Anda di halaman 1dari 25

Keterampilan

Komunikasi
KULIAH APOTEKER 2, 1 AGUSTUS 2019
HIFIZAH NUR, S. PSI, M. ED
Komunikasi Interpersonal

 Komunikasi Interpersonal (komunikasi antar


pribadi):
 komunikasi yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih
 menggunakan bahasa yang mudah dipahami
kedua belah pihak
 cenderung lebih fleksibel dan informal
 menghasilkan suatu hubungan produktif secara
terus menerus
 Tujuh karakteristik komunikasi antar pribadi (Hardjana, 2007: 86-
90):
1. Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal.
2. Melibatkan perilaku spontan, tepat, dan rasional.
3. Komunikasi antar pribadi tidaklah statis, melainkan dinamis.
4. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi, dan koherensi
(pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain
sebelumnya).
5. Komunikasi antar pribadi dipandu oleh tata aturan yang bersifat
intrinsik dan ekstrinsik.
6. Komunikasi antar pribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan.
7. Melibatkan di dalamnya bidang persuasif.
 Awal dari proses komunikasi adalah persepsi.
 Persepsi sangat dipengaruhi:
 Kebutuhan
 kesiapan mental
 suasana emosional
 latar belakang budaya
 yang semuanya menentukan interprestasi orang pada sensasi.
 Sering kali kita mempersepsikan sesuatu secara subjektif
padahal belum tentu benar. Contoh : orang berambut
gondrong dianggap berandal (padahal belum tentu).
 Sifat-sifat persepsi, yaitu : Sedangkan elemen-elemen dari
persepsi, yaitu :
1. Pengalaman
1. Sensasi/penginderaan
2. Selektif
2. Harapan
3. Penyimpulan
3. Bentuk dan latar belakang
4. Tidak akurat
4. Perbandingan
5. Evaluatif.
5. Konteks.
Seberapa Besar Nilai Dirimu?

0: Sangat tidak setuju 1:Tidak setuju 2: setuju 3. sangat setuju


1. Saya selalu berpikir bahwa saya tidak baik dalam segala hal (…..)
2. Saya melihat diri saya secara positif (….)
3. Secara umum saya cenderung memandang diri saya gagal (….)
4. Saya harap, saya bisa menghormati diri saya sendiri (….)
5. Terkadang, Saya benar-benar merasa tidak berguna (….)
6. Saya merasa diri saya berharga, setidaknya sejajar dengan orang lain (….)
7. Secara keseluruhan saya puas dengan diri saya (….)
8. Saya rasa tidak banyak yang saya bisa banggakan dari diri saya (…...)
9. Saya rasa saya punya beberapa kelebihan (….)
10. Saya bisa melakukan banyak hal sebaik yang dikerjakan orang lain (……)
Penilaian

• Nomor 1,3,4,5 dan 8 skornya di balik


– 0 jadi 3
– 1 jadi 2
– 2 jadi 1
– 3 jadi 0
• Skor dijumlahkan
• Maksimal 30
• 0-10 rendah
• 11-20 sedang
• 21-30 tinggi
Konsep Diri

 Persepsi dan konsep diri (yang positif) merupakan hal yang tidak dapat
dilepaskan dari komunikasi interpersonal.
 Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri sendiri.
 Kadar keberhasilan atau kegagalan seseorang ditentukan oleh
bagaimana memandang kemampuannya sendiri.
 Konsep diri yang dapat diterapkan dalam
organisasi adalah yang mengarah pada konsep diri
positif yaitu :
 percaya diri
 memiliki kemampuan menyenangkan orang
 memiliki cara mendorong setiap orang yang
diawasinya untuk berbuat inovasi
 bersedia mengakui kesalahan yang dibuatnya
 konsep diri merupakan penyaring dari semua informasi yang datang
kepada seorang individu, maka semakin positif dan realistic suatu konsep
diri, maka semakin responsive pegawai dalam mencari dan
menghadirkan umpan balik yang efektif.
 Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi
antarpribadi, yaitu:
 Setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya.
Cerdas: belajar giat. Bodoh: untuk apa belajar?
 Konsep diri yang positif akan membuat seseorang lebih terbuka untuk
menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.
 Orang yang aprehensif (takut) dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya
rasa percaya diri
 Selektif terhadap siapa kita membuka diri, mempersepsi pesan, apa yang kita
ingat dan penyandian pesan.
 Self Esteem atau harga diri adalah:
 evaluasi yang dibuat oleh setiap individu, sikap seseorang terhadap
dirinya sendiri dalam rentang dimensi positif-negatif
 Self esteem tinggi: Menyukai dirinya sendiri
 Self esteem rendah: sering menghubungkan antara kegagalan atau
penolakan dengan kelemahan pribadi
 Menilai diri rendah dalam berbagai dimensi, seperti olah raga,
akademis, hubungan interpersonal, dst.
Kognitif dan Behavioral

Ada dua jenis kemampuan yang harus dimiliki dalam hubungan interpersonal:
 Kecakapan Kognitif : merupakan kemampuan pada tingkat pemahaman
mengenai bagaimana cara mencapai tujuan personal dan relasional dalam
berkomunikasi. Kecakapan kognitif meliputi:
 Empati (empathy)
 Perspektif social (social perspective): kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan
perilaku orang yang berkomunikasi dengan dirinya
 Kepekaan (sensitivity) terhadap peraturan atau standar yang berlaku dalam
komunikasi interpersonal.
 Pengetahuan akan situasi dan kondisi
 Memonitor diri (self-monitoring): menjaga ketepatan perilaku
 Kecakapan behavioral: merupakan kecakapan berkomunikasi pada tingkat
tindakan, yang berfungsi dalam mengarahkan pelaku komunikasi untuk mencapai
tujuan, baik personal maupun relasional, terdiri dari:
 Keterlibatan interaktif (interactive involment).
 Manajemen interaksi (interaction management).
 Keluwesan perilaku (behavioral flexibility)
 Mendengarkan (listening)
 Gaya sosial (social style)
 Kecemasan komunikasi (communication anxiety)
8 Kebiasaan Efektif

1. Jadilah Proaktif
 Bersikap proaktif lebih dari sekedar mengambil inisiatif.
 Bersikap proaktif berarti bertanggung jawab atas
perilaku kita sendiri, baik di masa lalu, masa kini, maupun
masa mendatang.
 Bersikap proaktif juga berarti mampu membuat pilihan-
pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai yang
berlaku.
 Tindakan proaktif berbeda dengan tindakan reaktif
yang hanya bisa mengumbar keluhan akan
keadaannya
 ciri-ciri individu proaktif (dibandingkan dengan individu reaktif), ada 5 (lima) hal, yaitu:
 bertanggung jawab, tidak menyalahkan keadaan
 menfokuskan upaya mereka pada lingkaran pengaruh, energi mereka adalah positif, memperluas
dan memperbesar, yang menyebabkan lingkaran pengaruh mereka meningkat
 orang proaktif bekerja dari dalam ke luar
 berpusat pada prinsip (principle centered) kemudian ia menerjemahkan prinsip-prinsip itu kedalam
seperangkat nilai-nilai (values) yang telah dipilihnya dengan sadar
 menggunakan “empat anugrah unik manusianya” secara optimal:
 Self Awareness (kesadaran diri)
 Conscience (hati nurani)
 Creative Imagination (imajinasi kreatif)
 Independent Will (kebebasan kehendak)
2. Berawal dari akhir pikiran
 Manusia yang berorientasi pada tindakan tidak
sekedar mengejar pencapaian tujuan tetapi
Tujuan yang harus benar.
 Agar mencapai tujuan yang benar di tuliskan misi
pribadi hidup anda yang menggambarkan tujuan
dan citra diri.
 Misi pribadi di temukan melalui serangkaian
tindakan atau kejadian-kejadian pahit sehingga
membentuk kebajikan dan filosofi hidup.
3. Dahulukan yang utama
 Jadikan kebiasaan ini berkaitan dengan sikap yang
mengedepankan prioritas, bisa membedakan antara
Urgent dan Penting
 URGENT : Situasi yang mendesak
 PENTING : Membutuhkan perhatian yang besar
 Manusia yang gagal adalah manusia yang tidak bisa
membedakan mana pekerjaan prioritas dan bukan
4. Berfikir menang-menang WIN – WIN
5. Memahami lebih dahulu sebelum di pahami oleh orang lain
6. Wujudkan sinergi dengan orang lain
7. Menajamkan ketahanan, fleksibilitas dan kekuatan
 Berikan makanan pada jiwa (spiritual), hidup yang seimbang, lakukan meditasi,
membaca buku yang membangkitkan semangat
 Tidak takut menghadapi kesalahan kecil
8. Menemukan keunikan dan membantu orang lain menemukan nya
 dari perilku efektif menjadi luar biasa, mulailah dengan menemukan dan mengenali
keunikan diri sendiri
Teknik Interview

 Wawancara (Stewart, 2000): adalah proses komunikasi interaksional antara dua orang
atau lebih dengan suatu tujuan dan biasanya berisi pertanyaan serta jawaban dari
suatu pertanyaan
 Hampir semua wawancara mengacu pada komunikasi dasar seperti persepsi, pesan
verbal maupun nonverbal, umpan balik, pendengaran, motivasi, harapan dan asumsi,
yang semuanya tidak terlepas dari jender, usia dan budaya.
 Tipe-tipe wawancara:
 Pemberian informasi: orientasi, pelatihan, pembekalan
 Penggalian informasi: survei, wawancara penelitian
 Seleksi: seleksi pegawai
 Penggalian permasalahan: wawancara staf yang dilakukan HRD, asesmen kebutuhan
pelatihan
 Penggalian permasalahan dari sisi pewawancara: menerima komplain, keluhan dan saran
 Persuasi: pelayanan dan penjualan produk
Pendekatan dalam Interview

 Pendekatan langsung (directive approach)


 Pewawancara berusaha mengontrol jalannya wawancara
 Pertanyaan tertutup, mengarahkan, singkat dan membutuhkan jawaban langsung
 Tipe interview ini adalah memberikan informasi, mendapatkan informasi, seleksi karyawan
dan wawancara persuasi
 Kelebihan:
 waktu singkat
 Mudah melakukan kontrol
 Dapat dikuantifikasi
 Digunakan sebagai data tambahan
 Kekurangannya:
 Kurang fleksibel, mengurangi motivasi interviewee, kurang mendalam
 Pendekatan tidak langsung:
 Jenis pertanyaan terbuka
 Memberi kesempatan kepada interviewee untuk merespon secara bebas
 Termasuk dalam tipe konseling, performansi kerja dan penyelesaian masalah
 Kelebihan:
 Memotivasi inerwiewee untuk terlibat penuh dalam proses wawancara
 Interviewer lebih fleksibel
 Informasi yang didapat lebih mendalam
 Kedua belah pihak bisa saling beradaptasi
 Kekurangan:
 Butuh waktu lebih lama
 Interviewer bisa hilang kontrol
 Perlu pemahaman psikologis yang cepat dan sensitif
 Kesimpulan sulit diambil bila tidak terbiasa
Tingkatan Intraksi dalam Interview

 Level 1: interaksi menghindari judgments, sikap dan perasaan (aman dan


superficial)
 Level 2: Mulai masuk ke ranah personal atau topik-topik kontroversial, mulai
menggali beliefs, sikap, values dan posisi seseorang (Lebih beresiko)
 Level 3: full discosure, perlu relasi yang positif
 Membangun hubungan yang nyaman sangat dibutuhkan agar bisa
mencapai level 3
 Diperlukan kemampuan observasi untuk memahami bahasa non verbal:
(kontak mata, ekspresi wajah, gerakan bagian tubuh yang lain)
 Kemampuan mendengarkan : menerima dan menginterpretasikan apa
yang diungkapkan interviewee
Jenis-jenis Listening

 Mendengarkan untuk memahami : dilakukan untuk memperoleh informasi


dari suatu pesan dan meningkatkan pemahaman (mengulang
pertanyaan, probing, menanyakan lebih spesifik, dll)
 Mendengar untuk berempati: menunjukkan sikap menenangkan,
memberi kenyamanan dan kehangatan. Memberi perhatian dan
penghargaan tanpa syarat.
 Mendengar untuk menilai. Sebelumhya didahului oleh pemahaman dan
empati, menahan evaluasi akhir sampai seluruh inti wawancara
disimpulkan, dan memperhatikan bahasa non verbal.
 Mendengar untuk memberikan resolusi. Mendengarkan dengan dialog
untuk bersama-sama menyelesaikan masalah.
 Hambatan Listening: Hambatan fisik, bahasa dan emosional
Edukasi Pasien

 Menilai kebutuhan edukasi pasien dan keluarga (asesmen) berdasarkan: (data


ini didapatkan dari RM):
1. Identitas dasar pasien
2. Kemampuan berbicara
3. Perlu penerjemah atau tidak
4. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga
5. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan
6. Hambatan emosional dan motivasi (emosional: depresi, senang dan marah)
7. Keterbatasan fisik dan kognitif
8. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi
 Ada 6 (enam) hal yang penting diperhatikan agar efektif dalam
berkomunikasi dengan pasien, yaitu:
 Materi informasi apa yang disampaikan
 Siapa yang diberi informasi
 Kapan menyampaikan informasi
 Di mana menyampaikan informasi
 Bagaimana menyampaikannya
 SAJI (Salam, Ajak Bicara, Jelaskan, Ingatkan)
 http://akreditasirumahsakitmpo.blogspot.com/2017/09/panduan-
pemberian-informasi-dan-edukasi-pasien.html

Anda mungkin juga menyukai