Anda di halaman 1dari 7

"MENYAMPAIKAN BERITA BURUK"

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK


Menurut as Hornby (1974) terapeutik adalah merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan
seni dari penyembuhan. Disini dapat diartikan bahwa terapetik adalah segala sesuatu yang
memfasilitasi proses penyembuhan.
Mampu terapeutik berarti seseorang mampu melakukan atau mengkomunikasikan perkataan,
perbuatan, atau ekspesi yang memfasilitasi proses penyembuhan.

Tujuan dari hubungan terapeutik adalah ( Stuart dan Sundeen, 1995 ) :


1. Kesadaran diri, penerimaan diri, dan meningkatnya kehormatan diri
2. Identitas pribadi yang jelas dan meningkatnya integritas pribadi
3. Kemampuan untuk membentuk suatu keintiman, saling ketergatungan, hubungan
interpersonal dengan kapasitas member dan menerima cinta
4. Mendorong fungsi dan meningkatkan kemampuan terhadap kebutuhan yang memuaskan dan
mencapai tujuan pribadi yang realistis.
Fase Hubungan Terapeutik Perawat – Klien
Karekteristik vital dari hubungan perawat dan klien adalah membagi tingkah laku, pikiran
dan perasaan.
Coad Denton ( Stuart dan Sundeen, 1995 ) menggambarkan keintiman dalam penggunaan
proses keperawatan untuk mendukung klien yaitu saat mereka mengeksplorasi kebutuhannya,
penyelesaian masalah, dan bagaimana memperoleh kemampuan koping yang baru.
Empat fase dari proses hubungan terapeutik perawat – klien :
a. Fase preinteraksi
b. Fase orientasi
c. Fase kerja
d. Fase terminasi

B. PENGERTIAN BERITA BURUK


Berita buruk adalah sebuah berita yang kurang menyenangkan untuk didengar, dan
mungkin juga dapat merubah sikap seseorang yang mendapatkan berita tersebut.

KASUS I
Anda adalah perawat yang bertugas di bangsal penyakit dalam. Disana terdapat seorang ibu
santi, 35 tahun mempunyai 2 orang anak berumur 4 dan 6 tahun. Suaminya bapak andi
berusia 37 tahun. Ibu santi hari ini sedang menunggu hasil biopsy tentang keluhan payudara
kanannya. Ternyata dari hasil biopsy didapat keterangan bahwa ibu santi positif terkena
kanker dan dari rapat tim medis. Tindakan operasi adalah tindakan yang menjadi prioritas
utamanya.
KASUS II
Yani, Mahasiswa 23 tahun dibawa kebagian gawat darurat karena kecelakaan lalu lintas yang
cukup hebat, yang pada akhirnya jiwanya tidak tertolong lagi. Keluarganya menunggu
diruang tunggu, bagaimana anda seorang perawat menghadapi permasalahan ini.
Satu dari tugas – tugas yang paling berat bagi seorang perawat adalah menyampaikan berita
buruk. Sebagai contoh : “Pak Amin, Saya mempunyai kabar buruk, dari hasil biopsy
menyatakan anda positif terkena kanker”. Atau oleh karena buruknya kondisi pasien dan
walaupun anda sudah melakukan semua usaha maksimal anda, pada akhirnya pasien
meninggal. Tugas anda memberitahukan istri, ibu atau ayah pasien. Bagaimana anda
menyatakan kepada keluarga pasien tentang hal tersebut.

Beberapa akan menolak untuk menyampaikan berita buruk seperti ini, lebih lagi sangat
sedikit training agar perawat mampu menghilangkan kemampuan mereka dalam
menyampaikan berita buruk. Lebih dari itu baik siswa ataupun perawat klinik juga
menyampaikan berita buruk, sehingga ketrampilan dalam menyampaikan berita buruk ini
perlu untuk lebih diasah. Di bawah ini akan di bahas langkah – langkah bagaimana
menyampaikan berita buruk.
Persiapan
1. Pahami anda sendiri sebagai perawat dan siapkan diri anda dengan berbagai macam
informasi dan catatan perawat serta catatan medis tentang pasien.
2. Yang paling baik dalam menyampaikan berita buruk adalah dengan bertemu dengan orang
yang kita tuju secara langsung. Akan tetapi kita kadang tidak mempunyai pilihan,
menyampaikan berita buruk melalui telepon. Di tekankan disini, usahakan agar bertemu
secara langsung dengan orang yang kita tuju ketika menyampaikan berita buruk.
Menyampaikan dengan tidak jelas dan menakutkan hendaknya di hindari seperti: ibu lala,
datangilah segera, saya mempunyai sesuatu yang harus saya katakan kepada anda!”
Jika mengerjakan pemeriksaan laboratorium dan mempunyai kemungkinan yang besar yang
akan munculnya berita buruk dari test, maka harus di jadwalkan pertemuan secepat mungkin
setelah hasil pemeriksaan tersebut berita buruk atau baik. Diharapkan ada pertemuan baik
dengan pasien atau juga dengan keluarga ketika hasil pemeriksaan di dapatkan.
3. Mencari tempat yang tenang, meminimalkan distraksi dan memberikan waktu yang cukup
dalam menyampaikan berita. Akan lebih bagus jika perawat menyediakan tempat duduk bagi
perawat dan orang yang akan di ajak bicara. Duduk dan tampakkan bahwa anda memberikan
perhatian dan tidak dalam keadaan yang tergesa – gesa. Cegah berbicara sambil berlari atau
tempat yang tidak semestinya, misal koredor, rumah sakit yang banyak orang. Beritahukan
rekan kerja anda tidak terganggu atau diinterupsi selagi anda menyampaikan berita kepada
pasien. Atur suara anda tampak normal, tidak bergetar, atau grogi.
Membuat hubungan
Buatlah percakapan awal, walaupun anda mungkin mengira bahwa orang yang akan anda
ajak bicara sudah mempunyai firasat apa yang akan anda sampaikan. Beberapa tugas yang
penting dalam bagian ini adalah :
1. Percakapan awal
Perkenalkan diri anda dan orang – orang yang bersama – sama dengan anda. Jika disana
banyak terdapat orang yang belum di ketahui oleh perawat, cari tahu siapa dia.
2. Kaji status resipien (orang yang anda tuju kabar buruk )
Tanyakan kabar atau kenyamanan dan kebutuhannya. Anda perlu mengkaji tentang
pemahaman resipien terhadap situasi. Hal ini akan membantu perawat dalam membuat
transisi dalam menyampaikan kabar buruk dan akan membantu perawat dalam mengkaji
persepsi pasien terhadap keadaan. Perawat bisa menjadi mengutarakan pertanyaan seperti ”
apa yang anda pahami tentang apa yang lebih terjadi ” atau dengan menanyakan “ sesuatu test
itu di lakukan ”

Berbagi berita
Ada kiasan bahwa kabar adalah seperti bom, yang radiasinya dapat mengenai
berbagai semuanya.
1. Bicara pelan, gunakan kalimat yang jelas dan menggunakan kalimat yang ambigu, atau
mempunyai arti ganda.
2. Berikan peringatan awal. Anda bisa mengatakan, “saya takut saya mempunyai kabar yang
kurang bagus bagi anda….
3. Sampaikan berita yang akan disampaikan. Kalimat hendaknya singkat dan hanya beberapa
kalimat singkat dan hanya beberapa kaliamat pendek saja. “hasil biopsy sepertinya tidak
seperti yang kita harapkan, hal tersebut kanker “
Akibat dari berita
1. Tunggu reaksi dengan tenang. Siapkan diri anda dengan hal – hal yang tidak anda
perkirakan. Resipien mungkin menerima dengan berbagai jalan yang tidak di perkirakan.
Reaksi yang mungkin : menangis, menjerit, terdiam, tertawa atau segera menanyakan
pertanyaan – pertanyaan beruntun. Terkadang mereka menampakan diri seolah tidak
mendengar apa yang di sampaikan perawat. Apapun respon resipien, biarkan itu terjadi.
Tunjukkan bahwa diri anda hadir dan sambung dengan situasi yang ada. Jangan coba untuk
mengkompensasikan untuk ketidaknyamanan perawat sendiri dengan berbicara untuk
mengisi situasi ketidaknyamanan anda.
2. Lihat dan dengarkan tanda – tanda, respon perawat yang di inginkan oleh resipien. Tanda
tersebut bisa berupa pertanyaan atau tanda agar perawat menunjukkan respon empati. Respon
hendaknya yang sederhana dan akui adanya respon shock dari resipien. Kajilah respon
resipien dan perawat juga bisa menyampaikan : “saya paham, hal ini sangat sulit bagi anda.
Apa yang ada dalam pikiran anda saat ini.
3. Ikuti dan perhatikan resipien selanjutnya. Beberapa resipien dapat menerima informasi baru
dari pada yang lainnya, validasi reaksi resipien. Kabar buruk terkadung berarti bahwa dunia
baru saja terbalik. Kehilangan mendadak dari sebuah control adalah bagian awal shock. Anda
dapat membantu resipien agar dapat menguasai control dengan menanyakan “ apakah anda
menbutuhkan informasi baru atau kita bisa bicara kemudian “ siapakah yang akan menemani
atau datang bersama anda ?” kebutuhan untuk membangkitkan kemampuan resipien dalam
menguasai control sangat di perlukan dan resipien terkadang membutuhkan bantuan
walaupun hal tersebut kebutuhan yang mendasar. Anda dapat menanyakan bagaimanakah
anda dapat membantu resipien : “apakah ada seseorang yang dapat kita panggil untuk anda ?”
Transisi untuk follow up
1. Jadwalkan pertemuan untuk memfollow up. Buatlah rencana yang konkret untuk follow up
secepat mungkin. Pertemuan tidak lanjut ini adalah waktu yang bagus untuk menambahkan
beberapa informasi yang lebih detail dan menanyakan beberapa pertanyaan.
2. Jelaskan posisi anda dalam proses. Jika seandainya anda adalah perawat yang akan merawat
pasien maka jelaskan bahwa anda akan berada disana dan akan merawat pasien, sedang jika
anda harus merefer pasien ke bagian lain, maka jelaskan siapakah yang akan mendampingi
pasien selanjutnya.
3. Seperti halnya perawat memulai, maka andapun juga akan mengakhiri. Akhiri perjumpaan
anda dengan hubungan yang empati dan tunjukan bahwa anda perhatian.
Berikan perhatian dan hormati perasaan dan kebutuhan diri perawat. Sering kali perawat pun
merasa berat hati dan merasa stress ketika menyampaikan kabar buruk. Oleh karena itu
berbagai pengalaman dan perasaan kepada teman sejawat sangat di perlukan dan bisa sebagai
support system bagi perawat sendiri. Berikan waktu bagi diri anda sendiri, berikan waktu
untuk menenangkan diri anda sendiri dengan bermeditasi atau berdoa.

C. KOMUNIKASI PADA KLIEN YANG MENJALANI OPERASI


Operasi atau pembedahan merupakan salah satu prosedur khusus medik yang dapat
atau harus dilakukan sebagai terapi terhadap penyakit atau cidera. Operasi berdasarkan besar
kecilnya, dapat di bedakan menjadi operasi mayor dan minor. Sedangkan tingkat
kedaruratannya dapat di bedakan menjadi operasi terencana(elektif),operasi urgen, dan operas
emergensi (cito). Berdasarkan manfaatnya dapat di bedakan menjadi : diagnosis, misalnya
biopsy, laporoskopi,bronkoskopi,ablatif (mengangkat sebagian tubuh), misalnya,
apendektomi, tiroidektomi, amputasi, reseksi kolon, rekontruktif, misalnya bedah plastic,
fiksasi interna pada fraktur, paliatif, contohnya kolostomi, transplantasi contohnya
transplantasi ginjal, hati. Kornea, sendi, konstruktif sontonya operasi celah bibir.
Terakhir berdasarkan setting operasi, situasi operasi dapat dibedakan menjadi 3
bagian yaitu : Pra operasi, operasi, dan pasca operasi. Ketiga bagian ini memiliki karakteristik
dan tujuan perawatan klien yang berbeda sehingga kegiatan yang dilakukan oleh klien dan
atau komunikasi yang diperluka pada fase ini berbeda satu sama lain. Situasi pra operasi
merupakan situasi yang terjadi pada masa sebelum operasi. Selama kurun waktu ini klien
dipersiapkan untuk menjalanioperasi yang akan dilaksanakan. Masa ini merupakan masa
penting untuk menyiapkan kondisi klien dan menurunkan resiko operasi Masa operasi (inytra
operasi) dimulai saat klien masuk dalam ruiang operasi sampai klien dipindah ke ruang
pemulihan. Pada situasi ini perawat tidak berperan dominan,tetapi bertanggung jawab
memenuhi kebutuhan klien.masa pascaoperasi adalah situasi setelah klien kembali dari ruang
operasi kemudian di tempatkan dirung pemulihan /atau di kembalikan ke ruang perawat. Pada
tahap ini perawat berperan membantu klien memenuhi kebutuhan harian sekaligus
melanjutkan perawatan operasi(bila ada).
Situasi operasi merupakan situasi yang di warnawi suasana stress,baik bagui klien
maupun keluarganya, sehingga perawat dan tenaga kesehatan lain perlu member perhatian
pada upaya mengurangi kecemasan sekaligus menurunkan resiko operasi yang dapat timbul
karena klien tidak kooperatif.
Operasi ,sebagai salah satu bentuk tindakan infasif hanya dapat di lakukan oleh tenaga
propesional dan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan klien dan keluarganya. Oleh
karena itu, komunikasi selama masa operasi (perioperatif) sangat di perlukan. Komunikasi
yang kurang antara petugas kesehatan dan klien dapat mengakibatkan kesalah pahaman,
pemahaman yang rendah tentang operasi, peningkatan kecemasan dan ketakutan,dan
partisipasi klien dan keluarga yang rendah pada situasi operasi.
Peran Perawat Selama Operasi
Masa praoperasi selama masa operasi, perawat berperan dalam mencapai tujuan
keperawatan ,yaitu:
a. Klien secara fisik siap di operasi
b. Klien secara psikologis siap menjalani operasi
c. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengambil posisi miring , batuk,nafas dalam , dan
menjaga luka operasi
d. Klien mengatakan bahwa ia memahami tehnik mengontrol nyeri pasca operasi
e. Klien menjelaskan hal-hal yamg akan terjadi selama masa intra dan pasca operasi
f. Klien akan mempertahankan pemunahan nutrisi dan cairan
Berikut adalah tugas perawat untuk memenuhi berbagai kebutuhan diatas pada masa
praoperasi
a. Menegakkan data dasar dan membuat rencana keperawatan
b. Mengidentifikai kebutuhan klien dan keluarga tentang pengajaran
c. Mengidentifikasi factor resiko pada aspek fisik dan psikososial
d. Mengambil tindakan untuk memaksimalkan keamanan dan kenyamanan fisik dan emosional.
Masa Operasi
Walaupun pada masa operatif peran perwat tidak dominan, tetapi perawat berperan :
a. Memantau respon psikologis pasien
b. Mengatur posisi klien untuk mencegah cidera atu pertumbuhan pada kulit, pernafasan dan
fungsi neuru muskuler
c. Mempertahankan teknik aseptik
d. Perawat dalam masa ini berperan sebagai perawat sirkuler, yang membantu klien mengatur
posisi tubuh, mempersiapkan alat pantau, dan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
selama masa operasi.
e. Pada akhir operasi perawat bertugas menghitung jumlah instrument, benang, dan kassa yang
digunakan selama operasi untuk mencegah benda tertinggal dalam tubuh
Masa Pascaoperasi
Peran perawat dalam masa ini adalah mencegah komplikasi operasi dan anestasi (Dran &
christoph, 1997). Pengkajian dilakukan secara continue dan berkesinambungan. Pemantauan
dilakukan terhadap fungsi pernafasan, kardiovaskular, persyarafan, status luka dan cairan
tubuh. Pemantauan dilakukan hingga kondisi klien stabil dan selanjutnya dapat dilakukan
perawatan harian dan perawatan pascaoperasi (bila ada)
Komunikasi Pada Masa Operasi
Masa Praoperasi
Selama masa praoperasi perawat dapat melakukan komunikasi melalui pendekatan
berikut
a. Mempertahankan hubungan terapeutik untuk memungkinkan klien untuk mengungkapkan
(verbalisasi), rasa takut, rasa cemas dan kuatir klien tentang rencana operasi
b. Menggunakan sentuhan seperlunya untuk menunjukan empati dan kepedulian
c. Menggunakan kemampuan mendengar aktif untuk mengidentifikasi dan memvalidasi respon
verbal dan non verbal yang mengindikasikan ketakutan dan kecemasan
d. Mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan yang umum diajukan klien, seperti
“Apakah nanti saya dalam keadaan sadar?”, “Berapa lama operasi akan berlangsung?”,
“Dimana keluarga saya berada saat itu?”, “Apakah setelah operasi saya akn merasa nyeri?”,
“Perlukah saya mendapat tranfusi darah?”, “Berapa luas luka operasi nantinya?”, “Apakah
saya boleh bekerja dan sebagainya ?”.
Hal yang perlu di perhatikan dalam member dukungan adalah menghindari kegunaan
ungkapan yang member keterangan palsu seperti:tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja,
dan sejenisnya karena hal ini merupakan bentuk pengikaran terhadap kebutuhan emosional,
memutus komunikasi terapeutik, dan mungkin saja ungkapan tersebut tidak benar.
Bentuk komunikasi yang juga penting adalah penyuluhan karena klien dan
keluarganya perlu mengatahui situasi opersi nantinya, hal yang di rasakan klien, tehnik
mengurangi nyeri, dan tindakan fisik yang di perluka untuk menjegah komplikasi dan
mempercepat persembuhan.
Bentuk penyuluhan yang perlu di komunikasikan pada klien yang mendapat klien
tentang praoperasi antara lain
a. Aktivitas fisik
 Nafas dalam
 Batuk
 Alih baring
 Latihan ekstremitas
b. Managemen nyeri
 Penggunaan obat – obatan
 Pengaturan waktu penggunaan obat
 Pengaturan posisi
c. Persiapan fisik
 Puasa
 Penggunaan obat tidur
 Pengisian check list
 Pra operasi
d. Kunjungan anetesiolog
e. Pengunjung dan ruang tunggu
 Gambaran tentrang posisi keluarga dan tindakan yang dapat mereka lakukan
Masa Operasi
Pada masa operasi perawat berkomunikasi dengan klien sebagai upaya melakukan
pengecekan terhadap[ persiapan klien baik secara personal, juga terhadap alat dan obat yang
diperlukan (bila ada pada klien). Komunikasi juga dilakukan dengan member dukungan pada
klien dan mengurangi kecemasan yang mungkin timbul selama masa operasi.
Pada masa ini komunikasi mungkin kurang intens, terutama bila klien mendapat
anestesi umum yang menurunkan kemampuan motorik dan sensorik klien.
Masa Pascaoperasi
Komunikasi pada masa ini dapat dilkukan segera setelah klien berada diruang pulih –
sadar. Komunikasi verbal mulai dilkukan oleh perawat waalupun klien belum sadar
sepenuhnya. Teknik komunikasi non verbal, seperti menggunakan sentuhan, penting artinya
untuk meningkatkan kepercayaan diri klien. Komunikasi yang dilakukan dapat berupa
pemberian umpan balik positif dan pengajaran :
a. Keluhan dan respon fisiologi tubuh
b. Luka operasi dan penggantian balutan
c. Sensasi
d. Penggunaan obat – obatan
e. Latihan gerak dan aktivitas fisik lain
f. Staf ruang pemulihan
g. Pemantauan oleh perawat
h. Penggunaan cairan intra vena dll.

DAFTAR PUSTAKA
Nurjannah, Intansari, S. Kep. 2005. Komunikasi Keperwatan : Dasar – dasar Komunikasi
Bagi Perawat. Yogyakarta : Mocomedica
Tamsuri, Anas, S.Kep Ns. 2006. Buku Saku Komunikasi Dalam Keperwatan. Jakarta : EGC
Tim Penyusun Modul. 2012. Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta : SSG
Ns. Abdul Nasir, S. Kep; Ns. Abdul Muhith, S. Kep., M. Kes; Sajidin, S. Kep.,M. Kes; dan
Wahid Iqbal Mubarak, S. KM. 2009. Komunikasi Dalam Keperawatan Teori Dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai