OLEH :
OLEH :
ERLIN WIWIN SAFITRI
NIM: 01.180.91
Dengan judul:
Tim Penguji
Mengesahkan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada
Ketua
Dengan Judul:
Oleh:
NIM.011.80.91
Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Yufi Aris Lestari, S.Kep., Ns., M.Kes Dr. Yulianto, S.Kep., Ns., M.Mkes
NPP. 10.02.182 NPP. 10.02.045
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Peneliti
Materai 10000
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan, dengan rahmat dan hidayahnya
maka Skripsi dengan judul “Kejadian Kipi Post Vaksin Covid-19 Pada Lansia Di
Dusun Barat Gunung desa Geger kecamatan geger kabupaten Bangkalan Tahun
2022” telah tersusun untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada STIKES
DIAN HUSADA Mojokerto.
Dalam menyelesaikan proposal/skripsi ini penulis banyak sekali mendapat
bantuan dari pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Bantuan
yang penulis dapat baik berupa bimbingan arahan dan dukungan baik moral
maupun material menjadi sesuatu yang berharga bagi penulis. Oleh karena itu
ucapan terima kasih penulis ucapkan sebesar-besarnya kepada :
1. H. Nasrul Hadi Purwanto, S.Kep.,Ns. M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada
penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan
di Stikes Dian Husada Mojokerto.
2. Nur Chasanah, S.Kp., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto
yang tidak bosan memberikan semangat dan motivasi.
3. Yufi Aris Lestari, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan banyak waktu untuk memberikan motivasi dan
semangat demi terselesaikannya proposal ini.
4. Dr. Yulianto, S.Kep.,Ns.,M.Mkes pembimbing II yang telah memberikan
masukan dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan demi
sempurnanya skripsi ini.
5. Hartin Suidah, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Pembimbing Akademik (PA)
yang senantiasa memberikan semangat, motivasi serta do’a kepada peneliti
sehingga tersusunlah skipsi ini.
6. Bapak/ibu dosen Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmu dan
bimbingan peneliti selama menjadi mahasiswa di Prodi Ilmu Keperawatan.
7. Ayah dan ibu tercinta, serta keluarga besar saya yang senantiasa
mendo’akanku dan memberikan semangat, motivasi serta dukungan baik
dukungan moral maupun dukungan finansial.
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun material yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, terutama untuk para responden yang
bersedia bekerjasama dan meluangkan waktunya demi terealisasinya
penelitian ini.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan ini, dengan sebaik-baiknya.
Namun demikian saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu demi kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua
pihak untuk menyempurnakan.
LEMBAR PERSEMBAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Daftar Singkatan/Istilah
M.Kes : Master Kesehatan
NIM : Nomor Induk Mahasiswa
Ns. : Ners
S.Kep : Sarjana Keperawatan
S1 : Sarjana
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
COVID 19 : Corona Virus Disease 2019
WHO : World Health Organisation
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
SARS-CoV2 : Virus yang menyerang system pernafasan
Variabel : Objek penelitian, atau yang menjadi fokus dalam penelitian
Variabel Independent : Variabel Bebas
Populasi : Seluruh subjek atau objek tertentu yang akan diteliti
Sampel : Bagian dari populasi yang dianggap mewakili
populasi
Kuesioner : Lembar daftar petanyaan sebagai alat untuk menilai
keadaan variable penelitian
Responden : Yang menjadi sampel dalam penelitian
PENDAHULUAN
KIPI pada vaksinasi Covid-19 dapat muncul berupa gejala ringan maupun
berat. Beberapa bentuk KIPI ringan pasca imunisasi Covid-19 antara lain rasa
sesal di sekitar area penyuntikan, demam ringan, pusing, rasa sesal, diare,
menggigil. Sedangkan KIPI gejala berat dapat mengancam jiwa dan menimbulkan
kematian (Unicef, 2021). Data pendahuluan pada tanggal 24 april 2022 Pada
Lansia Di Dusun Barat Gunung Geger Bangkalan terdapat lansia merasa tangan
bekas suntikan vaksin terasa nyeri, demam disertai badan terasa sakit semua yang
setelah di vaksin.
”saya tidak bisa momong cucu setelah vaksin karena nyerinya bertambah jika
merancangkan untuk setiap orang mulai dari usia diatas 18 tahun hingga lansia,
vaksin per tanggal 29 November 2021 secara nasional untuk dosis pertama
Covid-19. Berdasarkan data yang didapat pada tanggal 26 april 2021 sampai
dengan pukul 12.00. sudah sebanyak 10.8 juta masyarakat yang telah
divaksinasin Covid-19 ke 1 dan 5,9 Juta masyarakat yang telah divaksinasi
yang menjadi sasaran vaksinasi tahap I (tenaga kesehatan, petugas publik dan
lansia) sebanyak 40.349.049 jiwa dan hingga saat ini pencapaiannya masih
lansia 7 dari lansia mengalami nyeri pada lengan bekas suntikan vaksin covid-19
merasakan nyeri yang dapat diatasi dengan obat yang diberikan petugas vaksin
Vaksin (Reaksi Vaksin), Reaksi local, Reaksi sistemik, Reaksi vaksin berat,
Pemberian vaksin covid-19 dapat menimbulkan efek samping panas akan sembuh
dalam 1-2 hari, rasa sakit di daerah suntikan, peradangan pada bekas suntikan dan
dan diperkirakan terdapat 1 kasus paralitik yang berkaitan dengan vaksin pada
setiap 2,5 juta dosis yang diberikan. Kejadian KIPI campak berupa demam lebih
dari 39,5C yang terjadi pada 5- 15% kasus dijumpai pada hari ke 2-3 hari
setelah vaksinansi, ruam dapat dijumpai 5% resipien timbul pada hari ke-7 dan
ke-10 setelah imunisasi dan berlangsung selama 2-4 hari (Dewi, 2010). Namun
demikian kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) berupa reaksi di tempat suntikan
seperti rasa nyeri, bengkak dan kemerahan.. Gejala tersebut dapat diatasi dengan
prilaku yang tepat , yaitu yang pertama, pemberian 1/4 tablet obat penurun panas
(antipiretik) bila panas lebih dar 39C. Kedua, menganjurkan untuk tidak
membungkus dengan baju tebal dan longgar. Ketiga, mandi dengan cara sibin
tanpa disabuni dan kompres hangat di tempat bekas suntikan, dahi atau ketiak
(Dewi, 2010).
Jika terjadi reaksi seperti nyeri, bengkak atau kemerahan di tempat suntikan,
kompres dengan air dingin pada lokasi tersebut. Jika terjadi demam, kompres
atau mandi dengan air hangat. Kemudian perbanyak minum air putih dan
Laporkan semua reaksi atau keluhan yang dialami setelah vaksinasi ke petugas
kesehatan melalui nomor kontak yang tertera di kartu vaksinasi. (Endiyono dan
Ramdani 2017).
penelitian tentang Gambaran Kejadian Kipi Post Vaksin Covid-19 Pada Lansia
penelitian ini adalah Kejadian Kipi Post Vaksin Covid-19 Pada Lansia Di Dusun
hanya membatasi tentang Kejadian Kipi Post Vaksin Covid-19 Pada Lansia Di
Dusun Barat Gunung desa Geger kecamatan geger kabupaten Bangkalan Tahun
2022.
Untuk Mengetahui tentang KIPI Post Vaksin 1,2 dan 3 Covid-19 Pada Lansia
Tahun 2022.
vaksinasi covid-19
vaksinasi covid-19.
2. Bagi Responden
vaksinasi covid-19.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi.
Pada kejadian tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari
(artritis kronik pasca vaksinasi rubela), atau sampai 6 bulan (infeksi irus
2021) .
2. Reaksi suntikan Reaksi KIPI menyangkut semua gejala klinis yang terjadi
akibat trauma tusuk jarum suntik, baik langsung atau tidak langsung harus
tempat suntikan dan bengkak. Reaksi suntikan tidak langsung seperti rasa
merupakan efek samping. Induksi vaksin terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1) Reaksi lokal Reaksi ini meliputi adanya rasa nyeri di tempat suntikan,
suntikan.
2) Reaksi sistemik Reaksi ini meliputi adanya demam (10%), kecuali DPT
terjadi demam dan ruam, konjungtivitis (5–15%), dan lebih ringan dari
rasa nyeri sendi (15%) dan pembengkakan limfe. Vaksin Oral Polio
Dampak yang dapat timbul seperti nyeri, eritema, bengkak di area bekas
suntikan dengan diamteter kurang dari 1 cm dan timbul kurang dari 48 jam
mg/kali setiap pemberian. Anak yang berumur 6 sampai 12 bulan berikan dosis
2017).
3. Reaksi umum
Reaksi umum yang sering terjadi adalah demam, lesu, nyeri otot, nyeri
(kemenkes, 2017).
4. Reaksi arthus
dan edema. Terjadi reimunisasi pada pasien dengan kadar antibodi yang masih
yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan kompres air hangat pada bekas
Reaksi kolaps adalah gejala yang terjadi jika anak masih dalam keadaan
wewangian atau bau-bauan yang merangsang anak agar sadar. Apabila belum
dapat diatasi dalam kurun waktu 30 menit, segera rujuk ke fasilitas kesehatan
Gejala yang timbul dari reaksi nyeri brakialis yaitu nyeri dalam terus
menerus pada daerah bahu dan lengan atas. Reaksi nyeri brakialis biasanya
terjadi 7 jam sampai dengan 3 minggu setelah imunisasi. Tindakan yang bisa
tepat. Gejala yang timbul apabila menetap rujuklah ke rumah sakit untuk
8. Reaksi anafilaktis
anak pingsan atau tidak sadar, dan dapat terjadi langsung seperti tekanan darah
menurun dan pingsan tanpa didahului oleh gejala lain. Penanggulangan yang
(1 ampul) secara intravena atau intramuskuler lalu segera pasang infus NaCl
nasional aman dan efektif apabila cara pengelolaan dan pemberiannya sesuai
dengan SOP, namun tidak ada satu jenis vaksin pun yang bebas dari Kejadian
KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak diinginkan, terjadi setelah
dengan vaksin. Kejadian ikutan yang dialami setiap orang dapat berbeda-beda,
bisa berupa gejala ringan, sedang, dan serius yang dirasakan tidak nyaman atau
berupa kelainan hasil pemeriksaan laboratorium. Hal tersebut akan hilang dalam
beberapa hari, oleh karena itu dianjurkan cukup istirahat setelah menerima vaksin.
1. Reaksi yang terkait produk vaksin KIPI yang diakibatkan atau dicetuskan oleh
dicetuskan oleh satu atau lebih cacat mutu produk vaksin, termasuk alat
oleh cara penanganan vaksin yang tidak memadai, penulisan resep, atau
kasus lebih lanjut, analisis kejadian, tindak lanjut kasus, dan evaluasi. Dalam
waktu 24 jam setelah penemuan kasus KIPI yang dilaporkan oleh orang tua
KIPI, maka dicatat identitas kasus, data vaksin (jenis, pabrik, nomor batchlot),
yang sama, terutama yang mendapat imunisasi dari tempat yang sama dan jenis
lot vaksin yang sama. Pelacakan dapat dilakukan oleh petugas Puskesmas atau
petugas kesehatan lain yang bersangkutan. Sisa vaksin (apabila masih ada)
meninggal, diperlukan evaluasi ketat dan apabila diperlukan Pokja KIPI segera
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen (zat yang dapat
terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi
sumber penularan. Apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata di suatu daerah
divaksinasi risiko tertular penyakit dari orang sekitarnya menjadi kecil dan tetap
mendapatkan vaksin. Hal ini menunjukan bahwa vaksinasi dengan cakupan yang
untuk mengatasi pandemi. Seperti juga pada penyakit polio dan cacar, sebelum
COVID-19 ditemukan obatnya, maka vaksinasi adalah solusi yang tercepat dan
terbaik. Vaksinasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan kekebalan
seseorang secara aktif dengan tindakan pemberian zat antigen yang bertujuan
tersebut atau hanya megalami sakit ringan. Pada akhir tahun 2020, pemerintah
Indonesia telah menetapkan jenis vaksin yang akan digunakan pada pelaksanaan
Moderna, Novavax Inc, Pfizer Inc. & BioNTech, dan Sinovac Life Sciences Co.,
Ltd., sebagai jenis vaksin COVID-19 yang dapat digunakan untuk pelaksanaan
vaksinasi di Indonesia.
pembuatannya.
1. Pertama, “vaksin mati” atau juga disebut vaksin tidak aktif (inactivated) adalah
jenis vaksin yang mengandung virus atau bakteri yang sudah dimatikan
dengan suhu panas, radiasi, atau bahan kimia. Proses ini membuat virus atau
kuman tetap utuh, namun tidak dapat berkembang biak dan menyebabkan
penyakit ketika mendapatkan vaksin jenis ini tanpa ada risiko untuk terinfeksi
kuman atau virus yang terkandung di dalam vaksin tersebut. Tentu saja,
“vaksin mati” cenderung menghasilkan respon kekebalan tubuh yang lebih
“vaksin mati” butuh diberikan secara berulang atau berfungsi sebagai booster
2. Kedua, “vaksin hidup” atau live attenuated yaitu vaksin yang berisi virus atau
hidup ini dapat memberikan kekebalan yang lebih kuat dan perlindungan
seumur hidup meski hanya diberikan satu atau dua kali. Vaksin ini tidak dapat
3. Ketiga, “vaksin toksoid” adalah vaksin yang berisi racun bakteri yang diolah
secara khusus agar tidak berbahaya bagi tubuh, namun mampu merangsang
tubuh untuk membentuk kekebalan terhadap racun atau menangkal efek racun
manusia” atau semacam “vaksin sintetis”, yaitu vaksin yang dibuat dari
atau bakteri yang hendak ditangkap. Jadi, mudahnya, diambil bagian tertentu
dari virus untuk diolah dan dikembangkan menjadi vaksin, atau mengambil
pola protein tertentu dari virus, untuk diolah kembangkan menjadi vaksin yang
kekebalan tubuh yang kuat terhadap virus atau bakteri tertentu dan dapat
digunakan oleh penderita bergangguan sistem kekebalan tubuh atau penyakit
1. Sinovac
memproduksi vaksin jenis inactivated, yaitu berasal dari virus yang telah
dimatikan. Diberikan dalam dua dosis atau dua kali suntikan dalam jangka
waktu 14 hari. Dari uji klinis fase 3 yang dilakukan di UNPAD Bandung,
Jawa Barat, dengan subjek 1.620 orang, didapatkan efikasi sebesar 65,3
individu. Ini di atas standar WHO, yaitu 50%. Vaksin dari Sinovac termasuk
bahwa Vaksin COVID-19 dari Sinovac dan PT Bio Farma (Persero) suci dan
2. Vaksin Pfizer-BioNTech
Pfizer-BioNTech yang termasuk jenis vaksin biosintetik. Vaksin yang berisi
atas dengan dua suntikan dalam selang waktu tiga minggu atau 21 hari.
Analisis interim hasil uji klinis tahap tiga di Brasil dan Inggris menunjukkan
3. Vaksin AstraZeneca.
Vaksin ini umumnya aman digunakan pada populasi yang luas bahkan mereka
dengan Sinovac
5. Moderna
Vaksin kelima adalah vaksin COVID-19 Moderna yang merupakan jenis vaksin
6. Novavax
yang dibuat khusus untuk meniru protein spike alami dalam virus Corona.
Vaksin ini bekerja dengan memasukkan protein yang memicu respons antibodi,
menerima vaksinasi dosis pertama, sistem kekebalan tubuh kita baru dikenalkan
kepada virus dan kandungan yang ada di dalamnya. Tujuannya adalah memicu
respons kekebalan awal dan memori kekebalan tubuh terhadap infeksi virus Sars-
Cov2. Jadi, selama itu ia harus tetap patuh protokol kesehatan 3M. Vaksinasi
dosis kedua ditujukan untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk,
untuk memicu respons antibodi yang lebih kuat dan lebih efektif. Artinya
optimal. Secara keilmuan, imunitas terbentuk dengan baik sekitar 28 hari setelah
selesai vaksinasi. Namun, mereka yang sudah menerima vaksin secara penuh tetap
wajib patuh protokol kesehatan 3M, sampai tercapai kondisi kekebalan komunitas
(herd immunity).
untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi akan hilang dalam beberapa hari.
Efek samping yang umum dirasakan di lengan bagian suntikan berupa rasa sakit,
pegal, dan dapat terjadi pembengkakan. Sedangkan, efek samping lainnya yang
dirasakan di seluruh atau bagian tubuh lainnya berupa demam, batuk, kelelahan,
pengembangan dan pengujian vaksin yang lengkap, efek samping yang berat
dapat terlebih dahulu terdeteksi sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut. Manfaat
vaksin jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit karena terinfeksi bila tidak
divaksin. Apabila nanti terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Komite
usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-74 tahun), usia lanjut
tua (74-84 tahun), usia sangat tua (>84 tahun) (Chasanah, 2017). Lansia dapat
secara tiba tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi,anak anak, dewasa dan
infeksi pada saluran napas tetap merupakan salah satunya penyebab utama,
termasuk pada kasus COVID-19 ini. Penyebab dari kejadian ini, selain karena
aktivitas silia saluran pernapasan bagian atas. Berkurangnya IgA pada mukosa
usia lanjut dikarenakan disfungsi sistem imun seperti pada kasus imunosenesens.
Hal ini bisa terjadi karena infeksi yang tidak terkontrol karena lemahnya onge
imun sehingga terjadi kegagalan multiorgan, terutama di organ atau onge yang
memiliki banyak ACE-2 seperti onge respirasi, kardiovaskuler, onge t, dan renal.
Pada kasus kerusakan paru dan dikarenakan efek dari COVID-19, juga disebabkan
kerusakan paru melalui produksi berlebih protease dan spesies oksigen reaktif.
Kesulitan bernapas dan rendahnya kadar gula darah bisa disebabkan karena
2020)
2.3.3 Proses Penuaan Bagi Lansia (Sunaryo, et. 2016 dalam Widanarti
Setyaningsih 2020)
1. Teori biologis berfokus pada proses fisiologi dalam kehidupan seorang dari
lahir hingga wafat dunia, pergantian yang terjadi pada badan bisa dipengaruhi
oleh aspek luar yang bertabiat patologi, Proses menua ialah terbentuknya
biologis lebih memencet pada pergantian struktural sel ataupun organ badan
hendak terus berjalan meski seorang tersebut sudah menua. Teori psikologi
human needs), ialah tentang kebutuhan dasar manusia dari tingkat yang
serta harga diri) hingga tingkatan sangat besar ( aktualisasi diri) Teori
dibagi jadi 2, ialah ekstrovert serta introvert. Pada lanjut usia hendak
sanggup menggapai tugas ini hingga ia hendak tumbuh menjadi orang yang
pada budaya yang dianutnya, Budaya ialah perilaku, perasaan, nilai serta
keyakinan yang ada pada sesuatu wilayah, dianut oleh kalangan orang tua
hingga tua.
4. Teori social meliputi teori kegiatan (lanjut usia yang aktif serta memiliki
penuaan).
hidup pada usia yang sama serta mereka memiliki usia yang rata- rata sama,
gram.
7. Teori kejiwaan sosial meliputi activity theory yang menyatakan kalau lanjut
usia merupakan orang yang aktif serta mempunyai banyak kegiatan sosial.
2.3.4 Aspek Yang Pengaruhi Proses Penuaan Bagi Lansia (Muhith& Siyoto
1. Hereditas ataupun genetik Kematian sel ialah segala program kehidupan yang
reaksi imunitas.
sendiri, tetapi lebih diakibatkan oleh aspek luas yang merugikan yang
4. Pengalaman hidup
hendak gampang ternoda oleh flek, kerutan, serta menjadi kumal, Kurang
perputaran darah.
kecil pada kulit serta tingkatkan aliran darah dekat permukaan kulit.
5. Lingkungan Proses menua secara biologi berlangsung secara natural serta
status sehat.
6. Stres Tekanan kehidupan tiap hari dalam area rumah, pekerjaan, maupun
warga yang tercermin dalam wujud style hidup akan mempengaruhi terhadap
proses penuaan.
hari, angka kesakitan penduduk lansia tahun 2012 sebesar 26,93% artinya bahwa
dari setiap orang lansia terdapat 27 orang diantaranya mengalami sakit, bila dilihat
perkembanganya dari tahun 2005 hingga tahun 2012, derajat kesehatan penduduk
pada lansia, angka kesakitan merupakan salah satu indicator yang digunakan
indicator kesehatan negative, dengan kata lain, semakin tinggi angka kesakitan,
menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang buruk (Mia Fatma Ekasari, dkk
2018).
dibedakan:
memasuki lansia
2. Kelompok pra lansia (55-59 tahun)
Jenis Vaksin
1. vaksin mati
Faktor yang 2. vaksin hidup
mempengaruhi KIPI 3. vaksin toksoid
1. Kesalahan prosedur
4. vaksin biosintetik
atau teknik
pelaksanaan
2. Reaksi suntikan
3. Induksi vaksin Kipi post vaksin covid- 1. Terjadi
(reaksi vaksin) 19 pada lansia 2. Tidak
4. Faktor kebetulan terjadi
(koinsiden)
5. Penyebab tidak Macam-macam
diketahui Vaksin
1. Vaksin Sinovac
2. Vaksin AstraZeneca
3. Vaksin Pfizer-
BioNTech
4. Vaksin Moderna
5. Vaksin Sinopharm
6. Vaksin Johnson
7. Vaksin CanSino
8. Vaksin Sputnik V
Keterangan :
: Diteliti
: Mempengaruhi
: Tidak diteliti
Gambar 2.1 Kejadian Kipi Post Vaksin Covid-19 Pada Lansia Di Dusun Barat
Gunung Geger Bangkalan Tahun 2022.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Kejadian Kipi Post Vaksin Covid-19 Pada Lansia Di Dusun Barat Gunung
populasi
Seluruh lansia yang sedang mengalami gejala kipi post Vaksin Covid-
19 Di Dusun Barat Gunung Geger Bangkalan 30 lansia.
Sampling
Non Probability sampling tipe Total Sampling
Sampel
Seluruh lansia yang sedang mengalami gejala kipi post Vaksin Covid-19
Di Dusun Barat Gunung Geger Bangkalan 30 lansia
Pengolahan Data
Editing, coding, scoring, entry data, eleaning, dan tabulating data
Analisa Data
Deskriptif menggunakan distribusi frekuensi
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia yang sedang mengalami
gejala kipi post Vaksin Covid-19 Di Dusun Barat Gunung Geger Bangkalan 30
lansia.
1. Kriteria inklusi
4) Jenis vaksin
2. Kriteria eksklusi
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:73) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut, sampel yang diambil dari populasi tersebut
Menurut Arkunto (2012:104) jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang,
maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih
besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah
besar dari 100 orang responden, maka penulis mengambil 100% jumlah populasi
yang ada di dusun barat gunung desa geger kecamatan geger kabupaten bangkalan
populasi tanpa harus menarik sampel penelitian sebagai unit observasi disebut
secara acak sederhana dimana setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai
1. Identifikasi Variabel
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu (Notoadmodjo, 2012). Dalam penelitian ini terdapat 1 variabel
yaitu:
Kipi.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Kerangka kerja Kejadian Kipi Post Vaksin
Covid-19 Pada Lansia Di Dusun Barat Gunung Geger Bangkalan Tahun 2022.
Operasional Ukur
kesalahan 6. Reaksi
prosedur, khusus
koinsiden 7. Reaksi
atau nyeri
hubungan brakialis
ditentukan
Kantor Kecamatan Geger, dan Kepala Desa Geger untuk melakukan studi
pendahuluan dan ijin penelitian. Setelah peneliti mendapatkan surat ijin, maka
membacakan isi dari lembar kuesioner tersebut yang berisikan Kejadian Kipi
Post Vaksin Covid-19 Pada Lansia Di Dusun Barat Gunung Geger Bangkalan
Tahun 2022. Lembar kuesioner tersebut diisi dengan cara dibantu oleh peneliti
Data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu data yang langsung
langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari dengan cara
menyebarkan kuesioner dan akan diisi oleh responden atau dibantu oleh
rekan-rekan.
2. Instrumen Penelitian
hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah
memuat tentang tanda gejala kipi yang bersifat efektif dan efisien berdasarkan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni di
Bangkalan
1. Pengolahan Data
1) Editing
2) Coding
atau “coding” yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
Pada penelitian ini hasil dari scoring dalam pemberian kode antara lain
yaitu :
2) Jenis Kelamin
Perempuan = Kode 2
3) Pendidikan
SD = Kode 2
SMP = Kode 3
SMA = Kode 4
4) Pekerjaan
PNS = Kode 1
Wiraswasta = Kode 2
Petani/Buruh = Kode 3
Lain-lain = Kode 5
Indikasi kipi
3) Data Entry
Data yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam
orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak maka akan terjadi
4) Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
5) Tabulating
atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoadmodjo, 2012). Tabel yang akan
ditabulasi adalah tabel yang berisikan data yang sesuai dengan kebutuhan
analisis
3.8 Etika Penelitian
responden (100,0%) mengalami kejadian kipi setelah vaksin covid-19 dan tidak
4.3. Pembahasan
4.3.1. Kejadian Kipi Pada Lansia Post Vaksin Covid-19 di Dusun Barat
dan sebagian kecil (0,00%) tidak mengalami kipi setelah vaksin covid-19.
yang di alami responden akibat reaksi yang di timbulkan oleh obat yang
digunakan disamping itu kipi terjadi akibat kerusakan jaringan pada bekas
prosedur, koinsiden atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan. Vaccine
menyebutkan bahwa sebagian besar penyebab KIPI terjadi secara kebetulan saja
semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik, baik langsung
atau tidak langsung harus dicatat. Reaksi 6 suntikan langsung, seperti rasa sakit,
kemerahan pada tempat suntikan dan bengkak. Reaksi suntikan tidak langsung
seperti rasa takut, mual, pusing. Dan Induksi vaksin (reaksi vaksin) Reaksi
vaksin yang menyebabkan adanya gejala KIPI pada dasarnya dapat diprediksi
Tidak ada responden yang tidak mengalami kipi setelah vaksin covid-19,
kipi akan terjadi pada responden yang menjalankan vaksin covid -19, menurut
meskipun setelah vaksin dapat menimbulkan rasa nyeri yang disertai demam
penluran covid-19 serta untuk kekebalan tubuh dari virus covid-19. Menurut
program imunisasi nasional aman dan efektif apabila cara pengelolaan dan
pemberiannya sesuai dengan SOP, namun tidak ada satu jenis vaksin pun yang
dengan istilah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). KIPI adalah setiap
vaksin. Kejadian ikutan yang dialami setiap orang dapat berbeda-beda, bisa
berupa gejala ringan, sedang, dan serius yang dirasakan tidak nyaman atau
suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber
penularan. Apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata di suatu daerah maka
divaksinasi risiko tertular penyakit dari orang sekitarnya menjadi kecil dan
5.1. Kesimpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah seluruh lansia post vaksin covid-19 di
mengalami kipi.
5.2. Saran
covid-19 memberikan edukasi mengenai cara mengatasi kipi post vaksin covid-19
Lampiran 1
Kepada Yth :
Bapak/Ibu/Sdr/i Calon Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
NIM : 1118091
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Kejadian Kipi Post Vaksin Covid-19
Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
tujuan penelitian.
kasih.
Hormat saya
Peneliti
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Alamat Rumah :
Setelah mendapat keterangan dari peneliti dan mengetahui manfaat dan
resiko penelitian yang berjudul “Kejadian Kipi Post Vaksin Covid-19 Pada Lansia
Di Dusun Barat Gunung Geger Bangkalan Tahun 2022”. Saya menyatakan
SETUJU / TIDAK SETUJU *) diikutsertakan menjadi responden dalam
penelitian, dengan catatan apabila sewaktu-waktu merasa dirugikan dalam bentuk
apa pun berhak membatalkan persetujuan ini.
Responden
Keterangan
KISI-KISI
KUESIONER
Identitas Responden
1. Data Umum
1) Nama :
2) Umur :
3) Jenis Kelamin :
4) Pendidikan :
Kusioner Kejadian Kipi Post Vaksin Covid-19 Pada Lansia Di Dusun Barat
Gunung Geger Bangkalan Dengan skor berupa:
1 = Tidak
2 = Ya
Silahkan anda memberi tanda (√) pada kolom di bawah ini, isi sesuai dengan
No Pernyataan Ya Tidak
USIA RESPONDEN
Vali 60-
19 63.3 63.3 63.3
d 65
66-
6 20.0 20.0 83.3
70
71-
3 10.0 10.0 93.3
75
76-
2 6.7 6.7 100.0
80
JENIS KELAMIN
PENDIDIKAN
Tota
30 100.0 100.0
l
KIPI RESPONDEN