Berita buruk secara medis didefinisikan sebagai informasi yang menciptakan pandangan
buruk bagi kesehatan seseorang. Berita buruk tersebut dapat menimbulkan perasaan tanpa
harapan pada pasien, ancaman terhadap kesehatan mental dan fisik pasien, atau resiko
mengganggu atau mengacaukan gaya hidup atau keseharian pasien (Wright dkk, 2013).
Menurut Baile dkk (2000), berita buruk dapat didefinisikan sebagai segala informasi yang
secara serius dapat memperburuk pandangan seseorang tentang masa depannya. Sedangkan
menurut Aitini & Aleoti (2006) kabar buruk adalah pengalaman tidak nyaman untuk pemberi
dan penerima kabar.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 96% orang berharap diberi tahu ketika ia
menderita kanker dan 85% berharap mendapat informasi mengenai perkiraan umur
mereka (Baile dkk, 2000).
Di Amerika Utara, prinsip informed consent, otonomi pasien, dan hukum telah
menciptakan kewajiban etika dan hukum yang jelas untuk memberikan informasi
sebanyak yang pasien inginkan tentang penyakit mereka dan pengobatannya. Dokter
tidak mungkin menahan informasi medis bahkan jika mereka tahu itu akan memiliki efek
negative pada pasien (Baile dkk, 2000).
Pada penyakit kronis atau penyakit yang disertai dengan kecacatan yang berat,
sebaiknya dokter memberitahukan kenyataan atau fakta yang ada. Terutama cara adaptasi
yang cepat dan tepat terhadap perubahan hidupnya. Pasien penyakit kronis seharusnya
menerima kenyataan agar mereka lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan
keadaannya. Kecemasan dan rasa takut yang berlebihan tidak saja ditimbulkan dari
penyakit yang diderita, tetapi juga dari tekanan masyarakat yang sering memberikan
symbol tertentu pada penyakitnya (Sukardi dkk, 2007).
Penyakit kanker merupakan penyakit yang sering ditanggapi dengan cara yang
tidak realistis. Pasien yang sering dijauhi oleh masyarakat dan seolah-olah kemtiannya
sudah dekat.
Di dunia kedokteran, terdapat berbagai jenis berita buruk yang hendak disampaikan
kepada pasien. Berikut contoh-contohnya :
Kegagalan operasi
Vonis kanker
Terminal Ilness
Penyampaian berita buruk adalah suatu hal yang sering harus dilakukan oleh
dokter, misalnya pada waktu dokter harus menyampaikan berita kematian,
menyampaikan diagnosis suatu penyakit dengan prognosis yang tidak baik, atau
menyampaikan rencana terapi yang mengandung resiko yang tinggi. Dalam hubungan ini
setiap dokter akan mengetahui bahwa penyampaian berita buruk selalu akan
menimbulkan frustasi pada pihak pasien.
Hampir setiap dokter akan berusaha mengurangi reaksi frustasi pasien. Usaha ini
wajar sepanjang dokter tidak memalsukan informasi (berbohong kepada pasien) tetapi
sesungguhnya kurang baik, karena dokter justru memberi peluang bagi bertambah
besarnya frustasi pasien.
Usaha mengurangi frustasi pasien dalam penyampaian berita buruk ini biasa
dilakukan dengan beberapa cara yang kurang benar.
Penyampaian berita buruk secara langsung merupakan cara yang lebih efektif
dalam penyampaian berita buruk kepada pasien. Dengan penyampaian langsung ini,
maka jelas dokter berada dalam keadaan “siap mental” untuk menghadapi frustasi pasien
dan selanjutnya dapat menampung dan meredakan frustasi itu.
Dalam penyampaian berita buruk secara langsung, ada 3 tahap yang harus dilalui dokter,
yaitu ;
Setiap berita buruk tentu akan menimbulkan frustasi, tetapi yang terpenting adalah
mencari jalan keluar dari keadaan yang buruk itu. Untuk bisa mencari jalan keluar,
tingkat frustasi harus direndahkan dulu agar pasien tidak terlalu emosional. Tugas
mencari pemecahan persoalan dan merendahkan tingkat frustasi termasuk dalam
kewajiban dokter juga.
Seringkali pasien sudah mempunyai dugaan tentang keadaan yang buruk itu,
hanya saja ia belum merasa pasti. Pasien mempunyai hak untuk segera bebas dari
ketidakpastian ini. Dalam menyampaikan berita buruk dokter harus
memperhatikan hal-hal beriut:
c) Nada suara dokter harus menunjukkan bahwa dokter ikut menghayati apa
yang dirasakan pasien.
Mengurangi frustasi sampai tingkat yang paling rendah adalah sangat penting
karena bila tingkat frustasi masih tinggi dokter tidak akan sampai pada
pemecahan persoalan. Kalau frustasi tidak dapat diturunkan sekaligus, usaha ini
sebaiknya ditunda dan dilanjutkan lain kali.
Metode SPIKES mengacu pada enam tahap dalam penyampaian berita buruk.
Aturlah privasi
Duduk
https://id.scribd.com/document/375508654/Makalah-Teknik-Menyampaikan-Berita-Buruk
http://nursing-doc.blogspot.com/2019/09/makalah-konsep-komunikasi-pada-pasien.html