Komunikasi dan
Etika Profesi
Komunikasi Interpersonal
Fakultas
Fakultas Ilmu
Komputer
Program
Studi
Sistem
Informasi
Tatap
Muka
03
Kode MK
Disusun Oleh
MK18005
Abstract
Kompetensi
BAB 3
MENJALIN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
terjadi. Upaya kita untuk memahami diri pribadi ini disebut persepsi, dimana melalui indera yang
dimiliki, kita menangkap informasi atas objek tertentu. Melalui alat pikir dan logika, kita
mempresentasikan informasi yang telah kita peroleh melalui penginderaan. Proses ini memiliki
subjektivitas tinggi dan beberapa kelemahan didalamnya.
Sifat-sifat persepsi, yaitu :
1. Pengalaman
2. Selektif
3. Penyimpulan
4. Tidak akurat
5. Evaluatif.
Sedangkan elemen-elemen dari persepsi, yaitu :
1. Sensasi/penginderaan
2. Harapan
3. Bentuk dan latar belakang
4. Perbandingan
5. Konteks.
Selanjutnya dalam upaya untuk mempengaruhi persepsi orang lain terhadap diri kita telah
membuat kita menerapkan sejumlah strategi, yaitu :
1) Impression management, dalam hal ini mengungkapkan bahwa orang cenderung untuk
mengarahkan persepsi orang lain terhadap dirinya.
2) Rethorical sensitivity, mengajarkan orang untuk peka terhadap diri sendiri, peka terhadap
situasi, dan terutama peka terhadap orang lain.
3) Attributional respons, adalah cara lain dari penggunaan proses atribusi melalui perilaku kita
sebagai reaksi atas tindakan orang lain.
4) Konfirmasi antarpribadi, adalah tanggapan atau reaksi atas perilaku orang lain.
Kesalahan mempersepsi sering terjadi, misal kita berceloteh, bercanda akan
menyinggung orang tetapi kadang persepsi itu ada benarnya, misal persepsi tingkah laku yang
sombong dianggap meremehkan orang.
Persepsi dan konsep diri (yang positif) merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari
komunikasi interpersonal. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri sendiri.
Jadi, konsep diri merupakan penyaring dari semua informasi yang datang kepada
seorang individu, maka semakin positif dan realistic suatu konsep diri, maka semakin
responsive pegawai dalam mencari dan menghadirkan umpan balik yang efektif.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi,
yaitu:
a. Setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang
mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri
kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi kuliah dengan
sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.
b. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat
yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita.
Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai
dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman
dan gagasan baru.
c. Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication
apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa
percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat
menjadi perlu.
d. Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri
mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana
kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selain
itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian selektif).
Ada dua jenis kecakapan yang harus dimiliki seseorang agar dirinya mampu melakukan
komunikasi interpersonal dengan baik dan berhasil, yaitu kecakapan kognitif dan kecakapan
behavioral.
1. Kecakapan Kognitif
Kecakapan kognitif merupakan kecakapan pada tingkat pemahaman mengenai
bagaimana
Terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal
yang baik, yaitu:
a. Percaya
b. sikap suportif
c. sikap terbuka.
Dengan mendengarkan, kita dapat mengetahui dan menelusuri secara detail pokok
permasalahan yang dibicarakan. Sehingga memudahkan dalam mencari penyelesaian masalah
dan memberikan feedback. Selain itu juga menunjukkan sikap perhatian (bagian dari afeksi)
terhadap lawan bicara dan informasi yang disampaikan.
dengan
orang tersebut tadi, Sehingga hal ini kalau dalam proses Komunikasi
Interpersonal
cenderung
4.2. Persuasi
Istilah persuasi bersumber dari perkataan Latin, persuasio yang berarti membujuk,
mengajak atau merayu. Persuasi bisa dilakukan secara :
1. secara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek
yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep,
2. secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan
dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek
simpati dan
kami. Saya ingin anggota kelompok untuk menilai saya positif ketika saya
mengungkapkan perasaan, pikiran, dan reaksi. Saya harus mengungkapkan
sesuatu tentang diri saya untuk mengetahui bagaimana anggota akan bereaksi. Di sisi
lain, saya dapat menyimpan informasi tertentu untuk diriku sendiri sehingga saya bisa
memanipulasi atau mengendalikan orang lain.
Quadrant 4: Unknown Area
What is unknown by the person about him/herself and is also unknown by others.
Berisi hal-hal yang baik saya sendiri maupun orang lain tidak tahu mengenai hal-hal
tentang saya. Aku mungkin tidak pernah menyadari bahwa hal tersebut terkubur jauh di
bawah permukaan di daerah bawah sadar saya. Daerah ini diketahui merupakan
dinamika intrapersonal, kenangan masa kanak-kanak, potensi laten, dan sumber daya
(kemampuan atau potensi diri) yang belum diakui. Batas-batas internal perubahan
panel
tergantung
diterima.
Mengetahui
bagian
diketahui.
Proses pengembangan dari kuadran yang terbuka secara vertical disebut self-disclosure
(=pengungkapan diri), dimana terjadi proses take and give (saling memberi dan menerima)
antar individu yang saling berinteraksi/berhubungan/berkomunikasi.
Seiring dengan proses sharing informasi, boundary yang berbatasan dengan hidden
quadrant bergerak ke bawah, dan ketika orang mulai berkomunikasi maka tingkat kepercayaan
diantara mereka pun mulai dibangun.
Tip 1:
Jangan gegabah dalam pengungkapan diri. Mengungkapkan hal yang tidak berbahaya bisa
membangun kepercayaan. Namun, mengungkapkan informasi dapat merusak kepercayaan
orang kepada anda sehingga menempatkan anda dalam posisi yang lemah.
Tip 2:
Berhati-hatilah dalam cara memberikan feedback (umpan balik). Latar belakang budaya yang
berbeda-beda sangat mempengaruhi dalam penerimaan umpan balik tersebut. Ada beberapa
budaya yang sangat terbuka dalam menerima umpan balik, namun ada juga yang tidak. Maka
sebaiknya anda lebih sensitive dalam hal ini dan mulailah secara bertahap.