Anda di halaman 1dari 11

SELF AWARENESS KESADARAN INTERPERSONAL DALAM

HUBUNGAN INTERPERSONAL

OLEH :
KELOMPOK 1 :

DJULISRIANTI ALI (2121001)


HELSIANA WATI DEROSARI (2121002)
SRI YUSRA KONE (2121007)
ANGELA MARIA BILI (2121008)
DEA ANANDA MILE (2121010)
MOH IDRAK ALIT DJAENA (2121011)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Self Awarenerss (Kesadaran Interpersonal Dalam Hubungan
Interpersonal)” Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada kami
dalam rangka pengembangan komunikasi keperawatan yang berkaitan dengan
prosedur komunikasi terpeutik. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk
menambah wawasan. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat
menjadi kontribusi positif bagi pengembangan wawasan pembaca. Akhirnya kami
menyadari dalam penulisan makalah ini jauh ari kesempurnaan. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi
banyak pihak.

Gorontalo,12- April-2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................


DAFTAR ISI ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
LATAR BELAKANG ............................................................................................
RUMUSAN MASALAH........................................................................................
TUJUAN..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
2.1 PENGERTIAN SELF AWARENERS ( KESADARAN DIRI )..............
2.2 EKSPLORASI PERASAAN.....................................................................
2.3 KEMAMPUAN MENJADI MODEL.......................................................
2.4 ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB.......................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................
KESIMPULAN.......................................................................................................
SARAN....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk
mengerti perilaku dan pandangan terhadap dirinya, masalahnya, serta
lingkungannya, dalam memberikan asuhan keperawatan harus dapat meyakini
bahwa klien adalah makhluk bio-psiko-sosio-spiritual yang utuh dan unik sebagai
satu kesatuan dalam berinteraksi terhadap lingkungannya dan dirinya sendiri.
Setiap individu berbeda dalam menginplementasikan pengalaman yang unik
dengan dirinya sendiri dan orang lain. Konsep ide adalah semua ide,
pikiran,perasaan,kepercayaan dan pendirian yag diketahui individu yang
berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap
dimulai dari bayi dapat mengenali dan membedkan orang lain. Proses yang
berkesinambungan dari perkembangan konnsep diri dipengaruhi oleh
pengalaman interpersonal dan cultural yang membrikan perasaan positif,
memahami kompetensi pada area yang bernilai nagi individu dan dipelajari
akumulasi,kontak-kontak secial dan pengalaman dengan orang lain. Dalam
merencanakan asuhan keperawatan yang berkualitas perawat dapat
menganalisis respon individu terhadap stimulus atau sitressor dari berbagai
komponen konsep diri yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri,identitas dan peran.
Dalam memberikan asuhan keperawatan ada 5 prinsip yang harus diperhatikan
yaitu memperluas kesadaran diri,menggali sumber-sumber diri, menetapkan
tujuan yang direalistik serta bertanggung jawab terhadap tindakan, Konsep diri
adalah semua ide pikiran,kepercayaan dan pendirian yang diketahui individuu
tentang dirinya dan pengaruh individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Ide-ide, pikiran,perasaan, dan keyakinan ini merupakan persepsi yang
bersangkutan tentang karakteristik dan kemampuan ineraksi dengan orang lain
dan lingkingan, nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan onjek serta tujuan
dan idealismenya.
B. Rumusan Masalah
2.1 Apa yang dimaksud dengan Self Awarnerss
2.2 Apa yang dimaksud dengan eksplorasi perasaan
2.3 Apa yang dimaksud dengan kemampuan menjadi model
2.4 Apa yang dimaksud dengan etika dan tanggung jawab
C. Tujuan
2.1 Untuk mengatahui dan memahami pengertian self awarnerss
2.2 Untuk mengetahui dan memahami pengertian eksplorasi perasaan
2.3 Untuk mengetahui dan memahami pengertian kemampuan menjadi model
2.4 Untuk mengetahui dan memahami pengertian dan tanggung jawab

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Self Awarnerss (kesadaran diri)


 Pengertian Self Awarenerss
self awareness menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh untuk menyelidiki
gejala-gejala dan membuat konsepsi dari hasil penyelidikan mengenai tingkah laku itu
jadi didalam menunjukkan sel sebagai proses itu yang dimaksud tidak lain daripada
nama bagi sekelompok proses sedangkan awarenerss adalah kesadaran,keadaan,
kesiagaan, kesediaan, atau mengetahui sesuatu ke dalam pengenalan atau
pemahaman peristiwa -peristiwa lingkungan atau kejadian-kejadian internal. secara
istilah kesadaran mencakup pengertian persepsi pemikiran atau perasaan dan ingatan
seseorang yang aktif pada saat tertentu dalam pengertian ini Awas atau kesadaran
sama artinya dengan mawas diri namun seperti apa yang kita lihat kesadaran juga
mencakup persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh individu
hingga akhirnya perhatian terpusat Oleh sebab itu ada tingkatan mawas diri jika
digabungkan self-aware atau kesadaran diri adalah wawasan kedalam atau wawasan
mengenai alasan-alasan dari tingkah laku sendiri pemahaman diri sendiri self awan
pada umumnya dimaknai Sebagai kondisi tahu atau sadar pada diri sendiri dalam
pengertian yang mempunyai objek secara relatif tetapi membuka dan menerima
penilaian dari kebenaran sifat individu dalam memahami Servant atau kesadaran
interpersonal dalam hubungan interpersonal perawat dituntut mampu menjadi role
model berdasarkan panggilan jiwa dan mengerti akan etika dan tanggung jawab
sehingga dapat menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan
individu untuk diri.
 Kesadaran Diri Dapat dibedakan Menjadi Dua, Yaitu :
a. Kesadaran Diri Publik
Orang yang memeiliki kesadaran diri public berperilaku mengarah
keluar dirinya. Artinya, tindakan-tindakannya dilakukan dengan harapam
agar diketahui orang lain. Orang dengan kesadaran piblik tinggi cenderung
selalu berusaha untuk melakukan penyusunan diri dengan norma
masyarakat. Dirinya tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain.
b. Kesadaran Diri Pribadi
Orang dengan kesadaran diri dPribadi tinggi berkebalikan dengan
kesadarn diri public. Tindakannya mengikuti standar dirinya sendiri. Mereka
tidak peduli norma sosial. Mereka nyaman-nyaman saja berbeda dengan
orang lain.Bahkan tidak jarang mereka ingin tampil beda. Mereka-mereka
yang mengikuti berbagai kegiatan yang tidak lazim dan aneh termasuk
orang-orang yang memiliki kesadarn diri pribadi yang tinggi.
Kesadaran diri atau ( Self- Awarenerss ) Diyakini merupakan satu dari
sekian kunci keberhasilan hidup. Salah satu defensi dari self-awarenerss
menyebutkan, ada 3 hal yang harus yang harus dikenali dan didasari
sepenuhnya :
 Nilai dan tujuan yang dimiliki
 Kebiasaan, gaya, kekuatan dan kelemahan diri
 Hubungan antara perasaan,pemikiran dan tingkah laku.
Rumus ABC :
 Affect (perasaan)
 Behavior ( tingkah laku
 Cognition ( pemikiran )

2.2 Eksplorasi Perasaan


 Pengertian Ekplorasi Perasaan
eksplorasi perasaan penggunaan diri secara terapeutik merupakan strategi yang
optimal agar mendapatkan masukan atau data dari klien yang akurat dalam rangka
untuk menentukan masalah klien menentukan intervensi serta melaksanakan
implementasi yang baik. salah satu strategi tersebut adalah membebaskan diri dari
kecemasan saat akan atau sesudah Melaksanakan pertemuan dengan kain dengan
cara mengkaji atau menggali Perasaan perasaan yang timbul sebelum dan sesudah
berinteraksi dengan orang lain Seorang perawat yang merasa cemas pada saat
berinteraksi dengan klien akan tampak pada ekspresi wajahnya dan perilakunya
kecemasan perawat ini akan membuat Kami merasa tidak nyaman dan karena adanya
pemindahan perasaan atau transfer feeling mungkin juga akan menjadi cemas dan hal
ini akan mempengaruhi interaksi secara buruan saat bertemu dengan kain orientasi
komunikasi hanya satu yaitu komunikasi terapiotik tidak ada komunikasi lain sehingga
pertemuan itu merupakan pertemuan yang bermutu karena terawat akan mendapatkan
masalah keperawatan dari kain untuk dijadikan sebagai acuan dalam memberikan
pelayanan keperawatan Oleh karena itu diperlukan persiapan yang matang melalui
eksplorasi perasaan dengan perasaan lalu menceritakan keluhan dan perasaan yang
mengganggu pikirannya seseorang yang tidak mampu mengeksplorasi perasaannya
sendiri dan tidak terbuka dengan perasaannya sendiri kemungkinan akan merusak
interaksinya dengan orang lain rusaknya proses interaksi akan mempengaruhi data
yang kita peroleh dari kain data menjadi tidak akurat dan tidak relevan pada akhirnya
terjadi kesalahan dalam penentuan diagnosis keperawatan kesalahan dalam
menentukan rencana keperawatan dan implementasi perawat harus sadar cemas akan
perasaannya sendiri agar kehadirannya di sisi lain dalam rangka berinteraksi dan
berkomunikasi membawa dampak yang terapiotik yaitu perawat mendapat data dan
klien puas karena merasakan diperhatikan bagi perawat eksplorasi perasaan
merupakan hal yang perlu dilakukan agar perawat terbuka dan sadar terhadap
perasaannya sehingga dia dapat mengontrol perasaannya agar ia dapat menggunakan
dirinya secara terapeutik bagi perawat untuk mengerti akan di komunikasi Sesuai
dengan standar baku dan dirinya melalui pengukuran yang lebih rasional.
2.3. Kemampuan Memjadi Role Model
 Kemampuan Menjadi Model
kemampuan menjadi model perawat merupakan bagian dari tenaga kesehatan yang
ada di lingkungan masyarakat tidak hanya itu terawat akan dapat dijumpai sampai
pelosok tanah air oleh karena itu perawat hidup di tengah masyarakat haruslah menjadi
panutan atau contoh role model dalam kehidupan di masyarakat karena perawat
merupakan publik figur yang ada di tengah masyarakat Indonesia maka semua perilaku
atau kebiasaan perut akan menjadi contoh di masyarakat terlebih lagi kebiasaan dalam
bidang kesehatan misal perilaku hidup bersih dan sehat akan menjadi sorotan
masyarakat oleh karena perawat dituntut menjadi role model contoh di tengah
masyarakat maka perawat harus terlebih dahulu mengenali diri sendiri sebelum menjadi
contoh untuk masyarakat maka Sebelum menjadi role model ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan oleh seorang perawat perawat yang mempunyai masalah pribadi
seperti ketergantungan obat hubungan interpersonal yang terganggu akan
mempengaruhi hubungannya dengan klien perawat mungkin menolak dan mengatakan
ia dapat memisahkan hubungan profesional dengan kehidupan pribadi hal ini mungkin
pada asuhan kesehatan jiwa Karena perawat memakai dirinya secara terapeutik dalam
mendorong klien perawat yang efektif adalah perawat yang cepat memenuhi dan
memuaskan kehidupan pribadi serta tidak didominasi oleh konflik di stres atau
pengingkaran dan dan memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat
terawat diharapkan bertanggung jawab atas perilakunya sadar akan kelemahan dan
kekurangannya ciri perawat yang dapat menjadi role model : 1. puas akan hidupnya 2.
tidak didominasi oleh stres 3. mampu mengembangkan kemampuan 4. Adaptif.
 Kemampuan menjadi model :
 Masalah pribadi dapat diselesaikan secara konstruktif
 Ide dan pikiran yang baik jika perawat terlepas dari masalah
 Perawat harus sadar akan kelemahan dan kekurangan.

2.4. Etika dan Tanggung Jawab
etika dan tanggung jawab etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan
sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan
buruk yang dilakukan oleh seseorang dan merupakan kewajiban dan tanggung jawab
moral dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etika adalah ilmu tentang
kesusilaan yang menentukan Bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam
masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan
tingkah laku yang benar yaitu pertama baik dan buruk kedua kewajiban dan tanggung
jawab tujuan etika profesi keperawatan adalah mampu mengenal dan mengidentifikasi
unsur moral dalam praktik keperawatan kedua membentuk strategi atau cara dan
menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktik keperawatan ketiga
menghubungkan prinsip moral atau pelajaran yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan pada diri sendiri keluarga masyarakat dan kepada Tuhan
sesuai dengan kepercayaannya tanggung jawab menunjukkan kewajiban ini mengarah
kepada kepada kewajiban yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara
profesional manajer pada para staf harus memahami dengan jelas tentang fungsi tugas
yang menjadi tanggung jawab masing-masing perawat serta hasil yang ingin dicapai
dan bagaimana mengukur kualitas kinerja stafnya perawat yang profesional akan
bertanggung jawab atas semua bentuk tindakan klinis keperawatan atau Kebidanan
yang dilakukan dalam lingkup tugasnya yakinkan diri pada seseorang dan masyarakat
dapat memberikan berupa kesadaran akan petunjuk untuk melakukan tindakan kode
untuk perawat umumnya menampilkan penguatan nilai hubungan perawat-klien dan
tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang merupakan rujukan untuk semua
perawat dalam memberikan penguatan untuk kesejahteraan pasien dan tanggung
jawab sosial pilihan bertanggung jawab dalam menentukan pertanggungjawaban risiko
komitmen dan keadilan hubungan perawat dengan etika adalah kebutuhan dan
tanggung jawab untuk berubah perilaku di mana harus diketahui batasan dan kekuatan
dan kemampuan yang dimiliki juga dilakukan oleh anggota tim kesehatan perawat yang
setiap waktu siap untuk menggali pengetahuan dan kemampuan dalam menolong
orang lain sumber-sumber yang dilakukan guna dipertanggungjawabkan 4 fase
hubungan perawat pasien yang berkaitan dengan tanggung jawab dan tugas perawat
kesehatan terhadap pasien adalah yang pertama orientasi pada fase ini Seorang
perawat harus mampu menangkap bahwa pasien ingin mencari kesembuhan
penyakitnya dan dia mempersiapkan dirinya dirawat oleh perawat dengan pengenalan
kedua identifikasi interaksi perawat pasien hendaknya berbasis pada kepercayaan
penerimaan Pengertian relasi yang saling membantu yang ketiga eksploitasi interelasi
perawat pasien akan menumbuhkan pengertian pasien terhadap proses sistem asuhan
sehingga pasien mempunyai keterlibatan efektif yang muncul dari dirinya karena ingin
cepat sembuh dari sakitnya aspek lain pasien dapat ditimbulkan pengertian dan
kesadaran sel sehingga peran perawat dan pasien dalam proses keperawatan untuk
mencapai penyembuhan terjadi dengan baik atau kolaborasi keempat resolusi harapan
kebutuhan pasien dalam dapat diketahui melalui hubungan kesetaraan perawat pasien
dengan menggunakan komunikasi efektif harapan kebutuhan pasien merupakan data
yang menjadi arah tindakan apa yang perlu dilakukan terhadap pasiennya yang ke-4 ini
seringkali disebut dengan fase terminasi dalam melakukan proses komunikasi
interpersonal dipengaruhi oleh beberapa hal terhadap isi pesan dari sikap penyampaian
pesan antara lain pertama perkembangan pada prinsipnya dalam berkomunikasi yang
perlu diperhatikan adalah siapa yang diajak berkomunikasi maka dalam berkomunikasi
isi pesan dan sikap menyampaikan pesan harus disesuaikan apakah yang kita ajak
bicara adalah anak-anak remaja dewasa atau usia lanjut pasti akan berbeda dalam
berkomunikasi kedua persepsi-persepsi adalah pandangan personal terhadap suatu
kejadian persepsi dibentuk oleh harapan dan pengalaman kadangkala persepsi
merupakan suatu hambatan kita dalam berkomunikasi karena apa yang kita
persepsikan belum tentu sama dengan yang dipersepsikan oleh orang lain. Nilai-nilai
adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga sangat penting bagi pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyadari nilai seseorang.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Self awareners adalah proses dimana seseorang berusaha untuk mengetahui
dan memahami tentang dirinya sendiri aktivitas yang dilakukannya dan
menyadari posisinya dalam suatu lingkungan Servant harus atau kesadaran
interpersonal dalam hubungan interpersonal perawat dituntut mampu menjadi
role model berdasarkan panggilan jiwa dan menyediakan etika dan tanggung
jawab sehingga dapat menciptakan kondisi yang dapat mempermudah
perkembangan individu untuk aktualisasi diri penggunaan diri secara terapeutik
memerlukan strategi yang optimal agar mendapat masukan atau data dari kain
yang akurat dalam rangka untuk menentukan masalah klien menentukan
intervensi serta melaksanakan implementasi yang baik salah satu strategi
tersebut adalah membebaskan diri dari rasa kecemasan saat akan atau sesudah
Melaksanakan pertemuan dengan klien dengan cara mengkaji atau menggali
Perasaan perasaan yang timbul sebelum dan berinteraksi dengan orang lain
perawat yang dituntut menjadi role model atau contoh di tengah masyarakat
maka perawat harus terlebih dahulu mengenali diri sendiri sebelum menjadi
contoh untuk masyarakat adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain
tanpa memperhatikan diri sendiri lebih menentukan pada kesejahteraan orang
lain etis adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab
moral.
B. Saran
dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami bahwa
komunikasi dalam kehidupan kita sehari-hari terutama dalam proses
pembangunan dan dalam proses keperawatan yang diharapkan juga bagi
pembaca agar dapat menggunakan bahasa yang sesuai dalam pergaulan
sehari-hari khususnya bagi pembaca yang berprofesi sebagai seorang perawat
atau tenaga medis lainnya agar dapat berkomunikasi yang baik dengan pasien
untuk menjalin kerjasama dengan pasien dalam melakukan proses keperawatan
yang bertujuan untuk kesehatan pasien serta berkomunikasi dengan baik
terhadap rekan kerja dan siapapun yang terdapat di tempat kita bekerja
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Nasir, A. M. (2011). Komunikasi dalam keperawatan teori dan aplikasi


Jakarta : salemba medika

Anda mungkin juga menyukai