Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG SELF AWARENESS

KELOMPOK 1

AMAR FADILAH

DIAN NOVA SETIAWAN

LUSIYANA PANGESTUTI

M. ZERI ZUNNUR’AIN

THERESIA YUNIERAWATI

TUTI INDRAWANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)MUHAMMADIYAH

PRINGSEWU LAMPUNG

2018
KATA PENGANTAR

Puji  Syukur  kami  ucapkan kepada  Allah  Yang  Maha  Esa,  karena  atas  berkat  rahmat
dan  karunia-Nya,  makalah  ini  dapat  terselesaikan  dengan  baik.  Yang   berjudul ”SELF-
AWARENESS”
Meskipun banyak hambatan yang kami  alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami
berhasil menyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak  lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman – teman yang sudah memberi
kontribusi dan partisipasinya  baik secara langsung maupun  tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.
Kami  menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Pringsewu November 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk mengerti
perilaku dan pandangan terhadap dirinya, masalahnya, serta lingkungannya. Dalam memberikan
asuhan keperawatan, perawat harus dapat meyakini bahwa klien adalah makhluk bio-psiko-
sosio-spiritual yang utuh dan unik sebagai satu kesatuan dalam berinteraksi terhadap
lingkungannya dan dirinya sendiri. Setiap individu berbeda dalam mengimplementasikan
stimulus dalam lingkungannya yang diperoleh melalui pengalaman yang unik dengan dirinya
sendiri dan orang lain.
Konsep ide adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara
bertahap dimulai dari bayi dapat mengenali dan membedakan orang lain. Proses yang
berkesinambungan dari perkembangan konsep diridipengaruhi oleh pengalaman interpersonal
dan cultural yang memberikan perasaan positif, memahami kompetensi pada area yang bernilai
bagi individu dan dipelajari melalui akumulasi kontak-kontak social dan pengalaman dengan
orang lain.
Dalam merencanakan asuhan keperawatan yang berkualitas perawat dapat menganalisis
respon individu terhadap stimulus atau stressor dari berbagai komponen konsep diri yaitu citra
tubuh, ideal diri, harga diri, identitas dan peran. Dalam memberikan asuhan keperawatan ada
lima prinsip yang harus diperhatikan yaitu memperluas kesadaran diri, menggali sumber-sumber
diri, menetapkan tujuan yang realistic sertabertanggung jawab terhadap tindakan.
Konsep diri adalah semua ide, pikiran kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Ide-ide,
pikiran, perasaan, dan keyakinan ini merupakan persepsi yang bersangkutan tentang karakteristik
dan kemampuan interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan objek sekitarnya serta tujuan dan idealismenya. Konsep diri adalah cara
individu memandang dirinya secara utuh baik fisik, emosi, intelektual, social, dan spiritual.
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila
individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang
akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka
hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya. Dapat disimpulkan bahwa konsep diri
merupakan cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang
dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan terdekatnya.

B.       Tujuan Penulisan

1.       Mampu memahami tentang kesadaran diri (self- awareness)


BAB II
PEMBAHASAN

A. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)

1. Pengertian Self Awareness

Dalam kamus bahasa Inggris self berarti diri. Self disini berisi pola pengamatan dan
penilaian yang sadar terhadap diri sendiri baik sebagai subyek maupun obyek. Isitalah Self di
dalam psikologi mempunyai dua arti, yaitu sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya
sendiri, dan suatu keseluruhan proses psikologis yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian
diri.
Teori self menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh untuk menyelidiki gejala-gejala
dan membuat konsepsi dari hasil penyilidikan mengenai tingkah laku itu. Jadi, didalam
menunjukkan self sebagai proses, itu yang dimaksud tidak lain dari pada nama bagi sekelompok
proses.
Awareness adalah kesadaran, keadaan, kesiagaan, kesediaan, atau mengetahui sesuatu
kedalam pengenalan atau pemahaman peristiwa-peristiwa lingkungan atau kejadian-kejadian
internal. Secara istilah kesadaran mencakup pengertian persepsi, pemikiran atau perasaan, dan
ingatan seseorang yang aktif pada saat tertentu. Dalam pengertian ini Awareness (kesadaran)
sama artinya dengan mawas diri. Namun seperti apa yang kita lihat, kesadaran juga mencakup
persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh individu hingga akhirnya
perhatian terpusat. Oleh sebab itu, ada tingkatan mawas diri (Awareness) dalam kesadaran.

Sedangkan Self Awareness merupakan perhatian terhadap diri sendiri, pengetahuan


tentang apa yang dilakukan diri sendiri, dan pemahaman tentang lingkungan sekitar. Self
awareness juga merupakan kesadaran diri sebagai masyarakat, warga negara, bagian dari
lingkunganya, menjadikan kekurangan dan kelebihan modal untuk meningkatkan diri sebagai
pribadi yang bermanfaat baik dirinya sendiri maupun lingkungan. Self awareness bukan
perhatian yang dikuasai oleh emosi, bereaksi secara berlebihan dan melebih-lebihkan apa yang
diketahui. Self awareness lebih merupakan sifat netral yang mempertahankan refleksi diri dalam
emosi. Kesadaran terhadap emosi adalah kemampuan emosional dasar yang melandasi
terbentuknya kemampuan lain, seperti pengendalian diri terhadap emosi.

Menurut konsep Suryamentaran, bahwa mawas diri adalah sebagai cara latihan Milah
Mlahake (memilah-milah) rasa sendiri dengan rasa orang lain untuk meningkatkan kemampuan
menghayati rasa orang lain sebagai manifestasi tercapainya pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian yang sehat dan sejahtera. Hasil penelitian Yosshimich mendapati bahwa pemahaman
diri melalui tahapan mawas diri mampu menunjukkan bahwa pada diri seseorang ada elemen
kunci yang sangat menentukan bahagia tidaknya seseorang, elemen ini adalah elemen yang
selalu stabil, tenang, serta damai, dan elemen-elemen yang berubah-ubah, senantiasa berubah
serta selalu berusaha menuruti keinginannya sendiri, terutama yang berhubungan dengan semat,
drajat, dan kramat.

Jika digabungkan, Self Awareness (kesadaran diri) adalah wawasan kedalam atau
wawasan mengenai alasan-alasan dari tingkah laku sendiri, pemahaman diri sendiri. Self
Awareness pada umumnya dimaknai sebagai kondisi tahu atau sadar pada diri sendiri dalam
pengertian yang mempunyai obyek secara relatif tetapi membuka dan menerima penilaian dari
kebenaran sifat individu.

Dalam memahami Self Awareness, individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri
untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menghargai masalah-masalah psikisnya asalkan
konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk
aktualisasi diri.
2. Bentuk Kesadaran diri (Self Awareness )

·        a.  Kesadaran Diri Public

Orang yang memiliki kesadaran diri publik berperilaku mengarah keluar dirinya. Artinya,
tindakan-tindakannya dilakukan dengan harapan agar diketahui orang lain. Orang dengan
kesadaran publik tinggi cenderung selalu berusaha untuk melakukan penyesuaian diri dengan
norma masyarakat. Dirinya tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain.

·        b.  Kesadaran Diri Pribadi. 

Orang dengan kesadaran diri pribadi tinggi berkebalikan dengan kesadaran diri publik.
Tindakannya mengikuti standar dirinya sendiri. Mereka tidak peduli norma sosial. Mereka
nyaman-nyaman saja berbeda dengan orang lain. Bahkan tidak jarang mereka ingin tampil beda.
Mereka-mereka yang mengikuti berbagai kegiatan yang tidak lazim dan aneh termasuk orang-
orang yang memiliki kesadaran diri pribadi yang tinggi.

Kesadaran diri atau (self-awareness) di yakini merupakan satu dari sekian kunci
keberhasilan hidup. salah satu defensi dari self-awareness menyebutkan, ada 3 hal yang harus di
kenali dan di sadari sepenuhnya.
a. Nilai dan tujuan yang di miliki
b. Kebiasaan, gaya, kekuatan dan kelemahan diri 
c. Hubungan antara perasaan,pemikiran dan tingkah laku.

            Aktivitas yang di putuskan untuk di lakukan hendaknya mampertimbangkan ketiga hal


ini. Meski hasil analisa pemikiran mengatakan satu aktivitas akan menggantungkan, tapi tidak
akan terlaksana kalau ternyata tidak sesuai dengan hati (perasaan) atau sangat berbeda dari
kebiasaan. Karena itu, harus di cari alternatif aktivitas.yang.menyeimbangkan.ketiga.hal.ini.
3. Manfaat kesadaran Diri ( Self Awareness )

a. Memahami diri kita dalam berhubungan dengan orang lain. 


b. Mengembangkan dan mengimplementasikan kemampuan diri. 
c. Menetapkan pilihan hidup dan karier yang akan dicapai 
d. ·Mengembangkan hubungan kerja dengan orang lain. 
e. Memahami nilai diversity 
f. Meningkatkan produktivitas 
g. Meningkatkan kemampuan peran dalam organisasi, lingkungan, dan keluarga. 

4. Pentingnya Self Awareness

Apabila seseorang menjadi sadar akan peran pentingnya dalam kehidupan ini, maka hal
itu sangatlah cukup bagi untuk mempunyai tujuan di dalam hidup dan berusaha dengan keras
untuk mewujudkan tujuan itu. Ini adalah sebuah motivasi internal yang baik dan bertahan
lama, tidak seperti motivasi eksternal yang tidak bertahan lama dan terkadang pudar karena
bersifat situasional. 

Kesadaran diri merupakan hal pertama dan utama untuk menjadi seseorang yang bersifat
proaktif. Apabila seseorang telah menjadi sadar diri akan tugas dan peran di dunia ini, maka
segala pikiran dan tindakan akan difokuskan untuk mencapai tujuan hidup dibanding hanya
untuk menghabiskan waktu berharga. 

Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran diri adalah dengan menganalisis
pengalaman kita, mencoba melihat diri sendiri dengan kecamata orang lain. Hal tersebut
membantu mengungkap siapa diri kita dan meningkatkan kecerdasan emosi. 

Dalam menganalisis diri, setiap individu menempatkan dirinya sebagai objek pada suatu
situasi atau kondisi yang kemudian diobservasi bagaimana sikap, sikap, respon, pikiran, dan
interaksi yang biasa muncul yang kemudian dianalisis dampak positif dan negatifnya.
Menganalisis diri sendiri tidaklah selalu mudah, tetapi hal ini merupakan kemampuan yang
harus dimiliki agar menjadi pribadi yang profesional. Menganalisis diri dimulai dengan
berusaha mengekspresikan serta menggali pikiran dan perasaan yang muncul atas sebuah
situasi. Dengan demikian akan diperoleh sebuah sudut pandang baru atas situasi yang
dihadapi. Dengan memiliki sudut pandang baru, individu akan efektif dalam menerapkan
perilaku yang sesuai. Hal tersebut akan memberi sebuah pengalaman untuk menghadapi
situasi yang sama di masa yang akan datang. 

Hal yang penting untuk dapat memahami diri sendiri adalah dengan mengenali kekuatan
dan kelemahan diri, perilaku diri, pola pikir, dan nilai atau prinsip diri. Keempat hal tersebut
tidak dapat berdiri sendiri karena keempatnya merupakan sub-sub intrapersonal skills yang
saling mempengaruhi.  
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsep diri ( self awareness ) merupakan semua ide, pikiran kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain. Self awareness bukan perhatian yang dikuasai oleh emosi, bereaksi secara berlebihan
dan melebih-lebihkan apa yang diketahui. Self awareness lebih merupakan sifat netral yang
mempertahankan refleksi diri dalam emosi. Kesadaran terhadap emosi adalah kemampuan
emosional dasar yang melandasi terbentuknya kemampuan lain, seperti pengendalian diri
terhadap emosi.

B. SARAN

Kesadaran diri atau (self-awareness) di yakini merupakan satu dari sekian kunci keberhasilan
hidup, dan memiliki beberapa manfaat, Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran diri
adalah dengan menganalisis pengalaman kita, mencoba melihat diri sendiri dengan kecamata
orang lain. Hal tersebut membantu mengungkap siapa diri kita dan meningkatkan kecerdasan
emosi.
DAFTAR PUSTAKA

Mansur isna, diskursus pendidikan islam, Global Pustaka Utama, Yogyakarta, 2001
Moeljono notosoedirjo, Latipun, Kesehatan Mental, Universitas Muhammadiyah Malang 2000
Sumadi suryabrata, psikologi kepribadian, (jakarta : Raja grafindo Persada, 1983 )Rita L.
Atkinson dan richard C. Atkinson

Anda mungkin juga menyukai