Anda di halaman 1dari 4

Ummifood merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang usaha manufaktur dengan jenis

produk makanan beku olahan sayur yang dikemas menjadi nugget. Nugget yang dihasilkan
merupakan produksi dari ummifood dengan mengusung DELICY sebagai merk dan memiliki
3 varian rasa yaitu brokoli, jamur dan wortel. DELICY dipasarkan melalui 2 cara yaitu
mengikuti pameran dan promosi melalui media sosial maupun secara langsung di wilayah
Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.

 Dalam mengelola usaha rintisan jenis makanan beku, perusahaan Ummifood memiliki dua
bidang bagian yaitu produksi dan pemasaran. Dimana setiap bagian bidang dikerjakan
pemilik Ummifood secara bersama tanpa ada penempatan fungsi kerja. Hal ini menyebabkan
setiap pemilik merasa terbebani dalam mengerjakan tugas yang tidak sesuai dengan bidang
dan kemampuan, sehingga usaha yang dikelola menjadi kurang efektif dan efisien. Dimana
setiap pemilik sulit dalam menemukan waktu luang secara bersama yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan baik dalam produksi dan pemasaran yang berdampak pada
penurunan volume penjualan setiap semester.

 Sebagai usaha rintisan yang bergerak dimakanan beku, usaha ini sudah berjalan hampir 3
tahun. Keterbatasan produksi dan pemasaran Ummifood yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya yaitu dengan terbatasnya sumber daya manusia yang ada. Sehingga
untuk mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan perencanaan sumber daya manusia yang
lebih baik agar kinerja sumber daya manusia yang ada dapat dikelola secara lebih efektif dan
efisien. Karena setiap pemilik memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda dalam
menangani dan mengelola perusahaan, salah satu bagian dari perencanaan sumber daya
manusia yang dapat dilakukan dengan penempatan fungsi kerja pemilik Ummifood.
Penempatan fungsi kerja disesuaikan dengan kemampuan pemilik. Oleh karena itu
menempatkan orang yang tepat pada suatu pekerjaan, perlu memperhatikan sifat kepribadian
orang tersebut apakah sesuai dengan pekerjaan yang akan diembannya. Ketidaksesuaian
kepribadian seseorang terhadap pekerjaan yang ditugaskan akan mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan ataupun karyawan itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat berupa rendahnya
produktivitas kerja, karyawan yang sering absen kerja dan meningkatnya kerugian biaya serta
waktu untuk melakukan pelatihan ulang terhadap karyawan baru ketika karyawan tersebut
mengundurkan diri. Salah satu contoh ketidaksesuaian penempatan karyawan pada
pekerjaannya seperti seseorang yang sifat kepribadiannya adalah pemalu, namun perusahaan
menempatkannya di bagian pemasaran (marketing) ataupun layanan pelanggan (customer
service) yang harus selalu menghadapi konsumen baik melalui tatap muka maupun telepon.

 Pertanyaan :

1. Jenis Organisasi dari Ummifood adalah.....?  Jelaskan !


2. Dari kasus ini, Berikan rekomendasi langkah apa yang sebaiknya dilakukan
manajemen Ummifood dalam mengatasi masalah yang terjadi dan penempatan
karyawan yang akan ditempatkan pada bagian produksi dan pemasaran dengan
memperhatikan the big five model of personality ?!

*Cantumkan sumber referensi/sumber rujukan 


Jawaban:

1. Jenis Organisasi dari Ummifood adalah Organisasi Profit. Kenapa dikatakan


organisasi profit karena Ummifood merupakan usaha manufaktur dimana organisasi
tersebut memang didirkan untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi atau
dengan kata lain organisasi yang berorientasi ekonomi. Karena berorientasi ekonomi
maka ukuran keberhasilan nya adalah sejauh mana organisasi tersebut mampu
meningkatkan kesejahteraan ekonomi para pendiri yang diukur dengan meningkatkan
jumlah kekayaan.

2. Menurut Werther & Davis (2002) dalam Suwatno (2003 : 129) dikatakan tentang
faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penempatan karyawan adalah
sebagai berikut :
1. Faktor Prestasi Akademis
Tenaga kerja yang mempunyai atau memiliki prestasi akademis yang tinggi harus
ditempatkan pada tugas dan pekerjaan yang memerlukan wewenang dan tanggung
jawab yang besar. Sedangkan bagi karyawan yang mempunyai prestasi akademis
yang rendah, maka ditempatkan pada tugas dan pekerjaan yang memerlukan
wewenang dan tanggung jawab yang rendah. Jadi prestasi akademis ini akan
menentukan posisi seseorang dengan kaitannya dengan pekerjaan yang akan
ditanganinya. Sehingga latar belakang pendidikan yang pernah dialami sebelumnya
harus pula dijadikan bahan pertimbangan.
2. Faktor Pengalaman
Pengalaman kerja sebelumnya ketika seseorang pernah bekerja di tempat lain, perlu
mendapat perhatian dalam penempatan karyawan, apalagi jika seseorang karyawan
tersebut melamar pada bidang yang sama atau sejenis di tempat sebelumnya. Dalam
case ini faktor pengalaman di bidang pemasaran dan produksi lebih diutamakan.
3. Faktor Kesehatan Fisik dan Mental
Manajer sumber daya manusia haruslah mempertimbangkan juga dalam penempatan
karyawan berdasarkan kesehatan fisik dan mental karyawan yang akan ditempatkan
pada bagian perusahaan tersebut.
4. Faktor Status Perkawinan
Status perkawinan ini merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan juga oleh
manajer sumber daya manusia dalam menempatkan karyawan. Karyawan wanita
yang telah memiliki suami dan anak, maka sebaiknay ditempatkan pada perusahaan
yang tidak jauh dari tempat tinggal suami.
5. Faktor Usia
Disini dimaksudkan bahwa faktor usia juga perlu mendapat pertimbangan. Jika
karyawan sudah berusia agak tua sebaiknya ditempatkan pada pekerjaan yang tidak
perlu mempunyai resiko tenaga fisik dan tanggung jawab yang berat, tetapi untuk
karyawan yang masih berusia muda maka perlu diberikan tanggung jawab yang agak
berat.

Selain itu proses untuk penempatan karyawan juga bisa kita lakukan berdasarkan the
big five model of personality. Untuk menempatkan orang yang tepat pada suatu
pekerjaan, kita perlu memperhatikan sifat kepribadian orang tersebut apakah sesuai
dengan pekerjaan yang akan diembannya. Ketidaksesuaian kepribadian seseorang
terhadap pekerjaan yang ditugaskan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan
ataupun karyawan itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat berupa rendahnya
produktivitas kerja, karyawan yang sering absen kerja dan meningkatnya kerugian
biaya serta waktu untuk melakukan pelatihan ulang terhadap karyawan baru ketika
karyawan tersebut mengundurkan diri. Salah satu contoh ketidaksesuaian penempatan
karyawan yang tepat pada pekerjaannya seperti seseorang yang sifat kepribadiannya
adalah pemalu, namun perusahaan menempatkannya di bagian pemasaran
(marketing) ataupun layanan pelanggan (customer service) yang harus selalu
menghadapi konsumen baik melalui tatap muka maupun telepon. Pada dasarnya,
Kepribadian atau Personality dapat didefinisikan sebagai keseluruhan cara dimana
seseorang bereaksi dan berinteraksi dengan lingkungan ataupun individu lainnya.
Faktor-faktor yang menentukan kepribadian seseorang dapat berasal dari Keturunan
yaitu faktor genetis seorang individu dan Faktor Lingkungan dimana orang tersebut
dibesarkan seperti norma keluarga ataupun teman-teman dan kelompok sosial.

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Sifat Kepribadian Model Lima Besar
atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Big Five Personality Traits Model.

- Openness to Experience (Terbuka terhadap Hal-hal baru)


Dimensi Kepribadian Opennes to Experience ini mengelompokan individu
berdasarkan ketertarikannya terhadap hal-hal baru dan keinginan untuk mengetahui
serta mempelajari sesuatu yang baru. Karakteristik positif pada Individu yang
memiliki dimensi ini cenderung lebih kreatif, Imajinatif, Intelektual, penasaran dan
berpikiran luas. Sifat kebalikan dari “Openness to Experience” ini adalah individu
yang cenderung konvensional dan nyaman terhadap hal-hal yang telah ada.

- Conscientiousness (Sifat Berhati-hati)


Individu yang memiliki Dimensi Kepribadian Conscientiousness ini cenderung lebih
berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan ataupunpenuh pertimbangan dalam
mengambil sebuah keputusan, mereka juga memiliki disiplin diri yang tinggi dan
dapat dipercaya. Karakteristik Positif pada dimensi  adalah dapat diandalkan,
bertanggung jawab, tekun dan berorientasi pada pencapain. Sifat kebalikan dari
Conscientiousness adalah individu yang cendurung kurang bertanggung jawab,
terburu-buru, tidak teratur dan kurang dapat diandalkan dalam melakukan suatu
pekerjaan.

- Extraversion (Ekstraversi)
Dimensi Kepribadian Extraversion ini berkaitan dengan tingkat kenyamanan
seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Karakteristik Positif Individu
Extraversion adalah  senang bergaul, mudah bersosialisasi, hidup berkelompok dan
tegas. Sebaliknya, Individu yang Introversion (Kebalikan dari Extraversion) adalah
mereka yang pemalu, suka menyendiri, penakut dan pendiam.

- Agreeableness (Mudah Akur atau Mudah Bersepakat)


Individu yang berdimensi Agreableness ini cenderung lebih patuh dengan individu
lainnya dan memiliki kepribadian yang ingin menghindari konfilk. Karakteristik
Positif-nya adalah kooperatif (dapat bekerjasama), penuh kepercayaan, bersifat baik,
hangat dan berhati lembut serta suka membantu. Karakteristik sebaliknya adalah
mereka yang tidak mudah bersepakat dengan individu lain karena suka menentang,
bersifat dingin dan tidak ramah.

- Neuroticism (Neurotisme)
Neuroticism adalah dimensi kepribadian yang menilai kemampuan seseorang dalam
menahan tekanan atau stress. Karakteristik Positif dari Neuroticism disebut dengan
Emotional Stability (Stabilitas Emosional), Individu dengan Emosional yang stabil
cenderang Tenang saat menghadapi masalah, percaya diri, memiliki pendirian yang
teguh. Sedangkan karakteristik kepribadian Neuroticism (karakteristik Negatif)
adalah mudah gugup, depresi, tidak percaya diri dan mudah berubah pikiran. Oleh
karena itu, Dimensi Kepribadian Neuroticism atau Neurotisme yang pada dasarnya
merupakan sisi negatif ini  sering disebut juga dengan dimensi Emotional Stability
(Stabilits Emosional) sebagai sisi positifnya, ada juga yang menyebut Dimensi ini
sebagai Natural Reactions (Reaksi Alami).
Jadi langkah pertama yang harus diperbaiki adalah menyusun fungsi kerja untuk
bagian produksi dan pemasaran. Untuk bagian produksi bisa kita kembangkan lagi
menjadi 3 bagian yaitu bagian penyedia bahan baku sayur, bagian pengolahan bahan
baku sayur sampai menjadi nugget, dan bagian quality control serta pengemasan
untuk mengecek kualitas setiap makanan. Dilanjutkan dengan bagian pemasaran yang
kita bagi lagi menjadi 3 bagian yaitu bagian manajemen produk, riset pemasaran, dan
layanan pelanggan. Pembagian unit kerja tersebut dilakukan untuk lebih
memfokuskan pekerjaan kepada satu karyawan agar lebih efektif dan efisien.
Langkah kedua adalah melakukan perencanaan SDM dengan meng hire karyawan
tambahan yang berkualitas dengan menyesuaikan background pendidikan dan
pengalaman serta faktor lain seperti faktor gender dan usia dengan jenis pekerjaan
yang akan dilakukan. Hal tersebut dilakukan agar output dan pekerjaan yang mereka
lakukan bisa maksimal dan kuasai. Dalam proses perekrutan SDM bisa kita gunakan
The Five Model of Personality, misalnya untuk bagian produksi kita memerlukan
SDM dengan personality yang Conscientiousness dan Neuroticism karena diyakini
pribadi yang memiliki tingkat kehati-hatian yang tinggi serta bertahan dalam kondisi
work under pressure akan cocok dalam pekerjaan produksi. Kemudian SDM dengan
personality yang Opennes to Experience dan Extraversion diyakini sesuai untuk
bagian pemasaran produk karena posisi tersebut memang memerlukan jiwa yang
kreatif, berpikiran luas, tegas, serta mudah bersosialisasi. Selain itu perusahaan juga
perlu untuk melakukan pengembangan SDM seperti menyediakan fasilitas training,
workshop dan berbagai jenis pengembangan skill lainnya. Selain itu perusahaan juga
harus memenuhi hak-hak karyawan dengan semestinya seperti gaji, tunjangan,
asuransi dan berbagai fasilitas penunjang lainnya.

Sumber:

https://media.neliti.com/media/publications/41361-ID-analisis-faktor-faktor-penempatan-
karyawan-terhadap-kepuasan-kerja-karyawan-di-p.pdf
BMP EKMA4158-2

Anda mungkin juga menyukai