Anda di halaman 1dari 122

PENGARUH KONSELING GIZI MELALUI POSTER TERHADAP

PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN KARBOHIDRAT, LEMAK,


SERAT, KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN
RAWAT JALAN DIABETES MELITUS TIPE 2
DI RSU BAHTERAMAS KOTA KENDARI

Skripsi
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma IV Gizi

OLEH :

WIDYA NINGSI AINUN PRATIWI


NIM. P00313019028

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D IV GIZI
2024
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI

PENGARUH KONSELING GIZI MELALUI POSTER TERHADAP


PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN KARBOHIDRAT, LEMAK,
SERAT, KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN
RAWAT JALAN DIABETES MELITUS TIPE 2
DI RSU BAHTERAMAS KOTA KENDARI

Yang diajukan oleh:

WIDYA NINGSI AINUN PRATIWI


P00313019028

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama,

Masrif Bahrun, SKM, M.Kes Tanggal ..........................


NIP. 197308181995031002

Pembimbing Pendamping,

Suwarni, DCN, MPH Tanggal ..........................


NIP. 19670611199003200

i
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI UJIAN AKHIR PROGRAM

Skripsi

PENGARUH KONSELING GIZI MELALUI POSTER TERHADAP


PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN KARBOHIDRAT, LEMAK,
SERAT, KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN
RAWAT JALAN DIABETES MELITUS TIPE 2
DI RSU BAHTERAMAS KOTA KENDARI

Oleh :

WIDYA NINGSI AINUN PRATIWI


P00313019028

Telah diuji dan disetujui pada tanggal :

TIM DEWAN PENGUJI


1. Masrif Bahrun, SKM, M.Kes Ketua Dewan Penguji …………

2. Suwarni, DCN, MPH Sekretaris Penguji …………

3. Dr. S. Akbar Toruntju, SKM, M.Kes Anggota Penguji ………...

4. Kasmawati S.Gz. M.Kes Anggota Penguji ………...

5. Evi Kusumawati, SST, M.Si., Med Anggota Penguji ………..

Mengetahui :

Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kendari Ketua Program Studi D.IV Gizi

Sri Yunanci, VG, SST, MPH Evi Kusumawati, SST, M.Si., Med
NIP. 196910061992032002 NIP.

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun
yang dirujukan telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Widya Ningsi Ainun Pratiwi


Nim : P00313019028
Tanggal : 12 Maret 2023

Yang Menyatakan

(Widya Ningsi Ainun Pratiwi)

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas Poltekkes Kemenkes Kendari, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Widya Ningsi Ainun Pratiwi
Nim : P00313019028
Program Studi / Jurusan : Diplima IV / Gizi
Judul Skripsi : Pengaruh Konseling Gizi Melalui Poster Terhadap
Pengetahuan Gizi, Asupan Karbohidrat, Lemak, Serat,
Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Rawat Jalan Diabetes
Melitus Tipe 2 Di Rsu Bahteramas Kota Kendari.

Menyatakan bahwa setuju untuk memberikan kepada Poltekkes Kemenkes Kendari Hak
Bebas Royalti Non Eksekutif Atas Skripsi saya yang berjudul :
“PENGARUH KONSELING GIZI MELALUI POSTER TERHADAP
PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN KARBOHIDRAT, LEMAK, SERAT, KADAR
GLUKOSA DARAH PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI RSU BAHTERAMAS KOTA KENDARI”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksekutif
ini Poltekkes Kemenkes Kendari berhak menyimpan, mengalih media / formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan
skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Di Buat di Kendari
Pada tanggal 19 Februari 2024

(Widya Ningsi Ainun Pratiwi)

iv
BIODATA PENULIS

A. Identitas
1. Nama : Widya Ningsi Ainun Pratiwi
2. Nim : P00313019028
3. Tempat/Tanggal Lahir : Asolu,
4. Anak Ke : Satu dari 4 Bersaudara
5. Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia
6. Agama : Islam
7. Alamat : Arombu Depan SDN 2 Unaaha, Kabupaten
Konawe
8. Email : widyaainunpratiwi@gmail.com
B. Latar Belakang Pendidikan
1. Tamat TK islam mowewe : Tahun 2007
2. Tamat SDN 1 Unaaha : Tahun 2013
3. Tamat SMPN 2 Unaaha : Tahun 2016
4. Tamat SMAN 1 Unaaha : Tahun 2019
5. D.IV Gizi Poltekkes Kendari : Tahun 2024

v
PENGARUH KONSELING GIZI MELALUI POSTER TERHADAP
PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN KARBOHIDRAT, LEMAK,
SERAT, KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN
RAWAT JALAN DIABETES MELITUS TIPE 2
DI RSU BAHTERAMAS KOTA KENDARI
Ringkasan
Widya Ningsi Ainun Pratiwi
Di bawah bimbingan Masrif dan Suwarni

vi
THE EFFECT OF NUTRITIONAL COUNSELING THROUGH POSTERS ON
NUTRITIONAL KNOWLEDGE, INTAKE OF CARBOHYDRATES, FAT,
FIBER, BLOOD GLUCOSE LEVELS IN PATIENTS
OUTPATIENT FOR TYPE 2 DIABETES MELLITUS
AT BAHTERAMAS RSU KENDARI CITY

ABSTRACT
Widya Ningsi Ainun Pratiwi

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini dengan judul “Pengaruh
Konseling Melalui poster Terhadap Pengetahuan, Asupan Karbohidrat, Lemak, Serat,
Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus Tipe 2 RSU
bahteramas Kota Kendari” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Diploma IV bidang Gizi.
Proses penyusunan skripsi ini telah melewati perjalanan panjang dalam
penyusunannya yang tentunya tidak lepas dari jurnal-jurnal yang telah tersedia. Karena
itu sudah sepatutnya penulis dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Teguh F. Rahman,SKM,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kendari.
2. Ibu Sri Yunanci Van.Gobel, SST, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi.
3. Ibu Evi Kusumawati, SST, M.Si., Med selaku Ketua Program Studi Diploma IV
Gizi.
4. Bapak Masrif Bahrun, SKM, M.Kes selaku Pembimbing I yang telah memberi
dukungan dan membantu penulis dalam penyusunan Skripsi ini
5. Ibu Suwarni, DCN, MPH selaku Pembimbing II yang telah ikhlas meluangkan
waktu dan berbagi ilmu guna membantu penulis dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Bapak Dr. S. Akbar Toruntju, SKM, M.Kes selaku Penguji I yang sudah banyak
memberikan masukan yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.
7. Ibu Kasmawati S.Gz. M.Kes selaku Penguji II yang sudah banyak memberikan
masukan yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.
8. Ibu Evi Kusumawati, SST, M.Si., Med selaku Penguji III yang sudah banyak
memberikan masukan yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.
9. Kepada Ayah atas nama Supardi dan Ibu atas nama Nihartin S.pd selaku Kedua
Orang Tua beserta seluruh keluarga yang telah memberikan motivasi dan
dukungan selama proses pembuatan skripsi ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi D-IV yang telah memberikan masukan dan
saran serta banyak memberikan semangat, dukungan serta kenangan dan ceria suka
duka selama masa perkuliahan.

viii
Akhir kata penulis menyadari bahwa Proposalini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya
membangun untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, penulis
ucapkan banyak terimakasih.

Kendari, 2024

Widya Ningsi Ainun Pratiwi

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................i
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI UJIAN AKHIR PROGRAM................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.............................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN.............................................................iv
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK.........................................iv
BIODATA PENULIS........................................................................................................v
ABSTRACT......................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR...................................................................................................viii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................5
E. Keaslian Penelitian.................................................................................................7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................11
A. Telaah Pustaka......................................................................................................11
B. KerangkaTeori.....................................................................................................29
C. Kerangka konsep.................................................................................................30
BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................................32
A. Jenis dan Desain Penelitian.................................................................................32
B. Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................................33
C. Populasi dan Sampel............................................................................................33
D. Variabel Penelitian...............................................................................................34
E. Cara Pelaksanaan Intervensi................................................................................34
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data......................................................................35
G. Analisis Data........................................................................................................35
H. Definisi Operasional............................................................................................37
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................39
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian....................................................................39
B. Hasil Penelitian.....................................................................................................40
C. Pembahasan..........................................................................................................49
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................58
A. Kesimpulan...........................................................................................................58
B. Saran.....................................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................59

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keaslian Penelitian..............................................................................................7


Tabel 2 Definisi Operasional...........................................................................................37
Tabel 3 Gambaran Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Konseling Pada Penderita
Diabetes Mellitus di RSU Bahteramas Tahun 2023..........................................40
Tabel 4 Gambaran Asupan Sebelum dan Sesudah Konseling Pada Penderita Diabetes
Mellitus di RSU Bahteramas Tahun 2023.........................................................41
Tabel 5 Gambaran Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah Konseling Pada
Penderita Diabetes Mellitus di RSU Bahteramas Tahun 2023.........................42
Tabel 6 Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan konseling penderita
diabetes mellitus di RSU Bahteramas tahun 2023............................................44
Tabel 7 Perbedaan asupan sebelum dan sesudah diberikan konseling penderita diabetes
mellitus di RSU Bahteramas tahun 2023..........................................................44
Tabel 8 Perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah diberikan konseling
penderita diabetes mellitus di RSU Bahteramas tahun 2023............................46
Tabel 9 Perbedaan kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada penderita diabetes
mellitus di RSU Bahteramas Tahun 2023.........................................................47

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka teori................................................................................................29


Gambar 2 Kerangka Konsep...........................................................................................30

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden...............................................62


Lampiran 2 Kuesioner Penelitian....................................................................................63
Lampiran 3 Master Tabel................................................................................................66
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Dari Badan Kesatuan Dan Politik............................101
Lampiran 5 Surat Telah Melakukan Penelitian.............................................................102
Lampiran 6 Surat Pengantar Pengurusan Ethical Clearance.........................................103
Lampiran 7 Surat sertifikat Ethical Clearance...............................................................104
Lampiran 8 Surat Keterangan Bebas Pustaka...............................................................105
Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian.............................................................................106

xiii
xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit yang tidak

menular yang menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia, penyakit ini juga

menjadikan penderitanya berkurang produktivitas kerja yang berdampak pada

berkurangnya pendapatan, serta berkurangnya kualitas hidup penderita karena

komplikasi penyakitnya (Marasabessy Nur Baharia, Sitti Johri Nasela, 2020).

Diabetes melitus tipe 2 merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin atau kedua-duanya.Secara klinis DM tipe 2 terjadi ketika tubuh

tidak mampu memproduksi cukup insulin untuk menyeimbangi peningkatan

insulin resistensi.DM tipe 2 menjadi masalah kesehatan di dunia karena

prevalensinya dan akibat penyakit tersebut terus meningkat dan merupakan

penyakit epidemik yang berkembang, sehingga mengakibatkan penderitaan

individu dan kerugian ekonomi yang luar biasa (Declori, 2019).

Diabetes tidak hanya menyebabkan kematian prematur di seluruh

dunia.Penyakit ini juga menjadi penyebab utama kebuataan, penyakit jantung

dan gagal ginjal. Organisasi International Diabetes Federation (IDF)

memperkiraan sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia

menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar

9,3% dari total penduduk pada usia yang sama. Berdasarkan jenis kelamin, IDF

memperkirakan prevalensi diabetes di tahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan

19,9% pada laki-laki. Prevalensi diabetes diperkirakan meningkat seiring

1
penambahan umur penduduk menjadi 19,9% atau 112,2 juta orang pada umur

65-79 tahun. Angka diprediksi terus meningkat hingga mencapai 578 juta di

tahun 2030 dan 700 juta di tahun 2045 (Pusdatin,2020).

Sekitar 422 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes, sebagian

besar tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah dan 1,6 juta

kematian secara langsung dikaitkan dengan diabetes setiap tahun. Baik jumlah

kasus maupun prevalansi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade

terakhir (WHO,2020).

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus di

Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada umur ≥15 tahun sebesar 2%.

Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan prevalensi diabetes melitus

pada penduduk ≥ 15 tahun pada hasil Riskesdas 2013 sebesar 1,5%. Namun,

prevalensi diabetes melitus menurut hasil pemeriksan gula darah meningkat dari

6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Angka ini menunjukkan

bahwa baru sekitar 25% penderita diabetes yang mengetahui bahwa dirinya

menderita diabetes (Pusdatin 2020).

Begitu pula dengan prevalensi DM di Provinsi Sulawesi Tenggara, dalam

beberapa tahun terakhir Diabetes Melitus termasuk dalam 10 penyakit terbanyak

di Sulawesi Tenggara dengan proporsi kejadian DM Tipe 2 lebih banyak

dibandingkan DM Tipe 1.

Provinsi Sulawesi Tenggara didapatkan kasus berdasarkan profil dinas

kesehatan Sulawesi tenggara adalah sebanyak 2.436. Data penyakit DM yang

dirawat di RSUD bahteramas Kota Kendari pada tahun 2019 sebanyak 81 pasien

, tahun 2020 sebanyak 152 pasien , tahun 2021 sebanyak 183 pasien.

2
Peran konseling gizi adalah konseling gizi membantu klien/pasien dalam

mengubah perilaku yang positif hubungannya dengan makanan dan gizi,

mengenali permasalahan kesehatan dan gizi yang dihadapi, mengatasi masalah,

mendorong klien untuk mencari cara pemecahan masalah, mengarahkan klien

untuk memilih cara pemecahan masalah yang paling sesuai dan membantu

proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien.

Hasil penelitian (Filia Dewi Nasution 2016) menunjukkan bahwa Hasil

sebelum dilakukan konseling gizi pasien penderita diabetes mellitus tidak patuh

berdiet (73,7%). Ketidakpatuhan tersebut pada aspek jadwal makan 71,1%,

pada aspek jumlah makanan 44,7% dan pada jenis makanan sebesar 23,7%.

Sesudah dilakukan konseling gizi tingkat ketidak kepatuhan menurun menjadi

65,8%. Peningkatan kepatuhan pada aspek jadwal (58%), kenaikan pada aspek

jumlah 27% dan aspek jenis sebesar 19%.

Mengedukasi adalah salah satu penatalaksana diabetes melitus yang juga

dapat memberi berpengaruh terhadap keberhasilan pada penderita dalam

metaboliknya. Kepatuhan (adherence atau compliance) dapat definisikan sebagai

tindakan pada perilaku seorang akan dapat obat yang di rekomendasikan oleh

pemberi pelayanan kesehatan (Melorose et al., 2015). Penyampaian informasi

sebaiknya harus dapat mengikuti perkembangan kemajuan teknologi. Pemberian

informasi dapat menjadi upaya yang ada dan dapat dilakukan untuk menambah

pengetahuan masyarakat untuk mencegah kembalinua penyakit diabetes melitus

dan meningkatkan kepatuhan pengobatan pada diabetes melitus tipe 2, salah

satunya cara dengan media poster. Poster dapat menampilkan gambar yang

menarik minat membaca melalui pandangan sehingga dapat menciptakan

3
kondisi ini akan membantu masyarakat untuk mampu mendapatkan wawasan

diabetes melitus yang baik dan menarik (Kapti, 2013).

Poster adalah pesan singkat dalam bentuk gambar, dengan tujuan untuk

mempengaruhi individu atau kelompok agar tertarik pada suatu objek materi

yang diinformasikan. Poster adalah medium berisikan pesan yang ditujukan

bagi khalayak untuk dipelajari dan didiskusikan bersama-sama. Jika digunakan

sebagai media penggerak diskusi, isi pesan yang disampaikan bersifat terbuka,

sehingga memungkinkan tafsiran yang tidak persis sama.

Hasil penelitian (Cut Sari Lizuarni 2016 ) telah menunjukkan bahwa,

setelah penyuluhan dengan media poster menunjukkan pengetahuan kategori

baik sebanyak 15 orang (75%), sikap baik sebanyak 20 orang (100%).

Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin melihat Apakah konseling

menggunakan poster dapat berpengaruh terhadap pengetahuan gizi, asupan

karbohidrat ,asupan lemak,asupan serat, dan kadar glukosa darah pada pasien

rawat jalan diabetes mellitus tipe 2 di RSU bahteramas Kota Kendari.

B. Rumusan Masalah

Apakah konseling menggunakan media poster dapat meningkatkan

pengetahuan, asupan karbohidrat, lemak, serat, kadar glukosa darah pada pasien

rawat jalan diabetes mellitus tipe 2 di RSU bahteramas kota Kendari ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui konseling menggunakan poster dapat

meningkatkan pengetahuan, asupan karbohidrat, lemak, serat, kadar glukosa

darah pada pasien rawat jalan diabetes mellitus tipe 2 RSU bahteramas kota

4
Kendari ?

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan gizi pasien sebelum dan sesudah

diberikan konseling menggunakan media poster.

b. Untuk mengetahui pengaruh konseling menggunakan media poster

terhadap pengetahuan pasien.

c. Untuk mengetahui pengaruh konseling menggunakan media poster

terhadap asupan karbohidrat pada pasien.

d. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan konseling menggunakan

media poster terhadap asupan lemak pada pasien.

e. Untuk mengetahui pengaruh konseling menggunakan media poster

terhadap asupan serat pada pasien.

f. Untuk mengetahui pengaruh konseling menggunakan media poster

terhadap asupan kadar glukosa darah pada pasien.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman untuk penerapan ilmu

yang didapat selama kuliah dan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan di Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Gizi.

2. Bagi institusi

Untuk menambah sumber informasi bagi instansi, sehingga dapat

dijadikan acuan dalam merumuskan kebijakan untuk menanggulangi masalah

diabetes melitus.

5
3. Untuk masyarakat

Untuk menambah pengetahuan dan dapat merubah sikap masyarakat

mengenai diabetes melitus tipe 2 diwilayah kota Kendari.

6
E. Keaslian Penelitian

Tabel 1. Keaslian Penelitian

No Penelitian Judul Desain Penelitian Hasil Persamaan Perbedaaan


1. Cut sari lizuarni Pengaruh media Quasy Hasil penelitian Menggunak Terdapat
2016 leaflet dan poster experiment, ini menunjukkan an media media
terhadap dangan setelah poster tambahan
pengetahuan dan rancangan Pre penyuluhan Variable yaitu leaflet
sikap pasien test dan Post test dengan media yang di ukur
diabetes mellitus Group poster penge tahuan
yang berkunjung menunjukkan dan sikap.
pada RSUD pengetahuan
Nangan Raya kategori baik
Aceh Tahun sebanyak 15 orang
2016 (75%), sikap baik
sebanyak 20
orang (100%),
setelahpenyuluhan
menggunakan
media leaflet
untuk
pengetahuan
kategori baik
sebanyak 20
orang (100%) dan
sikap baik
sebanyak 20
orang
(100%).

7
2. Filia devi Pengaruh Quasi Hasil penelitian 1. Menggun Mengguna
nasution konseling gizi eksperimen menunjukkan akan quasi kan one group
2016 terhadap dengan sebelum eksperi men dan tidak
2. Variable mengguna
kepatuhan diet rancangan dilakukan
kepatuhan kan media
diabetes penelitian one konseling gizi diet dalam
mellitus di group pre test pasien penderita melakukan
ruang rawat dan post test diabetes mellitus konseling
inap RSUD tidak patuh
Deli Serdang berdiet (73,7%).
Lubuk Pakam Ketidakpatuhan
tersebut pada
aspek jadwal
makan 71,1%,
pada aspek
jumlah makanan
44,7% dan pada
jenis makanan
sebesar 23,7%.
Sesudah
dilakukan
konseling gizi
tingkat kepatuhan
meningkat
menjadi 65,8%.
Peningkatan
kepatuhan pada

8
aspek jadwal
(58%),
kenaikan pada
aspek jumlah
27% dan aspek
jenis sebesar
19%
3. Siswanto Dkk Perbedaan One grou p pretest Ada Menggunak Variabel
(2016) Pengetahuan Dan posttest peningkatanpenge an media mengenai
Sikap Pasien tahuan audiovisual sikap pasien
pasiendiabetes . diabetes
Diabetes Mellitus
mellitus atau melitus.
Rawat Inap responden
Rumah Sakit mengenaidiabetes
Islam Samarinda mellitus
Sebelum Dan sebelumintervensi
Sesudah dengan nilai rata-
Konseling Gizi rata 7,04 dan
sesudah
Dengan
intervensi dengan
Menggunakan nilai rata-rata
Media 10,81 (p value
Audiovisual = 0,000)
dengan metode
konseling gizi
denganmedia
audiovisual di
Rumah Sakit Islam
Samarinda
4. Adi & Elsye Efektivitas Quasi- Ada perbedaan 1. Menggun Mengguna kan
(2014) Konseling DM Eksperiment yang signifikan akan quasi one group dan

9
dalam keterkendalian eksperimen t. tidak
Meningkatkan gula darah post 2. Variabel menggunk an
Kepatuhan dan prandial (GDPP) gula darah media dalam
sebelum dan melakukan
Pengendalian
Setelah dilakukan konseling.
Gula Darah Pada konseling pada
Diabetes Melitus kelompokinterven
Tipe 2 si, dan ada
perbedaan yang
signifikan
kepatuhan GDPP
sebelum dan
setelah dilakukan
konseling pada
kelompok
Control

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Definisi Diabetes Melitus

Penyakit Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit yang tidak

menular yang menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia, penyakit ini

juga menjadikan penderitanya berkurang produktivitas kerja yang

berdampak pada berkurangnya pendapatan, serta berkurangnya kualitas

hidup penderita karena komplikasi penyakitnya (Marasabessy Nur

Baharia, Sitti Johri Nasela, 2020). Sekitar 422 juta orang di seluruh dunia

mengidap diabetes, sebagian besar tinggal di negara berpenghasilan

rendah dan menengah dan 1,6 juta kematian secara langsung dikaitkan

dengan diabetes setiap tahun. Baik jumlah kasus maupun prevalansi

diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir (WHO,2020).

Diabetes tidak hanya menyebabkan kematian prematur di seluruh

dunia.Penyakit ini juga menjadi penyebab utama kebuataan, penyakit

jantung dan gagal ginjal.

Organisasi International Diabetes Federation (IFD) memperkiraan

sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia

menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi

sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama. Berdasarkan jenis

kelamin, IDF memperkirakan prevalensi diabetes di tahun 2019 yaitu 9%

pada perempuan dan 19,9% pada laki-laki. Prevalensi diabetes

11
diperkirakan meningkat seiring penambahan umur penduduk menjadi

19,9% atau 112,2 juta orang pada umur 65-79 tahun. Angka diprediksi

terus meningkat hingga mencapai 578 juta di tahun 2030 dan 700 juta di

tahun 2045 (Pusdatin,2020).

a. Klasifikasi Diabetes Melitus

Klasifikasi Diabetes Melitus dan penggolongan intoleransi glukosa

yang lain (Sujono Riyadi, 2009: 7072)

1). Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)

Defisiensi insulin karena kerusakan sel-sel Langerhans yang

berhubungan dengan tipe HLA (Huaman Leucocyte Antigen)

spesifik, predisposisi pada insulitis fenomena autoimun (cenderung

ketosis dan terjadi pada semua usia muda). Kelainan ini terjadi

karena kerusakan system imunitas (kekebalan tubuh) yang kemudian

merusak sel-sel pulau Langerhans di pancreas. Kelainan ini

berdampak pada penurunan produksi insulin.

2). Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)

Diabetes resisten, lebih sering pada dewasa, tapi dapat terjadi

pada semua umur. Kebanyakan penderita kelebihan berat badan, ada

kecenderungan familiar, mungkin perlu insulin pada saat

hiperglikemik selama stress.

3). Diabetes Tipe Lain

DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu

hiperglikemik terjadi karena penyakit lain; penyakit pancreas,

hormonal, obat atau bahan kimia, endokrinopati, kelainan reseptor

12
insulin, sindroma genetic tertentu.

4). Impaired Glukosa Tolerance (gangguan toleransi glukosa)

Kadar glukosa antara normal dan diabetes, dapat menjadi

diabetes atau menjadi normal atau tetap tidak berubah.

5). Gastrointestinal Diabetes Melitus (GDM)

Intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan. Dalam

kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat

yang menunjang pemanasan makanan bagi janin serta persiapan

menyusui. Menjelang aterm, kebutuhan insulin meningkat sehingga

mencapai 3 kali lipat dari keadaan normal. Bila seorang ibu tidak

mampu meningkatkan produksi insulin sehingga relative

hipoinsulin maka mengakibatkan hiperglikemi. Resistensi insulin

juga disebabkan oleh adanya hormone estrogen, progenteron,

prolactin dan plasenta laktogen. Hormone tersebut mempengaruhi

reseptor insulin pada sel sehingga mengurangi aktivitas insulin.

b. Etiologi

Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) atau Diabetes

Melitus tergantung insulin (DMTI) disebabkan oleh destruksi sel β pulau

Langerhans akibat autoimun. Sedangkan Non Insulin Dependent

(NIDDM) atau Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (DMTTI)

disebabkan kegagalan relative sel β dan resistensi insulin. Resistensi

insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang

pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat

produksi glukosa oleh hati.

13
Resiko terkena penyakit diabetes mellitus bisa terjadi pada semua

orang. Dua hal utama yang paling mempengaruhi adalah faktor

keturunan dan gaya hidup yang tidak sehat (Martinus, 2005). Faktor

resiko diabetes dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1). Faktor risiko yang tidak dapat diubah :

a). Umur : Umur merupakan faktor pada orang dewasa dengan

semakin bertambahnya umur kemampuan jaringan mengambil

glukosa darah semakin menurun.

b). Keturunan : Diabetes mellitus bukan penyakit menular tetapi

diturunkan.

2). Faktor risiko yang dapat dimodifikasi/ diubah :

a). Pola makan yang salah dan cenderung berlebihn menyebabkan

timbulnya obesitas

b). Aktifitas kurang gerak menyebabkan kurangnya pembakaran

energi oleh tubuh sehingga kelebihan energi dalam tubuh akan

disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh.

c). Obesitas sangat erat hubungannya dengan diabetes mellitus tipe

2.

d). Stress yang tinggi menyebabkan peningkatan trigliserida darah

dan penurunan penggunaan gula tubuh, manifestasinya

meningkatkan trigliserida dan gula darah atau dikenal dengan

istilah hiperglikemia.

e). Pemakaian obat- obatan golongan kortikosteroid dalam jangka

waktu lama.

14
3). Faktor- Faktor yang berhubungan dengan Terkendalinya Kadar

Glukosa Darah :

a). Penyakit dan Stress

Seseorang yang sedang menderita sakit karena virus atau

bakteri tertentu, merangsang produksi hormon tertentu yang

secara tidak langsung berpengaruh pada kadar gula darah

(Tandra, 2008). Stress adalah segala situasi dimana tuntunan

non spesifik mengharuskan individu untuk berespon atau

melakukan tindakan. Stress muncul ketika ada ketidakcocokan

antara tuntutan yang dihadapi dengan kemampuan yang

dimiliki,(Selye, dalam Potter & Perry, 2005). Diabetesi yang

mengalami stress dapat merubah pola makan, latihan,

penggunaan obat yang biasanya dipatuhi diabetes dan hal ini

menyebabkan terjadinya hiperglikemia (Smeltzer & Bare,

2002). Hiperglikemia yang terjadi pada keadaan stress ditandai

dengan peningkatan kadar gula darah.

b). Obesitas

Obesitas artinya berat badan yang berlebih minimal

sebanyak 20% dari berat badan idaman. Rumus untuk

menentukan berat badan ideal adalah sebagai berikut : (TB

dalam cm – 100) – 10%. Hal ini berarti indeks masa tubuh lebih

dari 25 kg/m2 (Sukarji dalam Soegondo. S., et al., 2007).

Individu dengan Diabetes Melitus tipe-2 diketahui sebanyak

80% diantaranya adalah obesitas. Obesitas menyebabkan

15
reseptor insulin pada target sel di seluruh tubuh kurang

sensitive dan jumlahnya berkurang sehingga insulin dalam darah

tidak dapat dimanfaatkan (IIlyas dalam Soegondo, 2007).

c). Makanan/Asupan makanan

Makanan diperlukan sebagai bahan bakar dalam

pembentukan ATP. Selama pencernaan, banyak zat gizi yang

diabsorpsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh sampai

makanan berikutnya. Di dalam makanan yang dikonsumsi,

terkandung karbohidrat,lemak, dan protein (Tandra, 2008).

d). Jumlah latihan fisik/olahraga yang dilakukan

Manfaat latihan fisik atau olahraga sebagai terapi

Diabetes Melitus telah cukup lama dikenal sebagaidalah satu

upaya penanggulangan penyakit diabetes melitus disamping

obat dan diet (Darmono,2007). Latihan fisik dapat

meningkatkan sensifitas jaringan terhadap insulin. Pada

Diabetes Melitus tipe-1 peningkatan sensifitas jaringan terhadap

insulin tersebut dapat mengurangi kebutuhan insulin, sedangkan

pada Diabetes Melitus tipe-2 peningkatan sensitifitas jaringan

tersebut sangat penting dalam regulasi kadar glukosa darah

(IIlyas, E.I., 2007.

c. Gejalah diabetes mellitus

Gejala dan tanda-tanda penyakit diabetes melitus dapat

digolongkan menjadi gejala akut dan gejala kronik sebagai berikut:

16
1). Poliuria (sering kencing) Adalah kondisi dimana terjadi kelainan pada

produksi urin di dalam tubuh yang abnormal yang menyebabkan

sering berkemih.Biasanya berkemih normalnya 4-8 kali sehari,

karena kelebihan produksi urin dalam tubuh maka berkemih lebih dari

normal sehat.

2). Polifagia (cepat lapar) Adalah kondisi dimana sering merasa

lapar.Hal ini disebabkan karena glukosa darah pada penderita DM

tidak semuanya dapat diserap oleh tubuh yang berakibat tubuh

kekurangan energi.

3). Polidipsia (sering haus) Adalah kondisi akibat dari poliuria (sering

kencing) menyebabkan rasa haus yang berlebihan.

4). Mudah lelah Adalah kondisi yang terjadi akibat poliuria dan polidip

5). Berat badan menurun Adalah kondisi dimana kemampuan

metabolisme glukosa terganggu sehingga tubuh tidak dapat

menyimpan glukosa dan membuangnya melalui urin, sehingga tubuh

mengambil glukosa cadangan di jaringan tubuh sebagai energi (Sugianto,

2016).

6). Luka infeksi yang sukar sembuh Adalah kondisi yang disebabkan efek

dari hiperglikemia, sehingga terjadi komplikasi akut dan komplikasi

kronik yang merusak jaringan tubuh.

d. Diagnosis diabetes mellitus

Diagnosis diabetes melitus ditegakkan atas dasar pemeriksaan

kadarglukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah

pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma darah

vena.Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan

17
pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer.Diagnosis tidak dapat

ditegakkan atas dasar adanya glikosuria .

Pedoman dalam mendiagnosa penyakit Diabetes Melitus (DM) yaitu

(MenKes, 2018):

1). Pemeriksaan glukosa darah puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak

ada asupan kalori minimal 8 jam. Dilakukan pengambilan sampel darah

untuk Tes gula darah puasa setelah pasien melakukan.

2). Pemeriksaan glukosa darah ≥200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa

Oral (TTOG) dengan beban glukosa 75 gram. Pada tes TTOG pasien

melakukan puasa terlebih dahulu minimal 8 jam, setelah itu diminta makan dan

minum seperti biasanya. Selang waktu 2 jam setelah itu dilakukan pengecekan

kadar gula darah.

3). Pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan-

keluhan (poliuria, polidipsi, polifagia dan penurunan berat badan). Tes gula

darah sewaktu dilakukan kapan saja tanpa mempertimbangkan puasa dan

waktu terakhir pasien makan. Tes ini dilakukan apabila terjadi gejala-gejala

DM secara umum, diantaranya poliurea (sering kencing), polifagia (cepat

lapar), polidipsi (sering haus), berat badan turun dan infeksi yang sukar

sembuh.

4). Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode terstandarisasi

oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP). Tes

hemoglobin terglikasi (HbA1c) adalah pengukuran persentase gula darah

yang terikat dengan hemoglobin. Hemoglobin adalah protein yang ada

dalam sel darah merah. Semakin tinggi hemoglogin A1c, semakin tinggi pula

tingkat

18
e. Komplikasi diabetes mellitus

Diabetes Melitus yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan

komplikasi akut dan kronis. Menurut perkeni komplikasi diabetes melitus dapat

dibagi menjadi dua kategori, yaitu :

1). Komplikasi Akut

a) Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di bawah nilai

normal (<50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita

diabetes melitus tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali per minggu, kadar

gula darah yang terlalu rendah menyebabkan sel- sel otak tidak

mendapat pasokan energi sehingga tidak berfungsi bahkan dapat

mengalami kerusakan.

b) Hiperglikemia, adalah apabila kadar gula darah meningkat secara tiba-

tiba, dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya,

antara lain ketoasidosis diabetic, Koma hiperosmoler Non Ketokik

(KHNK) dan kemolakto asidosis.

2). Komplikasi Kronis

a) Komplikasi makrovaskuler, umum berkembang pada penderita Diabetes

Melitus adalah trombosit otak (pembekuan darah pada sebagian otak),

mengalami penyakit jantung koroner (PJK).

b) Komplikasi mikrovaskuler, umum terjadi pada penderita diabetes melitus

tipe 1 seperti nefropati, diabetic retinopati (kebutaan), neuropati, dan

amputasi.

19
f. Pencegahan diabetes mellitus

Pencegahan penyakit Diabetes Melitus dibagi menjadi empat bagian

yaitu: (Bhatt dkk, 2016).

1). Pencegahan Premordial

Pencegahan premordial adalah upaya untuk memberikan kondisi pada

masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dari kebiasaan,

gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Prakondisi ini harus diciptakan dengan

multimitra. Pencegahan premordial pada penyakit Diabetes Melitus misalnya adalah

menciptakan prakondisi sehingga masyarakat merasa bahwa konsumsi makan

kebarat-baratan adalah suatu pola makan yang kurang baik, pola hidup santai

atau kurang aktivitas, dan obesitas adalah kurang baik bagi kesehatan.

2). Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah upaya orang yang termasuk kelompok

risiko tinggi, yaitu mereka yang belum menderita Diabetes Melitus, tetapi

berpotensi untuk menderita diabetes melitus diantaranya:

a) Kelompok usia tua (>45 tahun)

b) Kegemukan (BB(kg)>120% BB idaman atau IMT>27 (kg/M2)

c) Tekanan darah tinggi (>140/90mmHg)

d) Riwayat keluarga Diabetes Melitus

e) Riwayat Kehamilan dengan BB bayi lahir >4000 gr.

f) Dislipidemia (HvL<35 mg/dl dan atau Trigliserida >250 mg/dl).

g) Pernah toleransi glukosa tergangganggu (TGT) atau glukosa darah puasa

terganggu (GDPT).

Untuk pencegahan primer harus dikenai faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap timbulnya Diabetes Melitus dan upaya untuk

20
menghilangkan faktor-faktor tersebut.Oleh karena sangat penting dalam

pencegahan ini.Sejak dini hendaknya telah ditanamkan pengertian tentang

pentingnya kegiatan jasmani teratur, pola dan jenis makanan yang sehat

menjaga badan agar tidak terlalu gemuk dan risiko merokok bagi kesehatan

3). Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat

timbulnya penyakit dengan tindakan deteksi dini dan memberikan

pengobatan sejak awal penyakit.Dalam pengobatan pasien Diabetes Melitus,

sejak awal sudah harus diwaspadai dan sedapat mungkin dicegah

kemungkinan terjadinya penyulit menahun. Pilar utama pengelolaan

Diabetes Melitus meliputi :

a). Penyuluhan

b). Perencanaan makanan

c). Latihan jasmani

d). Obat berkhasiat hipoglikemik.

2. Konseling Gizi

Konseling menurut Roger dapat diartikan sebagai hubungan membantu,

dimana konselor bertujuan meningkatkan kemampuan dan fungsi mental klien.

Didalam hubungan dokter/perawat dan pasien, dapat dikatakan bahwa

dokter/perawat adalah pihak yang membantu, dan pasien sebagai pihak yang

terbantu (Lubis, 2011). John B.Watson mendirikan Teori behavior yang didasari

oleh pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia yaitu pendekatan

sistematik dan terstruktur dalam konseling. Konseling behavior dapat di artikan

sebagai tindakan mengubah perilaku seseorang (Mansur. 2014).

21
Dalam Kamus Gizi (2009) yang dikeluarkan oleh Persagi, dinyatakan

bahwa konseling gizi adalah suatu proses komunikasi dua arah antara konselor

dan pasien/klien untuk membantu pasien/ klien mengenali di mengatasi masalah

gizi. Persagi (2010) mendefinisikan konseling gizi adalah suatu bentuk

pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan

keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya dan

permasalahan yang dihadapi. Setelah konseling. diharapkan individu dan

keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi) masalah gizi

termasuk perubahan pola makan serta pemecahan masalah terkait gizi ke arah

kebiasaan hidup sehat.

a. Tujuan Konseling

Secara umum konseling gizi bertujuan membantu klien dalam upaya

mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga dapat meningkatkan

kualitas gizi dan kesehatan klien, meliputi perubahan pengetahuan, perubahan

sikap dan perubahan tindakan. Dalam konseling gizi terjadi proses

komunikasi dua arah memberikan kesempatan konselor dan klien saling

mengemukakan pendapat.

Konselor memberikan informasi dan arahan yang positif yang dapat

mengubah informasi negatif. Konselor juga mengarahkan klien untuk mampu

menentukan sikap dan keputusan untuk mengatasi masalah gizi yang dialami.

Jadi tujuan konseling adalah membantu klien dalam upaya mengubah

perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga mampu meningkatkan kualitas

gizi dan kesehatannya.

22
Dalam buku pendidikan dan konsultasi gizi oleh Suariasa (2012), yang

dimaksud dengan tujuan konseling gizi adalah sebagai berikut:

2). Membantu klien dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah klien

serta memberi alternatif pemecahan masalah. Melalui konseling klien

dapat berbagi masalah, penyebab masalah dan memperoleh informasi

tentang cara mengatasi masalah.

3). Menjadikan cara-cara hidup sehat di bidang gizi sebagai kebiasaan hidup

klien. Melalui konseling klien dapat belajar merubah pola hidup, pola

aktivitas, pola makan.

4). Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga klien

tentang gizi. Melalui konseling klien mendapatkan informasi

pengetahuan tentang gizi, diet dan kesehatann

3. Media Konseling

Menurut Depkes (2004) media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan. Media dalam kegiatan konseling gizi merupakan sarana

yang berisikan materi yang berkaitan dengan nasehat gizi.Penggunaan media

akan memudahkan konselor dalam menyampaikan materi gizi dan

memudahkan klien dalam memahami nasehat gizi yang disampaikan.

Penggolongan media (Starh,2005) menurut fungsinya adalah

a. Informasional yaitu media yang digunakan pada klien untuk memberikan

informasi yang bersifat umum. Media yang bersifat informasional adalah

radio, kaset, majalah dinding, buletin, filmslide.

b. Motivasional yaitu media yang digunakan untuk mendorong klien atau

sasaran mengikuti nasehat yang dianjurkan. Yang termasuk dalam

23
kelompok media motivasional adalah poster, foto.

c. Instruksional yaitu media yang digunakan untuk mengarahkan secara rinci

nasehat yang disampaikan kepada sasaran atau klien. Yang termasuk dalam

golongan media instruksional adalah leaflet, booklet dan alat peraga

d. Media edukasi yang sering digunakan pendidikan gizi meliputi :

1). Leaflet

Leaflet merupakan media berbentuk selembar kertas yang diberi

gambar dan tulisan (biasanya lebih banyak tulisan) pada kedua sisi kertas serta

dilipat sehingga berukuran kecil dan praktis dibawa dan biasanya dilipat tiga.

Media ini berisikan suatu gagasan secara langsung ke pokok persoalannya.

Leaflet sangat efektif untuk menyampaikan pesan yang singkat dan padat.

Media ini juga mudah dibawa dan disebarluaskan. Bahkan karena ukurannya

yang lebih ringkas, jumlah yang dibawa bisa lebih banyak . Kelebihan

penggunaan leaflet meliputi efektif untuk pesan yang singkat dan padat dan

mudah dibawa dan disebarluaskan . Sedangkan kelemahan penggunaan

leaflet adalah memerlukan keterampilan baca- tulis, mudah hilang dan

rusak, pesan yang disampaikan terbatas ( Depkes, 2004).

2). Poster

Poster, ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi

kesehatan yang di tempel di tempat umum.

a) Booklet

Booklet, adalah media untuk mrnyampaikan pesan kesehatan

dalam buku yang berupa tulisan maupun gambar.

24
4. Pengetahun

Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2008) kata tahu memiliki arti antara lain mengerti sesudah

melihat (menyaksikan, mengalami, dan sebagainya), mengenal dan

mengerti. Mubarak (2011), pengetahuan merupakan segala sesuatu yang

diketahui berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan

akan bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang dialaminya.

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan adalah hasil dari

tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap

suatu objek.

Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yakni, indera

pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan dan perabaan.Sebagian

pengetahuan manusia didapat melalui mata dan telinga.Berdasarkan

beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengetahuan merupakan segala

sesuatu yang dilihat, dikenal, dimengerti terhadap suatu objek tertentu yang

ditangkap melalui pancaindera yakni, indera pendengaran, penglihatan,

penciuman, perasaan dan perabaan

5. Asupan Zat Gizi

1) Pengertian Kerbohidrat

Karbohidrat dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi.

Konsumsi karbohidrat kurang dari 130 g/hari tidak dianurkan. Pemanis

alternative dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak melebihi

batas aman konsumsi harian (accepted daily intake ADI). Pemanis

alternatif dikelompokkan menjadi pemanis tidak berkalori, seperti

25
aspartame, sakarin, acesulfame potassium, sucralose neotame, pemanis

berkalori seperti gula alcohol dan fruktosa. Fruktosa tidak dianjurkan digunakan

oleh penyandang diabetes karena dapat meningkatkan kadar LDL,

kecuali fruktosa alami yang terkandung pada buah dan sayuran.

(Suharyati 2019: 136-137) Asupan karbohidrat merupakan jumlah

karbohidrat per hari yang berasal dari makanan dan minuman yang

dikonsumsi responden selama 2 kali (1x24 jam) terakhir.

Studi meta analisis pada 14 studi (randomized controlles trails)

yang melibatkan 356 penderita DM ditemukan bahwa dengan diet rendah

IG memperbaiki kadar glukosa darah jangka pendek dan panjang, yang

direfleksikan melalui penurunan secara signifikan kadar fruktosamine

dan hemoglobin A1C, Makanan dengan IG rendah adalah antara lain

whole grain, buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan yang juga

termasuk dalam makanan kaya serat. (Azrimaidaliza, 2011).

2). Pengertian Lemak

Asupan lemak merupakan jumlah lemak per hari yang berasal

dari makanan dan minuman yang dikonsumsi terakhir oleh responden

terhitung selama 2 kali (1x24 jam), yang dicatat menggunakan food

recall.

Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori, dan

tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energy. komposisi

dianjurkan yakni lemak jenuh <7% kebutuhan kalori, lemak tidak jenuh

ganda <10% selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal, dan konsumsi

kolesterol dianjurkan <200mg/hari. (Suharyati 2019: 137)

26
Tujuan diet yang utama dalam kaitannya dengan lemak makanan

pada penyandang DM adalah membatasi asupan lemak jeuh dan

kolesterol dari makanan. Lemak jenuh merupakan determinan diet yang

penting untuk menentukan kadar LDL-kolesterol di dalam plasma. Aspek

paling penting yang berhubungan dengan komposisi diet adalah konsumsi

lemak jenuh <10% dari total energy atau bahkan <80% bagi pasien

dengan risiko kardiovaskular tinggi.

3). Pengertian Serat

Serat adalah komponen karbohidrat kompleks tidak dapat dicerna

oleh enzim pencernaan, tetapi dapat dicerna oleh mikro bakteri

pencernaan. Serat makanan merupakan wadah berbiak yang baik bagi

mikroflora usus. Serat makanan juga disebut suatu komponen bukan gizi

yang harus dipenuhi jumlahnya agar tubuh dapat berfungsi dengan baik.

Anjuran konsumsi serat adalah 20-25% gram/hari yang berasal

dari berbagai sumber bahan makanan, seperti kacang-kacangan, buah,

sayuran dan sumber karbohidrat yang tinggi serat. (Suharyati 2019: 137)

Makanan berserat akan memberikan serat pangan, vitamin dan

mineral serta substansi lain yang penting bagi kesehatan. Dengan

mengonsumsi serat dalam jumlah yang cukup dapat memberikan manfaat

metabolic berupa pengendalian gula darah, hiperinsulinemia dan kadar

4). Pengertian Kadar Gula Darah

Glukosa darah atau kadar gula darah adalah istilah yang mengacu

kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah atau

27
tingkat glukosa serum diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa darah

atau kadar gula darah adalah suatu gula monosa-karida, karbohidrat

terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh.

Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain

didalam tubuh seperti glikogen, ribose, deoxiribose dalam asam nukleat,

galaktosa dalam laktosa susu, glikolipid, glikoprotein dan proteoglikan

Glukosa dalam darah diperoleh dari makanan yang mengandung

karbohidrat dari zat-zat lain yang bukan karbohidrat.

Kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus tidak

normal karena terganggunya metabolisme karbohidrat. Glukosa dalam

darah didapatkan dari makanan yang mengandung karbohidrat, dari zat-

zat lain yang bukan karbohidrat dari proses glukoneogenesis dari

glikogen dengan heksokinase dari enzim tambahan dalam hati yaitu

glukinase yang aktifitasnya dapat diinduksi dan dipengaruhi oleh

keadaan gizi (Waspadji, 2003).

Glukosa darah seseorang akan naik segera setelah mengkonsumsi

makanan dan relatif stabil pada konsentrasi 0.15% yaitu 80-120 mg/dl.

Walau banyak glukosa yang diambil oleh jaringan dan organ

(Pridjatmoko, 2007). Menurut Waspadji (2003) kadar glukosa darah pada

orang normal biasanya konstan, karena pengaturan metabolisme

karbohidrat yang baik pada keadaan puasa, kadar glukosa darah

meningkat menjadi 120-130 mg/dl. Kadar glukosa akan menurun

kembali 2 jam setelah makan menjadi 80-100 mg/dl.

28
B. KerangkaTeori

Faktor Risiko Yang DapatDi Uba


Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Diubah Pola Makan
Umur Aktivitas Fisik
Keturunan/genetik Obesitas
Lingkungan/stress
Pemakaian Obat

Diabetes Melitus Penatalaksanaan


DietDiabetes
Melitus :
Konseling Gizi
1. Edukasi konseling
Terapi Nutrisi
Med Latihan Jasmani
Terapi Farmakologis
Poster

Pengetahuan Asupan Kadar Glukosa Darah


Gambar 1 Kerangka teori
Sumber : Modifikasi
(PERKENI 2011, Supariasa
2014, Depkes RI
2008,Sujono Riyadi, 2009:
73-
74, Martinus, 2005)

C. Kerangka konsep

29
Berikut ini kerangka konsep konseling gizi (Variabel Independen)

dan pengetahuan, asupan karbohidrat, lemak, serat dan kadar gula darah

(Dependen) pada penderita diabetes mellitus.

Sebelum Sesudah

Pengetahuan
esud S Pengetahuan

Asupan Karbohidrat Asupan Karbohidrat

Konseling Gizi Menggunakan Media Poster


Asupan Lemak
Asupan Lemak
Asupan Serat
Asupan Serat

Kadar Glukosa Darah


Kadar Glukosa Darah

Gambar 2 Kerangka Konsep

D. Hipotesis Penelitian

30
1. Ada Pengaruh konseling gizi menggunakan media poster dan vidio terhadap

pengetahuan gizi pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RSU bahteramas

Kendari.

2. Ada pengaruh konseling gizi menggunakan media poster terhadap asupan

karbohidrat pada penderita penderita diabetes melitus tipe 2 di RSU

bahteramas Kendari.

3. Ada pengaruh konseling gizi menggunakan media poster terhadap asupan

lemak pada penderita penderita diabetes melitus tipe 2 di RSU bahteramas

Kendari.

4. Ada pengaruh konseling gizi menggunakan media poster terhadap asupan

serat pada penderita penderita diabetes melitus tipe 2 RSU bahteramas

Kendari.

5. Ada pengaruh konseling gizi menggunakan media poster terhadap kadar

glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RSU bahteramas

kendari.

BAB III

31
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis dan desain penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimen dengan desain penelitian menggunakan

quasy experimental study dengan pretes-posttest with control group.

Penelitian ini dilakukan di ruang kerja RSUD Bahteramas kendari yang di

pilih secara sengaja atau purposive sampling. Rancangan ini menggunakan

kelompok pembanding (kontrol). Dibawah ini merupakan desain penelitian

sebagai berikut :

Kelompok Kontrol : X1a ------ Y0-------X2a

Kelompok intervensi : X2a ------ Y1-------X2b


Keterangan :

X1a : Kelompok kontrol sebelum diberikan konseling gizi

X2a : Kelompok kontrol setelah diberikan konseling gizi

Y0 : Pemberian konseling gizi tanpa menggunakan media apapun

X1b : Kelompok perlakuan sebelum diberikan konseling gizi dengan media

poster

X2b : Kelompok perlakuan setelah diberikan konseling gizi dengan media

poster

Y1 : pemberian konseling gizi dengan menggunakan media poster

B. Waktu dan Tempat Penelitian

32
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan juli 2023 – agustus 2023. Penelitian

ini dilaksanakan di RSUD Bahteramas kota kendari.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita Diabetes Melitus Tipe

2 rawat jalan yang berada di RSUD Bahteramas Kota Kendari yang tercatat

sebagai kasus baru ditahun 2021 dengan total 34 orang kasus.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan penderita Diabetes

Melitus Tipe 2 yang berada di RSUD bahteramas Kota Kendari, sebanyak 34

orang kasus dan 34 orang kontrol.

3. Teknik Sampling dan Kriteria Sampel

a. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total

sampling. Dimana jumlah sampel sama dengan populasi.Alasan

mengambil total sampling karena jumlah populasi kurang. Jadi jumlah

sampel dalam penelitian ini ada 34 orang kasus dan 34 orang Kontrol.

b. Kriteria Sampel Kontrol

Sampel dalam penelitian ini, baik kelompok kasus maupun kelompok

kontrol diambil dengan menggunakan kriteria yang sama, meliputi :

1). Tidak menderita penyakit DM tipe 2.

2). Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang menetap di lokasi

penelitian.

3). Penderita Diabetes melitus yang dapat menulis, membaca dan

33
berkomunikasi dengan baik

4). Penderita Diabetes melitus tipe 2 yang tidak mengalami gangguan

daya ingat.

5). Pasien dapat berkomunikasi dengan baik.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan salah satu unsur yang penting karena suatu proses

pengumpulan fakta atau pengukuran dapat dilakukan dengan baik, bila dapat

dirumuskan variable penelitian dengan tegas (Nasution, 2017). Variabel dalam

penelitian ini meliputi:

1. Variable Terikat (Dependen)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah pengetahuan, asupan

karbohidrat ,lemak,serat, dan kadar glukosa darah pada penderita diabetes

melitus tipe 2.

2. Variable Bebas (Independen)

Variable bebas pada penelitian ini adalah konseling menggunakan media

poster.

E. Cara Pelaksanaan Intervensi

Konseling gizi dilakukan di ruang kerja RSU Bahteramas kota kendari

selama 3 minggu.Untuk mengetahui pengaruh intervensi yang dilakukan yakni

berupa penjelasan mengenai Diabetes Melitus dan Konseling Gizi terhadap

pengetahuan,asupan karbohidrat, lemak, serat, kadar glukosa darah,

mengunakan lembar kuisioner berupa pertanyaan untuk mendapatkan data

pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan konseling untuk kelompok kasus.

Serta diberikan konseling tanpa menggunakan media apapun untuk kelompok

34
kontrol, form food recall 2x24 jam dengan metode wawancara yang dilakukan

oleh saya sendiri sebagai peneliti untuk mendapatkan asupan

karbohidrat,lemak,serat, dan menggunakan alat glukometer yang dilakukan oleh

petugas rumah sakit untuk mendapatkan data kadar glukosa darah sebelum dan

sesudah diberikan konseling

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner (Pre dan Post

Test) dan poster DM . Berikut adalah tahapan pengumpulan data dalam

penelitian :

a. Pada tahap awal (pre test), sampel perlakuan dan kontrol dilakukan

wawancara menggunakan lembar kuesioner untuk mengetahui Pengetahuan

asupan.

b. Selanjutnya tahap pelaksanaan, sampel perlakuan di berikan konseling

menggunakan media poster DM, sedangkan sampel kontrol diberikan

konseling tetapi tidak menggunakan media poster.

c. Pada akhir penelitian (post test) dilakukan wawancara kepada kelompok

sampel dan kelompok kontrol menggunakan lembar kuesioner untuk

melihat apakah ada perubahan pada tingkat pengetahuan asupan

G. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel

dalam hasil penelitian. Analisis univariat ini mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan persentase dari tiap variable (Notoatmojo, 2010). Hasil analisis

35
univariat akan disajikan dalam bentuk grafik atau narasi. Variabel yang akan

digunakan analisis univariat dalam penelitian ini adalah variabel

pengetahuan, asupan karbohidrat, lemak, serat dan kadar glukosa darah, dari

analisis univariat ini akan diketahui gambaran distribusi rata-rata frekuensi

setiap variabel.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian

konseling menggunakan media poster pada pengetahuan. Sebelum dilakukan

bivariat, sebelumnya harus uji normalitas untuk mengetahui apakah data

terdistribusi normal, karena syarat uji parametric adalah data harus

terdistribusi normal ( Dahlan, 2011).

Karena pada penelitian ini jumlah sampel penelitian , yaitu 22 sampel

kelompok intervensi dan 22 sampel kelompok kontrol, sehingga uji

normalitas menggunakan uji Kolmogrov-smirnov. Distribusi data dikatakan

normal jika nilai kemaknaan (p) >0,005 , sedangkan data tidak normal jika

nilai kemaknaan (p) <0,005 (Dahlan, 2011). Jika data terdistribusi normal,

maka uji yang digunakan adalah uji Dependent t- test untuk mengetahui

perbedaan tingkat pengetahuan. sebelum dan sesudah perlakuan. Sedangkan

untuk mengetahui pengaruh Konseling menggunakan media poster digunakan

uji Independent t-test. Namun apabila data tidak terdistribusi normal, maka

digunakan uji alternative untuk uji t yaitu Wilcoxon dan uji Mann Whitney.

36
H. Definisi Operasional

Tabel 2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Opero0asional Cara ukur Alat Ukur Hasil ukur Skala
Konseling Gizi Proses komunikasi dua arah antara Wawancara Poster 0 = Sebelum Nominal
konselor dengan klien untuk diberikan
membantu klien mengenali dan konseling
mengatasi masalah gizi dengan 1 = Setelah
menggunakan media diberikan
poster. konseling
Pengetahuan Pengetahuan pasien terkait masalah Kuesioner Angket Total Score Rasio
gizi pengetahuan tentang makanan Angket
dan zat gizi,sumber-sumberzat gizi
pada makanan yang dapat
dikonsumsi.
Asupan Jumlah asupan Karbohidrat yang Wawancara dan Form food ....g/hr Rasio
Karbohidrat dikonsumsi responden dalam satuan recall 2x24 jam recall
g/hr
Asupan Lemak Jumlah asupan Lemak yang Wawancara dan Form food ....g/hr Rasio
dikonsumsi responden dalam satuan recall 2x24 jam recall
g/hr
Asupan Serat Jumlah asupan Serat yang Wawancara dan Form food .....g/hr Rasio
dikonsumsi recall 2x24 jam recall
responden dalam satuan g/hr

37
Kadar Kadar Glukosa Darah adalah Pengukuran Glukometer ……mg/dl Rasio
Glukosa banyaknya zat gula atau glukosa di dilakukan oleh Easy touch
Darah dalam darah. petugas/peneliti

38
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara. RSU Bahteramas Provinsi Sultra adalah rumah sakit pusat

rujukan di Wilayah Sulawesi Tenggara. Saat ini status RSU Bahteramas Kota

Kendari adalah Rumah Sakit Pendidikan Kelas B dan berfungsi sebagai Rumah

Sakit Pendidikan bagi dokter, dan tenaga kesehatan lainnya, termasuk gizi.

Tertanggal sejak 21 November 2012, Badan Layanan Umum Daerah Rumah

Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (BLUD RSU Bahteramas)

berpindah lokasi dari jalan Dr. Ratulangi No. 115 Kelurahan Kemaraya

Kecamatan Mandonga, menjadi Jalan Kapt.Piere Tendean No.40 Baruga. Di

lokasi yang baru ini mudah dijangkau dengan kendaraan umum, dengan batas

wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Kantor Pengadilan Agama.

2. Sebelah Timur : Kantor Polsek Baruga.

3. Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk

4. Sebelah Barat : Balai Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara

RSU Bahteramas berdiri di atas lahan seluas 17,5 Ha. Luas seluruh

bangunan adalah 53,269 m2, Luas bangunan yang terealisasi sampai dengan

akhir tahun 2016 adalah 35,410 m2. Pengelompokkan ruangan berdasarkan

fungsinya sehingga menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kegiatan

pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan penunjang medis, kelompok kegiatan

penunjang non medis , dan kelompok kegiatan administrasi.

39
B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran deskripsi

masing – masing variabel yaitu pengetahuan, asupan karbohidrat, lemak, serat

dan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus di RSU Bahteramas

Tahun 2023. Responden kelompok intervensi (konseling gizi menggunakan

media poster) dan kelompok kontrol (diberikan konseling tanpa diberi poster)

dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3 Gambaran Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Konseling Pada


Penderita Diabetes Mellitus di RSU Bahteramas Tahun 2023
Variabel Intervensi Kontrol
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Pengetahuan
6 13 9,21 1,903 5 13 8,79 1,887
pre
Pengetahuan 10
15 12,68 1,430 8 14 11,74 1,763
Post
Sumber : Data Penelitian, 2023

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa nilai minimum pengetahuan

responden diabetes mellitus pada kelompok intervensi sebelum diberikan

konseling 6 dan nilai maksimum 13 dengan rata-rata 9,21 setelah diberikan

konseling gizi nilai mengalami peningkatan yakni nilai minimum 10 dan

maksimum 15 dengan rata-rata nilai 12,68.

Pada kelompok kontrol yang hanya diberikan konseling gizi saja tanpa

media poster diketahui bahwa nilai minimum pengetahuan 5 dan maksimum

13 dengan nilai rata-rata 8,79, setelah diberikan media poster mengalami

peningkatan yakni dengan nilai minimum 8 dan maksimum 14 dengan nilai

rata-rata 11,74.

40
Tabel 4 Gambaran Asupan Sebelum dan Sesudah Konseling Pada
Penderita Diabetes Mellitus di RSU Bahteramas Tahun 2023
Intervensi Kontrol
Variabel
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Asupan
95 315 196,735 64,473 90,5 312 176,750 58,922
KH pre
Asupan
80 285 164,765 59,786 90 265 152,735 40,173
KH post
Asupan
lemak 18 85 28,41 11,365 18 53 30,00 7,616
pre
Asupan
lemak 17 37 27,53 5,089 23 40 29,76 3,742
post
Asupan
serat 2,35 13,5 5,521 2,712 2,57 8,83 4,731 1,587
pre
Asupan
serat 3,81 15,3 7,061 2,569 3,50 9,5 5,71 1,361
post
Sumber : Data Penelitian, 2023

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa pada kelompok intervensi asupan

karbohidrat sebelum diberikan konseling dengan media poster dengan nilai

minimum 95 gr/hr nilai maksimum 315 gr/hr dengan nilai rata-rata 196,735

gr/hr setelah diberikan konseling nilai minimal 80 gr/hr dan nilai maksimum

285 gr/hr dengan rata-rata 164,765 gr/hr. Asupan lemak sebelum diberikan

konseling dengan nilai minimum 18 gr/hr dan nilai maksimum 85gr/hr

dengan rata-rata nilai28,41gr/hr dan setelah diberikan konseling nilai

minimum 17 gr/hr dan nilai maksimum 37gr/hr dengan nilai rata-rata

27,53gr/hr.

Asupan serat responden diabetes mellitus dengan nilai minimum 2,35

gr/hr dan maksimum 13,5 gr/hr dengan rata-rata nilai 5,521 gr/hr setelah

diberikan konseling dengan media poster mengalami peningkatan nilai

minimum 3,81 gr/hr dan nilai maksimum 15,3 gr/hr dan rata-rata7,061 gr/hr.

Pada kelompok pembanding ansupan karbohidrat sebelum diberikan

konseling tanpa media poster nilai minimum 90,5 gr/hr maksimum 312 gr/hr

41
dengan rata-rata asupan 176,750 gr/hr setelah diberi konseling tanpa media

poster nilai minimum 90 gr/hr nilai maksimum 265 gr/hr dengan rata-rata

asupan 152,735 gr/hr. Asupan lemak sebelum diberi konseling tanpa media

poster dengan nilai minimum 18 gr/hr dan maksimum 53 gr/hr dengan rata-

rata asupan 30 gr/hr dan setelah diberikan konseling tanpa media poster nilai

minimum 23 gr/hr dan maksimum 40gr/hr dengan rata-rata asupan 29,76

gr/hr.

Asupan serat sebelum diberikan konseling tanpa media poster minimum

asupan 2,57 gr/hr dan maksimum 8,83 gr/hrdengan rata-rata asupan 4,731

gr/hr setelah diberikan konseling tanpamedia poster nilai minimum

meningkat menjadi 3,5 gr/hr maksimum 9,5 gr/hr dan rata-rata asupan

meningkat menjadi 5,710 gr/hr.

Tabel 5 Gambaran Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah


Konseling Pada Penderita Diabetes Mellitus di RSU Bahteramas Tahun
2023
Variabel Intervensi Kontrol
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Kadar
glukosa
150 400 267,62 66,642 141 4,76 262,12 79,042
darah
pre
Kadar
glukosa
100 360 226,76 57,449 98 395 231,53 73,043
darah
post
Sumber : Data Penelitian, 2023

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa pada kelompok intervensi kadar

glukosa darah sebelum diberikan konseling dengan media poster dengan nilai

minimum 150mg/dl dan maksimum 400mg/dl dengan rata-rata 267,62 mg/dl

dan setelah diberikan konseling mengalami penurunan yakni dengan nilai

minimum 100 nilai maksimum 360 mg/dl dengan rata-rata 226,76 mg/dl.

42
Pada kelompok pembanding kadar glukosa darah sebelum diberikan

konseling tanpa media poster nilai minimum 141 mg/dl dan maksimum 476

mg/dl dengan rata-rata 262,12 mg/dl setelah diberikan konseling nilai

minimum 98mg/dl dan maksimum 395 dengan nilai rata-rata 231,53 mg/dl.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendidikan

kesehatan berupa konseling gizi menggunakan media poster terhadap

pengetahuan, asupan karbohidrat, lemak, serat dan kadar glukosa darah

Selanjutnya untuk mengetahui apakah data penelitian terdistribusi normal

sebelum dan sesudah diberikan intervensi konseling gizi, maka digunakan uji

Kolmogorov Smirnov.

Nilai signifikasi darikelompok perlakuan baik sebelum intervensi dan

sesudah intervensi seluruhnya <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

keseluruhan data tidak memenuhi asumsi normalitas. Jadi analisis bivariat

menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann Whitney u test.

Sedangkan Mannwhitney u test adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan efektivitas antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Nilai

signifikasi dari perbedaan 2 kelompok terdapat nilai p value hasilnya kecil

yaitu <0.05, yang berarti ada perbedaan jadi analisis bivariat menggunakan

uji Mann Whitney U Test.

43
Tabel 6 Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
konseling penderita diabetes mellitus di RSU Bahteramas tahun 2023
Sebelum Sesudah
Pengetahuan ΔMean ±SD P
Mean±SD Mean±SD
Intervensi 9,21±1,903 12,68±1,430 3,47±0,473 0,000
Kontrol 8,79±1,887 11,74±1,763 2,95±0,124 0,000
Sumber : Data Penelitian, 2023

Berdasarkan uji statistic menunjukkan rata-rata kadar

pengetahuan pada kelompok intervensi sebelum perlakuan 9,21 dengan

Standar Deviasi 1,903, pada pengukuran sesudah perlakuan 12,68 dengan

Standar Deviasi 1,430. Berdasarkan uji statistic dengan Wilcoxon T-Test

pada kelompok intervensi pre test dan post-test didapatkan p = 0,000 atau p <

0, 05 berarti terdapat perbedaan signifikan pengetahuan sebelum dan sesudah

diberikan konseling. Selanjutnya pada kelompok control didapatkan rata-rata

kadar glukosa darah sebelum diberikan 8,79 dengan Standar Deviasi 1,887,

dan pada pengukuran setelah diberikan konseling didapatkan rata-rata

pengetahuan 11,74 dengan Standar Deviasi1,763 dan hasil uji statistic dengan

Wilcoxon T-Tes kelompok kontrol p = 0,000 atau p < 0, 05 berarti terdapat

perbedaan signifikan antara hasil pre test dan post-test.

Tabel 7 Perbedaan asupan sebelum dan sesudah diberikan konseling


penderita diabetes mellitus di RSU Bahteramas tahun 2023
Sebelum Sesudah
Asupan ΔMean±SD P
Mean±SD Mean±SD
Karbohidrat
196,73±64,473 164,76±59,786 31,97 ± 4,687 0,000
Intervensi
Karbohidrat
176,75±58,922 152,73±40,173 24,02 ± 18,749 0,005
Kontrol
Lemak
28,41±11,365 27,53±5.089 0,88 ± 6,276 0,537
Intervensi
Lemak
30±7,616 29,76±3,742 0,24 ± 3,874 0,635
Kontrol
Serat
5,52±2,712 7,06±2,569 1,54±0,143 0,000
Intervensi
Serat
4,73±1,587 5,71±1,361 0,98±0,226 0,000
Kontrol

44
Berdasarkan uji statistic pada asupan karbohidrat kelompok intervensi

menunjukkan rata-rata asupan karbohidrat sebelum perlakuan 196,73 g,

dengan Standar Deviasi 64,473. Pada pengukuran sesudah perlakuan rata-rata

asupan karbohidrat 164,76 g dengan Standar Deviasi 59,786. Berdasarkan uji

statistik dengan Wilcoxon T-Test pada kelompok intervensi pre test dan post-

test didapatkan p = 0,000 atau p < 0, 05 berarti terdapat perbedaan signifikan

asupan karbohidrat sebelum dan sesudah diberikan konseling dengan media

poster. Selanjutnya pada kelompok control didapatkan rata-rata asupan

karbohidrat sebelum diberikan 176,75 g dengan Standar Deviasi 58,922, dan

pada pengukuran setelah diberikan konseling tanpa media didapatkan rata-

rata asupan karbohidrat 152,73 g dengan Standar Deviasi 40,173 dan hasil uji

statistic dengan Wilcoxon T-Tes kelompok kontrol p = 0,005 atau p < 0, 05

berarti terdapat perbedaan signifikan antara hasil pre test dan post-test.

Pengukuran pada asupan lemak kelompok intervensi menunjukkan rata-

rata asupan sebelum perlakuan 28,41 g, dengan Standar Deviasi 11,365. Pada

pengukuran sesudah perlakuan rata-rata asupan lemak 27,53 g, dengan

Standar Deviasi 5,089. Berdasarkan uji statistic dengan Wilcoxon T-Test

pada kelompok intervensi pre test dan post-test didapatkan p = 0,537 atau p >

0, 05 berarti terdapat tidak ada perbedaan signifikan asupan lemak sebelum

dan sesudah diberikan konseling dengan media poster. Selanjutnya pada

kelompok control didapatkan rata-rata asupan lemak sebelum diberikan 30 g

dengan Standar Deviasi 7,616, dan pada pengukuran setelah diberikan

konseling tanpa media didapatkan rata-rata asupan lemak 29,76 g dengan

Standar Deviasi 3,742 dan hasil uji statistic dengan Wilcoxon T-Tes

45
kelompok kontrol p = 0,635 atau p > 0, 05 berarti tidak ada perbedaan

signifikan antara hasil pre test dan post-test.

Berdasarkan uji statistic menunjukkan rata-rata asupan serat pada

kelompok intervensi sebelum perlakuan 5,52 g dengan Standar Deviasi 2,712,

pada pengukuran sesudah perlakuan 7,06 g dengan Standar Deviasi 7,06.

Berdasarkan uji statistic dengan Wilcoxon T-Test pada kelompok intervensi

pre test dan post-test didapatkan p = 0,000 atau p < 0, 05 berarti terdapat

perbedaan signifikan asupan serat sebelum dan sesudah diberikan konseling.

Selanjutnya pada kelompok control didapatkan rata-rata asupan serat sebelum

diberikan 4,73 g dengan Standar Deviasi 1,587, dan pada pengukuran setelah

diberikan konseling didapatkan rata-rata asupan serat 5,71 g dengan Standar

Deviasi 1,361 dan hasil uji statistic dengan Wilcoxon T-Tes kelompok

kontrol p = 0,000 atau p < 0, 05 berarti terdapat perbedaan signifikan antara

hasil pre test dan post-test.

Tabel 8 Perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah diberikan


konseling penderita diabetes mellitus di RSU Bahteramas tahun 2023
Kadar Sebelum Sesudah
Glukosa ΔMean ± SD P
Mean±SD Mean±SD
Darah
Intervensi 267,62±66,64 226,76±57 40,85±9,193 0,000
2 ,449
Kontrol 262,12±79,04 231,53±73 30,59±5,999 0,000
2 ,043
Sumber : Data Penelitian, 2023, wilcoxonsingned rank test

Berdasarkan uji statistic menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah

pada kelompok inervensi sebelum perlakuan 267,62 dengan Standar Deviasi

66,642, pada pengukuran sesudah perlakuan 226,76 dengan Standar Deviasi

57,449. Berdasarkan uji statistik dengan Wilcoxon T-Test pada kelompok

intervensi pre test dan post-test didapatkan p = 0,000 atau p < 0, 05 berarti

46
terdapat perbedaan signifikan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah

diberikan konseling dengan media poster. Selanjutnya pada kelompok control

didapatkan rata-rata kadar glukosa darah sebelum diberikan 262,12 dengan

Standar Deviasi 79,042, dan pada pengukuran setelah diberikan didapatkan

rata-rata kadar gukosa darah 231,53 dengan Standar Deviasi 73,043 dan hasil

uji statistic dengan Wilcoxon T-Tes kelompok kontrol p = 0, 000 atau p < 0,

05 berarti terdapat perbedaan signifikan antara hasil pre test dan post-test.

Tabel 9 Perbedaan kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada


penderita diabetes mellitus di RSU Bahteramas Tahun 2023
Variabel Kelompok Sebelum Sesudah P
Mean±SD Mean±SD
Pengetahuan Intervensi 9,21±1,903 12,68±1,430
0,043
Kontrol 8,79±1,887 11,74±1,763
Karbohidrat Intervensi 196,73 ±64,473 164,76 ±59.786
0,480
Kontrol 176,75 ±58,922 152,73 ±40,173
Lemak Intervensi 28,41 ± 11,365 27,53 ±5.089
0,078
Kontrol 30,00 ± 7.616 29,76 ±3,742
Serat Intervensi 5,52±2,712 7,06±2,569
0,019
Kontrol 4,73±1,587 5,71±1,361
Kadar Intervensi 267,62±66,642 226,76±57,449
glukosa 0,868
darah Kontrol 262,12±79,042 231,53±73,043
Sumber : Data Penelitian, 2023,

Hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov smirnov menunjukkan

bahwa data tidak terdistribusi secara normal (p < 0,05) sehingga dilakukan uji

non parametric berupa uji Mann Whitney. Mannwhitney u test adalah untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan efektivitas antara kelompok

intervensi dan kelompok kontrol. Nilai signifikasi dari perbedaan 2 kelompok

terdapat nilai p value hasilnya kecil yaitu < 0.05, yang berarti ada perbedaan

jadi analisis bivariat menggunakan uji Mann Whitney U Test.

Perbedaan pengetahuan kelompok intervensi dan kelompok kontrol

pada penderita diabetes menggunakan uji Man Whitney u test menunjukan

47
bahwa nilai yang didapatkan p-value yaitu 0,043 (p<0,05) yang

menunjukkan bahwa ada pengaruh konseling gizi dengan media poster

terhadap pengetahuan penderita diabetes melitus.

Perbedaan asupan karbohidrat kelompok intervensi dan kelompok

kontrol pada penderita diabetes menggunakan uji Man Whitney u test

menunjukan bahwa nilai yang didapatkan p-value yaitu 0,480 (p>0,05) yang

menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh konseling gizi dengan media poster

terhadap asupan karbohidrat penderita diabetes melitus di RSU Bahteramas.

Perbedaan asupan lemak kelompok intervensi dan kelompok kontrol

pada penderita diabetes menggunakan uji Man Whitney u test menunjukan

bahwa nilai yang didapatkan p-value yaitu 0,078 (p>0,05) yang

menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh konseling gizi dengan media poster

terhadap asupan lemak penderita diabetes melitus di RSU Bahteramas.

Perbedaan asupan serat kelompok intervensi dan kelompok kontrol

pada penderita diabetes menggunakan uji Man Whitney u test menunjukan

bahwa nilai yang didapatkan p-value yaitu 0,019 (p < 0,05) yang

menunjukkan bahwa ada pengaruh konseling gizi dengan media poster

terhadap asupan serat pada penderita diabetes melitus.

Perbedaan kadar glukosa darah kelompok intervensi dan kelompok

kontrol pada penderita diabetes menggunakan uji Man Whitney u test

menunjukan bahwa nilai yang didapatkan p-value yaitu 0,868 (p > 0,05) yang

menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh konseling gizi dengan media poster

terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes melitus di RSU Bahteramas.

48
C. Pembahasan

1. Pengaruh konseling terhadap pengetahuan pada kelompok intervensi

dan kelompok kontrol terhadap penderita diabetes mellitus di RSU

Bahteramas tahun 2023

Pengetahuan pada kelompok intervensi yang dilakukan yaitu beruoa

konseling gizi yang dilakukan dalam 3 kali kunjungan konseling, dilakukan

dengan mengisi lembar kuesioner angket yang diberikan kepada responden

pada minggu pertama dan minggu ketiga.

Nilai rata-rata pada kelompok intervensi sebelum diberikan

konseling gizi yaitu 9,21 sedangkan rata-rata pengetahuan setelah diberikan

konseling gizi mengalami peningkatan yaitu 12,68 hal ini menunjukkan

bahwa ada peningkatan sebelum dan sesudah diberikan konseling gizi.

Kelompok kontrol yang hanya diberikan konseling saja tanpa media

poster didapatkan nilai rata-rata sebelum diberikan konseling yaitu 8,79

sedangkan setelah diberikan konseling nilai rata-rata 11,74 hal ini

menunjukkan bahwa ada peningkatan sebelum dan sesudah diberikan

konseling gizi.

Berdasarkan uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan

pengetahuan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai

p-value (0,043). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian

intervensi selama 3 minggu dengan frekuensi kunjungan 3 kali efektif dalam

meningkatkan pengetahuan responden.

Edukasi atau konseling kurang efektif apabila konselor tidak

menggunakan media, penggunaan media untuk menyampaikan edukasi akan

49
berpengaruh besar dalam penyerapan informasi yang disampaikan. Alat

bantu peraga atau media pendidikan disusun berdasarkan prinsip bahwa

pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap

melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan akan semakin

banyak dan jelas pula pengetahuan yang diperoleh (Notoadmodjo,2011).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Eliana, 2013) terjadi

perubahan pengetahuan sesudah diberikan konseling dengan media buku

saku. Pada variabel pengetahuan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara pengetahuan responden dengan pemberian konseling gizi

melalui media buku saku dan media leaflet. Pada saat edukasi responden

kedua kelompok mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh

pemberi informasi menggunakan buku saku dan leaflet. Hal ini sesuai

dengan teori bahwa media edukasi dapat menciptakan kondisi tertentu,

sehingga memungkinkan responden memperoleh pengetahuan, keterampilan

atau sikap yang baru (Supariasa, 2013).

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siswanto,

dkk (2016) juga menunjukkan hasil yang sama yakni ada peningkatan

pengetahuan pasien diabetes mellitus sebelum intervensi dengan nilai rata-

rata 7,04 dan sesudah intervensi dengan nilai rata-rata 10,81 dengan p-value

(0,000) dengan metode konseling gizi menggunakan media audiovisual di

Rumah Sakit Islam Samarinda.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suci, dkk (2016)

menunjukan bahwa pada kelompok perlakuan yang diberikan konseling

selama 3 kali selama penelitian lebih signifikan terhadap pengetahuan diet

50
DM sebelum dan sesudah diberikan konseling gizi dengan nilai p-value

0,001 (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya

diberikan penyuluhan sekali dari petugas kesehatan.

Tinggi rendahnya pengetahuan gizi perindividu berbeda-beda

tergantung dengan sikap, perilaku dan keinginan tahu responden mengenai

gizi. Bila pengetahuan gizi seseorang tinggi maka akan cenderung membuat

reponden tersebut berperilaku gizi yang baik serta menumbuhkan budaya

terkait dengan perilaku gizi.

2. Pengaruh konseling terhadap asupan karbohidrat pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol terhadap penderita diabetes mellitus

di RSU Bahteramas tahun 2023

Asupan Karbohidrat pada kelompok intervensi sebelum dilakukan

konseling gizi nilai rata-rata menkonsumsi 196,735 gr/hr setelah dilakukan

konseling gizi asupan karbohidrat mengalami penurunan yaitu sebesar

164,765 gr/hr, sedangkan pada kelompok kontrol asupan karbohidrat rata-

rata juga mengalami penurunan dari rata-rata 176,750 gr/hr menjadi 152,735

gr/hr.

Pada kelompok Intervensi rata-rata asupan karbohidrat mengalami

penurunan hal ini dikarenakan kebanyakan responden telah mengurangi

konsumsi karbohidrat yang dikonsumsi sehari-hari, jumlah konsumsi

karbohidrat masih kurang dari yang dianjurkan dalam angka kecukupan

gizi menurut (PERMENKES RI NO. 28 TAHUN 2019) yakni 280 gr/hr.

Hasil uji statistik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

didapatkan nilai p- value (0,480) < 0,05 tidak terdapat perbedaan yang

51
signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Asupan

karbohidrat dapat dilihat dari hasil wawancara recall 2x24 jam dan dapat

diketahui asupan karbohidrat yang dikonsumsi responden sebelum

konseling bshwa responden sudah mengetahui pembatasan karbohidrat

sehingga antara kelompok intervensi dan kontrol tidak ada pengaruh.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyani

(2015) mengatakan bahwa tidak ada pengaruh yang bermakna antara

konsultasi gizi terhadap asupan karbohidrat pasien diabetes mellitus tipe 2

dimana diperoleh nilai p-value <0,05. Hal ini disebabkan sebagian besar

responden memiliki jumlah asupan karbohidrat dalam jumlah yang lebih

dan kenaikan kadar gula darah tidak ditunjukkan dengan peningkatan

konsumsi karbohidrat yang dikonsumsi harian. Karena karbohidrat yang

diubah menjadi Lemak dalam bentuk Trigliserida yang akan meningkatkan

Kadar Trigliserida Darah.

Penelitian ini sejalan dengan penelian Ekasari, 2022 Dari hasil uji

statistik menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara asupan karbohidrat,

kadar glukosa darah pada pasien DM (p value=0,911). Pada penelitian ini

subjek cenderung mengonsumsi karbohidrat kompleks seperti singkong,

nasi, dan mie. Jumlah konsumsi karbohidrat total subjek dalam jumlah yang

besar. Hal ini dapat disebabkan karena kebiasaan para subjek yang suka

mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang banyak. Selain itu juga

mereka percaya dengan konsumsi karbohidrat yang banyak maka dapat

mengembalikan energi yang dikeluarkan saat beraktivitas.

52
Mengonsumsi karbohidrat kompleks memiliki respon insulin dan

peningkatan kadar glukosa darah darah setelah makan yang lebih rendah

dibandingkan karbohidrat sederhana karena molekulnya lebih kompleks

sehingga pemecahannya pun lebih lama. Karbohidrat kompleks akan

membuat glukosa darah cenderung stabil sehingga tidak terjadi peningkatan

kadar glukosa darah secara tiba-tiba di dalam pembuluh darah dan produksi

insulin secara berlebihan tidak terjadi.

3. Pengaruh konseling terhadap asupan lemak pada kelompok intervensi

dan kelompok kontrol terhadap penderita diabetes mellitus di RSU

Bahteramas tahun 2023

Asupan lemak pada kelompok intervensi sebelum dilakukan

konseling gizi menggunkan media poster rata-rata mengkonsumsi 28,41

gr/hr setelah dilakukan konseling mengalami penurunan menjadi 27,53

gr/hr.

Pada kelompok kontrol rata-rata asupan sebelum dilakukan

konseling gizi tanpa media poster yaitu 30,00 gr/hr dan setelah dilakukan

konseling mengalami penurunan menjadi 29,76 gr/hr. Pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol rata-rata asupan lemak mengalami

penurunan tetapi belum mencapai normal yang dianjurkan oleh

PERMENKES RI NO. 28 TAHUN 2019 dalam angka kecukupan gizi

(AKG) yakni 45-50 gr/hr.

Berdasarkan uji statistik pada kelompok intervensi didapatkan nilai

p-value (0,078) hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

53
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ana

B (2018) konseling gizi yang dilakukan selama 3 kali selama waktu

penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

dengan uji Paired T-Test ternyata terdapat perbedaan yang signifikan

asupan lemak kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada pemberian

konseling gizi, dengan nilai p<0,05 (p=0,532).

4. Pengaruh konseling terhadap asupan serat pada kelompok intervensi

dan kelompok kontrol terhadap penderita diabetes mellitus di RSU

Bahteramas tahun 2023

Nilai rata-rata pada kelompok intervensi sebelum diberikan

konseling gizi yaitu 5,52 sedangkan rata-rata pengetahuan setelah diberikan

konseling gizi mengalami peningkatan yaitu 7,06 hal ini menunjukkan

terdapat penurunan asupan serat.

Kelompok kontrol yang hanya diberikan konseling saja tanpa media

poster didapatkan nilai rata-rata sebelum diberikan konseling yaitu 4,75

sedangkan setelah diberikan konseling nilai rata-rata 5,71 hal ini

menunjukkan bahwa ada peningkatan asupan serat.

Berdasarkan uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan asupan

serat pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p-value

(0,019). tetapi asupan serat menunjukkan bahwa tingkat konsumsi serat

yang bersumber dari sayur-sayuran dan buah memang kurang memenuhi

kuantitas atau jumlah yang dianjurkan sesuai dengan angka kecukupan gizi

(AKG) menurut PERMENKES RI N0, 28 TAHUN 2019 yaitu 25-30 gr/hr

untuk dikonsumsi oleh responden.

54
Asupan serat yang kurang disebabkan karena responden yang

menkonsumsi dalam jumlah sedikit dan jarang menkonsumsi sayuran dan

buah, bila dibagi rata-rata harian asupan serat responden masih dalam

kategori yang kurang.

Penelitian yang dilakukan oleh Gita (2013) yang menyatakan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna pada asupan serat (P=0,000) antara

asupan sebelum dan sesudah diberikan konseling gizi.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Nindy, (2017) menyatakan

bahwa ada perbedaan yang signifikan asupan serat sebelum dan setelah

dilakukan intervensi melalui media booklet secara nyata dengan p-value

(p<0,01). Balitbangkes (2014) pada data rikesdas 2013, mengatakan pola

konsumsi buah dan sayur orang Indonesia termasuk kategori kurang, ini

terlihat dari data seluruh provinsi yang angka kekurangan serat melebihi

80% dari total konsumsi buah dan sayur yang seharusnya. Arif, dkk (2014)

dalam Nindy (2017) mengatakan serat baik dikonsumsi oleh seseorang

terlebih bagi penderita diabetes mellitus tipe 2 karena serat dapat

memperlambat laju makanan pada saluran pencernaan dan menghambat

aktivitas enzim sehingga proses pencernaan khususnya pati menjadi lambat

dan respons glukosa darah pun akan lebih rendah.

55
5. Pengaruh konseling terhadap kadar glukosa darah pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol terhadap penderita diabetes mellitus

di RSU Bahteramas tahun 2023

Kadar glukosa darah pada kelompok intervensi sebelum dilakukan

konseling gizi rata-rata kadar glukosa darah 267,62 mg/dl setelah dilakukan

konseling gizi mengalami penurunan kadar glukosa darah 226,76 mg/dl dan

pada kelompok kontrol sebelum dilakukan konseling gizi kadar glukosa

darah 262,12 mg/dl setelah diberikan konseling gizi kadar glukosa darah

mengalami penurunan 231,53 mg/dl.

Berdasarkan uji statistik menunjukkan tidak ada pengaruh kadar

glukosa darag pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai

p-value (0,868).

Pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol mengalami

penurunan hal ini dikarenakan banyaknya responden yang telah mengurangi

konsumsi karbohidrat. Salah satu faktor kegagalan sebuah terapi adalah

ketidakpatuhan terhadap terapi yang telah direncanakan, maka salah satu

upaya penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi adalah

dengan pemberian edukasi atau pemberian konseling yang lengkap akurat

serta secara terstruktur tentang terapi tersebut.Vatankhan, N dkk (2009)

dalam Adi Sucipto (2014).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Adi Sucipto (2014) yang menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan

keterkendalian gula darah post prandial (GDPP) sebelum dan setelah

dilakukan konseling pada kelompok intervensi da nada perubahan yang

56
signifikan kepatuhan GDPP sebelum dan setelah dilakukan konseling pada

kelompok kontrol.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Ana B, dkk (2018) yang

menyatakan bahwa tidak terdapat perubahan yang sangat signifikan kadar

gula darah sebelum dan sesudah pemberian konseing, nilai p<0,05

(p=0,000).

57
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan

pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p-value

(0,043).

2. Hasil uji statistik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

didapatkan nilai p- value (0,480) < 0,05 tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

3. Berdasarkan uji statistik pada kelompok intervensi didapatkan nilai p-

value (0,078) hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

4. Berdasarkan uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan asupan serat

pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p-value

(0,019).

5. Berdasarkan uji statistik menunjukkan tidak ada pengaruh kadar glukosa

darag pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p-

value (0,868).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan pasein

yang diabetes mellitus dapat meningkatkan asupan serat, mejaga asupan

karbohidrat dan lemak agar tetap normal dan menjaga kadar glukosa darah

agar normal.

58
DAFTAR PUSTAKA

Ana B montol, Jufri Sineke, Teresa M E Kolompoy. (2018). Pengaruh Konseling Gizi
Terhadap AsupanZat Gizi dan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Motoling. Gizido Vlume 10 No 1

American Diabetes Association (ADA), 2016. Statistics About Diabetes.


http://www.diabetes.org/diabetes-basics/statistics/?loc=db-slabnav., December
20th , 2016.

Almatsier S. Penuntun diet edisi baru. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta; 2006

Azrimaidaliza 2011). Asupan Zat Gizi dan Penyakit Diabetes Melitus. Jurnal
Ciptaningtyas, R. 2013. Teori & Panduan Konseling Gizi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Cornelia, et al. (2013). Konseling Gizi. Jakarta: Penebar Plus.

Darmono, 2007. Pola Hidup Sehat Penderita Diabetes Melitus. Dalam: Naskah Lengkap
Diabetes Mellitus Ditinjau Dari Berbagai Aspek Penyakit Dalam. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2007.

Eliana, D., & Sholikhah. (2012). Pengaruh Buku Saku Gizi Terhadap Tingkat
Pengetahuan Gizi Pada Anak Kelas 5 Muhammadiyah Dadapan Desa
Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Volume 6, Tahun 2012, Halaman 162-232.
(http:// journal.uad.ac.id, diakses 18 September 2017)

Ekasari, E., & Dhanny, D. R. (2022). Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Glukosa
Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe Ii Usia 46-65 Tahun Di Kabupaten
Wakatobi. Journal of Nutrition College, 11(2), 154–162.
https://doi.org/10.14710/jnc.v11i2.32881

IDF. (2017). IDF Diabetes Atlas Eight Edition (8thed).

Mulyani N.S (2015) Pengaruh Konsultasi Gizi Terhadap Asupan Karbohidrat Dan
Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poliklinik Endokrin
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Jurnal Kesehatan
Vol. 8, No 2, Hal 6 (diakses 7 juli 2017).

PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2011.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia 2013, Konseling Gizi, Penerbit Penebar Swadaya Grup.
Jakarta 2013 : 12 –61.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia 2019, Penuntun Diet dan Terapi Gizi, Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta 2019 :372-373.

59
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (Pusdatin). Diabetes Mellitus. 21
Oktober 2020. Diakses dari
https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/20111800001/diabetesmelitus.html

Siswanto, Ismail Kamba, Siti Aminah (2016) Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Pasien
Diabetes Mellitus Rawat Inap Rumah Sakit Islam Samarinda Sebelum dan
Sesudah Konseling Gizi dengan Menggunakan Media Audiovisual. Jurnal
Ilmiah Manuntung, 2(1), 8-14, 2016.

Soewondo, P., Soegondo, S., Sustika, K., Pranoto, A., Soeatmaji, D. W., Tjokroprawiro,
A. (2010). The DiabCare Asia 2008 study - Outcomes on control and
Complications of Type 2 Diabetic Patients in Indonesia, Med J Indonesia.

Suci Handayani, Ria Ambarwati, Susi Tursilowati 2016 Pengaruh Konseling Gizi
Terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan Diet DM pada Pasien DM Tipe 2 di
Puskesmas Kapuan Kecamatan Cepu Kabupaten Blora

Supariasa, I.D.N. 2012. Penilaian Status Gizi. EGC:Jakarta

WHO. (2016). GLOBAL REPORT ON DIABETES. World Health


Organization.Retrieved from http://wwwwho.int

Wawan, A dan Dewi, Teori dan Pengukuran Pengetahuan M. 2010., Sikap


danPerilaku Manusia.Yogyakarta : Nuha Medika.

60
LAMPIRAN

61
Lampiran 1 Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITI

(Informed Consent)

Saya yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan kesedian saya untuk menjadi

responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh saudari Widya Ningsi Ainun

Pratiwi , Mahasiswa Gizi Poltekkes Kemenkes Kendari dengan judul “Pengetahuan

konseling melalui media poster dan vidio terhadap pengetahuan asupan

karbohidrat, lemak, serat, dan kadar glukosa darah Pasien Rawat Jalan

Diabetes Melitus Tipe 2 di wilayah kerja RSUD BAHTERAMAS”. Dengan sejujur-

jujurnya tanpa paksaan dari siapapun dengan catatan digunakan hanya untuk

kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiannya.

Demikianlah pernyataan ini kami buat, dengan ditandatanganinya surat persetujuan ini,

maka saya menyatakan bersdia menjadi responden dan berpartisipasi dalam penelitian

ini.

Kendari, Juli 2023

Responden

( )

62
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Identitas Responden

Nama Responden :

Jenis Kelamin :

Tempat Tanggal Lahir:

Umur : Tahun

Alamat :

Kode Responden :

Lama Menderita DM :

A. Kuesioner Pengetahuan Tentang Penyakit Diabetes MellitusPetunjuk


pengisian :
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling tepat dan benar dengan
memberikan tanda silang ( X ) pada jawaban yang disediakan dansemua pertanyaan
harus dijawab dengan satu pilihan
1. Diabetes merupakan penyakit yang ditandai dengan…..
a. Peningkatan kadar glukosa darah (Hiperglikemia)
b. Kepala pusing yang hebat
2. Kadar glukosa darah sewaktu yang normal…..
a. ≥200mg/dl
b. <200mg/dl
3. Efek jangka panjang atau komplikasi yang dapat terjadi pada penderita
diabetes mellitus jika tidak terkontrol yaitu…..
a. Jantung Koroner, Ginjal dan Stroke
b. Demam dan sesak nafas
4. Manfaat aktivitas fisik bagi penderita DM, Kecuali……
a. Dapat membantu mengontrol kadar glukosa tetap normal
b. Dapat meningkatkan kadar glukosa darah
5. Aktivitas fisik yang dianjurkan bagi penderita DM…..
a. 3-5x seminggu selama 30-45 menit
b. 1-2x seminggu selama 10 menit
6. Sumber karbohidrat yang dibatasi konsumsinya…..
a. Nasi, bubur, roti, kentang
b. Gandum, beras merah
7. Sumber protein yang dibatasi konsumsiya….

63
a. Ikan, ayam tanpa kulit, putih telur
b. Sarden, sosis, otak
8. Sumber karbohidrat yang harus dihindari konsumsinya…..
a. Gula pasir, sirup, madu, gula merah
b. Nasi, bubur, roti, kentang
9. Serat yang diajurkan untuk dikonsumsi perhari pada penderita DM yakni…..
a. 20 gr/hari
b. 25 gr/hari
10. Menkonsumsi Karbohidrat dengan indeks Glikemik yang rendah seperti (beras
merah, gandum, bekatul, sayuran, dan kacang-kacangan) sangat baikdikonsumsi
karena….
a. Dapat mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah
b. Dapat membantu menormalkan/mengontrol kadar glukosa darah
11. Waktu makan yang dianjurkan bagi penderita Diabetes Melitus
a. 3 kali makan utama 2x selingan
b. 3 kali makan utama
12. Buah-buahan yang harus di hindari konsumsinya….
a. Durian, nangka, manisan buah
b. Jeruk, apel, papaya
13. Sayuran yang diajurkan untuk dikonsumsi…..
a. Kangkung, daun kacang, seledri, terong
b. ayam, buncis, daun singkong
14. Bahan makanan yang baik dikonsumsi…..
a. Beras merah, ikan, daun kacang, apel
b. Kentang, otak sapi, daun melinjo, durian
15. Obat yang digunakan untuk terapi diabetes mellitus…..
a. Sulfonilurea, metformin, tiazolidindion
b. Ibuprofen, aspirin, asam mefenamat

64
Formulir food recall 24 jam

Hari/Tanggal :
Hari ke :
No Responden :
WAKTU MENU BAHAN MAKANAN NILAI GIZI
MAKAN MAKANAN
URT GRAM KARBOHIDRAT LEMAK SERAT

Selingan Pagi/jam

Selingan
Siang/jam

65
66
Lampiran 3 Master Tabel
Master tabel variabel pengetahuan sebelum kelompok intervensi

Nama Pengetahuan
Alamat Kode
Responden Pre post
JN RANOMEETO 1 8 12
IS LEPO-LEPO 2 12 14
DL WUA-WUA 3 9 13
HL BTN BARUGA REGENCY 4 10 13
NR JLN. LAREMBA 5 7 12
AH BTN GRIYA PERDANA BARUGA 6 9 14
IN BTN BARUGA PERMAI 7 11 13
AY SAO-SAO 8 7 13
HT BTN BARUGA NUSANTARA 9 6 10
AP BTN PNS 10 9 13
IT ANDUONOHU 11 10 15
IY BTN MANGGARAI 12 13 12
SJ BTN KENDARI PERMAI 13 12 14
AL BENU-BENUA 14 11 12
ID Ranomeeto 15 7 11
IH PUNGGOLAKA 16 13 13
KOMPLEKS BARUGA
RA NUSANTARA 17 12 12
GE SAO-SAO 18 6 13
SA PUNGGOLAKA 19 9 11
S BTN MALEO, ANDUONOHU 20 9 10
NR WAWOTOBI 21 8 10
TA THR, JLN DURIAN 22 9 13
NS RANOMEETO 23 9 15
R MANDONGA 24 8 11
CA KAMBU 25 8 13
NH BENDE 26 7 12
NB BTN PNS BARUGA 27 11 15
NR MANDONGA 28 7 13
S AMBAIPUA 29 11 14
NA AMBAIPUA 30 9 12
SN BENU-BENUA 31 10 13
D ANDUONOHU 32 9 14
NM BKP 33 8 11
NP UNAAHA 34 9 15

Master tabel variabel pengetahuan sebelum kelompok kontrol

67
Nama Pengetahuan
Alamat Kode
Responden Pre post
JLN. ABDULLAH SILONDAE,
KA 1 7 9
MANDONGA
TN JLN. KANWIL TRANMIKRASI 2 11 13
MA JLN. LAUTE, MANDONGA 3 9 11
AI JLN. MADE SABARA 4 10 12
ES JLN. TAMAN SUROPATI 5 5 8
SI JLN SAO-SAO BENDE 6 9 11
BH JLN. BUNGGASI, ANDUONOHU 7 9 13
ZI KORUMBA, MANDONGA 8 7 11
ES JLN. BALAI KOTA 3 9 6 9
MA MALIKRAYA, KORUMBA 10 10 11
RA WATUBANGGA 11 9 12
NA BARUGA 12 11 10
MI RANOMEETO 13 10 12
DA WUNDUDOPI, BARUGA 14 9 11
RH MANGGADUA, MANDONGA 15 6 9
JLN. RADEN SUEPRAPTO,
SA 16 11 12
PUNGGOLAKA
ZA PUUWATU 17 13 14
KI BONGGOEYA, WUA-WUA 18 8 8
DW KANDAI 19 11 13
AK JATIMEKAR 20 12 13
SH BARUGA 21 9 12
KJ BKP 22 9 13
PC POASIA 23 6 14
LA KAMBU 24 10 13
KM THR 25 8 14
KJ LEPO-LEPO 26 7 12
KK BTN MANGGARAI 27 9 14
BY BTN ANDUONOHU REGENCY 28 8 13
DK BTN TUNGGALA PERMAI 29 6 10
CE MEKARJAYA 30 8 13
LM UNAAHA, JLN PERKANTORAN 31 11 14
DESA ANALAHUMBUTI,
SH 32 8 12
WAWOTOBI
SK AMONGGEDO 33 9 13
KY BTN GRAHA ASRI 34 8 10

Master tabel variabel kadar glukosa darah sebelum kelompok control

68
Kadar Glukosa Darah
Pre Kontrol Post Kontrol Pre Intervensi Post Intervensi
250 220 300 280
180 98 250 200
253 250 250 230
150 101 391 350
290 275 188 188
250 116 288 280
198 180 365 350
353 310 150 100
225 210 200 200
476 380 380 250
189 178 250 280
141 130 243 232
163 180 280 250
285 270 200 250
170 168 300 280
314 300 198 190
365 280 150 148
300 285 300 200
385 312 251 205
290 270 245 215
190 175 320 210
230 218 350 230
315 290 362 220
197 187 323 130
215 238 312 285
335 317 259 195
418 395 200 180
220 213 216 207
317 298 213 198
200 180 258 220
273 225 230 200
215 198 400 360
285 175 257 203
275 250 220 194

69
Master tabel asupan pengetahuan sebelum kelompok control

Intervensi Kontrol
KH Lemak Serat Kontrol KH Lemak Serat Intervensi
Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post
150 91 23 25 3,4 5,5 113 90 19 25 2,8 4
213 150 33 30 5,4 4,8 170 156 25 33 7 8,43
254 206 20 20 3,77 4,5 90,7 105 23 35 3,4 5
138 106 29 27 4,4 6,13 150 145 33 37 5,4 6,13
305 280 30 35 8,83 8,07 250 190 29 34 3,77 4,5
249 209 34 37 5,37 6,7 180 150 30 25 3,4 6
198 150 19 23 6,5 7,8 90,5 105 34 30 8,83 9,47
135 110 25 28 3,57 5 98 125 35 30 5,37 7,77
105 96 23 33 3,7 4,5 150,5 145 24 28 6,5 6,6
297 178 33 30 6,3 5,63 178 168 18 24 2,57 5,63
310 285 35 29 3,2 5 205 150 29 30 3,7 4
301 280 23 28 8,4 9,5 280 265 23 28 8,3 8
215 187 22 30 4,47 4,57 285,5 250 33 33 3,2 4,57
209 180 27 29 5,1 6,83 105,2 155 20 30 8,4 6,83
168 113 85 30 2,57 4,8 240 225 29 28 4,47 6,2
240 170 24 28 5,67 6,5 150 105 23 33 4,1 6,5
180 148 18 24 4,1 5,73 110 90 33 30 2,57 5,73
150 98 23 30 3 3,5 168 150 35 33 5,67 9,4
135 120 30 25 5,2 4,1 150 140 23 28 2,35 3,81
175 165 24 29 4,54 4,8 160,3 120 37 32 3,21 4,1
190 170 28 24 6,5 5,67 170 110 35 29 4,12 5,26

70
160 178 33 30 6,3 5,76 146 172 26 32 2,59 13,4
198 115 35 30 2,57 4,8 141 124 27 26 5,64 7,29
219 165 20 30 6,1 7,8 215 180 42 25 7,31 8
190 205 33 37 7 5,73 232 172 27 31 6,23 7,12
180 178 24 28 4,1 5,7 150,5 181 53 25 8,2 9,1
108 93 29 34 3,4 5 231 157 43 28 6,21 6,25
135 120 20 18 3,6 5,76 120 163 35 23 3,42 9
95 80 19 23 2,57 4 312 178 40 31 7,8 9,3
140 169 24 18 4,1 5,73 237 120 30 29 6,21 8,2
130 110 25 30 3,45 8 248 136 29 40 5,9 5
315 283 35 20 3,6 6,75 197 172 26 29 13,5 9,3
197 150 26 17 5,6 3,8 160,3 154 32 30 12,4 15,3
305 264 35 27 4,5 5,69 125 145 20 28 3,2 4,9

71
PENGETAHUAN
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pre-Test Eksperimen 34 6 13 9.21 1.903


Post-Test Eksperimen 34 10 15 12.68 1.430
Pre-TesKontrol 34 5 13 8.79 1.887
Post-TesKontrol 34 8 14 11.74 1.763
Valid N (listwise) 34

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

Hasil Pengetahuan Pre TestEksperimen Mean 9.21 .326

95% Confidence Interval for Lower Bound 8.54


Mean Upper Bound 9.87

5% Trimmed Mean 9.17

Median 9.00

Variance 3.623

Std. Deviation 1.903

Minimum 6

Maximum 13

Range 7

Interquartile Range 3

72
Skewness .331 .403

Kurtosis -.579 .788

Mean 12.68 .245

95% Confidence Interval for Lower Bound 12.18


Mean Upper Bound 13.18

5% Trimmed Mean 12.70

Median 13.00

Variance 2.044

Post Test Eksperimen Std. Deviation 1.430

Minimum 10

Maximum 15

Range 5

Interquartile Range 2

Skewness -.181 .403

Kurtosis -.516 .788

Pre TestKontrol Mean 8.79 .324

95% Confidence Interval for Lower Bound 8.14


Mean Upper Bound 9.45

5% Trimmed Mean 8.77

Median 9.00

Variance 3.562

Std. Deviation 1.887

Minimum 5

73
Maximum 13

Range 8

Interquartile Range 2

Skewness .028 .403

Kurtosis -.343 .788

Mean 11.74 .302

95% Confidence Interval for Lower Bound 11.12


Mean Upper Bound 12.35

5% Trimmed Mean 11.82

Median 12.00

Variance 3.110

Post Test Kontrol Std. Deviation 1.763

Minimum 8

Maximum 14

Range 6

Interquartile Range 2

Skewness -.628 .403

Kurtosis -.510 .788

TES NORMALITAS
Tests of Normality

Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

74
Pre TestEksperimen .190 34 .003 .947 34 .101

Post Test Eksperimen .178 34 .008 .935 34 .043


Hasil Pengetahuan
Pre TestKontrol .133 34 .134 .967 34 .395

Post Test Kontrol .177 34 .008 .912 34 .010

a. Lilliefors Significance Correction

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 1a 2.00 2.00

Post-Test Eksperimen - Pre- Positive Ranks 31b 16.97 526.00


Test Eksperimen Ties 2c

Total 34
Negative Ranks 1d 3.00 3.00

Post-TesKontrol - Pre- Positive Ranks 32e 17.44 558.00


TesKontrol Ties 1f

Total 34

a. Post-Test Eksperimen< Pre-Test Eksperimen


b. Post-Test Eksperimen> Pre-Test Eksperimen
c. Post-Test Eksperimen = Pre-Test Eksperimen
d. Post-TesKontrol< Pre-TesKontrol
e. Post-TesKontrol> Pre-TesKontrol

75
f. Post-TesKontrol = Pre-TesKontrol

Test Statisticsa

Post-Test Post-TesKontrol -
Eksperimen - Pre- Pre-TesKontrol
Test Eksperimen

Z -4.916b -4.982b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on negative ranks.

UJI MAN WHITNEY

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

Intervensi 34 39.26 1335.00

Hasil Pengetahuan Kontrol 34 29.74 1011.00

Total 68

Test Statisticsa

76
Hasil
Pengetahuan

Mann-Whitney U 416.000
Wilcoxon W 1011.000
Z -2.028
Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a. Grouping Variable: Kelas

GULA DARAH
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pre Intervensi 34 150 400 267.62 66.642


Post Intervensi 34 100 360 226.76 57.449
Pre Kontrol 34 141 476 262.12 79.042
Post Kontrol 34 98 395 231.53 73.043
Valid N (listwise) 34

Case Processing Summary


Kelas Cases

77
Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PreTestKontrol 34 100.0% 0 0.0% 34 100.0%

PostTestKontrol 34 100.0% 0 0.0% 34 100.0%


Kadar Gula Darah
Pre TestEksperimen 34 100.0% 0 0.0% 34 100.0%

Post Test Eksperimen 34 100.0% 0 0.0% 34 100.0%

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

Kadar Gula Darah PreTestKontrol Mean 262.12 13.556

95% Confidence Interval for Lower Bound 234.54


Mean Upper Bound 289.70

5% Trimmed Mean 258.08

Median 251.50

Variance 6247.683

Std. Deviation 79.042

Minimum 141

Maximum 476

Range 335

Interquartile Range 117

Skewness .705 .403

Kurtosis .298 .788

78
Mean 231.53 12.527

95% Confidence Interval for Lower Bound 206.04


Mean Upper Bound 257.02

5% Trimmed Mean 230.14

Median 222.50

Variance 5335.348

PostTestKontrol Std. Deviation 73.043

Minimum 98

Maximum 395

Range 297

Interquartile Range 107

Skewness .168 .403

Kurtosis -.264 .788

Pre TestEksperimen Mean 267.62 11.429

95% Confidence Interval for Lower Bound 244.37


Mean Upper Bound 290.87

5% Trimmed Mean 267.00

Median 254.00

Variance 4441.092

Std. Deviation 66.642

Minimum 150

Maximum 400

Range 250

79
Interquartile Range 99

Skewness .318 .403

Kurtosis -.582 .788

Mean 226.76 9.852

95% Confidence Interval for Lower Bound 206.72


Mean Upper Bound 246.81

5% Trimmed Mean 225.95

Median 212.50

Variance 3300.428

Post Test Eksperimen Std. Deviation 57.449

Minimum 100

Maximum 360

Range 260

Interquartile Range 60

Skewness .526 .403

Kurtosis .778 .788

NORMALITAS
Tests of Normality

Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
Kadar Gula Darah PreTestKontrol .099 34 .200 .960 34 .243

PostTestKontrol .083 34 .200* .975 34 .608

80
Pre TestEksperimen .140 34 .091 .965 34 .334

Post Test Eksperimen .140 34 .088 .934 34 .040

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Intervensi 34 -40.8529 50.09393 8.59104


Selisih_GD
Kontrol 34 -30.5882 35.14310 6.02699

UJI WILCOXON

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 30a 16.32 489.50

Post-Test GD Intervensi - Positive Ranks 2b 19.25 38.50


Pre-Test GD Intervensi Ties 2c

Total 34
Post-Tes GD Kontrol - Pre- Negative Ranks 32d 17.47 559.00
Tes GD Kontrol Positive Ranks 2e 18.00 36.00

81
Ties 0f

Total 34

a. Post-Test GD Intervensi< Pre-Test GD Intervensi


b. Post-Test GD Intervensi> Pre-Test GD Intervensi
c. Post-Test GD Intervensi = Pre-Test GD Intervensi
d. Post-Tes GD Kontrol< Pre-Tes GD Kontrol
e. Post-Tes GD Kontrol> Pre-Tes GD Kontrol
f. Post-Tes GD Kontrol = Pre-Tes GD Kontrol

Test Statisticsa

Post-Test GD Post-Tes GD
Intervensi - Pre- Kontrol - Pre-
Test GD Tes GD Kontrol
Intervensi

Z -4.219b -4.473b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

Uji Mann-Whitney Test

82
Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

Intervensi 34 34.10 1159.50

Kadar Gula Darah Kontrol 34 34.90 1186.50

Total 68

Test Statisticsa

Kadar Gula Darah

Mann-Whitney U 564.500
Wilcoxon W 1159.500
Z -.166
Asymp. Sig. (2-tailed) .868

a. Grouping Variable: Kelas

ASUPAN KH

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pre-Test Intervensi 34 95.0 315.0 196.735 64.4733


Post-Test Intervensi 34 80.0 285.0 164.765 59.7865
Pre-TesKontrol 34 90.5 312.0 176.750 58.9225

83
Post-TesKontrol 34 90.0 265.0 152.735 40.1733
Valid N (listwise) 34

Uji normalitas

Case Processing Summary

Kelas Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PreTestIntervensi 34 100.0% 0 0.0% 34 100.0%

PostTestIntervensi 34 100.0% 0 0.0% 34 100.0%


AsupanKarbohidrat
Pre TestKontrol 34 100.0% 0 0.0% 34 100.0%

Post Test Kontrol 34 100.0% 0 0.0% 34 100.0%

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

AsupanKarbohidrat PreTestIntervensi Mean 196.735 11.0571

95% Confidence Interval for Lower Bound 174.239


Mean Upper Bound 219.231

84
5% Trimmed Mean 195.703

Median 190.000

Variance 4156.807

Std. Deviation 64.4733

Minimum 95.0

Maximum 315.0

Range 220.0

Interquartile Range 102.8

Skewness .482 .403

Kurtosis -.738 .788

PostTestIntervensi Mean 164.765 10.2533

95% Confidence Interval for Lower Bound 143.904


Mean Upper Bound 185.625

5% Trimmed Mean 162.588

Median 165.000

Variance 3574.428

Std. Deviation 59.7865

Minimum 80.0

Maximum 285.0

Range 205.0

Interquartile Range 79.3

Skewness .705 .403

Kurtosis -.262 .788

85
Mean 176.750 10.1051

95% Confidence Interval for Lower Bound 156.191


Mean Upper Bound 197.309

5% Trimmed Mean 174.629

Median 164.150

Variance 3471.866

Pre TestKontrol Std. Deviation 58.9225

Minimum 90.5

Maximum 312.0

Range 221.5

Interquartile Range 94.3

Skewness .521 .403

Kurtosis -.499 .788

Mean 152.735 6.8897

95% Confidence Interval for Lower Bound 138.718


Mean Upper Bound 166.752

5% Trimmed Mean 150.327

Median 150.000
Post Test Kontrol
Variance 1613.898

Std. Deviation 40.1733

Minimum 90.0

Maximum 265.0

Range 175.0

86
Interquartile Range 49.0

Skewness .908 .403

Kurtosis 1.357 .788

Tests of Normality

Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PreTestIntervensi .117 34 .200* .933 34 .039

PostTestIntervensi .135 34 .122 .910 34 .009


AsupanKarbohidrat
Pre TestKontrol .134 34 .128 .952 34 .139
*
Post Test Kontrol .123 34 .200 .932 34 .035

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

87
Negative Ranks 31a 18.15 562.50
b
Post-Test Intervensi - Pre-Test Positive Ranks 3 10.83 32.50
Intervensi Ties 0c

Total 34
Negative Ranks 26d 17.75 461.50

Post-TesKontrol - Pre- Positive Ranks 8e 16.69 133.50


TesKontrol Ties 0 f

Total 34

a. Post-Test Intervensi< Pre-Test Intervensi


b. Post-Test Intervensi> Pre-Test Intervensi
c. Post-Test Intervensi = Pre-Test Intervensi
d. Post-TesKontrol< Pre-TesKontrol
e. Post-TesKontrol> Pre-TesKontrol
f. Post-TesKontrol = Pre-TesKontrol

Test Statisticsa

Post-Test Post-TesKontrol -
Intervensi - Pre- Pre-TesKontrol
Test Intervensi

Z -4.533b -2.804b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .005

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

88
Mann-Whitney Test

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

Intervensi 34 36.19 1230.50

AsupanKarbohidrat Kontrol 34 32.81 1115.50

Total 68

Test Statisticsa

AsupanKarbohidr
at

Mann-Whitney U 520.500
Wilcoxon W 1115.500
Z -.706
Asymp. Sig. (2-tailed) .480

a. Grouping Variable: Kelas

89
ASUPAN LEMAK

Kelas

Case Processing Summary

Kelas Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PreTestIntervensi 34 100.0% 0 0.0% 34 100.0%

PostTestIntervensi 34 100.0% 0 0.0% 34 100.0%


Asupan Lemak
Pre TestKontrol 34 100.0% 0 0.0% 34 100.0%

Post Test Kontrol 34 100.0% 0 0.0% 34 100.0%

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

AsupanLemak PreTestIntervensi Mean 28.41 1.949

95% Confidence Interval for Lower Bound 24.45

90
Mean Upper Bound 32.38

5% Trimmed Mean 26.97

Median 25.50

Variance 129.159

Std. Deviation 11.365

Minimum 18

Maximum 85

Range 67

Interquartile Range 10

Skewness 3.882 .403

Kurtosis 19.182 .788

PostTestIntervensi Mean 27.53 .873

95% Confidence Interval for Lower Bound 25.75


Mean Upper Bound 29.30

5% Trimmed Mean 27.57

Median 28.50

Variance 25.893

Std. Deviation 5.089

Minimum 17

Maximum 37

Range 20

Interquartile Range 6

Skewness -.333 .403

91
Kurtosis -.113 .788

Mean 30.00 1.306

95% Confidence Interval for Lower Bound 27.34


Mean Upper Bound 32.66

5% Trimmed Mean 29.59

Median 29.00

Variance 58.000

Pre TestKontrol Std. Deviation 7.616

Minimum 18

Maximum 53

Range 35

Interquartile Range 11

Skewness .811 .403

Kurtosis 1.160 .788

Post Test Kontrol Mean 29.76 .642

95% Confidence Interval for Lower Bound 28.46


Mean Upper Bound 31.07

5% Trimmed Mean 29.62

Median 30.00

Variance 14.004

Std. Deviation 3.742

Minimum 23

Maximum 40

92
Range 17

Interquartile Range 4

Skewness .498 .403

Kurtosis .563 .788

UJI NORMALITAS
Tests of Normality

Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PreTestIntervensi .252 34 .000 .603 34 .000

PostTestIntervensi .167 34 .018 .945 34 .090


AsupanLermak
*
Pre TestKontrol .109 34 .200 .954 34 .157

Post Test Kontrol .122 34 .200* .967 34 .375

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pre-Test Intervensi 34 18 85 28.41 11.365


Post-Test Intervensi 34 17 37 27.53 5.089
Pre-TesKontrol 34 18 53 30.00 7.616
Post-TesKontrol 34 23 40 29.76 3.742

93
Valid N (listwise) 34

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 14a 17.57 246.00

Post-Test Intervensi - Pre-Test Positive Ranks 19b 16.58 315.00


Intervensi Ties 1c

Total 34
Negative Ranks 16d 15.88 254.00

Post-TesKontrol - Pre- Positive Ranks 17e 18.06 307.00


TesKontrol Ties 1f

Total 34

a. Post-Test Intervensi< Pre-Test Intervensi


b. Post-Test Intervensi> Pre-Test Intervensi
c. Post-Test Intervensi = Pre-Test Intervensi
d. Post-TesKontrol< Pre-TesKontrol
e. Post-TesKontrol> Pre-TesKontrol
f. Post-TesKontrol = Pre-TesKontrol

94
Test Statisticsa

Post-Test Post-TesKontrol -
Intervensi - Pre- Pre-TesKontrol
Test Intervensi

Z -.618b -.474b
Asymp. Sig. (2-tailed) .537 .635

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on negative ranks.

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

Intervensi 34 30.31 1030.50

Asupan Lemak Kontrol 34 38.69 1315.50

Total 68

Test Statisticsa

Asupan Lemak

95
Mann-Whitney U 435.500
Wilcoxon W 1030.500
Z -1.762
Asymp. Sig. (2-tailed) .078

a. Grouping Variable: Kelas

ASUPAN SERAT
Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

Asupan Serat PreTestIntervensi Mean 5.5218 .46518

95% Confidence Interval for Lower Bound 4.5753


Mean Upper Bound 6.4682

5% Trimmed Mean 5.2749

Median 5.3850

Variance 7.357

Std. Deviation 2.71245

Minimum 2.35

Maximum 13.50

Range 11.15

Interquartile Range 3.72

Skewness 1.200 .403

96
Kurtosis 1.536 .788

Mean 7.0615 .44060

95% Confidence Interval for Lower Bound 6.1651


Mean Upper Bound 7.9579

5% Trimmed Mean 6.8235

Median 6.5500

Variance 6.600

PostTestIntervensi Std. Deviation 2.56914

Minimum 3.81

Maximum 15.30

Range 11.49

Interquartile Range 3.57

Skewness 1.315 .403

Kurtosis 2.462 .788

Pre TestKontrol Mean 4.7318 .27232

95% Confidence Interval for Lower Bound 4.1777


Mean Upper Bound 5.2858

5% Trimmed Mean 4.6340

Median 4.4350

Variance 2.521

Std. Deviation 1.58789

Minimum 2.57

Maximum 8.83

97
Range 6.26

Interquartile Range 2.24

Skewness .806 .403

Kurtosis .270 .788

Mean 5.7103 .23353

95% Confidence Interval for Lower Bound 5.2352


Mean Upper Bound 6.1854

5% Trimmed Mean 5.6484

Median 5.6800

Variance 1.854

Post Test Kontrol Std. Deviation 1.36171

Minimum 3.50

Maximum 9.50

Range 6.00

Interquartile Range 1.75

Skewness .839 .403

Kurtosis .608 .788

Tests of Normality

Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Asupan Serat PreTestIntervensi .139 34 .097 .889 34 .002

98
PostTestIntervensi .115 34 .200* .894 34 .003

Pre TestKontrol .136 34 .111 .936 34 .046

Post Test Kontrol .191 34 .003 .939 34 .059

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pre-Test Intervensi 34 2.35 13.50 5.5218 2.71245


Post-Test Intervensi 34 3.81 15.30 7.0615 2.56914
Pre-TesKontrol 34 2.57 8.83 4.7318 1.58789
Post-TesKontrol 34 3.50 9.50 5.7103 1.36171
Valid N (listwise) 34

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
Negative Ranks 4 16.50 66.00

Post-Test Intervensi - Pre- Positive Ranks 30b 17.63 529.00


Test Intervensi Ties 0 c

Total 34
Post-TesKontrol - Pre- Negative Ranks 8d 11.06 88.50

99
Positive Ranks 26e 19.48 506.50
TesKontrol Ties 0 f

Total 34

a. Post-Test Intervensi< Pre-Test Intervensi


b. Post-Test Intervensi> Pre-Test Intervensi
c. Post-Test Intervensi = Pre-Test Intervensi
d. Post-TesKontrol< Pre-TesKontrol
e. Post-TesKontrol> Pre-TesKontrol
f. Post-TesKontrol = Pre-TesKontrol

Test Statisticsa

Post-Test Post-TesKontrol
Intervensi - Pre- - Pre-TesKontrol
Test Intervensi

Z -3.958b -3.574b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on negative ranks.

Mann-Whitney Test

100
Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

Intervensi 34 40.10 1363.50

Asupan Serat Kontrol 34 28.90 982.50

Total 68

Test Statisticsa

Asupan Serat

Mann-Whitney U 387.500
Wilcoxon W 982.500
Z -2.338
Asymp. Sig. (2-tailed) .019

a. Grouping Variable: Kelas

101
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Dari Badan Kesatuan Dan Politik

102
Lampiran 5 Surat Telah Melakukan Penelitian

103
Lampiran 6 Surat Pengantar Pengurusan Ethical Clearance

104
Lampiran 7 Surat sertifikat Ethical Clearance

105
Lampiran 8 Surat Keterangan Bebas Pustaka

106
Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian

107

Anda mungkin juga menyukai