Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KESADARAN INTERPERSONAL DALAM HUBUNGAN

INTERPERSONAL

DI SUSUN ;

SUNTING BUNGA

MEILAN ANGGRAINI SARI

SRI WAHYUNI

YOSI

MELISA SULISTIANI

AYU LESTARI

FADILA RISKY

NORA AGUSTINA

NURJANAH

WARINI

PRODI S-1 KEPERAWATAN STIKES NURUL HASANAH

KUTACANE ACEH RENGGARA

2021
KATA PEGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah ini berjudul “kesadaran interpersonal dalam hubungan
interpersonal” tepat waktu.
Makalah disusun guna memenuhi tugas Ultra Madani,S.Kep.,Ners pada bidang studi
komunikasi keperawatan II di kampus stikes nurul hasanah. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang “kesadaran interpersonal
dalam hubungan interpersonal”.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Ultra
Madani,S.Kep.,Ners selaku komunikasi keperawatan II Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Kutacane, 29 oktober 2021

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesadaran adalah proses dimana seseorang memahami dan mengerti akan suatu
keadaan yang menjadikan individu itu sendiri sadar dan paham dengan apa yang terjadi,
dan apa yang akan terjadi. Kesadaran diri merupakan proses mengenali motivasi, pilihan
dan kepribadian kita lalu menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut atas penilaian ,
keputusan dan interaksi kita dengan orang lain.
1.2 Tujuan
Dalam penulisan makalah tentang kesadaran diri ini, mempunyai tujuan memberi
pemahaman diri dalam relasi dengan orang lain menyusun tujuan hidup dan karir serta
memahami nilainilai keberagaman dalam memimpin orang lain secara efektif, dan
meningkatkan produktifitas, meningkatkan kontribusi seseorang dalam menjalani proses
sosialisai dalam bermasyarakat dan di dalam keluarga.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan kesadara diri


2. Apa yang di maksud eksplorasi perasaan
3. Apa yang di maksud kemampuan menjadi model
4. Apa yang di maksud dengan panggilan jiwa
5. Apa yang di maksud dengan etika dan tanggung jawab
BAB II

PEMBAHASAN

Self awareness yaitu perhatian yang berlangsung ketika seseorang mencoba


memahami keadaan internal dirinya. Prosesnya yaitu berupa refleksi dimana seseorang secara
sadar memikirkan hal-hal yang di alaminya. Dalam pengertian lain, self awareness yaitu
keadaan ketika seseorang membuat dirinya sendiri untuk sadar akan emosi yang sedang di
alami dan pikiran-pikiran mengenai emosi tersebut.

2.1 Kesadaran diri Kesadaran diri (self awareness) atau dalam kata lain pengetahuan diri (self
knowledge) dimana individu akan sadar dengan dirinya sendiri, bahwa individu memiliki
kekurangan serta kelebihan,serta dalam kesehariannya individu sadar hal tersebut adalah
dirinya. Zeman (2001) membagikan kesadaran diri itu ke dalam beberapa kategori antara
lain:

 kondisi terjaga,dalam kondisi saat individu mempersepsikan dan berinteraksi,


 pengalaman,yang merupakan kesiagaan individu terhadap peristiwa yang berlangsung di
sekelilingnya
 kondisi mental individu, yang meliputi keyakinan, harapan, niat dan hasrat,
 kesadaran diri individu itu meliputi rekognisi diri, pengetahuan diri,perasaan atas
kepemilikan pikiranpikiran, ide-ide, dan perasaan-perasaan individu sendiri.

2.1.1 Manfaat Kesadaran diri Memahami diri dalam relasi orang lain Menyusun tujuan hidup
dan karir Membangun relasi dengan orang lain Memahami nilai-nilai keberagaman
Memimpin orang lain secara efektif Meningkatkan produktifitas Meningkatkan kontribusi
pada perusahaan, masyarakat dan keluarga.

2.1.2 Cara mengembangkan kesadaran diri.

Analisa diri :

 orang lain untuk menilai diri kita.


 Perilaku berhubungan erat dengan tindakan-tindakan kita.
 Kepribadian merupakan kondisi karakter/tempramen diri yang relatif stabil sebagai
hasil bentukan faktor-faktor sosial, budaya dan lingkungan sosial.
 Sikap merupakan cara respon kita terhadap rangsangan (stimulus) objek luar tertentu.
2.2 Eksplorasi perasaan

Pengertian Yaitu suatu tehnik yang bertujuan menggali perasaan klien yang
tersimpan, dan bertujuan untuk menggali atau mencari lebih dalam tentang masalah yang di
hadapi klien, tehmik ini bermanfaat pada tahap kerja untuk mendapatkan gambaran yang
detail tentang masalah yang di alami seorang klien, Agar seorang perawat dapat berperan
efektif dan therapeutic, ia harus menganalisa dirinya melalui eksplorasi perasaan. Seluruh
perilaku dan pesan yang di sampaikan perawat (verbal dan non verbal) Dalam arti lain
eksplorasi perasaan adalah mengkaji atau menggali perasaan-perasaan yang muncul sebelum
dan sesudah berinteraksi dengan orang lain, dimana eksplorasi perasaan membantu seseorang
untuk mempersiapkan objektif secara komplit dan sikap yang sangat berpengaruh. Perasaan
perawat merupakan tujuan penting dalam membantu pasien. Perasaan merupakan tolak ukur
untuk umpan balik dan hubungan dengan orang lain, perawat akan menggunakan perasaan
nya, kurang memperhatikan kebutuhan pasien, tidak menepati janji sehingga pasien
mengalami kemunduran, mengalami stress sehingga pasien tidak mau menemui, marah
karena pasien banyak permintaan atau manipulasi dan kekuatan karena pasien terlalu
tergantung pada perawat. Perawat harus terbuka akan perasaan pasien dan bagaimana perawat
mengerti akan pasien serta bagaimana pendekatan dengan pasien. Perasaan perawat adalah
petunjuk tentang kemungkinan nilai dari masalah pasien.
2.2.1 eksplorasi perasaan
Keras kepala Cinta Marah Cemburu Resah Terima kasih Memalukan Hati-hati
Menantang Bingung Cemas Seksi Frustasi Kagum Puas Sedih Senang Takut Basah Bangga
Depresi Malu Kesepian Bersalah Sabar Pasrah Gairah Menghargai Keterangan: TP : Tidak
pernah KK : Kadang-kadang J : Jarang S : Sering Tehnik tersebut di atas sebagai wadah
untuk pasien untuk jujur dan sebagai sarana untuk mengungkapkanakan perasaan yang
sedang di alaminya. Untuk mengetahui bagaimana perasaan pasien yang positif atau negatif
dapat di nilai melalui apa yang pasien jawab dalam pertanyaan di masing-masing kolom.
2.3 Kemampuan menjadi model/ Role

model Role model adalah penerjemmahan dri kata teladan, jadi role model memiliki
pengertian suatu tindakan yang mencerminkan suatu sikap yang baik sehingga dapat
dijadikan sebagai model acuan atau dicontoh. Kemampuan menjadi model adalah suatu
sistem yang yang mengutamakan seorang petugas kesehatan yang harus menjadi contoh
utama bagi pasien dan lingkungan di sekitarnya akan pentingnya kesehatan sebagai faktor
utama berjalannya roda kehidupan yang sehat dan bernilai positif, teori ini berdasarkan
filosofi dan asumsi tentang manusia, lingkungan kesehatan dan keperawatan. Baik secara
deduktif maupun induktif di turunkan dari pengalaman praktik, studi empiris dan beberapa
teori dasar. kemampuan menjadi model (modeling dan role modeling) memandang manusia
secara holistik. Manusia adalah holistik yang memiliki beberapa subsistem yang saling
berinteraksi. Subsistem tersebut yaitu biofisikal, psikologikal, sosial dan kognitif. Penyerapan
dari seluruh subsistem adalah merupakan satu kesatuan, yang meliputi genetic dan spiritual,
termasuk juga tubuh, fikiran, emosi dan semangat (spirit) yang saling mempengaruhi dan
mengontrol. Interaksi dari subsistem tersebut dan keutuhannya di sebut holistic. Konsep
sentral dari teori modeling dan role modeling yaitu pasien sebagai manusia yang holistic dan
memiliki kemampuan berafiliasi. Seni role modeling terjadi ketika perawat merencanakan
dan mengimplementasikan intervensi yang unik kepada pasien. Role modeling adalah inti
dari asuhan.

2.4. Panggilan jiwa Perawat


merupakan profesi garda awal dalam menyelesaikan masalah pasien tanpa
memandang jenis penyakit, golongan kasta, usia, jenis kelamin,agam dan beberapa klasifikasi
strata sosial lainnya. Perawat adalah profesi yang sangat berperan dalam sebuah tindakan
advance terhadap masalah dan kesembuhan pasien dengan metode asuhan keperawatan
secara komprehensif dan menyeluruh, berkesinambungan, serta terkoordinasi dan kolaborasi
dengan profesi lainnya dengan tetap menjunjung tinggi tanggung jawab, hukum, etika dan
moral secara profesional. Sebelum lahirnya keperawatan modern yaitu sebelum abad ke 18,
semua orang bisa merawat orang yang sakit berdasarkan mother insting atau naluri keibuan.
Dan dewasa ini perkembangan keperawatan di indonesia telah mengalami perubahan pesat
menuju ke perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mana di rumuskan saat
lokakarya persatuan perawat nasional indonesia(PPNI) pada tahun 1983, yang merupakan
titik tolak di terimanya profesionalisme keperawatan. Hal tersebut juga di kukuhkan oleh UU
No.23 Tahun 1992 pada pasal 32 ayat (4) dan pasal 53 ayat (1) dan (2). Seorang ahli bidang
keperawatan yang bernama Hughes,E,C (1993) pernah mengungkapkan “bahwa profesi
adalah proses yang artinya mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang di derita
atau terjadi pada kliennya”.

2.5. Etika dan tanggung jawab perawat

Tanggung jawab perawat yaitu suatu keadaan dimana adanya saling percaya dan di
percaya antar pasien dan perawat. Hal ini menunjukkan bahwa perawat profesional
menampilkan kinerja secara teliti dan hati-hati,serta kegiatan yang di lakukan seorang
perawat yang secara jujur dan tidak tertutup kepada pasien. Klien merasa yakin bahwa
perawat bertanggung jawab dan memiliki keahlian yang relevan dengan disiplin ilmunya.
Menurut pengertian tersebut, agar memiliki tanggung jawab, maka perawat di berikan
ketentuan hukum dengan maksud agar pelayanan dan perawatannya tetap sesuai
standart.keharusan seseorang sebagai mahluk rasional dan bebas untuk tidak mengelak serta
memberikan penjelasan mengenai perbuatannya, secara retrosfektif atau prosfektif.
Berdasarkan pengertian di atas tanggung jawab di artikan sebagai kesiapan memberikan
jawaban atas tindakan-tindakan yang sudah di lakukan pada masa lalu atau tindakan yang
akan berakibat di masa yang akan datang. Contoh, jika perawat memasang alat kontrasepsi
tanpa persetujuan klien maka akan berdampak pada masa depan klien.klien tidak akan
mempunyai keturunan padahal memiliki keturunan adalah hak setiap manusia. Perawat
secara retrosfektif harus bisa mempertanggung jawab kan perbuatannya meskipun tindakan
perawat tersebut di anggap benar menurut pertimbangan medis. Berikut adalah jenis-jenis
tanggung jawab perawat;

1. tanggung jawab kepada tuhannya Dalam sudut pandang etika normatif, tanggung jawab
perawat yang paling utama adalah tanggung jawab di hadapan tuhannya.

2. tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat Salah satu bentuk tanggung jawab perawat
terhadap kliennya yaitu: mengenal kondisi klien,merawat klien selama jam dinas,tanggung
jawab dalam pendokumentasian,menjaga keselamatan klien,bertanggung jawab apabila
terjadi penurunan kondisi klien. Dan berbagai tanggung jawab lainnya.
3. tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan Diantara tanggung jawab tersebut yaitu:

Membuat pencatatan yang lengkap (pendokumentasian) tentang kapan melakukan


tindakan. Keperawatan,berapa kali,dimana,dengan siapa,dengan cara apa dan dengan siapa
melakukan. Mengajarkan pengetahuan perawat kepada perawat lain yang belum mampu
melakukan atau belum mahir dalam mengambil tindakan. Melakukan teguran apabila rekan
sejawat melakukan kesalahan dalam perawatan. Memberikan kesaksian di pengadilan tentang
suatu kasus yang di alami klien.

4. tanggung jawab terhadap profesi

 Bertanggung jawab dalam upaya meningkatkan kemampuan profesionalnya

 Bertanggung jawab dalam menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan

 Bertanggung jawab dalam menentukan layanan keperawatan

 Bertanggung jawab bersama membina dan memlihara mutu organisasi 5. bertanggung


jawab terhadap negara

 Bertanggung jawab dalam melaksanakan ketentuan yang telah di berikan oleh pemerintah
dalam bidang kesehatan.

 Bertanggung jawab dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah guna meningkatkan


pelayanan kesehatan 6. tanggung jawab perawat terhadap tugas

 Memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi dan kejujuran profesional

 Merahasiakan segala sesuatu yang di ketahuinya sehubungan dengan kepercayaan yang di


berikan kepada nya

 Tidak menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk bertentangan


dengan norma-norma kemanusiaan

 Berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan


kesukuan,agama,budaya,warna kulit,umur,jenis dan sebagainya

 Mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien dalam melakukan pelayan kesehatan.


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Self awareness perhatian yang berlangsung ketika seseorang mencoba memahami


keadaan internal dirinya.

Kesadaran diri (self awareness) dimana individu akan sadar dengan dirinya sendiri, bahwa
individu memiliki kekurangan serta kelebihan,

model Role model adalah penerjemmahan dri kata teladan, jadi role model memiliki
pengertian suatu tindakan yang mencerminkan suatu sikap yang baik sehingga dapat
dijadikan sebagai model acuan atau dicontoh.

profesi garda awal dalam menyelesaikan masalah pasien tanpa memandang jenis penyakit,
golongan kasta, usia, jenis kelamin,agam dan beberapa klasifikasi strata sosial lainnya.

Tanggung jawab perawat yaitu suatu keadaan dimana adanya saling percaya dan di percaya
antar pasien dan perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Referensi :Eisenhower. 2016. Interpersonal


Relationships.http://www.ache.org/pdf/secure/gifts/December_2016_Gift_Dye_Lee.pdf  diun
duh 22 agustus2017
 
Billanich. 2017.Self Awareness And Interpersonal
Competencehttp://www.selfgrowth.com/articles/Self_Awareness_and_Interpersonal_Compet
ence.htmldiunduh 22 agustus 2017 Rasheed, S., P. 2015. Self-Awareness as a Therapeutic Tool
for Nurse/Client Relationship.http://www.internationaljournalofcaringsciences.org/docs/24-
%20Review-Parveen.pdf  diunduh 22 agustus 2017https://e-space.mmu.ac.uk/617062/1/Self
%20Awareness%20and%20HIV%20Nursing.pdf  diunduh 22 agustus 2017

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1..........................................................................................Latar Belakang 1

1.1. Latar Belakang........................................................................................... 1

1.2.Tujuan......................................................................................................... 1

1.3.Rumusan Masalah...................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2

2.1. Kesadaran Diri........................................................................................... 2

2.2.Eksplorasi Perasaan.................................................................................... 2

2.3.Kemampuan menjadi model...................................................................... 3

2.4.Panggilan Jiwa Perawat.............................................................................. 4

2.5.Etika dan tanggung jawab Perawat............................................................. 4

BAB III PENUTUP......................................................................................... 6

3.1.Kesimpulan................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 7

Anda mungkin juga menyukai