PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu persepsi interpersonal?
2. Apa faktor situasional yang mempengaruhi persepsi interpersonal?
3. Bagaimana proses pembentukan kesan?
4. Bagaimana proses pengelolaan kesan?
5. Apa pengaruh persepsi interpersonal terhadap komunikasi interpersonal?
6. Apa itu konsep diri?
7. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi konsep diri?
8. Apa pengaruh konsep diri terhadap komunikasi interpersonal?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian persepsi interpersonal
2. Untuk mengetahui faktor yang pengaruhi persepsi interpersonal
3. Untuk dapat mengetahui proses pembentukan dan pengelolaan kesan
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh persepsi interpersonal pada komunikasi
interpersonal
5. Untuk mengetahui pengertian Konsep diri
6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
7. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERSEPSI INTERPERSONAL
Persepsi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi
yang berasal dari seseorang (komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal.
Persepsi interpersonal adalah proses menangkap arti objek dalam kejadian yang
dialami dalam lingkungan. Manusia selalu memikirkan orang lain dan apa yang orang
lain pikirkan tentang dirinya, dan apa yang dipikirkan orang lain mengenai apa yang
ia pikirkan mengenai orang lain.
a. Pengalaman
b. Motivasi
c. Kepribadian
Dalam psikoanalisis dikenal proyeksi, sebagai salah satu cara pertahanan ego.
Proyeksi adalah mengeksternalisasikan pengalaman subjektif secara tidak sadar.
Orang melempar perasaan bersalahnya pada orang lain. Maling teriak maling adalah
contoh tipikal dari proyeksi. Pada persepsi interpersonal, orang mengenakan pada
orang lain sifat-sifat yang ada pada dirinya, yang tidak disenanginya. Sudah jelas,
orang yang banyak melakukan proyeksi akan tidak cermat menanggapi persona
stimuli, bahkan mengaburkan gambaran sebenarnya. Sebaliknya, orang yang
menerima dirinya apa adanya, orang yang tidak dibebani perasaan bersalah,
cenderung menafsirkan orang lain lebih cermat. Begitu pula orang yang tenang,
mudah bergaul dan ramah cenderung memberikan penilaian posoitif pada orang lain.
Ini disebut leniency effect (Basson dan Maslow, 1957). Bila petunjuk-petunjuk verbal
dan non verbal membantu kita melakukan persepsi yang cermat, beberapa factor
personal ternyata mempersulitnya. Persepsi interpersonal menjadi lebih sulit lagi,
karena persona stimuli bukanlah benda mati yang tidak sadar. Menusia secara sadar
berusaha menampilkan dirinya kepada orang lain sebaik mungkin
Atribusi : proses menyimpulkan motif, maksud dan karakteristik orang lain dengan
melihat pada perilakunya yang tampak. Atribusi terbagi menjadi dua yaitu :
1. Atribusi kausalitas, baik kausalitas internal maupun eksternal.
Kausalitas internal maupun eksternal memperhatikan :
a. Konsensus : apakah orang lain bertindak sama seperti penanggap
b. Konsistensi :apakah penanggap bertindak sama pada situasi lain.
c. Kekhasan : apakah orang bertindak sama pada situasi lain atau hanya pada situasi
ini saja.
Apabila ketiga hal tersebut diatas tinggi, maka seseorang melakukan atribusi
kausalitas eksternal.
2.Tribusi kejujuran :
Sejauhmana pernyataan seseorang menyimpang dari pendapat yang populer
dan diterima orang
Sejauhmana orang itu memperoleh keuntungan dari kita dengan pernyataan
itu.
Peralatan lengkap yang kita gunakan untuk menampilkan diri ini disebut front.
Front terdiri dari panggung (setting), penampilan (appearance), dan gaya bertingkah
laku (manner). Panggung adalah rangkaian peralatan ruang dan benda yang kita
gunakan. Penampilan berarti menggunakan petunjuk artifaktual. Gaya bertingkah laku
menunjukkan cara kita berjalan, duduk, berbicara, memandang, dan sebagainya.
B. KONSEP DIRI
Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri.
Pandangan diri terkait dengan dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi
diri. Pandangan diri tidak hanya meliputi kekuatan-kekuatan individual, tetapi juga
kelemahan bahkan juga kegagalan dirinya.
Konsep diri menggambarkan persepsi individu tentang dirinya sendiri dan
hubungannya dengan obyek atau orang lain dalam lingkungannya. Sedangkan Mead
mendefinisikan konsep diri sebagai perasaan, pandangan, dan penilaian individu
mengenai dirinya yang didapat dari hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Diri ideal (self ideal) adalah kodisi dimana seseorang ingin melihat dirinya
seperti apa yang diinginkannya. Sedangkan real self adalah kondisi seseorang pada
realitanya saat ini. Sering kali kita terjebak dalam kondisi ideal self sehingga kondisi
real self pun terabaikan.
Citra diri atau gambaran diri (self image) merupakan gambaran mengenai diri
individu atau jati diri seperti yang digambarkan atau yang dibayangkan. Dijelaskan
pula, citra diri adalah gambaran atas perilaku seseorang di mata orang lain dan
masyarakat di sekitarnya.
Harga diri adalah sikap yang dimiliki tentang dirinya sendiri, baik positif
maupun negatif. Menurut Coopersmith mengatakan bahwa harga diri merupakan hasil
evaluasi individu terhadap dirinya sendiri yang diekspresikan dalam sikap terhadap
diri sendiri.
2. Nilai.
Nilai dapat mempengaruhi interpretasi pesan dan juga bagaimana individu
menginterpretasikan ide yang datang dari orang lain. Jika nilai yang dimilik seseorang
berbeda dan tidak ada penyesuaian antar individu kemungkinan akan terjadi konflik
saat melakukan komunikasi.
3. Emosi.
Emosi dapat membuat seseorang salah menginterpretasikan pesan yang diterima. Jika
emosi mempengaruhi komunikasi dimaknai sebagai perasaan subjektif seseorang dan
mempengaruhi individu bagaimana berinteraksi dengan seseorang. Jika pada
seseorang yang berkomunikasi tidak terkontrol emosinya maka akan terjadi
perdebatan karena emosi yang muncul.
5. Gender.
Pria dan wanita memiliki cara berkomunikasi yang berbeda-beda. Anak perempuan
biasanya perkembangan pusat komunikasi di otaknya lebih bagus dari pada laki-laki.
6. Pengetahuan.
Penggunaan bahasa yang umum sangat tepat digunakan jika pengirim dan penerima
pesan memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Pesan akan menjadi tidak jelas jika
kata yang digunakan tidak dikenal penerima. Karena pemakaian bahasa yang lazim
menjadi faktor yang sangat membantu dalam berkomunikasi untuk menjembatani
perbedaan yang terjadi.
7. Lingkungan.
Seseorang dapat berkomunikasi lebih baik dalam lingkungan yang nyaman.
Kurangnya kebebasan seseorang bisa mengakibatkan kebingungan, ketegangan.
Gangguan lingkungan juga bisa mengganggu pesan yang dikirim. Lingkungan yang
nyaman sangat membantu dalam proses komunikasi, karena inilah lingkungan
menjadi faktor yang berpengaruh dalam komunikasi.
STUDI KASUS
Seseorang memiliki konsep diri yang negatif dan merasa dirinya tidak cukup
baik dalam hubungan interpersonal.
Sebagai akibatnya, orang tersebut cenderung memiliki persepsi yang negatif terhadap
orang lain dan sering menganggap orang lain memiliki maksud yang buruk padanya.
Kondisi ini dapat berdampak pada hubungan interpersonal orang tersebut dengan
orang lain, di mana ia cenderung menarik diri dan sulit membuka diri pada orang lain.
Selain itu, orang tersebut juga cenderung menghindari situasi sosial yang dapat
memperkuat persepsi negatifnya tentang dirinya sendiri dan orang lain.