Anda di halaman 1dari 10

UPAYA TRASH HERO DALAM MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN DI

KOTA MALANG

Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas akhir Demokrasi dan Civil Society

Nadhifah Rizky 201710360311243


Bunga Anggina Najah 201710360311303
Ilham Ibrahim 201710360311212
Aldinna Razaak 201710360311293
Primasandy Dzaky Ramadhani 201710360311222

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... 1


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan .................................................................................................. 4
1.3.1 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
1.3.2 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 5
2.2 Landasan Teori ..................................................................................... 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 9
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 9
3.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 9
3.3 Teknik Analisis .................................................................................... 9

2
BAB I

Latar Belakang

Civil society pada saat sekarang ini sudah sangat berkembang pesat diiringi dengan
perubahan tingkah laku dan kebiasaan manusia yang seringkali mengarah kepada kerusakan
lingkungan seperti membuang sampah plastic sembarangan dan menggunakan plastic sekali
pakai saja. Akibatnya banyak sampah plastic yang menumpuk dan mulai mempengaruhi
kerusakan lingkungan dan berdampak kepada kelestarian lingkungan hidup. Kerusakan
lingkungan yang diakibatkan penggunaan plasik yang berlebih ini juga berpengaruh pada
kehidupan makhluk hidup seperti banyaknya sampah plastic yang menyumbat selokan-selokan
dan sampah plastic yang memenuhi sungai brantas. Sampah-sampah yang menumpuk ini
kebanyakan berasal dari perusahaan-perusahaan besar yang turut menyumbang sampah plastic.

Adapun kebanyakan sampah-sampah ini merupakan plastic sekali pakai, plastic kresek,
sedotan plastic, plastic sekali pakai, kemasan saset, Styrofoam dan masih banyak lagi. Sampah-
sampah tersebut memicu terjadinya kerusakan lingkungan serta rusaknya habitat makhluk
hidup yang beraktifitas diatasnya. Oleh karena isu-isu tersebut peranan civil society dalam
bentuk organisasi yang berbasis kepedulian terhadap lingkungan hidup sangat dibutuhkan
seperti hal nya organisasi Civil Society Trash Hero Tumapel. Organisasi ini merupakan sebuah
gerakan sosial yang bertujuan untuk memberhentikan penggunaan plastik sekali pakai demi
kelangsungan kehidupan manusia. Sebagai bentuk rasa peduli Trash hero ini hadir untuk peduli
dengan keadaan sekitar, dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang dilakukannya bertujuan agar
masyarakat lebih peduli dengan lingkungan sekitar. Dan dengan keterkaitan tersebut dengan
penelitian kami, peneliti berusaha mendalami berbagai upaya yang dilakukan Trash Hero
dalam menjaga kelestarian lingkungan di kota Malang. Komunitas ini melakukan berbagai
kegiatan seperti aksi bersih-bersih lingkungan serta komunitas serta juga memberikan edukasi
kepada masyarakat agar bijak menggunakan sampah plastic dan membuang sampah ke tempat
yang tepat. Trash Hero melakukan aksinya setiap seminggu sekali dengan durasi satu jam.
Trash Hero juga merupakan sebuah organisasi civil society global yang berpusat di Switzerland
dan memiliki anggota komunitas yang aktif di berbagai wilayah Asia, termasuk Asia Tenggara
diantaranya Indonesia,Thailand,Singapura, Malaysia, Myanmar, Cambosia dan Filipina.

3
1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis jabarkan diatas maka penulis akan berfokus
kepada rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana upaya Trash Hero dalam menjaga kelestarian lingkungan di kota malang?

1.2 Tujuan Penelitian

1. Memahami cara Trash Hero Tumapel dalam menanggapi isu-isu lingkungan disekitar
Malang
2. Mengetahui cara Trash Hero Tumapel dalam menangani isu lingkungan di Malang
3. Menemukan solusi tepat untuk mengatasi isu lingkungan di Malang

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ditujukan untuk pembaca agar mengerti dan memahami
bahwa isu lingkungan di Malang merupakan isu yang cukup serius dan untuk menyadarkan
pembaca bahwa isu lingkungan merupakan isu kita semua tidak hanya Trash Hero Tumapel
yang menangani masalah sampah ini tetapi kita semua.

4
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Penelitian Terdahulu


Penelitian mengenai upaya dari sebuah civil society dalam membantu masyarakat di
daerah tertentu, pernah dibahas dalam skripsi yang ditulis oleh Novriko Dwi Sanjaya yang
berjudul Peranan Civil Society dalam mengatasi kekerasan terhadap perempuan di Damar,
provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan teori tentang peranan civil society yang
dikemukakan oleh Rahardjo dan Andra L. Corrothers bersama Estie W. Suryatna. Menurut
teori tersebut ada 4 peranan Civil Society yang dapat dianalisa yaitu:

1. Civil society adalah kekuatan penyeimbang Pemerintah dimana Civil society


sebagai katalisasi perubahan sistem dengan mengangkat sejumlah masalah penting
yang dihadapi oleh masyarakat, membentuk kesadaran global, melakukan advokasi
demi terjadinya perubahan kebijakan negara,mengemban kemauan politik rakyat,
serta mengadakan eksperimen yang dapat mendorong inisiatif masyarakat.
2. Sebagai pengawas pelaksanaan sistem dan cara penyelenggaraan pemerintah. Civil
Society bertugas untuk memonitor pelaksanaan sistem dan cara penyelenggaraan
negara dan bila perlu melakukan protes, hal itu dilakukan karena bisa saja terjadi
penyalahgunaan kekuasaan, pelanggaran hukum terutama yang dilakukan oleh
pejabat negara dan kalangan bisnis.
3. Sebagai lembaga perantara antara masyarakat dan pemerintah. Memfasilitasi dalam
rangka rekonsiliasi dengan lembaga peradilan, kalangan NGO muncul secara aktif
untuk melakukan pembelaan bagi masyarakat yang menjadi korban ketidakadilan.
4. Sebagai lembaga yang mengemban misi pemberdayaan. NGO dapat menempatkan
diri sebagai lembaga yang mewujudkan sejumlah program dalam masyarakat.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Lembaga Advokasi Damar sebagai civil society
yang ada di kota lampung telah berhasil menjalankan peranannya. 1) Sebagai kekuatan
pengimbang pemerintah LSM Damar telah menjalankan peranannya dengan ikut melengkapi
peran negara sebagai pelayan publik dan mengisi pembangunan sosial, 2) Sebagai pengawas
pelaksanaan sistem dan cara penyelenggaraan pemerintah LSM Damar melakukan peranannya
dengan mengawasi kinerja pemerintah dan membantu menindak lanjuti jika menerima
informasi terkait kelalaian pemerintah, 3) Sebagai lembaga perantara antara masyarakat dan

5
pemerintah LSM Damar sudah berperan, ditandai dengan dibangun forum Multi Stakeholder
dan Focus Group Discussion sebagai tempat untuk masyarakat dan pemerintah berbagi
informasi, 4) Sebagai lembaga yang mengemban misi pemberdayaan, LSM Damar
menjalankan peranannya dengan membentuk dua program pemberdayaan yaitu Kampanye dan
Pendidikan Publik serta Penguatan Masyarakat. Merujuk kepada penelitian tersebut, Penulis
akan mencoba menggunakan teori peranan civil society yang sama dalam penelitian kami
tentang peran dari organisasi Trash Hero dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup di kota
Malang

Selain itu penelitian tentang peran dan upaya civil society dalam mengelola lingkungan
hidup juga pernah dibahas oleh Anggun Ari Akbari pada tahun 2006, Dalam jurnalnya yang
berjudul Peran Civil Society dalam Pengelolaan Lingkungan Pesisir Kota Semarang,
Setidaknya ada 3 teori yang dipakai oleh penulis dalam kerangka jurnal nya yang pertama yaitu
teori peran, yaitu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat. Dalam situasi stabil, peran tidaklah sekedar kesempatan melakukan
tindakan tetapi lebih daripada itu, yaitu cara bagaimana kontak dan komunikasi seharusnya
dilakukan, kemudian yang kedua adalah konsep Civil society menurut Muhammad AS Hikam
dimana Civil society dianggap sebagai wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi
dan bercirikan kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self-generating), dan keswadayaan
(self-supporting), kemandirian tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan
norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya. Pandangan ini pada dasarnya
mempunyai maksud adanya suatu keadaan masyarakat yang bersifat mandiri dan terlepas dari
hegemoni negara1 Ketiga, konsep partisipasi masyarakat menurut Isbandi yaitu keikutsertaan
masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat,
pemilihan, dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah,
pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses
mengevaluasi perubahan yang terjadi.2

Dari hasil penelitian tersebut dapat ditarik 3 kesimpulan. Pertama, Kelompok Prenjak dan
Kelompok Camar dapat dikatakan telah berhasil melakukan kegiatan upaya konservasi
ekosistem mangrove di wilayah masing-masing. Namun, hanya Kelompok Prenjak yang
mampu mengembangkan lokasi konservasi menjadi alternatif tempat wisata dengan

1
A. S. Hikam, Demokrasi dan Civil Society, LP3ES, Jakarta, 1996
2
Isbandi Rukminto Adi, Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: dari Pemikiran Menuju
Penerapan. FISIP UI Press, Depok, 2007, Hlm. 27

6
mengusung tema ecoedu wisata. Kedua, Kelompok Prenjak mampu mengembangkan kapasitas
kelompoknya pada aspek keahlian dan pendidikan. Sedangkan kelompok Camar mampu
mengembangkan kapasitas kelompoknya pada aspek keahlian saja. Ketiga, Kelompok Prenjak
dan Kelompok Camar mampu memanfaatkan pengelolaan pesisir sebagai sarana
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Keempat, Kelompok Prenjak mempunyai hambatan
eksternal sedangkan Kelompok Camar mempunyai hambatan internal. Secara keseluruhan
kedua kelompok tersebut mempunyai hambatan yang sama dalam aspek peluang hidup
mangrove yang ditanam.

1.2 Landasan Konseptual/Teoritis

Untuk menunjang serta mempermudah penelitian ini peneliti akan memaparkan kerangka
konseptual penelitian ini secara komprehensif sehingga lebih mudah untuk dipahami. Dalam
meneliti upaya trash hero dalam menjaga kelestarian lingkungan di kota malang ini peneliti
akan menggunakan landasan teori konsep Global civil society.

1.2.1 Konsep Global Civil Society

Menurut Schlote global civil society merupakan suatu aktivitas yang bersifat sukarela dengan
tujuan membentuk kebijakan,norma,ataupun suatu struktur/tatanan social yang lebih dalam
dismping itu aktivitas ini bebas dari sector komersil dan politis. Scholte juga menjelaskan
bahwasanya global civil society berbentuk dalam sebuah komunitas yang didalamnya
berorientasi social dan komunitas non-profit.

John Keane menjelaskan global Civil society sebagai sebuah ruang social atau wadah dan
lain-lain yang saling terhubung satu sama lain dan terhubung antara multi-layer yang ada antar
negara yang satu dengan lainnya.3 Sedangkan latar belakang berdirinya global civil society
adalah karena munculnya kesadaran bagaimana adanya suatu isu global dapat menjadi isu local
dan sebaliknya isu local dapat menjadi isu global. Oleh karena itu konsep global civil society
dapat dikaitkan dengan kegitan yang dilakukan oleh komunitas Trash Hero yang ada di kota
(Hikam 1996) (Adi 2007)malang.

3
John Keane, 2003, Global Civil Society, United Kingdom, Cambridge University Press.Hal :2-3. Dalam
http://www.johnkeane.net/wp-content/uploads/2015/02/gcs_sample_chapter.pdf

7
Masyarakat global civil society juga memiliki peran vital untuk mempromosikan partisipasi
publik dan inklusi lokal dalam proses menemukan jalan keluar dalam suatu masalah.
Keberadaan masyarakat sipil global dalam suatu wilayah bisa berperan sebagai kendaraan
masyarakat untuk berasosiasi, mengekspresikan diri, dan mengungkapkan kebutuhan-
kebutuhan mereka sebagai masyarakat secara kolektif. Dengan bergerak secara kolektif antara
masyarakat lokal dan gerakan global civil society, agar masyarakat mendapatkan pembelajaran
dan pengalaman mengenai bagaimana proses pengambilan keputusan yang di lakukan secara
consensus, dapat mentoleransi berbagai sudut pandang,dan perilaku-perilaku yang majemuk
dan plural di dalam tatanan masyarakat yang demokratis.

Namun keberhasilan sebuah global civil society dalam mengemban peran dan tujuan
mereka dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti situasi keamanan, legitimasi dari
pemerintahan, keterlibatan masyarakat dari komunitas internasional dan organisasi
multilateral, serta kredibilitas dan kapasitas civil society itu sendiri, dan partisipasi dari
masyarakat lokal terhadap proses pencapaian tujuan civil society itu. Area peran dari global
civil society tergantung pada keadaan dan kebutuhan masyarakat setempat, namun umumnya
global civil society mengambil peran dalam area bantuan dan dukungan kepada issue yang
dihadapi oleh masyarakat suatu Negara serta memantau perkembangannya. Oleh karena itu
(Keane 2003)peneliti akan memakai landasan teori global civil society ini untuk menganalisa
bagaimana upaya yang dilakukan Trash Hero sebagai global civil society untuk mencapai misi
dan tujuan nya untuk melestarikan lingkungan hidup khusunya di kota Malang.

8
BAB III

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Deskripsi Kualitatif. Peneliti menggunakan metode


deskripsi kualitatif dengan asumsi bahwa dengan metode ini penulis mampu menjelaskan,
menggambarkan, dan mendeskripsikan mengenai hal dalam karya tulis ini. Metode deskripsi
kualitatif menurut penulis ialah sebuah metode yang dapat digunakan dalam menjelaskan
asumsi-asumsi mengenai masalah dalam karya tulis ini. Deskripsi yaitu metode yang
digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai
dengan mengumpulkan data, menganalisis data dan menginterprestasikannya.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Metode deskriptif dalam pelaksanaan ini dilakukan melalui teknik survey, studi kasus, studi
komparatif dan interview. Penelitian deskriptif mempelajari masalah- masalah dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi- situasi, termasuk
tentang hubungan, kegiatan- kegiatan, sikap, pandangan, serta proses- proses yang sedang
berlangsung dan pengaruhnya dari suatu fenomena.

3.4 Teknik analisis

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan tiga langkah analisis

data seperti yang dikemukakan oleh John W. Creswell (1994), yaitu (1) reduksi data, data yang
diperoleh melalui studi kepustakaan direduksi oleh peneliti untuk mempermudah peneliti
dalam menganalisis data-data tersebut, (2) penyajian data, data yang sudah direduksi dan
dipilih oleh peneliti selanjutnya disajikan dalam bentuk deskriptif analisis, serta diberikan tabel

maupun grafik yang dapat memberikan informasi mendetail mengenai penelitian ini, dan (3)
penarikan kesimpulan, setelah data penelitian disajikan dalam bentuk deskriptif analisis,
selanjutnya peneliti menarik kesimpulan berdasarkan sajian data tersebut.

9
References
Adi, Isbandi Rukminto. 2007. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: Dari Pemikiran
Menuju Penerapan. Depok: Fisip UI Press.

Hikam, A.S. 1996. Demokrasi dan Civil Society. Jakarta: LP3ES.

Keane, John. 2003. Global Civil Society. United Kingdom: Cambridge University Press.

S, Karni Asrori. 1999. Civil Society & Ummah. Jakarta: Logos.

Sanjaya, Novriko Dwi. 2017. Peranan Civil Society dalam mengatasi Kekerasan Terhadap Perempuan
((Studi Pada Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR Provinsi Lampung). Skripsi, Lampung:
digilib.unila.ac.id.

10

Anda mungkin juga menyukai