Anda di halaman 1dari 172

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PARIPURNA


PADA NY. “I” MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB
DI PMB TUTIK HANDAYANI,SST DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PARE KABUPATEN KEDIRI

Oleh :

VERONICA TRIKUSNA INDAH


NIM. 201702066

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
TAHUN 2019
ASUHAN KEBIDANAN PARIPURNA
PADA NY. “I” MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB
DI BPM TUTIK HANDAYANI,SST DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PARE KABUPATEN KEDIRI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disususn Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Ahli


Madya Kebidanan Pada Program Studi Diploma 3 Kebidanan
STIKES Karya Husada Kediri

Oleh :

VERONICA TRIKUSNA INDAH


NIM. 201702066

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
TAHUN 2019

i
LAPORAN TUGAS AKHIR

Asuhan Kebidanan Paripurna Pada Ny.“I” Masa Hamil sampai dengan


Masa KB Di PMB Handayani, SST Di Wilayah Kerja Puskesmas Pare
Kebupaten Kediri

Oleh:

VERONICA TRIKUSNA INDAH


NIM : 201702066

Dipertahankan di depan penguji


Pada Tanggal: Juli 2020
Dan dinyatakan memenuhi syarat

KOMISI PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Wahyu Nuraisya, SSiT., M.Keb Wuri Widi Astuti, SST.,M.Keb


NIK. 073128405207 NIK. 0731280413215

Mengetahui,
Ketua Program StudiD3 Kebidanan
STIKES Karya Husada Kediri

Endah Luqmanasari, SSiT., M.Kes


NIK. 073128040103

ii
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PARIPURNA


PADA NY. “I” MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KB
DI BPM TUTIK HANDAYANI,SST DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PARE KABUPATEN KEDIRI

Oleh :

VERONICA TRIKUSNA INDAH


NIM. 201702066

Dipertahankan di depan penguji


Pada tanggal : Juli 2020
Dan dinyatakan memenuhi syarat

Tim Penguji

Tanda Tangan

Ketua : Reni Yuli Astutik, SST., M.Kes


NIK.073128-04-02-2-02
Anggota I : Wahyu Nuraisya, SSiT., M.Keb
NIK. 073128-04-05-2-07
Anggota II : Wuri Widi Astuti, SST.,M.Keb
NIK.073128-04-13-2-15

Mengetahui, i
Ketua Program Studi D3 Kebidanan
STIKES Karya Husada Kediri i

Endah Luqmanasari, SSiT., M.Kes


NIK. 0731280401201

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

saya, di dalam Naskah Laporan Tugas Akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang

pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu

perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat atau hasil asuhan yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip

dalam naskah ini dan disebabkan dalam sumber kutipan dan aftar pustaka.

Apa bila ternyata di dalam Naskah Proposal Laporan Tugas Akhir ini

dapat dibuktikan terapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia Laporan Tugas

Akhir ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Ahli Madya

Kebidanan) dibatalkan , serta diproses sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku (UU NO. 20 Tahun 2003, Pasal 25 Ayat 2 Dan Pasal 70)

Kediri, 01 November 2019


Mahasiswa

i
VERONICA TRIKUSNA INDAH
NIM. 201702066 v

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur atar kehadirat allah swt yang telah memberikan berkat dan

hidyahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini

dengan judul ”Asuhan Kebidanan Pada Ny I Masa Kehamilan Sampai Dengan

Masa KB di BPM Tutik Handayani, SST. Desa Krenceng Kecamatan Pare

Kabupaten Kediri “.

Penulis telah mendapatkan banyak bantuan agar bisa menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir ini dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

berkesempatan untuk bisa mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ita Eko Suparni, SSiT., M.Keb selaku ketua Stikes Karya Husada Kediri

2. Endah Luqmanasari, SSiT., M.Kes selaku ketua program studi D3

Kebidanan Stikes Karya Husada Kediri

3. Wahyu Nuraisya, SSiT., M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun Laporan Tugas

Akhir ini

4. Wuri Widi Astuti,SST.,M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun Laporan Tugas

Akhir ini v

5. Tutik Handayani, SST selaku pembimbing lahan yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini

v
6. Para staff dan karyawan prodi D3 Kebidanan Stikes Karya Husada Kediri

yang telah turut membantu dalam kesuksesan menyusun Laporan Tugas

Akhir ini

7. Kepada orang tua terutama ayah,Almh Ibu dan kakak ku tersayang Mas

Eko, Mba Mega, yang telah memberi dukungan dan doa dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Semua teman dekatku Tiwi Ulfa Baroroh, Tiyan Erliana, Tunjung

Mustika, Vebbe Chrisilla, Wella Santikma, Yesi Kurnia, Yessy Irdyavani,

Yulfa Irmawati dan teman sekelas yang telah memberikan dukungan dan

motivasi dalam penyelesaian penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

9. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang selama

ini telah memberikan doa dan restunya dalam menyelesaikan Laporan

Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan maupun penulisan prposal ini

masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis bisa mengahrapkan kirik

dan saran yang bisa diberikan demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir.

Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap agar Laporan Tugas

Akhir ini dapat memberikan ilmu yang lebih dan manfaat positif yang bisa

diterima oleh seluruh pihak, terutama bagi mahasiswa prodi D3 Kebidanan Stikes v

Karya Husada Kediri dan pembaca lainnya. i

Kediri, 01 Juli 2020

Penulis

vi
INTISARI
ASUHAN KEBIDANAN PARIPURNA
PADA NY “I” MULAI MASA HAMIL SAMPAI KB
DI PMB BIDAN TUTIK HANDAYANI, SST
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARE
KABUPATEN KEDIRI

Oleh :
Veronica Trikusna Indah

Kehamilan dengan anemia merupakan kehamilan risiko tinggi. Anemia


dikatakan resiko tinggi karena bisa berdampak mengalami persalinan premature,
kematian pada bayi, atau BBLR. Dikarenakan memiliki resiko tinggi ibu
memerlukan pematauan / asuhan berkelanjutan. Tujuan dari study kasus ini adalah
memberikan asuhan kebidanan pada Ny. “I” dari masa kehamilan TM III sampai
dengan KB secara CoC.
Metode penelitian ini menggunakan studi kasus dengan sumber penelitian
yaitu Ny.”I” pada masa hamil TM III G2P1000 sampai dengan KB di PMB Tutik
Handayani, SST dan dilakukan dirumah Ny.”I”. asuhan kebidanan Continuity of
Care dilaksanakan mulai 04 Desember 2019 sampai 27 Februari 2020 total
kunjungan 14 kali. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara,
observasi (pengamatan), dan studi dokumentasi dengan menerapkan etika
penelitian yaitu : informed consent, anonymity, confidentiality, dan respect for
human dignity.
Dari hasil perdampingan pada Ny.”I” G2P1000 UK 36 3/7 minggu dengan
Skor Poedji Rochjati 6 (skor awal ibu hamil 2, kehamilan dengan anemia 4) ibu
termasuk resiko tinggi. Selama kehamilan tidak ditemukan masalah, karena
anemia sudah teratasi. Proses persalinan normal di RSUD Pare. Masa nifas
terdapat keluhan nyeri luka jahitan perineum dapat teratasi dengan KIE tidak
pantang makan. Masa neonates ditemukan masalah bagian mata bayi berair serta
mengeluarkan kotoran dan gatal diantara kulit kepala dan sudah teratasi. KB
menggunakan KB pil tidak terdapat masalah.
Asuhan Kebidana secara CoC pada Ny.”I” efektif diberikan pada masa
kehamilan sampai dengan KB dibuktikan dengan masalah dapat teratasi pada
Ny.”I” di masa kehamilan yang mengalami anemia telah diberikan asuhan pada
ibu dan ibu melahirkan secara normal. Pada masa nifas megalami nyeri luka
jahitan dan teratasi setelah diberikan asuhan. Masa neonatus By.Ny.”I” mata v
berair dan mengeluarkan kotoran dan teratasi dengan diberikan asuhan. Metode
KB yang dipilih tidak berpengaruh terhadap produksi ASI tetapi berdasarkan i
paritas,ibu memilih KB pil karena ibu masih ingin mencoba terlebih dahulu, jika
nanti ibu sudah siap ibu ingin mengganti KB lain karena ingin memberi jarak i
kehamilan, metode KB tidak sesuai dengan anjuran pemerintah yang sebaiknya
memilih metode MKJP.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan paripurna kehamilan, persalinan, nifas,


neonates, dan KB.

vii
ABSTRACT

PARIPURNA MIDWIFERY CARE


IN Mrs. "I" STARTED PREGNANCY UNTIL FP (FAMILY PLANNING)
IN MIP (Midwife Independent Practice) MIDWIFE TUTIK HANDAYANI,
SST IN WORKING AREA PUBLIC HEALTH CENTER
(PUSKESMAS) PARE KEDIRI DISTRICT

By :
Veronica Trikusna Indah

Pregnancy with anemia is a high risk pregnancy. Anemia is said to be a


high risk because it can impact premature labor, infant mortality, or LBW. Due to
having a high risk, mothers need ongoing monitoring / care. The aim of this case
study was to provide midwifery care to Mrs. "I" from TM III pregnancy to FP
(Family Planning) on a CoC.
The methodof this research used a case study with research sources,
namely Mrs. "I" during TM III G2P1000 pregnancy to family planning at PMB Tutik
Handayani, SST and carried out at the house of Mrs. "I". Continuity of Care
midwifery care was held from December 4, 2019 to February 27, 2020, with a
total of visits 14 times. Data collection methods used interview techniques,
observation (observation), and study documentation by applying research ethics,
namely: informed consent, anonymity, confidentiality, and respect for human
dignity.
Midwifery care using CoC for Mrs. "I" is effective given during pregnancy
until family planning is proven by the problem can be resolved in Mrs. "I" during
pregnancy who experience anemia has been given care to the mother and the
mother gave birth normally. During the puerperium, she experienced stitches
pain and resolved after being given care. Mrs. "I" neonate period, watery eyes
and discharge and resolved with care. The contraceptive method chosen has no
effect on breastmilk production but based on parity, the mother chooses the Pill
because the mother still wants to try it first, if later the mother is ready, the
mother wants to change to another family planning because she wants to allow
pregnancy spacing, the family planning method is not in accordance with
government recommendations choose the MKJP method.
v

Keywords : Pregnancy Paripurna Midwifery Care, childbirth, puerperal, i


neonates, and FP (Family Planning)
i

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS................................................................... iv

KATA PENGANTAR...................................................................................... v

INTISARI......................................................................................................... vii

ABSTRACT....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI.................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN.................................................................................. xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah.................................................................... 6

1.3 Tujuan.......................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penulisan....................................................................... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA i

2.1 Konsep Dasar/ Teori (Kehamilan, Persalinan, Nifas, BBL/ x

neonatus, serta KB yang menggambarkan CoC).........................

10

ix
2.1.1 Konsep Kehamilan...........................................................

10

2.1.2 Konsep Kehamilan Resiko Tinggi...................................

20

2.1.3 Konsep Anemia...............................................................

21

2.1.4 Konsep Persalinan...........................................................

24

2.1.5 Konsep Episiotomy..........................................................

31

2.1.6 Konsep Laserasi Perineum..............................................

34

2.1.7 Konsep Nifas...................................................................

38

2.1.8 Konsep BBL dan Neonatus.............................................

48

2.1.9 Konsep KB (Keluarga Berencana)..................................

53

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan.........................................................

64 x

BAB 3 METODE STUDI KASUS

3.1 Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan CoC...................................

70

3.2 Pendekatan / Desain Penelitian (Case Study)..............................

71

x
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................

71

3.4 Obyek Penelitian / Partisipan......................................................

71

3.5 Metode Pengumpulan Data.........................................................

72

3.6 Etika Penelitian............................................................................

73

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Asuhan Kebidanan.............................................................. 76

4.2 Pembahasan.................................................................................. 111

4.3 Keterbatasan ................................................................................ 126

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 127

5.2 Saran ............................................................................................ 128

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

130

LAMPIRAN.....................................................................................................

132

DAFTAR TABEL x

Halaman i

Tabel 1.1 Pencapaian Pelayanan KIA Puskesmas Pare,Pada bulan Januari


s/d Juni tahun 2019........................................................................
3

xi
x

xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Asuhan Kebidanan Continuity of Carepada


Ny “I” .........................................................................................
70

xiii
x

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Keterangan Kelaikan Etik...........................................

132

Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden.........................................

133

Lampiran 3 Persetujuan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan..................

134

Lampiran 4 Penapisan Ibu Hamil............................................................

135

Lampiran 5 KSPR....................................................................................

138

Lampiran 6 Kartu KMS IbuHamil...........................................................

140

Lampiran 7 Penapisan Ibu Bersalin.........................................................

141

Lampiran 8 Catatan Kesehatan Ibu Nifas................................................

142

Lampiran 9 Catatan Kesehatan Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir..........


x
143........................................................................................
v
Lampiran 10 Jadwal Imunisasi pada Bayi.................................................

144

Lampiran 11 Grafik Perkembangan Berat Badan Bayi.............................

145

xv
Lampiran 12 Formulir Bayi Muda Umur Kurang Dari 2 Bulan...............

146

Lampiran 13 Catatan Pelayanan Kesehatan Bayi......................................

148

Lampiran 14 Penapisan KB.......................................................................

149

Lampiran 15 Prosedur Penapisan KB........................................................

150

Lampiran 16 Format Kunjungan KB.........................................................

151

Lampiran 17 Lampiran Data Kunjungan...................................................

152

xvi
DAFTAR SINGKATAN

0
C : Derajat Celcius
AKABA : Angka Kematian Anak Balita
AKB : Angka Kematian Bayi
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKI : Angka Kematian Ibu
AKN : Angka Kematian Neonatus
ANC : Antenatal Care
APRAS : Anak Pra Sekolah
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
CoC : Continuity Of Care
Depkes : Departemen kesehatan
Hb : Hemoglobin
IMS : Infeksi Menular Seksual
INC :Intranatal Care
KB : Keluarga Berencana
Kemenkes : Kementrian Kesehatan
KIA : Kartu Ibu dan Anak
KSPR : Kartu Skor Poedji Rochajti
NAKES : Tenaga Kesehatan
PMB : Praktek Bidan Mandiri
PNC : Post Natal Care
RESTI : Resiko Tinggi
SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
SUPAS : Survei Penduduk Antar Sensus

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan ibu dan bayi merupakan indicator yang menggambarkan

derajat kesehatan di suatu negara Kesehatan pada ibu dan bayi meliputi masa

kehamilan, persalinan, BBL, nifas, neonatus serta KB (IBI,2016). Menurut

World Health Organisation (WHO) kematian ibu bisa terjadi selama

kehamilan dan 42 hari setelah persalinan terkait adanya komplikasi pada saat

kehamilan ataupun pada penanganan pada proses persalinan (WHO,2014).

Berdasarkan Survey Demografis dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar

359/100.000 kelahiran hidup. Target Millenium Development Goals (MDGs)

ke-5 adalah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi

102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Berdasarkan dari data SDKI

dan MDGs menunjukkan masih adanya kesenjangan antara target dengan

pencapaian hingga tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia

membutuhkan inovasi yang terencana dan berkelanjutan agar tercapainnya

target yang diinginka, salah satunya menurunkan AKI dan AKB yang

merupakan indikator untuk menentukan derajat kesehatan. Program

pembangunan berkelanjutan dimana didalamnya terdapat 17 tujuan dengan

169 target yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang bertujuan

memajukan kesehatan. SDGs juga memiliki target untuk menurunkan AKI di

1
2

Indonesia yaitu 70/1000 kelahiran hidup sedangkan AKB di Indonesia

25/1000 kelahiran hidup (Depkes RI,2015).

SDGs itu sendiri adalah sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah

acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan di dunia yang akan

dicapai sampai dengan tahun 2030. Konsep SDGS melanjutkan konsep

pembangunan MDGs. Jadi kerangka pembangunan yang berkaitan dengan

perubahan situasi dunia yang semula menggunakan konsep MDGs sekarang

diganti SDGs. SDGs 2016 menargetkan AKI di Indonesia dapat diturunkan

menjadi 70/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi

(AKB) adalah 12/1.000 kelahiran hidup dan AKB 25/1.000 kelahiran hidup

(Depkes RI, 2015).

AKI di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016 sejumlah 91/100.000

kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2017 AKI mencapai 91,92/100.000

kelahiran hidup. Dari data tahun 2016 sampai 2017 didapati peningkatan

AKI. Penyebab langsung AKI di provinsi Jawa Timur yaitu eklamsi /

preeklamsia 28,92 %, infeksi 3,59 %, perdarahan 26,28 %, jantung 11,72 %,

dan penyebab lain 28,92 %. Sedangkan AKB di Provinsi Jawa Timur tahun

2016 sebesar 23,6/1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2017 sejumlah

23,1/1000 kelahiran hidup. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa AKI 2

mengalami peningkatan dan AKB mengalami penurunan. Penyebab terbesar

dari AKI adalah eklamsia / preeklamsia yang mencapai 28,92 %. (Dinkes

Provinsi Jawa Timur,2017).


3

Data yang diverifikan tim Dinkes Kabupaten Kediri tahun 2017 AKI

di Kabupaten Kediri tercatat tidak ada kematian ibu hamil dan ibu bersalin

sedangkan kematian ibu nifas 4 orang dari 423 kelahiran hidup. Untuk AKB

pada tahun 2017 sebesar 2/1000 kelahiran hidup. Sedangkan penyebab AKB

adalah prematuritas / BBLR 56,25%, gangguan /kelainan pernafasan

(asfiksia) 37,5%, infeksi sebesar 6,25% (Dinkes Kabupaten Kediri,2017).

Hasil pencapaian pelayanan KIA di Puskesma Pare pada bulan Januari

sampai dengan Juni 2019 sebagai berikut :

Tabel 1.1 Pencapaian Pelayanan KIA Puskesmas Pare,Pada bulan Januari


s/d Juni tahun 2019
No Indikator Pencapaian Target
1 K1 47,5% 50%
2 K4 47,3% 50%
3 Deteksi resti oleh masyarakat 5,9% 10%
4 Deteksi Bumil resti oleh Nakes 14% 20%
5 Bumil resti yang ditangani 1,6% 40%
6 Persalinan oleh Nakes 48,7% 50%
7 Persalinan tenaga Kesehatan difasKes 48,7% 50%
8 Ibu Nifas (KF) 44% 50%
9 KN1 murni 35% 50%
10 KN lengkap 45,5% 50%
11 Kunjungan neonatus paripurna 49,7% 50%
Sumber : Puskesmas Pare, 2019. PWS KIA

Berdasarkan data PWS KIA dapat disimpulkan bahwa pada bulan

Januari sampai Juni terdapat kesenjangan yang belum mencapai target, seperti

K1 2,5%, K4 2,7% kesenjangan, deteksi resti oleh masyarakat 4,1%


3
kesenjangan, Ibu hamil resti yang ditangani oleh tenaga kesehatan 6% ,

persalinan oleh Nakes 1,3%, persalinan tenaga kesehatan di fasilitasi

kesehatan 1,3%, pelayanan ibu nifas 6%, KN 1 15%, KN lengkap 4,5%,

kunjungan neonatus paripurna 0,3%. Untuk itu diperlukan pemantauan ibu


4

hamil sebagai upaya menurunkan AKI dan AKB, dan mencegah terjadinya

resiko tinggi pada ibu hamil.

Berdasarkanstudipendahuluanpada tanggal 04 Desember 2019 pukul

15.30 WIB di Desa Pare Kecamatan Pare Kabupaten Kediri terdapat salah

satu ibu hamil yaitu Ny “I”G2P1000 UK 36 3/7 minggu dengan Kehamilan

Resiko Tinggi (KRT) dengan total skor 6. Skor awal kehamilan 2, kurang

darah / anemia 4. Pada usia kehamilan 36 3/7 minggu kadar hemoglobin Ny

“I” mencapai 10,1 g/dl dikaitkan dengan pemenuhan oksigen yang lebih

tinggi sehingga memicu peningkatan eritopoietin dan terjadinya penurunan

konsentrasi hemoglobin akibat hemodilusi. Pada ibu hamil yang menderita

anemia dapat berpengaruh terhadap ibu dan janin, pengaruh pada ibu

diantaranya adalah keguguran, partus prematus, inersis uteri dan partus lama

(Ibu lemah), atonia uteri dan menyebabkan perdarahan, syok, afibrinogemia

dan hipofibrinogemia, dan infeksi intrapartum dan dalam masa nifas,

sedangkan pengaruh pada hasil konsepsi adalah keguguran, kematian janin

dalam kandungan, kematian janin waktu lahir, kematian perinatal tinggi,

prematuritas dan dapat terjadi cacat bawaan (Marmi, dkk, 2014)

Upaya asuhan kebidanan yang dapat dilakukan untuk permasalahan

anemia diatas yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan berupa 4

memprogramkan penderita anemia berat/kronis untuk mendapat pelayanan di

unit spesialis, memotivasi ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan kaya zat

besi dan makanan yang meningkatkan absropsi zat besi, seperti jus jeruk,

memberikan tablet zat besi dan menganjurkan untuk dikonsumsi dalam satu
5

jam sebelum atau sesudah makan, melakukan skrining pemeriksaan antenatal

pertama dan 28 minggu gestasi dan melakukan pemeriksaan kadar zat besi

pada setiap pemeriksaan antenatal (Robson & Waugh, 2011).

Kurang darah / anemia selama kehamilan dapat teratasi apabila ibu

bersedia bersikap kooperatif terhadap tenaga kesehatan (bidan) dengan

melakukan pemeriksaan deteksi dini dan bersedia menerapkan asuhan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan. Selain itu, bidan harus melakukan asuhan

yang berkelanjutan secara komprehensif terhadap ibu hamil sampai dengan

KB (Continuity Of Care).Berdasarkan permasalahan tersebut, suatu upaya

yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat

menyeluruh dan berkesinambungan serta pelayanan yang bermutu bagi ibu

dan bayi untuk mengidentifikasi kemungkinan masalah yang dapat terjadi

pada ibu hamil dengan CoC yang bertujuan untuk menyediakan pelayanan

asuhan yang berkelanjutan dan berkaitan dengan kualitas pelayanan yang

bermutu. Berdasarkan permasalahan diatas salah satu upaya yang bisa

dilakukan yaitu dengan menerapkan asuhan kebidanan secara coc mulai dari

kehamilan, persalinan,nifas, BBL, sampai KB.

CoC adalah suatu cara atau proses dimana pasien dan tenaga

kesehatan secara terus menerus menuju pelayanan yang berkualitas tinggi


5
serta biaya perawatan medis yang efektif. Filosofi CoC memungkinkan

penerapan upaya-upaya promotif dan preventif dalam menciptakan persalinan

dengan intervensi seminimal mungkin. Perawatan yang berkesinambungan

idealnya membutuhkan hubungan terus menerus antara ibu hamil dengan

bidan (Estiningtyas dan Nuraisya, 2013 : 51).


6

Berdasarkan uraian diatas, penulis berniat untuk melakukan asuhan

kebidanan secara CoC pada Ny. “I” G2P1000dengan kehamilan risiko tinggi,

di PMB Tutik Handayani Desa Pare Kecamatan Pare Kabupaten Kediri

dimulai dari masa hamil sampai masa KB.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan KSPR, Ny. “I” memiliki skor awal 2, kurang darah /

anemia 4, sehingga total skornya 6 yang termasuk dalam kategori kehamilan

resiko tinggi. Dari masalah tersebut maka perlu dilakukan asuhan kebidanan

berkelanjutan pada Ny. “I” di wilayah kerja Puskesmas tepatnya di PMB

Tutik Handayani,SST di Desa Pare, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.

1.3 Tujuan Penyusunan Laporan Tugas Akhir

1.3.1 Melakukan pendekatan teraupetik dan pengkajian data subjektif dan

objektif, menyusun diagnosa kebidanan, merencanakan asuhan

kebidanan secara CoC, melaksanakan asuhan kebidanan secara CoC,

melakukan evaluasi menyeluruh akan tindakan yang telah dilakukan,

melakukan dokumentasi SOAP akan tindakan yang telah dilakukan

kepada Ny”I” di Desa Krenceng kec. Pare Kab. Kediri pada masa
6
kehamilan.

1.3.2 Melakukan pendekatan teraupetik dan pengkajian data subjektif dan

objektif, menyusun diagnosa kebidanan, merencanakan asuhan

kebidanan secara CoC, melaksanakan asuhan kebidanan secara CoC,

melakukan evaluasi menyeluruh akan tindakan yang telah dilakukan,


7

melakukan dokumentasi SOAP akan tindakan yang telah dilakukan

kepada Ny”I” di Desa Krenceng kec. Pare kab. Kediri pada masa

persalinan.

1.3.3 Melakukan pendekatan teraupetik dan pengkajian data subjektif dan

objektif, menyusun diagnosa kebidanan, merencanakan asuhan

kebidanan secara CoC, melaksanakan asuhan kebidanan secara CoC,

melakukan evaluasi menyeluruh akan tindakan yang telah dilakukan,

melakukan dokumentasi SOAP akan tindakan yang telah dilakukan

kepada Ny”I” di Desa Krenceng kec. Pare kab. Kediri pada masa

nifas.

1.3.4 Melakukan pendekatan teraupetik dan pengkajian data subjektif dan

objektif, menyusun diagnosa kebidanan, merencanakan asuhan

kebidanan secara CoC, melaksanakan asuhan kebidanan secara CoC,

melakukan evaluasi menyeluruh akan tindakan yang telah dilakukan,

melakukan dokumentasi SOAP akan tindakan yang telah dilakukan

kepada Ny”I” di Desa Krenceng kec. Pare kab. Kediri pada masa

neonatus.

1.3.5 Melakukan pendekatan teraupetik dan pengkajian data subjektif dan

objektif, menyusun diagnosa kebidanan, merencanakan asuhan

kebidanan secara CoC, melaksanakan asuhan kebidanan secara CoC, 7

melakukan evaluasi menyeluruh akan tindakan yang telah dilakukan,

melakukan dokumentasi SOAP akan tindakan yang telah dilakukan

kepada Ny”I” di Desa Krenceng kec. Pare kab. Kediri sampai masa

KB
8

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan dan

ketrampilan secara langsung dalam memberikan asuhan kebidanan.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai metode penilaian bagi mahasiswa dalam

melaksanakan tugasnya alam menyusunn laporan studi kasus,

mendidik dan membimbing mahasiswa agar lebih terampil

dalam memberikan asuhan kebidanan.

Sebagai referensi bagi mahasiswa dalam memahami

pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu

hamil, bersalin, BBL, nifas, dan KB.

1.4.2.2 Bagi Lahan Praktek

Sebagai masukan agar dapat meningkatkan mutu

pelayanan kebidanan melalui pendekatan menejemen asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin, BBL, nifas dan KB

secara komprehensif.

1.4.2.3 Bagi Klien 8


Mendapat pelayanan asuhan kebidanan secara

komprehensif yang sesuai dengan standart pelayan

kebidanan.
9

1.4.2.4 Bagi Penulis

Dapat langsung mempraktekkan teori yang didapat di

lapangan dalam memberkan asuhan kebidanan pada ibu

hamil, bersalin, BBL, nifas dan KB serta mendapatkan

pengalaman yang baru, menambah pengetahuan serta

wawasan dan ketrampilan sesuai dengan standar asuhan

kebidanan, serta lebih dekat dengan klien.

9
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar/Teori ( Kehamilan, Persalinan dan BBL, Nifas,Neonatus,

serta KB yang menggambarkan Continuity Of Care )

2.1.1 Konsep Kehamilan

1) Definisi kehamilan

Kehamilan merupakan proses pembuahan antara sperma

dan ovum yang dilanjutkan dengan proses implantasi, nidasi, dan

perkembangan janin di dalam uterus (Setyowati,2019).

2) Kehamilan Trimester III

Trimester tiga adalah priode kehamilan tiga bulan terakhir

atau pada sepertiga masa kehamilan terakhir. Trimester tiga

merupakan periode kehamilan dari bulan ketujuh sampai sepuluh

bulan (29-40 minggu) (Hutahaean, 2013).

Berikut pertumbuhan dan perkembangan fisiologis janin menurut

Hutahaean,2013 :

(1) Minggu ke 29

Postur janin sebagai seorang manusia sudah semakin

sempurna, berat badannya 1.100-1.200 gram dengan panjang

37-39 cm. sensitivitas dari janin semakin jelas, janin sudah

bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa, dan bau.

Selain itu, otak janin sudah bisa mengendalikan napas dan

mengatur suhu badan dari janin.

10
11

(2) Minggu ke 30

Lemak dan berat badan janin terus bertambah

sehingga bobot janin sekarang sekitar 1.500 gram dan

panjangnya 39 cm. Membesarnya uterus membuat ibu terasa

tidak nyaman, Karena ia semakin membesar gerakannya

semakin terasa. Selain gerakan makin terasa, mata janin sudah

mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain.

(3) Minggu ke 31

Di minggu ini panjang janin sekitar 41-43 cm dan

berat sekitar 1.550-1.560 gram. Pada minggu ini ibu harus

mewaspadai munculnya gejala nyeri di bawah tulang iga

sebelah kanan, sakit kepala maupun penglihatan yang

berkunang-kunang.

(4) Minggu ke 32

Jari tangan dan kaki mulai tumbuh sempurna, bulu

mata, alis, rambut dikepala janin sudah semakin jelas. Pada

minggu ini berat janin 1.800 gram dan panjang 43 cm.

(5) Minggu ke 33

Janin telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai

ayah dan ibunya. Pada minggu ini berat badan janin 1.800-

1,900 gram, dengan panjang sekitar 43-45 cm. Pada minggu

ini ibu harus mewaspadai solusio plasenta atau plasenta lepas

dari dinding uterus.


12

(6) Minggu ke 34

Di minggu ini janin sudah berada dipintu Rahim,

janin sudah bisa membuka tutup mata apabila mengantuk. Di

minggu ini berat badan janin sudah 2.000-2.010 gram, dengan

panjang badansekitar 45-46 cm.

(7) Minggu ke 35

Minggu ini fungsi paru-paru janin umumnya sudah

mulai matang. Kematangan paru-paru sangat penting karena

menentukan life viability atau kemampuan bayi untuk

bertahan hidup. Di minggu ini berat badan janin sudah 2.300-

2.350 gram, dengan panjang badan 45-47 cm.

(8) Minggu ke 36

Berat badan janin 2.400-2.450 gram, dengan panjang

badan 47-48 cm. di minggu ini kulit janin sudah semakin

halus. Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan

betis dari janin. Ginjal sudah mulai bekerja, liver telah

memproduksi kotoran. Paru-paru janin sudah bekerja dengan

sempurna. Mulai minggu ini pemeriksaan rutin, tujuannya

untuk mencegah resiko-resiko yang timbul pada kehamilan di

minggu ini.

(9) Minggu ke 37

Pada minggu ini berat badan janin 2.700-2.800 gram,

dengan panjang badan 48-49 cm. kepala janin sudah mulai


13

turun ke ruang pelvis dengan posisi siap lahir walaupun

sebagian kecil diantaranya sunsang.

(10) Minggu ke 38

Di minggu ini proses pembentukan sudah mulai

berakhir dan janin sudah siap dilahirkan. Pada minggu ini

panjang badan bayi mencapai 50 cm, dengan berat badan

sekitar 3.100 gram. Walaupun waktu kelahiran sampai usia

kehamilan 40 minggu, namun bayi rata-rata akan lahir di usia

kehamilan 38 minggu.

(11) Minggu ke 39

Pada minggu ini panjang badan mencapai 51 cm,

dengan berat badan janin mencapai berat sekitar 3.250 gram.

(12) Minggu ke 40

Pada minggu ini panjang janin mencapai 52 cm, berat

badan sekitar 3.300 gram. Janin sudah benar-benar cukup

bulan dan siap dilahirkan.

3) Perubahan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III

Berikut pertumbuhan dan perkembangan fisiologis janin menurut

Hutahaean,2013 :

(1) Uterus

Pada usia gestasi 30 minggu, fundus uteri dapat

dipalpasi di bagian tengan antara umbilicus dan sternum. Pada

usia kehamilan 38 minggu Frekuensi dan kekuatan kontraksi


14

otot segmen atas Rahim semakin meningkat. Oleh karena itu,

segmen bawah uterus berkembang lbih cepat dan meregang

secara radial.

(2) Serviks

Serviks akan mengalami perlunakan atau pematangan

secara bertahap akibat bertambahnya aktivitas terus selama

kehamilan, dan akan mengalami dilatasi sampai pada

kehamilan trimester tiga.

(3) Vagina dan Vulva

Pada kehamilan trimester tiga biasanya terjadi

peningkatan cairan vagina. Peningkatan cairan vagina selama

kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih. Pada awal

kehamilan, cairan ini biasanya agak kental, sedangkan saat

mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair.

(4) Mammae

Pada ibu hamil trimester tiga, terkadang keluar

rembesan cairan bewarna kekuningan dari payudara ibu yang

disebut dengan kolostrum. Hal ini tidak berbahaya dan

merupakan pertanda bahwa payudara sedang menyiapkan ASI

untuk menyusui bayi nantinya.

(5) Kulit

Perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi pada

90% ibu hamil. Hiperpigmentasi terlihat lebih nyata pada


15

wanita berkulit gelap dan terlihat di area seperti areola,

perineum, dan umbilicus juga di area yang cenderung

mengalami gesekkan seperti aksila dan paha bagian dalam.

(6) Sistem Kardiovaskuler

Kondisi tubuh dapat memiliki dampak besar pada

tekanan darah. Posisi telentang dapat menurunkan curah

jantung hingga 25%. Compresi vena cava inferior oleh uterus

yang membesar selama trimester ketiga mengakibatkan

menurunnya aliran balik vena.

(7) Sistem Respirasi

Perubahan hormonal pada trimester tiga yang

memepengaruhi aliran darah ke paru-paru mengakibatkan

banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas. Ini juga

didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang

dapat menekan diafragma.

(8) Sistem Pencernaan

Pada kehamilan trimester tiga, lambung berada pada

posisi vertikal dan bukan pada posisi normalnya, yaitu

horizontal. Pada kehamilan trimester tiga hormon

progesterone menimbulkan gerakan usus makin berkurang

(relaksasi otot-otot polos) sehingga makan lebih lama didalam

usus. Hal ini dapat menimbulkan konstipasi di mana hal ini

merupakan salah satu keluhan dari ibu hamil.


16

(9) Sistem Perkemihan

Pada akhir kehamilan, terjadi peningkatan frekuensi

BAK karena kepala janin mulai turun sehingga kandung

kemih tertekan. Perubahan struktur ginjal ini juga merupakan

aktivitas hormonal (estrogen dan progesterone), tekanan yang

timbul akibat pembesaran uterus dan peningkatan volume

darah

4) Kebutuhan Psikologis pada Ibu Hamil

Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan

waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran

bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal

yang mengingatkan ibu akan bayinya. (Rukiyah dan Yulianti,2014)

5) Kebutuhan Kesehatan pada Kehamilan

(1) Kebutuhan Oksigen

Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat sebagai

respon tubuh terhadap akselerasi metabolism rate perlu untuk

menambah masa jaringan pada payudara.

(2) Kebutuhan Nutrisi

Pada kehamilan trimester III nafsu makan sangat baik,

tetapi jangan berlebihan karena dapat mengakibatkan komplikasi

seperi gemuk, pre-eklamsia, janin besar dan sebagainya. Zat – zat

yang diperlukan antara lain yaitu protein, karbohidrat, zat lemak,


17

mineral atau bermacam-macam garam terutama kalsium, fosfor

dan zat besi (Fe), vitamin dan air.

(3) Kebutuhan Personal Hyangiene

Personal hyangiene ini berkaitan dengan perubahan

system pada tubuh ibu hamil, hal ini disebabkan : selama

kehamila PH vagina menjadi asam berubah dari 4-3 menjadi 5-

6,5 akibat vagina mudah terkena infeksi.

(4) Kebutuhan Eliminasi

Kebutuhan ibu hamil akan eliminasi berkaitan dengan

adaptasi gastrointestinal. Ibu hamil sering mengalami gangguan

eliminasi misalkan susah BAB berkaitan dengan perubahan

hormone progesterone yang sifatnya membuat relaksasi otot-otot

polos.

(5) Kebutuhan Seksual

Pada trimester ketiga akan meningkatnya vaskularisasi

pada vagina dan visera pelvis dapat mengakibatkan

meningkatnya sensitifitas seksual sehingga meningkatkan

hubungan.

(6) Kebutuhan Pola Istirahat

Berhubunga dengan kebutuhan kalori pada msas

kehamilan, mandi air hangat sebelum tidur juga dibutuhkan, tidur

dalam posisi miring ke kiri, letakkan beberapa bantal untuk


18

menyangga. Untuk ibu hamil sebaiknya dibanyakkan waktunya

untuk istirahat, dan jangan terlalu capek.

(Rukiyah dan Yulianti,2014)

6) Asuhan kebidanan pada kehamilan (Sintya.2017)

Asuhan kebidanan yang dapatdiberikan yaitu menganjurkan

ibu hamil untuk melakukan ANC minimal 4 kali selama

kehamilan. Bila kehamilan termasuk risiko tinggi perhatian dan

jadwal kunjungan harus lebih ketat. Hal ini berarti minimal

dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28

minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36

minggu, dan sebanyak 2 kali kunjungan antenatal pada usia

kehamilan diatas 36 minggu. Dalam melakukan pemeriksaan

antenatal, tenaga kesehatan memberikan pelayanan yang

berkualitas sesuai standar (10 T) terdiri dari:

(1) Penimbangan berat badan (kenaikan berat badan selama

kehamilan idealnya 10–15 kg) dan tinggi badan (normalnya

145 cm atau lebih)

(2) Ukur Tekanan darah

(3) Nilai status gizi (ukur lengan atas /LILA normalnya 23,5 cm

atau lebih)

(4) Ukur tinggi fundus uteri

(5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)


19

(6) Skrinning status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi

tetanus toksoid (TT) untuk ibu hamil minimal memiliki ststus

imunisasi T2. Pemberian Imunisasi TT dan perlindungan yang

di berikan sebagai berikut :

a) TT1 sebelum menikah atau secepat mungkin saat trimester

awal kehamilan.

b) TT2 memiliki interval minimal 4 minggu setelah TT1

dengan masa perlindungan 3 tahun

c) TT3 memiliki interval minimal 6 bulan setelah TT2

dengan masa perlindungan 5 tahun

d) TT4 memiliki masa interval minimal 1 tahun setelah TT3

dengan masa perlindungan 10 tahun

e) TT5 memiliki interval minimal 1 tahun setelah TT4

dengan masa perlindungan 25 tahun

(7) Beri tablet tambah darah (tablet besi) sebanyak 90 tablet

selama kehamilan di minum pada malam hari menjelang tidur

dan di minum bersamaan dengan vitamin C

(8) Pemeriksaan laboratorium (Albumin, Reduksi, Hb, Golda,

HbSAG, Sifilis)

(9) Tatalaksana/penanganan kasus

(10) Temu wicara (konseling)

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap

kunjungan antenatal meliputi : (a) kesehatan ibu, (b) perilaku


20

hidup bersih dan sehat, (c) Peran suami/keluarga dalam

kehamilan dan perencanaan persalinan, (d) Tanda bahaya

kehamilan, (e) Persalinan dan nifas serta kesiapan dalam

menghadapi komplikasi, (f) Asupan gizi seimbang, (g) Gejala

penyakit menular dan tidak menular, (h) Inisiasi Menyusu Dini

(IMD) dan pemberian ASI eksklusif, serta (i) KB pasca

persalinan dan Imunisasi.

2.1.2 Konsep Kehamilan Risiko Tinggi

1) Pengertian

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang

menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar

terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama kehamilan ,

persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan,

persalinan, dan nifas normal (Manuaba, dkk 2010)

2) Alat Deteksi Dini Risiko Tinggi Kehamilan

Cara yang dilakukan untuk melakukan deteksi dini

kehamilan risiko tinggi adalah dengan Kartu Skor Poedji

Rochjati.Pengelompokan Skor Poedji Rochjati meliputi :

(1) Risiko Rendah : Skor 2

(2) Risiko Tinggi : Skor 6-10

(3) Risiko Sangat Tinggi : >12


21

2.1.3 Konsep Anemia

1) Pengertian Anemia

Anemia adalah penyakit yang sering dialami oleh ibu

hamil, yang disebabkan oleh kurangnya zat besi atau karena

asupan makanan yang tidak memenuhi standart atau bahkankarena

bermasalahnya pencernaan sehingga mengakibatkan zat besi tidak

dapat diakomodir dengan baik oleh tubuh (Nirwana, 2011)

2) Klasifikasi Anemia

Menurut Robson dan Waugh (2011)terdapat dua klasifikasi

anemia yaitu :

(1) Berdasarkan penyebab

1) Kehilangan darah, yang dapat bersifat akut atau kronik

(perdarahan/ hemoragi)

2) Ketidak adekuatan produksi sel darah normal oleh

sumsum tulang (hipoproliferasi, hipoplastik, aplastik)atau

kurangnya faktor esensial untuk maturasi sel.

3) Penghancuran sel darah merah secara berlebihan

(hemolitik).

4) Struktur hemoglobin abnormal, yang mencakup penyakit

sel sabit dan thalasemia (hemoglobinopati).


22

(2) Berdasarkan ukuran sel merah rata-rata volume sel (Mean Cell

Volume, MCV)

Klasifikasi kedua ini sangat bersifat praktik, karena

sebagian besar hitung darah perifer yang dilakukan di Inggris

dianalisis berdasarkan penghitungan sel secara elektronik.

3) Derajat Anemia

Derajat anemia menurut Nuraisya,dkk (2019) :

(1) Tidak Anemia : 12 gr/dl

(2) Anemia Ringan : 11-11,9 gr/dl

(3) Anemia Sedang : 8-10,9 gr/dl

(4) Anemia Berat : <80 gr/dl

4) Pengaruh Anemia

Pengaruh anemia terhadap kehamilan , persalinan dan nifas yaitu :

(1) Keguguran

(2) Partus prematurus

(3) Inersia uteri dan partus lama (ibu lemah)

(4) Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan

(5) Syok

(6) Afibrinogemia dan hipofibrinogenemia

(7) Syok

(8) Infeksi inpartum dan dalam nifas


23

(9) Bila terjadi anemia gravis (Hb di bawah 4 gr%) terjadi payah

jantung yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan

persalinan. Bahkan bisa fatal.

Sedangkan pada janin dapat mengakibatkan :

(1) Keguguran.

(2) Kematian janin dalam kandungan.

(3) Kematian janin waktu lahir.

(4) Kematian perinatal tinggi.

(5) Prematurita.

(6) Dapat terjadi cacat bawaan.

(7) Cadangan besi kurang (Marmi, dkk, 2014).

5) Cara Penanggulangan Anemia

(1) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi misalnya

daging, sayuran hijau seperti bayam, daun singkong,

kangkung, kacang-kacangan, dan lain-lain.

(2) Mengkonsumsi tablet darah sehari 1 tablet / minimal 90 tablet

selama hamil

Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil agar tidak

terkena anemia yaitu :

(1) Kehamilan Triwulan I

1. Makan porsi kecil tapi sering.

2. Makan makanan yang segar contohnya seperti susu, sop,

buah-buahan, biskuit dan lain-lain.


24

(2) Kehamilan Triwulan II

1. Meningkatkan makanan zat tenaga seperti nasi, roti, mie,

dan meningkatkan makanan zat pembangun berupa lauk-

pauk, dan zat pengatur yaitu sayur dan buah

2. Perlu tambahan konsumsi makanan sehari-hari seperti :

1) Nasi / pengganti : 0.5 piring.

2) Sayuran : 1.5 mangkok.

3) Ikan / pengganti : 0.5 potong.

4) Susu : 1 gelas.

5) Tempe / pengganti : 1 potong.

2.1.4 Konsep Persalinan

1) Definisi Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan plasenta) yang telah cukup bulan atau hampir cukup bulan dan

dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir lain dengan

bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Nurasiah : dkk,

2014).

2) Tahapan Persalinan

(1) Kala 1 (kala pembukaan)

Kala 1 disebut sebagai kala pembukaan yang

belangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap

(10 cm). Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung

tidak begitu kuat sehingga parturient masih dapat berjalan-


25

jalan. Proses pembukaan serviks sebagai akibat his dibagi

menjadi 2 fase, yaitu :

1. Fase Laten

Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat

lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.

2. Fase Aktif, di bagi dalam 3 fase lagi, yaitu :

1) Fase Akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm

tadi menjadi 4 cm.

2) Fase Dilatasi Maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

3) Fase Deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali.

Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi

lengkap (Eka puspita & Kurnia dwi,2014)

(2) Kala II (kala pengeluaran janin)

Kala ini dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai

bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan

1 jam pada multigravida.

Tanda dan gejala kala II

1. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.

2. Menjelang akhir kala I ketuban pecah ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

3. Ketuban pecah pada pembukaan yang dideteksi lengkap

dan diikuti keinginan mengejan.


26

4. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala

bayi sehingga terjadi : kepala membuka pintu, sub occiput

bertindak sebagai hipomoglion, kemudian lahir secara

berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan

muka serta kepala seluruhnya.

5. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar,

yaitu penyesuaian kepala pada punggung.

6. Setelah putar paksi luar, maka persalinan bayi ditolong

dengan jalan :

1) Kepala dipegang pada occiput dan dibawah dagu,

ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu

belakang, kemudian ditarik ke atas sedikit untuk

mengeluarkan bahu depan.

2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk

melahirkan sisa badan bayi.

3) Bayi lahir diikuti oleh air ketuban.

7. Pada primigravida kala II ini berlangsung rata-rata 1,5 jam

dan pada multipara rata-rata 30 menit (Puspita &

Dwi,2014).

(3) Kala III (kala pengeluaran plasenta)

Kala III dimulai setelah bayi lahir sampai lahirnya

plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Jika lebih

dari 30 menit, maka harus diberi penanganan yang lebih atau


27

dirujuk. Lepasnya plasenta dapat diperkirakan dengan

memperhatikan tanda-tanda :

1. Uterus menjadi globuler

1) Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke

segmen bawah Rahim

2) Tali pusat bertambah panjang

3) Terjadi perdarahan

(Puspita & Dwi,2014).

(4) Kala IV (kala pengawasan)

Kala VI dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

stelah proses tersebut.

Observasi yang dilakukan :

1. Memeriksa tingkat kesadaran penderita.

2. Pemeriksaan tanda-tanda vital

3. Kontraksi uterus

4. Terjadi pendarahan/jumlah perdarahan (Puspita &

Dwi,2014).

3) Perubahan Fisiologis Persalinan menurut (Rohani,dkk, 2011).

(1) Kala 1 Persalinan

1. Tekanan darah

Meningkatkan selama kontraksi dengan kenaikan

sistol rata-rata sebesar 10-20 mHg dan kenaikan diastole

rata-rata sebesar 5-10 mmHg.


28

2. Metabolisme

Selama persalinan, baik metabolisme karbohidrat

secara aerob maupun anaerob akan naik secara perlahan

dan terus-menerus. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan

karena kecemasan serta oleh kegiatan otot kerangka tubuh.

3. Suhu

Suhu tubuh akan sedikit naik selama persalinan,

tertinggi selama dan segera setelah kelahiran. Untuk bisa

dianggap normal, kenaikan ini tidak boleh melampaui 1

sampai 2oF (0,5-1oC), karena hal ini mencerminkan

kenaikan dalam metabolism yang terjadi selama persalinan.

4. Pernapasan

Kenaikan sedikit dalam jumlah pernapasan adalah

normal selama persalinan dan hal ini mencerminkan

kenaikan metabolisme yang terjadi.

5. Perubahan Renal

Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin

diakibatkan oleh kardiak output yang naik selama

persalinan dan kemungkinan besar kenaikan dalam angka

filtrasi glomerular serta aliran plasma renal.

6. Perubahan gastrointestinal

Kemampuan pergerakan gastrik dan penyerapan

makanan padat sangat berkurang, dikombinasikan dengan


29

pengurangan sekresi gastrik selama persalinan, akan

membuat pencernaan hampir terhenti dan menghasilakan

waktu pengosongan usus yang lambat.

7. Perubahan hematologi

Hemoglobin akan meningkat sebesar 1,2 gr/100 ml

selama persalinan dan kembali ke tingkat pascakelahiran

asalkan tidak ada kehilangan darah yang abnormal.

(2) Kala II persalinan

Perubahan pada uterus dan organ dasar panggul

1. Uterus

Setelah terjadi kontraksi, otot Rahim tidak

berelaksasi kembali seperti keadaan sebelum kontraksi,

tetapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya

seperti sebelum kontraksi, yang disebut retraksi. Dengan

retraksi, ukuran rongga Rahim akan mengecil dan janin

secara perlahan akan beragsur didororng kebawah da tidak

naik lagi ke atas setelah his hilang. Retraksi ini

mengakibatkan SAR makin tebal dengan majunya

persalinan terutama setelah bayi lahir (J.S, 2013).

2. Organ dasar panggul

Keadaan segmen atas dan segmen bawah Rahim

pada persalinan. Dalam persalinan, perbedaan antara

segmen atas Rahim dan segmen bawah Rahim lebih jelas


30

lagi. Segmen atas pemegang peranan yang aktif karena

berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan

majunya persalinan. Segmen bawah Rahim memegang

peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan

karena diregang (Rohani,dkk, 2011).

(3) Kala III persalinan

Kala III merupakakn periode waktu di mana

penyusutan volume rongga uterus setelah kelahiran bayi.

Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran

tempat perlengketan plasenta tidak berubah, maka plasenta

menjadi berlipat, menebal, dan kmudian lepas dari dinding

uerus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah

uterus atau ke dalam vagina. (Rohani,dkk 2011 : 204 )

(4) Kala IV persalinan

1. Uterus

Uterus terletak di tengan abdomen 2/3 sampai 3/4,

antara simfisis pubis sampai umbilicus. Jika uterus

ditemukan di bagian tengah, di atas umbilicus, maka hal

tersebut menandakan adanya darah dan bekuan di dalam

uterus yang perlu ditekan dan dikeluarkan.

2. Serviks, Vagina, dan Perineum

Keadaan serviks, vagina, dan perineum diinspeksi

untuk melihat adanya laserasi, memar, dan pembentukan


31

hematoma awal. Oleh karena inspeksi serviks dapat

menyakitkan bagi ibu, maka hanya dilakukan jika ada

indikasi.

3. Tanda-Tanda Vital (TTV)

Yaitu meliputi tekanan darah,nadi pernapasan.

4. Sistem Renal

Suatu hal yang umum terjadi jika kandung kemih

hipotonik disertai retensi urin bermakna dan terjadi

pembesaran. Hal ini disebabkan adanya tekanan dan

kompresi pada kandung kemih dan uretra selama persalinan

dan kelahiran. Mempertahankan kandung kemih tetap

kosong selama persalinan dapat menurunkan risiko

terjadinya trauma. (Jenny S, 2013).

2.1.5 Konsep Episiotomy

Episiotomy adalah sebuah irisan bedah melalui perineum yang

dilakukan untuk memperlebar vagina dengan maksud untuk

membantu proses kelahiran bayi. Perlebaran ini dapat dilakukan di

garis tengah atau dari sebuah sudut dari ujung belakang dari vulva,

dilakukan di bawah bius local dan dijahit kembali setelah melahirkan.

Ini merupakan suatu prosedur umum dalam kedokteran yang

dilakukan kepada wanita.


32

1) Indikasi dilakukan episiotomy dapat berasal dari factor ibu

maupun factor janin . indikasi ibu antara lain adalah:

1. Primigravida umumnya

2. Perineum kaku dan riwayat robekan perineum pada persalinan

yang lalu

3. Apabila terjadi peregangan perineum yang berlebihan

misalnya pada persalinan sungsang, persalinan dengan cunam,

ekstraksi vakum dan anak besar

4. Arkus pubis yang sempit

Indikasi janin antara lain :

1. Sewaktu melahirkan janin premature, tujuannya untuk

mencegah terjadinya trauma yang berlebihan pada kepala janin

2. Sewaktu melahirkan janin terletak sungsang, letak defleksi,

janin besar

3. Pada keadaan dimana ada indikasi untuk mempersingkat kala

II seperti pada gawat janin, tali pusat menumbung. Rusda

(2004).

2) Tujuan Episiotomy

Tujuan episiotomy yaitu membentuk insisi bedah yang lurus,

sebagai pengganti robekan tak teratur yang mungkin terjadi.

Episiotomy dapat mencegah vagina robek secara spontan, karena

jika robekannya tidak teratur maka menjahitnya akan sulit dan

hasil jahitannya pun tidak rapi, tujuan lain episiotomy yaitu


33

mempersingkat waktu ibu dalam mendorong bayinya keluar

(Williams, 2009).

3) Dampak Episiotomy

1. Meningkatkan resiko terjadinya infeksi.

2. Proses penyembuhan biasanya lebih lama dibandingkan

robekan secara alami tanpa tindakan episiotomy

3. Merasa nyeri saat berhubungan seksual selama beberapa bulan

setelah melahirkan

4. Bila sudah melakukan tindakan episiotomy sebelumnya, maka

ada kemungkinan robekan berikutnya lebih besar dan

membutuhkan waktu yang lama ketika melalui proses

pemulihan.

4) Asuhan Pasca Episiotomy

1. Ajari cara mengganti pembalut setiap kali berkemih atau

defekasi, dan setelah mandi atau rendam duduk

2. Mengajari cara membasuh area kewanitaan dari arah depan

kebelakang

3. Menghindari berhubungan seks untuk sementara waktu

4. Mempastikan mengonsumsi air putih yang banyak

5. Menghindari penggunaan tampon, dan menggantinya dengan

pembalut.
34

5) Konsep Anestesi

Anestesi merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan rasa

sakit ketika dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lain

yang menimbulakan rasa sakit, dalam hal ini rasa takut perlu ikut

dihilangkan untuk menciptakan konsidi optimal bagi [elaksanaan

pembedahan (sabiston, 2011).

1. Tujuan Anestesi

(1) Untuk meminimalkan potensi membahayakan dari

senyawa dan teknik anestesi

(2) Mempertahankan homeostatis fisiologis selama dilakukan

prosedur pembedahan yang mungkin melibatkan

kehilangan darah, iskemia jaringan, reperfusi jaringan

yang mengalami iskemia, pergantian cairan, pemaparan

terhadap lingkungan dingin, dan gangguan kogulasi

(3) Memperbaiki hasil pascaoperasi dengan memilih teknik

yang menghambat atau mengatasi komponen – komponen

respon stress pembedahan, yang dapat menyebabkan

konsekuensi lanjutan jangka pendek ataupun panjang.

2.1.6 Konsep Laserasi Perineum

1) Pengertian

Perineum adalah jaringan antara vestibulum vulva dan anus dan

panjang kira-kira 4 cm (Maimunah, 2005).


35

2) Penyebab

1. Faktor Maternal

(1) Partus presipitatus Tetania uteri adalah his yang terlampau

kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim.

Hal ini dapat menyebabkan terjadinya partus presipitatus

yang dapat menyebabkan persalinan di atas kendaraan, di

kamar mandi, dan tidak sempat dilakukan pertolongan.

Akibatnya terjadilah lukaluka jalan lahir yang luas pada

serviks, vagina dan perineum, dan pada bayi dapat terjadi

perdarahan intrakranial. Pada presipitatus tidak banyak

yang dapat dilakukan karena janin lahir tiba-tiba dan cepat.

Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi

saat kepala dan bahu dilahirkan. Akibat dari partus

presipitatus antara lain terjadinya robekan perineum bahkan

robekan serviks yang dapat mengakibatkan perdarahan

pasca persalinan, cedera kepala bayi dan depresi bayi.

(2) Mengejan terlalu kuat Pada saat persalinan diperlukan

tenaga/power dari ibu bentuk dorongan meneran. Dorongan

meneran tersebut muncul bersamaan dengan munculnya his

atau kontraksi rahim. His yang bagus dapat memebuka

jalan lahir dengan cepat, namun hal ini dipengaruhi cara ibu

mengejan, artinya jika hisnya bagus tetapi ibu menerannya

tidak kuat maka tidak akan terjadi pembukaan jalan lahir.


36

Sedangkan jika ibu mengejan terlalu kuat saat melahirkan

kepala yang merupakan diameter terbesar janin maka akan

menyebabkan laserasi perineum. Bila kepala telah mulai

lahir, ibu diminta bernafas panjang, untuk menghindarkan

tenaga mengejan karena sinciput, muka dan dagu yang

mempunyai ukuran panjang akan mempengaruhi perineum.

Kepala lahir hendaknya pada akhir kontraksi agar kekuatan

tidak terlalu kuat.

(3) Perineum yang rapuh dan oedema Pada proses persalinan

jika terjadi oedema pada perineum maka perlu dihindarkan

persalinan pervaginam karena dapat dipastikan akan terjadi

laserasi perineum (Manuaba, 1998).

(4) Primipara Bila kepala janin telah sampai didasar panggul,

vulva mulai membuka. Rambut kepala janin mulai tampak.

Perineum dan anus tampak mulai teregang. Perineum mulai

lebih tinggi, sedangkan anus mulai membuka. Anus yang

pada mulanya berbentuk bulat, kemudian berbentuk “D”.

Yang tampak dalam anus adalah dinding depan rektum.

Perineum bila tidak ditahan, akan robek, terutama pada

primigravida. Perineum ditahan dengan tangan kanan,

sebaiknya dengan kain kasa steril (Saifuddin, 2007).

Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan


37

pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya

(Saifuddin, 2007).

(5) Kesempitan pintu bawah panggul Pintu bawah panggul

tidak merupakan bidang yang datar, tetapi terdiri atas segi

tiga depan dan segi tiga belakang yang mempunyai dasar

yang sama, yakni distansia tuberum. Apabila ukuran yang

terakhir ini lebih kecil daripada biasa, maka sudut arcus

pubis mengecil (kurang dari 800 ). Agar supaya dalam hal

ini kepala janin dapat lahir, diperlukan ruangan yang lebih

besar pada bagian belakang pintu bawah panggul. Dengan

diameter sagitalis posterior yang cukup panjang persalinan

pervaginam dapat dilaksanakan, walaupun dengan

perlukaan luas pada perineum (Saifuddin, 2007).

3) Derajat Laserasi perineum

Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan, yaitu

sebagai berikut :

1. Derajat I : luasnya robekan hanya sampai mukosa vagina,

komisura posterior tanpa mengenai kulit perineum. Tidak perlu

dijahit jika tidak ada perdarahan dan posisi luka baik.

2. Derajat II : robekan yang terjadi lebih dalam yaitu mengenai

mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum dan otot

perineum. Jahit menggunakan teknik penjahitan laserasi

perineum.
38

3. Derajat III : robekan yang terjadi mengenai mukosa vagina,

komisura posterior, kulit perineum, otot perineum hingga otot

sfingter ani.

4. Derajat IV : robekan yang terjadi lebih dalam yaitu mengenai

mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot

sfingter ani sampai ke dinding depan rektum. Penolong asuhan

persalinan normal tidak dibekali keterampilan untuk reparasi

laserasi perineum derajat tiga atau empat. Segera rujuk ke

fasilitas rujukan.

2.1.7 Konsep Nifas

1) Definisi Nifas

Masa nifas merupakan masa setelah melahirkan bayi dan

plasenta sampai 6 minggu atau 40 hari. Masa nifas sangat penting

bagi seorang wanita karena merupakan masa pemulihan untuk

mengembalikan alat kandungan serta fisik ibu ke kondisi seperti

sebelum hamil (Reni,2015).

2) Tahapan Masa Nifas

Beberapa tahapan masa nifas menurut Reni, 2015 adalah sebagai

berikut :

(1) Puerpurium dini

Yaitu masa kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berjalan.


39

(2) Puerpurium Intermedia

Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia eksterna dan

interna yang lamanya 6-8 minggu.

(3) Remote Puerperium

Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa

minggu, bulan atau tahun.

3) Proses penyembuhan luka laserasi

Penyembuhan luka adalah proses penggantian dan perbaikan

fungsi jaringan yang rusak (Boyle, 2008) .

Pada ibu yang baru melahirkan, banyak komponen fisik

normal pada masa postnatal membutuhkan penyembuhan dengan

berbagai tingkat. Pada umumnya, masa nifas cenderung barkaitan

dengan proses pengembalian tubuh ibu ke kondisi sebelum hamil,

dan banyak proses diantaranya yang berkenan degan proses

involusi uterus. Luka dapat sembuh melalui proses utama yang

terjadi ketika tepi luka disatukan dengan menjahitnya. Jika luka

dijahit, terjadi penutupan jaringan yang disatukan dan tidak ada

runag yang kosong. Oleh karena itu, dibutuhkan jaringan granulalsi

yang minimal kontraksi sedikit berperan.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi penyembuhan

luka menurut Smeltzer (2002) :


40

1. Lingkungan

Dukungan dari lingkungan keluarg, dimana ibu akan

selalu merasa mendapatkan perlindungan dan dukungan serta

nasihat – nasihan khususnya orang tua dalam merawat pasca

persalinan.

2. Tradisi

Di Indonesia ramuan peninggalan nenek moyang untuk

perawatan pasca persalinan masih banyak digunakan, meskipun

oleh kalangan masyarakat modern. Misalnya untuk perawatan

kebersihan genital.

3. Pengetahuan

Pengetahuan ibu untuk perawatan pasca persalina

sangat menetukan lama penyembuhan luka perineum. Apanila

pengetahuna ibu kurang maka masalah penyembuhan luka akan

membutuhkan waktu yang lama.

4. Penanganan Petugas

Pada saat persalinan, pembersihannya harrus dilakukan

dengan tepat oleh penangan petugas kesehatan, hal ini

merupakan salah satu penyebab yang dapat menetukan lama

penyembuhan luka perineum.


41

5. Gizi

Makan yang bergizi dan sesuai porsi akan

menyebabkan ibu dalam keadaan sehat dan segar. Dan akan

mempercepat masa penyembuhan luka perineum.

4) Proses adaptasi psikologi ibu pada masa nifas

(1) Fase talkingin

Yaitu fase ketergantungan yang berlangsung dihari

pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan.

(2) Fase talkinghold

Yaitu fase ibu merasa kuatir ketidak mampuan merawat

bayi, berlangsung dari hari ke-3 sampai hari ke-10.

(3) Fase lettinggo

Yaitu fase dimana ibu merasa percaya diri untuk

merawat diri dan bayinya, berlangsung hari ke-10 sampai akhir

masa nifas (Anik, 2009).

5) Perubahan fisiologis nifas

(1) Uterus

Involusi atau pengerutan uterus meupakan suatu proses

kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil. Uterus ibu yang

baru melahirkan masih membesar, jika diraba dari luar tinggi

fundus uteri kira-kira 1 jri di bawah pusat, sedangkan beratnya

lebih kurang 1 kilogram (Anik, 2009).


42

(2) Lokea

1. Lokea Rubra (kruenta) yaitu cairan bercampur darah dan

sisa-sisa penebalan dinding Rahim, lokea rubra bewarna

kemerah-merahan dan keluar sampai hari ke-3 atau ke-4.

2. Lokea Serosa mengandung cairan darah dengan jumlah

darah yang lebih sedikit dan lebih banyak mengandung

serum dan lekosit.Lokea ini berwarna kecoklatan atau

kekuning-kuningan dan keluar dari hari ke-5 sampai ke-9.

3. Lokea Alba terdiri dari lekosit, lendir leher Rahim (serviks),

dan jaringan-jaringan mati yang lepas dalam proses

penyembuha. Lokea alba bewarna lebi pucat, putih

kekuning-kuningan dan keluar selama 2-3 minggu (Anik,

2009).

(3) Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus.

Setelah persalinan, ostium uteri eksterna dapat dimasuki oleh 2

hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks akan

menutup (Reni, 2015).

(4) Vulva dan Vagina

1. Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan

yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan

dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut,

kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.


43

2. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada

keadaan tidak hamil.

3. Setelah 3 minggu rugae dalam vagina secara berangsur-

angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih

menonjol. (Reni, 2009).

(5) Perineum

1. Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur

karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang

bergerak maju.

2. Pada masa nifas hari ke 5, tonus otot perineum sudah

kembali seperti keadaan sebelum hamil, walaupun tetap

lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan. (Reni,

2009).

(6) Payudara

1. Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan

peningkatan hormone prolactin setelah persalinan.

2. Colostrum sudah ada saat persalinan produk ASI terjadi

pada hari ke dua atau hari ketiga setelah persalinan.

3. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mualinya

laktasi.

(7) Sistem Pencernaan

Diperlukan waktu 3-4 hari usus kembali normal.

Meskipun kadar progesterone menurun setelah melahirka,


44

namun asupan makan juga mengalami penurunan sela saru atau

dua hari. (Reni, 2009).

(8) Sistem Perkemihan

Sesuai dengan adanya peningkatan sirkulasi darah

selama hamil maka laju filtrasi glomerulus pada ginjal juga

meningkat, sehinggaproduksi urine meningkat. Volume dan

frekuensi berkemih diharapkan kembali dalam keadaan

sebelum hamil dalam 2 minggu saja. (Sri, dkk, 2015).

(9) Sistem Muskuloskeletal

Kadar relaksin dan progesterone berkurang hingga

mencapai kadar normal dalam waktu tujuh hari, namun akibat

yang ditimbulkan pada jaringan fibrosa.

(10) System Endokrin

Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar jam

nifas. Progesterone turun pada hari ke 3 nifas. Kadar prolactin

dalam darah berangsur-angsur hilang (Reni, 2015).

6) Perubahan Tanda-tanda Vital

Meurut Anik Maryunani, 2009 :

(1) Suhu

Selama 24 jam pertama, suhu mungkin meningkat

menjadi 38’C. jika terjadi peningkatan suhu 38’C yang

menetap 2 hari setelah 24 jam melahirkan, maka perlu


45

dipikirkan adanya infeksi seperti sepsis puerperalis (infeksi

selama postpartum).

(2) Nadi

Dalam periode waktu 6-7 jam sesudah melahirkan,

sering ditemukan adanya bradikardi 50-70 kali permenit

(normalnya 80-100 kali permenit) dan dapat berlangsung

sampai 6-10 hari setelah melahirkan.

(3) Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada

pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh

anggota tubuh manusia. Tekanan darah < 140 mmHg, dan bisa

meningkat dari sebelum persalinan sampai 1-3 hari masa nifas.

Bila tekanan darah menjadi rendah perlu diwaspadai adanya

perdarahan pada masa nifas. (Reni,2015).

(4) Sistem Kardiovaskuler

Pada kehamilan terjadi peningkatan sirkulasi volume

darah yan mencapai 50%. Mentoleransi kehilangan darah pada

saat melahirkan perdarahan pervaginam normalnya 400-500 cc.

sedangkan memalui seksio caesaria kurang lebih 700-1000 cc.

(Anik,2009).
46

7) Kebutuhan Masa Nifas

Menurut Sitti Saleha, 2009 :

(1) Nutrisi dan cairan

Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian

yang serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat

mempercepat penyembuhan ibu dan sangat memengaruhi

susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi

tinggi, cukup kalori tinggi protein, dan banyak mengandung

cairan.

(2) Ambulasi

Ambulasi dini ialah kebijakan agar secepat mungkin

bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tmpat tidurnya

dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. ibu

postpartum sudah diperbolehkan bangun dan tempat tidur

dalam 24-48 jam postpartum.

(3) Eliminasi

1. BAB (Buang Air Besar)

Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar

setelah hari kedu postpartum. Jika hari ketiga belum juga

BAB, maka perlu diberi obat pencahar per oral atau per

rektal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum

bisa BAB, maka dilakukan klisma (huknah).


47

2. BAK (Buang Air Kecil)

Ibu diminta untuk buang air kecil 6 jam postpartum

belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi

100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau

ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8

jam untuk kateterisasi.

(4) Aktivitas Seksual

1. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri

begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan

satu-satu dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri,

maka ibu aman untuk memulai melakukan hubungan suami

istri kapan saja ibu siap.

2. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda

hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya

setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan

ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan.

(5) Latihan dan Senam Nifas

Setelah persalinan terjadi involusi pada hampir seluruh

organ tubuh wanita. Involusi ini sangat jelas terlihat pada alat-

alat kandungan. Sebagai akibat kehamilan dinding perut

menjadi lembek dan lemas disertai adanya strie gravidarum

yang membuat keindahan tubuh akan sangat terganggu.


48

(6) Penyembuhan Luka Jahitan

1. Menjaga kebersihan luka

Menjaga kebersihan luka juga penting untuk cara merawat

luka jahitan setelah melahirkan normal. Berikut beberapa

hal yang bisa dilakukan :

 Mengganti pembalut setiap 2-4 jam

 Jaga area di sekitar jahitan bersih dan kering. Tepuk-

tepuk area kering dengan handuk bersih setelah mandi.

 Setelah buang air kecil atau buang air besar,

semprotkan air hangat ke area tersebut dan keringkan

dengan handuk bersih atau lap lembut. Jangan gunakan

kertas toilet.

2. Lakukan Latihan Kegel

Latihan kegel penting dilakukan untuk memperkuat otot-

otot dasar panggul, yang menopang Rahim, kandung

kemih, usus kecil dan dubur.

2.1.8 Konsep BBL dan Neonatus

1) Definisi BBL

Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari

kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir

2500 gram sampai dengan 4000 gram. (Sari, 2013).


49

2) Ciri-ciri Bayi Baru Lahir :

(1) Berat badan 2500-4000 gram.

(2) Panjang badan bayi 48-50 cm.

(3) Lingkar dada bayi 32-34 cm.

(4) Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

(5) Frekuensi jantung 120-160x/menit.

(6) Pernafasan ± 40-60x/menit.

(7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub cutan

cukup.

(8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

(9) Kuku agak panjang dan lemas.

(10) Genetalia : perempuan labia mayora sudah menutupi labia

minora sedangkan laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah

ada.

(11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

(12) Reflek moro, reflek grap sudah baik.

(13) Eliminasi baik, meconium akan keluar dalam 24 jam pertama,

meconium berwarna hitam kecoklatan. (J.S , 2013).

3) Tahapan bayi baru lahir

(1) Tahap I terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit

pertama kelahiran. Pada tahap ini digunakan system scoring

apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.
50

(2) Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap II

dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama tehadap adanya

perubahan perilaku.

(3) Tahap III disebut tahap periodic, pengkajian dilakukan setelah

24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.

(Vivian, 2011).

4) Asuhan kebidanan pada BBL normal

(1) Cara memotong tali pusat

1. Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat,

lalu mengurut tali pusat kea rah ibu dan memasang klem

ke-2 dengan jarak 2 cm dari klem.

2. Memegang tali pusat di antara 2 klem dengan

menggunakan tangan kiri (jari tengah melindungu tubuh

bayi) lalu memotong tali pusat di antara 2 klem.

3. Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilicus

dengan simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan

simpul mati. Untuk kedua kalinya bungkus dengan kasa

steril, lepaskan klem pada talli pusat, lalu memasukkannya

dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%.

4. Membungkus bayi dengan kain bersih dan memberikannya

kepada ibu.
51

(2) Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah hipotermia

1. Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir. Kondisi

bayi lahir dengan tubuh basah karena air ketuban atau

aliran udara melalui jendela/pintu yang terbuka akan

mempercepat terjadinya penguapan yang akan

mengakibatkan bayi cepat kehilangan suhu tubuh.

2. Untuk mencegah terjadiya hipotermia, bayi yang baru lahir

harus segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain

kering kemudian diletakkan telungkup di atas dada ibu

untuk mendapat kehangatan dari dekapan ibu.

3. Menunda memandikan bayi baru lahir sampai tubuh bayi

steril. Pada BBL cukup bulan dengan berat badan lebih

dari 1500 gram dan menangis kuat bisa dimandikan lebih

dari 24 jam setelah kelahiran dengan tetap menggunakan ai

hangat.

4. Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir. Ada

empat cara yang membuat bayi kehilangan panas, yaitu

melalui radiasi, evaporasi, konduksi, dan konveksi.

5) Perawatan Mata

Kondisi mata bayi baru lahir sering kali bengkak dan

sembab. Selain itu, seringkali matanya juga berair dan

mengeluarkan kotoran. Jika mata bayi hanya sedikit

mengeluarkan kotoran dan tidak membuat kedua kelopak


52

matanya lengket, maka kondisi tersebut masih normal.

Namun, jika kotorannya ckup banyak dan menyebabkan

mata bayi menempel, kompreslah mata dengan kapas yang

telah dicelupkan ke air hangat.

Berikut beberapa cara yang dilakukan ketika membersihkan

area mata bayi :

1. Bersihkan dengan cara mengusap lembut menggunakan

ujung jari dari tengah keluar (pastikan ari bersih dan tidak

berkuku panjang). Usap perlahan dari dalam kebagian

luar.

2. Bersihkan dengan menggunakan balutan kapas atau kain

steril yang dicelupkan kedalam air hangat. (Aditya, 2014)


53

2.1.9 Keluarga Berencana (KB)

1) Pengertian keluarga berencana (KB)

Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian

dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan

kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. (Dr. Erna,

2014).

2) kontrasepsi untuk ibu menyusui

(1) Kontrasepsi pil

Kontrasepsi pil adalah suatu cara kontrasepsi untuk

wanita yang berbentuk pila tau tablet didalam strip yang berisi

gabungan hormon estrogen dan progesteron atau yang hanya

terdiri dari hormon progesteron saja.

1. Cara kerja

1) Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel

telur wanita dari indung telur

2) Mengendalikan lendir mulut rahim menjadi lebih kental

sehingga sel mania tau sperma sukar dapat masuk

kedalam Rahim

3) Menipiskan lapisan endometrium

2. Keuntungan

1) Reversibilitasnya atau kembalinya kesuburan tinggi

2) Mudah menggunakannya
54

3) Mengurangi rasa sakit pada waktu menstruasi

4) Mencegah anemia defesiensi zat besi

5) Mengurangi kemungkinan infeksi panggul dan

kehamilan ektopik

6) Mengurangi resiko kanker ovarium

7) Cocok sekali digunakan untuk menunda kehamilan

pertama dari PUS muda

8) Tidak mempengaruhi produksi ASI

9) Tidak mengganggu hubungan seksual

3. Kerugian

1) Memerlukan disiplin dari pemakaian

2) Dapat mengurangi ASI pada pil yang mengandung

estrogen

3) Dapat meningkatkan resiko infeksi klamidia

4) Nyeri payudara

5) Berhenti haid

6) Mual

7) Dapat meningkatkan tekanan darah

8) Tidak dianjurkan pada wanita yang berumur diatas 30

tahun karena akan memepengaruhi keseimbangan

metabolism tubuh.
55

4. Efek Samping

1) Mual

2) Pengerasan payudara

3) Terjadi perdarahan diantara dua siklus menstruasi

4) Turunnya gairah seksual

5) Perubahan mood dan emosi

6) Peningkatan berat badan, karena itu pil KB sering

dianggap sebagai KB yang bikin gemuk.

(2) Kontrasepsi Implan

a) Profil

(a) Efektiflima tahun untuk norplant dan tiga tahun

untuk Jadena, idoplant, atau Implanon

(b) Nyaman untuk digunakan (dapat digunakan oleh

semua perempuan dalam usia reproduksi)

(c) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.

(d) Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut.

(e) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur,

perdarahan bercak, dan amenore.

(f) Aman dipakai pada masa laktasi

b) Jenis

(a) Norplant Terdiri atas enam batang silastik lembut

berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter


56

2,4 mm yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel.

Lama kerjanya lima tahun

(b) Implanon. Terdiri atas satu batang putih lentur

dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2

mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan

lama kerjanya tiga tahun.

(c) Jadena dan indoplant. Terdiri atas dua batang yang

berisi 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja tiga

tahun.

c) Cara kerja

(a) Lendir serviks menjadi kental.

(b) Mengganggu proses pembentukan endometrium

sehingga sulit terjadi implantasi.

(c) Mengurangi tranportasi sperma.

(d) Menekan ovulasi

d) Efektivitas

Sangat efektif (0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)

e) Keuntungan :

Keuntungan dari segi kontrasepsi.

(a) Daya guna tinggi

(b) Perlindungan jangka panjang (sampai lima tahun).

Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan
57

(c) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.

(d) Bebas dari pengaruh estrogen.

(e) Tidak mengganggu aktivitas seksual.

(f) Tidak mengganggu produksi ASI

(g) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada

keluhan. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan

kebutuhan

Keuntungan dari segi nonkontrasepsi

(a) Mengurangi nyeri haid.

(b) Mengurangi jumlah darah haid

(c) Mengurangi/memperbaiki anemia

(d) Melindungi terjadinya kanker endometrium

(e) Menurunkan angka kejadian tumor jinak payudara

(f) Menurunkan angka kejadian endometriosis

f) Keterbatasan

Pada kebanyakan klien metode ini dapat

menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan

bercak (spotting), hipermenorea atau meningkatnya

jumlah darah haid, serta menorea. Timbulnya keluhan-

keluhan sebagai berikut :

(a) Nyeri kepala.

(b) Peningkatan/penurunan berat badan.


58

(c) Nyeri payudara

(d) Perasaan mual

(e) Perubahan perasaan (mood) atau

(f) Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk

insersi dan pencabutan

(g) Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi

menular seksual termasuk nAIDS kegelisahan

(nervousness)

(h) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian

kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi

harus pergi ke klinik untik pencabutan.

(i) Efektivitasnya menurun bila menggunakan obat-obat

tubetkulosis (rifampisin) atau obat epilepsi (fenitoin

dan barbiturat)

(j) Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi

(1,3 per 100.000 perempuan per tahun).

g) Indikasi

(a) Perempuan pada usia reproduksi

(b) Telah memiliki anak ataupun yang belum.

Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas

tinggi dan menghendaki

(c) pencegahan kehamilan jangka panjang.


59

(d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

Pascapersalinan dan tidak menyusui

(e) Pascakeguguran

(f) Tidak mengiginkan anak lagi, tetapi menolak

sterilisasi

(g) Riwayat kehamilan ektopik.

(h) Tekanan darah di bawah 180/110 mmHg, dengan

masalah pembekuan darah atau anemia bulan sabit

(sickle cell)

(i) Perempuan yang tidak boleh menggunakan

kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.

(j) Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.

h) Kontraindikasi

(a) Hamil atau diduga hamil.

(b) Perempuan dengan perdarahan pervaginam yang

belum jelas penyebabnya

(c) Memiliki benjolan/kanker payudara atau riwayat

kanker payudara.

(d) Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan

pola haid yang terjadi

(e) Memiliki miom uterus dan kanker payudara

(f) Mengalami gangguan toleransi glukosa

(Sulistyawati, 2012)
60

(1) Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR).

a) Profil AKDR

(a) Sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang

(dapat sampai 10 tahun: CuT-380A)

(b) Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak

(c) Pemasangan dan pencabutan oleh tenaga medis

(dokter atau bidan terlatih)

(d) Dapat dipakai oleh semua perempuan usia

reproduksi

(e) Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar

pada Infeksi Menular.

b) Keuntungan :

(a) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

(b) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-

308A dan tidak perlu diganti).

(c) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-

ingat.

(d) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

(e) Meningkatkan kenyamanan seksual, karena tidak

perlu takut hamil.

(f) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu

AKDR (CuT-380A)
61

(g) Tidak mempengaruhi kualitas ASI Dapat dipasang

segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

(apabila tidak ada infeksi)

(h) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau

lebih setelah haid terakhir).

(i) Tidak ada interaksi dengan obat-obat

(j) Membantu mencegah kehamilan ektopik.

(k) AKDR modern bersifat efektif dan bekerja lama,

sementara AKDR tembaga harganya sangat murah.

Alat ini menghasilkan kontrsepsi sampai 10 tahun

sehingga sangat efisien dari segi biaya.

(l) AKDR umumnya sangat mudah dikeluarkan dan

pemulihan kesuburan berlangsung cepat (angka

konsepsi 78-88% setelah 12 bulan dan 92-97% pada

3 tahun setelah pengeluaran). Kesuburan cepat pulih

setelah pengeluaran LNG-IUS

c) Efek Samping:

(a) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama

dan akan berkurang setelah 3 bulan).

(b) Haid lebih lama dan banyak

(c) Perdarahan (spotting) antar menstruasi Saat haid lebih

sakit (disminorea).
62

(d) Merasakan sakit dan keram perut selama 3-5 hari

setelah Pemasangan

(e) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera

setelah pemasangan AKDR Biasanya menghilang

selama 1-2 hari

(f) Perdarahan hebat diwaktu haid atau diantaranya dapat

mungkinkan penyebab anemia

(g) Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila

pemasangannya benar).

(h) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

(i) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS

atau perempuan yang sering berganti pasangan

(2) Alat Kontrasepsi MOW

a) Pengertian

MOW (Medis Operatif Wanita) / MOW atau juga

dapat disebut dengan sterilisasi. MOW merupakan

tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan

dan kiri yang menyebabkan sel telur tidak dapat

melewati saluran telur, dengan demikian sel telur tidak

dapat bertemu dengan sperma laki laki sehingga tidak

terjadi kehamilan, oleh karena itu gairah seks wanita

tidak akan turun (BKKBN, 2006).


63

Program MOW sendiri dibagi menjadi 2 yaitu

diantaranya:

1) Program rumah sakit

a) Pelaksanaan MOW pasca operasi /pasca

melahirkan

b) Mempunyai penyakit ginekologi

2) Reguler: MOW dapat dilakukan pada masa

interval

b) Syarat melakukan MOW (Medis Operasi Wanita)

Syarat dilakukan MOW Menurut (Saiffudin, 2002)

yaitu sebagai berikut:

1) Syarat Sukarela Syarat sukarela meliputi antara lain

pengetahuan pasangan tentang cara cara kontrasepsi

lain, resiko dan keuntungan kontrasepsi mantap serta

pengetahuan tentang sifat permanen pada kontrasepsi

ini (Wiknjosastro, 2005)

2) Syarat Bahagia Syarat bahagia dilihat dari ikatan

perkawinan yang syah dan harmonis, umur istri

sekurang kurangnya 25 dengan sekurang kurangnya 2

orang anak hidup dan anak terkecil lebih dari 2 tahun

(Wiknjosastro,2005)
64

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Standart asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan

kepu-tusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang

dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai

dari pengkajian perumusan diagnosis dan atau masalah kebidanan,

perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan.

1. Standar I : Pengkajian

1) Pernyataan Standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

2) Kriteria Pengkajian

(1) Data tepat, akurat dan lengkap.

(2) Terdiri dari Data Subyektif (hasil Anamnesa : biodata, keluhan

utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang

sosial budaya).

(3) Data Obyektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaan penunjang).

2. Standar II : Diagnosa Kebidanan

1) Pernyataan Standar

Bidan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk mene-gakkan

diagnosa dan masalah yang tepat.


65

2) Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah

(1) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.

(2) Masalah dirumuskan dengan Asuhan secara sendiri, ko-laborasi,

dan rujukan

3. Standar III : Perencanaan

1) Pernyataan Standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan

masalah yang ditegakkan.

2) Kriteria Perencanaan

(1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien: tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan

komprehensif.

(2) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.

(3) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya

klien/keluarga.

(4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien.

(5) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku

sumberdaya serta fasilitas yang ada.

4. Standar IV: Implementasi

1) Pernyataan Standar
66

Bidan melakukan rencana asuhan kebidanan secara kom-prehensif,

efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidence based kepada

klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, pre-ventif, kuratif, dan

rehabilitatif. Digunakan secara mandiri, ko-laborasi, dan rujukan.

2) Kriteria

(1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-

sosial-spiriual-kultural.

(2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari

klien dan atau keluarganya (informed consent).

(3) Melakukan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.

(4) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.

(5) Menjaga privacy klien/pasien.

(6) Menggunakan prinsip pencegahan infeksi.

(7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara

berkesinambungan.

(8) Menggunakan sumber daya, sarana, dan fasilitas yang ada dan

sesuai.

(9) Melakukan tindakan sesuai standar.

(10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

5. Standar V : Evaluasi

1) Pernyataan Standar
67

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinam-

bungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan,

sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

2) Kriteria Evaluasi

(1) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksaakan asuhan

sesuai kondisi klien.

(2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan

atau keluarga.

(3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

(4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.

6. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

1) Pernyataan Standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat,

dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dalam

memberikan asuhan kebidanan.

2) Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan

(1) Pencatatan dilakukan segera setelah melakukan asuhan pada

formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/status pasien/buku

KIA).

(2) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.

S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa.

O adalah data obyektif, mencatat hasil pemeriksaan.


68

A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan.

P adalah penatalaksaaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksaaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antipasif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif :

penyuluhan, dukungan, kolaborasi evaluasi/follow up dan

rujukan. (Setyowati, 2019).


BAB 3

METODE STUDI KASUS

Metode studi kasus dilakukan dengan waktu yang berkelanjutan

sehingga dapat menemukan masalah serta solusi dari permasalahan yang ada.

Hal yang termasuk dalam metode studi kasus ini adalah kerangka konsep kegiatan

asuhan Contiunity of Care (CoC). Pendekatan desain penelitian (case study),

Tempat dan waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah di Wilayah kerja

puskessmas KepungKecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Obyek penelitian yang

digunakan adalah ibu hamil mulai dariTrimester 3 yaitu Ny “I” G 2P1000 Umur

Kehamilan 36 3/7 minggu dengan Kehamilan Resiko Tinggi dengan total skor 6

karena anemia ,Ibu bersalin, BBL, nifas sampai dengan KB. Metode pengumpulan

data yang digunakan adalah metode wawancara dan observasi (pengamatan) serta

pendokurnentasian menggunakan SOAP (subyektif, obyektif, analisis, dan

penatalaksanaan)

69
70

3.1 Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan Continuity of Care (CoC) 

Penulisan G.. yg benar yg mana?

Kehamilan Ny.’’ C ‘’G2P1001 usia kehamilan 36 3/7 minggu dengan


KSPR : 6 dengan kehamilan normal jumlah skor 2 dan anemia 4

Fisiologis Patologis

Penerapan Asuhan kebidanan pada Rujuk


kehamilan fisiologis

Bersalin (Partograf)

Fisiologis Partus Prematurus

Penerapan asuhan kebidanan Rujuk


pada kehamilan fisiologis

Nifas

Bayi Ibu

Fisiologis BBLR Fisiologis Patologis

Rujuk Rujuk
Penerapan asuhan
kebidanan pada ibu
nifas fisiologis
Penerapan asuhan kebidanan
pada BBL-Neonatus
fisiologis
KB Pil

Keterangan : dilakukan: Tidak dilakukan:


71

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Asuhan Kebidanan Continuity of Carepada


Ny “I”

3.2 Pendekatan/ Desain Penelitian (Case Study)

Case Study adalah suatu cara untuk mendalami suatu masalah dan

menganalisa penyebab dari masalah tersebut. Dalam studi kasus penelitian ini

adalah asuhan kebidanan secara komprehensif CoC pada Ny.”I” G2P1000

dengan total skor 6 di wilayah kerja Puskesmas Pare Kecamatan Pare

Kabupaten Kediri dimulai dari masa Kehamilan sampai dengan masa Nifas

serta KB.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat

Tempat study kasus dilaksanakan di Rumah Ny “I” Desa

Krenceng Kecamatan Pare Kabupaten Kediri dan RSUD Pare Kediri

3.3.2 Waktu

Waktu yang diperlukan untuk penyelesaian Asuhan Kebidanan

pada Ny “I” dimulai dari 04 Desember 2019 sampai 27 Februari 2020.

3.4 Obyek Penelitian/ Partisipan

Obyek penelitian pada studi kasus ini adalah Ny. “I” G2P1000 usia

kehamilan 36 3/7 minggu dengan nilai KSPR 6 (total skor awal 2, skor

anemia 4) dengan Kehamilan Risiko Tinggi pada masa hamil trimester III,

bersalin, BBL/neonates, nifas dan KB di PMB Tutik Handayani,SST Desa

Krenceng Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.


72

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pada asuhan untuk studi kasus ini ada standar minimal kunjungan yang

harus di lakukan 14 kali mulai dari Trimester 3, Ibu bersalin dan BBL, Nifas,

Neonatus sampai dengan KB.

Yaitu 4 kali kujungan hamil, 1 kali kunjungan bersalin, 4 kali

kunjungan nifas, 4 kali kunjungan Neonatus, dan 1 kali kujungan KB.

Metode Pengumpulan data yang di gunakan adalah sebagai berikut :

1) Wawancara : wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan

mewawancarai langsung responden yang diteliti, metode

ini memberikan hasil langsung. Metode ini dapat

dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden secara mendalam serta jumlah responden

sedikit. Dalam metode wawancara ini, dapat digunakan

instrument berupa pedoman wawancara kemudian daftar

periksa atau checklist (Hidayat, 2009). Wawancara ini

dilakukan kepada Ny.”I”, dan Tn.”H” .

2) Observasi : merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan secara langsung kepada responden penelitian

untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti

(Hidayat, 2009). Pengambilan data obyektif berupa

pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium yang

dilakukan kepada Ny.”I”. Metode yang digunakan, yaitu

pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan


73

auskultasi. Pemeriksaan laboratorium meliputi

pemeriksaan Hb, Reduksi urin, Golda dan Protein urin.

3) Dokumentasi : merupakan metode pengumpulan data dengan cara

mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen

tersebut bisa berupa gambar, tabel atau daftar periksa

(Hidayat, 2010). Pengambilan data yang berasal dari buku

KIA Ny “I” hasil pemeriksaan laboratorium, dan hasil

USG.

3.6 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian harus mendapatkan ijin dari Ketua Prodi

D3 Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri, Bidan Puskesmas wilayah

Kecamatan Pare dan Dosen Pembimbing STIKES Karya Husada Kediri,

kemudian mengadakan pendekatan kepada responden.

3.6.1 Persetujuan (Informed Consent)

Informed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian.

Informed Consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi

responden (Hidayat, 2011). Tujuan diberikan Informed Consent agar

Ny “I” mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika Ny “I” bersedia

maka harus menandatangani lembar persetujuan pelayanan

pemeriksaan kehamilan sampai dengan KB dan jika responden tidak

tersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa

informasi yang ada dalam Informed Consent tersebut antara lain:

Partisipasi Ny “I”, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang


74

dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang

akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi,

dan lain-lain.

3.6.2 Tanpa Nama (anonymity)

Anonymity menjelaskan bentuk penulisan kuesioner dengan

tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data,

hanya menuliskan kode pada lembar penulisan data.

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan

cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

lembar dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2012).

Untuk menjaga kerahasiaan Ny. “I” pada lembar SOAP.

Cukup menggunakan inisial saja pada lembar penulisan data.

Berdasarkan pernyataan di atas, responden akan melakukan

asuhan kebidanan dengan etika penelitian anomnimity, dengan

menggunakan penulisan inisial nama pada Ny. “I” dan Tn. “H” serta

keluarga yang mengetahui kondisi kesehatan Ny. “I”.

3.6.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Confidentitiality merupakan masalah etika dengan

memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil riset.


75

3.6.4 Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity)

Peneliti mempertimbangkan hak-hak responden untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan melakukan penelitian tersebut,

dan juga peneliti harus memberikan kebebasan kepada resonden untuk

memberikan informasi atau tidak memberikan informasi (Riyadi &

Widia, 2017).

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak Ny.”I” untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian

tersebut. Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada

Ny.”I” untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi).
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada BAB ini disajikan dokumentasi asuhan kebidanan pada Ny.”I”

G2P1000 di PMB Tutik Handayani,SST Desa Pare, Kec Pare, Kabupaten Kediri

dimulai dari masa hamil sampai masa KB dimulai tanggal 04 Desember 2019

sampai 27 Februari 2020 dan pembahasan yaitu membandingkan antara temuan-

temuan atau kasus dengan teori yang ada.

4.1 Hasil

4.1.1 ASUHAN MASA KEHAMILAN

Hari/ Tanggal Pengkajian : Rabu/04 Desember 2019

Pukul : 10.00 WIB

Tempat : Di rumah Ny. “I”

Oleh : Veronica Trikusna Indah (201702066)

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif

1) Biodata/Identitas

Nama Ibu : Ny. I Nama Suami : Tn. H

Umur : 23 tahun Umur : 40 tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS

Alamat : Desa Pare Alamat : Desa Pare


77

Penghasilan :- Penghasilan : Rp.2.500.000-3.000.000/bulan

No. Telp : 082257670079

2) Keluhan Utama

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

3) Riwayat Menstruasi

(1) Menarche : 16 tahun

(2) Siklus Haid : Teratur 28 – 30 hari

(3) Lama : 5 – 7 hari

(4) Karateristik : Warna merah segar, cair

(5) Dysminorhoe : Kadang kadang

(6) HPHT : 24 - 03 - 2019

(7) HPL : 31 - 12 - 2019

4) Riwayat Obstetri
K
Kehamilan Persalinan Bayi Nifas E
T
No
BBL /
Sua- Jenis Penolong Tempat Peny Sex Umur Lakt Peny
Anak UK Peny PB
mi
SpT Tindk SC Dkn Bid DR Rmh BPS RS PKM
1 I 1 39m V v v L 3400/ 0ha IU
gg 50 ri F
D
2 H A M I L I N

5) Riwayat Kontrasepsi

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

apapun.

6) Riwayat Kehamilan Sekarang

HPHT : 24-03-2019

TP : 31-12-2019
78

Ibu pernah PP Test hasilnya positif. Ibu melakukan pemeriksaan

ANC Terpadu di Puskesmas Pare, dan di Dokter satu kali.

Gerakan janin dirasakan pertama kali usia 4 bulan.

7) Riwayat Kesehatan Ibu

Ibu tidak pernah menderita

(1) Penyakit menahun : Tidak ada (Tekanan darah tinggi,

jantung, ginjal,diabetes militus).

(2) Penyakit menurun : Tidak ada (Tekanan darah tinggi,

jantung, ginjal, diabetes militus).

(3) Penyakit menular : Tidak ada (HIV/AIDS, PMS, TBC).

8) Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang menderita

(1) Penyakit menahun : Tidak ada (Tekanan darah tinggi,

jantung, ginjal,diabetes militus).

(2) Penyakit menurun : Tidak ada (Tekanan darah tinggi,

jantung, ginjal, diabetes militus).

(3) Penyakit menular : Tidak ada (HIV/AIDS, PMS, TBC).

9) Keadaan Psikososial

(1) Kehamilan ini diharapkan

Alasan : Karena ingin mempunyai anak.

(2) Kehamilan ini direncanakan

Alasan : Karena setelah anak pertama IUFD ibu ingin

mempunyai anak kembali


79

(3) Harapan terhadap kehamilan sekarang

a) Jenis kelamin : laki-laki

b) Penolong : Dokter

c) Tempat persalinan : RSUD PARE

d) Pola Kebiasaan sehari-hari

10) Pola Kebiasaan sehari-hari

Pola
No Sebelum Hamil Selama Hamil Masalah
Fungsional
1 Pola Ma : 3 x/hari satu piring, Ma : 3-4 x/hari, porsi Tidak ada
Nutrisi nasi lauk sayur, kadang sedang, nasi lauk sayur, masalah
makan buah. kadang makan buah.
Mi : 7-8 gelas/hari Mi : 7-8 gelas/hari
terkadang minum susu
hamil 1 gelas/hari.
2 Pola BAK : 3-4 x/hari (cair, BAK : 5-8 x/hari (cair, Tidak ada
Eliminasi kuning, bau khas urin) kuning, bau khas urin) masalah
BAB : 1 x/hari (Lembek, BAB : 1 x/hari (Lembek,
kuning kecoklatan,bau kuning kecoklatan, bau khas
khas feses) feses)
3 Pola Malam 6-8 jam, Malam 7-8 jam, Tidak ada
Istirahat Siang 1 jam. Siang 1-2 jam. masalah
4 Pola Ibu melakukan pekerjaan Ibu melakukan aktifitas Tidak ada
Aktifitas rumah tangga seperti rumah tangga seperti biasa: masalah
Sehari-hari biasa: memasak, memasak,
menyapu, mencuci baju, mencuci,mengantar anak
mengantar anak ke sekolah, dan membersihkan
sekolah. rumah kadang dibantu oleh
suami.
5 Pola Mandi 2x sehari Mandi 2x sehari Tidak ada
kebersihan Gosok gigi 2x sehari Gosok gigi 2x sehari masalah
diri Ganti pakaian 2x sehari Ganti pakaian 2x sehari
Keramas 2-3x seminggu Keramas 2-3x seminggu
6 Pola 2-3x dalam seminggu Melakukan hubungan Tidak ada
Seksual seksual 2 kali seminggu masalah
selama kehamilan TM III
7 Pola Ibu tidak merokok, tidak Ibu tidak merokok, tidak Tidak ada
kebiasaan minum alkohol, tidak minum alkohol, tidak masalah
minum jamu tradisional. minum jamu tradisional.
80

11) Latar Belakang Budaya dan Dukungan Keluarga

(1) Ibu menikah 1 kali menikah tanggal 16 Juli 2016

(2) Kebiasaan / upacara adat istiadat saat usia kehamilan

tingkepan, 3 bulanan, 7 bulanan.

(3) Kebiasaan keluarga yang menghambat : Tidak ada.

(4) Kebiasaan keluarga yang menunjang: Menganjurkan ibu

makan makanan yang bergizi.

(5) Dukungan dari suami : Mengantarkan ibu periksa kehamilan,

mengingatkan ibu untuk istirahat cukup, dan makan makanan

yang bergizi.

(6) Dukungan dari keluarga yang lain: Mengantarkan ibu periksa

kehamilan, mengingatkan ibu untuk istirahat cukup,

memberikan makan makanan yang bergizi.

B. Data Obyektif

1. PEMERIKSAAN UMUN

a. Kesadaran : Composmentis

b. Tekanan darah : 110/80 mmHg

c. Denyut nadi : 82 x/menit

d. Pernafasan : 20 x/menit

e. Suhu : 36,4ºC

f. Lila : 25 cm

g. BB/TB : 80 kg / 156 cm

Sebelum hamil : 73 kg
81

2. PEMERIKSAAN FISIK

Muka : Tidak pucat, tidak terdapat edema, tidak terdapat

cloasma gravidarum.

Mata : Konjungtiva pucat kanan/kiri, sklera putih keabuan

kanan/kiri

Dada : Payudara simetris kanan/kiri, puting menonjol

kanan/kiri, dan colostrum belum keluar kanan/kiri.

Abdomen

Inspeksi : Tidak ada bekas luka SC, pembesaran perut sesuai

usia kehamilan, linea nigra.

Palpasi

Leopold I : TFU pertengahan pusat – prosesus xiphoideus,

bagian fundus teraba bagian lunak bulat tidak

melenting (kesan bokong).

Leopold II : Pada perut bagian kanan ibu teraba keras datar

memanjang seperti papan (kesan punggung).

Bagian kiri ibu teraba bagian - bagian kecil janin

(kesan ekstremitas).

Leopold III : Bagian terendah teraba keras, bulat, melenting

(kesan kepala), masih dapat digoyangkan (belum

masuk PAP)

Leopold IV : -

TFU MC Donald : 31 cm
82

TBJ :(31-12) x 155 = 2.945gram

Auskultasi : DJJ :142x/menit, kuat dan teratur, punctum

maximum pada bagian bawah pusat sebelah kanan.

Ekstremitas : Tangan tidak oedema kanan dan kiri, simetris, kaki

tidak oedema kanan dan kiri, tidak ada varises kanan

dan kiri.

Perkusi : Reflek patella (+) kanan dan kiri

Pemeriksaan panggul

Tidak dilakukan

Pemeriksaan penunjang

Riwayat pemeriksaan sebelumnya antara lain :

Dilakukan pemeriksaan laboratorium di puskesmas Parepada

tanggal 08-05-2019

Hb : 10,1 g/dL

Golda

Syphilis : Non Reaktif

HBsAg : Non Reaktif

Protein urine : Negatif

Reduksi Urine : Negatif


83

II. Identifikasi Masalah/Interpretasi Data

Tanggal/ Dx/Mx/Kebutuhan Data Dasar


Jam
04-12- Dx: DS:
2019 G2p1000 usia - Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang
kehamilan 36 3/7 kedua dan kehamilan pertama bayi
minggu, janin tunggal, meninggal saat sudah lahir. Pada
hidup, intrauterin, letak kehamilan pertama ibu melahirkan secara
kepala dengan keadaan normal pervaginam, cukup bulan, bayi
ibu dan janin baik meninggal di RS.
dengan anemia 10,1 - Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Hpht :
g/dL 24-3-2019, Tp: 31-12-2019
- Ibu mengatakan selama hamil: makan 3-4
x/hari, porsi sedang, nasi, lauk (tahu,
tempe,telur, ayam) sayur, terkadang makan
buah. Minum air putih 7-8 gelas/hari
terkadang minum susu hamil 1 gelas/hari.
Istirahat malam 7-8 jam, Siang 1-2 jam.
Ibu mengatakan melakukan aktifitas rumah
tangga seperti biasa : memasak, mencuci
baju, mengantar anak sekolah, dan
membersihkan rumah kadang dibantu oleh
suami.

DO:
1) Pemeriksaan umum
- KU: Baik
- Kesadaran: Composmentis
- TTV:
- TD: 110/80 mmHg
- N: 82 x/menit
- RR: 20x/menit
- Suhu:36,4ᵒC
- Hb:10,1 g/dL
- TB: 156 cm
- BB Sekarang: 84 kg
- BB Sebelumnya: 73 kg

2) Hasil KSPR
KSPR : 6
Skor awal ibu hamil : 2
84

III. INTERVENSI

Tanggal
Dx/ Mx/ Keb Intervensi & Rasionalisasi
/ Jam
04-12- Dx : 1) Beritahukan hasil
2019 G2P1000UK 36 3/7 minggu, janin pemeriksaan pada ibu
Pukul tunggal/hidup/intrauterin, letak R/: Ibu mengetahui
14.10 kepala, keadaan ibu dan janin baik.-- kondisinya saat ini dan
WIB > dengan anemia 10,1 g/dL tidak cemas.
Tujuan : 2) Anjurkan ibu meminum
1) Ibu dapat melalui kehamilan tablet Fe secara teratur
dengan nyaman dan tidak ada dapat dikonsumsi dengan
komplikasi air jeruk atau air putih
2) Ibu dapat mempersiapkan sebelum tidur.
persalinan dengan baik R/: pemenuhan kebutuhan
3) Anemia ibu sudah teratasi ibu terpenuhi dan tablet
4) Kaki ibu tidak bengkak Fe terserap oleh tubuh
dengan baik.
Kriteria Hasil : 3) Anjurkan ibu untuk
1) DJJ normal (120-160 x/mnt) mengkonsumsi makanan
2) Tekanan darah ibu normal (90/60 bergizi (karbohidrat,
– 140/90 mmHg) lemak, protein) seperti
3) Nadi ibu normal (80-100x/m) tahu, tempe, sayuran
4) Suhu ibu normal (36,5 °C – 37,5 hijau, buah-buahan, susu,
°C) daging merah,
5) Nafas ibu normal (18-24 x/m) R/: Makanan yang bergizi
6) TFU normal < 40 cm baik untuk kesehatan
7) DJJ normal 120-160x/m janin dalam kandungan
8) TBJ normal 2500-4000gram serta kesehatan ibu.
9) Hb > 11gr/dl 4) Anjurkan ibu untuk
10)Protein Urine: negatif istirahat yang cukup.
11)Reduksi Urine: negatif R/:Istirahat yang cukup
12)Tidak ada perdarahan antepartum agar ibu tidak merasakan
13)Tidak ada tanda – tanda yang lelah, lesu dan
mengarah pada gejala preeklamsi pertumbuhan dan
seperti oedema pada wajah, perkembangan janin
tangan kaki, protein urine positif, berjalan dengan baik.
tekanan darah >140/90 MmHg,
dan pusing.
85

IV. IMPLEMENTASI

Tangga Dx/ Mx/ Keb Implementasi


l/ Jam
04-12- Dx : 1) Pukul 14.17 WIB Menginformasikan
2019 G2P1000UK 363/7 hasil pemeriksaan. E/ ibu mengerti
Pukul minggu, janin kondisinya saat ini.
14.15 tunggal/hidup/intrauterin, 2) Pukul 14. 18 WIBMenganjurkan ibu
WIB presentasi kepala, minum tablet Fe secara teratur 1x1
keadaan ibu dan janin dengan air jeruk atau air putih. E/ Ibu
baik. Dengan anemia mengerti dan bersedia untuk
10,1 g/dL meminum tablet Fe secara rutin.
3) Pukul 14. 20 WIB Menganjurkan ibu
untuk mengonsumsi makanan yang
bergizi, seperti: tahu, tempe, sayuran
hijau, buah-buahan, susu, daging
merah. E/ ibu mengerti dan mau
melakukannya.
4) Pukul 14.22 WIB Menganjurkan ibu
untuk istirahat cukup.E/ Ibu mengerti
dan bersedia untuk istirahat cukup.
5) Pukul 14.24 WIB Memberitahu ibu
bila terjadi tanda – tanda persalinan
seperti: terjadinya kontraksi uterus
yang kuat dan teratur, keluar lendir
bercampur darah, air ketuban pecah
agar segera mendatangi petugas
kesehatan terdekat. E/ ibu
memahaminya.
86

V. EVALUASI

Tanggal
Dx/Mx/Keb Evaluasi
/ Jam
04-12- Dx : S : Ibu mengatakan sudah mengerti
2019 G2P1000UK 36 3/7 minggu, penjelasan yang diberikan
Pukul janin O : Ibu dapat mengulangi
14.30 tunggal/hidup/intrauterin, penjelasan yang diberikan dan
WIB presentasi kepala, keadaan dapat menjawab pertanyaan
ibu dan janin baik. Dengan yang diberikan.
anemia 10,1 g/dL A: G2P1000UK 36 3/7 minggu,
janin tunggal/hidup/intrauterin,
presentasi kepala, keadaan ibu
dan janin baik.

P: 1) Mengingatkan ibu kembali


untuk mengkonsumsi tablet
Fe secara teratur.
2) Mengingatkan ibu untuk
jadwal kunjungan ulang
pada tanggal 10-12-2019
atau jika ada keluhan
seperti demam tinggi,
bengkak pada tangan,
wajah, dan kaki, sakit
kepala, janin kurang
bergerak, dan perdarahan.
87

Kunjungan 2

Hari/Tanggal : Rabu, 11 Desember 2019


Pukul : 09.15 WIB
Tempat : Di rumah Ny “I”

Subyektif Obyektif Analisa Data Penatalaksanaan


Ibu Pemeriksaan Umum G2P1000UK 1) Pukul 09.35 WIB Menjelaskan hasil
mengatakan TTV : 37 2/7 minggu, pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan.
tidak ada TD : 110/70 mmHg janin umum ibu dan janin baik. Ibu mengerti
keluhan Nadi : 84 x / Menit tunggal/hidup/i kondisi yang di alami saat ini.
Nafas : 20 x/ Menit ntrauterin, 2) Pukul 09.38 WIB Menganjurkan ibu
Suhu : 36, 6º C letak kepala, mengkonsumsi tablet Fe 1x1 pada
BB : 84,5Kg keadaan ibu malam hari dengan air jeruk atau air
BB sebelumnya : 73 Kg dan janin baik. putih. Ibu bersedia untuk meminum
Dengan anemia tablet Fe.
Pemeriksaan fisik 10 g/ dL 3) Pukul 09.40 WIB memotivasi ibu
Wajah : tidak oedema untuk membaca buku KIA tentang
Mata : konjungtiva pucat ka/ki, sklera tidak persiapan persalinan.Ibu bersedia
ikterus ka/ki untuk membaca dan mempelajari buku
Mulut : bersih, tidak ada caries gigi KIA.
Dada : simetris ka/ ki, puting susu menonjol 4) Pukul 09.44 WIB Memberikan KIE
ka/ ki, kolostrum (-) ka/ ki tentang tanda-tanda persalinan, seperti
PalpasiAbdomen adanya kontraksi atau perut terasa
Leopold I : TFU 3 Jari di bawah prosesus kencang terus menerus, keluarnya
xiphoideus , di fundus uteri teraba cairan lender bercampur darah. Ibu
bulat, lunak, tidak melenting (kesan mengerti tanda-tanda persalinan.
bokong). 5) Pukul 09.50 WIB Memberikan KIE
88

Subyektif Obyektif Analisa Data Penatalaksanaan


Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba panjang, tanda bahaya kehamilan trimester III
keras seperti papan (kesan pungung) yaitu seperti keluar cairan ketuban
dan bagian kiri ibu teraba bagian sebelum adanya tanda tanda
terkecil janin (kesan ekstremitas). persalinan, perdarahan dari jalan lahir,
Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba demam tinggi, bengkak pada muka,
bulat, keras, melenting (kesan kepala), tangan dan kaki, ibu memahami
belum masuk PAP penjelasan yang diberikan tentang
Leopold IV : - tanda bahaya kehamilan trimester III.
MC. Donald TFU : 32 cm 6) Pukul 09.48 WIB Memberi KIE
TBJ : (32-12) x 155 = 3.100gram tentang tanda-tanda persalinan, seperti
Auskultasi: 140 x/menit kuat dan teratur adanya kontraksi atau perut terasa
punctummaksimum bagian bawah pusat kencang terus menerus, keluarnya
sebelah kanan. cairan lendir bercampur darah, Ibu
Ekstremitas atas dan bawah : tidak oedema ka/ ki, mengerti tanda-tanda persalinan.
tidak ada varises ka/ ki 7) Pukul 09.52 WIB Membuat perjanjian
dengan ibu jadwal kunjungan ulang
pada tanggal17-12-2019 atau jika ibu
merasakan ada keluhan, Ibu bersedia
untuk kontrol ulang.
89

Kunjungan 3

Hari/Tanggal : Selasa, 17 Desember 2019


Pukul : 08.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. “I”

Subyektif Obyektif Analisa Data Penatalaksanaan


Ibu Pemeriksaan Umum G2P1000UK 1) Pukul 08.15 WIB Menjelaskan hasil
mengatakan TTV 38minggu, pemeriksaan pada ibu keadaan ibu dan janin
tidak ada TD : 110/70 mmHg janin baik, Ibu mengerti kondisi yang di alami saat
Nadi : 82x / Menit ini.
keluhan tunggal/hidup/i
Nafas : 20 x/ Menit 2) Pukul 08.18 WIB Mengingatkan ibu untuk
ntrauterine, tetap mengkonsumsi tablet Fe 1x1 disertai
Suhu : 36, 5º C
BB : 84,5 Kg letak kepala, dengan vit C atau air jeruk,ibu mau meminum
BB sebelumnya: 73 kg keadaan ibu tablet Fe bersamaan dengan Vit C atau air
Pemeriksaan fisik dan janin baik jeruk.
Wajah : tidak oedema dengan anemia 3) Pukul 08.22 WIB Mengingatka ibu untuk
Mata : konjungtiva pucat ka/ki, sclera ringan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang
tidak ikterus ka/ki seperti tahu, tempe, sayuran hijau seperti
Mulut : bersih, tidak ada caries gigi bayam, brokoli buah-buahan seperti buah
Palpasi : naga, pisang, papaya mengkonsumsi susu dan
daging merah, kacang kacangan seperti kacang
Abdomen
hijau, kacang merah, sari kedelai ibu bersedia
Leopold I : TFU 2 Jari di bawah prosesus untuk makan-makanan yang bergizi..
xiphoideus di fundus uteri 4) Pukul 08.25 WIB Membuat perjanjian dengan
teraba bulat, lunak, tidak ibu jadwal kunjungan ulang pada tanggal22-
melenting (kesan bokong) 12-2019 atau jika ibu merasakan ada keluhan.
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba Ibu bersedia untuk kontrol ulang
panjang, keras seperti papan
90

Subyektif Obyektif Analisa Data Penatalaksanaan


(kesan punggung) dan bagian
kiri ibu teraba bagian terkecil
janin (kesan ekstremitas).
Leopold III : pada perut ibu bagian bawah
teraba bulat, keras, melenting
(kesan kepala), belum masuk
PAP
Leopold IV : -
MC. Donald TFU : 32 cm
TBJ : (32-12) x 155 = 3.100gram
Ekstremitas atas dan bawah : tidak oedema ka/
ki, tidak ada varises ka/ ki
Auskultasi: 138 x/menit kuat dan teratur,
punctum maksimum bagian
bawah pusat sebelah kanan
Pemeriksaan penunjang : 11 Desember 2019
Hb : 10 gr/dl
91

Kunjungan 4

Hari/Tanggal : Minggu, 22 Desember 2019


Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. “I”

Subyektif Obyektif Analisa Data Penatalaksanaan


Ibu Pemeriksaan Umum G2P1000UK 1) Pukul10.15 WIB Menjelaskan hasil
mengatakan TTV : 39 minggu, pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan umum
tidak ada TD : 110/70 mmHg janin ibu dan janin baik, Ibu mengerti kondisi yang
keluhan Nadi : 80 x / Menit tunggal/hidup di alami saat ini.
dan belum Nafas : 20 x/ Menit /intrauterine. 2) Pukul 10.25 WIB Menyiapkan fisik dan
merasakan Suhu : 36, 5º C KU ibu baik mental dengan memberikan konseling pada
tanda – BB : 85 Kg ibu untuk melahirkan di rumah. Ibu bersedia
tanda BB sebelumnya: 73 kg untuk melahirkan di rumah sakit yang
persalinan Pemeriksaan fisik fasilitasnya lebih lengkap.
seperti Wajah : tidak odema 3) Pukul 10.30 WIB Memberi KIE tentang
perut Mata : konjungtiva tidak pucat ka/ki, tanda-tanda persalinan, seperti adanya
kenceng – sklera tidak ikterus ka/ki kontraksi atau perut terasa kencang terus
kenceng Mulut : bersih, tidak ada caries gigi menerus, keluarnya cairan lendir bercampur
maupun Palpasi : darah, Ibu mengerti tanda-tanda persalinan
keluar Leopold I : TFU 2 Jari di bawah prosesus 4) Pukul 10.35 WIB Mengingatka ibu untuk
lendir xiphoideus di fundus uteri teraba mengkonsumsi makanan bergizi seimbang
bercampur bulat, lunak, tidak melenting seperti tahu, tempe, sayuran hijau seperti
darah. ( kesan bokong ) bayam, brokoli buah-buahan seperti buah
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba naga, pisang, papaya mengkonsumsi susu
panjang, keras seperti papan dan daging merah, kacang kacangan seperti
( punggung). Bagian kiri perut ibu kacang hijau, kacang merah, sari kedelai ibu
92

Subyektif Obyektif Analisa Data Penatalaksanaan


teraba bagian terkecil janin bersedia untuk makan-makanan yang bergizi.
( ekstermitas )

Leopold III :Teraba kosong, belum masuk PAP


Leopold IV: -
MC. Donald TFU : 33 cm
TBJ : (33-12) x 155 = 3.410 gram
Ekstremitas atas dan bawah : tidak oedema ka/
ki, tidak ada varises ka/ ki
Auskultasi: 142 x/menit kuat dan teratur.
Ekstremitas atas dan bawah : tidak oedema ka/
ki, tidak ada varises ka/ ki
Pemeriksaan penunjang : 22 Desember 2019
Hb : 12,4 g/Dl
93

4.1.2 ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN

Ibu bersalin kerumah sakit dengan kemauan sendiri tanpa adanya

rujukan. Inpartu dipimpin oleh tenaga kesehatan RSUD PARE, adapun

perjalanan persalinan di RS sebagai berikut :

Tanggal MRS : 24 Desember 2019

Tanggal pengkajian : 25 Desember 2019

Jam pengkajian : 07.00 WIB

KRONOLOGIS

Pada tanggal 24 Desember 2019 jam 03.00 WIB Ny.”I” mengatakan

perutnya kenceng – kenceng dan ibu mengeluhkan semakin sering mulai

pukul 11.00 WIB serta keluar lendir bercampur darah mulai pukul 15.40

WIB. Setelah itu ibu segera kerumah sakit RSUD PARE. Sesampai dirumah

sakit pukul 16.00 WIB dilakukan pemeriksaan, dan hasilnya sebagai

berikut:

K/U : Baik, TD : 110/70, Nadi : 80x/m, Suhu : 36,5 oC, Nafas : 20x/m, His :

3x20”10 menit, DJJ : 138x/m, Genetalia : pengeluaran lender, VT : 4 cm,

eff 75%, his 3x10/35” , ketuban (+).

Memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala I yaitu

menganjurkan ibu miring kiri untuk memperlancar peredaran darah,

menganjurkan ibu makan dan minum disela-seka his, dan mengajarkan

pada ibu cara relaksasi saat ada his. Melakukan observasi hias setiap 30

menit lamanya selama 10 menit untuk mengetahui his ibu adekuat atau

tidak.
94

Pada jam 20.00 WIB dilakukan pemeriksaan dalam  4 cm, eff

25%, ketuban (+) bagian terendah kepala, denominator uuk, his 3x10/35” ,

molase (-).

Pada jam 21.40 WIB ketuban pecah spontan dilakukan pemeriksaan dalam

 10cm, eff 100%, ketuban (-) bagian terendah kepala, denominator uuk,

molase (-)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bidan VK kala II berlangsung

selama 20 menit ( 21.40 – 22.00 ) dengan dilakukan episiotomi, bayi lahir

secara spontan jam 23.05 WIB pada tanggal 24 Desember 2019 dengan

berat badan 3.500 gram panjang 52 cm, bayi lahir spontan, gerak aktif,

menangis kuat, warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki.

Pada kala III plasenta lahir lengkap pada pukul 22.10 WIB. Kemudian

dilakukan pengecekan laserasi hasilnya derajat 2 dan dilakukan penjahitan

dengan anastesi, kontraksi uterus baik, evaluasi perdarahan ± 200 cc setelah

selesai kemudian membersihkan dan merapikan ibu.

Kemudian bidan melakukan pemantauan kala IV sampai 2 jam post

partum hasilnya normal tidak ada masalah, perdarahan normal ± 150 cc,

kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, TFU 2 jari di bawah pusat,

loche rubra (Sumber : Wawancara dengan Bidan VK).


95

4.1.3 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Kunjungan Nifas I

Hari, tanggal : Rabu, 25 Desember 2019


Pukul : 07.00 WIB
Tempat : RSUD PARE, Pengkaji Veronica Trikusna Indah

Subyektif Obyektif Analisis data Penatalaksanaan


Ibu Pemeriksaan Umum P2001 6 jam 1) Pukul 16.00 WIB Menjelaskan hasil
mengatakan TD : 110/70mmHg post partum pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan umum ibu
Nyeri pada Nadi : 80 x/menit dengan nyeri baik, TTV dalam batas normal, TFU 2 jari
bekas luka RR : 20 x/menit luka dibawah pusat, kontraksi uterus baik. Ibu
perinium Suhu : 36,6ºC perineum mengerti hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan Fisik 2) Pukul 16.11 WIB Mengajari ibu dengan
Mata : Konjungtiva merah muda memberi contoh teknik menyusui yang benar
kanan/kiri, sklera putih dengan cara kepala bayi menghadap payudara
kanan/kiri ibu, mulut bayi mencakup areola mammae ibu,
Dada : Kolostrum keluar lancar tubuh bayi sejajar, terdengar suara bayi
kanan/kiri. menelan. Ibu menyusui dengan teknik yang
Abdomen : TFU 2 jari dibawah benar.
pusat,kontraksi uterus baik, 3) Pukul 16.21 WIB Menganjurkan ibu sesering
kandung kemih kosong. mungkin menyusui bayinya atau minimal 2 jam
Genetalia : Lochea rubra, bersih, terdapat sekali. Ibu bersedia untuk menyusui lebih sering
luka bekas jahitan, kondisi luka 4) Pukul 16.26 WIB Memberi KIE tentang nutrisi
jahitan masih basah. ibu nifas dan tidak perlu tarak makan. Ibu
mengerti dan bersedia melakukannya.
Ekstremitas : Tidak odema pada ekstremitas 5) Pukul 16.32 WIB memberitahu ibu cara
kanan dan kiri atas dan bawah,
96

Subyektif Obyektif Analisis data Penatalaksanaan


tidak terdapat tromboplebitis mengatasi nyeri luka jahitan dengan
ekstremitas bawah kanan dan mengajarkan relaksasi yaitu dengan cara
kiri. istirahat yang cukup, selalu menjaga kebersihan
dengan cara mengganti pembalut jika lembab,
cebok dari arah depan kebelakang. ibu mengerti
dan bersedia melakukan anjuran
6) Pukul 16.37 WIB memberikan KIE pada ibu
tentang mobilisasi dini. ibu mengerti dan
bersedia melakukan anjuran
97

Kunjungan Nifas II

Hari, tanggal : Selasa, 30 Desember 2019


Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Ny.”I“

Subyektif Obyektif Analisis data Penatalaksanaan


Ibu Pemeriksaan Umum P2001post 1) Pukul 10.15 WIB Menjelaskan hasil
mengatakan TD : 110/80 mmHg partum hari pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan umum
Tidak ada Nadi : 84 x/menit ke 6 dengan ibu baik, TTV dalam batas normal. Ibu
keluhan RR : 20 x/menit keadaan ibu mengerti kondisinya sat ini.
Suhu : 36,6ºC baik 2) Pukul 10.17 WIB Menganjurkan ibu untuk
BB : 79 kg tidak menggunakan stagen terlalu kencang
Pemeriksaan Fisik yang mana dapat mengaggu peredaran darah
Mata : Konjungtiva merah muda kanan/kiri, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
sklera putih kanan/kiri retensi cairan. Ibu bersedia untuk
Dada : payudara simetris kanan kiri, ASI menggunakan stagen tidak terlalu kencang.
keluar lancar kanan/kiri. 3) Pukul 10.20 WIB Menganjurkan ibu untuk
Abdomen : TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi tidur dengan posisi kaki lebih tinggi dari pada
baik, kandung kemih kosong. kepala, menganjurkan ibu duduk dengan kaki
Genetalia : Lochea sanguenolenta, bersih. tidak menggantung. Ibu mau melakukan
Kondisi luka sudah kering. teknik untuk mencegah kaki bengkak.
Ekstremitas : Tidak odema pada ekstremitas kanan 4) Pukul 10.25 WIB memberitahu ibu cara
dan kiri atas dan bawah, tidak mengatasi nyeri luka jahitan dengan cara
terdapat tromboplebitis ekstremitas membasuh dari arah depan kebelakang,
bawah kanan dan kiri. sering mengganti pakaian dalam jika basah..
ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran
5) Pukul 10.32 WIB Memberi KIE tentang
98

Subyektif Obyektif Analisis data Penatalaksanaan


nutrisi ibu nifas dan tidak perlu tarak makan.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
6) Pukul 10.27 WIB Memberi KIE ibu tentang
tanda bahaya masa nifas antara lain:
perdarahan pervaginam yang bertambah
banyak, pengeluaran cairan masa nifas yang
berbau busuk, sakit kepala terus – menerus,
bengkak dibagian wajah, tangan, kaki,
demam, payudara berurbah menjadi merah
panas atau terasa sakit, dan merasa sangat
sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya
sendiri atau dirinya sendiri. Ibu mengerti dan
memahami tentang penjelasan yang
diberikan.
99

Kunjungan Nifas III

Hari, tanggal : Senin, 06 Januari 2020


Pukul : 11.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. “I”

Subyektif Obyektif Analisis data Penatalaksanaan


Ibu Pemeriksaan Umum P2001post 1) Pukul 11.10 WIB Menjelaskan hasil
mengatakan TD : 110/70 mmHg partumhari ke pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan
tidak ada Nadi : 80 x/menit 13 dengan umum ibu baik, TTV dalam batas normal,
keluhan RR : 20 x/menit keadaan ibu mengerti kondisinya.
Suhu : 36,5ºC umum ibu 2) Pukul 11.14 WIB Menganjurkan ibu untuk
BB : 79 kg baik. tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dengan
makan-makanan yang bergizi seimbang.
Pemeriksaan Fisik Ibu memahami penjelasan yang telah
Mata : Konjungtiva merah muda kanan/kiri, diberikan
sklera putih kanan/kiri 3) Pukul 15.27 WIB Menganjurkan ibu
Dada : Payudara simetris kanan kiri, ASI istirahat cukup dengan mengimbangi bayi
keluar lancar kanan/kiri. saat bayi tidur. Ibu mengerti dan bersedia
Abdomen : TFU 2 jari diatas sympisis, kandung untuk istrahat dengan cukup.
kemih kosong.
Genetalia : Terdapat pengeluaran lochea serosa,
bersih, bekas luka jahitan sudah
kering,tidak terdapat tanda – tanda
infeksi.
Ekstremitas : Tidak odema pada ekstremitas kanan
dan kiri atas dan bawah.
100

Kunjungan Nifas IV

Hari, tanggal : Senin, 13 Januari 2020


Pukul : 14.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. “I”
Subyektif Obyektif Analisis data Penatalaksanaan
Ibu Pemeriksaan Umum P2001 post 1) Pukul 14.15 WIB Menjelaskan hasil
mengatakan TD : 110/70 mmHg partum hari pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan umum
Tidak ada Nadi : 80 x/menit ke 20dengan ibu baik, TTV dalam batas normal. Ibu
keluhan RR : 20 x/menit keadaan mengerti kondisinya.
Suhu : 36,5ºC umum ibu 2) Pukul 14.20 WIB Memberikan KIE macam-
BB : 80 kg baik. macam KB, seperti KB implant, IUD, suntik
Pemeriksaan Fisik 3 bulan. Ibu mengerti macam-macam KB
Mata : Konjungtiva merah muda kanan/kiri, yang boleh digunakan untuk ibu menyusui.
sklera putih kanan/kiri
Dada : Payudara simetris kanan kiri, ASI
keluar lancar kanan/kiri.
Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih
kosong.
Genetalia : Lochea alba, bersih, luka jahian
sudah kering, dan tidak terdapat
tanda-tanda infeksi
Ekstremitas : Tidak odema pada ekstremitas atas
dan ekstermitas bawah kanan/kiri,
tidak terdapat tromboplebitis
ekstremitas bawah kanan dan kiri.
101

4.1.4 ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

Kunjungan Neonatus I

Hari, tanggal : Rabu, 25 Desember 2019


Pukul : 10.00 WIB
Tempat : RSUD PARE

Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan


Ibu Pemeriksaan umum Neonatus usia 1) Pukul 10.15 WIB Menjelaskan
mengatakan RR : 48 x/menit 1 hari dengan kepada ibu hasil pemeriksaan
bayinya HR : 138 x/menit keadaan bayi bahwa bayinya dalam keadaan
menyusu Suhu : 36,8oC baik. normal, Ibu mengerti kondisi
dengan baik BB : 3500 gram bayinya.
PB : 52 cm 2) Pukul 10.18 WIB Memberikan
LILA : 11 cm. KIE perawatan tali pusat untuk
LIDA : 32 cm. pencegahan infeksi, seperti tidak
SOB : 31 cm. memberikan apapun pada tali
FO : 33 cm. pusat dan hanya di tutup dengan
MO : 34 cm kasa steril, Ibu mengerti cara
JK : Laki-laki perawatan tali pusat.
3) Pukul 10.22 WIB Menganjurkan
Pemeriksaan Fisik kepada ibu untuk memberikan
Gerak aktif, menangis kuat, warna kulit kemerahan. ASI sesering mungkin, Ibu
Kepala : Rambut bersih, tidak ada benjolan. bersedia untuk menyusui sesering
Mata : Simetris kanan/kiri, tidak odema kanan/kiri, mungkin.
konjungtiva merah muda kanan/kiri, sklera 4) Pukul 10.26 WIB Menganjurkan
putih kanan/kiri. ibu tetap menjaga kehangatan
102

Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan


Hidung : Simetris kanan/kiri, tidak ada secret bayi, ibu bersedia bersedia
kanan/kiri, tidak ada polip kanan/kiri, tidak menjaga kehangatan bayi.
ada pernafasan cuping hidung
Telinga : Simetris kanan/kiri, tidak ada serumen
kanan/kiri, terdapat tulang kartilago
kanan/kiri.
Mulut : Bibir lembab, merah muda, tidak terdapat
sumbing labioskisis, palatoskisis atau pun
labio palatoskisis, tidak ada oral trush, reflek
rooting (+), sucking (+), swallowing (+).
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, vena
jugularis dan kelenjar limfe
Dada : Simetris, terdapat dua puting susu, tidak ada
pernafasan retraksi dada berlebih, tidak ada
ronkhi dan tidak ada wheezing.
Abdomen : Simetris, tidak kembung, tidak terdapat
infeksi pada tali pusat, tali pusat basah.
Anogenetalia :testis sudah turun ke skrotum, terdapat
lubang uretra, terdapat lubang anus.
Ekstremitas atas dan bawah: Jumlah jari kaki dan jari
tangan lengkap 10 kanan/kiri, reflek palmar dan babinski
(+).
Warna kulit kemerahan
Tidak ada ikterus
Telah di injeksi (vit K dan Hb0)
103

Kunjungan II

Hari, tanggal : Senin, 30 Desember 2019


Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. “I”

Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan


Ibu Pemeriksaan umum Neonatus usia 1) Pukul 10.35 WIB Menjelaskan kepada ibu hasil
mengatakan Tanda-tanda vital 6 hari dengan pemeriksaan bayinya dalam batas normal, Ibu
bayinya HR : 142 x/menit keadaan baik. mengerti dan merasa senang.
dapat minum RR : 40 x/menit 2) Pukul 10.40 WIB Memberikan KIE ASI
ASI dengan Suhu : 36, 6oC eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan tanpa ada
baik, tidak BB : 3600 gram makanan tambahan dan menganjurkan ibu
ada keluhan PB : 52 cm memberikan ASI sesering mungkin, ibu
pada Pemeriksaan Fisik mengerti penjelasan yang telah diberikan dan
bayinya Mata : Simetris ka/ki, tidak odema bersedia melakukannya.
ka/ki, conjungtiva merah 3) Pukul 10.45 WIB Memberi contoh cara menjaga
muda ka/ki, sklera putih suhu tubuh atau kehangatan bayi. ibu mengerti
keabuan ka/ki. dan memahami penjelasan yang diberikan.
Hidung : Simetris ka/ki, tidak ada
secret ka/ki, tidak ada polip
ka/ki.
Telinga : Simetris ka/ki, tidak ada
serumen ka/ki.
Mulut : Bibir lembab, merah muda,
tidak terdapat sumbing
labioskisis, palatoskisis atau
labio palatoskisis.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
104

Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan


thyroid, vena jugularis atau
kelenjar limfe.
Dada : Simetris, terdapat dua puting
susu, tidak ada pernafasan
retraksi dada berlebih.
Abdomen : Simetris, tidak kembung,
tidak terdapat infeksi pada tali
pusat dan tali pusat
terbungkus kasa steril.
Ekstremitas atas dan bawah: Bayi bergerak
aktif, dan tidak merintih.
105

Kunjungan III

Hari, tanggal : Senin, 06 Januari 2020


Pukul : 11.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. “I”

Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan


Ibu Pemeriksaan umum Neonatus usia 1) Pukul 14.35 WIB Menjelaskan kepada ibu hasil
mengatakan HR : 140x/menit 13 hari pemeriksaan bayinya dalam batas normal, Ibu
pada bagian RR : 40 x/menit fisiologis mengatakan senang dengan keadaan bayinya.
mata Suhu : 36, 6oC 2) Pukul 14.40 WIB Menganjurkan ibu untuk
bayinya BB : 3.900 gram membersihkan kotoran pada mata dengan cara
berair dan PB : 52 cm mengompres mata dengan kain yang sudah
mengeluarka Pemeriksaan Fisik dicelupkan pada air hangat. Dan menganjurkan
n kotoran. Kepala : Simetris, tidak terdapat ibu untuk memberi salep herbal untuk gatal
benjolan patologis, terdapat ruam gatal (banleng) untuk kulit kepala bayi. Ibu
diantara kulit kepala. memahami dan mau melakukannya.
Mata : Simetris ka/ki, konjungtiva 3) Pukul 14.45 WIB Menganjurkan ibu untuk tidak
merah muda ka/ki, sklera memberikan bedak pada area wajah bayi, karena
putih keabuan ka/ki. dikhawatirkan menyebabkan bedak bayi
Hidung : Simetris ka/ki, tidak ada menempel pada mata bayi.
secret ka/ki 4) Pukul 14.47 WIB memotivasi ibu untuk tetap
Telinga : Simetris ka/ki, tidak ada memberikan ASI esklusif sampai 6 bulan. Ibu
serumen ka/ki mengerti tentang ASI eksklusif.
Mulut : Bibir lembab, merah muda, 5) Pukul 14.54 WIB menganjurkan ibu untuk
Dada : Tidak ada pernafasan mengikuti posyandu dan memberikan
retraksidada berlebih. immunisasi pada bayi sesuai jadwal
106

Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan


Abdomen : Simetris, tidak kembung, tali immunisasinya yaitu BCG dan polio 1,
pusat kering dan sudah lepas. Ibumengerti dan memahaminya.
107

4.1.5 ASUHAN KELUARGA BERENCANA

Kunjungan KB I
Hari, tanggal pengkajian : Kamis, 27 Februay 2020
Pukul : 09.30 WIB
Tempat : Rumah Ny. “I”

Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan


Ibu Pemeriksaan Umum P2002 1) Pukul 09.45 WIB
mengatakan TD :110/80 mmHg postpartum Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa ibu
tidak ada Nadi : 84 x/menit hari ke 66 kondisinya baik.
keluhan Suhu : 36,5 C E/ Ibu mengerti
RR : 20 x/menit 2) Pukul 09.52 WIB
TB : 153 cm 1. Memberikan KIE tentang KB yang sesuai dengan
BB : 77kg keadaan ibu yaitu bagi ibu menyusui:
(1) Implan
Adalah kontrasepsi yang ditanam dibawah kulit
terdiri dari 1,2 atau 6 kapsul yang didalamnya
terdapat hormon dengan jangka waktu
penggunaan 3 tahun untuk 1 dan 2 kapsul
sedangkan 5 tahun untuk yang 6 kapsul. Kb ini
cocok dan aman untuk ibu yang sedang menyusui.
Efek samping yang timbul seperti sakit kepala dan
mual-mual
(2) Suntik KB 3 Bulanan
Adalah kontrasepsi dengan cara menyuntikan obat
yang berisi hormon progesteron secara teratur tiap
12 minggu KB ini aman dan cocok untuk ibu
108

Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan


menyusui karena tidak mempengaruhi produksi
ASI. KB ini bisa berhenti kapan saja dan
kesuburan kembal setelah 4 bulan. Efek samping
yang yang bisa timbul yaitu gangguan haid,
bercak ataupun tidak haid sama sekali
(3) IUD (AKDR)
Adalah kontrasepsi yang dimasukan dalam rahim
berbentuk seperti T terbuat dari plastik dan
tembaga cara kerjanyan untuk menghalangi
sperma masuk dan bertemu dengan se telur. KB
ini tidak memengaruhi produksi ASI. Pemasangan
dapat dilakukan segera setelah melahirkan 48 jam
atau setelah masa nifas (4-6 minggu). AKDR ini
dapat digunakan selama 10 tahun. Efek samping
yang dapat muncul yaitu masa haid lebih lama dan
banyak, serta rasa yang kurang nyaman setelah
pemasangan.
(4) MAL (Metode Amenorhea)
Adalah metode KB dengan cara menyusui
eksklusif bayi selama 6 bulan tanpa menambah
makanan pendamping lain, serta jarak pemberian
ASI siang hari tidak lebih dari 4 jam dan malam 8
jam.
E/ Ibu mengerti KIE yang diberikan
(5) PIL
Adalah metode kontrasepsi bentuk tablet yang
mengandung hormone estrogen dan progesterone,
109

Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan


atau hanya progesterone saja. Penggunaan pil KB
sebagai alat kontrasepsi merupakan salah satu
metode yang cukup efektif, dengan tigkat
keberhasilan 99%.
(6) Mengevaluasi keinginan KB ibu
E/ ibu memilih KB Pil Menganjurkan ibu untuk
periksa bila ada keluhan sewaktu-waktu.
3) Pukul 10.02 WIB Mengevaluasi keinginan KB ibu.
E/ ibu memilih KB pil.
4) Menganjurkan ibu untuk periksa bila ada keluhan
sewaktu-waktu.
E/ ibu mengerti.
5) Pukul 10.08 WIB menganjurkan ibu untuk terus
menyusui bayinya dan tidak boleh di campur
dengan susu formula selama 6 bulan.
E/ ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI nya
selama 6 bulan tanpa susu formula.
6) Pukul 10.12 WIB mengajari ibu cara mengonsumsi
KB pil yaitu dengan cara Pil KB diminum pada saat
terjadinya menstruasi, yaitu pada rentang waktu hari
pertama menstruasi sampai hari kelima. Maka
ketika sudah selesai menstruasi anda akan
terlindungi dari kehamilan (kontrasepsi langsung
bekerja). Perlindungan kontrasepsi diberikan mulai
dari hari pertama minum pil, dan berlangsung
seterusnya jika pil diminum setiap harinya pada
waktu yang sama. Telanlah pil KB bulat – bulat
110

Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan


dengan air. Tidak masalah apakah diminum sebelum
atau setelah makan.
111

4.2 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil Asuhan Kebidanan pada Ny “I” usia 23 tahun

G2P1000 dengan nilai KSPR 6 berasal dari skor awal 2 dan skor 4 berasal

dari Anemia. Yang dilaksanakan pada tanggal 04 desember 2019 sampai

dengan 27 Februari 2020. Dimulai sejak kehamilan Ny. ”I” berusia 36 3/7

minggu, bersalin, nifas, neonatus sampai dengan KB di Desa Pare,

KecamatanPare, Kabupaten Kediri di dapat hasil sebagai berikut:

4.2.1 Asuhan kebidanan pada masa hamil trimester III

(1) IUFD  bukan IUFD namun riwayat IUFD, sehingga jelaskan

bagaimana resiko bagi ibu yang pernah mengalami IUFD pada

kehamilan berikutnya? PEMBAHASAN TETAP TERDIRI dari

3, fakta, teori dan Opini.

Untuk fakta bisa di isi : Pada Kunjungan perta saat anamnesa di

ketahui bahwa ibu pernah mengalami kehamilan IUFD dengan

UK 39 minggu pada kehamilan sebelumnya yaitu pada tahun …

Ibu hamil dengan riwayat IUFD… (jelaskan teori nya, beresiko

atau tidak, atau menimbulkan kecemasan pada ibu tidak dll)

Kemudian masuk ke opini  bagaimana kondisi ibu saat ini,

asuhan yang saudara berikan meliputi apa saja untuk mencegah

hal tersebut terulang lagi?  Bisa dg memberikan KIE

merupakan kondisi kematian janin sebelum dilahirkann

atau kematian janin saat proses persalinan. IUFD berbeda dengan


112

abortus ( keguguran ). IUFD merupakan istilah yang umumnya

digunakan untuk menggambarkan kematian janin dalam Rahim

setelah usia kehamilan 20 minggu atau lebih. Secara medis, IUFD

kadang disebut juga dengan istilah stillbirth.

Berdasarkan waktunya, IUFD dibagi menjadi tiga, yaitu :

 Early IUFD, yaitu kematian janin yang terjadi pada

usia kehamilan 20-27 minggu.

 Late IUFD, yaitu kematian janin yang terjadi pada

usia kehamilan 28-36 minggu.

 Aterm IUFD, yaitu kematian janin yang terjadi pada

usia kehamilan 37 minggu atau lebih.

Penyebab IUFD tidak selalu dapat diketahui degan jelas.

Namun secara umum, beberapa hal yang dapat menyebabkan

kematian janin di dalam Rahim adalah :

 Gangguan pada bayi, seperti gangguan genetic dan

kecacatan akibat gangguan kromosom atau infeksi.

 Gangguan pada plasenta atau tali pusat, seperti

terpuntirnya tali pusat dan solusio plasenta

( plasenta terlepas dari tempat perlekatannya).

 Masalah kesehatan pada ibu, seperti diabetes tak

terkontrol, hipertensi, obesitas, sindrom

antifosfolipid, atau penyakit autoimun.


113

Kejadian IUFD lebih rentan dialami oleh ibu dengan

kondisi kehamilan sebagai berikut :

 Hamil pada usia kurang dari 20 tahun atau di atas

35 tahun

 Merokok atau terpapar asap rokok selama

kehamilan

 Hamil kembar

 Memiliki riwayat keguguran atau IUFD

sebelumnya

 Hamil di luar nikah

Diagnosis IUFD, dokter akan melakukan wawancara yang

lengkap, terutama terkait gerakan janin. Dokter akan memastikan

apakah gerakan janin berkurang atau menjadi tidak ada sama

sekali. Lalu pemeriksaan fisik dan kandungan akan dilakukan.

Dokter akan mengukur tinggi Rahim dan menilai apakah

ukurannya sesuai dengan usia kehamilan ibu. Selanjutnya , untuk

memastikan ada tidaknya IUFD, pemeriksaan ultrasonografi

(USG) perlu dilakukan. Kematian janin dapat ditentukan bila

tidak dtemukan denyut jantung dan aktivitasapa pun pada jantung

dari pemeriksaan USG.

Gejala kasus IUFD, tidak menimbulkan gejala apapun.

Pada kondisi seperti ini, IUFD biasanya baru diketahui saat ibu

hamil menjalani perawatan antenatal ke dokter. Jika ada gejala,


114

umumnya gejala yang dikeluhkan ibu adalah gerakan janinnya

terasa berkurang atau tidak ada sama sekali. Selain itu, pada

beberapa kasus IUFD, keluhan perdarahan dari vagina dan nyeri

perut hebat juga bisa ditemui.

(2) Anemia

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal carepada tanggal

17 Desember 2019 didapatkan hasil pemeriksaan penunjang Hb

Ny.”I” 10 g/dl. Asuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan

Anemia yaitu dengan menganjurkan ibu mengonsumsi tablet FE

diminum dimalam hari menjelang tidur untuk mengurangi rasa

mual, dan menganjurkan ibu makan makanan yang mengandung

zat besi seperti sayur bewarna hijau tua, daging bewarna merah,

hati, dan telur.

Menurut pendapat (Marmi, dkk,2014) ibu hamil yang

menderita anemia dapat berpengaruh terhadap ibu dan janin,

pengaruh pada ibu diantaranya adalah keguguran, partus

prematus, inersis uteri dan partus lama (Ibu lemah), atonia uteri

dan menyebabkan perdarahan, syok, afibrinogemia dan

hipofibrinogemia, dan infeksi intrapartum dan dalam masa nifas,

sedangkan pengaruh pada hasil konsepsi adalah keguguran,

kematian janin dalam kandungan, kematian janin waktu lahir,

kematian perinatal tinggi, prematuritas dan dapat terjadi cacat

bawaan.
115

Kurang darah / anemia selama kehamilan dapat teratasi

apabila ibu bersedia bersikap kooperatif terhadap tenaga

kesehatan (bidan) dengan melakukan pemeriksaan deteksi dini

dan bersedia menerapkan asuhan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan. Selain itu, bidan harus melakukan asuhan yang

berkelanjutan secara komprehensif terhadap ibu hamil sampai

dengan KB (Continuity Of Care). (Estiningtyas dan Nuraisya,

2013).

Berdasarkan data diatas terdapat kesenjangan teori dan

fakta yang ada. Pada kenyataannya Anemia yang dialami Ny “I”

disebabkan karena faktor gizi kurang memenuhi . Dengan asuhan

yang di berikan secara berkala pada ny.”I” akhirnya anemia dapat

teratasi, yang awal pemeriksaan Hb ibu 10,1 g/dl kemudian

pemeriksaan ke 4 Hb ibu menjadi 12,4 gdl .

4.2.2 Asuhan kebidanan pada masa bersalin

Pada pembahasan yang kedua, asuhan kebidanan yang

dijelaskan tentang kesesuaian teori dan kenyataan pada Intranatal

Care. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan Intranatal Care

maka dapat diperoleh data sebagai berikut ini:

1) Kala I

Ibu mengatakan mulai merasakan perutnya mulas-mulas

dan keluar lendir tetapi belum disertai pengeluaran darah sejak

sore jam 15.40 tanggal 24 Desember 2019. Ibu merasakan

kenceng-kenceng semakin lama semakin sering sehingga


116

memutuskan untuk ke RS pada tanggal 24 Desember 2019 pada

jam 16.00 WIB. Hasil pemeriksaan dalam yaitu hasil TTV: KU

ibu baik, tekanan darah: 110/70 mmHg, nadi: 80×/menit suhu:

36,5ᵒC, respirasi: 20×/menit, hasil pemeriksaan dalam

didapatkan hasilperineum elastic tidak kaku, vagina tidak ada

benjolan, porsio lunak, Ø 4 cm, eff 45%, ketuban (+), bagian

terendah kepala, denominator belum teraba, molase (-), djj

138×/menit, his 3×10/35” menit.Dilihat dari hasil pemeriksaan

dalam yang menunjukkan hasil pembukaan ibu masih dalam

kala I fase aktif. Dengan kontraksi yang semakin sering maka

akan mempercepat kemajuan persalinan. Setelah dilakukan

observasi , pada jam 20.00 WIB dilakukan pemeriksaan

lanjutan, diketahui hasilnya Ø 4 cm, eff 25%, ketuban (+),

bagian terendah kepala, denominator UUK, molase (0), Hodge

II. Dilihat dari hasil pemeriksaan masih menunjukkan kala 1

fase aktif. Dilakukan observasi lanjutan didapatkan hasil pada

jam 21.40 WIB hasilnya perinium elastis tidak kaku, vagina

tidak ada benjolan, porsio lunak, Ø 10 cm, eff 100%, ketuban

pecah, bagian terendah kepala, denominator UUK, molase (0),

Hodge IV.

Menurut pendapat Walyani, Purwoastuti (2015), yaitu

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar


117

kandungan melalui jalan lahir lain, dengan bantuan atau tanpa

bantuan(kekuatan sendiri). Persalinan normal atau spontan bila

bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa melalui alat-alat

atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan

bayi.Umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.

Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati

yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan

diakhiri dengan kelahiran plasenta. Sedangkan terjadinya

pengeluaran lendir darah sesuai dengan pendapat Sulistyawati

(2010) Pengeluaran lendirdan darah (Penanda Persalinan)

dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks

yang menimbulkan pendataran dan pembukaan yang

menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis

servikalis terlepas dan terjadi perdarahan karena kapiler

pembuluh darah pecah. Kala I didefinisikan sebagai permulaan

persalinan yang sebenarnya. Dibuktikan dengan perubahan

serviks yang cepat dan diakhiri dengan dilatasi serviks yang

lengkap (10 cm), hal ini dikenal juga sebagai tahap dilatasi

serviks. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam

dengan pembukaan 1 cm/jam sedangkan untuk multigravida

sekitar 8 jam dengan pembukaan 2 cm/jam.

Asuhan kebidanan yang sudah di berikan untuk kala 1

sudah berjalan dengan normal atau sesuai dengan teori yang


118

sudah didapatkan yaitu tidak melebihi waktu sesuai dengan

fakta bahwa rentang waktu berlangsung selama 5 jam 40 menit

dimulai dari jam 16.00 WIB – 21.40 WIB. Selama menjalani

proses persalinan disela-sela his ibu diberi minum untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi agar pada saat meneran nanti ibu

mempunyai tenaga dan ibu juga diajari teknik relaksasi dengan

cara tarik nafas dari hidung dan keluarkan perlahan-lahan dari

mulut.

2) Kala II

Pada tanggal 24 Desember 2019 jam 21.40 WIB diketahui

bahwa pembukaan sudah lengkap dan proses kala II berjalan

selama 25 menit. Bayi lahir spontan padatanggal 27 Desember

2019 jam 22.05 WIB dilakukan penilaian sepintas menangis

kuat, warna kemerahan, gerak aktif. BBL 3500 gram, PBL 52

cm, jenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan Rohani, dkk (2011) Kala II persalinan dimulai

ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir

dengan lahirnya bayi.Kala II pada primipara berlangsung selama

2 jam dan pada multipara 1 jam.

Asuhan kala II pada Ny “I” berlangsung normal selama 25

menit. Hal ini sesuai dengan teori yaitu kala II pada primipara

berlangsung kurang dari 2 jam.Asuhan yang diberikan pada kala

II yaitu sesuai 60 langkah APN.


119

3) Kala III

Plasenta lahir dalam waktu 10 menit setelah bayi lahir yaitu

pada pukul 23.15 WIB.Plasenta lahir lengkap kotiledon dan

selaput tidak ada yang tertinggal dalam rahim.

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan

berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh

proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir

(Sondakh, 2013)

Asuhan kebidanan yang telah diberikan pada kala III

berjalan dengan normal sesuai dengan teori, dilakukan

penegangan tali pusat terkendali untuk membantu proses

pelepasan plasenta. Plasenta lahir tidak sampai lebih dari 30

menit dan plasenta lahir lengkap tidak ada bagian yang

tertinggal.Setelah tali pusat lahir dilakukan penjahitan luka

robekan perinium derajat II dengan disuntikkan lidokain

(anastesi).

4) Kala IV

Asuhan kebidanan pada kala IV dilakukan 2 jam dengan

observasi atau pemantauan tentang tanda-tanda vital ibu dalam 1

jam pertama selama 15 menit sekali dan pada jam ke 2 selama

30 menit sekali. Pada saat dilakukan observasi tidak terjadi


120

masalah atau tanda-tanda yang tidak diinginkan dalam

pemantauan kondisi ibu.

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2

jam setelah proses tersebut. Observasi yang dilakukan antara

lain : tingkat kesadaran, pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan

darah, nadi,dan pernapasan, kontraksi uterus, perdarahan yang

jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc ( Johariyah,

2013:7)

Asuhan yang diberikan pada kala IV berjalan dengan

normal, tanda-tanda vital ibu dalam batas normal. Ibu atau

keluarga dianjurkan segera memanggil bidan apabila tiba-tiba

merasakan pusing, menggigil, gemetar, nyeri ulu hati dan keluar

darah banyak karena merupakan tanda-tanda perdarahan post

partum, ibu diajari cara mobilisasi dini yaitu miring kiri dan

miring kanan secara perlahan, serta memberitahu ibu untuk

memberikan bayinya ASI setiap 2 jam sekali atau jika bayinya

menangis.

Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah diberikan, tidak

ada masalah dalam persalinan Ny I dari kala I, kala II, kala III,

maupun kala IV. Sesuai dengan tujuan asuhan kebidanan pada

persalinan diharapkan tidak mendapatkan masalah dalam proses

persalinan.
121

Ibu melahirkan di RS karena keinginan sendiri dan pihak

keluarga.

4.2.3 Asuhan kebidanan pada masa nifas

Proses involusi uterus pada Ny “I” berjalan dengan normal. Hal

ini ditandai dengan TFU pada hari pertama 2 jari dibawah pusat,

pengeluaran lokia rubra, pengeluaran ASI + ka/ki, kontraksi uterus

baik.Pada hari ke delapan TFU pertengahan pusat sympisis,

pengeluaran lokia sanguinolenta, pengeluaran ASI +ka/ki, kontraksi

uterus baik. Pada hari ke sebelas TFU teraba diatas sympisis,

pengeluaran lokia serosa, dan pengeluaran ASI + ka/ki.

Secara teori menurut Dewi dan Sunarsih (2010), involusi uterus

yang baik yaitu setelah bayi lahir TFU setinggi pusat, uri lahir TFU 2

jari dibawah pusat, 1 minggu TFU teraba pertengahan symfisis pusat

dan 2 minggu TFU sudah tidak teraba. Selain involusi uterus juga

disertai pengeluaran lokia.Lokia rubra muncul pada hari pertama

sampai hari ke tiga masa postpartum.Lochea sanguilenta, lochea ini

berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, pengeluarannya pada

hari ke 3-5 hari post partum.Lochea serosa muncul pada hari ke 5-9

post partum.Warnanya biasanya kekuningan atau kecoklatan.

Selanjutnya adalah lochea Alba, lochea ini muncul pada hari ke 10

post partum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan.Selain TFU

dan lochea involusi uteri juga ditandai dengan kontraksi uterus yang

baik.Perubahan payudara dapat meliputi: penurunan kadar


122

progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon prolaktin

setelah persalinan. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi

ASI terjadi pada hari ke 2 atau ke 3 setelah persalinan. Payudara

menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi

(Astutik, 2015).

Berdasarkan fakta dan teori yang ada proses involusi uteri pada

Ny “I” berjalan secara normal dan tidak ditemui adanya kesenjangan

antara fakta dan teori dengan ditandai TFU, lochea, kontraksi uterus

dan pengeluaran ASI lancar.

Meskipun proses involusi uteri berjalan dengan normal namun

selama dalam masa nifas ibu mengeluhkan masalah yaitu nyeri

perineum.Berdasarkan fakta, pada kunjungan nifas pertama pada

tanggal 25 Desember jam 07.00 WIB Ny.“I” mengeluh nyeri jahitan

jalan lahir.

Sesuai dengan pendapat Fraser dan Cooper (2010), tanpa

menghiraukan apakah persalinan mengakibatkan trauma perineum,

ibu cenderung merasakan memar disekitar vagina dan jaringan

perineum selama beberapa hari pertama setelah persalinan. Para ibu

yang merasakan cedera perineum akan merasakan nyeri selama

beberapa hari hingga penyembuhan terjadi.Rasa sakit atau nyeri

pada perineum terutama pada wanita yang baru pertama kali

melahirkan dan belum berpengalaman tentu saja akan menjadi


123

masalah dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari, bergerak

sedikit saja ibu sudah takut.

Asuhan yang diberikanyaitu berupa KIE tentang nutrisi

makanan yang tinggi protein untuk membantu proses penyembuhan

dan KIE mengenai personal hygienetentang cara cebok yang benar

yaitu dari arah depan kebelakang setelah BAB dan BAK untuk

menghindari terjadinya infeksi. Selain itu ibu juga diberikan terapi

obat asam mefenamat 3×1, vitamin A 1×1.Asuhan yang dilakukan

efektif untuk mengurangi nyeri, terbukti pada kunjungan selanjutnya

ibu sudah tidak merasakan nyeri.

Berdasarkan Manuaba (2010), pada saat latihan duduk dan

berjalan paska persalinan, ibu nifas mungkin akan mengalami

keluhan nyeri pada jalan lahir baik bekas luka jahitan maupun

keluhan bengkak atau lecet pada vagina. Luka pada jalan lahir bila

tidak disertai infeksi umum terjadi dan akan sembuh dalam waktu 6 -

7 hari.

Asuhan kebidanan yang diberikanpada Ny.”I” dengan nyeri

jahitan yaitu menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan luka

dengan ganti pembalut setelah BAK/BAB, menganjurkan ibu untuk

makan makanan bergizi dan tidak tarak makan, melakukan senam

nifas yang bisa dimulai sekitar 1 hari setelah melahirkan untuk

memulihkan otot dasar panggul.


124

Sesuai dengan pendapat Marmi (2010), penatalaksanaan dan

asuhan yang diberikan pada ibu nifas dengan nyeri jahitan yaitu

menjaga kebersihan luka dengan ganti pembalut setelah BAK/BAB,

duduk dengan hati-hati seperti merapatkan bokong saat duduk untuk

menjaga peregangan, melakukan senam nifas yang bisa dimulai

sekitar 1 hari setelah melahirkan untuk memulihkan.

Berdasarkan hal tersebut, asuhan yang diberikan tepat sehingga

tidak ada kesenjangan antara konsep teori dengan fakta yang ada,

dimana ibu tidak mengalami infeksi pada jahitan perineum

perineum.

4.2.4 Asuhan kebidanan pada neonates

Pada pembahasan yang keempat, akan dijelaskan tentang

kesesuaian teori dan kenyataan asuhan kebidanan pada neonatus.

Bayi Ny. “I” yang berjenis kelamin laki - laki lahir dengan BB 3500

gram, PB 52 cm, kulit kemerahan, bergerak aktif dan menangis kuat.

Selama kunjungan neonatus pemeriksaan fisik normal, tidak ada

penurunan berat badan bayi selama kunjungan neonatus, berat badan

bayi pada akhir kunjungan neonatus 3900 gram, tali pusat lepas pada

hari ke 7 dan pada hari ke 20 ibu mengatakan pada bagian mata

baynya berair dan mengeluarkan kotoran, asuhan yang diberikan

dengan memberitahu ibu untuk membersihkan kotoran pada mata

dengan cara mengompres mata dengan kain yang sudah dicelupkan


125

pada air hangat. Kemudian memberi salep gatal pada kulit kepala

bayi.

Menurut aditya (2014) mata berair dan mengeluarkan kotoran

(belekan) merupakan kondisi normal yang sering terjadi pada bayi

baru lahir. Kondisi tersebut biasa terjadi akibat terlambatnya

perkembangan dan pembukaan saluran air mata bayi. Akibatnya, air

mata yang seharusnya mengalir ke permukaan mata, jadi tertahan di

sudut mata sehingga menyebabkan terbentuknya kotoran atau

belekan pada mata bayi. Penanganan pada mata bayi yang

mengalami kondisi tersebut yaitu dengan selalu mencuci tangan

hingga bersih sebelum dan sesudah membersihkan kotoran pada

mata bayi, basahi kapas atau kain pada air hangat kemudian usap

pada mata bayi dari sudut mata bagian dalam ke sudut mata bagian

luar secara perlahan.

Berdasarkan data tersebut tidak terdapat kesenjangan antara

fakta dan teori. Masalah pada bayi Ny. “I” yaitu ketidaknyamanan

karena mata bayi berair dan mengeluarkan kotoran telah diberikan

KIE pada ibu untuk membersihkan kotoran pada mata dengan cara

mengompres mata dengan kapas atau kain yang sudah dicelupkan

pada air hangat.

4.2.5 Asuhan kebidanan keluarga berencana


126

Pada pembahasan yang kelima akan dijelaskan kesesuaian teori

dan kenyataan pada asuhan kebidanan pada keluarga berencana.

Berdasarkan fakta pada tanggal 27 Februari 2020, ny “I”

memutuskan menggunakan KB pil karena ibu masih ingin mencoba

terlebih dahulu, jika nanti ibu sudah siap ibu ingin mengganti KB

karena ingin memberi jarak kehamilan. Dan asuhan yang telah

diberikan memberi KIE tentang macam-macam KB yang sesuai bagi

ibu menyusui, memberi motivasi ibu untuk menggunakan KB

MKJP, serta menganjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya dan

tidak boleh dicampur susu formula selama 6 bulan.

Menurut ( Dr.Erna, 2014 ) Kontrasepsi pil adalah suatu cara

kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil tau tablet didalam strip

yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron atau yang

hanya terdiri dari hormon progesteron saja.

Berdasarkan data tersebut maka tidak terjadi kesenjangan antara

fakta dan teori KB yang digunakan oleh Ny “I” saat ini KB Pil dan

telah diberikan asuhan yang sesuai dengan menjelaskan cara kerja

KB Pil

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam suatu penelitian pasti ada suatu keterbatasan. Adapun

keterbatasan dalam asuhan yang berkesinambungan pada Ny “I” G2P0001

ini dimulai dari usia kehamilan 36 3/7 minggu sampai dengan pemberian

asuhan metode KB, ibu melakukan persalinan di Rumah Sakit Umum


127

Daerah Pare maka peneliti tidak diizinkan mengikuti proses persalinan dan

hanya mendapatkan data dari rekam medik pasien, serta dengan waktu yang

terbatas untuk pengkajian, maka kurang maksimalnya pemberian asuhan

kepada pasien.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Asuhan kebidanan secara Continuity of Care (COC) yang dilakukan

mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan KB pada Ny.“I”yang

dimulai dari 04 Desember 2019 sampai dengan KB di PMBTutik

Handayani,SST Desa Krenceng Kecamatan Pare Kabupaten Kediri dengan

usia kehamilan 36 minggu 3 hari dengan kesimpulan sebagai berikut:

Dalam pelaksanaan penelitian yang berkesinambungan, peneliti

menemukan masalah pada saat kehamilan trimester III yaitu adanya Anemia

yang terjadi pada ibu dan memberi konseling kepada pasien untuk

memeperbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Pada

proses persalinan secara normal berjalan dengan lancar dan tidak ditemukan

masalah. Pada masa nifas ditemukan masalah yaitu nyeri pada bekas luka

perineum dan dapat teratasi. Pada neonatus ditemukan masalah bagian mata

bayi berair serta mengeluarkan kotoran dan gatal diantara kulit kepala dan

sudah teratasi. Pada asuhan keluarga berencana tidak ditemukan masalah

pada Ny. “I”


129

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Klien

Klien diharapkan untuk selalu memiliki kesadaran

memeriksakan keadaannya secara teratur sehingga akan lebih yakin

dan nyaman karena mendapatkan gambaran tentang pentingnya

pemeriksaan dan pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas,

neonates dan kontrasepsi

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas pembelajaran

asuhan kebidanan secara komprehensif disertai pelaksanaan praktek

dengan kasus nyata langsung terhadap pasien sehingga dapat

mendukung terhadap peningkatan kualitas mahasiswa D-III

Kebidanan.

5.2.3 Bagi Lahan Praktik

Diharapkan dapat di jadikan acuan untuk mempertahankan mutu

pelayanan terutama dalam pemberikan asuhan kebidanan secara

continue. Dan untuk tenaga kesehatan bermanfaat untuk

mengaplikasikan ilmunya, dan memberikan ilmunya secara nyata

kepada mahasiswa tentang cara memberikan pelayanan yang

berkualitas bagi ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, KB.
130

5.2.4 Bagi Pasien

Diharapkan pasien dapat mempertahankan kondisi kesehatannya

dengan melakukan pemeriksaan secara rutin serta patuh pada saran

yang diberikan oleh bidan, serta mendapatkan gambaran tentang

pentingnya pengawasan pada masa kehamilan, persalinan, nifas,

neonates dan KB.


131

DAFTAR PUSTAKA

Astuti Sri, Dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui. Yogyakarta :
Erlangga
Astutik Yuli R. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Jakarta Timur : CV. Trans Info Media
Boyle, Maureen. 2008. Kedaruratan Dalam Persalinan. Jakarta : EGC
Cunningham. 2009. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta : EGC

Dinkes Jawa Timur. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2017.
Hidayat, A.A.A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data
Cet IV. Jakarta: Salemba Medika.
Holmes D, Baker, P, N. 2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC.
Amelia Putri. 2020. Cara Merawat Luka Jahitan Setelah Melahirkan Normal,
Jangan Diabaikan!. http://parenting.orami.co.id/magazine/amp/merawat-
luka-jahitan-melahirkan-normal/ (diakses 10 September 2020).

Unimus. 2017. Laserasi Perineum. http://digilib.unimus.ac.id/download.php.


(diakses 10 September 2020).

Hutahaean, Serri. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta:SalembaMedika.


IBI. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta: PPIBI.
J. S. Jenny. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & BBL. Jakarta : Erlangga
Manuaba IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Maimunah. 2005. “Kamus Istilah Kebidanan”. Cetakan Pertama. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
________. 2014. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pusta Belajar.
Maryunani Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas. DKI Jakarta : CV.
Trans Info Media
Nirwana, Ade Benih. 2011. Kapita Selekta Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
132

Nuraisah, Ai dkk .2012. Asuhan Persalinan Normal .Cet I. Bandung: Refika


Aditama.
Nuraisya, dkk. 2019. Efektifitas Pemberian TTD Melalui Program Gelang Mia
Terhadap Tingkat Anemia Remaja. Malang: Media Nusa Creative.
Rusda, M. 2004. Anastesi Infiltrasi Pada Episiotomi. Universitas Sumatra Utara,
http://library.usu.ac.id/modules.php.html#1. di akses tanggal 28 april 2011.

Robson dan Waught. 2011. Patologi Pada Kehamilan: Manajemen dan Asuhan
Kebidanan. Jakarta: EGC.
Rohani, Dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba
Media
Sabiston C . David , Buku Ajar Bedah Sabiston (alih bahasa : Andrianto P
&Timan I.S) , 2011 . Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Saifuddin, Abdul Bari. 2007. Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saleha Sitti, Dkk. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Media
Sari Puspita E, Rimandini. 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan . Jakarta : CV.
Trans Info Media
Setyaningrum E. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta Timur : CV. Trans Info Media
Setyowati, Anis. 2019. Asuhan Kehamilan Holistik. Surakarta: UMS.
Sintya. 2017. Asuhan Kebidanan. Medan : Poltekkes Kemenkes RI Medan

Suratun, Dkk. 2008. Pelayanan Beluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta Timur : Tans Info Media.
Smeltzer, S. C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC
Vivian N. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika
Wahyuni Sari. 2013. Asuhan Neonatus, Bayi, dan, Balita : penuntun belajar
praktik klinik. Jakarta : EGC
Lampiran 1 133
Lampiran234
Lampiran
Lampiran 134
135
136

PENAPISAN IBU HAMIL


1. Ibu dengan riwayat bedah sesar,
Beresiko terjadinya ruptur uteri yaitu robeknya uterus akibat perlukaan sesar,
sehingga berbahaya bagi ibu dan bayi
2. Ibu dengan riwayat Perdarahan pervaginam, beresiko terjadinya
a. Solusio plasenta : terlepasnya plasenta lebih dahulu, Adanya nyeri
perut bagian bawah, perut tegang, warna darah
yang dikeluarkan merah tua.
b. Plasenta previa : letak plasenta dibawah atau menutupi jalan lahir,
tidak ada nyeri perut kecuali ada kontraksi, warna
darah merah segar.
3. Ibu dengan riwayat kehamilan kurang bulan,
Beresiko bagi janinnya karena kondisi janin terjadi prematur yang akibatnya
organ-organ janin belum matur, sehingga janin belum sanggup menjalankan
fungsinya dengan optimal
4. Ibu dengan riwayat ketuban pecah dengan mekoneum kental,
Beresiko janin terjadi hipoksia dan ketika lahir terjadi asfiksi yang dapat
membahayakan janin.
5. Ibu dengan riwayat ketuban pecah lama ( >24 jam ),
Beresiko terjadinya partus lama sehingga dapat mengakibatkan infeksi pada
ibu dan janin.
6. Ibu dengan riwayat ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan, beresiko
terjadinya kelahiran premature yang nantinya dapat berdampak pada janin
yang belum siap untuk dilahirkan.
7. Ibu dengan riwayat ikterus
beresiko terjadi kerusakan pada hepar yang nantinya dapat mengakibatkan
komplikasi pada janin sehingga terjadi ikterus pada janin.
8. Ibu dengan riwayat anemi berat,
Beresiko terjadinya IUGR pada janin serta persalinan dengan komplikasi
yang berlebihan.
137

9. Ibu dengan riwayat preeklamsi berat,


Beresiko pada ibu dengan terjadinya hipertensi kronik serta kejangdan
beresiko pula pada janin, yaitu pertumbuhan janin terhambat, kematian janin,
perdarahan serebral serta persalinan premature.
10. Tinggi fundus uteri > 40 cm
Tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia kehamilan bisa di sebabkan
(makrosomia, kehamilan ganda),maka perlu dilakukan pemeriksaan
dini,karena makrosomia dapat menyebabkan distosia bahu dan menyebabkan
perdarahan pasca persalinan.
11. Demam (>38°C)
Ibu dengan riwayat Demam memerlukan pengawasan yang intensif,karena
demam yang tinggi merupakan tanda dan gejala infeksi dan dapat
menyebabkan kematian jika demam tidak langsung ditangani.
12. Gawat Janin
Ibu yang mengalami gawat janin perlu di lakukan pemantauan DJJ yang
sering, karena gawat janin dapat berakibat fatal pada janin yang di kandung
dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada janin.
13. Presentasi Bukan belakang kepala
Kelainan pada Malpresentasi/malposisi dapat menyebabkan kesulitan pada
proses persalinan,maka ini bisa dilakukan SC untuk untuk proses
persalinannya.
14. Tali pusat Menumbung
Untuk mengetahui tali pusat menumbung perlu di lakukan pemeriksaan ini
dengan USG, karena tali pusat menumbung dapat mengakibatkan perdarahan
bahkan juga partus lama karena tali pusat menutupi jalan lahir.
15. Kehamilan primi fase aktif penurunan kepala 5/5
Untuk mengatasinya ibu dapat miring ke kiri ataupun dengan mengubah
posisi ibu dengan jongkok maupun berdiri. Posisi ini bisa membantu untuk
penurunan kepala dan jika tetap tidak ada penurunan persalinan bisa ilakukan
dengan SC.
138

16. Letak majemuk


Untuk mencegah letak majemuk dapat di lakukan dengan ibu posisi
sujud.tetapi jika presentasi terendah sudah masuk PAP posisi sujud tidak
dapat mengubah presentasi dan persalinan harus di lakukan SC.
17. Gemeli
Ibu yang mengandung bayi gemeli/kembar perlu dilakukan SC untuk
mengeluarkan bayinya karena di kawatirkan adanya malpresentasi/malposisi
pada salah satu janinnya,dan juga dapat mengakibatkan perdarahan.
18. Syok
Untuk mengatasi shock bisa diberikan infus dan oksigen untuk mencegah
komplikasi yang lebih serius.jika tidak syok tidak tertangani dapat
menyebabkan kematian pada janin dan ibu.
Lampiran 5 139
140

Keterangan:
Skor 2 : kehamilanrisikorendah
Skor 6-10 : kehamilan risikotinggi
Skor ≥12 : kehamilan risikosangattinggi
Lampiran 6 141
Lampiran 7 142
Lampiran 8 143
Lampiran 9 144
Lampiran 10 145
Lampiran 11 146
Lampiran 12 147
148
Lampiran 13 149
Lampiran 14 150

PENAPISAN KB

Metode Hormonal (pil kombinasi, pil progestin, YA TIDAK


suntikan dan susuk)
Apakah hari Pertama Haid Terakhir 7 hari yang lalu
atau lebih
Apakah anda menyusui dan kurang dari 6 minggu
paska persalinan
Apakah mengalami pendarahan / pendarahan bercak
antara haid setelah senggama
Apakah pernah ikterus pada kulit atau mata
Apakah pernah nyeri kepala hebat atau gagguan fisual
Apakah pernah nyeri hebat pada betis, paha atau dada,
atau tungkai bengkak (edema).
Apakah pernah tekanan darah diatas 160 mmHg
(sistolik) atau 90 mmHg (diastiolik)
Apakah ada masa atau benjolan pada payudara
Apakah anda sedang minum obat-obatan Anti Kejang
(epilepsi)
AKDR(semua jenis pelepas tembaga dan YA TIDAK
progestin)
Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu
Apakah klien (atau pasangan) mempunyai pasangan
seks lain
Apakah pernah mengalam infeksi menular seksual
(IMS)
Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul
atau kehamilan ektopik
Apakah pernah mengalami haid banyak (lebih 1-2
pembalut tiap 4 jam)
Apakah pernah mengalami haid lama (lebih dari 8
hari)
Apakah pernah mengalami diminorea berat yang
membutuhkan analgetika dan atau istirahat baring
Apakah pernah mengalami perdarahan / perdarahan
bercak antara haid setelah senggama
Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung
valvular atau congenital
Lampiran 15 151
Lampiran 16 152
153
Lampiran 17
154

Anda mungkin juga menyukai