menggambarkan organisasi sebagai suatu mesin yang bekerja dengan suatu keteraturan dan
keajekan tertentu, yang menekankan adanya suatu tingkat produktifitas tertentu, dengan
mencapai suatu taraf efisiensi tertentu dan yang dikendalikan oleh legitimasi otoritas
pimpinan. Oleh sebab itu lewat suatu pembagian kerja, spesialisasi dan hubungan kerja yang
hirarkis, maka usaha untuk mencapai tujuan akan sangat tercapai secara efisien dan efektif.
Dengan demikian pemahaman dari pengguna teori ini menekankan pada peningkatan
efisiensi lewat penggerakan (structuring) dan pengendalian (controlling) dari partisipan
manusia.

2. Sistem Terbuka (Open System)


Kelompok pengguna teori ini melihat organisasi sebagai sebuah organism, yakni
sebagai suatu sistem yang hidup dengan penekanannya kepada unsur-unsur manusia sebagai
pendukung utamanya. Model konsep ini tidak lagi memandang produksi sebagai satu-
satunya yang paling utama dalam organisasi. Hal yang dipandang penting dalam konseps
pradigma organisme ini ialah manusianya yang memiliki keseimbangan dengan lingkungan
(Psychosocial System.

B. Konsep Prespektif (Edgar Huse dan James Bowditch)


1) Prespektif I
Inti dari prespektif I sama dengan paham tradisional yang melihat organisasi dari prespektif
rancangan yang berstruktur. Aliran-aliran dalam prespektif ini hanya memikirkan isu-isu
tentang bagaimana seharusnya organisasi disusun, fungsi-fungsi yang seharusnya
dijalankan, siapa-siapa yang seharusnya menjadi pemimpin dan bawahan.
2) Prespektif II
Teori organisasi dalam kelompok prespektif ini secara pokok memikirkan bagaimana suatu
informasi dapat disampaikan melalui sarana-sarana tertentu. Pemikiran semacam ini banyak
menggunakan pendekatan matematis sebab sangat dekat dengan penggunaan computer dan
simulasi.
3) Prespektif III
Prespektif ini dinamakan prespektif kemanusiaan (The Human Prespective). Pandangan
pemikiran dalam prespektif ini ialah menekankan bahwa unsure manusia dalam setiap kerja
kelompok dirasakan lebih penting daripada sekedar struktur dan hirarki yang membentang
pada setiap jajaran organisasi.
a. Teori Organisasi Klasik
Konsep tentang organisasi telah berkembang mulai tahun 1800-an, dan konsep-konsep ini
dikenal Sebagai teori klasik (classical theory) atau kadang-kadang disebut teori tradisional.
Dampak teori Klasik pada organisasi telah dan masih dirasakan sangat besar. Sebagai contoh,
organisasi yang Didasarkan birokrasi dan banyak bagian lain dari teori klasik, telah ada
ribuan tahun yang lalu, seperti Yang dikenal dalam kerajaan Mesir, China dan Kekaisaran
Romawi. Greja Katolik Roma telah Mempergunakan teori klasik hampir dua ribu tahun
lamanya. Jadi konsep-konsep klasik dan Penerapannya berkembang di banyak negara dalam
waktu yang sudah cukup lama. Secara umum digambarkan oleh para teoritisi, bahwa
organisasi klasik sebagai organisasi yang Sangat tersentralisasi, dan tugas-tugasnya
terspesialisasi. Para teoritisi klasik menekankan pentingnya“rantai perintah” dan penggunaan
disiplin, aturan dan supervisi ketat untuk mengubah organisasiorganisasi agar beroperasi lebih
efisien.
Teori klasik memberikan petunjuk “mekanistik” struktural Yang baku, bukan
kreativitas. Teori klasik berkembang dalam tiga aliran: birokrasi, teori administrasi dan
manajemen ilmiah. Ketiga aliran ini dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama.
Ketiganya mempunyai efek yang Sama dalam praktek, dan semuanya dikembangkan sekitar
tahun 1900-1950 oleh kelompok-kelompok Penulis yang bekerja secara terpisah dan tidak
saling berhubungan. Misalnya Lyndall Urwick, salah Satu penulis teori administrasi, menulis
bukunya tanpa membaca buku Weber (1969) yang merupakan Buku terpenting tentang
birokrasi. Birokrasi dikembangkan dari ilmu sosiologi.
Sedangkan teori Administrasi dan manajemen ilmiah dikembangkan langsung dari
pengalaman praktik manajemen. Teori Administrasi memusatkan diri pada aspek makro dari
organisasi. Aliran manajemen ilmiah memberi Tekanan pada karyawan dan mandor dalam
kegiatan perusahaan, atau elemen mikro sebagai suatu Bagian dari proses kerja. Teori klasik
mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan kekuasaankekuasaan, tujuan-tujuan,
peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang

Terjadi bila orang-orang bekerja bersama.


1. Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber (1969), dalam bukunya: The Protestant Ethic
and Spirit of Capitalism. Ia juga menulis buku-buku lain yaitu The Theory of Social and
Economic Organization. Buku yang diharapkan Weber (1969) menjadi karyanya yang
terbesar tetapi tidak Pada buku yang berjudul From: Max Weber: Essays in Sociology yang
diterjemahkan dan disunting Oleh H.H. Gert dan C. Wright. Kata birokrasi mula-mula berasal
dari kata legal-rasional. Organisasi disebut rasional dalam Hal penetapan tujuan dan
perancangan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi itu legal Karena
wewenangnya berasal dari seperangkat aturan, prosedur dan peranan yang dirumuska secara
Jelas. Menurut Weber (1969) bentuk organisasi yang birokratik secara kodratnya adalah
bentuk Organisasi yang paling efisien. Oleh sebab itu Weber (1969) berpendapat bahwa
masyarakat perlu Membentuk organisasi “baru” yang lain dari organisasi tradisional. Model
organisasi “baru” ini (birokratik) mempunyai karakteristik-karakteristik struktural tertentu
yang dapat ditemukan di setiap Organisasi kompleks dan modern. Berkaitan dengan
karakteristik-karakteristik perancangan organisasi Tersebut, selain paling efisien menurut
Weber (1969), model birokratik juga dapat digunakan secara Efektif oleh organisasi-
organisasi kompleks yang muncul sebagai kebutuhan masyarakat modern. Weber (1969)
mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :
1) Pembagian kerja yang jelas. Pembagian kerja atau spesialisasi hendaknya sesuai dengan
Kemampuan teknisnya.
2) Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik. Sentralisasi kekuasaan berdasarkan
suatu hirarki, Dimana ada pemisahan yang jelas antara tingkat-tingkat bawahan dan
atasan, agar koordinasi Terjamin.
3) Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi. Seleksi dan promosi bagi
personalia Organisasi didasarkan atas kecakapan teknis dan pendidikan latihan serta
persyaratan lainnya Disesuaikan dengan kebutuhan dan pelaksanaan tugas.
4) Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja. Perlu adanya catatan tertulis demi
kontinyuitas, Keseragaman (uniformitas) dan untuk maksud-maksud transaksi.
5) Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang
jabatan.
6) Hubungan-hubungan antarpribadi yang bersifat “impersonal”. Ada pemisahan antara
masalahmasalah pribadi dengan persoalan-persoalan resmi (formal) organisasi. Jadi
birokrasi adalah sebuah model organisasi normatif, yang menekankan struktur dalam
Organisasi. Unsur-unsur birokrasi masih banyak diketemukan di organisasi-organisasi
modern yang Lebih kompleks dari pada hubungan “face to face” yang sederhana.
Organisasi perusahaan, sekolahsekolah, pemerintah dan organisasi-organisasi besar
lainnya banyak mempergunakan konsep-konsep Teori birokrasi.

2. Teori Administrasi
Teori ini merupakan bagian kedua dari teori organisasi klasik. Seperti teori klasik lainnya, teori
Administrasi juga berkembang sejak tahun 1900. Teori ini sebagian besar dikembangkan atas
dasar sumbangan pemikiran Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta Mooney dan
Reiley dari Amerika.
1) Henri Fayol
Henry Fayol (1841-1925), seorang industrialis dari Prancis, pada tahun 1916 telah menulis
masalahmasalah teknik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal, Administration
Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum). Buku ini pertama kali
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1929, dengan judul General and Industrial
Management, tetapi sebenarnya Belum dipublikasikan di Amerika Serikat sampai tahun 1940-
an. Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6
(enam)Kelompok :
a. Kegiatan-kegiatan teknik (produksi, manufacturing, adaptasi)
b. Kegiatan-kegiatan komersial (pembelian, penjualan, pertukaran
c. Kegiatan-kegiatan finansial (pencarian dan penggunaan optimum dari modal)
d. Kegiatan-kegiatan keamanan (perlindungan terhadap kekayaan dan personalia
organisasi)
e. Kegiatan-kegiatan akuntansi (penentuan persediaan, biaya, penyusunan neraca dan
laporan Rugi laba).
f. Kegiatan-kegiatan manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah,
pengkoordinasian dan pengawasan)

Fayol (1949) dalam Reksohadiprodjo dan Handoko (2000), mengemukakan dan membahas 14 (empat
belas) kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi. Prinsipprinsip dari
Fayol tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pembagian kerja (division of work), Adanya pembagian kerja atau spesialisasi akan
Meningkatkan produktivitas, karena seseorang dapat memusatkan diri pada pekerjaan yang
Sesuai dengan keahliannya.
b. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility). Wewenang merupakan
hakUntuk memberi perintah. Seorang anggota suatu organisasi mempunyai tanggung jawab
dalam Pencapaian tujuan organisasi sesuai dengan kedudukannya.
c. Disiplin (discipline). Harus ada respek dan ketaatan pada peraturan-peraturan dan
tujuantujuan organisasi.
d. Kesatuan perintah (unity of command). Untuk mengurangi kekacauan, kebingunan dan
konflik, Setiap organisasi harus menerima perintah-perintah dari dan bertanggung jawab
kepada satu Atasan.
e. Kesatuan pengarahan (unity of direction). Suatu organisasi akan efektif bila anggota-
anggotanya Bekerja bersama berdasarkan tujuan-tujuan yang sama.
f. Mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi (subordination of individual

Interests to general interests). Kepentingan seorang karyawan tidak diperlakukan lebih tinggi
Dari pada kepentingan organisasi Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan
semangat dan mental para Karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya
untuk menimbulkan Suasana kerja sama yang baik. Taylor (1911), seperti ahli klasik lainnya, juga
menyatakan bahwa efisiensi terbesar dapat dicapai Dengan pembagian kerja atau spesialisasi. Secara
ringkas, Taylor (1911) telah mengidentifikasi Karakteristik-karakteristik manajemen ilmiah: Science,
not rule of thumb Harmony, not discord Cooperation, not individualism Maximum output, in place of
rectricted output. The development of each man to his greates efficiency and prosperity.

b. Teori Organisasi Neoklasik


Teori Neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori Neoklasik mengubah,
menambah Dan dalam banyak hal memperluas teori Klasik. Anggapan dasar teori Neoklasik
adalah menekankan Pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu
maupun sebagai bagian kelompok Kerjanya. Atas dasar tersebut teori Neokalsik
mendefinisikan suatu organisasi sebagai kelompok
Orang dengan tujuan bersama. Definisi ini berbeda dengan definisi Klasik. Para
penulis teori Klasik Banyak menitik beratkan pembahasannya pada struktur, tata tertib,
organisasi formal, faktor-faktor Ekonomi dan rasionalitas tujuan. Sedangkan teori Neoklasik
yang banyak menekankan pentingnya Aspek sosial dalam pekerjaan (atau organisasi
informal) dan aspek psikologis (emosi). Perkembangan teori Neoklasik dimulai dengan
inspirasi percobaan-percobaan yang dilakuka. Di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg.
Pendekatan Neoklasik ditemukan juga dalam bukubuku tentang hubungan manusiawi seperti
Gardner dan Moore, Human Relation in Industry dan Sebagainya.
1. Hugo Munsterberg
Hugo Munsterberg adalah pencetus psikologi industri yang diakui luas. Bukunya
yang paling Menonjol “Psychology and Industrial efficiency”, pada tahun 1913. Buku ini
merupakan jembatan Penting antara manajemen ilmiah dan perkembangan lebih lanjut teori
Neoklasik, yang berkembang Sekitar tahun 1930-an. Mereka sangat menghargai hasil kerja
pencetus-pencetus manajemen ilmiah Seperti Taylor (1911). Dia mengembangkan metode-
metode tes psikologi ilmiah untuk mencari Karakteristik fisik dan mental individu yang cocok
untuk mencari karakteristik fisik dan mental individu Yang cocok dengan kebutuhan suatu
jabatan. Pendekatannya banyak didasarkan pada manajemen Ilmiah Taylor (1911). Pada
dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan Karakteristik individu
dalam organisasi-organisasi. Sebagai tambahan, Munsterberg mengingatkan adanya Pengaruh
faktor-faktor sosial dan budaya terhadap organisasi.
Mooney dan Reilly Reksohadiprodjo dan Handoko (2000), di menyebutkan di
Amerika Serikat, James D. Mooney Dan Allen Reilly pada tahun 1931 menulis dan
menerbitkan buku mereka yakni “Onward Industry”,. Buku ini memounyai dampak besar
pada praktek manajemen di Amerika Serikat. Konsep Weber (1969) banyak berpengaruh
pada konsep Mooney dan Reilly. Weber (1969) melihat pembagian Kerja sebagai faktor
utama dalam organisasi, Mooney dan Rielly menyebut koordinasi sebagai Faktor penting
dalam perencanaan organisasi maupun bangun teori yang mereka kemukakan. Tiga Prinsip
organisasi yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi

Pemerintah, agama, militer dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut yakni:

a. Prinsip koordinasi. Asas dasar prinsip ini adalah usaha-usaha tersebut harus dikoordinasikan
Agar tujuan bersama tercapai.
b. Prinsip skalar. Prinsip ini kadang-kadang disebut prinsip hirarkis, berarti bahwa pembagian
Tugas atau kerja dilakukan atas dasar derajat wewenang dan hubungan tanggung jawab.
c. Prinsip Fungsional. Pembedaan di antara macam-macam tugas.

2. Teori Manajemen Ilmiah


Bagian ketiga dari teori klasik adalah manajemen ilmiah (Scientific Management). Teori ini
Dikembangkan sekitar tahun 1900-an oleh Taylor (1911), dan telah dipergunakan cukup luas.
Teori Manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktek manajemen modern. Dalam buku
literatur, Manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah
merupakan penerapan Metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah-masalah pada
organisasi. Sedangkan arti Kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme
atau teknik-teknik “a bag of Tricks” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi. Taylor
(1911), menuangkan gagasan-gagasan dalam tiga judul makalah, yaitu; Shop Management, The
Principles of Scientific Management, dan Tertimoney Before the Special House Committee, yang
ditulisnya sekitar tahun 1900-an. Ketiga makalah tersebut dirangkum dalam sebuah Buku yang
diberi judul “Scientific Management”. Taylor (1911) mencoba mengembangkan metode Kerja
yang lebih efisien dengan mengadakan pendekatan ilmiah terhadap masalah-masalah
manajemen.

Empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan adalah:

1) Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang dikembangkan atas
Dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
2) Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar
Memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan spesialissi.
3) Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah
harus
4) Diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai tingkat
upah
5) Yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah.
Disamping itu Perlu adanya pembagian kerja dan tanggung jawab yang seimbang diantara
semua karyawan Maupun manajer.:

g. Balas jasa (remuneration of personnel). Pembayaran upah/gaji harus bijaksana, adil tidak
Eksploatif dan sedapat mungkin memuaskan kedua belah pihak.

h. Sentralisasi (centralization). Organisasi perlu mengatur tingkat keseimbangan optimum antara


Sentralisasi dan desentralisasi. Tingkat keseimbangan ini tergantung pada karakter pribadi
manajer, Nilai-nilai yang dipegang manajer.
i. Rantai scalar (scalar chain). Hubungan antara tugas-tugas disusun atas dasar suatu hirarki dari
Atas kebawah.
j. Aturan (order). Harus ada suatu tempat untuk setiap orang dan setiap orang harus menduduki
Tempat yang memang seharusnya menjadi tempatnya.
k. Keadilan (equity). Personil yang didorong untuk melaksanakan tugas-tugas dengan seluruh
Tenaga, kemampuan dan kesetiaan, harus diperlakukan dengan bijaksana, dan keadilan atas
Dasar hasil kombinasi kebaikan dan kebijaksanaan.
l. Kelanggengan personalia (stability of nature of personnel). Waktu yang dibutuhkan bagi
Seorang karyawan untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan baru dan meraih sukses dalam
Pekerjaan baru tersebut, dengan anggapan bahwa dia mempunyai kemampuan yang
disyaratkan.
m. Inisiatif (initiative). Dalam setiap tugas harus ada kemungkinan untuk menunjukkan inisiaif
Sendiri dalam menyelesaikan dan mengerjakan rencana di setiap tingkat.
n. Semangat korps (sprite de corp). Persatuan adalah kekuatan. Pelaksanaan operasi organisasi
Yang baik perlu adanya kebanggaan, kesetiaan dan rasa memiliki dari para anggota.

d. Teori Organisasi Modern


Teori modern melihat semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan. Teori modern
mengemukakan Bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan
lingkungan yang stabil, tetapi Organisasi adalah sistem terbuka yang harus dan bila ingin
mempertahankan kelangsungan hidupnya, Harus menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungannya. Organisasi dan lingkungannya Saling tergantung, masing-masing
tergantung pada yang lain sebagai sumber. Teori modern adalah multi Disiplin dengan
sumbangan dari berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan. Interaksi dinamis antar Proses-
proses, bagian-bagian dan fungsi-fungsi dalam suatu organisasi maupun dengan organisasi
lain Dan dengan lingkungan, merupakan inti pembahasan teori modern.

1. Dasar Pemikiran Teori Organisasi Modern


Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950. Perbedaan yang
Mendasar dengan teori Klasik adalah :
Pertama, teori Klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi. Melalui
analisa Dan metode ilmiah, sasaran-sasaran organisasi telah dibagi menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil Sesuai hakikat pekerjaan itu sendiri. Teori modern, dengan tekanan pada perpaduan
dan perancangan, Menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh. Kedua, Ilmu
pengetahuan Klasik telah membicarakan konsep koordinasi, skalar dan vertikal. Teori
Neoklasik sebenarnya bukan teori, tetapi mengubah teori Klasik dengan menekankan
pentingnya Aspek perilaku manusia dalam organisasi. Teori organisasi Modern lebih dinamis
dari pada teori-teori Lainnya dan meliputi lebih banyak variabel yang dipertimbangkan. Teori
Modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umum yang memadukan Teori
Klasik dan Neoklasik dengan konsep-konsep yang lebih maju. Hal ini dilakukan dengan
Memandang organisasi sebagai suatu proses dinamis yang terjadi dalam hal-hal yang umum,
dikendalikan Oleh struktur. Seperti diketahui teori organisasi Klasik menggunakan pendekatan
struktural dan sistem Dibuat tertutup. Teori Modern cendrung memandang organisasi sebagai
sistem terbuka, dengan dasar Analisa konsepsual dan didasarkan pada data empiris serta
sifatnya sintesa dan integratif.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ada kecenderungan untuk berinteraksi dengan
sesamanya. Kelompok adalah perwujudan dari kebutuhan manusia untuk berinteraksi
tersebut.
Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya
kelompok. Mulai dari anggapan adanya kedekatan ruang kerja maupun tempat tinggal
mereka, sampai kepada alasan-alasan praktis seperti ekonomi, keamanan, dan alasan-
alasan sosial lainya.
Adapun bentuk-bentuk kelompok itu dapat berupa kelompok primer, yaitu hubungan
keakraban, tatap muka dengan tidak melalui perantara. Bentuk lainnya misalnya formal
dan informal, terbuka dan tertutup.Orang lain tertarik pada orang lain sehingga terjalin
hubungan kerja dalam satu kelompok. Daya tari mempunyai dasar-dasar tertentu. Dasar-
dasar daya trik itu terkadang karena adanya kesempatan, dan berbagai kemungkinan
lainnya.
Bentuk kelompok dalam organisasi adalah panitia. Sedangkan Panitia memiliki sisi
positif dan sisi negative.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyo. 2005. Komunikasi Antar Pribadi. Semarang: UNNES Press.

Sugiyo. 2006. Psikologi Sosial. Semarang: UNNES Press.

Toha MIftah; perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta, rajagrafindo persada. 2011.

Imam Wahjono Sentot; perilaku organisasi, Yogyakarta, graha ilmu, 2010.

Anda mungkin juga menyukai