Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk mengerti perilaku
dan pandangan terhadap dirinya, masalahnya, serta lingkungannya. Dalam memberikan
asuhan keperawatan, perawat harus dapat meyakini bahwa klien adalah makhluk bio-psiko-
sosio-spiritual yang utuh dan unik sebagai satu kesatuan dalam berinteraksi terhadap
lingkungannya dan dirinya sendiri. Setiap individu berbeda dalam mengimplementasikan
stimulus dalam lingkungannya yang diperoleh melalui pengalaman yang unik dengan dirinya
sendiri dan orang lain.

Konsep ide adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap
dimulai dari bayi dapat mengenali dan membedakan orang lain. Proses yang
berkesinambungan dari perkembangan konsep diri dipengaruhi oleh pengalaman
interpersonal dan cultural yang memberikan perasaan positif, memahami kompetensi pada
area yang bernilai bagi individu dan dipelajari melalui akumulasi kontak-kontak social dan
pengalaman dengan orang lain.

Dalam merencanakan asuhan keperawatan yang berkualitas perawat dapat menganalisis


respon individu terhadap stimulus atau stressor dari berbagai komponen konsep diri yaitu
citra tubuh, ideal diri, harga diri, identitas dan peran. Dalam memberikan asuhan keperawatan
ada lima prinsip yang harus diperhatikan yaitu memperluas kesadaran diri, menggali sumber-
sumber diri, menetapkan tujuan yang realistikserta bertanggung jawab terhadap tindakan.

Konsep diri adalah semua ide, pikiran kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Ide-ide,
pikiran, perasaan, dan keyakinan ini merupakan persepsi yang bersangkutan tentang
karakteristik dan kemampuan interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek sekitarnya serta tujuan dan idealismenya. Konsep
diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh baik fisik, emosi, intelektual, sosial,
dan spiritual.

1
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila
individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan
yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan
gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya. Dapat disimpulkan
bahwa konsep diri merupakan cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang
meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun
lingkungan terdekatnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Self Awareness?


2. Apa yang dimaksud dengan Eksplorasi Perasaan?
3. Bagaima perawat mampu menjadi model (Role Model) ?
4. Bagaimana penerapan Panggilan Jiwa dalam Komunikasi Keperawatan?
5. Apa yang dimaksud dengan Etika dan Tanggung jawab dalam Komunikasi
Keperawatan?

C. Tujuan Masalah

1. Mahasiswa mampu memahami Self Awareness.


2. Mahasiswa mampu memahami tentang Eksplorasi Perasaan.
3. Mahasiswa mampu memahami Kemampuan menjadi model, Penerapan Panggilan
Jiwa, dan Etika dan tanggung jawab dalam Komunikasi Keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)

Pengertian Self Awareness (Kesadaran Diri)

Dalam kamus bahasa Inggris self berarti diri. Self disini berisi pola pengamatan dan
penilaian yang sadar terhadap diri sendiri baik sebagai subyek maupun obyek. Isitlah Self di
dalam psikologi mempunyai dua arti, yaitu sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya
sendiri, dan suatu keseluruhan proses psikologis yang menguasai tingkah laku dan
penyesuaian diri.

Teori self menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh untuk menyelidiki gejala-gejala


dan membuat konsepsi dari hasil penyilidikan mengenai tingkah laku itu. Jadi, didalam
menunjukkan self sebagai proses, itu yang dimaksud tidak lain dari pada nama bagi
sekelompok proses.

Sedangkan Awareness adalah kesadaran, keadaan, kesiagaan, kesediaan, atau mengetahui


sesuatu kedalam pengenalan atau pemahaman peristiwa-peristiwa lingkungan atau kejadian-
kejadian internal. Secara istilah kesadaran mencakup pengertian persepsi, pemikiran atau
perasaan, dan ingatan seseorang yang aktif pada saat tertentu. Dalam pengertian ini
Awareness (kesadaran) sama artinya dengan mawas diri. Namun seperti apa yang kita lihat,
kesadaran juga mencakup persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh
individu hingga akhirnya perhatian terpusat. Oleh sebab itu, ada tingkatan mawas diri
(Awareness) dalam kesadaran.

Menurut konsep Suryamentaran, bahwa mawas diri adalah sebagai cara latihan Milah
Mlahake (memilah-milah) rasa sendiri dengan rasa orang lain untuk meningkatkan
kemampuan menghayati rasa orang lain sebagai manifestasi tercapainya pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian yang sehat dan sejahtera. Hasil penelitian Yosshimich mendapati
bahwa pemahaman diri melalui tahapan mawas diri mampu menunjukkan bahwa pada diri
seseorang ada elemen kunci yang sangat menentukan bahagia tidaknya seseorang, elemen ini
adalah elemen yang selalu stabil, tenang, serta damai, dan elemen-elemen yang berubah-

3
ubah, senantiasa berubah serta selalu berusaha menuruti keinginannya sendiri, terutama yang
berhubungan dengan semat, drajat, dan kramat.

Jika digabungkan, Self Awareness (kesadaran diri) adalah wawasan kedalam atau
wawasan mengenai alasan-alasan dari tingkah laku sendiri, pemahaman diri sendiri.
SelfAwareness pada umumnya dimaknai sebagai kondisi tahu atau sadar pada diri sendiri
dalam pengertian yang mempunyai obyek secara relatif tetapi membuka dan menerima
penilaian dari kebenaran sifat individu.

Dalam memahami Self Awareness, individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri
untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menghargai masalah-masalah psikisnya asalkan
konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk
aktualisasi diri.

Kesadaran diri bisa dibedakan menjadi dua, yakni :

a. Kesadaran diri publik

Orang yang memiliki kesadaran diri publik berperilaku mengarah keluar dirinya.
Artinya, tindakan-tindakannya dilakukan dengan harapan agar diketahui orang lain.
Orang dengan kesadaran publik tinggi cenderung selalu berusaha untuk melakukan
penyesuaian diri dengan norma masyarakat. Dirinya tidak nyaman jika berbeda
dengan orang lain.

b. Kesadaran diri pribadi.

Orang dengan kesadaran diri pribadi tinggi berkebalikan dengan kesadaran diri
publik. Tindakannya mengikuti standar dirinya sendiri. Mereka tidak peduli norma
sosial. Mereka nyaman-nyaman saja berbeda dengan orang lain. Bahkan tidak jarang
mereka ingin tampil beda. Mereka-mereka yang mengikuti berbagai kegiatan yang
tidak lazim dan aneh termasuk orang-orang yang memiliki kesadaran diri pribadi yang
tinggi.

Kesadaran diri atau (self-awareness) di yakini merupakan satu dari sekian kunci
keberhasilan hidup. salah satu defensi dari self-awareness menyebutkan, ada 3 hal yang harus
di kenali dan di sadari sepenuhnya.

4
1. Pertama nilai dan tujuan yang di miliki,
2. Kedua kebiasaan, gaya, kekuatan dan kelemahan diri;
3. Ketiga, hubungan antara perasaan,pemikiran dan tingkah laku.

Rumus ABC

1) affect [perasaan],
2) behavior [tingkah laku]
3) cognition [pemikiran],

Demikian rumus ABC yang di ajukan O,keefe dan berger. Inilah aspek terakhir dari self-
awareness. Penetapan visi kesadaran akan kekuatan dan kelemahan kita,semuanya tidak akan
berarti kalau kita tidak melakukan aksi apa-apa. Di sinilah rumus.ABC.berperan.

Aktivitas yang di putuskan untuk di lakukan hendaknya mampertimbangkan ketiga hal


ini. Meski hasil analisa pemikiran mengatakan satu aktivitas akan menggantungkan, tapi
tidak akan terlaksana kalau ternyata tidak sesuai dengan hati (perasaan) atau sangat berbeda
dari kebiasaan

self-awareness mempunyai tiga komponen ini memang penting untuk meningkatkan


prestasi kita. Baik prestasi individu, kelompok bahkan bangsa . Tentu kita tidak harus selalu
melihat ke dalam diri. Tapi mesti pula melihat faktor ekternal. Untuk itu self-awareness ini
harus di lengkapi dengan environmental-awareness, kesadaran untuk melihat kondisi
lingkunggan sekitar kita, baik itu kawan maupun lawan. Dengan demikian kita
mampu.membedakan.dan.menyadari.nya.

B. EKSPLORASI PERASAAN

Agar perawat dapat berperan efektif dan therapeutic, ia harus menganalisa dirinya melalui
eksplorasi perasaan. Seluruh prilaku dan pesan yang disampaikan perawat ( verbal dan non
verbal ) hendaknya bertujuan therapeutic untuk klien.dengan mengenal dan menerima diri
sendiri, perawat akan mampu mengenal dan menerima keunikan klien.analisa hubungan intim
yang therapeutic antara perawat klien perlu dilakukan untuk evaluasi perkembangan
huibungan dan menentukan tehnik dan keterampilan yang tepat dalam setiap tahap untuk
mengatasi masalah klien dengan prinsip disini dan saat ini ( hereandnow ).

5
Eksplorasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan yang muncul
sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang lain , dimana eksplorasi perasaan membantu
seseorang untuk mempersiapkan objektif secara komplit dan sikap yang sangat
berpengaruh.ini menggambarkan tentang ketidakbenaran. Objektif yang komplit dan sikap
yang sangat berpengaruh dijabarkan sebagai seseorang adalah tidak responsif, kesalahan,
mudah ditemui, tidak mengenai orang tertentu dimana mutu hubungan therapeutic perawat
sangat terbuka, sadar dan kontrol diri, akal, perasaan dimana dapat membantu pasien.

Sebagai perawat, kita perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan kita dan mengontrolnya
agar kita dapat menggunakan diri kita secara therapeutic. Jika perawat terbuka pada
perasaannya maka ia akan mendapatkan dua informasi penting, yaitu bagaimana responnya
pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien sehingga pada saat berbicara dengan
klien, perawat harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.bagaimana
perasaan perawat terhadap proses interaksi berpengaruh terhadap respon dan penampilannya
yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perasaan klien ( Stuart, GW, 1998 )

Seorang perawat yang merasa cemas pada saat interaksi akan tampak pada ekspresi wajah
dan prilakunya. Kecemasan perawat ini akan membuat klien merasa tidak nyaman dan karena
adanya untuk pemindahan perasaan ( transfer feeling ) mungkin klien juga akan menjadi
cemas dan hal ini akan mempengaruhi interaksi secara keseluruhan.

Perasaan perawat merupakan tujuan penting dalam membantu pasien.perasaan merupakan


tolak ukur untuk umpan balik dan hubungan dengan orang lain,membantu orang lain.perawat
akan menggunakan perasaan-perasaanya, kurang memperhatikan kebutuhan pasien, tidak
menepati janji sehingga pasien mengalami kemunduran, distress sehingga pasien tidak mau
menemui, marah karena pasien banyak permintaan atau manipulasi dan kekuatan karena
pasien terlalu tergantung pada perawat.

Perawat harus terbuka akan perasaan pasien dan bagaimana perawat mengerti akan pasien
serta bagaimana pendekatan dengan pasien. Perasaan perawat adalah petunjuk tentang
kemungkinan nilai dari masalah pasien.

6
TEHNIK EKSPLORASI PERASAAN

PERASAAN TP J KK S
Keras kepala
Cinta
Marah
Cemburu
Kesah
Terima kasih
Memalukan
Hati-hati
Menantang
Bingung
Cemas
Seksi
Frustasi
Kagum
Puas
Sedih
Senang
Takut
Basah
Bangga
Depresi
Malu
Kesepian
Bersalah
Sabar
Pasrah
Gairah
menghargai

7
Keterangan :
TP : Tidak Pernah KK : Kadang-kadang

J : Jarang S : Sering

Tehnik tersebut diatas tidak untuk membuat penilaian, namun sebagai upaya individu atau
klien untuk jujur dan berani mengungkapkan perasaannya. Dan ungkapan-ungkapan perasaan
tersebut terpais dapat mengidentifikasi apakah perasaan klien positif atau negative. Bila
perasaan positif, terapis ( perawat ) perlu mendukung dan mengembangkan perasaan tersebut
dan sebaliknya bila perasaan negative maka perlu mengarahkan dan memberikan alternative
agar klien dapat mengelola perasaannya.

C. KEMAMPUAN MENJADI MODEL (ROLE MODEL)

Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi keberhasilan dalam
hubungan antara perawat dan klien. Perawat tidak bisa memisahkan atau memberi batasan
yang jelas antara peran sebagai perawat dengan kehidupan pribadinya (professional) karena
perawat sebagai instrumen dalam menjalankan hubungan yang terapeutik. Jika perawat
terbuka pada perasaan fokus terhadap pasien dan mengesampingkan kehidupan pribadinya,
maka ia akan mendapat dua informasi penting yaitu bagaimana responnya pada klien dan
bagaimana penampilannya pada klien sehingga perawat mampu bekerja profesional.
Kemampuan menjadi model ini merupakan bentuk tanggung jawab perawat terhadap apa
yang disampaikan kepada klien disamping tanggung jawab profesi.

Perawat yang bisa menjadi model adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan
kehidupan pribadinya serta tidak didominasi oleh konflik, distress atau pengingkaran
(Stuart,G.W., 1998) perawat senantiasa memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang
sehat. Perawat harus bertanggung jawab terhadap perilakunya, sadar akan kelemahan, dan
kekurangannya. Perawat harus mampu memisahkan hubungan professional dan kehidupan
pribadi.

8
Ciri perawat yang dapat menjadi role model

1. Puas akan hidupnya

2. Tidak didominasi oleh stress

3. Mampu kembangkan kemampuan

4. Adaptif

D. PANGGILAN JIWA (ALTRUISME)

Perawat harus menjawab pertanyaan, “Mengapa saya ingin menolong orang lain?”.
Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain, ingin menolong ikhlas tanpa
pamrih. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa perawat merupakan profesi, karena itu perawat
perlu mendapat penghargaan atau imbalan yg sesuai. Keseimbangan antara altruisme dengan
reward akan memengaruhi bagaimana perawat menolong kliennya.

Akhirnya, altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk perubahan sosial yang dibuat
untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan. Salah satu tujuannya adalah
semua profesional harus dapat membantu orang lain dalam pemberian pelayanan dan
mengembangkan kemampuan sosial. Secara legitimasi diperlukan peran perawat dalam
melakukan pekerjaannya untuk mengadakan perubahan struktur yang besar dan proses
perubahan sosial dalam meningkatkan kesehatan individu dan kemampuan dirinya.

E. ETIKA DAB TANGGUNG JAWAB

Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat memberikan berupa kesadaran akan
petunjuk untuk melakukan tindakan. Kode untuk perawat umumnya menampilkan penguatan
nilai hubungan perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang merupakan
rujukan untuk semua perawat dalam memberikan penguatan untuk kesejahteraan pasien dan
tanggung jawab sosial. Pilihan etik bertanggung jawab dalam menentukan pertanggung
jawaban, risiko, komitmen dan keadilan.

Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab untuk merubah
perilaku. Dimana harus diketahui batasan dan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Juga
dilakukan oleh anggota tim kesehatan, perawat yang setiap waktu siap untuk menggali

9
pengetahuan dan kemampuan dalam menolong orang lain; sumber-sumber yang digunakan
guna dipertanggung jawabkan.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori self menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh untuk menyelidiki gejala-gejala


dan membuat konsepsi dari hasil penyilidikan mengenai tingkah laku itu. Jadi, didalam
menunjukkan self sebagai proses, itu yang dimaksud tidak lain dari pada nama bagi
sekelompok proses.

Sedangkan Awareness adalah kesadaran, keadaan, kesiagaan, kesediaan, atau mengetahui


sesuatu kedalam pengenalan atau pemahaman peristiwa-peristiwa lingkungan atau kejadian-
kejadian internal. Secara istilah kesadaran mencakup pengertian persepsi, pemikiran atau
perasaan, dan ingatan seseorang yang aktif pada saat tertentu. Dalam pengertian ini
Awareness (kesadaran) sama artinya dengan mawas diri. Namun seperti apa yang kita lihat,
kesadaran juga mencakup persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh
individu hingga akhirnya perhatian terpusat. Oleh sebab itu, ada tingkatan mawas diri
(Awareness) dalam kesadaran.

B. Saran

Dalam memahami Self Awareness, individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri
untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menghargai masalah-masalah psikisnya asalkan
konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk
aktualisasi diri.

11

Anda mungkin juga menyukai