Anda di halaman 1dari 11

BAB III

PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi dukacita

klien: apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperlihatkan melalui

perilaku. Kadang-kadang, dalam menghadapi klien yang berduka, intervensi

sebenarnya terjadi selama pengkajian. Beberapa percakapan yang merupakan

bagian pengkajian sebenarnya menjadi intervensi ketika klien memahami dengan

lebih baik apa yang ia pikir dan rasakan. Tiga area utama yang perlu dikaji:

1. Persepsi yang adekuat tentang kehilangan

Pengkajian harus dimulai dengan mengkaji persepsi klien tentang

kehilangan; apa arti kehilangan bagi klien? Pertanyaan ini mungkin memiliki

jawaban yang berbeda-beda dan harus dianggap sebagai intervensi yang

penting dalam proses berduka. Pertanyaan lain yang mengkaji persepsi atau

makna serta mendorong klien untuk menjalani proses berduka mencakup:

 Apa yang klien pikirkan dan rasakan tentang kehilangan?

 Bagaimana kehilangan akan berdampak pada kehidupan klien?

 Informasi apa yang perlu diklarifikasi atau diberikan kepada klien?

Mengkaji "apa yang perlu diketahui" dari klien dengan bahasa yang

jelas dan mudah dipahami dapat membuat klien mengungkapkan persepsi

34
35

yang mungkin memerlukan klarifikasi. Hal ini terutama tepat untuk individu

yang mengantisipasi suatu kehilangan, misalnya individu yang menderita

penyakit terminal. Perawat harus menggunakan pertanyaan terbuka dan

membantu mengklarifikasi persepsi klien yang keliru.

2. Dukungan yang adekuat ketika berduka akibat kehilangan

Pengkajian yang bertujuan tentang sistem pendukung klien adalah cara

membantu klien yang berduka untuk menyadari sumber-sumber di

sekelilingnya yang dapat memenuhi kebutuhan emosional dan spiritual klien

akan rasa aman dan cinta. Perawat dapat membantu klien mengidentifikasi

sistem pendukungnya dan mendapatkan serta menerima apa yang mereka

tawarkan.

Perawat: "Siapa di dalam hidup Anda yang harus atau akan benar-

benar ingin mengetahui apa yang Anda baru dengar dari dokter?" (mencari

informasi tentang dukungan situasional bagi klien)

Klien: "Oh, sebenarnya saya hidup sendiri. Saya tidak menikah dan

tidak memiliki kerabat di kota ini."

Perawat: "Tidak seorang pun akan peduli tentang kabar ini?"

(menyatakan keraguan)

Klien: "Oh, mungkin seorang teman yang saya telepon. sesekali."

3. Perilaku koping yang adekuat selama proses

Perilaku klien mungkin memberi perawat informasi yang paling

mudah dan kongkret tentang keterampilan koping klien. Perawat harus cermat
36

mengamati perilaku klien pada berbagai waktu tertentu dalam proses berduka,

jangan pernah berasumsi bahwa klien berada pada fase tertentu. Perawat harus

menggunakan keterampilan komunikasi yang efektif untuk mengkaji

bagaimana perilaku klien menjadi gambaran koping serta apa yang ia rasakan

dan pikirkan.

Perawat: "Anda pasti sangat kecewa dengan kabar yang Anda terima

dari dokter hari ini." (observasi dilakukan dengan mengasumsikan perilaku

klien menangis sebagai perilaku yang diharapkan akibat kehilangan dan

berduka)

Klien: "Saya tidak akan menjalani operasi. Anda salah

orang."(menggunakan penyangkalan sebagai koping)

Perawat juga harus mempertimbangkan beberapa pertanyaan lain

ketika mengkaji keadekuatan koping klien. Bagaimana individu menghadapi

kehilangan sebelumnya? Bagaimana individu saat ini mengalami gangguan?

Bagaimana pengalaman saat ini dibandingkan pengalaman sebelumnya? Apa

yang klien rasakan sebagai masalah dan apakah hal itu berhubungan dengan

ide yang tidak realistis

B. Diagnosis Keperawatan

Lynda Carpenito (1995), dalam Nursing Diagnoses: Application to

Clinical Practice, menjelaskan tiga diagnosis keperawatan untuk proses berduka:


37

 Dukacita, yang berhubungan dengan kehilangan yang aktual atau

dipersepsikan, seperti kehilangan fisiologis (mis, kehilangan satu ekstremitas),

didefinisikan sebagai proses yang normal dalam pengalaman manusia akan

kehilangan.

 Dukacita, Adaptif, yang berhubungan dengan kehilangan yang aktual atau

dipersepsikan, didefinisikan sebagai respons terhadap kehilangan yang

diharapkan atau diantisipasi.

 Dukacita, Maladaptif, yang berhubungan dengan (faktor tertentu)

didefinisikan sebagai proses pengalaman kehilangan dengan penyulit. Berduka

dengan penyulit dibahas.

C. Intervensi

Untuk mencegah terjadinya berduka yang berkepanjangan, perawat

melakukan intervensi yang adekuat pada pasien yang mengalami kehilangan.

Pasien yang dapat melalui tahap berduka pada akhirnya memasuki tahap

penerimaan dan dapat mengakhiri proses berduka.

Tujuan tindakan keperawatan untuk pasien dengan kehilangan dan berduka,

adalah pasien mampu melalui proses berduka dan menerima kehilangan. Tindakan

keperawatan untuk pasien dengan kehilangan dan berduka.


38

Tabel 3.1 Tindakan Keperawatan untuk pasien dengan kehilangan dan berduka

TAHAP TINDAKAN KEPERAWATAN


Mengingkari  Jelaskan prosedur berduka.
 Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
perasaanya.
 Secara verbal dukung pasie, tetapi jangan dukung
pengingkaran yang dilakukan.
 Jangan bantah pengingkaran pasien, tetapi sampaikan
fakta.
 Contoh :”Pemakaman dilakukan pukul 15.00 ini.”
 Duduk di samping pasien.
 Teknik komunikasi diam dan sentuhan.
 Perhatikan kebutuhan dasar pasien.

Marah  Dorong dan beri waktu kepada pasien untuk


mengungkapkan kemarahan secara verbal tanpa
melawan dengan kemarahan.
 Bantu pasien atau keluarga untuk mengerti bahwa
marah adalah respons yang normal karena merasakan
kehilangan dan ketidakberdayaan.
 Fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan keluarga.
 Hindari menarik diri dan dendam karena
pasien/keluarga bukan marah pada perawat.
 Tangani kebutuhan pasien pada segala reaksi
kemarahannya.

Tawar-menawar  Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa bersalah dan


rasa takutnya.
 Dengarkan dengan penuh perhatian.
 Ajaka pasien bicara untuk mengurangi rasa bersalah
dan ketakutan yang tidak rasional.
 Berikan dukungan spiritual.
Depresi  Identifikasi tingkat depresi dan bantu mengurangi rasa
bersalah.
 Berikan kesempatan kepada pasien untuk
mengekspresikan kesedihannya.
39

 Berikan nonverbal dengan cara duduk disamping


pasien dan memegang tangan pasien.
 Hargai perasaan pasien.
 Bersama pasien bahas pikiran negatif yang sering
timbul.
 Latih pasien dalam mengidentifikasi hal positif yang
masih dimiliki.
Pemeriksaan  Bantu pasien dalam menidentifikasi rencana kegiatan
yang akan dilakukan.
 Bantu keluarga dan teman pasien untuk dapat mengerti
penyebab kematian.
 Jika keluarga mengikuti proses pemakaman, hal yang
dapat dilakukan adalah ziarah (menerima kenyataan),
melihat foto-foto proses pemakaman.
 Urus surat-surat yang diperlukan, seperti pension,
menutup buku tabungan.

Contoh percakapan yang ditampilkan berfokus pada kehilangan orang yang

dicintai, contohnya ketika seseorang kehilangan anak. Perawat telah mengetahui

nama keluarga yang mengalami kehilangan karena anaknya meninggal. SP berikut ini

dapat digunakan sesuai dengan kondisi keluarga.

SP 1-KELUARGA: RESPONS MENGINGKARI TERHADAP KEMATIAN

ANAK

ORIENTASI

"Selamat pagi/sore, Bapak Tono. Saya perawat Tuti. Bagaimana perasaan Bapak

sekarang? Saya akan menemani Bapak sampai ke makam. Apakah Bapak mau

menyampaikan sesuatu?"

KERJA
40

"Bapak mau minum? Saya ambilkan, Bagaimana dengan makan? Coba sedikit, ya

Pak agar Bapak tidak lemas." Jjka pasien mau ke makam, temani dan hadirkan fakta-

fakta.)

TERMINASI

"Setelah kembali dari makam, bagaimana perasaan Bapak? Bapak tampak masih

sedih. Saya akan pulang dulu. Usahakan Bapak makan, minum, dan istirahat. Nanti,

dua hari lagi saya akan datang. Sampai jumpa."

SP2-KELUARGA: RESPONS MARAH TERHADAP KEMATIAN ANAK

ORIENTASI

"Selamat pagilsore. Saya perawat Tuti. Tampaknya Bapak sedang kesal. Bapak

dapat ceritakan. Saya akan menemani Bapak selama 20 menit."

KERJA

"Apa yang membuat Bapak kesal? Apa yang Bapak rasakan saat kesal dan apa yang

telah Bapak lakukan? Baik, ada beberapa cara untuk meredakan kekesalan Bapak,

yaitu tarik napas dalam, istigfar, berwudu, salat, dan bercakap-cakap. Bapak punya

hobi olahraga? Nah, itu juga dapat Bapak lakukan."

TERMINASI

''Nah, kalau masih muncul rasa kesal, coba lakukan cara yang telah kita bahas tadi.

Mau coba cara yang mana? Mau dijadwalkan? Baiklah, dua hari lagi kita bertemu

lagi. Sampai jumpa."


41

SP 3-KELUARGA: RESPONS TAWAR-MENAWAR TERHADAP

KEMATIAN ANAK

ORIENTASI

"Selamat pagi!sore. Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Apakah Bapak sudah

melakukan cara yang saya ajarkan untuk mengurangi perasaan kesal Bapak?

Dapatkah kita berbicara tentang perasaan Bapak sekarang? Kita bicara 15 menit saja.

Di mana kita bicara? Di ruang ini saja?"

KERJA

"Saya dapat memahami perasaan Bapak, Silakan bercerita tentang perasaan Bapak.

Tidak ada yang dapat kita salahkan, Pak. Saya mengerti, sulit bagi Bapak untuk

menerima kehilangan ini. Bagus, '"Bapak menyadari perasaan yang sudah

diungkapkan karena semua ini adalah kehendak Allah. Apabila perasaan bersalah dan

takut itu muncul kembali, Bapak dapat berzikir, salat, atau melakukan kegiatan

ibadah yang lain. Bagaimana, Pak? Apakah Bapak akan coba lakukan?"

TERMINASI

"Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bicara? lya, Pak. Bapak terus berdoa ya.

Silakan bercerita dengan anggota keluarga. Bagus, Bapak sudah dapat

mengungkapkannya. Nanti Bapak dapat berzikir dan istigfar setiap saat dan saat rasa

bersalah itu muncul kembali. Bapak, dua hari lagi saya akan datang. Kita akanbicara

tentang perasaan Bapak. Saya pamit dulu ya, Pak. Sampai jumpa."
42

SP 4 - KELUARGA: RESPONS DEPRESI TERHADAP KEMATIAN ANAK

ORIENTASI

"Selamat pagi/sore. Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Apakah ada yang ingin

Bapak ceritakan pada saya? Hari ini kita berbicara tentang kegiatan positif yang dapat

Bapak Tono lakukan. Berapa lama kita bicara, Pak?"

KERJA

"Balklah, Pak. Saya ckan duduk di sebelah Bapak dan menemani Bapak. Saya slap

mendengarkan apabila oda yang ingin disampaikon. Bapak boleh menangis, Jangan

ditahan. Bapak punyd hak untuk menangis. Dengan menangis, akan ada perasoan

lega. Bapak, saya dapat merasakan apa yang sedang Bapck rasakon. Bapak dapat

menggunakan kesempatan yang ada dengan bercckap cakap dengan anggota keluarsa

seperti anck Bapak yang dua logl, istri bapak." (Mulai membawa ke realitas aspek

positif.) "Bapak dopat berbicara dengan tetanggo yang mempunyai pengalaman soma

seperti Bapak. Sekarans, bagaimana kalau kita berdiskusi tentang kegiatan positif

yang Bapak lakukan? Mulai dari yang Bapak blasa lakukan di rumah maupun

keglatan lain di luar rumah. Bogaimana kalau kita buat daftar kegiatan yang dopat

Bapak lakukan? Wow, banyak sekall keglatan yang dapat Bapak lakukan.

TERMINASI

"Bapak, bagaimana perasaan Bapak setelah kita bicara? lya, benar, masih banyak

yang dapat Bapak lakukan. Bapak dapat melakukan kegiatan yang tadi sudah kita

bahas. Saya percaya Bapak bisa. Saya pamit ya, Pak. Dua hari lagi saya akan datang
43

untuk membicarakan tentang perasaan Bapak. Kira-kira jam berapa saya boleh

datang? Baik, Pak. Sampai jumpa."

SP 5-KELUARGA: RESPONS PENERIMAAN TERHADAP KEMATIAN

ANAK

ORIENTASI

"Selamat pagi/sore. Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Seperti janji saya dua hari

yang lalu, sekarang saya datang untuk berbicara tentang perasaan Bapak. Bagaimana

kalau kita bicara di sini?30 menit saja, setuju Pak?"

KERJA

"Bapak tampak senang dan sangat berbeda dengan dua hari yang lalu. Saya dengar

Bapak sudah banyak melakukan aktivitas. Bagus. Kegiatan apa lagi yang sudah

Bapak rencanakan untuk mengisi waktu? Saya percaya Bapak dapat kembali

semangat dalam mengisi kehidupan ini. Kapan Bapak mau mengurus surat asuransi,

buku tabungan, atau surat penting lainnya? Kapan Bapak akan berziarah ke makam

anak Bapak? Bapak sudah melihat foto-foto proses pemakaman anak Bapak? Ya,

Bapak tampak sudah semangat lagi."

TERMINASI

"Eapak. tidak terasa kita sudch lama berbicara. Bagaimana perasoan Bapok

Syukuriah. Bapak jangan lupa dengan Jaawal aktivitas dan waktu untuk mengurus

surat-surat penting anak Bapak. Saya pamit ya, Pak. Sampai jumpa.
44

D. Implementasi Tindakan Keperawatan

E. Evaluasi

Evaluasi kemajuan bergantung pada tujuan yang ditetapkan untuk klien.

Tinjauan tugas dan fase berduka dapat bermanfaat dalam membuat pernyataan

tentang status klien pada setiap waktu.

Anda mungkin juga menyukai