Komunikasi
KULIAH APOTEKER 2, 1 AGUSTUS 2019
HIFIZAH NUR, S. PSI, M. ED
Komunikasi Interpersonal
Persepsi dan konsep diri (yang positif) merupakan hal yang tidak dapat
dilepaskan dari komunikasi interpersonal.
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri sendiri.
Kadar keberhasilan atau kegagalan seseorang ditentukan oleh
bagaimana memandang kemampuannya sendiri.
Konsep diri yang dapat diterapkan dalam
organisasi adalah yang mengarah pada konsep diri
positif yaitu :
percaya diri
memiliki kemampuan menyenangkan orang
memiliki cara mendorong setiap orang yang
diawasinya untuk berbuat inovasi
bersedia mengakui kesalahan yang dibuatnya
konsep diri merupakan penyaring dari semua informasi yang datang
kepada seorang individu, maka semakin positif dan realistic suatu konsep
diri, maka semakin responsive pegawai dalam mencari dan
menghadirkan umpan balik yang efektif.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi
antarpribadi, yaitu:
Setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya.
Cerdas: belajar giat. Bodoh: untuk apa belajar?
Konsep diri yang positif akan membuat seseorang lebih terbuka untuk
menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.
Orang yang aprehensif (takut) dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya
rasa percaya diri
Selektif terhadap siapa kita membuka diri, mempersepsi pesan, apa yang kita
ingat dan penyandian pesan.
Self Esteem atau harga diri adalah:
evaluasi yang dibuat oleh setiap individu, sikap seseorang terhadap
dirinya sendiri dalam rentang dimensi positif-negatif
Self esteem tinggi: Menyukai dirinya sendiri
Self esteem rendah: sering menghubungkan antara kegagalan atau
penolakan dengan kelemahan pribadi
Menilai diri rendah dalam berbagai dimensi, seperti olah raga,
akademis, hubungan interpersonal, dst.
Kognitif dan Behavioral
Ada dua jenis kemampuan yang harus dimiliki dalam hubungan interpersonal:
Kecakapan Kognitif : merupakan kemampuan pada tingkat pemahaman
mengenai bagaimana cara mencapai tujuan personal dan relasional dalam
berkomunikasi. Kecakapan kognitif meliputi:
Empati (empathy)
Perspektif social (social perspective): kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan
perilaku orang yang berkomunikasi dengan dirinya
Kepekaan (sensitivity) terhadap peraturan atau standar yang berlaku dalam
komunikasi interpersonal.
Pengetahuan akan situasi dan kondisi
Memonitor diri (self-monitoring): menjaga ketepatan perilaku
Kecakapan behavioral: merupakan kecakapan berkomunikasi pada tingkat
tindakan, yang berfungsi dalam mengarahkan pelaku komunikasi untuk mencapai
tujuan, baik personal maupun relasional, terdiri dari:
Keterlibatan interaktif (interactive involment).
Manajemen interaksi (interaction management).
Keluwesan perilaku (behavioral flexibility)
Mendengarkan (listening)
Gaya sosial (social style)
Kecemasan komunikasi (communication anxiety)
8 Kebiasaan Efektif
1. Jadilah Proaktif
Bersikap proaktif lebih dari sekedar mengambil inisiatif.
Bersikap proaktif berarti bertanggung jawab atas
perilaku kita sendiri, baik di masa lalu, masa kini, maupun
masa mendatang.
Bersikap proaktif juga berarti mampu membuat pilihan-
pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai yang
berlaku.
Tindakan proaktif berbeda dengan tindakan reaktif
yang hanya bisa mengumbar keluhan akan
keadaannya
ciri-ciri individu proaktif (dibandingkan dengan individu reaktif), ada 5 (lima) hal, yaitu:
bertanggung jawab, tidak menyalahkan keadaan
menfokuskan upaya mereka pada lingkaran pengaruh, energi mereka adalah positif, memperluas
dan memperbesar, yang menyebabkan lingkaran pengaruh mereka meningkat
orang proaktif bekerja dari dalam ke luar
berpusat pada prinsip (principle centered) kemudian ia menerjemahkan prinsip-prinsip itu kedalam
seperangkat nilai-nilai (values) yang telah dipilihnya dengan sadar
menggunakan “empat anugrah unik manusianya” secara optimal:
Self Awareness (kesadaran diri)
Conscience (hati nurani)
Creative Imagination (imajinasi kreatif)
Independent Will (kebebasan kehendak)
2. Berawal dari akhir pikiran
Manusia yang berorientasi pada tindakan tidak
sekedar mengejar pencapaian tujuan tetapi
Tujuan yang harus benar.
Agar mencapai tujuan yang benar di tuliskan misi
pribadi hidup anda yang menggambarkan tujuan
dan citra diri.
Misi pribadi di temukan melalui serangkaian
tindakan atau kejadian-kejadian pahit sehingga
membentuk kebajikan dan filosofi hidup.
3. Dahulukan yang utama
Jadikan kebiasaan ini berkaitan dengan sikap yang
mengedepankan prioritas, bisa membedakan antara
Urgent dan Penting
URGENT : Situasi yang mendesak
PENTING : Membutuhkan perhatian yang besar
Manusia yang gagal adalah manusia yang tidak bisa
membedakan mana pekerjaan prioritas dan bukan
4. Berfikir menang-menang WIN – WIN
5. Memahami lebih dahulu sebelum di pahami oleh orang lain
6. Wujudkan sinergi dengan orang lain
7. Menajamkan ketahanan, fleksibilitas dan kekuatan
Berikan makanan pada jiwa (spiritual), hidup yang seimbang, lakukan meditasi,
membaca buku yang membangkitkan semangat
Tidak takut menghadapi kesalahan kecil
8. Menemukan keunikan dan membantu orang lain menemukan nya
dari perilku efektif menjadi luar biasa, mulailah dengan menemukan dan mengenali
keunikan diri sendiri
Teknik Interview
Wawancara (Stewart, 2000): adalah proses komunikasi interaksional antara dua orang
atau lebih dengan suatu tujuan dan biasanya berisi pertanyaan serta jawaban dari
suatu pertanyaan
Hampir semua wawancara mengacu pada komunikasi dasar seperti persepsi, pesan
verbal maupun nonverbal, umpan balik, pendengaran, motivasi, harapan dan asumsi,
yang semuanya tidak terlepas dari jender, usia dan budaya.
Tipe-tipe wawancara:
Pemberian informasi: orientasi, pelatihan, pembekalan
Penggalian informasi: survei, wawancara penelitian
Seleksi: seleksi pegawai
Penggalian permasalahan: wawancara staf yang dilakukan HRD, asesmen kebutuhan
pelatihan
Penggalian permasalahan dari sisi pewawancara: menerima komplain, keluhan dan saran
Persuasi: pelayanan dan penjualan produk
Pendekatan dalam Interview