Anda di halaman 1dari 9

Nathaniel Anthony Ayers (Jamie Foxx) sebenarnya adalah seorang musisi yang

berbakat. Sayangnya di tahun kedua saat ia belajar di Juilliard School, tiba-tiba saja pria
malang ini mengidap Schizophrenia yang membuatnya jadi pria yang aneh.
Nathaniel kemudian meninggalkan sekolahnya dan berakhir sebagai pengamen jalanan
di kota Los Angeles. Hari-hari dilalui si jenius musik ini dengan mencari uang lewat
kemahirannya bermain biola.
Suatu hari, secara tak sengaja, seorang wartawan bernama Steve Lopez (Robert
Downey Jr.) menemukan Nathaniel dan tertarik dengan kemampuan pria ini dalam
bermain musik. Dari beberapa kali bertemu, Steve mengetahui bahwa Nathaniel
memiliki 'mimpi' yang tinggi untuk bisa bermain di Walt Disney Concert Hall.
Tersentuh dengan keinginan kuat ini, Steve kemudian berusaha keras membantu pria
yang mengalami gangguan mental ini untuk mewujudkan mimpi-mimpinya.
Film drama yang didasarkan pada kisah nyata ini disutradarai oleh Joe Wright.
Susannah Grant, sang penulis naskah, mendasarkan cerita film ini dari serangkaian
artikel Steve Lopez yang dimuat di Los Angeles Times.












Analisis Film
THE SOLOIST


BAB I
PENDAHULUAN

SINOPSIS

Nathaniel Anthony Ayers adalah seorang yang berbakat dalam bidang musik
namunkehidupannya hanyalah seorang gelandangan yang tunawisma yang gila
kebersihan. Dalam film ini pada mulanya dikisahkan ada seorang wartawan yang
bernama Steve Lopez. Ia bertemu dengan Nathaniel saat berada di taman dibawah
patung Beethoven. Dalam pertemuan tersebut Steve menyapa Nathaniel, namun
Nathaniel membalas sapaannya dengan bicara panjang lebar sampai keluar dari
konteks sapaan biasa. Steve merasa tertarik dengan Nathaniel kemudian ia pun
bertanya lagi tentang bagaimana pendidikan Nathaniel pada masa lalu, Nathaniel
pun menjawab bahwa ia pernah menempuh sekolah di Julliard. Steve merasa heran
mengapa ada seseorang yang pernah sekolah di Julliard bisa menjadi
tunawisma.Stevepun kemudian mencari informasi tentang kebenaran cerita
Nathaniel tersebut. Informasi yang didapatkan ternyata mengejutkan bahwa
Nathaniel memang pernah bersekolah di Julliard namun hanya sampai tahun kedua
saja.Nathaniel sebenarnya memiliki keluarga, yaitu seorang ibu yang memiliki salon,
namun ibunya telah tiada. Ia juga mempunyai seorang kakak wanita yang saat ini
sudah hidup mapan. Dikisahkan masa lalu Nathaniel adalah seorang anak yang
berbakat bermain musik.Ia pernah menunjukkan bakatnya tersebut kepada seorang
guru musik dan guru musik itupunmengakuinya dan menyarankan pada orang tua
Nathaniel agar anaknya bisa terus bermain musik karena memang ia memiliki
potensi yang besar. Setelah itu Nathaniel pun terus bermain musik. Pagi, siang,
sampai malam ia terus bermain musik di lantai bawah rumahnya.Pada suatu malam
saat ia bermain musik ia mendengar sesuatu diluar kemudian ia pun melihat keluar
jendela kamarnya. Nathaniel kaget karena saat itu ia melihat sebuah mobilterbakar
yang terus berjalan didepan rumahnya, namun Nathaniel tidak berteriak
maupun memberitahu siapapun ia kemudian hanya bermain musik kembali. Kembali
pada cerita awal, setelah Steve mendapatkan fakta yang menarik tentang kehidupan
Nathaniel, ia kemudian membuat sebuah artikel tentang Nathaniel dalam
koran. Secara tak terduga ada seorang nenek yang membaca artikel tersebut dan
merasa tersentuh. Ia kemudian memberikan Nathaniel sebuah alat musik cello yang
sudah dipakainya selama 50tahun. Alat musik cello tersebut dititipkan kepada Steve
untuk diserahkan pada Nathan. Steve kemudian membawa cello tersebut kepada
Nathan. Saat bertemu Nathan, Steve memberitahukan bahwa ia mendapatkan
hadiah dari seorang nenek berupa alat musik cello.Nathan merasa senang dengan
hadiah tersebut namun Steve mengatakan akan membiarkan Nathan memilikinya
asalkan ia memainkan alat musiknya di LAMP community. LAMP merupakan tempat
perawatan bagi orang-orang yang mengalami masalah emosi dan di sekitar tempat
tersebut adalah tempat para tunawisma. Nathan sempat menolak karena ia
suka di tempatnya sekarang di kolong jembatan namun Steve tetap bersikeras
dengan alasan agar hadiah tersebut aman tidak dirampas orang lain. Stevepun pergi
membawa cello tersebut dan mengatakan akan menunggunya di LAMP setengah
jam lagi namun Nathan malah tiba esok harinya. Nathan yang mengalah untuk mau
datang di LAMP akhirnya diperbolehkan memiliki cello tersebut. Saat memainkan
cello tersebut para penghuni disitu mendengarkan dengan seksama permainan
Nathan yang indah. Dalam memainkan cello tersebut Nathan bahkan sampai
menangis. Dikisahkan kembali masa lalu Nathan saat dewasa. Pada masanya itu ia
pernahmemiliki apartemen sendiri dan bergabung dengan suatu grup orchestra.
Nathan sangat antusias mengikuti latihan demi latihan sampai pada suatu saat tiba-
tiba ada kejadian yang aneh. Nathan tiba-tiba merasa sendirian dan kemudian
suara-suara muncul dalam kepalanya. suara-suara itu mengatakan banyak hal
seperti larilah dari situ, kamu sendirian, tidak ada yang menginginkanmu dan
masih banyak lagi. Kejadian itu berlangsung terus menerus membuat Nathan tidak
bisa berkonsentrasi dengan latihannya sehingga ia keluar dari grup musik tersebut.
Setelah kejadian itu Nathan kemudian menjadi orang yang memiliki rasa takut tidak
wajar dan menjadikannya sedikit mengalami paranoid.Kembali pada cerita
pertengahan, Steve yang terus menulis tentang kehidupan Nathan dan komunitas di
LAMP membuat seorang komposer tertarik dan meminta Nathan untuk melihat
konser orkes sebagai tamu. Namun Nathan menolak karena ia menganggap
pasti dirinya akan mengacau. Setelah berdebat panjang akhirnya Steve meminta
Nathan datang pada saat latihan saja dan Nathanpun menyetujui. Pada saat
mendengarkan lagu orchestra tersebut Nathan benar-benar menikmatinya sampai
mengeluarkan air mata. Steve yang bersimpati pada kehidupan Nathan memberikan
berbagai upaya untuk menyembuhkannya. Steve kemudian membelikan Nathan
sebuah apartemen sederhana, tetapi Nathan merasa tidak suka. Ia merasa tempat
itu tidak cocok untuknya karena sempit dan tertutup. Ia merasa bahwa orang bisa
saja menemukannya dan membunuhnya disitu. Nathan mengatakan bahwa dirinya
lebih suka di ruang terbuka namun karena merasa tidak inginmenyakiti Steve iapun
tetap tinggal di apartemen itu.Steve yang memang sudah bersimpati pada Nathan
mencari berbagai cara agar bisamenyembuhkan penyakit Nathan. Ia bahkan pernah
berdebat dengan seorang perawat di LAMP agar Nathan dipaksa mengikuti terapi
atau dibawa ke psikiater namun perawat itu mengatakan bahwa bukan seperti itu
caranya, Nathan akan pergi ke psikiater saat Nathan memintanya sendiri. Steve
akhirnya mencari berbagai informasi dan akhirnya diketahui bahwa Nathan
merupakan seseorang yang mengalami Skizofrenia dan terdapat gangguan
diotaknya. Setelah mengetahui itu Steve membuat sebuah surat kontrak yang intinya
agar Nathan mau dirawat. Nathan yang membaca surat itu sangat marah ia sangat
marah karena ia dibilang seseorang yang menderita skizofrenia. Saat itu Nathan
benar-benar marah sehinggahubungan baik Steve dan Nathan berakhir.Setelah
beberapa hari, Steve menjemput kakak Nathan untuk membawanya kepada Nathan
agar ia bisa memiliki seorang teman lagi. Setelah mereka berbicara lama,
Nathankemudian meminta maaf pada Steve atas perbuatannya pada saat itu dan
kemudian mereka pun berteman lagi. Sampai pada akhirnya kemajuan dicapai yaitu
Nathan mau tinggal di apartemen lagi namun Nathan tetap tidak mau dianggap
sebagai seorang skizofrenia. Sampai saat ini kondisi jiwa Nathan tidak berubah dari
awal Steve bertemu dengannya.


BAB II
LANDASAN TEORI

Schizophrenia merupakan gangguan psikotik kronis yang ditandai oleh
episode akut yang mencakup kondisi terputus dengan realitas, yang ditampilkan
dalam ciri-ciri seperti waham, halusinasi, pikiran tidak logis, pembicaraan yang tidak
koheren, dan perilaku yang aneh. Deficit residual dalam area kognitif, emosional,
dan social dari fungsi-fungsi yang ada sebelum episode akut. Diantara episode-
episode akut, orang yang mengalami skizoprenia mungkin tetap tidak dapt berpikir
secara jernih dan munking kehilangan respon emosional yang sesuai terhadap
orang orang dan peristiwa-peristiwa dalam hidupnya. Mereka mungkin berbicara
dengan nada yang mendatar dan menunjukkan sedikit-jika ada-ekspresi (Mandal,
Pandey, & Prasad, 1998). Skizoprenia diyakini mempengaruhi sekitar 1% dari
populasi.
Skizoprenia biasanya berkembang pada masa remaja akhir atau dewasa
awal, tepat pada saat orang mulai keluar dari keluarga menuju ke dunia
luar (Cowan & Kandel , 2001 ; Harrop & Tower, 2001). Orang yang mengidap
skizoprenia semakin lama semakin terlepas dari masyarakat. Mereka gagal untuk
berfungsi sesuai peran yang diharapkan sebagai pelajar, pekerja, atau pasangan
dan keluarga serta komunitas mereka menjadi kurang toleran terhadap perilaku
mereka yang menyimpang. Gangguan ini biasanya berkembang pada masa remaja
akhir atau awal usia 20 tahun-an, pada masa dimana otak sudah mencapai
kematangan yang penuh. Pada sekitar tiga dari empat kasus, tanda-tanda pertama
dari skizoprenia tampak pada usia 25 tahun (Keith, Regier, & Rae, 1991).
Pada kebanyakan kasus, terjadi penurunan yang lebih perlahan dan
berangsur-angsur dalam funsi individu. Mungkin butuh waktu bertahun-
tahun sebelum perilaku psikotik muncul, meskipun tanda-tand awal dari kemunduran
mungkin dapat diamati. Periode kemunduran ini disebut sebagai fase prodromal. Hal
ini ditandai dengan berkurangnya minat dalam aktivitas social dan meningkatnya
kesulitan dalam memenuhi tangggung jawab di kehidupan sehari-hari. Pada
mulanya, mereka tidak peduli dengan penampilannya, seiring dengan waktu mereka
bertambah menjadi bertambah aneh dan eksentrik, seperti menimbun makanan,
mengumpulkan sampah, atau berbicara sendiri di jalan merupakan fase akut
gangguan dimuali. Simtom-simtom psikotik yang sebenarnya berkembang, seperti
halusinasi yang merajalela, waham dan meningkatnya perilaku yang aneh.
Setelah episode akut, orang-orang yang mengalami skizoprenia memasuki
fase residual, dimana perilaku mereka kembali pada tingkat sebelumnya yang
merupakan karakteristik dari fase prodromal. Meskipun perilaku psikotik yang
mencolok mungkin tidak muncul selama fase residual, orang tersebut tetap dapat
terganggu oleh perasaan apatis yang dalam, oleh kesulitan dalam berpikir atau
berbicara denganjelas, dan menyimpan ide yang tidak biasa, seperti keyakinan
tentang telepati atau pendangan akan masa depan. Pola perilaku seperti ini
mempersulit individu untuk memenuhi peran social yang diharapkan seperti pencari
nafkah, pasangan dalam pernikahan, atau siswa. Kembalinya seseorang secara
penuh pada perilaku normal adalah tidak biasa namun terjadi pada beberapa kasus.
Yang lebih umum adalah berkambangnya pola kronis, yang ditandai dengan
terjadinya episode-episode psikotik akut dan berlanjutnya hendaya kognitif,
emosional, dan motivasional antarepisode ( Weirsma dkk., 1998; USDHHS, 1999a).
Ciri-ciri Utama Skizoprenia :
1. Gangguan dalam pikiran dan pembicaraan
- Gangguan dalam isi pikiran
Gangguan yang paling nyata pada isi pikiran mencakup waham, atau keyakinan
yang salah yang menetap pada pikiran seseorang tanpa mempertimbangkan dasar
yang tidak logis dan tidak adanya bukti untuk mendukung keyakinan tersebut.
Waham ini cenderung tidak tergoyahkan meskipun dihadapkan pada bukti yang
bertentangan. Beberapa bentuk umum waham :
a. Waham perkusi ( berpikir bahwa mereka dikejar oleh Mafia, FBI, atau kelompok lain)
b. Waham referensi ( merasa bahwa dirinya dibicarakan orang)
c. Waham dikendalikan ( meyakini bahwa pikiran, perasaan, tindakannya dikendalikan
oleh kekuatan dari luar, seperti suruhan setan )
d. Waham kebesaran ( meyakini dirinya orang yang besar memiliki kekuatan
menyelamatkan dunia )
e. Waham pemecahan pikiran ( meyakini entah bagaimana pikirannya disebarkan ke
dunia luar sehingga orang lain dapat mendengarnya )
f. Waham penyisipan pikiran ( meyakini bahwa pikirannya telah ditanamkan pada
otaknya pada pihak luar )
g. Waham penarikan pikiran ( meyakini bahwa pikirannya telah dipindahkan dari dalam
otaknya )
h. Waham lain meliputi keyakinan bahwa dirinya telah melakukan dosa yang tidak
termaafkan, menjadi busuk karena penyakit yang mengerikan

- Gangguan dalam bentuk pikiran
Gangguan pikiran dikenali melalui gangguan dalam organisasi, pemrosesan dan
kendali pikiran. Bentuk pembicaraan orang yang mengalami skizofrenia seringkali
tidak teratur atau kacau, dengan bagian-bagian kata dikombinasikan secara tidak
sesuai atau kata-kata dirangkai bersama untuk membuat rima-rima yang tidak
bermakna. Pembicaraan mereka dapat melompat dari satu topik ke topik lainnya,
namun kurang menunjukkan keterkaitan antara ide atau pikiran-pikiran yang
diekspresikan. Orang-orang dengan gangguan pikiran biasanya tidak menyadari
bahwa pikiran dan perilaku mereka tampak tidak normal.
2. Kekurangan dalam pemusatan perhatian
Kesulitan menyaring keluar stimulus yang tidak relevan dan mengganggu,
kekurangan yang menyebabkan hampir tidak mungkin untuk memusatkan perhatian
dan mengorganisasikan pikiran mereka (Asarnow dkk., 1991).
Orang yang mengalami skizoprenia juga tampak waspada berlebihan, atau menjadi
benar-benar sensitif terhadap suara-suara yang tidak relevan, terutama selama
tahap awal gangguan.
3. Gangguan persepsi
Halusinasi, bentuk gangguan persepsi yang paling umum pada skizoprenia,
adalah gambaran yang dipersepsi tanpa adanya stimulus dari lingkungan. Halusinasi
dapat melibatkan setiap indera. Halusinasi auditoris (mendengar suara) adalah yang
paling umum. Halusinasi taktil (seperti digelitik, sensasi listrik atau terbakar) dan
halusinasi somatic (seperti merasa ada ular yang menjalar di dalam perut) juga
umum. Halusinasi visual (melihat sesuatu yang tidak ada), halusinasi gustatoris
(merasakan dengan lidah sesuatu yang tidak ada), dan halusinasi olfaktoris
(mencium bau yang tidak ada) lebih jarang.
4. Gangguan emosi
Orang yang mengalami skizoprenia mengalami gangguan afek atau emosional
yang ditandai oleh afek datar dan tidak sesuai. Mungkin berbicara secara monoton
dan mempertahankan wajah tanpa ekspresi. Bukti bukti terakhir berdasarkan
penelitian laboratories menunjukkan bawa pasien skizoprenia mengalami emosi
negative yang lebih intens, dibandingkan kelompok kontrol ( Myin-Germeys,
Delespaul, & deVries, 2000).


Subtipe Skizoprenia
1. Tipe Tidak Terorganisasi
Memiliki ciri-ciri seperti perilaku yang kacau, pembicaraan yang tidak koheren,
halusinasi yang jelas dan sering, afek yang datar atau tidak sesuai dan waham yang
tidak terorganisasi. Mereka juga menunjukkan kedunguan dan mood yang gamang,
cekikikan dan berbicara yang tidak-tidak. mereka sering mengabaikan penampilan
dan kebersihan.
2. Tipe Katatonik
Gangguan yang nyata dalam aktivitas motorik dimana perilaku mungkin melambat
menjadi stupor namun secara tiba-tiba berubah menjadi keadaaan yang sangat
teragitasi. Ciri yang mengejutkan namun kurang umum adalah waxy flexibility, yang
menampilkan posisi tubuh yang tetap, sebagaimana posisi yang telah dipaparkan
oleh orang lain terhadap mereka.
3. Tipe Paranoid
Bercirikan focus terhadap satu atau lebih waham atau adanya halusinasi auditoris
yang sering (APA, 2000).Perilaku dan pembicaraan dari seseorang yang mengalami
skizofrenia paranoid tidak menunjukkan disorganisasi yang jelas sebagaimana ciri
dari tipe tidak terorganisasi, tidak juga dengan jelas menunjukkan afek datar atau
yang tidak sesuai, atau perilaku katatonik.
Variasi skizofrenia yang dibedakan berdasarkan subtype spesifik. Cara lain untuk
menggolongkan skizofrenia didasarkan pada pembedaan antara Skizofrenia Tipe I,
ditandai oleh simtom-simtom yang lebih mencolok (simtom positif) seperti
halusianasi, waham, asosiasi yang longgar, serta kemunculan yang mendadak dan
tiba-tiba, kemampuan intelektual yang tetap terpelihara, dan respon yang lebih baik
terhadap pengobatan antipsikotik (Penn, 1998). Skizofrenia Tipe II, ditandai oleh
simtom-simtom deficit (simtom negatif), hal ini mencakup hilang atau berkurangnya
fungsi-fungsi normal, sebagaimana ditunjukakan dengan cirri-ciri seperti hilangnya
ekspresi emosi, rendahnya atau tidak adanya tingkat motivasi, hilangnya
kesenangan dalam aktivitas, penarikan diri secara social, dan kemiskinan
pembicaraan, kemunculan lebih bertahap, hendaya intelektual, dan respon yang
lebih buruk terhadap obat-obatan antipsikotik (USDHHS,1999a).

Adapun skizoprenia memiliki berberapa penyebab seperti :
1. Faktor Biologis
- Bukti kuat tentang kontribusi genetis yang utama
- Ketidakteraturan dalam system neurotransmitter di otak, terutama pada jalur di otak
yang mengatur neurotransmitter dopamin
- Ketidaknormalan otak yang mendasari banyak kasus, seperti kerusakan structural
atau deteroisasi jaringan otak atau gangguan pada jalur di otak yang mengatur
fungsi kognitif dan emosional.
- Kemungkinan adanya peran infeksi virus yang mempengatuhi perkembangan otak
yang terjadi pada masa prenatal atau selama masa awal kehidupan
2. Faktor Psikososial
- Pengalaman yang penuh stress dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan skizoprenia pada individu yang memiliki kerentanan secara genetis.
Penyebab yang spesifik tetap tidak diketahui, namun kebanyakan peneliti
meyakini bahwa hal-hal tersebut mencerminkan interaksi antara genetis dan factor
yang terkait dengan stress, sebagaimana direpresentasikan oleh model diatesis
stres.
Belum ada penyembuhan untuk skizoprenia. Penanganan biasanya
mencakup banyak segi, menggabungkan pendekatan farmakologis, psikologis, dan
rehabilitative. Kebanyakan orang skizofrenia yang dirawat dalam lingkup kesehatan
mental yang terorganisasi menerima beberapa bentuk obat antipsikotik, yang
dimaksudkan untuk mengendalikan pola-pola perilaku yang lebih ganjil, seperti
halusinasi dan waham, dan mengurangi resiko kambuh yang berulang-ulang.
Beberapa pendekatan penanganan diantaranya :
1. Perawatan Biomedis
Menggunakan obat-obat antipsikotik untuk mengendalikan simtom-simtom psikotik.
2. Penanganan Psikososial
Pendekatan berdasarkan prinsip belajar, seperti system token ekonomi dan
pelatihan ketrampilan social, dapat membantu pasien skizofrenia mengembangkan
perilaku yang lebih adaptif.
3. Rehabilitasi Psikososial
Kelompok-kelompok self-help dan program tempat tinggal yang terstruktur dapat
membantu pasien skizofrenia menyesuaikan diri dengan kehidupan komunitas.
4. Program Intervensi Keluarga
Intervensi keluarga digunakan untuk meningkatkan komunikasi dalam keluarga dan
mengurangi tingkat konflik dan stres keluarga.
Ciri-ciri Klinis Utama Skizofrenia :
A. Dua atau lebih hal-hal berikut harus muncul dalam porsi yang signifikan selama
munculnya penyakit dalam waktu satu bulan :
1. Waham atau delusi
2. Halusinasi
3. Pembicaraan yang tidak koheren atau ditandai oleh asosiasi longgar
4. Perilaku tidak terorganisasi atau katatonik
5. Ciri-ciri negative (misalnya afek datar)
B. Fungsi pada bidang-bidang seperti hubungan social, pekerjaan, atau perawatan diri
selama perjalanan penyakit secara nyata berada di bawah tingkatan yang dapat
dicapai sebelum munculnya gangguan. Apabila gangguan muncul pada masa
kanak-kanak atau remaja, terdapat suatu kegagalan untuk mencapai tingkat
perkembangan social yang diharapkan.
C. Tanda-tanda gangguan terjadi secara terus-menerus selama masa setidaknya 6
bulan. Masa 6 bulan ini harus mencakup fase aktif yang berlangsung setidaknya
satu bulan dimana terjadi simtom psikotik (teradaftar pada A), yang merupakan
karakteristik skizofrenia.
D. Gangguan tidak dapat diatribusikan sebagai dampak zat-zat tertentu (misalnya:
penyalahgunaan zat atau pengobatan yang diresepkan) atau pada kondisi medis
umum.
Sumber. Diadaptasi dari DSM-IV-TR(APA, 2000)


BAB III
PEMBAHASAN

Kisah dalam film ini sebenarnya juga sudah menegaskan bahwa subjek
(Nathaniel) mengalami skizoprenia. Hal itu dapat dilihat dari perilakunya yang
menunjukkan gejala-gejala skizofrenia seperti:
Adanya gangguan dalam isi pikiran berupa Waham dikendalikan(meyakini bahwa
pikiran, perasaan, tindakannya dikendalikan oleh kekuatan dari luar, seperti suruhan
setan). Nathaniel sering mendengar suara-suara perintah yg menyuruhnya untuk
lari, sembunyi dari orang-orang yang seolah-olah akan menyakitinya.
Adanya gangguan dalam bentuk pikiran, dikenali melalui pembicaraan Nathaniel
yang kacau dan tidak teratur. Pembicaraannya dapat melompat dari satu topik ke
topik lainnya, namun kurang menunjukkan keterkaitan antara ide atau pikiran-pikiran
yang diekspresikan.
Adanya gangguan dalam persepsi, yaitu pengalaman inderawi yang tidak wajar.
Nathaniel pernah melihat mobil terbakar yang berjalan di belakang rumahnya.
Semenjak itulah ia mulai merasa dirinya terancam yang menyebabkannya menarik
diri dari orang lain.

Penyebab terjadinya skizofrenia pada Nathaniel berasal dari faktor
Psikososial yaitu pengalaman yang penuh stress dapat memberikan kontribusi
terhadap perkembangan skizofrenia pada individu yang memiliki kerentanan secara
genetis.
Karena skizofrenia belum ada obatnya maka dibutuhkan beberapa
pendekatan penanganan antara lain : medis, psikososial, rehabilitasi psikososial,
dan intervensi keluarga. Pendekatan penanganan tersebut berfungsi untuk
mengendalikan pola-pola perilaku yang lebih ganjil, seperti halusinasi dan waham,
dan mengurangi resiko kambuh yang berulang-ulang.Pada Nathaniel dilakukan
penanganan psikososial, rehabilitasi psikososial, dan intervensi keluarga. Tidak
dilakukannya penanganan medis dikarenakan Nathaniel tidak menunjukkan perilaku
yang membahayakan.
Untuk penanganan psikososial dilakukan pendekatan belajar dengan
pelatihan ketrampilan bermain cello. Bergabungnya Nathaniel ke kelompok
orchestra membantunya untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan, ini merupakan
pendekatan rehabilitasi sosial. Sedangkan dalam intervensi keluarga, Nathaniel
mendapatkan dukungan dari Lopez sahabatnya dan kakak perempuannya.
Dari perilaku-perilaku yang ditampilkan, Nathaniel termasuk ke dalam
skizofrenia tipe paranoid yang memiliki satu waham dan halusinasi auditori visual.
Nathaniel sama sekali tidak menunjukkan gejala skizofrenia tipe tidak terorganisasi
(seperti perilaku yang kacau, tidak tenang, tidak menjaga kebersihan dan
penampilan, dan afek datar) ini terlihat dari cara dia menjaga penampilan
rambutnya, tidak suka adanya putung rokok, selalu membersihkan tempat tidurnya
terlebih dulu sebelum ia tidur dan lain sebagainya. Dan juga tidak termasuk tipe
katatonik (seperti posisi tubuh yang tetap) karena Nathaniel selalu memainkan
biolanya dan dapat menerima uang dari hasil dia memainkan biolanya.


BAB IV
KESIMPULAN

Untuk menyatakan bahwa seseorang mengalami skizofrenia, harus
didasarkan pada ciri-ciri klinis utama skizofrenia (DSM-IV-TR; APA, 2000). Nathaniel
memenuhi beberapa ciri-ciri klinis utama skizofrenia tersebut.
Dalam skizofrenia terdapat beberapa tipe yaitu tipe tak terorganisasi, tipe
katatonik dan tipe paranoid. Dari perilaku yang terlihat, Nathaniel termasuk ke dalam
skizofrenia tipe paranoid yang memiliki satu waham dan halusinasi auditori visual.
Nathaniel sama sekali tidak menunjukkan gejala skizofrenia tipe tidak terorganisasi
(seperti perilaku yang kacau, tidak tenang, tidak menjaga kebersihan dan
penampilan, dan afek datar) dan tipe katatonik (seperti posisi tubuh yang tetap).
Penanganan yang diberikan pada penderita skizofrenia tergantung pada
kebutuhan dan tipe skizoprenia yang dialami. Penanganan yang diberikan pada
Nathaniel tidak berupa penanganan medis, melainkan lebih kepada pendekatan
psikososial, rehabilitasi psikososial dan intervensi keluarga. Dalam hal pendekatan
psikososial, Nathaniel dilibatkan dalam komunitas orchestra sehingga ia dapat
belajar beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan juga dapat menjadi wadah
baginya untuk mengembangkan bakatnya dalam bermain cello. Dalam intervensi
keluarga, Nathaniel mendapat dukungan dari sahabatnya Steven Lopez dan kakak
perempuannya.
Dari penanganan yang diberikan, kondisi jiwa Nathaniel tidak berubah dari
awal Steve bertemu dengannya atau tetap. Nathaniel merasa bahagia akan
kehidupan saat ini yaitu setelah bertemu dengan Steve dan teman-teman di LAMP.
Selain dapat mengembangkan bakatnya dalam bermain cello, Nathaniel juga dapat
pandai dalam memainkan beberapa alat musik seperti: piano, suling, drum dan lain-
lain.

Daftar Pustaka
- Jeffrey S. Nevid, S. A. (2005). Psikologi Abnormal Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
- http//www.bicara film.com

Anda mungkin juga menyukai