RIF’ATUS SOLIKHAH 1. Pertumbuhan Ekonomi a. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan perekonomian yang menyebabkan bertambahnya barang dan jasa yagn diproduksi dalam masyarakat. Kenaikan kapasitas suatu negara dalam rangka menyediakan berbagai barang ekonomi kepada para penduduknya dalam jangka panjang. b. Factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi: Tanah dan kekayaan alam, kekayaan alam suatu negara meliputi luas tanah dan kesuburannya, iklim, dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan, hasil laut serta jumlah dan jeniss bahan tambang yang ada. Adanya kekayaan alam membantu mempermudah usaha mengembangkan perekonomian suatu negara. Jumlah dan kualitas dari penduduk dan tenaga kerja, adalah pertumbuhan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan mutu dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pertambahan jumlah penduduk akan memperbesar jumlah tenaga kerja, sehingga memungkinkan untuk menambah jumlah produksi. Selain itu, dengan adanya pendidikan, latihan dan keterampilan yang meningkat akan menambah produktivitas. Akibat lain dari perkembangan prnduduk adalah makin luasnya pasar dari barang-barang yang dihasilkan sector industry. Barang-barang modal dan tingkat teknologi, bertambahnya barang-barang modal yagn disertai dengan perkembangan tingkat teknologi mempunyai arti penting dalam mempertinggi keefisienan pertumbuhan ekonomi. Efek poditif yang timbul karena kemajuan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi yaitu: kemajuan teknologi mempertinggi efisiensi kegiatan produksi barang, kemajuan teknologi menimbulkan penemuan barang baru yang belum pernah diproduksi sebelumnya. System social dan sikap masyarakat, perombakan dalam system social yagn modern dengan menghapuskan system feudal merupakan langkah yang perlu dilakukan. Perlu diciptakan perubahan dalam sikap masyarakat agar bersedia untuk bekerja keras dan mengembangkan kegiatan-kegiatan dalam rangka mengembangkan usaha untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan yang lebih banyak. 2. Dalam jangka pendek factor-faktor seperti PDB dan tingkat harga yang menyebabkan inflasi, sedangkan dalam jangka panjang penawaran uanglah yang perlu dikontrol. Untuk mempelajari interaksi tersebut, maka perlu untuk mempelajari sumber-sumber inflasi yaitu: a. Tekanan permintaan, Inflasi dapat terjadi karena terjadinya peningkatan permintaan agregat yang lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan sector ekonomi produktif. Factor yang berkontribusi terhadap peningkatan agregat diantaranya, adanya kebijakan pemotongan tingkat suku bunga, peningkatan penawaran uang, peningkatan pengeluaran pemerintah, pemotongan pajak, peningkatan ekspor, ataupun meningkatkan semangat berinvestasi dengan meningkatkan ekspektasi laba yang lebih tinggi di masa depan. b. Dorongan biaya, dua penyebab utama peningkatan biaya adalah peningkatan tingkat upah dan peningkatan harga bahan-bahan mentah/factor produksi. 3. Devaluasi a. Devaluasi artinya bentuk kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi nilai mata uang lokal negara terhadap nilai mata uang asing. Secara jelas, pengertian devaluasi merupakan situasi dimana mata uang lokal memiliki harga yang semakin murah secara internasional. Akibat dari devaluasi ini pun sangat berpengaruh pada perekonomian suatu negara terutama dalam kegiatan perdagangan internasional. b. Dampak Devaluasi terhadap Perekonomian Meningkatnya Kesempatan Kerja, adanya devaluasi dalam negeri menjadikan mata uang domestik memiliki nilai yang lebih rendah dari mata uang asing. Sehingga barang-barang domestik yang diekspor pun dirasa memiliki harga yang lebih murah. Dengan begitu, permintaan dari luar negeri pun akan naik. Para produsen harus memenuhi pasar internasional dan mendorong untuk menambah tenaga kerja agar bisa membuat barang sesuai pesanan. Mengakibatkan harga barang-barang impor terasa lebih mahal dan membuat barang barang impor mengalami penurunan. Masyarakat akan lebih tertarik dengan produk dalam negeri, sehingga pesanan dalam negeri pun mengalami peningkatan. Para produsen akan menambah tenaga kerja untuk memenuhi pasar. Peningkatan Produksi Output, devaluasi dapat mendorong peningkatan produksi barang- barang ekspor dan mengurangi produk impor di dalam negeri. Peningkatan produksi pun akan terjadi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dengan begitu, produksi output juga akan mengalami peningkatan. Terjadinya devaluasi mampu meningkatkan output dalam jangka menengah dan panjang. Tidak hanya itu, devaluasi mampu mendorong pembukaan lahan- lahan perkebunan baru maupun penerimaan replanting atau proyek lainnya di sektor industri. Perubahan Metode Produksi, akibat terjadinya devaluasi akan mendorong perusahaan- perusahaan mengubah metode produksinya, yaitu dari pemakaian mesin ke pemakaian tenaga kerja. Karena memanfaatkan tenaga kerja dirasa lebih murah dimana upah tenaga relatif lebih rendah dibanding menggunakan mesin. Nah, lapangan kerja pun akan semakin banyak dan menurunkan tingkat pengangguran di negara. Peningkatan Jumlah Cadangan Devisa, perubahan nilai tukar mata uang domestik melalui devaluasi akan menciptakan surplus neraca pembayaran. Sehingga jumlah cadangan dari devisa pun akan bertambah atau mengalami peningkatan. Peningkatan Pendapatan, nilai tukar mata uang domestik yang semakin tinggi akan mengurangi keuntungan para eksportir dan keuntungan para importir semakin besar. Kondisi ini menjadikan terjadinya penurunan produksi barang barang subtitusi impor dan akan berakibat pada turunnya pendapatan di sektor industri terkait. Dengan begitu, keuntungan para eksportir akan meningkat dan pendapatan dari sektor sektor pun juga akan meningkat. Keseimbangan Neraca Pembayaran, terjadinya devaluasi juga dapat digunakan untuk keseimbangan neraca pembayaran. Nilai mata uang domestik yang terlalu tinggi akan menyebabkan ekspor naik dan impor turun. Sehingga akan menyebabkan defisit neraca perdagangan yang pada akhirnya akan membuat defisit negara pembayaran. Sumber: ESPA4110