Anda di halaman 1dari 9

Komunikasi

Terapeutik Pada Klien


di ICU
Anggota : Faradila Putri Nirmala (191FK03102)
Puji Nabila (191FK03112)
Sinta Fauziah Astuti (191FK03113)
Tia Priliantini (191FK03114)
Yeni Sumiyati (191FK03104)
Komunikasi dengan Klien di ICU
Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu
komunikasi dengan menggunakan teknik komunikasi
khusus/teurapetik dikarenakan fungsi sensorik dan motorik
pasien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus
dari luar tidak dapat diterima klien dan klien tidak dapat
merespons kembali stimulus tersebut.
Dasar pengelolaan pasien di ruang ICU adalah dengan
pendekatan multidisiplin tenaga kesehatan yang akan
memberikan kontribusi sesuai dengan bidang keahliannya
dan akan saling bekerja sama di dalam tim yang dipimpin
oleh seorang dokter intensif sebagai ketua tim. 1
Fungsi Komunikasi Terapeutik dengan Klien di
ICU
Komunikasi dengan klien dalam proses keperawatan memiliki
beberapa fungsi, yaitu:

1. Mengendalikan perilaku
2. Perkembangan motivasi
3. Pengungkapan emosional
4. Informasi

2
Cara berkomunikasi dengan klien yang tidak
sadar
Adapun teknik yang dapat terapkan, meliputi :
 Menjelaskan
 Memfokuskan
 Memberikan Informasi
 Mempertahankan ketenangan
Pada dasarnya komunikasi yang akan dilakukan pada pasien
tidak sadar adalah komunikasi satu arah. Untuk komunikasi yang
efektif dengan kasus seperti ini, keefektifan komunikasi lebih
diutamakan kepada perawat sendiri, karena perawat lah yang
melakukan komunikasi satu arah tersebut . 3
Prinsip-prinsip berkomunikasi
dengan klien di ICU
Pada saat berkomunikasi dengan klien yang tidak sadar, hal-hal berikut
perlu diperhatikan, yaitu:
1. Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien, karena ada
keyakinan bahwa organ pendengaran merupakan organ terkhir yang
mengalami penurunan penerimaan, rangsangan pada klien yang tidak sadar.
Klien yang tidak sadar seringkali dapat mendengar suara dari lingkungan
walaupun klien tidak mampu meresponnya sama sekali.
2. Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat.
Usahakan mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan
memperhatikan materi ucapan yang perawat sampaikan dekat klien.
3. Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat
menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan
penurunan kesadaran.
4. Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu 4
klien fokus terhadap komunikasi yang perawat lakukan.
Tahap komunikasi dengan klien di ICU
Komunikasi terapeutik terdiri atas 4 fase, yaitu fase pra interaksi, fase orientasi,
fase kerja dan fase terminasi. Setiap fase atau tahapan komunikasi terapeutik
mencerminkan uraian tugas dari petugas, yaitu:
• Fase Prainteraksi
Pada fase prainteraksi ini, petugas harus mengeksplorasi perasaan, fantasi dan
ketakutan sendiri.
• Fase Orientasi
Fase ini meliputi pengenalan dengan pasien, persetujuan komunikasi atau kontrak
komunikasi dengan pasien, serta penentuan program orientasi.
• Fase kerja / lanjutan
Pada fase kerja ini petugas perlu meningkatkan interaksi dan mengembangkan faktor
fungsional dari komunikasi terapeutik yang dilakukan.
• Fase terminasi
Fase terminasi ini merupakan fase persiapan mental untuk membuat perencanaan
tentang kesimpulan pengobatan yang telah didapatkan dan mempertahankan batas
hubungan yang telah ditentukan.

5
Karakteristik Perawat ICU
Karakteristik Perawat yang bekerja di lingkungan keperawatan intensif
meliputi:
1. Mengelola pasien mengacu pada standar keperawatan intensif dengan
konsisten
2. Menghormati sesama sejawat dan tim lainnya
3. Mengintegrasikan kemampuan ilmiah dan ketrampilan khusus serta diikuti
oleh nilai etika dan legal dalam memberikan asuhan keperawatan
4. Berespon secara terus menerus dengan perubahan lingkungan
5. Menerapkan ketrampilan komunikasi secara efektif
6. Mendemonstrasikan kemampuan keterampilan klinis yang tinggi
7. Mengembangkan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga
8. Berpikir kritis 6
Peran perawat pada klien Kritis

Keperawatan kritis adalah suatu bidang yang


memerlukan perawatan pasien yang berkualitas tinggi
dan komprehensif. Untuk pasien yang kritis, waktu
adalah sesuatu hal yang vital. Proses keperawatan
memberikan suatu pendekatan yang sistematis,
dimana perawat keperawatan kritis dapat
mengevaluasi masalah pasien dengan cepat . Peran
perawat pada klien kritis yaitu advokat, care giver,
kolabolator, peneliti, koordinator dan konsultan.
7
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai