Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dyah Ayu Kusuma Dewi

Tugas.1
Perilaku organisasi

Dalam The Big Five Model personalitiy, ada beberapa model kepribadian, yaitu :
1. Openness to experience
2. Conscientiousness
3. Extraversion atau positive affectivity
4. Agreebleness
5. Neuroticism atau negative affectivity
Sebagai makhluk sosial, tentu kita sering berinteraksi dengan orang-orang yang
memiliki kepribadian ini. Coba anda jelaskan masing-masing kondisi kepribadian
tersebut dengan mengaitkan dengan kondisi dilapangan yang Anda Temui, serta
bagaimana menyikapinya.
Jawab :
The Big Five Model Of Personalitiy
Salah satu dimensi kepribadian yang konsepnya dibagun berdasarkan keenambelas
karakter utama manusa seperti tersebut diatas adalah “The Big Five Model of
Personalitiy - lima besar model kepribadian manusia “ yang terdiri dari :

1. Openness to experience
Openness to experience merupakan dimensi kepribadian yang
menggambarkan perilaku seseorang yang cenderung terbuka, bisa menerima
berbagai macam stimuli, mempunyai keinginan yang luas, dan berani ambil
risiko. Agar perilaku seperti ini bisa menjadikan seseorang berhasil dalam
menjalankan kegiatannya maka organisasi atau perusahaan tempat mereka
bekerja harus bisa menghilangkan hambatan – hambatan yang mungkin
mengganggu upaya mereka. Itulah sebabnya, seseorang dengan tingkat
opennes to experience yang tinggi biasanya lebih suka medirikan usaha sendiri
karena dengan usaha milik sendir diyakini bahwa dirinya bisa berinovasi, bisa
mengambil risiko, dan mengurangi hambatan – hambatan yang mungkin akan
ditemui jika mereka bekerja pada perusahaan besar yang telah mapan.

2. Conscientiousness
Conscientiousness merupakan dimensi kepribadian yang menggambarkan
sejauh mana seseorang bertanggungjawab, teguh, dapat dipercaya dan
berorientasi pada hasil. Seseorang dengan tingkat conscientiousness yang
tinggi pertanda bahwa orang tersebut sangat disiplin dalam menjalani hidupnya.
Kedisiplinan ini didasari oleh suatu keinginan agar kelak bisa menghasilkan
sesuatu. Sebaliknya, seseorang dengan tingkat conscientiousness yang rendah
pertanda bahwa orang tersebut tidak terarah dan tidak disiplin.
Conscientiousness merupakan dimensi kepribadian yang cukup penting untuk
memprediksi kinerja seseorang. Dengan tingkat conscientiousness yang tinggi,
seseorang diyakini memiliki kinerja yang baik karena dalam upayanya untuk
menhasilkan sesuatu ia akan terus melakukan usaha tanpa mengenal lelah.

3. Extraversion
Extraversion atau positive affectivity dimensi kepribadian yang
menggambarkan seseorang yang percaya diri atau asertif karena memiliki
pengalaman emosional positif sehingga tidak berprasangka jelek baik terhadap
dirinya, orang lain maupun terhadap lingkungan sekitar, mudah bermasyarakat
dan hangat dalam bergaul karena cenderung berbicara aktif. Seseorang
dengan tingkat extraversion yang tinggi dengan demikian cenderung
berpandangan positif baik terhadap dirinya maupun terhadap orang lain dan
lingkungan masyarakat sekitar. Dalam bahasa sehari – hari, orang seperti ini
sering disebut sebagai extravert ( atau kadang disebut extrovert ). Seseorang
yang extrovert biasanya ramah, menarik, dan mudah bergaul. Sebaliknya,
seorang yang introvert ( memiliki tingkat extraversion yang rendah ) adalah
orang yang hampir tidak pernah memiliki pengalaman baik dan oleh karenanya
cenderung menjaga jarak dengan orang lain ( tidakk mudah bergaul ). Dalam
lingkungan organisasi tempat kerja, seseorang exstrovert biasanya memiliki
semangat kerja yang baik, merasa puas dengan pekerjaannya, berpandangan
positif terhadap organisasi tempat kerja, dan mudah bergaul dengan teman
kerja. Karena sifat – sifatnya yang demikian, seorang exstrovert cocok untuk
pekerjaan – pekerjaan yang menuntut banyak berhubungan dengan orang lain.
Pekerjaan tersebut antara lain : bagian penjualan, customer relation, dan public
relation.

4. Agreebleness
Agreebleness adalah dimensi kepribadian yang menggambarkan apakah
seseorang secara natural perilakunya baik, cukup mudah berteman dengan
orang lain (kooperatif), dan percaya kepada orang lain. Jika seseorang secara
umum sangat disukai orang lain, cenderung memiliki tingkkat kepedulian yang
tinggi kepada orang lain dan berpengaruh terhadap orang llain, pertanda bahwa
orang tersebut memiliki tingkat agreebleness yang tinggi. Sebalikya, jika
seseorang cenderung antagonis, tidak mudah percaya kepada orang lain dan
tidak simpatik pertanda bahwa orang tersebut tergolong sebagai orang yang
memilih tingkat agreebleness yang rendah. Meski teresan negatif, seseorang
dengan tingkkat agreebleness yang rendah sesungguhnya cocok untuk
pekerjaan – pekerjaan yang membutuhkan kesan antagonis seperti penagih
hutang ( debt collector ). Sedangkan seseorang dengan tingkat agreebleness
yang tinggi cocok untuk pekerjaan yang menuntut kerja sama dengan orang lain
karena orang seperti ini tergolong sebagai “ team player “ yangbaik.

5. Neuroticism
Neuroticism atau negative affectivity menggambarkan kepribadian seseorang
yang cenderung memiliki pengalaman emosional negatif, merasa tidak aman,
merasa tertekan, dan pada umumnya memandang dirinya dan lingkungan
disekitar secara negative. Seseorang dengan tingkat neuroticism yang tinggi
cenderung menunjukkan emosi negatif dan setiap saat dan dalam situasi
apapun mudah stress dibanding seseorang dengan tingkat neuroticism yang
rendah. Seseorang dengan tingkat neuroticism yang tinggi sering disebut
sebagai neurotic. Dalam kehidupan sehari – hari seseorang neurotic terkadang
dianggap memiliki masalah psikologis. Dalam bahasa psikologi, neurotic
sesungguhnya hanyalah karakter manusia yang dalam batas – batas tertentu
dianggap wajar.
Ditempat kerja seorang neurotic cenderung memiliki semangat kerja yang
rendah, gampang strs dan cenderung berpandangan negatif terhadap
organisasi tempat kerja. Namun kadang – kadang orang seperti ini juga sangat
kritis kepada dirinya dan kepada kinerja yang dihasilkannya sehingga ada
kemungkinan orang tersebut terus memperbaiki diiri dan kinerjanya. Oleh
karena itu, seorang neuroti lebih cocok untuk pekerjaan – pekerjaan yang
membuuhkan pemikiran kritis dan evaluasi diri seperti pada departemen quality
control. Namun, orang yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi kadang –
kadang juga menggangu khususnya dalam pengambilan keputusan kelompok.
Seorang neurotic biasanya menempatkan diri sebagai oposan dan cenderung
hanya melihat sisi negatif dari setiap ususlan yang diajukan orang lain atau
kelompok lain.

Anda mungkin juga menyukai