Anda di halaman 1dari 10

Livinia Gabriela Pontoh | 120 111 157 | Ruang 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anak Sekolah Dasar

2.1.1 Pengertian Anak Sekolah Dasar

Anak usia sekolah dasar (SD) adalah anak yang berusia 6 sampai 12 tahun. Masa ini merupakan
masa sekolah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu masa praremaja, usia 6-11 tahun dan masa
remaja, usia 11-20 tahun1. Anak SD dibagi menjadi dua bagian, yaitu kelas rendah (kelas 1-3) yang
berumur 6-9 tahun dan kelas tinggi (kelas 4-5) yang berumur 10-12 tahun.

2.1.2 Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Kebutuhan gizi anak sebagian besar digunakan untuk aktivitas pembentukan dan pemeliharaan
jaringan. Karakteristik anak sekolah meliputi:

1. Pertumbuhan tidak secepat bayi.


2. Gigi merupakan gigi susu yang tidak permanen (tanggal).
3. Lebih aktif memilih makanan yang disukai.
4. Kebutuhan energi tinggi karena aktivitas meningkat.
5. Pertumbuhan lambat.
6. Pertumbuhan meningkat lagi pada masa pra remaja.

Anak sekolah biasanya banyak memiliki aktivitas bermain yang menguras banyak tenaga, dengan
terjadi ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar, akibatnya tubuh anak menjadi kurus.
Untuk mengatasinya harus mengontrol waktu bermain anak sehingga anak memiliki waktu istirahat
cukup 2.

Karakteristik anak usia sekolah dasar menurut Adriani dan Wirjatmadi, 2012 adalah3 :

1. Karakteristik fisik/jasmani anak usia sekolah :

Pertumbuhan lambat dan teratur


Berat badan dan tinggi badan anak wanita lebih besar daripada anak laki-laki
pada usia yang sama
Pertumbuhan tulang
Pertumbuhan gigi permanen
Livinia Gabriela Pontoh | 120 111 157 | Ruang 20
Nafsu makan besar
Timbul haid pada masa ini

2. Karakteristik emosi anak usia sekolah :

Suka berteman
Rasa ingin tahu
Tidak peduli terhadap lawan jenis

3. Karakteristik sosial anak usia sekolah :

Suka bermain
Sangat erat dengan teman-teman sejenis, laki-laki dan wanita bermain sendiri

4. Karakteritik intelektual anak usia sekolah :

Suka berbicara dan mengeluarkan pendapat


Minat besar dalam belajar dan keterampilan
Ingin coba-coba dan selalu ingin tahu sesuatu
Perhatian terhadap sesuatu sangat singkat

2.1.3 Anak Sekolah Dasar dan Kesehatan

Kelompok anak usia sekolah merupakan kelompok rentan gizi, kelompok masyarakat yang paling
mudah menderita kelainan gizi, bila masyarakat terkena kekurangan penyediaan bahan makanan. Pada
umumnya kelompok ini berhubungan dengan proses pertumbuhan yang relatif pesat, yang memerlukan
zat-zat gizi dalam jumlah relatif besar4.

Masalah kesehatan yang sering timbul pada kelompok anak usia sekolah dasar antara lain berat
badan rendah, obesitas, anemia, gondok, dan karies gigi. Masalah ini timbul karena golongan usia ini
waktu yang dimiliki lebih banyak dihabiskan di luar rumah baik di sekolah maupun tempat bermain yang
menghabiskan banyak tenaga. Dipihak lain, anak kelompok ini kadang-kadang nafsu makannya
menurun. Dengan demikian terjadi ketidak-seimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang
keluar atau konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan 5.

(SUMBER : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/42849) Bab 2 hal 1-2

(SUMBER : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/22464) Bab 2 hal 1


Livinia Gabriela Pontoh | 120 111 157 | Ruang 20

2.2 Index Massa Tubuh

2.2.1 Pengertian Antropometri

Antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh manusia dalam hal dimensi tulang, otot dan
jaringan lemak. Fungsi antropometri selain digunakan untuk menentukan status nutrisi anak, dapat pula
digunakan untuk memantau tumbuh kembang anak. Disamping itu oleh pengambil kebijakan
pemeriksaan antropometri sering dikerjakan untuk menentukan bagaimana status nutrisi di suatu
daerah, khususnya untuk mengidentifikasikan adanya gizi buruk untuk selanjutnya digunakan untuk
melakukan intervensi nutrisi. Pemeriksaan antropometri juga digunakan untuk membuat revisi grafik
pertumbuhan umumnya dilakukan setelah ada data berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkaran
kepala (LK) yang baru. Pemeriksaan antropometri juga dapat digunakan untuk memprediksi risiko
penyakit, misalnya risiko penyakit jantung coroner (PJK) pada individu obes dapat diprediksi dengan
menghitung indeks massa tubuh (IMT), makin besar IMT makin besar pula risiko untuk mendapat PJK6.

2.2.2 Pengertian Indeks Massa Tubuh

Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan (BB)
dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau mengambarkan kadar
adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian
menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti
underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry7.

IMT merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal
memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. IMT hanya dapat
digunakan untuk orang dewasa yang berumur 5-18 tahun. Dua parameter yang berkaitan dengan
pengukuran Indeks Massa Tubuh, terdiri dari8 :

1. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu parameter massa tubuh yang paling sering digunakan yang
dapat mencerminkan jumlah dari beberapa zat gizi seperti protein, lemak, air dan mineral. Untuk
mengukur Indeks Massa Tubuh, berat badan dihubungkan dengan tinggi badan (Gibson, 2005).

2. Tinggi Badan
Livinia Gabriela Pontoh | 120 111 157 | Ruang 20
Tinggi badan merupakan parameter ukuran panjang dan dapat merefleksikan pertumbuhan
skeletal (tulang) (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Menurut rumus metric (Depkes, 2002):

Berat Badan (Kg)


IMT = --------------------------------------------------

[Tinggi badan(m)]2

2.2.3 Kategori Indeks Massa Tubuh

Untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas, IMT diinterpretasi menggunakan kategori
status berat badan standard yang sama untuk semua umur bagi pria dan wanita. Untuk anak-anak dan
remaja, intrepretasi IMT adalah spesifik mengikut usia dan jenis kelamin (CDC, 2009).

Secara umum, IMT 25 ke atas membawa arti pada obes. Standar baru untuk IMT telah
dipublikasikan pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI di bawah 18,5 sebagai sangat kurus atau
underweight, IMT melebihi 23 sebagai berat badan lebih atau overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai
obesitas. IMT yang ideal bagi orang dewasa adalah diantara 18,5 sehingga 22,9. Obesitas dikategorikan
pada tiga tingkat: tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-40), dan tingkat III (>40) (CDC, 2002).

Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis
dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang
IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1: Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT KATEGORI
< 18,5 Berat badan kurang
18,5-22,9 Berat badan normal
23,0 Kelebihan berat badan
23,0-24,9 Beresiko menjadi obes
25,0-29,9 Obes I
Livinia Gabriela Pontoh | 120 111 157 | Ruang 20

30,0 Obes II
Sumber: Centre for Obesity Research and Education 20079

(SUMBER : http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/artikel%201.%20vol%205%20no%201_ira.pdf) di
pembahasan

(SUMBER : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25638) di bab 2 hal 1-2

2.2.4 Indeks Massa Tubuh Pada Anak dan Remaja

Indeks massa tubuh (IMT) diartikan sebagai berat dalam kilogram yang dibagi dengan tinggi
badan dalam meter kuadrat10. Indeks massa tubuh digunakan sebagai alat skrining untuk mendeteksi
masalah berat badan pada anak11. Setelah dilakukan pengukuran pada tinggi dan berat badan anak,
maka kita dapat melakukan plot hasil IMT pada kurva CDC BMI-for-age growth chart yang dibedakan
berdasarkan jenis kelamin (Gambar 2.1; Gambar 2.2)12. Perhitungan IMT pada orang dewasa berbeda
dikarenakan kriteria IMT pada anak maupun remaja spesifik terhadap umur dan jenis kelamin11. Jenis
kelamin dan umur pada anak dan remaja dipertimbangkan karena jumlah lemak tubuh yang berubah
sesuai dengan umur dan jumlah lemak tubuh yang berbeda antara perempuan dan laki-laki11. CDC dan
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan penggunaan IMT sebagai skrining untuk
overweight dan obesitas pada anak dimulai sejak usia 2 tahun (Tabel 2.1).

Tabel 2.1 Kategori Status Berat dengan Jangkauan Persentil11.

Kategori Status Berat Jangkauan Persentil


Underweight < Persentil ke-5
Healthy weight Persentil ke-5 - > Persentil ke-85
Overweight Persentil ke-85 - < Persentil ke-95
Obesitas Persentil ke-95
Livinia Gabriela Pontoh | 120 111 157 | Ruang 20

Gambar 2.1 Kurva BMI-for-age growth chart untuk laki-laki usia 2-20 tahun12.
Livinia Gabriela Pontoh | 120 111 157 | Ruang 20

Gambar 2.2 Kurva BMI-for-age growth chart untuk perempuan usia 2-20 tahun12.

(SUMBER : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/41391) BAB 2 hal 1-3

2.2.5 Kekurangan dan Kelebihan Indeks Massa Tubuh

Beberapa kekurangan dan kelebihan dalam mnggunakan IMT sebagai indikator pengukuran
lemak tubuh13.

Kekurangan indeks massa tubuh adalah:


Livinia Gabriela Pontoh | 120 111 157 | Ruang 20
1. Pada olahragawan: tidak akurat pada olahragawan (terutama atlet bina) yang cenderung berada
pada kategori obesitas dalam IMT disebabkan mereka mempunyai massa otot yang berlebihan
walaupun presentase lemah tubuh mereka dalam kadar yang rendah. Sedangkan dalam
pengukuran berdasarkan berat badan dan tinggi badan, kenaikan nilai IMT adalah disebabkan
oleh lemak tubuh13.
2. Pada anak-anak: tidak akurat karena jumlah lemak tubuh akan berubah seiringan dengan
pertumbuhan dan perkembangan tubuh badan seseorang. Jumlah lemak tubuh pada lelaki dan
perempuan juga berbeda selama pertumbuhan. Oleh itu, pada anak-anak dianjurkan untuk
mengukur berat badan berdasarkan nilai persentil yang dibedakan atas jenis kelamin dan usia13.
3. Pada kelompok bangsa: tidak akurat pada kelompok bangsa tertentu karena harus dimodifikasi
mengikut kelompok bangsa tertentu. Sebagai contoh IMT yang melebihi 23,0 adalah berada
dalam kategori kelebihan berat badan dan IMT yang melebihi 27,5 berada dalam kategori
obesitas pada kelompok bangsa seperti Cina, India, dan Melayu9.

Kelebihan indeks massa tubuh adalah:

1. Biaya yang diperlukan tidak mahal13


2. Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan tinggi badan
seseorang13.
3. Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah dinyatakan pada table
IMT13.
(SUMBER : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25638) di bab 2 hal 2-3

2.3 Indeks Massa Tubuh sebagai salah satu parameter Status Gizi

Nutrition status (status gizi) diartikan sebagai akibat konsumsi makanan dari penggunaan zat-zat
gizi14.

Salah satu penilaian status gizi secara langsung adalah antropometri (ukuran tubuh manusia).
Ditinjau dari sudut pandang gizi, antropometri gizi berhubungan erat dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berat
badan (BB) merupakan salah satu ukuran yang sering digunakan dalam pengukuran antropometri (selain
Lingkar Lengan Atas/LiLa, tinggi badan/TB dan tebal lemak bawak kulit). Antropometri umumnya
Livinia Gabriela Pontoh | 120 111 157 | Ruang 20
digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan energy dan protein, yang biasa terlihat pada pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh15.

Berat badan (BB) memberikan gambaran status gizi masa kini, sementara TB dapat
menggambarkan status gizi masa lampau. BB dapat menjadi parameter yang baik untuk melihat
perubahan massa tubuh akibat perubahan-perubahan konsumsi makanan dan perubahan kesehatan.
Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg15.

BB menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tubuh. Pada orang yang
mengalami edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat
menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang dengan status gizi kurang15.

Metode antropometri memiliki kelemahan antara lain adalah tidak dapat mendeteksi status gizi
dalam waktu singkat, factor diluar gizi dapat menurunkan spesifitas dan sensivitas pengukuran
antropometri, kesalahan ketika pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas. Sumber
kesalahan yang terjadi biasanya berhubungan dengan latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat
(alat tidak ditera) atau kesulitan pengukuran16.

(SUMBER : http://lib.ui.ac.id/detail.jsp?id=124734&lokasi=lokal) hal 1-2


Livinia Gabriela Pontoh | 120 111 157 | Ruang 20

BAB III KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Anak Sekolah Dasar Kelas 1-5

Jenis Kelamin Usia


Berat Badan Tinggi Badan

IMT

Status Gizi

Kesehatan Anak

Anda mungkin juga menyukai