Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang bertema “Kenali Keputihan Anda”.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Malang 12 Oktober 2018

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ….........................................................................................3
1.2 RumusanMasalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan ……..................................................................................................3
1.4 Manfaat……………………………………………………………………............3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Self Awareness (Kesadaran Diri) ........................................................4
2.2 Penggunaan Diri secara Terapeutik dan Analisis diri Perawat ( Kesadaran Intrpersonal dalam
Hubungan Interpersonal ) ……………...................................................................4

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan………..........................................................................................9
3.2 Saran…........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA…......................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien. Dalam pengertian
lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai
pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan
pengertian antara perawat dengan klien. Persoalan yang mendasar dari komunikasi ini adalah adanya
saling membutuhkan antara perawat dan klien, perawat yang mengekspresikan tindakan asuhan
keperawatan dengan melalui komunikasi verbal dan non verbal sehingga dapat dikategorikan ke dalam
komunikasi pribadi di antara perawat dan klien, perawat membantu dan klien menerima bantuan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Self Awareness/Kesadaran diri dalam konsep keperawatan?
b. Penggunaan Diri secara Terapeutik dan Analisis diri Perawat ( Kesadaran Intrpersonal dalam
Hubungan Interpersonal )

1.3 Tujuan
a. Untuk memahami Self Awareness/Kesadaran diri dalam konsep keperawatan
b. Untuk memahami Penggunaan Diri secara Terapeutik dan Analisis diri Perawat ( Kesadaran
Intrpersonal dalam Hubungan Interpersonal )

1.4 Manfaat
a. Dapat memahami Self Awareness/Kesadaran dalam konsep keperawatan
b. Dapat Memahami Penggunaan Diri secara Terapeutik dan Analisis diri Perawat ( Kesadaran
Intrpersonal dalam Hubungan Interpersonal

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Self Awareness (Kesadaran Diri)


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, diri perawat adalah alat yang terapeutik untuk penyembuhan
klien. Sebagai alat, perawat harus mampu menggunakan dirinya secara terapeutik. Cara menggunakan diri
secara terapeutik (bagi perawat), yaitu mengembangkan kesadaran diri (developing self awareness),
mengembangkan kepercayaan (developing trust), menghindari pengulangan (avoiding stereotypes), dan
tidak menghakimi (becoming nonjudgmental).
Sebagai seorang perawat, Anda harus selalu meningkatkan kualitas diri supaya terapeutik untuk diri
sendiri dan orang lain dengan menganalisis diri.
Nah, Kesadaran Diri/Self Awareness dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memahami
dirinya sendiri, baik perilaku, perasaan dan pikirannya sendiri. Untuk dapat mengetahui sampai dimana
kesadaran diri sendiri, maka perawat haruslah dapat menjawab pertanyaan “Siapakah saya?” perawat
seperti apakah saya?”

2.2 Penggunaan Diri secara Terapeutik dan Analisis diri Perawat ( Kesadaran Intrpersonal dalam
Hubungan Interpersonal )
Cara melakukan analisis diri adalah melakukan evaluasi kesadaran diri (self awareness) dan
pengungkapan diri, mengklarifikasi nilai, mengeksplorasi perasaan, perawat sebagai role model,
mengutamakan kepentingan orang lain, bersikap etis, dan bertanggung jawab. Berikut uraian masing-
masing cara menganalisis diri perawat.
1. Kesadaran Diri
Ada empat komponen kesadaran diri yang saling berkaitan terdiri dari komponen psikologis, fisik ,
lingkungan dan psikologis :

4
a. Komponen psikologis, meliputi pengetahuan tentang emosi, motivasi, konsep diri dan
kepribadian.
b. Komponen fisik, terdiri dari pengetahuan tentang kepribadian dan fisik secara umum yang
meliputi juga sensasi tubuh, gambaran diri dan potensi fisik.
c. Komponen lingkungan, terdiri dari lingkungan sosiokultural, hubungan dengan orang lain, dan
pengetahuan tentang hubungan antara manusia dan alam.
d. Komponen filosofi, mencakup arti hidup bagi sesorang , komponen filosofi akan menjelaskan
tentang arti hidup itu bagi seseorang.
Cara meningkatkan kesadaran diri dapat menggunakan johary window yang terdiri atas empat kuadran
dan menggambarkan kualitas diri seperti pada gambar dibawah ini . Ada dua aspek self yang harus
dilakukan perawat, yaitu kesadaran diri dan pengungkapan diri.

1) Quadrant I disebut daerah terbuka (diketahui oleh diri sendiri dan orang lain) Daerah ini
berisikan semua informasi diri kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan, motivasi, gagasan, dan
lain-lain yang diketahui oleh diri sendiri ataupun orang lain. Besarnya daerah terbuka berbeda-
beda untuk tiap-tiap orang. Semakin luas daerah terbuka semakin tinggi kesadaran diri kita dan
berarti semakin baik komunikasi kita. Sebaliknya, semakin sempit daerah terbuka semakin rendah
kesadaran diri kita dan berarti semakin buruk komunikasi kita.
2) Quadrant II disebut daerah buta (hanya diketahui oleh orang lain) Daerah ini berisikan semua
informasi diri kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan, motivasi, gagasan, dan lain-lain yang
hanya diketahui orang lain dan kita sendiri tidak mengetahuinya. Bentuk perilaku dalam diagram
ini sebagian besar adalah perilaku yang tidak kita sadari atau pengalaman terpendam yang
muncul dan teramati oleh orang lain. Setiap orang harus berusaha mengurangi daerah buta ini
supaya dapat memperluas kesadaran dirinya dan supaya komunikasinya baik.

5
3) Quadrant III disebut daerah tertutup/rahasia (hanya diketahui oleh diri sendiri) Daerah ini
berisikan semua informasi diri kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan, motivasi, gagasan, dan
lain-lain yang hanya diketahui kita sendiri, sedangkan orang lain tidak mengetahuinya. Individu
cenderung menyimpan atau merahasiakan segala sesuatu yang ada pada dirinya dan tidak terbuka
pada orang lain. Mereka terlalu tertutup dan tidak mengomunikasikan apa yang dia ketahui
kepada orang lain.
4) Quadrant IV disebut daerah gelap/tidak dikenal (tidak diketahui, baik oleh diri maupun orang
lain). Daerah ini berisikan hal-hal yang tidak diketahui, baik oleh diri sendiri maupun orang lain.
Daerah gelap ini bisa kita buka dengan cara mengenal dan mengamati apa yang ada pada diri dan
sekitar kita, melalui interaksi terbuka, jujur, empati, dan saling percaya. Kita harus mempelajari
halhal yang belum kita ketahui ataupun belum diketahui oleh orang lain.

DeVito menjelaskan bahwa untuk meningkat kesadaran diri dapat dilakukan dengan cara berikut.
a) Dialog dengan diri sendiri, melakukan komunikasi intrapersonal dengan diri sendiri untuk
mengenal aspek-aspek diri.
b) Mendengarkan pendapat orang lain tentang diri kita.
c) Mengurangi daerah buta dengan terus belajar dari lingkungan sekitar kita.
d) Amatilah diri Anda dari pandangan yang berbeda/dari sumber yang berbeda.
e) Memperluas daerah terbuka dengan terus-menerus menjalin komunikasi dan interaksi dengan
orang lain.
Selain menggunakan joharry window untuk meningkatkan kesadaran diri, DeVito menjelaskan bahwa
perawat juga dapat melakukan pengungkapan dirinya. Dengan cara ini, perawat dilatih untuk jujur dalam
mengungkapkan siapa dirinya.
a) Ungkapan informasi tentang diri kita sendiri yang biasa kita sembunyikan.
b) Ungkapan hal-hal yang menyangkut diri kita yang tidak disadari.
c) Ungkapan hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui orang lain.
d) Ungkapan informasi tentang diri kita: pikiran, perasaan, dan perilaku.
e) Ungkapan informasi yang biasa dan secara aktif disembunyikan.
f) Libatkan minimal satu orang untuk lebih banyak mengungkapkan diri kita
g) (perawat), baik tentang kebaikan, kejelekan, kelebihan, maupun kekurangan.

6
2. Klarifikasi Nilai
Perawat melakukan klarifikasi terhadap nilai-nilai yang diyakini yang mendasari sikap dan tingkah
lakunya, misalnya nilai kebersamaan, kekeluargaan, religi, kebersihan, keindahan, dan lain-lain.
Perawat harus mampu menjawab, apa yang penting untuk saya?
Kesadaran membantu perawat untuk sayang dan tidak menjauhi pasien dan membantu sesuai dengan
kebutuhannya. Walaupun hubungan perawat dan klien merupakan hubungan timbal balik, tetapi
kebutuhan klien selalu di utamakan. Perawat sebaiknya mempunyai sumber kepuasan dan rasa aman yang
cukup, sehingga tidak menggunakan klien untuk kepuasan dan keamanannya.
Jika perawat mempunyai konflik, ketidakpuasan, sebaiknya perawat menyadari dan mengklarifikasi agar
tidak mempengaruhi keberhasilan hubungan perawat dan klien. Dengan menyadari sistem nilai yang
dimiliki perawat, misalnya kepercayaan, seksual, ikatan keluarga, perawat akan siap mengidentifikasi
situasi yang bertentangan dengan sistem nilai yang dimiliki.
Perawat melakukan klarifikasi terhadap nilai-nilai yang diyakini yang mendasari sikap dan tingkah
lakunya, misalnya nilai kebersamaan, kekeluargaan, religi, kebersihan, keindahan, dan lain-lain.

3. Eksplorasi Perasaan/ (feeling exploration)


Perawat harus mampu mengekspresikan perasaan secara jujur. Hal ini penting dalam rangka
meningkatkan kesadaran kita terhadap perasaan yang disadari atau tidak yang dapat berpengaruh terhadap
keberhasilan hubungan dengan klien dan dapat menggunakan dirinya secara terapeutik. Jika perawat
terbuka pada perasaannya maka ia mendapatkan dua informasi penting yaitu bagaimana responnya pada
klien dan bagaimana penampilannya pada klien. Sewaktu berbicara dengan klien, perawat harus
menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.

4. Perawat sebagai model peran (nurses as role model)


Perawat sebagai role model maksudnya adalah perawat harus menjadi contoh yang baik bagi klien.
Perawat dengan nilai-nilai yang dimilikinya harus bersikap dan bertingkah laku yang dapat dicontoh
secara baik oleh klien. Peran ini harus disadari oleh perawat sehingga perawat harus selalu mengontrol
perilakunya.
Perawat yang mempunyai masalah pribadi, seperti ketergantungan obat, hubungan interpersonal yang
terganggu, akan mempengaruhi hubungannya dengan klien. Perawat yang efektif adalah perawat yang
dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, distres atau
pengingkaran dan memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat. Perawat diharapkan
bertanggung jawab atas perilakunya, sadar akan kelemahan dan kekurangannya.

7
5. Berorientasi untuk kepentingan orang lain (altruism)
Perawat harus berorientasi untuk kepentingan orang lain, bukan dirinya sendiri. Perawat dapat
meningkatkan kesadaran diri secara terus-menerus untuk menyelami masalah klien dan berpikir untuk
selalu berbuat baik kepada klien. Segala aktivitas yang dilakukan perawat adalah kepentingan
kesembuhan klien atau mencapai tujuan yang diinginkan klien dan dikatakan helper bagi klien. Secara
benar bahwa seseorang selama hidupnya membutuhkan kepuasan dan penyelesaian dari kerja yang
dilakukan. Tujuannya mempertahankan keseimbangan antara kedua kebutuhan tersebut.

6. Etik dan Tanggungjawab/ Ethic dan responsibility


Perawat harus mengedepankan nilai-nilai dan etika yang disadarinya serta menunjukkan tanggung jawab
yang tinggi.
Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat memberikan berupa kesadaran akan petunjuk untuk
melakukan tindakan. Kode untuk perawat umumnya menampilkan penguatan nilai hubungan perawat-
klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang merupakan rujukan untuk semua perawat dalam
memberikan penguatan untuk kesejahteraan pasien dan tanggung jawab sosial. Pilihan etik bertanggung
jawab dalam menentukan pertanggung jawaban, risiko, komitmen dan keadilan.
Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab untuk merubah perilaku. Dimana
harus diketahui batasan dan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesadaran diri perawat merupakan dasar utama dalam membina hubungan terapeutik dengan klien
dengan mempelajari Joharry Window dan penjelasan Devito mengenai konsep Kesadaran diri cara
meningkatkannya dan hal-hal yang harus diperhatikan perawatan dalam hubungan Kesadaran
Intrapersonal dalam Hubungan Interpersonal.

3.2 Saran
Tingkatkanlah kesadaran diri dengan Penggunaan Diri secara Terapeutik dan Analisis diri Perawat
tersebut, karena kesadaran diri itu sangatlah penting bagi seorang perawat.

9
DAFTAR PUSTAKA
Tri Anjaswarni, 2016. Komunikasi Dalam Keperawatan.Jakarta Selatan. EGC

10

Anda mungkin juga menyukai