PENDAHULUAN
Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu
ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia Tuhan memiliki cara-Nya sendiri
untuk mengukur sebarapa kuat iman kepada-Nya. Hidup di duniapun tidak selalu
menderita, sedih, ataupun susah.
Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam
berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang
menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik
baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.
1. Pengertian Penderitaan.
3. Siksaan.
1
1.3. Tujuan
3. Untuk memahami apa saja jenis penderitaan yang terjadi pada manusia
berikut dengan contoh contoh kasusnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penderitaan adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal dari
kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia
memiliki penderitaan yang berbeda beda. Manusia dikatakan menderita apa bila
dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada
yang ringan dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang
mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari
penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam
hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri
hidupnya.
3
Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan
individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa
yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan
bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.
Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi
oleh siapapun. Penderitaan itu ternyata berasal dari dalam dan luar diri manusia
itu sendiri. Atau disebut juga dengan faktor internal dan eksternal.
Dalam diri manusia ada cipta, rasa dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi
penggerak segala aktifitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan
rasa. Baik rasa maupun karsa selalu ingin dipuaskan. Apabila telah dipenuhi
barulah manusia akan merasa senang atau bahagia. Dan jika tidak terpenuhi maka
akan menderita.
Rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu
yaitu rasa takut. Rasa takut setiap saaat dan setiap tempat dapat muncul. Maka hal
itu merupakan musuh utama manusia.
Sekarang yang paling penting upaya kita untuk meniadakan rasa takut dan rasa
kurang itu, Karena keduanya itu termasuk penyakit batin manusia maka usaha
terbaik adalah menyehatkan batin itu.
Kita mengetahui bahwa faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor
internal dan eksternal. Faktor ini dapat dibedakan dua macam yaitu:
1. Eksternal murni, yaitu penyebab yang benar-benar berasal dari luar diri
manusia yang bersangkutan.
2. Eksternal tak murni, yaitu penyebabnya tampak dari luar diri manusia,
tetapi sebenarnya dari dalam diri manusia yang bersangkutan.
Bila kita mengalami penderitaan maka sikap kita yang paling jitu adalah "mawas
diri". Dengan jalan itu dapat memperoleh jawaban penderitaan sebagai ujian
Allah, sehingga kita menjadi orang yang sabar dan tawakkal sambil berikhtiar
menyingkirkan penderitaan.
4
2.2. Siksaan
Kebimbangan.
memiliki arti tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan dipilih.
Kesepian.
merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia
dalam lingkungan orang ramai.
Ketakutan.
5
adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar besarkan tidak pada
tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
Ada 10 jenis objek yang paling sering ditakuti oleh manusia atau mereka yang
masuk dalam sumber phobia di muka bumi ini.
1. Claustrophobia dan Agoraphobia
2. Takut ular
Ini merupakan jenis phobia yang paling sering dijumpai. Ketakutan secara
berlebihan pada ular dikaitkan pada kemampuan nenek moyang kita bertahan di
alam liar. Ular sejak dulu dianggap hewan berbisa, menjijikkan, dari masa ke
masa. Bahkan juga diidentikkan dengan setan oleh keyakinan tertentu. Ternyata
phobia akan ular ini bersifat evolusioner, diturunkan oleh nenek moyang manusia
sejak zaman dulu sampai sekarag.
3. Takut laba-laba
6
atau saat mereka menyiapkan makanan di dapur. Sedangkan kaum lelaki
cenderung diajarkan untuk berani pada hewan tersebut ketika berada di alam liar
Pernah bertemu orang yang mukanya memerah saat bicara di depan orang
banyak? Berkeringat, susah bicara atau gagap atau bahkan sampai sakit perut?
Itulah ciri-ciri orang yang takut pada orang lain atau dikenal dengan nama
sosialphobia. Sebanyak 15 juta orang Amerika dewasa menderitanya, demikian
menurut National Institute of Mental Health. Yang parah, kadang bukan saat
melakukan pembicaraan di depan umum saja. Penderita sosialphobia juga kerap
kesulitan makan atau minum di depan orang banyak. Gejalanya baru terlihat
setelah memasuki usia puber.
5. Takut ketinggian
6. Takut kegelapan
Takut pada kegelapan yang diderita anak-anak ternyata adalah phobia paling
umum juga. Anak-anak mempercayai imajinasinya bahwa di kegelapan bisa
mendadak muncul hanti, penculik, atau perampok, jelas Thomas Ollendick,
profesor psikologi dan direktur Child Study Center di Virginia Tech. Secara
7
normal, ketakutan ini akan hilang seiring dengan bertambahnya usia. Namun jika
hingga usia dewasa kita masih menderita ketakutan pada gelap, maka artinya kita
menderita nyctophobia.
Bagi para penderita phobia ini, suara halilintar dan kilat akan terasa seperti
menghentak jantung, bahkan membuat mereka berkeringat. Penderita yang parah
bahkan sampai memutuskan pindah ke daerah yang aman dari petir dan kilat.,
demikian kata John Westefeld, ilmuwan dari University of Iowa.
Westefeld melaporkan, dari surveinya terhadap mahasiswa di tahun 2006,
sebanyak 73% menderita ketakutan ringan pada cuaca. Namun kebanyakan
mereka malu untuk mengakuinya. Bagi mereka yang phobia pada kilat dan
halilintar, ada baiknya mulai melatih rasa panik dan kecemasan.
8. Takut terbang
Jangan dikira mereka ini orang udik yang belum pernah naik pesawat, sebab
faktanya sebanyak 25 juta warga Amerika juga menderita phobia ini. Nama
penyakitnya adalah aviophobia, dimana seseorang sangat takut naik pesawat. Bisa
jadi memang sudah sejak lahir begitu, atau ada yang pernah mengalami
kecelakaan pesawat sehingga merasa trauma naik pesawat lagi, sebab peristiwa
mengerikan itu terus terbayang.
9. Takut Anjing
Tidak usah harus anjing besar jenis doberman, anjing yang imut macam pudel pun
ditakuti. Penderita cynophobia ini mengalami rasa takut digigit anjing, bisa jadi
memang pernah digigit atau melihat orang lain digigit anjing, demikian menurut
profesor psikologi Brad Schmidt dari Ohio State University.
8
Bukan cuma anak kecil lho yang takut ke dokter gigi, orang dewasa juga ada.
Sebanyak 9-20 oersen orang Amerika ternyata menghindari memeriksakan
giginya ke dokter walau sudah dalam kondisi parah sekalipun. Rasa takut ini lebih
disebabkan oleh rasa nyeri yang timbul ketika plak gigi dibersihkan, dan memang
tidak semua orang bisa menahannya
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ?
Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita
yang mempunyai teori tentang asal mula dati ketakutan mereka. Kebanyakan
phobianya dimulai dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu
tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau
sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memang merasa
gelisah dan tertekan sejak masih kanan-kanak, tetapi phobia juga dapat
berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenang dan mantap. Untuk
mengatasi phobia yaitu dengan hipnoterapi. mengkondisikan gelombang otak
klien pada gelombang alfa atau theta dan menjaganya pada gelombang tersebut.
Ketika klien berada pada gelombang alfa atu theta, maka semua memori yang
pernah terjadi pada diri klien mulai dari janin sampai dia dewasa dapat diakses
atau diingat kembali. Betul, itulah kehebatan pikiran bawah sadar kita yang
mampu merekam semua kejadian/peristiwa yang pernah kita alami. Dengan
begitu kita dapat mengetahui kapan pertama kali klien mengalami kejadian yang
membuatnya phobia. Dengan mengetahui pemicu pertama kalinya klien
mengalami phobia, maka hal ini dapat diatasi dengan mudah.
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam,
nyeri pada lambung
9
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati,
apatis, cemburu, mudah marah.
3. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar
sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan
atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
6. Terjadinya konflik sosial budaya akibat dari adanya norma yang berbeda
antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari,
sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita
gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan
problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan
diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
10
dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak
terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan
yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa
yang lebih parah.
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang
sempurna.
Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk
mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar
maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang
pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa, dan bertekad untuk tidak terulang
kembali dilain waktu.
11
Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa
yang dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari
bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu
dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha
manusia untuk keluar dari penderitaan.
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan.
Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu
terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu
semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali.
Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi
penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu
kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau
mengamati penderitaan.
12
2.5. Penderitaan, media massa, dan seniman
Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-
peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada asyarakat luas. Dengan
demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap anatara
sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah
pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga
para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya tersebut.
Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam
jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir
hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di
karenakan kekalutan mental. Kekalutan mental merupakan suatu keadaan
dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya
sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai
berikut :
13
a) Fisiknya sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
14
bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan
kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh
tuhan.
Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan
berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan
seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang
diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.
Setiap penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh baik positif
maupun negatif. Sikap positif yaitu sikap optimis dalam menghadapi penderitaan
hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan
membebaskan diri dari penderitaan, menyadari apa yang telah diperbuat selama
hidup, dan penderitaan itu hanya bagian dari kehidupan. Sedangkan sikap negatif
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, kecewa, putus asa, ingin bunuh diri,
dan bahkan selalu menyalahkan Tuhan.
o RasaSakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit.
Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda,
berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya. Orang bodoh
atau pintar,bahkan dokter. Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan
rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan
rentetan sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa
sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh,
ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaa.
15
o Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan lingkungan
sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk
ini dapat diperbaiki manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata
lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir
Tuhan yang menentukan kita hanya bisa menerima, sedangkan nasib
buruk itu manusia sebagai penyebabnya. Maka dari itu manusia
dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan sebaik baiknya
dengan cara yang baik pula.
Pengaruh penderitaan
16
Sebenarnya penderitaan terjadi tidak hanya lantaran perang atau karena tingkah
manusia agresif lainnya. Banyak hal yang menyebabkan penderitaan manusia,
seperti; bencana alam, musibah atau kecelakan, penindasan, perbudakan,
kemiskinan dan sebagainya. Penderitaan bisa dikatakan sebagai fenomena yang
universal. Penderitaan tidak mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa
penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia zaman sekarang, dimana kebutuhan
dan tuntutan hidup semakin meningkat yang mana akan menimbulkan penderitaan
bagi yang tidak mampu untuk memenuhinya. Selain itu penderitaan sebagai
fenomena universal tidak mengenal perbedaaan manusia. Maksudnya, penderitaan
juga bisa dialami oleh manusia-manusia suci atau nabi dan rasul. Begitu
universalnya fenomena penderitaan maka tidak mengherankan kalau banyak para
seniman dan filsuf mengangkat penderitaan dalam karya-karya seni dan ajaran
filsafatnya. Bahkan bisa dikatakan hampir semua karya seni lahir dari imajinasi
penderitaan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
17
Agar manusia tidak mengalami penderitaan yang berat untuk itu manusia harus
bisa menjaga sikap dan perilaku baik kepada sesama manusia, alam sekitar,
maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan kita menjaga sikap dan
perilaku antar sesama manusia, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa, kita akan
hidup dengan nyaman dan tentram tidak ada gangguan dari siapapun. Selain itu
kita harus yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar
batas kemampuan umatnya.
DAFTAR PUSTAKA
18
16