PEMBAHASAN
teknik komunikasi dan isi komunikasi, tetapi yang sangat penting adalah
kebalikannya.
menghadap klien dengan jujur dan terbuka yaitu sikap tubuh dan wajah
menghadap ke klien. Arti dari posisi ini adalah "Saya siap untuk Anda".
3
klien, karena perawat bisa secara langsung menatap klien pada saat
berbicara
level yang sama atau sejajar berarti menghargai klien dan mengatakan
untuk kelompok atau budaya tertentu menatap orang yang lebih tua atau
lawan jenis saat berbicara termasuk tidak sopan (Chalanda, M., 1995).
Perawat harus sensitif terhadap keadaan ini. Pada saat berbicara dengan
anak sampai posisi mata perawat dan klien sejajar (Wong, D. L., 1995).
Perlu diingat bahwa kontak mata sangat penting sekali dilakukan di awal
Jika perawat hanya duduk dengan posisi badan tegak lurus, perawat akan
terkesan kaku atau tidak rileks. Posisi ini akan memengaruhi interaksinya
klien
4
Keempat, mempertahankan sikap terbuka. Tidak melipat kaki atau
menjaga privasi klien dan rasa nyaman bagi klien sangat penting dalam
klien. Jika perawat merasa tegang maka klien akan ikut tegang karena
mendengar dengan telinga, pikiran dan perasaan perawat tentang apa yang
B. Dimensi Respon
Dimensi respons sangat penting pada awal berhubungan dengan
klien karena berpengaruh pada interaksi selanjutnya (Stuart, G.W., 1998).
Dimensi respons ini terdiri dari respons perawat yang kesejatian/ikhlas,
empati, respek/menghargai dan konkret.
1. Kesejatian/ikhlas
5
Saat memberikan pelayanan keperawatan/kesehatan seharusnya
dengan sikap tulus dan jujur serta selalu aktif dalam memberikan
6
apa yang semestinya harus dikerjakan sesuai dengan teori yang ada
waktu. Apa yang akan disampaikan menjadi tidak lengkap dan tidak
harus dilihat dari sisi yang sesungguhnya, dan kalaupun klien perlu
2. Empati
Mengerti perasaan klien saat menghadapi masalah tanpa larut di
7
Perawat sebatas mengerti perasaan klien tanpa menunjukkan respons
(Suryani, 2006).
8
f. Berkonsentrasi memperhatikan kesan verbal dan nonverbal untuk
yang mengganggu.
sebagai berikut.
pribadi.
3. Respek
Merupakan sikap yang peduli dan menghargai terhadap semua
9
melayani klien. Apapun sikap yang ditampilkan klien, perawat selalu
berikut.
d. Memahami keunikan.
4. Konkret
Pembahasan yang dilakukan perawat akan masalah klien harus
10
perkataan yang jelas, akurat, tidakmembingungkan, dan mudah
dimengerti. Hal ini berarti mendiskusikan apa yang terjadi pada klien
saat ini hingga pada titik akhir kesimpulan yang mengarah pada situasi
11
Perawat hanya berkepentingan ingin mendapatkan data akurat dan
untuk lebih fokus pada masalah yang dihadapi. Hal ini terjadi karena
(Suryani, 2006).
C. Dimensi Tindakan
Dimensi tindakan menurut Stuart dan Sundeen I(dnlam Purba, IM,
membuka diri, katarsis emosional dan bermain peran. Dimensi ini harus
12
1. Konfrontasi
Merupakan pengekspresian perawat terhadap perilaku klien yang
perilaku yang merusak destruktif pada diri klien agar klien menyadari
bahwa perilaku yang baru dilakukan tadi merugikan baik diri sendiri,
apabila terdapat:
13
dengan harapan, maka keadaan yang kurang baik itu diperjelas
Contoh:
Contoh:
14
"Penyakit keluarga Ibu/Bapak tak akan kunjung sembuh apabila
lain."
15
c. Minta untuk bertindak dan berperilaku yang asertif.
yang positif atau bertindak arif dan bijaksana, karena apa yang
Contoh:
"Saya hari ini senang sekali melihat Ibu sudah bisa latihan
duduk."
16
"Dengan kondisi lantai yang tampak bersih, saya yakin penyakit
keluarga Ibu cepat sembuh karena tidak ada lagi sumber infeksi
tenang."
2. Kesegeraan
Merupakan perasaan yang sensitif terhadap orang lain. Kesegeraan
perawat bertindak secepat mungkin dan saat itu juga untuk mengatasi
17
memenuhi kebutuhan klien dengan segera tanpa menunda-nunda lagi
selagi tidak ada sesuatu yang lebih darurat. Sensitivitas ini terjadi jika
perawat dan klien adalah tidak adanya sensitivitas pada diri perawat
akan permasalahan dan perasaan klien. Ketika ada klien minta tolong
18
klien. Hal inilah yang akan menyebabkan klien menjadi cemas, tidak
3. Membuka Diri
Keterbukaan perawat tidak diartikan bahwa perawat akan
19
sesuai dengan apa yang ingin klien dengarkan? Atau apakah klien
lebih asertif dan terkontrol. Oleh karena itu, untuk menjadikan klien
lebih asertif, perawat harus lebih terbuka tentang dampak yang akan
yang konstruktif.
Contoh:
dan saya lebih khawatir lagi kalau infeksi menjalar ke seluruh tubuh,
serta infus bila tidak bisa jalan Ibu masih kekurangan cairan dan saya
yang pada akhirnya tujuan rehidrasi tidak tercapai sesuai dengan yang
dinginkan.
20
sehingga pencapaian rehidrasi sesuai dengan harapan klien dan
perawat klien.
4. Emosional Katarsis
Klien didorong untuk membicarakan hal-hal yang sangat
itu sendiri. Menurut Stuart & Sundeen dalam Suryani (2006), dalam
21
mengekspresikan keluhannya secara alami dan sistematis. Contoh:
5. Bermain Peran
Kegiatan bermain peran pada tatanan pelayanan keperawatan
dilanjurkan klien, bila hanya diberi tahu secara lisan saja, daya
klien untuk mencoba situasi baru dalam lingkungan yang aman (Stuart
22