Anda di halaman 1dari 14

PERILAKU KELOMPOK DAN TIM KERJA

Disusun Oleh :
MULIATUSI
NIM. 530 024 295

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TERBUKA
MAGISTER MANAJEMEN
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesendirian apapun bentuknya cenderung menghasilkan suatu kelemahan,
ketidak mampuan, keterasingan dan bahkan membawa kehancuran. Setiap
individu pasti memiliki sisi lemah dan sisi kuatnya. Namun kita sering
mempersoalkan kelemahan orang lain dan terlalu sombong dengan kekuatan diri.
Sudah saatnya kita mengubah prilaku demikian. Kelompok adalah dua
individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung
untuk mncapai tujuan tertentu. Yang dapat bersifat formal ataupun informal.
Perkembangan Kelompok mempunyai lima tahapan model secara umumya itu
pembentukan (forming), keributan (storming), penormaan (norming), pelaksanaan
(perfoming), dan peristirahatan (adjourning). Tahap pertama dicirikan dengan
ketidak pastian mengenai maksud, struktur dan kepemimpinan kelompok. Tahap
ini selesai ketika para anggota telah mulai berpikir tentang diri mereka sendiri
sebagai bagian dari kelompok. Tahap kedua, keributan dicirikan oleh konflik
dalam kelompok. Tahap ketiga dicirikan oleh hubungan yang erat. Tahap keempat
terjadi ketika kelompok sepenuhnya telah berfungsi. Tahapan yang terakhir
dicirikan dengan perhatian kepenyelesaian aktivitas bukan ke kinerja tugas.
Selain kelompok, dewasa ini sangat populer adalah adanya sebuah tim.
Tim jelas berbeda dengan kelompok. Katzenbach dan Smith mendefinisikan Tim
sebagai sekelompok kecil orang dengan keterampilan yang saling melengkapi
yang berkomitmen untuk maksud bersama, menghasilkan tujuan-tujuan, dan
pendekatan bersama dimana mereka mengikatkan diri dalam kebersamaaan
tanggung jawab . “Bukti menunjukkan bahwa lazimnya kinerja tim lebih unggul
daripada kinerja individu bila tugas yang harus dilakukan menuntut keterampilan,
penilaian dan pengalaman yang bervariasi (Stephen, 2006: 355)”. Banyak
perusahaan yang menggunakan tim untuk meningkatkan kinerja karyawannya.
Manajemen telah menemukan bahwa tim lebih tanggap dan responsif terhadap
masalah karena tim memiliki kemampuan untuk cepat berkumpul, menyebar,
fokus, dan membubarkan diri.
Menciptakan tim yang efektif adalah hal yang sangat sulit untuk
dilakukan. Ada beberapa komponen penting untuk menciptakan tim yang efektif,
yaitu rancangan pekerjaan, komposisi tim, sumber dan pengaruh kontekstual lain
yang membuat tim menjadi efektif, serta variabel proses yang mencerminkan
sesuatu yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi efektivitas.
Akhirnya, tim yang efektif memiliki anggota yang setia pada tujuan
bersama, tujuan khusus tim, anggota yang percaya terhadap kemampuan tim, level
konflik yang dapat dikelola, serta tingkat kemalasan sosial yang minim.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah yang dimaksud dengan pengertian kelompok dan tim ?
Sebutkan dan Jelaskan tentang tipe-tipe kelompok ?
Apakah syarat-syarat terbentuknya kelompok ?
Sumber-sumber kelompok diperoleh ?
Apakah perbedaan kelompok dan tim ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kelompok dan Tim


A. Pengertian Kelompok
Perkumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki tujuan
merupakan definisi sederhana dari kelompok, untuk memahami lebih dalam
definisi kelompok, para ahli mendifinisikan kelompok sebagai berikut :
a. Webster, 1973
Kelompok adalah dua atau lebih benda atau orang membentuk suatu pola
atau suatu unit pola, suatu kesatuan orang-orang atau benda-benda yang
membentuk suatu unit yang terpisah, suatu himpunan, suatu persatuan,
suatu kumpulan objek yang mempunyai hubungan kesamaan, atau sifat-
sifat yang sama.
b. Paul B. Horton
Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaannya dan saling berinteraksi
c. McGrath, 1984
Kelompok adalah suatu kumpulan dua atau lebih orang-orang yang
mengalami interaksi dinamis satu sama lain.
d. Homans, 1950
Kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain
dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak.
e. Deddy Mulyono, 2005
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama
yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari
kelompok tersebut.
f. Bonner, 1959
Kelompok adalah sejumlah individu yang berinteraksi dengan individu
yang lain.
g. Stogdill, 1959
Kelompok adalah suatu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi
tersebut di tentukan oleh struktur sistem tersebut.
h. Friedler, 1967
Kelompok adalah individu yang mempunyai takdir bersama dimana jika
satu kejadian mempengaruhi seseorang dalam kelompok maka anggota
lain akan terpengaruh.
i. Cortwright dalam Zander, 1971 : 20
kelompok adalah suatu kolektif yang terdiri atas berbagai organisme
dimana eksistensi semua anggota sangat penting untuk memuaskan
berbagai kebutuhan individu.
j. Wekley dan Yulk, 1977
kelompok merupakan suatu kumpulan orang yang berinteraksi satu sama
lainnya secara teratur dalam suatu periode tertentu, dan merasakan adanya
ketergantungan diantara mereka dalam mencapai satu tujuan bersama.
Kelompok merupakan perkumpulan dari individu – individu yang
mempunyai tujuan. Kinerja yang berbeda – beda memberikan suatu
kelompok untuk berinteraksi serta bersepakat untuk menciptakan satu tujuan
yang sama, tujuan yang sudah terbentuk mengakibatkan individu dalam
kelompok untuk saling tergantung sama lain dan dapat mempengaruhi satu
sama lain. Sehingga kelompok dapat diartikan sebagai sekumpulan antara dua
individu atau lebih yang saling berinteraksi, tergantung, dan kinerjanya saling
mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan dalam satu
wadah.
B. Pengertian Tim
adalah kumpulan orang-orang yang tergabung dalam suatu kelompok yang
memiliki tujuan yang sama

2.2 Klasifikasi
A. Klasifikasi Kelompok
Berdasarkan lingkungan kerja, kelompok dapat diklasifikasikan menjadi dua :
Kelompok Formal adalah kelompok – kelompok yang didefinisikan
oleh struktur organisasi, dengan penentuan tugas berdasarkan penunjukan
penugasan kerja. Dalam kelompok – kelompok formal, perilaku yang harus
dianut oleh seseorang harus ditetapkan dan diarahkan menuju tujuan – tujuan
organisasi Contoh, mengelompokkan sejumlah orang yang pekerjaannya
berhubungan dengan pelaporan keuangan dan perakitan komponen. Kelompok
juga terjadi tatkala sejumlah orang di tingkat atau status yang sama dalam
organisasi memandang diri mereka sebagai satu kelompok. Contoh, kepala-
kepala departemen suatu perusahaan industri baja atau kepala-kepala dinas
suatu kabupaten. Kelompok formal ini dapat dibagi lagi yaitu :
1. Kelompok komando yaitu kelompok kelompok yang ditentukan oleh
bagan organisasi dan melaksanakan tugas-tugas rutin organisasi.
Kelompok ini terdiri dari bawahan yang melapor dan bertanggung
jawab secara langsung kepada pimpinan tertentu.
2. Kelompok tugas, yaitu suatu kelompok yang bekerjasama untuk
menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Misalnya saja, jika
seorang mahasiswa dituduh atas kejahatan kampus maka akan
dibutuhkan komunikasi dan koordinasi antara dekan urusan akademis,
dekan mahasiswa, panitera, pimpinan keamanan dan penasehat
mahasiswa. Formasi seperti ini akan membentuk sebuah kelompok
tugas.
a. Kelompok Informal adalah kelompok yang tidak terstruktur secara
formal maupun secara organisasional. Akan tetapi muncul karena adanya
kebutuhan akan kontak sosial. Kelompok informal memberikan pelayanan
yang sangat penting dengan cara memuaskan kebutuhan – kebutuhan
sosial anggotanya. Oleh karena interaksi yang ditimbulkan oleh kedekatan
tempat kerja atau interasksi tugas, kita menemukan bahwa para pekerja
sering kali melakukan hal – hal bersama seperti bermain golf, berangkat
dan pulang kerja, makan siang dan mengobrol pada saat jam istirahat.
Kelompok informal dibagi menjadi dua yaitu :
1. Kelompok persahabatan, yang dibentuk karena adanya persamaan-
persamaan  tentang sesuatu hal seperti hobi, status perkawinan,
jenis kelamin, latar belakang, politik, dan lain-lain.
2. Kelompok kepentingan, merupakan kelompok yang berafiliasi
untuk mencapai sasaran yang sama. Sasaran jenis ini tidak
berkaitan dengan tujuan organisasi tetapi semata-mata untuk
mencapai kepentingan kelompok itu sendiri.

2.3 Syarat Terbentuknya Kelompok


Suatu kelompok terbentuk dengan tidak sendiri namun ada unsur-unsur
tertentu sehingga suatu kelompok dapat terbentuk dengan adanya :
1. Setiap individu harus merupakan bagian dari kesatuan social. Setiap
anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari
keseluruhan anggota kelompok yang bersangkutan. Dan kesadaran itu
tumbuh dari diri anggota itu sendiri. Banyak kelompok di bentuk karena
adanya target dari LSM . tanpa melalui proses penyadaran yang sudah
diatur oleh pemerintah atau LSM. Tanpa melalui prosespenyadaran
penyadaran terlebih dahulu, masyarakat “terpaksa” ikut menjadi anggota
dengan aturan main yang sudah ditentukan oleh lembaga.Sering terjadi,
seorang petugas datang ke desa, mengajak masyarakatmembentuk
kelompok dalam tempo 1 hari, lalu meninggalkan lokasi.Masyarakat
bersemangat menjadi anggota kelompok, karena petugastersebut
menjanjikan sejumlah bantuan apabila kelompok dankepengurusnanya
sudah terbentuk. Beberapa waktu kemudian, petugasdatang kembali dan
membawa bantuan seperti yang pernah dijanjikan.Kasus ini
menggambarkan bahwa kelompok dibentuk dengan tujuan hanya untuk
menangkap bantuan berup kucuran dana segar atau menangkap pinjaman
yang disalurkan oleh lembaga yang bersangkutan. Masyarakat mau
berkumpul dan menjadi anggota karena mendengar janji petugasatau
lembaganya, tanpa memahami konsekuensinya. Mereka sering kali justru
tidak paham mengenai manfaat dan aturan pembentukan kelompokyang
mendasar. Tak sedikit pula masyarakat yang berebut menjadipengurus
karena peluang untuk memperoleh porsi bantuan biasanya lebihbesar.
Biasanya, kelompok semacam ini hanya bertahan hidup seumur jagung.
Apabila proyek usai dan petugas meninggalkan lokasi, kelompoksudah
tidak aktif lagi. Buntutnya, acap kali ditemukan pengurus yangmelakukan
penyelewengkan dana, sementara masyarakat tidak lagi pedulikarena tidak
merasa memiliki. Pengalaman-pengalaman pahit yang terjadidi masa-masa
lalu ini sering menjadi hambatan dalam memotivasimasyarakat untuk mau
berkelompok atau membentuk sebuah koperasi,meskipun tujuan dan
kegiatannya lebih baik dan jelas.Sepintas, model pembentukan kelompok
tersebut tidak menimbulkandampak bagi masyarakat. Namun, jika dikaji
lebih jauh, ternyata adapengaruh negatif yang muncul. Pertama,
masyarakat menjadi apatisterhadap upaya-upaya pembentukan kelompok.
Kedua, tipisnya tingkatkepercayaan masyarakat dan berakibat pada
terhambatnya perkembangan
2. Terdapat hubungan timbal-balik di antara individu-individu yang
tergabung dalam kelompok,
3. Adanya faktor-faktor yang sama dan dapat memperat hubungan mereka
yang tergabung dalam kelompok, seperti nasib yang sama, kepentingan
yang sama, tujuan yang sama, tempat tinggal yang sama, dan sebagainya,
4. Memiliki struktur atau kaidah, sehingga memiliki pola yang teratur tentang
perilaku, dan
5. bersistem dan berproses.

2.4 Tahapan Perkembangan Kelompok


Tahap pertama ( forming ) memerupakan tahap awal dimana keadaan
ketidakpastian akan tujuan, struktur dan kepemimpinan kelompok harus
dihadapi. Para anggotanya ‘menguji kedalaman air’ untuk menentukan jenis –
jenis perilaku yang dapat diterima. Tahap ini selesai ketika para anggotanya
mulai menganggap diri mereka sebagai bagisn dari kelompok.
Tahap kedua timbulnya konflik ( stroming stage ) adalah satu dari
kelompok intra kelompok. Para anggotanya menerima keberadaan kelompok
tersebut, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan – batasan yang
diterapkan kelompok tersebut terhadap setiap individu. Lebih jauh lagi,
terhadap konflik atas siapa yang akan mengendalikan kelompok tersebut.
Ketika tahap ini selesai, terdapat sebuah herarki yang relatif jelas atas
kepemimpinan dalam kelompk tersebut.
Tahap ketiga normalisai ( norma stage ) merupakan hubungan yang dekat
terbentuk dan kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini
terdapat sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan.
Tahap ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi kelompok solid
dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasi umum definisi
yang benar atas perilaku anggota.
Tahap keempat berkinerja ( performing ) merupakan Fase ini
memperlihatkan fungsi kelompok berjalan dengan baik dan diterima oleh
anggota . Jadi di sini energi kelompok sudah bergerak dari tahap saling
mengenal dan saling mengerti ke pelaksanaan tugas-tugas yang ada. Untuk
kelompok yang relatif permanen, fase ini merupakan fase terakhir dari fase
perkembangan.
Tahap kelima pembubaran ( adjourning stage ) merupakan Fase ini
merupakan fase terakhir yang ada pada kelompok yang bersifat temporer,
yang di dalamnya tidak lagi berkenaan dengan pelaksanaan tugas – tugas
tetapi dengan berakhirnya rangkaian kegiatan.

2.5 Perbedaan Kelompok dan Tim


Kelompok dengan tim dalam dunia masyarakat dianggap sebagai hal yang
sama bahkan sulit untuk dibedakan, suatu orang dapat dikatakan sebagai
kelompok apabila antara dua orang atau lebih saling berinteraksi dengan tidak
kolektif serta tidak menghasilkan energiyang positif.
Kelompok dan tim bukanlah hal yang sama dalam bagian ini kita akan
membahas mengenai perbedaan kelompok kerja dengan tim. Dalam bab
sebelumnya, kita membahas tentang pengertian kelompok serta bagian-bagian
kelompok lainya. Apabila kelompok di definisikan sebagai dua individu atau
lebih yang berinteraksi dan tergantung yang berkumpul untuk mencapai
tujuan tertentu. Maka kelompok kerja adalah kelompok yang berinteraksi
terutama untuk berbagi informasi dan membuat berbagai keputusan untuk
membantu setiap anggota bekerja didalam area tanggung jawabnya.
Kelompok kerja tidak mempunyai kebutuhan atau kesempatan untuk
terlibat dalam kerja kolektif yang membutuhkan usaha yang sama. Jadi
kinerja mereka hanya merupakan gabungan akhir dari kontribusi individual
setiap anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang bisa menciptakan
seluruh tingkatkinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan.
Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi.
Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih
tinggi daripada jumlah masukan individual.
Definisi-definisi ini membantu menjelaskan mengapa ada begitu banyak
organisasi yang akhir-akhir ini menyusun ulang proses kerja seputar tim.
Manejemen mencari sinergi positif yang memungkinkan organisasi mereka
untuk menungkatkan kinerja. Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan
potensi bagi sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang lebih
besar tanpa peningkatan masukan. Namun, perhatikan apa yang kita sebut
‘potensi’. Tidak ada yang dengan sendirinya membuat berbagi tim yang
memastikan pencapaian sinergi positif. Hanya semata-mata menyebut sebuah
memastikan pencapaian sinergi positif. Hanya semata-mata menyebut sebuah
kelompok sebagai tim tidak otomatis meningkatkan kinerjanya. Tim yang
efektif memiliki berbagai karakteristik umum. Apabila ingin mendapatkan
peningkatkan kinerja organisasi dengan menggunakan tim, menejemen harus
memastikan bahwa tim-timnya memiliki karakteristik-karakteristik.
Agar lebih memahami perbedaan antara kelompok dengan tim adalah dengan
melihat skema berikut :

Sementara itu, penulis lain seperti Laurie J. Mullins membedakan


Kelompok dan Tim berdasarkan 6 variabel yaitu : Ukuran, Seleksi,
Kepemimpinan, Persepsi, Gaya, dan Semangat. Taksonomi beda lengkapnya
sebagai berikut :

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi

dan saling tergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran

tertentu.Struktur kelompok merupakan pola interaksi yang stabil antara

anggota kelompok, yang berkaitan dengan bentuk pengelompokan, bentuk

hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, pembagian tugas dan

sebagainya Kelompok sendiri terbagi atas dua bagian yaitu kelompok formal

dan kelompok informal. Sehingga suatu kelompok terbentuk dari salah

satunya adalah manusia diharuskan sebagai makhluk sosial. Proses

terbentuknya kelompok sendiri dari berbagai tahapan proses. Antara

kelompok dengan tim sendiri memiliki perbedaan yang dimana tim bekerja

secara kolektif dan saling terikat sedangkan kelompok tidak.

3.2 Saran

Dari pembahasan diatas terdapat kekurangan materi yang disampaikan

dikarenakan kurangnya pemahaman serta literatur yang kurang sehingga bab

ini tidak lengkap. Informasi yang terdapat pada makalah ini sendiri jangan

digunakan sebagai pedoman semata. Sehingga untuk lebih memahami tentang

kelompok dan tim dianjurkan melihat referensi yang lain dan yang lebih

lengkap.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kelompok-dan-tim-dalam-
organisasi.html

2. http://gallery.cencalok.com/2010/06/pengertian-kelompok-dan-tim/

3. http://www.wattpad.com/912797-pko-fondasi-kelompok-dan-kerja-tim?
p=2

4. http://www.wattpad.com/912797-pko-fondasi-kelompok-dan-kerja-tim?
p=2

5. http://www.scribd.com/opensearch?
language=1&limit=10&num_pages=&page=2&query=TIM+DAN+KELO
MPOK

6. Robins.P.Stephen,PRINSIP-PRINSIP PERILAKU ORGANISASI,


Erlangga,Jakarta,2002

Anda mungkin juga menyukai