Anda di halaman 1dari 2

Penerapan Pancasila di Era Awal Kemerdekaan

Jika ada yang bertanya mengenai bagaimana penerapan Pancasila sebagai dasar negara
saat Indonesia baru saja merdeka pada 17 Agustus 1945, jawabannya adalah penuh tantangan.
Pada masa orde lama, Indonesia menjalani proses peralihan dari masyarakat terjajah menjadi
masyarakat merdeka. Saat itu adalah proses pencarian penerapan bentuk Pancasila. Ada banyak
masalah yang terjadi dengan penerapan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara pada awal
kemerdekaan. Berikut ini adalah beberapa tantangan yang mesti dihadapi Indonesia takkala
menerapkan Pancasila di era awal kemerdekaan.

1. Pemberontakan PKI
Salah satu yang mungkin cukup dikenal sepanjang sejarah Indonesia adalah
Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) di Madiun pada 18 September 1945.
Dipimpin oleh Muso, PKI saat itu berhasrat ingin mendirikan Negara Soviet Indonesia
dengan idelogi komunis. Puncak pemberontakan PKI terhadap Pancasila terjadi pada
tanggal 30 September 1965 atau lebih dikenal juga dengan G/30/S/PKI. Namun benar
kata Bung Karno bahwa Pancasila memang sakti karena Pancasila dapat mengalahkan
paham komunis di Indonesia.
2. Pemberontakan DI/TII
Kemudian ada juga Pemberontakan Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia
pimpinan Sekarmaji Marijan Kartosuwirjo pada 7 Agustus 1949, lewat pendirian Negara
Islam Indonesia (NII). Jika pemberontakan PKI dilakukan di Madiun, maka
pemberontakan yang dilakukan DI/TII meliputi 5 daerah yaitu Aceh, Jawa Barat,
Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan. Berbeda dengan PKI,
pemberontakan DI/TII ini bisa diredam dengan cara musyawarah.

Awal dekade 1950-an muncul inisiatif dari sejumlah tokoh yang hendak melakukan
interpretasi ulang terhadap Pancasila. Saat itu muncul perbedaan perspektif yang dikelompokkan
dalam dua kubu.

1. Beberapa tokoh berusaha menempatkan Pancasila lebih dari sekedar kompromi politik
atau kontrak sosial. Mereka memandang Pancasila tidak hanya kompromi politik
melainkan sebuah filsafat sosial atau weltanschauung bangsa.
2. Beberapa tokoh menempatkan Pancasila sebagai sebuah kompromi politik. Dasar
argumentasinya adalah fakta yang muncul dalam isdang-sidang BPUPKI dan PPKI.

Pancasila pada saat itu benar-benar merupakan kompromi politik di antara golongan nasionalis
netral agama (Sidik Djojosukarto dan Sutan Takdir Alisyahbana dkk) dan nasionalis Islam
(Hamka, Syaifuddin Zuhri sampai Muhammad Natsir dkk) mengenai dasar negara.

Ada juga berbagai gerakan separatisme seperti Republik Maluku Selatan (RMS),
Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) alias Perjuangan Rakyat Semesta
(Permesta) sampai Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Dengan berbagai pemberontakan, tak
heran bagaimana penerapan Pancasila sebagai dasar negara memang selalu mengalami tantangan
dan dibutuhkan kesatuan Indonesia untuk terus berpegang teguh.

Seperti yang Anda lihat di atas, penerapan Pancasila di awal kemerdekaan memang
sangat sulit. Ada banyak intimidasi hingga perlawanan fisik. Namun kita patut bersyukur karena
Pancasila ini tidak terkalahkan oleh ideologi lain hingga hari ini. Hal ini mencerminkan juga
bahwa Pancasila memang ditakdirkan Tuhan untuk menjadi ideologi Indonesia selama-lamanya.

Sumber

Buku Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila 2013

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/penerapan-pancasila-dari-masa-ke-masa-3887/

https://havienu.org/bagaimana-penerapan-pancasila-sebagai-dasar-negara-pada-masa-awal-
kemerdekaan/

https://ppkn.co.id/penerapan-pancasila-dari-masa-ke-masa/

Anda mungkin juga menyukai