Anda di halaman 1dari 1

Assalamualaikum Yth Tutor Menurut pendapat saya 

-Fintech (Financial Technology) secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan teknologi pada
sektor jasa keuangan yang digunakan untuk mengembangkan dan mengotomatiskan  penyerahan
dan penggunaan jasa keuangan. Penekanan di sini diberikan pada pengembangan, atau dapat juga
dengan inovasi, dari jasa keuangan itu sendiri, sehingga penggunaan teknologi yang tidak
mengembangkan atau juga tidak bersifat inovasi tidak dapat dianggap sebagai Fintech
(contoh: internet banking, digital banking, dll 
-Inovasi Keuangan Digital (IKD) merupakan terminologi yang digunakan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK).IKD sebagai aktivitas pembaruan proses bisnis, model bisnis, dan instrumen keuangan yang
memberikan nilai tambah baru di sektor jasa keuangan dengan melibatkan ekosistem
digital.Jawabannya adalahada dan sangat erat. IKD sebenarnya berfungsi sebagai wadah pertama
bagi ekosistem Fintech baru dengan menggunakan apa yang disebut sebagai Regulatory Sandbox.
-OJK dalam menyelenggarakan regulatory sandbox untuk memastikan IKD (fintech) memenuhi
kriteria yakni:
-bersifat inovatif dan berorientasi ke depan;
-menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana utama pemberian layanan
kepada konsumen di sektor jasa keuangan;
-mendukung inklusi dan literasi keuangan;
-bermanfaat dan dapat dipergunakan secara luas;
-dapat diintegrasikan pada layanan keuangan yang telah ada;
-menggunakan pendekatan kolaboratif; dan
-memperhatikan aspek perlindungan konsumen dan perlindungan data.
-Risiko yang dihadapi oleh penyelenggara IKD? Menurut hemat kami, tentunya banyak risiko,
beberapa di antaranya:
 -Risiko bisnis, karena sifat dari IKD sendiri yang harus inovatif, maka tahap perkembangan awal
menjadi sangat menentukan apakah IKD yang dikembangkan akan sukses atau tidak;
 -Risiko hukum, dimana ada kemungkinan IKD yang dibuat akan dikeluarkan peraturan yang bersifat
spesifik (seperti P2PL    dan  Equity Crowdfunding), maka dengan demikian perusahaan pembiayaan
terkait wajib untuk mengikuti kerangka hukum  yang baru; dan
 -Risiko teknologi informasi, termasuk di dalamnya kemungkinan adanya kebocoran data yang
menyebabkan           hilangnya trust  dari masyarakat.
 
-Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;
-Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam
Uang Berbasis Teknologi Informasi;
-Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.02/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital di
Sektor Jasa Keuangan;
-Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan Pembiayaan.

Anda mungkin juga menyukai