Anda di halaman 1dari 2

NAMA : WILLIAM JOSHUA NUMANIMOZE

NIM : 030916834

TUGAS 1

Dalam The Big Five Model personalitiy, ada beberapa model kepribadian, yaitu :
1. Openness to experience
Openness to experience merupakan dimensi kepribadian yang menggambarkan
perilaku seseorang yang cenderung terbuka, bisa menerima berbagai macam stimuli,
mempunyai keinginan yang luas, dan berani ambil risiko. Agar perilaku seperti ini
bisa menjadikan seseorang berhasil dalam menjalankan kegiatannya maka organisasi
atau perusahaan tempat mereka bekerja harus bisa menghilangkan hambatan-
hambatan yang mungkin mengganggu upaya mereka. Itulah sebabnya, seseorang
dengan tingkat openness to experience yang tinggi biasanya lebih suka mendirikan
usaha sendiri karena dengan usaha milik sendiri diyakini bahwa dirinya bisa berinovasi,
bisa mengambil risiko, dan mengurangi hambatan-hambatan yangmungkin akan ditemui jika
mereka bekerja pada perusahaan besar yang telah mapan.

2. Conscientiousness
Conscientiousness adalah dimensi kepribadian yang menggambarkan sejauh mana
seseorang bertanggung jawab, teguh, dapat dipercaya dan berorientasi pada hasil.
Seseorang dengan tingkat conscientiousness yang tinggi pertanda bahwa orang
tersebut sangat disiplin dalam menjalani hidupnya. Kedisiplinan ini didasari oleh
suatu keinginan agar kelak bisa menghasilkan sesuatu. Sebaliknya, seseorang
dengan tingkat conscientiousness yang rendah pertanda bahwa orang tersebut tidak
terarah dan tidak disiplin. Conscientiousness merupakan dimensi kepribadian yang cukup
penting untuk memprediksi kinerja seseorang. Dengan tingkat conscientiousness yang
tinggi, seseorang diyakini memiliki kinerja yang baik karena dalam upayanya untuk
menghasilkan sesuatu ia akan terus melakukan usaha tanpa mengenal lelah.

3. Extraversion atau positive affectivity


Extraversion sering juga disebut positive affectivity adalah dimensi kepribadian yang
menggambarkan seseorang yang percaya diri atau asertif karena memiliki pengalaman
emosional positif sehingga tidak berprasangka jelek – baik terhadap dirinya, orang lain
maupun terhadap lingkungan sekitar; mudah bermasyarakat dan hangat dalam bergaul karena
cenderung berbicara aktif. Seseorang dengan tingkat extraversion yang tinggi dengan
demikian cenderung berpandangan positif baik terhadap dirinya maupun terhadap orang lain
dan lingkungan masyarakat sekitar. Dalam bahasa sehari-hari, orang seperti ini sering
disebut sebagai extravert (atau kadang disebut extrovert). Seorang extrovert biasanya
ramah, menarik, dan mudah bergaul. Sebaliknya, seorang introvert (memiliki tingkat
extraversion yang rendah) adalah orang yang hampir tidak pernah memiliki
pengalaman baik dan oleh karenanyacenderung menjaga jarak dengan orang lain (tidak
mudah bergaul). Dalam lingkungan organisasi tempat kerja, seorang extravert biasanya
memiliki semangat kerja yang baik, merasa puas dengan pekerjaannya, berpandangan
positif terhadap organisasi tempat kerja, dan mudah bergaul dengan teman kerja.
Karena sifat-sifatnya yang demikian, seorang extravert cocok untuk pekerjaan-pekerjaan
yang menuntut banyak berhubungan dengan orang lain. Pekerjaan tersebut antara lain:
bagian penjualan, customer relation, dan public relation.

4. Agreebleness
Agreebleness adalah dimensi kepribadian yang menggambarkan apakah seseorang secara
natural perilakunya baik, cukup mudah berteman dengan orang lain (kooperatif) dan
percaya kepada orang lain. Jika seseorang secara umum sangat disukai orang lain, cenderung
memiliki tingkat kepedulian yang tinggi kepada orang lain dan berpengaruh terhadap orang
lain, pertanda bahwaorang tersebut memiliki tingkat agreebleness yang tinggi.
Sebaliknya, jika seseorang cenderung antagonis, tidak mudah percaya kepada orang
lain dan tidak simpatik pertanda bahwa orang tersebut tergolong sebagai orang yang
memiliki tingkat agreebleness yang rendah. Meski terkesan negatif, seseorang dengan
tingkat agreebleness yang rendah sesungguhnya cocok untuk pekerjaan-pekerjaan
yang membutuhkan kesan antagonis seperti penagih hutang (debt collector). Sedangkan
seseorang dengan tingkat agreebleness yang tinggi cocok untuk pekerjaan yang menuntut
kerja sama dengan orang lain karena orang seperti ini tergolong sebagai “team player” yang
baik.

5. Neuroticism atau negative affectivity


Tidak seperti pada extraversion, neuroticism (sering disebut negative affectivity)
menggambarkan kepribadian seseorang yang cenderung memiliki pengalaman emosional
negatif, merasa tidak aman, merasa tertekan, dan pada umumnya memandang dirinya dan
lingkungan di sekitar secara negatif. Seseorang dengan tingkat neuroticism yang tinggi
cenderung menunjukkan emosi negatif dan setiap saat dan dalam situasi apapun mudah stres
dibanding seseorang dengan tingkat neuroticism yang rendah. Seorang dengan tingkat
neuroticism yang tinggi sering disebut sebagai neurotic. Dalam kehidupan sehari-hari
seorang neuroticterkadang dianggap memiliki masalah psikologis. Dalam bahasa psikologi,
neurotic sesungguhnya hanyalah karakter manusia yang dalam batas-batas tertentu
dianggap wajar.
Di tempat kerja, seorang neurotic cenderung memiliki semangat kerja yang rendah,
gampang stres dan cenderung berpandangan negatif terhadap organisasi tempat kerja.
Namun, kadang-kadang orang seperti ini juga sangat kritis kepada dirinya dan pada
kinerja yang dihasilkannya sehingga adakemungkinan orang tersebut terus memperbaiki
diri dan kinerjanya. Olehkarena itu, seorang neurotic lebih cocok untuk pekerjaan-
pekerjaan yang membutuhkan pemikiran kritis dan evaluasi diri seperti pada
departemen quality control. Namun, orang yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi
kadang-kadang juga mengganggu khususnya dalam pengambilan keputusan kelompok.
Seorang neurotic biasanya menempatkan diri sebagai oposan dan cenderung hanya melihat
sisi negatif dari setiap usulan yang diajukan orang lain atau kelompok lain.

Sumber: Modul Perilaku Organisasi EKMA5101

Anda mungkin juga menyukai