KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya Modul Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia dengan judul
“Konsep Diri dan Kebutuhan Dasar Manusia “, dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Dalam penyusunan modul ini penulis mendapat
banyak masukan, sejak awal persiapan sampai tahap akhir penyelesaian, maka
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
atas masukan dan dukungannya.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan modul
ini.
Penulis
1
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
DAFTAR ISI
K a t a P e n g a n t a r . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ............ 1
D a f t a r I s i . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ................... 2
P e n d a h u l u a n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .................. 3
K o n s e p D i r i ....................................................................................................................
A. Definisi Konsep Diri
B. Teori yang mendukung Konsep diri
C. Fenomena pembentukan konsep diri
D. Sumber Konsep Diri
E. Konsep diri dalam Kehidupan sehari-hari
K e b u t u h a n D a s a r M a n u s i a ...............................................................................
A. Faktor-faktor yang memengaruhi Kebutuhan Dasar
Manusia
B. Jenis dan Tingkatan Kebutuhan Dasar Manusia
Latihan ……………………………………………………………………………. 52
R a n g k u m a n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...................... 5 2
T e s F o m a t i f . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..................... 5 3
2
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar
DESKRIPSI SINGKAT
PRASYARAT
3
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
STANDAR KOMPETENSI
Secara umum standar kompetensi yang ingin dicapai dalam mata kuliah
ini anda mampu menjelaskan dan memahami serta terampil menerapkan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan memahami konsep diri,
kebutuhan dasar manusia. Secara khusus diharapkan anda menguasai
konsep diri dan kebutuhan dasar manusia.
Sebelum mempelajari modul ini, anda harus mereview kembali ingatan anda
mengenai anatomi fisiologi, dan biologi reproduksi, konsep kebidanan, karena
hal-hal tersebut berkaitan dengan topic yang akan kita pelajari ini.
4
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
5
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
Kegiatan Belajar 1:
KONSEP DIRI DAN KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
100 Menit
PENDAHULUAN
“Gnothi Seauton” atau kenali dirimu sendiri merupakan kutipan dari filsuf
Yunani Kuno yang terkenal, yaitu Sokrates.Kalimat tersebut merupakan kalimat
perintah yang bermakna sangat dalam bagi siapapun yang (akan) sedang
melakukan perbaikan diri. Karena perbaikan diri baru akan berjalan dengan baik
jika seseorang mengenal dirinya sendiri. Oleh karena itu, mari kita mulai
mengenal tentang diri kita sendiri.
Gambaran yang paling menonjol dalam phenomenal world adalah diri sendiri,
seperti diri yang dilihat, dialami, dan dirasakannya sendiri. Diri yang dilihat,
dialami, dan dirasakan inilah yang disebut konsep diri. (Fitss, 1971).
James (dalam Suryabrata, 1998) memberi batasan self atau emperical me sebagai
keseluruhan dari segala individu disebut ”nya”, seperti tubuhnya, kemampuan-
kemampuannya, milik kebendaannya, keluarganya
Sedangkan menurut Rogers individu memahami objek2 eksternal dan
pengalaman-pengalaman serta memberinya makna. Keseluruhan sistem dari
persepsi dan makna membentuk phenomenal field. Bagian tersebut dari
phenomenal field dilihat oleh individu sebagai ”self”, ”me”, atau “I” yang
membentuk self. Konsep diri menampilkan pola persepsi-persepsi yang
6
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
teroganisasi dan konsisten. Meskipun self berubah, self tetap memiliki kualitas
pola, terintregasi dan teroganisasi
Self, dalam teori rogers merupakan konstruk sentral. Sebagai tambahan
terhadap self, struktur diri , ada ideal self. Ideal self adalah konsep diri yang
ingin dimiliki oleh seseorang. Hal itu termasuk persepsi-persepsi makna yang
secara potensial berhubungan dengan self dan dinilai secara tinggi oleh individu
(Pervin & John, 1996).
Berdasarkan penjelasan berbagai tokoh mengenai self dapat disimpulkan kalau
self adalah keseluruhan diri manusia itu sendiri. Yang terkadang tidak bisa kita
tahu atau sadari karena yang manusia sadari adalah konsepsi-konsepsi dan
persepsi-persepsi tertentu tentang dirinya sendiri. Konsepsi-konsepsi dan
persepsi- persepsi ini diperoleh dan dipelajari individu sepanjang rentang
kehidupannya melalui pengalaman dengan dirinya senditi, orang lain, atau dunia
eksternalnya.
Selanjutnya dikatakan juga bahwa konsep diri merupakan frame of reference
bagi indvidu untuk berinteraksi dengan dunia eksternalnya ( Fitss,1971).
Sedangkan menurut Fromn (dalam Burns, 1983), konsep diri dianggap penting
karena ini yan membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Tidak ada
makhluk lain yang bisa menyadari dirinya sendri selain manusia.
Rogers (dalam Hall, Lindzey & Cambell, 1998) menyatakan bahwa tingkah laku
diatur oleh konsep diri. Konsep diri relatif konsisten terhadap situasi dan waktu,
dan menghasilkan pola-pola tingkah laku yang relatif konsisten.
Menurut Rogers, melalui interaksi yang bersifat kontinyu dengan lingkungan,
khususnya lingkungan yang signifikan seperti keluarga, akan membentuk satu
kesatuan yang konsisten atau konsep diri…
7
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
Ada dua tambahan hal yang perlu diingat mengenai konsep diri adalah pertama,
self bukanlah “little person” didalam diri kita. Self tidak “melakukan” apapun.
Seorang individu tidak memiliki self yang mengendalikan perilaku. Kedua, pola
dari pengalaman dan persepsi-pesrsepsi yang diketahui sebagai self, adalah
secara umum berada dalam kesadaran seserorang, yaitu bahwa hal itu bisa
membuat sadar. Meskipun individu memiliki pengalaman-pengalaman yang
tidak disadari, konsep diri biasanya disadari (Pervin & John, 1996)
Terdapat penelitian yang dilakukan oleh Markus (dalam John & Oliver, 1997)
membuktikan bahwa konsep diri mempengaruhi perilaku dalam berbagai cara.
Demikan juga dengan penelitian Aronson & Mete (dalam Pervin & John, 1996)
menemukan bahwa seseorang bertingkah laku dalam berbagai cara yang sesuai
dengan konsep diri mereka. Berdasarkan penjelasan-penjelasan berbagai tokoh
diatas dapat disimpulkan kalau konsep diri mempengaruhi seseorang dalam
bertingkah laku.
Sedangkan peran bidan dalam hal ini adalah memberi informasi yang
baik dan benar berkaitan dengan konsep diri dan kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi. Modul ini secara khusus akan membahas berbagai persoalan
mengenai konsep diri dan kebutuhan dasar manusia.
8
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
TUJUAN
URAIAN MATERI
KONSEP DIRI
a. Definisi Konsep diri
Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam
setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan
sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan
manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli psikologi kepribadian
berusaha menjelaskan sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga terdapat
beberapa pengertian.
konsep diri negatif bila memandang dirinya tidak berdaya, lemah, malang,
gagal, tidak disukai, tidak kompeten dan sebagainya.
1. Citra Tubuh
Citra tubuh atau gambaran diri adalah sikap individu terhadap dirinya
(fisik) baik disadari maupun tidak disadari. Komponen ini mencakup
persepsi masa lalu dan/atau sekarang mengenai ukuran dan bentuk tubuh
serta potensinya.
2. Ideal Diri
3. Harga Diri
Harga diri merupakan persepsi individu terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal
dirinya. Komponen konsep diri yang satu ini mulai terbentuk sejak kecil
karena adanya penerimaan dan perhatian dari sekitarnya.
3. Peranan seseorang
a. Jenis kelamin
Dalam keluarga, lingkungan sekolah ataupun dalam lingkungan masyarakat
yang lebih luas akan berkembang bermacam-macam tuntutan peran yang
berbeda-beda berdasarkan jenis kelamin. Tuntutan ini berdasar atas tiga
macam kekuatan yang berbeda seperti yaitu biologis, lingkungan keluarga
dan kebudayaan. Dorongan biologis menyebabkan seseorang, secara
bawaan, bertingkah laku, berpikir, berperasaan yang berbeda antara jenis
kelamin yang berbeda.
b. Harapan-harapan
Stereotipi sosial mempunyai peranan yang penting dalam menentukan
harapan-harapan apa yang dipunyai oleh seorang remaja terhadap dirinya,
itu merupakan pencerminan dari harapan-harapan orang lain terhadap
dirinya.
11
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
c. Suku bangsa
Dalam suatu masyarakat terdapat suatu kelompok suku bangsa tertentu
yang dapat dikatakan tergolong sebagai kaum minoritas. Remaja dari
kelompok minoritas umumnya mengembangkan suatu konsep diri yang
kurang positif dibandingkan dengan kelompok mayoritas lainnya.
(Gunarsa Singgih D dan Yulia S.D.G. 1983. Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia)
12
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
Keliat (2005)
Menurut Keliat, Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara
utuh, fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
13
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
Burns
Menurut Burns dalam Pudjijogyanti (1993:2), Konsep diri adalah hubungan
antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri.
Cawagas
Menurut Cawagas dalam Pudjijogyanti (1993:2), Konsep diri mencakup
seluruh pandangan individu akan dimensi fisik, karakteristik pribadi,
motivasi, kelemahan, kepandaian, kegagalan dan lain sebagainya.
Rini (2004:1)
Menurut Rini, Konsep diri adalah keyakinan, padangan/penilaian seseorang
terhadap dirinya.
14
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
social)
16
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
Orang lain yang dapat mempengaruhi konsep diri kita (Calhoun & Acocella, 1990):
1. Orang tua
Orang tua adalah kontak sosial paling awal dan paling kuat yang dialami oleh seseorang.
Informasi yang diberikan orang tua pada anak lebih tertanam daripada informasi yang
diberikan oleh orang lain dan berlangsung hingga dewasa. Anak-anak yang tidak memiliki
17
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
orang tua, disia-siakan oleh orang tua akan memperoleh kesukaran dalam mendapatkan
informasi tentang dirinya sehingga menjadi penyebab utama anak berkonsep diri negatif.
2. Kawan sebaya
Kawan sebaya menempati posisi kedua setelah orang tua dalam mempengaruhi konsep diri.
Peran yang diukur oleh kelompok nsebaya sangat berpengaruh pada pandangan individu
terhadap dirinya sendiri.
3. Masyarakat
Masyarakat sangat mementingkan fakta-fakta yang melekat pada seorang anak, seperti
siapa orang tuanya, suku bangsa, dan lain-lain. Hal ini pun dapat berpengaruh pada konsep
diri individu.
• Kegagalan
Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan pada diri
sendiri dan berakhir pada kesimpulan bahwa penyebabnya terletak pada kelemahan diri.
Kegagalan membuat orang merasa tidak berguna.
• Kritik diri
Kadang kritik memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang atas perbuatan yang
dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri berfungsi sebagai rambu-rambu dalam bertindak dan
18
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
berperilaku agar keberadaan kita diterima dan dapat beradaptasi. Walaupun begitu, kritik
diri yang berlebihan dapat mengakibatkan individu menjadi rendah diri.
19
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
20
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
10. Ia mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang
meliputi pekerjaan, permainan, ungkapan diri yang kreatif, persahabatan atau
sekedar mengisi waktu.
11. Ia peka pada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan social yang telah
diterima, dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-
senang dengan mengorbankan orang lain.
Orang dengan konsep diri negatif ditandai dengan lima hal, yaitu (Brooks dan
Emmert dalam Sukatma, 2004):
• Peka terhadap kritik, dalam arti orang tersebut tidak tahan terhadap kritik
yang diterimanya dan mudah marah.
• Responsif terhadap pujian. Semua embel-embel yang menunjang harga diri
menjadi pusat perhatiannya.
• Bersikap hiperkritis, artinya selalu mengeluh, mencela, dan meremehkan
21
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
Dalam Johari Window dijelaskan bahwa “diri” manusia terbagi atas empat
bagian atu sel (quadran, jendela,bagian). Tiap-tiap sel itu mewakili bagian “diri”
(self) yang berbeda-beda.
*Kuadran 1 (Open): Ini buat perilaku, perasaan, dan motivasi yang
diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain. Karena sama-sama mengetahui
maka namanya open.
*Kuadran 2 (Blind): Ini buat perilaku, perasaan, dan motivasi yang
diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui oleh diri kita sendiri. Karena
orang lain tau, namun kita sendiri tidak menyadari, maka namanya blind. Karena
kita seperti buta dengan apa yang kita lakukan dan sifat apa yg ada di diri kita.
*Kuadran 3 (Hidden): Ini buat perilaku, perasaan, dan motivasi yang
diketahui oleh diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Karena
hanay kita yang tau, rasanya seperti kita merahasiakannya untuk diri kita
22
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
sendiri.
*Kuadran 4 (Unknown): ini buat perilaku, perasaan, dan motivasi yang
tidak diketahui, baik oleh diri kita sendiri ataupun oleh orang lain. Jelas karena
diri sendiri tidak tau, orang lain pun tidak tau, maka cocok lah jika ini disebut
unknown atau misteri.
De Vito menyebutkan lima hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan self-
awareness (kesadaran diri):
1. Bertanya tentang diri kepada diri sendiri. Self-talk (berbicara dengan diri
sendiri), melakukan monolog dengan diri sendiri adalah salah satu cara
mengetahui tentang diri kita pada dan giliranya meningkatkan kesadaran diri.
Dengan cara berbicara didepan cermin atau berbicara dalam hati.
2. Mendengarkan orang lain. Mendapat feedback dari orang lain dalam
komunikasi interpersonal adalah hal yang membuat kita mendapatkan self-
knowledge (pengetahuan tentang diri). Ini akan meningkatkan self-awareness
kita dan bisa secara langsung memahami feedback dari orang lain.
3. Secara aktif mencari informasi tentang diri sendiri. Tindakan ini akan
memperkecil wilayah blind-self kita sekaligus meningkatkan self-awareness kita.
4. Melihat diri kita dari sisi yang lain. Setiap orang memiliki pandangan sendiri
tentang kita. Mencoba melihat dari sudut pandang orang-orang lain mengenai
kita akan membantu kita untuk menambah kesadaran tentang diri kita sendiri.
Dan kita bisa menerima sudut pandang orang lain mengenai diri kita.
5. Meningkatkan open-self. Dengan meluaskan wilayah terbuka pada diri kita
berarti kita mengurangi wilayah hidden-self. Ini berarti juga kita membuka diri
(melakukan self-diclosure) kepada orang lain. Membuka diri akan memberikan
23
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
Contoh :
ketika seseorang menyebut individu tersebut bukan pendengar yang
baik maka individu tersebut berpendapat bahwa dirinya benar bukan
pendengar yang baik.
b.Direct feedback
yaitu pentingnya umpan balik langsung bagi aktualitas diri. Berdasarkan
kepribadian humanistik ini berdampak positif jika individu menerima
direct feedback.
Contoh :
Ketika seorangidividu masih anak-aak, orang tua individu tersebut akan
berulang kali mengatakan “kami bangga dengan kamu” dengan demikian
maka anda mengembangkan self concept karena merasa dicintai dan
dibanggakan.
e. Konsep Diri dalam kehidupan sehari-hari
Konsep diri merupakan hal yang sangat penting karena dapat menentukan
perilaku yang akan ditampilkan oleh individu. Burns (1982) menyebutkan
adanya konsep diri dalam menentukan tingkah laku individu, yaitu :
1. Konsep diri sebagai pemelihara konsistensi batin
Individu cenderung bersikap konsisten dengan pandangan terhadap
dirinya sehingga ia akan berusha menyelaraskan perilakunya dengan
perasaan dan pikiran yang ada di dalam dirinya. Apabila dalam diri
individu timbul perasaan dan pikiran yang saling bertentangan, maka
akan terdapat situasi psikologis yang tidak menyenangkan itu, individu
akan mengubah perilakunya.
Contoh :
25
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
26
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
27
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
28
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
29
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
berkata lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa makanan
yang hendak dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya. Seseorang yang
sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa, bau, temperatur
ataupun tekstur makanan.
Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal.
Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa
terpuaskan sepenuhnya atau minimal bisa diatasi. [1] Manusia dapat merasakan
cukup dalam aktivitas makan sehingga pada titik ini, daya penggerak untuk
makan akan hilang. Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah
santapan besar, dan kemudian membayangkan sebuah makanan lagi sudah
cukup untuk membuatnya mual. Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis
adalah hakikat pengulangannya. Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan
menjadi lapar lagi dan akan terus menerus mencari makanan dan air lagi.
Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul.
Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi sebagian kebutuhan mereka
untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa mereka dapat
mempertahankan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus
mencari-carinya lagi.
Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security Needs)
Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa
yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. [5]
Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik,
stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya
mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut, cemas,
bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Serta kebutuhan secara psikis yang
30
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak stres,
dan lain sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan
fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia tidak
pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran,
banjir atau perilaku berbahaya orang lain.
Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama
seperti anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan
selalu dalam keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman memiliki
kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan
berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak
diharapkannya.
Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang (Social Needs)
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka
muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.
Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain
agar ia dianggap sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan
kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan,
kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti
kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang kebutuhan
cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat
menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima
orang-orang yang memang penting bagi dirinya. Ketika ada orang lain menolak
dirinya, ia tidak akan merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu
hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling
percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika
31
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
32
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
potensi yang dimilikinya, sehingga mereka lebih berambisi di luar dari potensi
yang dimilikinya. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk
semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja
menurut kemampuannya. Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk
aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi.
Akan tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa banyak anak muda di
[Brandeis] memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan
lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga bisa
mencapai aktualisasi diri.
1. Penyakit
Adanya penyakit yang terdapat dalam tubuh seseorang dapat
menyebabkan perubahan pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun
psikologis, hal ini disebabkan beberapa organ tubuh memerlukan pemenuhan
kebutuhan yang lebih besar dari biasanya. Pemenuhan kebutuhan tubuh
tergantung dari keadaan tubuh seseorang, semakin baik kondisi tubuh maka
pemenuhan kebutuhan yang dibutuhkan cukup dapat terpenuhi dalam kondisi
normal, dan sebaliknya semakin menurun kondisi tubuh maka pemenuhan
kebutuhan semakin meningkat berdasarkan kebutuhan yang dibutuhkan yang
dibutuhkan. Contohnya Reva yang mengalami penyakit tumor. Jadi, Reva
membutuhkan kebutuhan dasar yang berbeda dengan orang normal yang tidak
33
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
mengalami penyakit tumor. Contoh lain yaitu Ibu hamil yang memilliki riwayat
penyakit Anemia memiliki pemenuhan kebutuhan yang berbeda dari ibu hamil
lainnya dalam kondisi keadaan normal. Ibu hamil yang memiliki riwayat
penyakit Anemia harus memenuhi kebutuhan tubuhnya lebih mengkhusus baik
dari segi nutrisi terutama pada zat besi dikarenakanan tubuh ibu kekurangan
unsur zat besi dalam makanan terutama saat hamil maka kebutuhan akan hal itu
harus lebih ditingkatkan selain itu kontrol ke rumah sakit ataupun bidan juga
harus lebih rutin bahkan sering untuk memastikan bahwa kondisi ibu maupun
janin baik-baik saja.
2. Hubungan Keluarga
Hubungan kekeluargaan yang baik dapat meningkatkan pemenuhan
kebutuhan dasar karena adanya rasa saling percaya, merasakan kesenangan
hidup, tidak ada rasa curiga antara yang satu dengan yang lain, dll. Sehingga
mereka yang ada dalam situasi keadaan keluarga yang kurang harmonis
pemenuhan kebutuhannya masih kurang dibandingkan dengan seseorang yang
ada dalam kondisi keluarga harmonis yang pemenuhan kebutuhannya dapat
terpenuhi. Contoh lain, yaitu ibu hamil yang didalam keluarganya mendapatkan
perhatian secara menyeluruh dan mengkhusus dengan baik serta mendapat
dukungan penuh dari suami dan mertua, sehingga pemenuhan kebutuhannya
dapat terpenuh, sedangkan ibu yang tidak mendapatkan semua itu dari
keluarganya karena keadaan keluarga yang kurang harmonis maka kebutuhan
ibu akan perhatian dan kasih sayang dalam keluarga akan kurang..
34
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
3. Konsep Diri
Konsep diri manusia juga memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan
dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan (wholeness)
bagi seseorang. Konsep diri yang sehat dapat menghasilkan perasaan dan
kekuatan positif dalam diri seseorang. Orang yang beranggapan positif terhadap
dirinya sendiri akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhannya, dan
mengembangkan cara hidup yang sehat sehinggga mudah memenuhi kebutuhan
dasarnya. Contohnya, pada ibu hamil yang berkonsultasi ke bidan dari hasil
pemeriksaan ibu ini, ternyata ibu tersebut harus mengubah beberapa pola
perilaku yang masih dilakukan demi kebaikan janinnya. Jika ibu tersebut
memilikii konsep diri positif maka ibu ini akan menerima informasii dan mau
berubah serta melakukan apa yang dihimbau, namun jika ibu ini memiilliki
konsep diri negative maka akan sulit membuat ibu ini berubah dikarenakan ibu
ini sudah terlanjur pesimis hingga ibu ini pasrah dan sulit mengerti serta
melakukan apa yang dihimbau karena dari diri ibu ini, memang ibu ini tidak ada
keinginan untuk berubah justru ibu ini malah ingin bebas melakukan apa yang
ingin dilakukan dan malah menuruti egonya.
4. Tahap Perkembangan
Sejalan dengan meningkatnua usia, manusia akan mengalami
perkembangan. Berbagai fungsi organ tubuh akan mengalami proses
kematangan dengan aktivitas yang berbeda pada setiap tahap perkembangan.
Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki pemenuhan kebutuhan yang
berbeda pula, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.
35
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
LATIHAN
Latihan ini bukan Tes, atau mengukur penguasaan Anda terhadap kegiatan
belajar 1 dari modul media pembelajaran ini. Latihan ini sebagai pengayaan agar
Anda lebih mendalami esensi dari
1.
Selamat Mengerjakan !
RANGKUMAN
TES
FORMATIF
A.
B.
C. GLOSARIUM
36
Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Anak
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
37