Anda di halaman 1dari 109

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN

MASYARAKAT TENTANG PENCEGAHAN COVID - 19 DI MASA


PANDEMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SABRANG
KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

Oleh
Kristina Dwi Ariani
NIM. 19010226

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
2021
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN
MASYARAKAT TENTANG PENCEGAHAN COVID - 19 DI MASA
PANDEMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SABRANG
KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan (S.Kep)

Oleh
Kristina Dwi Ariani
NIM. 19010226

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Hasil Penelitian ini telah diperiksa oleh pembimbing dan telah disetujui untuk
mengikuti seminar hasil pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas dr. Soebandi

Jember, …. Agustus 2021

Pembimbing I

Dr. Iis Rahmawati, S.Kep., Ns., M.Kes


NIDN. 0011097506

Pembimbing II

Enggar Silopakarti, S.Kep., Ns., M.MKes


NIK 196510121989032010

iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Kristina Dwi Ariani

NIM : 19010226

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah asli dan belum

pernah diajukan sebagai syarat penelitian, baik di Universitas dr. Soebandi Jember

maupun di perguruan tinggi lain. Skripsi ini murni gagasan dan rumusan saya

sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing. Dalam

perumusan skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat orang lain yang telah

ditulis serta dipublikasikan, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan

ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedai menerima sanksi

akademik dan atau sanksi lainnya, sesuai dengan norma yang berlaku dalam

perguruan tinggi ini.

Jember, 15 Agustus 2021

Yang menyatakan,

Kristina Dwi Ariani


NIM. 19010226

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Hasil Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap

Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Covid - 19 di Masa Pandemi

di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember” telah diuji dan

disahkan oleh Program Studi Ilmu Keperawatan pada:

Hari : …………..

Tanggal : …………...

Tempat : Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas dr. Soebandi

Jember

Tim Penguji
Ketua,

Gumiarti, S.ST., MPH


NIDN. 4005076201

Penguji I, Penguji II,

Dr. Iis Rahmawati, S.Kep., Ns., M.Kes Enggar Silopakarti, S.Kep., Ns., M.MKes
NIDN. 0011097506 NIK 196510121989032010

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas dr. Soebandi

Hella Meldy Tursina, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN. 0706109104

v
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kepada Allah Bapa di surga, dengan pengantaraan Yesus

Kristus melalui karunia Roh Kudus sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas dr.

Soebandi dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap

Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Covid - 19 Di Masa Pandemi

Di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember. Selama proses

penyusunan skirpsi ini peneliti dibimbing dan dibantu oleh berbagai pihak, oleh

karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. H. Said Mardijanto, S.Kep., Ns., MM selaku Rektor Universitas dr.

Soebandi yang telah membantu dengan memberikan berbagai macam

fasilitas serta berbagai kemudahan lainnya.

2. Hella Meldy Tursina, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas dr. Soebandi yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menempuh Pendidikan

3. Gumiarti, S.ST., MPH selaku penguji yang memberikan masukan, saran,

dan perbaikan pada penulis demi kesempurnaan penelitian ini

4. Dr. Iis Rahmawati, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing I yang

memberikan bimbingan, masukan, saran, dan perbaikan pada penulis demi

kesempurnaan penelitian ini

5. Enggar Silopakarti, S.Kep., Ns., M.MKes selaku pembimbing II yang

memberikan bimbingan, masukan, saran, dan perbaikan pada penulis demi

kesempurnaan penelitian ini

vi
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menyadari masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran untuk

perbaikan di masa mendatang.

Jember, 12 Agustus 2021

Peneliti

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur kepada Allah Bapa di Surga yang telah mengkaruniakan

PutraNya dan mencurahkan Roh Kudus, skripsi ini ku persembahkan bagi:

1. Kedua orang tua ku, yang telah membesarkanku, dan merawatku dengan

penuh kasih hingga aku mampu menyelesaikan pendidikan ini dengan baik

2. Suami dan anak ku, yang dengan setia menemani hari- hariku dan

memberikan semangat dengan cinta kasih sehingga aku mampu

menyelesaikan semua tugas ini.

viii
MOTTO

Sic enim Deus dilexit mundum, ut Filium suum unigenitum daret: ut omnis qui
credit in eum, non pereat, sed habeat vitam æternam.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

(Yohanes 3:16*)

*) Alkitab Deuterokanonika. Perjanjian Baru.


Terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia.

ix
ABSTRAK

Ariani, Kristina Dwi*, Rahmawati, Iis** Rahmawati, Silopakarti,


Enggar***.2021. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Covid - 19 Di Masa
Pandemi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten
Jember. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas dr.
Soebandi Jember

Pendahuluan: Pendidikan dan pemahaman masyarakat yang rendah


serta menganggap remeh covid-19 berakibat pada kepatuhan terhadap protokol
kesehatan yang kurang optimal. Secara nasional angka penular covid-19 sangat
tinggi yang mencapai lebih dari 17.660.523 penderita. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
masyarakat tentang pencegahan covid - 19 di masa pandemic. Metode: Desain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental dengan pendekatan
One group pretest-posttest. Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat yang
berada di Dusun Krajan Kidul RT 01 RW 16 Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang
Kabupaten Jember sebanyak 68 keluarga. Jumlah sampel pada penelitian ini
sebanyak 59 responden dengan teknik sampling menggunakan simple random
sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji paired sample t-test.
Hasil: Nilai rata- rata pretest sebesar 55,42, SD ...sedangkan nilai rata- rata
posttest sebesar 75,39, SD ... sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai rata- rata
pretest lebih kecil dari nilai posttest Analisis: Berdasarkan hasil uji statistic
diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan masyarakat tentang pencegahan covid - 19 di masa
pandemic p-value 0,000 < α 0,000. Diskusi: Diperlukan upaya lebih lanjut dan
lebih gencar dengan melibatkan ahli pendidikan kesehatan dan ahli dalam promosi
kesehatan guna meningkatkan edukasi atau membuat sebuat model sebagai upaya
untuk mengedukasi masyarakat secara intens sehingga pengetahuan meningkat
dimasa pandemic

Kata Kunci : Pendidikan kesehatan, Pengetahuan, Pencegahan covid-19,


Masyarakat

*Peneliti
** Pembimbing 1
***Pembimbing 2

x
ABSTRACT

Ariani, Kristina Dwi*, Rahmawati, Iis** Rahmawati, Silopakarti,


Enggar***.2021. The Effect of Health Education on Public
Knowledge About Covid-19 Prevention During the Pandemic Period
in the Work Area of the Sabrang Health Center, Jember Regency.
Thesis. Study Program of Nursing Science, dr. Soebandi University

Introduction: Low public education and understanding and underestimating


COVID-19 results in suboptimal compliance with health protocols. Nationally,
the number of COVID-19 transmissions is very high, reaching more than
17,660,523 patients. This study aims to determine the effect of health education on
public knowledge about the prevention of covid - 19 during the pandemic.
Methods: The design used in this study was pre-experimental with one group
pretest-posttest approach. The population in this study were people who were in
the Krajan Kidul Hamlet, RT 01 RW 16, the Work Area of the Sabrang Health
Center, Jember Regency as many as 68 families. The number of samples in this
study were 59 respondents with a sampling technique using simple random
sampling. The data analysis technique used is the paired sample t-test. Results:
The average value of the pretest was 55.42 while the average value of the posttest
was 75.39, so it can be stated that the mean value of the pretest was smaller than
the value of the posttest (SD; 3.479). Analysis: Based on the results of statistical
tests, it is known that there is a significant influence between health education on
public knowledge about preventing covid - 19 during the pandemic (p<0.000).
Discussion: Further and more intensive efforts are needed by involving health
education experts and experts in health promotion to improve education or create
a model as an effort to intensively educate the public so that knowledge increases
during the pandemic

Keywords : Health Education, Knowledge, Covid-19 Prevention, Society

* Researcher
** Advicer 1st
*** Advicer 2nd

SKRIPSI

xi
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN
MASYARAKAT TENTANG PENCEGAHAN COVID - 19 DI MASA
PANDEMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SABRANG
KABUPATEN JEMBER

Oleh
Kristina Dwi Ariani
NIM. 19010226

Pembimbing

Dosen Pembimbing Utama : Dr. Iis Rahmawati, S.Kep., Ns., M.Kes

Dosen Pembimbing Anggota : Enggar Silopakarti, S.Kep., Ns., M.MKes

DAFTAR ISI

xii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
PROPOSAL PENELITIAN ..............................................................................
...............................................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN/SKEMA...............................................................................
...............................................................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
...............................................................................................................................
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

1.5 Keaslian Penelitian ....................................................................... 6


BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 8
2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan ..................................................... 8
2.2 Konsep Penyakit Covid-19 ........................................................... 14
2.3 Konsep Pengetahuan .................................................................... 27
BAB 3 KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS................................................. 34
3.1 Kerangka Konsep.......................................................................... 34
3.2 Hipotesis ....................................................................................... 35

xiii
BAB 4 METODE PENELITIAN ..................................................................... 36
4.1 Desain Penelitian .......................................................................... 36
4.2 Populasi, Sampel dan Sampling ................................................... 37
4.3 Tempat Penelitian ......................................................................... 39
4.4 Waktu Penelitian .......................................................................... 40
4.5 Definisi Operasional ..................................................................... 41
4.6 Pengumpul Data ........................................................................... 42
4.7 Pengolahan Data dan Analisis Data ............................................. 47
4.8 Etika Penelitian ............................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 54

xiv
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL

ARDS : Acute Respiratory Distress Syndrome

Covid-19 : Corona Virus -19

KLB : Kejadian Luar Biasa

MERS : Middle East Respiratory Syndrome

SARS-CoV-2 : Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2

RI : Republik Indonesia

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

SARS : Severe Acute Respiratory Syndrome

SARI : Severe Acute Respiratory Infection-SARI

WHO : World Heath Organization

xv
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1.1 Daftar Studi Terdahulu ................................................... 6
Tabel 4.1 Waktu Kegiatan Penelitian ............................................ 40
Tabel 4.2 Definisi Operasional ………………………………….. 41
Tabel 4.3 Skoring varianel ............................................................. 47
Tabel 4.4 Coding variabel .............................................................. 48
Tabel 4.6 Interpretasi Nilai frekuensi ............................................. 50

xvi
DAFTAR BAGAN/SKEMA

Hal
Bagan 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Terhadap Pengetahuan Masyarakat tentang
Pencegahan Covid - 19 di Masa Pandemi di Wilayah
Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember .............. 36

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan menjadi responden

Lampiran 2 Surat persetujuan menjadi subjek penelitian

Lampiran 3 Kuesioner penelitian

xviii
xix
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Coronavirus Disease merupakan penyakit yang sangat mudah menular

sehingga diperlukan upaya pencegahan penularan dengan membangun paradigma

positif dan proaktif melalui peran individu, keluarga dan masyarakat sehingga

memahami proses penularan penyakit tersebut (Nainggolan et al., 2020). Namun,

secara umum meskipun berbagai macam protokol telah diberlakukan oleh

pemerintah namun penambahan kasus covid-19 terjadi setiap harinya dengan

angka penularan yang masih cukup tinggi. Kementerian Kesehatan (2020) dalam

situs resminya mengungkapkan bahwa penambahan kasus hari perhari

menggambarkan bahwa kepatuhan terhadap protokol kesehatan masih belum

optimal (rendah) dilaksanakan oleh masyarakat (Kementrian Kesehatan RI, 2020).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020) dalam situs resmi

gugus tugas covid-19 mengungkapkan hingga 3 Oktober 2020 secara global

terdapat 216 negara telah terpapar covid-19 dengan prevalensi penderita yang

terkonfirmasi positif sebanyak 17.660.523 penderita, dengan angka kematian

mencapai 680.894 jiwa. Situasi covid -19 di Indonesia menunjukkan bahwa

terkonfirmasi positif sebanyak 299.506 kasus, dengan 63.399 kasus aktif dan

angka kematian mencapai 11.055 jiwa. Provinsi dengan prevalensi covid-19

tertinggi yaitu DKI Jakarta sebanya 77.452 kasus (25,9%) dan kedua yaitu Jawa

Timur sebanyak 44.649 kasus (14,9%). Situasi sebaran covid-19 di Jawa Timur

melalui situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Timur hingga 3 Oktober 2020

mencapai 44.649 penderita terkonfirmasi positif covid-19 dengan angka kematian

1
2

mencapai 3.260 jiwa (7,30%). Situasi pandemi covid -19 Kabupaten Jember

sendiri melalui situs resmi Pemerintah Kabupaten Jember hingga 3 Oktober 2020

kasus terkonfirmasi positif mencapai 846 penderita degan angka kematian

mencapai 53 jiwa (6,26%).

Keberhasilan pengendalian pencegahan covid-19 sangat ditentukan oleh

perilaku masyarakat (Mas’udi & Winanti, 2020). Sari & ‘Atiqoh (2020) pada

penelitianya menunjukkan sebanyak 30,65% pengetahuan masyarakat tentang

covid masih tidak baik serta 25,81% tidak patuh dalam menggunakan masker.

Sejalan dengan penelitian tersebut Yanti., et al (2020) menunjukkan bahwa 41%

memiliki sikap yang buruk terhadap pencegahan covid-19.

Pendidikan dan pemahaman masyarakat yang rendah serta menganggap

remeh covid-19 dan faktor dari dalam diri meliputi percaya pada takdir tanpa mau

berusaha menjaga diri atau menjaga kesehatan, faktor tekanan ekonomi yang

mengakibatkan tetap harus bekerja tanpa memperdulikan protokol kesehatan,

ketidakpercayaan terhadap kebijakan pemerintah, dan lemahnya instrumen hukum

dan kurang tegasnya pemerintah dalam pemberian sanksi terhadap pihak yang

tidak mematuhi protokol kesehatan merupakan faktor yang dapat mengakibatkan

tidak disiplinnya masyarakat mematuhi protokol kesehatan (Sutrayanti, 2020).

Tindakan pencegahan merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan

dan masyarakat. Langkah pencegahan di masyarakat adalah dengan menjaga

kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer atau mencuci tangan dengan

sabun dan air mengalir, menghindari menyentuh bagian wajah (seperti, mata,

hidung, dan mulut), menerapkan etika batuk dan bersin, memakai masker dan

menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang lain (Jaji, 2020).


3

Pendidikan kesehatan merupakan suatu cara penunjang program-program

kesehatan yang dapat menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan

dalam waktu yang pendek. Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan dapat

berperan untuk merubah perilaku individu, kelompok dan masyarakat sesuai

dengan nilai-nilai kesehatan. Perubahan perilaku yang diharapakan adalah dapat

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya sakit,

melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan

kesehatan masyarakat sehingga perubahan perilaku merupakan hasil dari

pendidikan kesehatan. Metode penyuluhan dengan memaparkan materi-materi

dengan menampilkan edukasi tentang penyakit yang sedang mewabah merupakan

salah satu alternative yang bisa menambah pengetahuan masyarakat terkait

penyakit tersebut. Pemaparan materi yang intens akan mempermudah masyarakat

untuk memahami apa yang disampaikan dalam edukasi kesehatan (Utari, 2015).

Pengetahuan masyarakat merupakan hasil dari rasa keingintahuan melalui

proses sensori, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu.

Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku

terbuka atau open behavior (Donsu, 2017). Terjadinya perubahan pengetahuan

pada seseorang maka akan terjadi perubahan perilaku kesehatan (Nurmala et

al.,2018). Besarnya dampak penyakit dan penyebaran pandami covid-19 secara

cepat memberikan efek luar biasa terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat

khususnya kesehatan. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

sebuah studi yaitu pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan

masyarakat tentang pencegahan covid - 19 di masa pandemi di Wilayah Kerja

Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember


4

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang pencegahan covid

- 19 di masa pandemi di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang pencegahan covid - 19 di

masa pandemi di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus pada penelitian ini adalah :

a. Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang pencegahan covid - 19 di

masa pandemi sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan di Wilayah Kerja

Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

b. Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang pencegahan covid - 19 di

masa pandemi sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan di Wilayah Kerja

Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

c. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan

masyarakat tentang pencegahan covid - 19 di masa pandemi di Wilayah

Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember


5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Diharapkan penelitian ini dapat

memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Ilmu Keperawatan

berupa data pendukung terkait pengetahuan masyarakat tentang covid-19

serta sebagai upaya turut serta dalam pengendalian dan pencegahan

penyebaran pandemi covid-19

1.4.2 Bagi Fasilitas Kesehatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

dasar pengambilan kebijakan dalam upaya peningkatan edukasi berupa

upaya promosi kesehatan bagi masyarakat dengan memberikan sosialisasi

secara berkala melalui kader, gugus tugas, dan tiga pilar kesehatan

masyarakat di komunitas dalam upaya pencegahan dan pengendalian

penyebaran covid-19

1.4.3 Bagi Penderita Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

informasi tentang pendemi covid-19 sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan masyarakat dalam upaya pengendalian pencegahan penularan

covid-19

1.4.4 Peneliti Selanjutnya Diharapkan penelitian ini menjadi sumber data bagi

penelitian selanjutnya dengan mengembangkan berbagai metode dan

pendekatan sehingga dapat dikembangkan dalam metode asuhan

keperawatan yang secara spesifik dapat diimplementasikan pada

population at risk
6

1.5 Keaslian Penelitian

Peneliti, Tahun Judul Metode Hasil


(B. Yanti et al., Pengetahuan, Metode Hasil penelitian menunjukkan bahwa 99%
2020) sikap dan penelitian cros pengetahuan responden tentang covid
perilaku sectional dalam kapasitas baik, 41% menunjukkan
masyarakat dengan teknik sikap yang buruk terhadap pencegahan,
terhadap random dan 93% menunjukkan perilaku baik.
kebijakan jaga sampling dan
jarak sebagai analisis
cara deskriptif
pencegahan
penularan
covid-19 di
Indonesia
(Sari & ‘Atiqoh, Hubungan Pendekatan Hasil penelitian menunjukkan sebanyak
2020) antara cross sectional 30,65% pengetahuan masyarakat tentang
pengetahuan dengan teknik covid masih tidak baik, sedangkan 69,35%
masyarakat total sampling sudah baik. Serta menunjukkan 25,81%
dengan dan analisis tidak patuh dalam menggunakan masker
kepatuhan che square dan 74,19% sudah patuh dalam
penggunaan menggunakan masker. Uji statistik
masker sebagai menunjukkan adanya hubungan
upaya pengetahuan masyarakat dengan
pencegahan kepatuhan menggunakan masker
penyakit covid- (p=0,004)
19 di
Ngronggah
(Wulandari et Hubungan Metode faktor umur, pendidikan, status pekerjaan
al., 2020) karakteristik penelitian cros dan posisi dalam keluarga tidak
individu dengan sectional berhubungan dengan pengetahuan
pengetahuan dengan teknik pencegahan covid-19, namun faktor jenis
pencegahan purposive kelamin berhubungan dengan pengetahuan
corona virus sampling pencegahan covid (p=0,013)
desease pada menggunakan
masyarakat uji che square
kalimantan
selatan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan

2.1.1 Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan suatu penerapan konsep pendidikan di

dalam bidang kesehatan (Sharma & Romas, 2012). Pendidikan kesehatan

merupakan suatu kegiatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Konsep dasar

pendidikan merupakan suatu proses belajar. Hal ini berarti di dalam pendidikan

itu terjadi proses perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih

baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat, dari tidak

tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi

masalah kesehatan menjadi mampu mengatasi masalah kesehatan. Konsep ini

berangkat dari asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam

kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup di dalam masyarakat selalu

memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa, lebih mampu, lebih tahu dan

sebagainya (Beale, 2017)

Pendidikan kesehatan membantu individu mengontrol kesehatannya

sendiri dengan cara memengaruhi, menguatkan keputusan atau tindakan yang

sesuai dengan nilai dan tujuan mereka sendiri. Nilai pendidikan turun–naik

bersama tingkat pengetahuan yang diperoleh, dan daya upaya pendidikan penting

pada orang yang pengetahuannya masih rendah (Nurmala, 2018).

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,

dimana perubahan tersebut bukan proses pemindahan materi dari seseorang ke

7
8

orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Artinya perubahan tersebut

terjadi adanya kesadaran dari dalam individu atau masyarakat itu sendiri.

Pendidikan kesehatan merupakan istilah yang diterapkan pada penggunaan proses

pendidikan secara terencana untuk mencapai tujuan kesehatan (Snelling, 2014).

Pendidikan kesehatan adalah komponen dari program kesehatan dan

program kedokteran yang terencana guna menimbulkan perilaku, individu,

kelompok dan masyarakat dengan melakukan upaya promotif dan preventif tanpa

mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative (Edelman & Connelly, 2018)

2.1.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan

Secara umum tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku

individu atau masyarakat dibidang kesehatan. Akan tetapi, perilaku mencakup hal

yang luas sehingga perilaku perlu dikategorikan secara mendasar yang berkaitan

dengan kesehatan. Tujuan pendidikan kesehatan dapat dirinci sebagai berikut:

Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimasyarakat oleh sebab itu,

pendidikan kesehatan bertanggung jawab mengarahkan caracara hidup sehat

menjadi kebiasaan hidup masyarakat sehari–hari. Mendorong individu agar

mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai

tujuan hidup sehat. Mendorong penggunaan dan pengembangan secara tepat

sarana pelayanan kesehatan yang ada (Notoadmodjo, 2014). Tujuan utama

pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menetapkan masalah dan

kebutuhan mereka sendiri Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap

masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan

dukungan dari luar (Gejir & Agung, 2017). Sedangkan tujuan dari pendidikan
9

kesehatan menurut Undang- undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

menyebutkan bahwa meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara

dan meningkatkan derajat kesehatan baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga

produktif secara ekonomi maupun secara sosial, pendidikan kesehatan disemua

program kesehatan baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan,

gizi masyarakat, pelayanan kesehatan maupun program kesehatan lainnya.

2.1.3 Media Pendidikan Kesehatan

Menurut Gejir & Agung (2017) media pendidikan kesehatan pada

hakekatnya adalah alat bantu pendidikan yang digunakan oleh pendidik dalam

menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran. Media adalah perantara yang

menghantarkan informasi antara sumber ke penerima (Junaedi & Sukmono,

2018). Pesan, ide, gagasan atau informasi yang disampaikan pengajar atau

pembicara akan mudah diterima apabila diberikan dengan metode dan media yang

benar dan baik (Widayati, 2019). Notoadmodjo (2014) menjelaskan bahwa media

sebagai alat bantu pendidikan kesehatan terdiri dari tiga jenis yaitu alat bantu lihat

(visual aids), alat bantu dengar (audio aids), alat bantu lihat-dengar (audio visual

aids). Alat bantu lihat (visual aids) berguna dalam membantu menstimulasi indera

mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada dua

bentuk yaitu alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip dan alat-alat

yang tidak diproyeksikan, Alat-alat bantu dengar (audio aids) berguna dalam

membantu menstimulasi indera pendengaran pada waktu proses penyampaian

bahan pendidikan/ pengajaran. Misalnya piringan hitam, radio, pita suara, dan

sebagainya. Alat bantu lihat-dengar (audio visual aids), seperti televisi dan video.
10

Alat-alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids. Dalam

menerima sesuatu yang baru, manusia mempunyai kecenderungan untuk

melupakan atau lupa. Untuk mengatasi hal tersebut Audio Visual Aids akan

membantu menegakkan pengetahuan-pengetahuan yang telah diterima oleh

manusia sehingga apa yang diterima akan lebih lama disimpan didalam ingatan.

Notoadmodjo (2014) membagi media sebagai penyaluran pesan-pesan

kesehatan menjadi tiga jenis yaitu:

a. Media Cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat

bervariasi antara lain: booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-

pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar, leaflet

ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui

lembaran yang dilipat, isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun

gambar, atau kombinasi, flyer (selebaran) ialah seperti leaflet tetapi tidak

dalam bentuk lipatan, flip chart (lembar balik) ialah media penyampaian

pesan atau informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik,

biasanya dalam bentuk buku dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar

peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau infomasi berkaitan

dengan gambar tersebut, rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau

majalah mengenai bahasan suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan, poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-

pesan/informasi kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di

tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum, foto yang mengungkapkan

informasi kesehatan. Media cetak memiliki beberapa kelebihan yaitu tahan


11

lama, mencakup banyak orang, biaya tidak tinggi, tidak perlu listrik, dapat

dibawa kemana-mana dan mempermudah pemahaman. Walaupun demikian

media cetak juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek

suara dan efek gerak serta mudah terlipat (Notoadmodjo, 2014).

b. Media Elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau

informasi-informasi kesehatan, jenisnya berbeda-beda antara lain televisi,

radio, video, slide, dan film strip. Media elektronik memiliki beberapa

kelebihan yaitu sudah dikenal masyarakat, mengikut sertakan semua panca

indera, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar

bergerak, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif besar, dan sebagai

alat diskusi serta dapat diulang-ulang. Walaupun demikian media elektronik

juga memiliki kelemahan yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik,

perlu alat canggih untuk produksinya dan perlu terampil dalam pengoperasian

(Notoadmodjo, 2014).

c. Media Papan (Billboard)

Papan (billboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai dan

diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan

disini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang

ditempel pada kendaraan-kendaraan umum seperti bus dan taksi

(Notoadmodjo, 2014).
12

2.1.4 Metode dan Teknik Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoadmodjo (2014) metode dan teknik promosi kesehatan atau

pendidikan kesehatan adalah suatu kombinasi antara cara–cara atau metode dan

alat–alat bantu atau media yang digunakan dalam setiap pelaksana promosi

kesehatan. Dengan kata lain, metode dan teknik pendidikan kesehatan adalah

dengan cara dan alat apa yang digunakaan oleh pelaku pendidik kesehatan untuk

menyampaikan pesan–pesan kesehatan atau mentranformasikan perilaku

kesehatan kepada sasaran atau masyarakat. Berdasarkan sasarannya, metode dan

tehnik promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Metode Pendidikan kesehatan individual

Metode ini digunakan apabila antara promotor dan sasaran dapat

berkomunikasi tatap wajah (face to face) maupun melalui saran komunikasi

lainnya, misalnya telepon, cara ini paling efektif, karena antara petugas

kesehatan dan klien dapat saling berdialog, saling merespon dalam waktu

yang bersamaan. Dalam menjelaskan masalah kesehatan bagi klien petugas

kesehatan dapat menggunakan alat bantu atau peraga yang relevan dengan

masalahnya. Metode dan teknik promosi kesehatan individual ini yang sering

digunakan adalah councelling (Notoadmodjo, 2014)

b. Metode pendidikan kesehatan kelompok

Teknik dan metode pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan kelompok

ini digunakan untuk sasaran kelompok. Sasaran kelompok dibedakan menjadi

dua yakni kelompok kecil dan kelompok besar. Disebut kelompok kecil jika

kelompok sasaran terdiri antara 6 – 15 orang, sedangkan kelompok besar bila

sasaran diatas 15 sampai dengan 50 orang. Oleh sebab itu, metode promosi
13

kesehatan kelompok juga dibedakan menjadi 2 yaitu: Metode dan teknik

pendidikan kesehatan untuk kelompok kecil, misalnya: diskusi kelompok,

metode curah pendapat (brain storming), bola salju (snow ball), bermain

peran (role play), metode permainan stimulasi (stimulation game), dan

sebagainya. Untuk mengefektifkan metode ini perlu dibantu dengan alat

bantu atau media, misalnya: lembar balik (flip chart), alat peraga, slide dan

sebagainya. Metode dan teknik pendidikan kesehatan untuk kelompok besar,

misalnya: metode ceramah yang diikuti atau tanpa diikuti dengan tanya

jawab, seminar, loka karya, dan sebagainya. Untuk memperkuat metode ini

perlu dibantu pula dengan alat bantu misalnya: overhead projector, slide

projector, film, sound system, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2014).

c. Metode pendidikan kesehatan massa.

Apabila sasaran pendidikan kesehatan adalah masal atau publik, metode

penyampaiannya memang paling sulit, karena sasaran publik sangat

bervariasi, baik dilihat dari kelompok umur, tingkat pendidikan, tingkat

sosial ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya. Masing–masing kelompok

sasaran yang sangat bervariasi tersebut berpengaruh terhadap cara

merespons, cara mempersiapkan dan pemahaman terhadap pesan–pesan

kesehatan. Kita harus merancang dan memberikan pesan–pesan kesehatan

kepada massa tersebut dengan metode, teknik, dan isi yang sama.

Notoatmodjo (2010) menyatakan metode dan teknik promosi kesehatan atau

pendidikan kesehatan untuk massa yang sering digunakan adalah: Ceramah

umum (Public speaking), misalnya dilapangan terbuka dan tempat–tempat

umum. Penggunaan media massa elektonik, seperti radio dan televisi.


14

Penyampaian pesan melalui radio atau televisi ini dapat dirancang dengan

berbagai bentuk, misalnya sandiwara (drama) dan sebagainya. Penggunaan

media cetak, seperti koran, majalah, buku, leaflet, selebaran, poster, dan

sebagainya. Penggunaan media diluar ruang, misalnya: billboard, spanduk,

umbul – umbul, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2014).

2.1.5 Strategi Penyampaian Pendidikan Kesehatan

Strategi pendidikan kesehatan adalah cara-cara yang dipilih untuk

menyampaikan materi, disesuaikan dengan kondisi lingkungan, sifat, ruang

lingkup dan urutan kegiatan, termasuk juga didalamnya komponen-komponen

materi pendidikan kesehatan (Nurmala, 2018). Penyampaian pendidikan

kesehatan pada remaja, dapat dilakukan dengan menggunakan metode

penyampaian pesan yang sederhana dan menggunakan alat bantu sebagaimana

dijelaskan menurut Nurhidayah (2010) metode penyampaian pesan sebaiknya

sederhana, menarik dan mudah dipahami agar peserta benarbenar memahami

pesan yang disampaikan, adapun metode penyampaian pesan tersebut adalah

dengan menggunakan metode ceramah. Dalam melaksanakan proses pendidikan

kesehatan menggunakan metode ceramah, penyampaian materi bersifat teoritis

dan dilanjutkan dengan menggunakan alat bantu seperti gambar, slide atau film.

2.2 Konsep Penyakit Covid-19

2.2.1 Pengertian

Kementerian Kesehatan RI (2020) menjelaskan bahwa Covid-19

(Coronavirus Disease 2019) merupakan penyakit menular dimana yang menjadi


15

penyebabnya adalah SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome

Coronavirus 2). SARS-CoV-2 sendiri yakni coronavirus jenis baru dimana

sebelumnya belum pernah diidentifikasi pada manusia. Diketahui setidaknya ada

dua coronavirus jenis ini yang memicu penyakit yang bisa berakibat pada gejala

berat semacam SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle

East Respiratory Syndrome) (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Sejak 1930-an virus Corona telah dikenal serta diketahui ada dalam tubuh

hewan. Kemudian pada 2002 ditemukan penyakit SARS (Severe Acute

Respiratory Syndrome) dimana kemunculannya sebagai penyakit baru golongan

Virus Corona. Tahun-tahun berikutnya yakni pada 2012 ditemukan lagi penyakit

di Timur tengah dengan nama MERS (Middle East Respiratory Syndrome)

dimana juga termasuk dalam golongan Virus Corona. Puncaknya dimulai di Kota

Wuhan, Tiongkok, pada Desember 2019 yakni terjadi KLB (kejadian luar biasa)

kasus pneumonia (radang paru-paru) yang mana penyebabnya juga berasal dari

golongan Virus Corona, namun virus ini sebelumnya belum pernah diketahui,

oleh karenanya dinamakan dengan Novel Coronavirus (novel, paling baru).

WHO secara resmi pada 11 Februari 2020 menamakan virus jenis baru ini

sebagai SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2)

dengan Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) sebagai nama penyakitnya. Ada

dua pendapat asal nama virus tersebut. Pertama, di bawah mikroskop elektron

bentuk virus mirip korona pada gerhana matahari. Pada gerhana matahari ada

cincin di sekitar gerhana yang disebut korona. Kedua, bentuk Virus Corona mirip

dengan mahkota ratu atau raja. Dalam Bahasa Latin, corona berarti mahkota

(Sutaryo et al., 2020).


16

2.2.2 Epidemiologi

Diduga kasus tersebut berkaitan dengan pasar hewan di Wuhan berdasar

pada penyelidikan epidemiologi yang sudah dilakukan. Penyakit Covid-19 yakni

penyakit menular jenis baru dimana dimulai dengan terjadinya kasus pneumonia

di Wuhan, China pada akhir tahun 2019 yang tidak diketahui etiologinya (Li et al,

2020). Pemerintah China mengumumkan pada 7 Januari 2020, bahwa kasus

tersebut disebabkan Coronavirus jenis baru dimana selanjutnya dinamakan

dengan SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2).

Tanggal 30 Januari 2020 oleh karena akibat penularannya yang begitu cepat,

selanjutnya WHO mengumumkan Covid-19 sebagai KKMMD/PHEIC. Angka

kematian kasar bervariasi dipengaruhi oleh populasi, ketersediaan pemeriksaan

laboratorium, dan perkembangan wabah dari penyakit tersebut di suatu negara

(Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Negara pertama yang melaporkan adanya pandemi tersebut diluar China

adalah Jepang dan Korea Selatan melaporkan kasus pertama Covid-19 dimana

selanjutnya berkembang ke berbagai negara. Hingga 30 Juni 2020 WHO

melaporkan telah terjadi kasus sebanyak 10.185.374 konfirmasi dengan kematian

sejumlah 503.862 di berbagai belahan dunia (CFR 4,9%). United Kingdom, India,

Brazil, Amerika Serikat, dan Rusia merupakan negara yang melaporkan kasus

konfirmasi terbanyak dan juga Spanyol, Perancis, Italia, United Kingdom, dan

Amerika Serikat merupakan negera dengan angka kematian tertinggi. Indonesia

sendiri melaporkan kasus Covid-19 pertama pada 2 Maret 2020 yang sampai

sekarang total kasusnya kian mengalami peningkatan. Kementerian Kesehatan

hingga 30 Juni 2020 melaporkan telah terjadi kasus konfirmasi Covid-19


17

sejumlah 56.385 dengan kasus meninggalnya sejumlah 2.875 (CFR 5,1%) dengan

total 34 provinsi. Lebih dari separuh (51,5%) kasus dialami laki-laki. Rentang

usia 45-54 tahun merupakan prevalensi tertinggi sedangkan pada usia 0-5 tahun

yang paling sedikit terjadi. Angka kematian paling tinggi dilaporkan pada pasien

berusia 55 hingga 64 tahun. (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

2.2.3 Etiologi

Coronavirus yang tergolong dalam family coronavirus merupakan

penyebab covid-19. virus tersebut yakni virus dengan RNA strain tunggal positif,

tidak bersegmen dan berkapsul. 4 struktur protein utamanya yakni: protein E

(selubung), glikoprotein spike S (spike), glikoprotein M (membran), dan protein N

(nukleokapsid). Coronavirus termasuk keluarga Coronaviridae dengan ordo

Nidovirales. Coronavirus yang mana merupakan COVID-19 bergenus

betacoronavirus dimana secara umum bentuknya bundar, berdiameter 60-140 nm,

serta dengan beberapa pleomorfik. Ada 4 genus Coronavirus yakni

deltacoronavirus, gammacoronavirus, betacoronavirus, dan alphacoronavirus.

Penelitian oleh Doremalen et al (2020) dalam (Kementerian Kesehatan RI,

2020) menemukan bahwa Coronavirus bisa bertahan pada stainless steel dan

permukaan plastik sampai dengan 72 jam serta diketahui pula pada tembaga

kurang dari 4 jam serta pada kardus kurang dari 24 jam. Coronavirus sensitif akan

panas dan sinar UV, dan bisa dinonaktifkan dengan lipid solvents (pelarut lemak)

seperti khlorofom kecuali khlorheksidin, asam peroksiasetat, disinfektan yang

mengandung klorin, etanol 75%, dan eter.


18

2.2.4 Penularan

Virus Corona hidup dan menular melalui droplet yang keluar melalui mulut

dan hidung orang yang terinfeksi. Droplet yakni partikel berisi air yang

diameternya >5-10 µm. Virus Corona bisa bertahan hidup selama tiga jam di

udara bebas serta bisa hidup lebih lama jika menempel pada permukaan benda di

sekitar. Hal ini yang menyebabkan kemungkinan terjadinya penyebaran infeksi

baru secara tidak langsung (Sutaryo et al., 2020).

Coronavirus sendiri ditularkan antara hewan dan manusia atau disebut

dengan zoonsis. Berbagai penelitian menjelaskan, Coronavirus ditularkan dari

civet cats (luwak) pada manusia namun, sampai saat ini belum diketahui secara

pasti hewan yang menularkan penyakit COVID-19 ini. Coronavirus bermasa

inkubasi rata-rata 5 hingga 6 hari, dengan rentang satu hingga empat belas hari,

akan tetapi bisa juga mencapai 14 hari. Hari-hari pertama penyakit merupakan

risiko penularan tertinggi hal ini dikarenakan tingginya konsentrasi virus pada

sekret. Orang yang terinfeksi bisa menularkannya hingga 48 jam sebelum

presimptomatik (onset gejala) dan hingga 14 hari sesudah onset gejala

(Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Studi virologi dan epidemologi menghasilkan, COVID-19 umumnya

ditularkan dari seseorang yang mengalami gejala (simptomatik) menuju seorang

yang lainnya yang berada jarak dekat melalui droplet. Terjadi penularannya bisa

lewat kontak langsung maupun kontak tidak langsung dengan seorang yang

terinfeksi. Tejadinya penularan secara langsung melalui droplet yakni saat seorang

ada dalam jarak dekat yaitu kurang dari semeter dengan seorang yang bergejala

pernapasan (contohnya, bersin atau batuk) sehingga droplet berisiko masuk


19

melalui konjungtiva mata mulut maupun hidung. Terjadinya penularan secara

tidak langsung bisa lewat permukaan maupun benda yang terkontaminasi droplet

disekitar seseorang yang terinfeksi maupun dengan benda atau permukaan yang

dipakai oleh orang yang terkena infeksi contohnya, termometer atau stetoskop

(Kementerian Kesehatan RI, 2020).

2.2.5 Karakteristik

Burhan et al (2020) menjelaskan bahwa Coronavirus berdiameter kisaran 50

hingga 200 mikron, sering pleimorfik, partikelnya berbentuk elips atau bulat, dan

memiliki kapsul. Virus tersebut sifatnya sensitif akan panas serta bisa diinaktifkan

secara efektif oleh desinfektan selama 30 menit bersuhu 56℃ yang mengandung

kloroform, oxidizing agent, formalin, detergen non-ionik, asam perioksiasetat,

alkohol, dan eter. Klorheksidin dalam menonaktifkan virus tidaklah efektif.

2.2.6 Patogenesis dan Patofisiologi

Penularan Coronavirus dari hewan ke manusia serta dari manusia ke

manusia lewat oral, feses, transmisi droplet, dan transmisi kontak. Virus tersebut

umumnya menginfeksi orang dewasa serta anak bergejala klinis ringan semacam

faringitis dan common cold dan juga bisa memicu diare pada dewasa. Umumnya

infeksi virus ini kerap terjadi pada musim semi dan dingin. Kondisi ini

berhubungan dengan faktor iklim serta perpindahan atau pergerakan populasi

yang relatif banyak perpindahan atau perjalanan. Bukan hanya hal tersebut, ciri

dari virus ini umumnya lebih menyukai kelembaban yang relatif tidak terlalu

tinggi dan menyukai suhu dingin (Burhan et al., 2020).


20

Burhan et al.,(2020) menjelaskan masa inkubasi virus membutuhkan sekitar

3 hingga 7 hari sampai timbul penyakit yang mengakibatkan pneumonia. Paparan

virus dalam satu waktu dan berjumlah besar, bisa memunculkan penyakit

meskipun fungsi sistem imun tubuh normal. Mereka yang memiliki sistem imun

lemah misalnya wanita hamil, orang tua, serta sebagainya, maka penyakit ini

secara progresif cenderung lebih parah serta lebih cepat. Infeksi Coronavirus

menjadikan lemahnya sistem imun tubuh terhadap virus ini oleh karenanya bisa

terjadi re-infeksi. Hanya melalui sel host-nya sajalah coronavirus ini dapat

memperbanyak diri. Tanpa sel host, virus ini tidak dapat hidup (Burhan et al.,

2020).

2.2.7 Manifestasi Klinis

Pasien menunjukkan gejala gangguan sistem pernapasan yang ringan dan

demam. Waktu inkubasi Virus Corona Rerata adalah 5 hingga 6 hari dengan

periode inkubasi bisa berbeda pada tiap individu hingga 14 hari dari infeksi.

Gejala yang paling umum ditemukan adalah demam dan batuk tidak berdahak.

Hampir 90% kasus menunjukkan gejala demam dan 67% menunjukkan gejala

batuk tidak berdahak. Kemudian disusul dengan 40% pasien mengeluhkan gejala

fatigue (tidak enak badan/pegal-pegal) dan 33% pasien melaporkan adanya batuk

berdahak. Gejala kesulitan bernapas (dyspnea)dilaporkan mencapai 18.6%.

sebagian besar gejala yang dilaporkan oleh pasien COVID-19 hampir sama

dengan gejala flu. Namun, pasien COVID-19 jarang mengeluhkan adanya gejala

hidung tersumbat atau pilek dibandingkan dengan flu pada umumnya (Sutaryo et

al., 2020).
21

Beberapa gejala klinis pokok yang timbul yakni kesulitan bernapas, batuk, serta

demam (dengan suhu melebihi 380c). Dapat pula diikuti dengan kondisi gejala

saluran napas lainnya, gejala gastrointestinal (diare), mialga, fatigue, dan sesak

memberat. Setengahnya dari total pasien dalam waktu satu minggu mengalami

sesak. Dalam kasus yang berat ditemukan adanya perburukan secara progresif dan

cepat semacam disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari, pendarahan,

asidosis metabolik yang susah dikoreksi, syok septik, dan ARDS. Umumnya

pasien yang memiliki gejala ringan akan diikuti dengan kondisi demam.

Mayoritas pasien berprognosis baik, serta minoritasnya berkondisi kritis bahkan

mengalami kematian. Burhan et al., (2020) menjelaskan bahwa sindrom klinis

yang bisa terjadi apabila terinfeksi dapat berupa:

a. Tidak berkomplikasi

Adalah kondisi yang paling ringan. Gejalanya berwujud gejala yang tidak

spesifik. Umumnya gejala utamanya tetap dialami semisal nyeri otot, sakit

kepala, malaise, kongesti hidung, nyeri tenggorokan, batuk, dan demam.

Beberapa kasus yang dijumpai bergejala relatif ringan dan tidak disertai

demam. Pasien dengan kondisi tersebut tidak mempunyai gejala komplikasi

seperti napas pendek, sepsis, dan dehidrasi.

b. Pneumonia ringan

Gejala utamanya yakni sesak, batuk, dan demam. Akan tetapi tidak ditemukan

gejala pneumonia berat. Anak-anak yang memiliki pneumonia tidak berat

gejala yang ditunjukkan yakni batuk tampak sesak, atau susah bernapas diiringi

dengan takipnea atau napas cepat dengan tidak ditemukan tanda pneumonia

berat.
22

c. Pneumonia berat

Pasien dewasa gejala yang muncul diantaranya indikasi infeksi saluran napas

dan demam. Gejala yang timbul yakni takipnea (dengan frekuensi napas lebih

dari 30x/menit), saturasi oksigen pasien, atau distress pernapasan berat.

d. ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)

Yakni onset baru atau gejala respirasi yang memburuk dalam seminggu

sesudah diketahuinya kondisi klinis. Kondisi hipoksemia menentukan taraf

berat ringannya ARDS.

e. Sepsis

Yakni sebuah kondisi respons disregulasi tubuh atas infeksi yang terbukti atau

suspek infeksi dengan diikuti ketidakberfungsian sistem organ. Disfungsi organ

memiliki beberapa tanda yakni hiperbilirubinemia atau tinggi laktat, asidosis,

trombositopenia, kulit mottling, tekanan darah rendah atau akral dingin, nadi

terasa lemah, frekuensi nadi meningkat, keluaran urin berkurang, saturasi

oksigen rendah, frekuensi napas cepat atau susah bernapas, dan perubahan

status mental.

f. Syok septik

Kondisi syok septik ditandai dengan adanya hipotensi persisten sesudah

resusitasi volum adekuat sehingga guna mempertahankan serum laktat > 2

mmol/L dan MAP ≥ 65 mmHg diperlukan vasopressor.


23

2.2.8 Diagnosis

Burhan et al., (2020) menjelaskan bahwa diagnosis pada pasien dengan

infeksi coronavirus meliputi:

a. Anamnesis

Burhan et al., (2020) menjelaskan bahwa pada anamnesis umumnya

menunjukkan tiga gejala pokok yakni sesak atau sulit bernapas, batuk kering,

dan demam. Pasien usia geriatri atau pada orang-orang yang mengalami

imunokompromis tidak muncul demam. Gejala lainnya yang umumnya muncul

bisa berupa batuk darah, diare, lemas, nyeri otot, dan nyeri kepala. Selain

gejala tersebut pada sebagian kondisi tertentu bisa muncul Severe Acute

Respiratory Infection-SARI (gejala infeksi saluran napas akut berat)

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik bisa dilakukan bergantung kepada berat ringannya

manifestasi klinis (Burhan et al., 2020). Hasil pengukuran tingkat kesadaran

menunjukkan komposmentis hingga penurunan kesadaran. Hasil pemeriksaan

tanda vital umumnya terjadi suhu tubuh meningkat, tekanan darah menurun

atau normal, frekuensi napas meningkat, dan frekuensi nadi meningkat.

Saturasi oksigen bisa turun atau normal serta ditemukan adanya retraksi otot

pernapasan. Pemeriksaan fisik paru umumnya didapatkan ronki kasar, bronkial

atau suara napas bronkovesikuler, redup pada daerah konsolidasi, fremitus raba

mengeras, dan inspeksi tidak simetris statis dan dinamis.

c. Pemeriksaan Penunjang

Kepada semua pasien yang diduga terkena infeksi COVID-19, WHO memberi

rekomendasi untuk melakukan pemeriksaan molekuler. Anjurannya dengan


24

metode Nucleic Acid Amplification Test (NAAT)/deteksi molekuler semisal

pemeriksaan RTPCR (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Saluran napas bawah

(BAL, bilasan bronkus, sputum, apabilaa menggunakan endotrakeal tube bisa

dengan aspirat endotrakeal). Saluran napas atas dengan swab tenggorok

(orofaring dan nasofaring). Pemeriksaan RT-PCR SARS-CoV-2, (sequencing

apabila tersedia). (Burhan et al., 2020)

2.2.9 Tatalaksana

a. Farmakoterapi (medis)

Sampai sekarang, belum ditemukan obat yang spesifik atau vaksin yang

bisa mengobati atau mencegah Covid-19. Pengobatannya sendiri sementara

ini difokuskan sebagai terapi suportif dan simptomatis. Beberapa obat atau

vaksin masih diteliti lewat pengujian klinis (Kementerian Kesehatan RI,

2020). Pengobatan untuk Covid-19 ini masih bersifat suportif artinya hanya

bersifat dukungan keadaan umum misalnya demam diberi parasetamol, jika

asupan makan dan minum kurang dapat diberikan infus, jika ada infeksi oleh

bakteri lain dapat diberikan antibiotik. Hingga sekarang belum ditemukan

obat yang bisa melenyapkan Virus Corona dan belum ada vaksinnya.

Individu yang tanpa gejala atau bergejala ringan, tinggal di daerah yang

terdapat transmisi lokal, atau memiliki kontak dengan pasien yang positif

Covid-19 harus diisolasi mandiri di rumah, konsumsi makanan bergizi

seimbang, minum air, dan istirahat yang cukup. Selain itu, obat untuk demam

yang dianjurkan adalah parasetamol. Obat yang dilarang adalah obat untuk

demam ibuprofen karena dapat memperburuk keadaan penyakitnya. Individu

yang memiliki gejala yang lebih berat seperti mengalami keluhan sulit
25

bernapas atau sesak akan dirawat di ruang isolasi di rumah sakit dengan

perawatan suportif seperti bantuan oksigen dan pengawasan keseimbangan

cairan oleh tenaga kesehatan. Jika ditemukan penyakit penyerta lainnya, maka

penyakit penyerta akan ditangani juga. Penyakit penyerta misalnya asma,

diabetes, hipertensi, sakit jantung, sakit liver, sakit ginjal, stroke, dan lain-

lain. Ada dua obat yang diteliti dari sekian banyak obat, yaitu Klorokuin dan

Favipiravir (Avigan®). Klorokuin dan Hidroksiklorokuin baik klorokuin dan

hidroksiklorokuin memiliki efek imunomodulator (penguat sistem kekebalan

tubuh) yang mampu menekan proses peradangan. Pemberian obat ini di awal-

awal penyakit diperkirakan dapat mencegah perburukan penyakit sehingga

penyakit menjadi lebih ringan. Sebagai antivirus keduanya mempunyai

aktivitas mencegah virus ini untuk masuk ke dalam sel dan mengganggu

virus berkembang biak. (Sutaryo et al., 2020).

Hingga sekarang belum terdapat bukti talaksana spesifik atau penelitian

terhadap Covid-19. Belum terdapat tatalaksana antiviral atas infeksi

Coronavirus yang terbukti efektif. Penelitian terkait SARSCoV kombinasi

ritonavir dan lopinavir dihubungkan dengan pemberian manfaat klinis.

Pemakaian ritonavir dan lopinavir saat ini masih dilakukan penelitian tentang

keamanan dan efektivitas terhadap infeksi Covid-19. Suatu tatalaksana yang

belum terlisensi/teruji sebatas dapat diberikan dalam pengujian klinis dimana

MEURI (Monitored Emergency Use of Unregistered Interventions

Framework) atau melalui komite etik sudah menyetujuinya disertai dengan

pengawasan yang ketat. Hingga sekarang belum tersedia vaksin yang bisa

digunakan untuk pencegahan pneumonia Covid-19 ini (Burhan et al., 2020).


26

b. Non Farmakologi

Prinsip dasar penatalaksanaan non farmakologi meliputi (Burhan et al.,

2020): Deteksi dini dan pemilahan pasien Pemilahan pasien dan deteksi dini

yang berhubungan dengan infeksi Covid-19 wajib dijalankan dari ketika

pasien datang ke Rumah Sakit. Terkait dengan penangkapan kasus dan

deteksi dini, triase berperan penting yakni sebagai titik awal atau garda

terdepan yang bersentuhan dengan Rumah Sakit. Ketika pasien teridentifikasi

untuk yang pertama kali, maka untuk kasus yang ringan pasien diisolasi di

rumah sakit atau di rumah. Untuk kasus ringan berkemungkinan tidak buth

perawatan di rumah sakit, akan tetapi pengecualian jika terjadi perburukan

cepat. Seluruh pasien yang sudah dipulangkan apabila sakitnya memburuk

atau memberat, diperintahkan untuk kembali lagi ke rumah sakit. Isolasi pada

semua kasus Isolasi pada seluruh kasus dengan menyesuaikan gejala klinis

yang timbul, baik sedang maupun ringan. Suplementasi oksigen Pasien yang

mengalami syok, hipoksemia, distress napas, atau SARI segera diberikan

terapi oksigen. Perhatikan peralatan, penularan droplet, atau pencegahan

infeksi saat mentataksanaan. Observasi ketat Perlu dilakukan observasi ketat

terhadap kondisi pasien terkait sepsis, kegagalan respirasi progresif yang

cepat, dan tanda-tanda perburukan klinis, sehingga bisa dilakukan dengan

cepat penanganan intervensi suportifnya.


27

2.3 Konsep Pengetahuan

2.3.1 Definisi

Nurmala et al., (2018) menjelaskan bahwa pengetahuan yakni hasil tahu

serta pengetahuan dilahirkan sesudah seseorang melakukan pengindraan terhadap

obyek. Pengindraannya tersebut dengan memanfaatkan panca indra yakni indra

raba, rasa, penciuman, pendengaran, dan penglihatan. Ranah kognitif atau

pengetahuan adalah elemen terpenting dalam membentuk perilaku individu.

Pendapat lain memngenai pengetahuan dijelaskan oleh Notoadmodjo (2012)

dimana ia mendefinisikan pengetahuan sebagai hasil tahu serta terjadinya sesudah

manusia melaksanakan pengindraan atas suatu objek. Terjadinya penginderaan ini

lewat panca indra yang dimiliki manusia dimana mencakup indera raba, rasa,

penciuman, pendengaran, dan penglihatan. Intensitas perhatian persepsi atas objek

sangat memengaruhi dari awal penginderaan hingga menghasilkan pengetahuan.

Mayoritas pengetahuan individu didapat melalui telinga dan mata.

2.3.2 Fungsi pengetahuan

Pengetahuan yakni upaya manusia dengan suatu objek secara khusus,

tersistematis, dan terstruktur dengan menggunakan suatu metode dan

memanfaatkan semua potensinya. Pengetahuan ialah intisari atau sublimasi

dimana fungsinya sebagai kontrol atas moral akan pluralitas terhadap keberadaan

ilmu pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).


28

2.3.3 Sumber- Sumber Pengetahuan

Dua bagian besar dari sumber pengetahuan bisa dikelompokkan menjadi

yang bersumber dari budi (intelektual) dan dari daya indrawi manusia.

Pengetahuan indrawi sifatnya relasional, dimana dimiliki individu melalui

kemampuan pengindraannya. Individu juga mendapat pengetahuan sebab

melibatkan kekuatan psikis, kemampuan dari daya indra sendiri yakni dalam

ketunggalannya mampu menghubungkan berbagai hal yang konkret material.

Sifat dari pengetahuan indrawi adalah parsial dikarenakan oleh terdapatnya

ketidaksamaan kemampuan masing-masing indra. Pengetahuan intelektual yakni

pengetahuan yang sebatas bisa diraih manusia lewat rasio intelegensia.

Pengetahuan intelektual bisa menangkap kodrat objek atau bentuk serta tetap

menyimpan objek atau bentuk tersebut dalam dirinya (Notoatmodjo, 2010).

2.3.4 Jenis pengetahuan

Budiman (2013) memaparkan, pengetahuan memiliki beberapa jenis, yakni:

a. Pengetahuan Eksplisit

Yakni pengetahuan yang sudah disimpan dalam bentuk nyata, dapat berwujud

perilaku kesehatan.

b. Pengetahuan Implisit

Yakni pengetahuan yang masih tertanam dimana berisikan berbagai faktor

yang tidak bersifat nyata dan berbentuk pengalaman masa lalu seseorang,

semacam prinsip, perspektif, dan keyakinan pribadi.


29

2.3.5 Tingkat Pengetahuan

Sesuai pemaparan Notoatmodjo (2012) dimana menjelaskan, pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang terpenting dalam munculnya ovent

behavior (tindakan seseorang). Melalui penelitian serta pengalaman pada

kenyataannya didapat bahwa tingkah laku yang didasari pengetahuan cenderung

lebih langgeng dibanding yang tidak. Domain kognitif sendiri memuat uraian

tentang pengetahuan yang cukup yang memiliki enam tingkat meliputi:

a. Know (Tahu)

Tahu yakni mengingat materi yang sebelumnya sudah dipelajari. Tingkat

pengetahuan ini mencakup recall (mengingat kembali) atas sesuatu yang

khusus serta semua impuls yang sudah diterima atau seluruh bahan yang

dipelajari. Sehingga, “tahu” di sini termasuk tingkat pengetahuan yang yang

terendah.

b. Comprehention (Memahami)

Memahami ialah sebuah kemampuan guna menrangkan mengenai obyek yang

diketahui dengan benar dan dimana bisa memberi interprestasi terhadap objek

tersebut secara benar. Individu sudah paham akan materi atau objek dan

selanjutnya bisa meramalkan, menyimpulkan, menyebutkan contoh, dan

menjelaskan objek yang dipelajari tersebut.

c. Application (Aplikasi)

Aplikasi yakni kemampuan dalam memanfaatkan materi yang sudah

dipelajarinya dalam kondisi maupun situasi nyata (sebenarnya). Terkait ini

aplikasi dimaknai sebagai penggunaan atau aplikasi prinsip, metode, rumus,

hukum-hukum, serta lainnya dalam situasi atau konteks yang lainnya.


30

d. Analysis (Analisis)

Analisis yaitu seuah kemampuan guna menyatakan suatu obyek atau materi ke

dalam beberapa komponen namun masih di dalam satu struktur serta satu sama

lainnya masih berkaitan.

e. Syntesis (Sintesis)

Sintesis yakni sebuah kemampuan guna melakukan atau mengkaitkan berbagai

bagian dalam keseluruhan yang baru. Sintesi dengan kata lainnya yakni sebuah

kemampuan guna menyusun formulasi baru dari formulasi yang sebelumnya

sudah ada.

f. Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi berhubungan dengan kemampuan dalam menilai atau menjustifikasi

objek atau materi. Berbagai penilaian ini didasarkan pada sebuah kriteria yang

sudah ditetapkan maupun memanfaatkan berbagai kriteria yang sudah ada.

2.3.6 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2012) cara mengetahui pengetahuan meliputi:

a. Cara coba salah

Sebelum kebudayaan atau bahkan sebelum munculnya peradaban, manusia

sudah memakai cara ini. Cara coba salah ini dijalankan dengan memanfaatkan

berbagai kemungkinan dalam mencari solusi untuk pemecahan permasalahan

serta jika kemungkinan yang digunakan tersebut gagal maka akan dicoba

berbagai kemungkinan lainnya hingga permasalahan tersebut bisa

dipecahkan.
31

b. Otoritas atau cara kekuasaan

Sumber pengetahuan untuk cara kekuasan bisa berwujud pimpinan

masyarakat baik informal atau formal, pemegang pemerintah, ahli agama,

serta berbagai prinsip orang lain yang dikemukakan, dipunyai, dan diterima

oleh individu yang berotoritas, tanpa membuktikan kebenarannya atau

terlebih dulu melakukan pengujian baik berdasar pada penalaran sendiri

maupun fakta empiris.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat dimanfaatkan dalam usaha memperoleh

pengetahuan dimana caranya yakni kembali mengulang pengalaman

sebelumnya dalam mencari pemecahan masalah yang dihadapi pada masa

lampau.

d. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Dinamakan juga dengan metodologi penelitian atau metode penelitian ilmiah.

Pertama kali yang memprakarsai cara ini ialah Francis Bacon (1561-1626),

selanjutnya Deobold Van Daven mengembangkan cara ini hingga tercipta

sebuah cara guna melakukan penelitian di mana selanjutnya dinamakan

dengan penelitian ilmiah.

2.3.7 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor internal

1) Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (2014) pendidikan bisa memberi pengaruh pada

individu termasuk juga perilakunya terhadap gaya hidup khususnya dalam


32

menunjang motivasi untuk terlibat dalam pembangunan. Secara umum

bertambah tingginya pendidikan individu, akan semakin memudahkannya

dalam menerima informasi.

2) Pekerjaan

Notoatmodjo (2014) memberi penjelasan terkait pekerjaan sebagai hal

buruh yang wajib dijalankan khususnya guna menunjang kehidupan

keluarga maupun kehidupan individu itu sendiri. Pekerjaan bukan suatu

sumber kesenangan, namun lebih kepada cara mencari nafkah yang banyak

tantangan, berulang, dan membosankan. Sementara bekerja biasanya

adalah aktivitas yang menyita waktu. Ibu-ibu yang bekerja akan

berpengaruh pada kehidupan keluarganya.

3) Umur

Sesuai pemaparan dari Notoatmodjo (2014), bahwa usia ialah umur

seseorang dimana perhitungannya dimulai ketika dilahirkan hingga

berulang tahun. Umur yang bertambah cukup, maka tingkat kekuatan dan

pola pikir individu akan lebih matang bekerja. Dari sisi keyakinan

masyarakat, individu yang lebih dewasa akan lebih dipercayai dibanding

yang belum dewasa..

b. Faktor eksternal

1) Faktor lingkungan

Notoatmodjo (2014) memberi penjelasan terkait lingkungan sebagai semua

keadaan yang ada di sekitar individu serta pengaruh dari lingkungan bisa

memengaruhi perilaku serta perkembangan kelompok maupun individu.


33

2) Sosial budaya

Sikap dalam menerima informasi bisa juga dipengaruhi dengan adanya

sistem sosial budaya dalam masyarakat.

2.3.8 Kriteria Tingkat Pengetahuan

Arikunto (2013) memaparkan, pengetahuan bisa diinterpretasikan dan

diketahui dengan memanfaatkan skala yang bersifat kualitatif, yakni:

a. Kurang : Hasil presentase < 56%

b. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%

c. Baik : Hasil presentase 76% - 100%

2.3.9 Pengetahuan Masyarakat tentang Covid-19

Zhong (2020) pada penelitianya menemukan hubungan signifikan

karakteristik sosiodemografi berupa jenis kelamin, kelompok usia, status

pernikahan, tingkat pendidikan, dan asal daerah masyarakat China terhadap

pengetahuan tentang Covid-19 (p<0,001). Tingkat pengetahuan masyarakat terkait

dengan Covid-19 cukup beragam dari tingkatan kurang hingga tinggi, namun

sebagian besar menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat dalam kapasitas

yang baik dengan rata- rata mencapai 51,35% hingga 90,03% (Usman et al.,

(2020); (Purnamasari, 2020). Prevalensi pengetahuan tentang covid-19 juga

menunjukkan adanya tingkat pengetahuan masyarakat yang masih kurang

sebagaimana diungkapkan oleh (D. Yanti, 2020) dimana tingkat pengetahuan

kurang tentang covid-19 mencapai 40% .


BAB 3. KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan konsep teori pada tinjauan pustaka maka dikembangkan

kerangka konsep berdasarkan variabel- variabel yang diteliti sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Masyarakat di Pendidikan Tingkat Pengetahuan


Wilayah Kerja Kesehatan tentang Covid - 19
Puskesmas Sabrang

Faktor yang
memengaruhi
pengetahuan:

1. Internal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. umur
2. Eksternal
a. Lingkungan
b. Social
c. Budaya

Keterangan :

= Diteliti

= Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan


Terhadap Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Covid - 19 di
Masa Pandemi di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

3.2 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2017) hipotesis adalah pernyataan yang diterima

secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat

fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.

34
35

Hipotesis merupakan keterangan sementara dari hubungan fenomena-

fenomena yang kompleks hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin atau paling

tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknik, hipotesis adalah pernyataan

mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya melalui data yang

diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan

pernyataan keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel. Maka

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

3.2.1 Hipotesis penelitian

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

H1 : Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan

Masyarakat tentang Pencegahan Covid - 19 di Masa Pandemi

di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

3.2.2 Hipotesis statistik

Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah H 0 ditolak

bila Asymp Sig (2-sided) < 0,05 maka H1 diterima dengan demikian ada

pengaruh antara variabel x terhadap variebel y


BAB 4. METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian merupakan cara kerja untuk

meneliti dan memahami objek dengan dengan prosedur yang yang masuk akal dan

bersifat logis serta terdapat perolehan data yang valid (Notoadmodjo, 2017).

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen.

Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi terkendalikan. Metode penelitian yang digunakan adalah desain penelitian

dengan menggunakan metode pre-experimental design tipe one group pretest-

posttest (Sugiyono, 2017). One group pretest-posttest design merupakan kegiatan

penelitian yang memberikan tes awal (pretest) sebelum diberikan perlakuan,

setelah diberikan perlakuan barulah memberikan tes akhir (posttest) (Sugiyono,

2017). Penggunaan desain ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai,

yaitu untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan

masyarakat tentang pencegahan covid - 19 di Masa Pandemi di Wilayah Kerja

Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember.

Rancangan one group pretest-posttest design ini terdiri atas satu kelompok

yang telah ditentukan. Di dalam rancangan ini dilakukan tes sebanyak dua kali,

yaitu sebelum diberi perlakuan disebut prates dan sesudah perlakuan disebut

postest (Sugiyono, 2017). Adapun pola penelitian metode one group pretest-

posttest design dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah diberikan

36
37

perlakuan eksperimen. Skema desain penelitian yang digunakan sebagai berikut

(Sugiyono, 2017):

O1 O2
Keterangan :
O1 : Pengetahuan tentang pencegahan covid-19 sebelum
dilakukan Pendidikan Kesehatan
O2 : Pengetahuan tentang pencegahan covid-19 sesudah
dilakukan Pendidikan Kesehatan
X : Pendidikan Kesehatan

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Menurut Arikunto (2013) populasi merupakan keseluruhan subjek

penelitian. Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2017). Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel

yang menyangkut masalah yang diteliti. Variabel dapat berupa orang, kejadian,

perilaku, atau sesuatu yang lain yang akan dilakukan penelitian (Notoadmodjo,

2017). Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat yang berada di Dusun

Krajan Kidul RT 01 RW 16 Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten

Jember sebanyak 68 KK

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2017). Besarnya sampel yang

digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada formula Slovin (Sugiyono, 2017)

sebagai berikut :
38

Dimana :
: Ukuran sampel

N : Jumlah Populasi

e : Toleransi kesalahan (error tolerance), untuk

penelitian kesehatan sebesar 5% atau 0,05

Maka :

= 58,11 = 59

Sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

dengan level of significance sebesar 5% (0,05) yaitu sebesar 59 responden.

Terdapat dua kriteria sampel dalam sebuah penelitian yaitu kriteria inklusi

dan kriteria eksklusi. Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk

mengurangi hasil peneliian yang bias. Kriteria inklusi adalah karakteristik


39

umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang

akan diteliti (Nursalam, 2017). Sedangkan yang dimaksud dengan kriteria

eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi

kriteria inklusi dari penelitian karena sebab-sebab tertentu (Nursalam,

2017). Pada penelitian ini kriteria inklusi antara lain :

1. Bersedia ikut serta dalam penelitian

2. Mampu membaca dan menulis

3. Berada di wilayah kerja Puskesmas Sabrang

Sedangkan untuk Kriteria Eksklusi antara lain :

1. Terindikasi supek maupun konfirmasi Covid-19

2. Menolak ikut serta dalam penelitian

4.2.3 Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2017). Teknik sampling dalam penelitian

ini menggunakan Simple Random Sampling. Simple Random Sampling atau

sampel acak sederhana yaitu suatu teknik pengambilan sampel dari anggota

populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperharikan strata yang ada dalam

populasi tersebut sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama

untuk terpilih (Nursalam, 2017).

4.3 Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan lokasi penelitian dilaksanakan dan atau

sumberdata penelitian diambil (Nursalam, 2017). Tempat penelitian pada


40

penelitian ini adalah di wilayah kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember.

Dasar pemilihan lokasi adalah di desa tersebut telah banyak dilakukan aktifitas

berkumpul atau aktifitas yang mengumpulkan dan melibatkan banyak orang.

4.4 Waktu Penelitian

Rencana waktu penelitian disajikan dalam bentuk tabel kegiatan sebagai

berikut:

Table 4.1 Waktu Kegiatan Penelitian


Kegiatan Penelitian Waktu Pelaksanaan (Bulan)
12 1 2 3 4 5 6 7
Pengajuan judul penelitian
Penyusunan proposal
Seminar proposal
Revisi pasca seminar
Perijinan
Pengambilan data
Olah data
Penyusunan laporan akhir
Penyajian laporan
Penyusunan jurnal ilmiah
4.5 Definisi Operasional

Tabel 4.2 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Indikator Alat ukur Skala Hasil Ukur
1 Pengetahuan Kemampuan masyarakat 1. Penyebab covid-19 Kuesioner Rasio 1. bila jawaban benar nilai 1
tentang menjawab kuesioner 2. Karakter penyakit covid-19 2. bila jawaban salah salah nilai
covid-19 tentang pengetahuan 3. Cara penularan covid-19 0
sebelum covid-19 hingga 4. Pengetahuan tentang pencegahan
dilakukan tingkatan tahu yang berupa:
Pendidikan meliputi penggunaan a. menggunakan masker
kesehatan masker, physical b. physical distancing
distancing, cuci tangan, c. cuci tangan
kebersihan lingkungan d. kebersihan lingkungan
sebelum dilakukan
Pendidikan Kesehatan
2 Variabel Kemampuan masyarakat 1. Penyebab covid-19 Kuesioner Rasio 1. bila jawaban benar nilai 1
Independen: menjawab kuesioner 2. Karakter penyakit covid-19 2. bila jawaban salah salah nilai
Pengetahuan tentang pengetahuan 3. Cara penularan covid-19 0
tentang covid-19 hingga 4. Pengetahuan tentang pencegahan
covid-19 tingkatan tahu yang berupa:
sesudah meliputi penggunaan a. menggunakan masker
dilakukan masker, physical b. physical distancing
Pendidikan distancing, cuci tangan, c. cuci tangan
kesehatan kebersihan lingkungan d. kebersihan lingkungan
sesudah dilakukan
Pendidikan Kesehatan

41
4.6 Pengumpulan Data

4.6.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data

primer dan sekunder. Sumber data primer merupakan data sumber pertama yang

diperoleh dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil

pengisian kuesioner yang biasanya dilakukan oleh peneliti (Arikunto, 2013). Data

primer pada penelitian ini adalah kuesioner yang di isi oleh responden penelitian

4.6.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan data. Nursalam (2017) mengatakan pengumpulan data sebagai

proses pendekatan kepada subyek dan pengumpulan karakteristik subyek dalam

penelitian. Penelitian ini dalam hal pengumpulan data dilakukan dalam dua

metode yaitu pembagian kuesioner dan obervasi. Data observasi dikumpulkan

melalui pengamatan oleh observer selama prosedur dilaksanakan. Adapun proses

pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Prosedur administratif

Secara administratif penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas

Sabrang dengan prosedur sebagai berikut:

1) Pengurusan ijin penelitian dari akademik setelah di lolos uji etik

penelitian

2) Pengurusan rekomendasi ijin penelitian kepada Bakesbangpol

Kabupaten Jember

3) Pengurusan ijin penelitian kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Jember

4) Pengurusan ijin penelitian kepada Kepala Puskesmas Sabrang

62
5) Setelah mendapatkan persetujuan penelitian dari Kepala Puskesmas

Sabrang maka dilakukan pengambilan data kepada masyarakat

b. Prosedur Teknis

Prosedur teknis pada penelitian ini bertujuan sebagai arahan dalam

melakukan pengambilan data kepada responden penelitian, adapun teknisnya

sebagai berikut:

1) Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti akan mempersiapkan peralatan yang akan

digunakan dalam penelitian berupa:

a) Lembar satuan acara penyuluhan

b) Lembar leaflat edukasi tentang covid-19

c) Kuesioner pengetahuan tentang pencegahan covid-19

2) Tahap Pelaksanaan

a) Sesi Pretest

(1) Responden dijelaskan maksud dan tujuan penelitian, dan

dipersilahkan melakukan pengisian lembar informed concent

penelitian

(2) Peneliti menjelaskan teknik dan cara pengisian lembar kuesioner

(3) Selanjutnya peneliti mempersilahkan resonden untuk mengisi

kuesioner sesuai dengan jawaban yang ia ketahui

(4) Cara menjawab kuesioner yaitu dengan memberikan tanda cheklist

(√) pada kolom jawaban sesuai pilihannya

(5) Setelah responden selesai melakukan pengisian kuesioner

selanjutnya dilakukan pengecekan ulang oleh peneliti dan

63
memeriksa seluruh item kuesioner apakah terisi lengkap atau

belum, dan apabila didapatkan item yang belum tersisi maka

peneliti mempersilahkan kembali kepada responden untuk

memeriksa ulang dan melengkapi isian.

b) Sesi Postest

(1) Peneliti memberikan lembar leaflat edukasi tentang penyakit

covid-19

(2) Peneliti meminta responden untuk membaca dan memahami

leaflat tersebut

(3) Setelah dirasa cukup peneliti membagikan kuesioner

pengetahuan tentang covid-19 kembali

(4) Selanjutnya peneliti mempersilahkan resonden untuk mengisi

kuesioner sesuai dengan jawaban yang ia ketahui

(5) Cara menjawab kuesioner yaitu dengan memberikan tanda

cheklist (√) pada kolom jawaban sesuai pilihannya

(6) Setelah responden selesai melakukan pengisian kuesioner

selanjutnya dilakukan pengecekan ulang oleh peneliti dan

memeriksa seluruh item kuesioner apakah terisi lengkap atau

belum, dan apabila didapatkan item yang belum tersisi maka

peneliti mempersilahkan kembali kepada responden untuk

memeriksa ulang dan melengkapi isian.

64
4.6.3 Instrumen Pengumpul Data

Instrumen atau alat pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Nursalam, 2017). Pada penelitian ini

instrumen yang digunakan terdiri atas :

a. Kuesioner Data Umum

Kuesioner Data umum berisi tentang karakteristik demografi berupa

jenis kelamin, pendidikan, usia, pekerjaan, informasi terkait covid-19, sumber

informasi covid-19. Instrumen Data umum bersifat closed ended questions atau

pernyataan tertutup dengan cara mengisi salah satu jawaban yang disediakan

dengan memberikan tanda cheklist (√) pada kolom yang disediakan.

b. Data Khusus Variabel Independen

Kuesioner Data Khusus Variabel Independen berisi tentang pengukuran

tingkat pengetahuan tentang pandemi covid-19. Instrumen tersebut diadaptasi

dari Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Deseases Edisi 5

dari Kementerian Kesehatan (2020). Kuesioner tersebut disusun menggunakan

skala Guttman. Pernyataan yang terdapat dalam kuesioner ini bersifat closed

ended questions atau pernyataan tertutup dengan cara mengisi salah satu

jawaban yang disediakan dengan memberikan tanda cheklist (√) pada kolom

yang disediakan.

65
4.6.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji validitas

Uji validitas merupakan suatu alat ukur tes dalam kuesioner. Validitas artinya

sejauhmana tes dapat mengukur dengan tepat dan dapat dipertanggung

jawabkan kebenarannya (Singarimbun,1989 dalam Sunyoto 2013). Uji

validitas menggunakan uji product moment dimana keputusan statistik

diambil dengan α = 0,05 (5 %) diketahui r hitung > r table, apabila r hitung <

r tabel maka status kuesioner adalah gugur (Sunyoto, 2013).

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Sunyoto, 2013). One shot

atau pengukuran sekali saja yaitu disini pengukurannya hanya sekali dan

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur

korelasi antar jawaban pertanyaan. Suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Suatu variabel dikatakan reliabel,

apabila:

1) Hasil α > 0,60 = Reliabel

2) Hasil α < 0,60 = Tidak Reliabel

66
4.7 Pengolahan dan Analisis Data

4.7.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Editing

Editing merupakan kegiatan pemeriksaan isi untuk pengecekan atau

perbaikan. Pengambilan data ulang dapat dilakukan apabila isi lembar

instrumen belum lengkap (Notoatmodjo, 2010). Editing dilakukan untuk

memeriksa ulang kelengkapan dokumen dan melakukan permintaan ulang

jika didapatkan kesalahan

b. Skoring

Merupakan langkah pemberian skor terhadap item pada setiap

pernyataan dalam kuisioner penelitian. Adapun skoring dilakukan dengan

cara sebagai berikut:

Tabel 4.3 Skoring variabel

Skala Nilai Skor


Guttman Scale (Pengetahuan)
Bila jawaban benar 1
Bila jawaban salah 0

Selanjutnya skor dari semua dimensi dari masing – masing item di

jumlahkan sehingga membentuk total skor dengan kategori:

a) Baik bila persentase score sebesar 76-100 %

b) Cukup Puas bila persentase score sebesar 56-75%

c) Kurang bila persentase score sebesar <56%

67
c. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden

dalam kategori (Dahlan, 2011). Data dilakukan dengan cara

mengkonversikan data yang telah terkumpul kedalam angka, dan diberi

kode untuk setiap pertanyaan sehingga mempermudah pengolahan data

selanjutnya. Adapun coding pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Coding Pengetahuan

Kategori Coding
Pengetahuan Baik 3
Pengetahuan Cukup 2
Pengetahuan Kurang 1

d. Prosesing/ Entry

Prosesing / entry proses memasukkan data ke dalam tabel dilakukan

dengan program yang ada di komputer (Dahlan, 2011). Suatu jawaban

yang sudah diberi kode kategori setelah itu dimasukkan dalam tabel

dan dihitung frekuensi datanya (Notoatmodjo, 2010). Data pada penelitian

ini diproses dengan menggunakan cara melalui pengolahan komputer.

Pengolahan komputer entry ini dilakukan dengan bantuan program

statistik.

e. Cleaning

Cleaning merupakan teknik pembersihan data, data-data yang tidak

sesuai dengan kebutuhan akan terhapus (Dahlan, 2011). Pembersihan data

dilakukan setelah semua data berhasil dimasukkan ke dalam tabel dengan

mengecek kembali apakah data telah benar atau tidak.

68
f. Tabulating

Tabulating merupakan data yang telah lengkap disusun sesuai

dengan variabel yang dibutuhkan lalu dimasukan kedalam tabel distribusi

frekuensi. Setelah diperoleh hasil dengan cara perhitungan, kemudian nilai

tersebut dimasukan ke dalam kategori nilai yang telah dibuat

4.7.2 Analisis Data

Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat. Analisa data

menggunakan bantuan program statistik komputer yang terdiri atas :

a. Analisis univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang bertujuan untuk menjelaskan

atau mendeskripsikan tentang distribusi frekuensi dan persentase setiap

variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat pada penelitian ini

dilakukan untuk menganalisis data mengenai karakteristik responden meliputi

usia, jenis kelamin, pendidikan terkahir termasuk pula variabel independen

yakni tingkat pengetahuan dan sikap serta variabel dependen yakni perilaku

pencegahan covid-19 yang akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.

Adapuan analisis menggunakan distribusi frekuensi dengan rumus sebagai

berikut (Swardjana, 2016):

p ×100%

Keterangan :
P = Frekuensi persentase/ frekuensi relatif
f = Jumlah frekuensi kelas
n = Jumlah dalam karegori

69
Selanjutnya data univariat diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 4.5 Interpretasi Nilai Frekuensi


Persentase Hasil Deskripsi
100 % Seluruhnya
76 – 99 % Hampir seluruhnya
51 – 75 % Sebagian besar
50 % Setengahnya
26 – 49 % Hampir setengahnya
1 – 25 % Sebagian kecil
0% Tidak ada satupun
b. Analisis bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata tingkat

pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

Adapun uji statistik dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:

1) Uji Asumsi Normalitas

Uji asumsi normalitas merupakan prasyarat untuk melakukan analisis

data pada uji statistik komparatif (Sugiyono, 2017). Uji normalitas data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov Smirnov.

Keputusan uji Test of Normality Kolmogorov Smirnov adalah sebagai

berikut:

a) Bila nilai p value > 0,05 maka data terdistribusi normal

b) Bila nilai p value < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal

Berdasarkan hasil uji normalitas data diperoleh hasil sebagai berikut:

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai_pengetahuan .120 59 .033 .932 59 .003
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan hasil uji tersebut diketahui bahwa data terdistribusi

normal (p value > 0,05) sehingga keputusan uji hipotesis menggunakan uji

paired sample t-test

70
2) Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas data diketahui bahwa data

terdistribusi normal sehingga keputusan uji menggunakan uji paired sample

t-test. uji paired sample t-test adalah pengujian menggunakan distribusi t

terhadap signifikansi perbedaan nilai rata-rata tertentu kelompok sampel

yang sama (Sugiyono, 2017). Keputusan uji dilakukan dengan kriteria

sebagai berikut:

(1) Jika nilai signifikansi Sig (2-tailed) ≥ 0,05 atau nilai t hitung ≤ t tabel

maka H0 diterima dan Ha ditolak

(2) Jika nilai signifikansi Sig (2-tailed) < 0,05 atau ≥ nilai t hitung t tabel

maka H0 ditolak dan Ha diterima

4.8 Etika Penelitian

Nursalam (2017) berpendapat bahwa secara umum prinsip etik dalam

penelitian atau pengumpulan data dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Prinsip manfaat

1) Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

2) Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindari dari keadaan yang

tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya

dalam penelitian atau informasi yang tela diberikan, tidak akan

71
dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk

apa pun

3) Risiko (benefits ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang

akan berakibat kepda subjek pada setiap tindakan.

b. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

1) Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak, tanpa

adanya sangsi apa pun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya

2) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to

full disclosure)

3) Informed consent

Pada informed consent juga dicantumkan bahwa data yang diperoleh

hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu

c. Prinsip keadilan (right to justice)

1) Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila

ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

2) Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia

(confidentiality).

72
BAB 5. HASIL PENELITIAN

5.1 Data Umum

Data umum yang disajikan pada bagian ini adalah karakteristik

Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember yang

disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi mencakup usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, adanya informasi mengenai covid-19, sumber

informasi covid-19, yang secara rinci diuraikan sebagai berikut:

5.1.1 Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas


Sabrang Kabupaten Jember Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun
2021
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki- laki 21 35,6
Perempuan 38 64,4
Total 59 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin

pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

sebagian besar adalah perempuan yaitu sebanyak 38 orang (64,4%).

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Masyarakat di Wilayah Kerja


Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Tahun 2021
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase
SD 1 1,7
SMP 2 3,4
SMA 16 27,1
Diploma/ Sarjana 40 67,8
Total 59 100

62
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa berdasarkan tingkat

pendidikan pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang

Kabupaten Jember sebagian besar merupakan diploma/sarjana yaitu

sebanyak 40 orang (67,8%).

5.1.3 Jenis Pekerjaan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Masyarakat di Wilayah Kerja


Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember Berdasarkan Jenis
Pekerjaan Tahun 2021
Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase
Tidak tetap 14 23,7
PNS 17 28,8
Swasta 21 35,6
Pedagang 7 11,9
Total 59 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa berdasarkan jenis pekerjaan

pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

sebagian besar adalah berprofesi sebagai swasta yaitu sebanyak 21 orang

(35,6%).

5.1.4 Informasi Mengenai Covid-19

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Masyarakat di Wilayah Kerja


Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember Berdasarkan
Informasi Mengenai Covid-19 Tahun 2021
Informasi Frekuensi Persentase
Mendapatkan 59 100
Tidak mendapatkan 0 0
Total 59 100

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa berdasarkan adanya

informasi mengenai covid-19 pada Masyarakat di Wilayah Kerja

Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember seluruhnya mengungkapkan bahwa

63
telah mendapatkan informasi mengenai covid-19 yaitu sebanyak 59 orang

(100%).

5.1.5 Sumber Informasi

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Masyarakat di Wilayah Kerja


Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember Berdasarkan
Sumber Informasi Tahun 2021
Sumber Informasi Frekuensi Persentase
Tenaga Kesehatan 15 25,4
Televisi 30 50,8
Internet 13 22
Media Cetak 1 1,7
Total 59 100

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa berdasarkan sumber

informasi tentang covid-19 pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas

Sabrang Kabupaten Jember sebagian besar mengungkapkan mendapatkan

informasi tentang covid-19 dari televisi yaitu sebanyak 30 orang (50,8%).

64
5.2 Data Khusus

Bagian ini menguraikan tentang tentang analisis Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Covid -

19 di Masa Pandemi di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten

Jember. Adapun hasilnya sebagai berikut:

5.2.1 Hasil Identifikasi Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Covid

- 19 di Masa Pandemi Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan di

Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

Secara umum proporsi Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan

Covid - 19 di Masa Pandemi Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan

adalah sebegai berikut:

Tabel 5.7Distribusi Frekuensi Pengetahuan Masyarakat Tentang


Pencegahan Covid - 19 di Masa Pandemi Sebelum Diberikan
Pendidikan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang
Kabupaten Jember
Variabel Mean SD SE N
Pengetahuan
sebelum 55,42 8,158 1,062 59
pendidikan
kesehatan

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa pengetahuan tentang

pencegahan covid - 19 di masa pandemi sebelum diberikan pendidikan

kesehatan pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang

Kabupaten Jember menunjukkan rata- rata nilai pengetahuan sebesar 55,42

dengan nilai Standar deviasi sebesar 8,158

65
5.2.2 Hasil Identifikasi Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Covid

- 19 di Masa Pandemi Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan di

Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Masyarakat Tentang


Pencegahan Covid - 19 di Masa Pandemi Sesudah Diberikan
Pendidikan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang
Kabupaten Jember (n=59)
Variabel Mean SD SE N
Pengetahuan
sesudah 75,39 6,267 0,816 59
pendidikan
kesehatan

Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa pengetahuan tentang

pencegahan covid - 19 di masa pandemi setelah diberikan pendidikan

kesehatan pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang

Kabupaten Jember menunjukkan rata- rata nilai pengetahuan sebesar 75,39

dengan nilai Standar deviasi sebesar 6,267

66
5.2.3 Analisis Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan

Masyarakat Tentang Pencegahan Covid - 19 di Masa Pandemi di

Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

Analisis Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan

Masyarakat Tentang Pencegahan Covid - 19 di Masa Pandemi didapatkan

hasil sebagai berikut:

Diagram 5.3 Proporsi Tingkat Pengetahuan Sebelum – Sesudah diberikan


Pendidikan Kesehatan

Berdasarkan diagram 5.3 diketahui bahwa secara deskriptif proporsi

tingkat pengetahuan mengalami perubahan dimana proporsi tingkat

pengetahuan baik pada pretest sebanyak 1 orang (1,7%) pada postest

sebanyak 13 orang (22%). Tingkat pengetahuan cukup pada pretest

sebanyak 31 orang (52,5%) dan pada postest sebanyak 39 orang (66,1%),

dan pada tingkat pengetahuan kurang terjadi penurunan dimana pada pretest

sebanyak 27 orang (45,8%) sedangkan pada posttest sebanyak 7 orang

(11,9%).

67
Hasil pengukuran tersebut juga buktikan dengan perubahan skor

rata- rata pretest dan posttest, yang diuraikan berdasarkan table berikut:

Tabel 5.9 Beda Rata-rata Nilai Pretest dan Postest

Intervensi Mean SD SE p value N


Sebelum 55,42 3,479 0,453 0,00 59

sesudah 75,39 mana Mana?

Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa nilai rata- rata pretest sebesar

55,42 dengan nilai SD ... sedangkan nilai rata- rata posttest sebesar 75,39

dengan nilai SD ... sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai rata- rata pretest

< posttest maka dapat diartikan bahwa secara deskriptif ada perbedaan rata-

rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan

dimana menunjukkan bahwa ada peningkatan skor nilai setelah diberikan

pendidikan kesehatan. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan

Paired Sample T-Test nilai t-hitung sebesar -44,084 dengan probabilitas

(sig) 0,000. Karena, jika nilai signifikansi Sig (2-tailed) < 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima yang berarti secara signifikan ada perbedaan antara

tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

Berdasarkan hasil pengolahan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang

pencegahan covid - 19 di masa pandemi di Wilayah Kerja Puskesmas

Sabrang Kabupaten Jember

68
BAB 6. PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang pembahasan atas hasil penelitian Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan

Covid - 19 di Masa Pandemi di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten

Jember. Pembahasan pada penelitian ini mengacu pada tujuan penelitian, adapaun

pembahasannya akan kami uraikan sebagai berikut:

6.1 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Covid - 19 Di

Masa Pandemi Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan di Wilayah

Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pencegahan

covid - 19 di masa pandemi sebelum diberikan pendidikan kesehatan pada

Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

menunjukkan rata- rata nilai pengetahuan sebesar 55,42. Secara proporsi

menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kurang sebesar 27 orang (45,8%),

tingkat pengetahuan cukup sebanyak 31 orang (52,5%) dan, tingkat

pengetahuan baik sebanyak 1 orang (1,7%).

Nurmala et al., (2018) menjelaskan bahwa pengetahuan yakni hasil

tahu serta pengetahuan dilahirkan sesudah seseorang melakukan pengindraan

terhadap obyek. Pengindraannya tersebut dengan memanfaatkan panca indra

yakni indra raba, rasa, penciuman, pendengaran, dan penglihatan. Ranah

kognitif atau pengetahuan adalah elemen terpenting dalam membentuk

perilaku individu. Pendapat lain memngenai pengetahuan dijelaskan oleh

(Notoadmodjo, 2014) dimana ia mendefinisikan pengetahuan sebagai hasil

69
70

tahu serta terjadinya sesudah manusia melaksanakan pengindraan atas suatu

objek. Terjadinya penginderaan ini lewat panca indra yang dimiliki manusia

dimana mencakup indera raba, rasa, penciuman, pendengaran, dan

penglihatan. Intensitas perhatian persepsi atas objek sangat memengaruhi dari

awal penginderaan hingga menghasilkan pengetahuan. Mayoritas

pengetahuan individu didapat melalui telinga dan mata.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang

pencegahan covid - 19 di masa pandemi sebelum diberikan pendidikan

kesehatan pada tingkat pengetahuan baik sangat rendah (1,7%) namun

didominasi oleh tingkat pengetahuan cukup (52,5%). Berdasarkan tingkat

pendidikan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

merupakan diploma/ sarjana (67,8%). Konsisten dengan penelitian ini studi

oleh Alsoufi et al (2020) menemukan bahwa pada level pendidikan setara

diploma/sarjana memiliki pengetahuan pada tingkat sedang hingga baik

(moderate to good knowledge) terkait dengan covid-19.

Berdasarkan data umum diketahui bahwa mayoritas responden

berjenis kelamin perempuan (64,4%). Konsisten dengan hasil studi ini,

penelitian oleh Pinchoff et al.,(2020) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan

pada wanita sepanjang pandemic covid-19 menunjukkan hasil lebih tinggi

dibandingkan pada laki-laki. Hal serupa diungkapkan pada studi yang

dilakukan oleh Wang et al (2020) bahwa tingkat pengetahuan tentang

pandemic covid-19 lebih baik pada perempuan, hal tersebut terjadi akibat

dampak psikologis dimana wanita lebih khwatir menganai pandemic covid

dibandingkan pria sehingga mereka berupaya untuk mencari berbagai


71

informasi terkait covid-19 akibatnya adalah perempuan memiliki pengetahuan

yang lebih tinggi.

Secara deskriptif penelitian ini menemukan bahwa sebelum dilakukan

pendidikan kesehatan mayoritas responden telah memiliki pengetahuan yang

cukup. Peneliti berasumsi bahwa secara konsisten pada penelitian ini

pengetahuan individu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang sebagian

besar merupakan lulusan diploma/ sarjana dan mayoritas jenis kelamin yang

didominasi oleh perempuan. Sehingga secara tidak langsung tingkat

pendidikan dan jenis kelamin tersebut memungkinkan individu

mempertahankan pengetahuanya, utamanya mengenai covid-19 yang sedang

melanda saat ini.

6.2 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Covid - 19 Di

Masa Pandemi Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan di Wilayah

Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pencegahan

covid - 19 di masa pandemi sebelum diberikan pendidikan kesehatan pada

Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

menunjukkan rata- rata nilai pengetahuan sebesar 75,39. Secara proporsi

menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kurang sebesar 7 orang (11,9%),

tingkat pengetahuan cukup sebanyak 39 orang (66,1%) dan, tingkat

pengetahuan baik sebanyak 13 orang (22%).

Notoadmodjo (2014) menjelaskan bahwa dua bagian besar dari

sumber pengetahuan bisa dikelompokkan menjadi yang bersumber dari budi

(intelektual) dan dari daya indrawi manusia. Pengetahuan indrawi sifatnya


72

relasional, dimana dimiliki individu melalui kemampuan pengindraannya.

Individu juga mendapat pengetahuan sebab melibatkan kekuatan psikis,

kemampuan dari daya indra sendiri yakni dalam ketunggalannya mampu

menghubungkan berbagai hal yang konkret material. Sifat dari pengetahuan

indrawi adalah parsial dikarenakan oleh terdapatnya ketidaksamaan

kemampuan masing-masing indra. Pengetahuan intelektual yakni

pengetahuan yang sebatas bisa diraih manusia lewat rasio intelegensia.

Pengetahuan intelektual bisa menangkap kodrat objek atau bentuk serta tetap

menyimpan objek atau bentuk tersebut dalam dirinya

Studi ini menunjukkan bahwa rerata skor pengetahuan setelah

diberikan pendidikan kesehatan sebesar 75,39 (meningkat dari 55,42).

Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa mayoritas pendidikan responden

adalah diploma/ sarjana (67,8%) sehingga cukup relevan apabila mudah

mengalami perubahan tingkat pengetahuan. Konsisten dengan hasil ini, studi

cross sectional oleh Zhong et al (2020) berjudul Knowledge, attitudes, and

practices towards covid-19 among Chinese residents during the rapid rise

period of the covid-19 outbreak: a quick online cross-sectional survey

menyatakan bahwa bachelor degree or above lebih mudah memahami

informasi mengenai covid-19 dan memiliki optimisme yang tinggi pada

penelitian tersebut juga diketahui bahwa terdapat perbedaan rata- rata diantara

level pendidikan (p < 0,001).

Berdasarkan data umum diketahui bahwa informasi mengenai covid-

19 diketahui bahwa seluruh responden mengetahui adanya covid-19 (100%)

dimana informasi tersebut sebagian besar didapatkan dari televisi (50,8%).


73

Konsisten dengan temuan ini, studi oleh Wake (2020) mengungkapkan bahwa

sumber informasi mengenai covid-19 berperan besar terhadap pengetahuan

masyarakat dalam memahami pandemic covid-19 dan hal tersebut terjadi

utamanya pada perempuan.

Secara deskriptif penelitian ini membuktikan bahwa faktor demografis

seperti tingkat pendidikan, jenis kelamin, sumber informasi merupakan faktor

yang memperkuat tingkat pengetahuan seseorang akan situasi yang terjadi

utamanya terkait dengan covid-19. Dengan tingkat pendidikan yang baik akan

mempermudah untuk menerima informasi melalui pendidikan kesehatan.

6.3 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Masyarakat

Tentang Pencegahan Covid - 19 Di Masa Pandemi di Wilayah Kerja

Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara deskriptif proporsi

tingkat pengetahuan mengalami perubahan dimana proporsi tingkat

pengetahuan baik pada pretest sebanyak 1 orang (1,7%) pada postest

sebanyak 13 orang (22%). Tingkat pengetahuan cukup pada pretest sebanyak

31 orang (52,5%) dan pada postest sebanyak 39 orang (66,1%), dan pada

tingkat pengetahuan kurang terjadi penurunan dimana pada pretest sebanyak

27 orang (45,8%) sedangkan pada posttest sebanyak 7 orang (11,9%). Nilai

rata- rata pretest sebesar 55,42 sedangkan nilai rata- rata posttest sebesar

75,39, sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai rata- rata pretest < posttest.

Berdasarkan uji statistic diketahui bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap pengetahuan masyarakat tentang pencegahan covid - 19 di masa


74

pandemi di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember (p-value:

0,000).

Sharma & Romas (2012) menjelaskan bahwa pendidikan kesehatan

merupakan suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan

sejalan dengan penjelasan tersebut. Beale, (2017) menjelaskan bahwa

pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan atau

meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatan. Konsep dasar pendidikan merupakan suatu proses belajar. Hal ini

berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses perkembangan atau perubahan

ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu,

kelompok atau masyarakat, dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan

menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan menjadi

mampu mengatasi masalah kesehatan. Konsep ini berangkat dari asumsi

bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai

nilai-nilai hidup di dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain

yang lebih dewasa, lebih mampu, lebih tahu dan sebagainya. Lebih lanjut

Gejir & Agung (2017) menjelaskan bahwa tujuan utama pendidikan

kesehatan adalah agar orang mampu menetapkan masalah dan kebutuhan

mereka sendiri Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap

masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan

dukungan dari luar

Pada penelitin ini, kami menggunakan leaflet sebagai media

pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Notoadmodjo (2014)

leaflet merupakan bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan


75

melalui lembaran yang dilipat, isi informasi dapat dalam bentuk kalimat

maupun gambar, atau kombinasi. Peneliti menggunakan teknik edukasi

tersebut dengan mempertimbangkan kondisi pandemic hal tersebut karena

hingga saat penelitian ini dilaksanakan Indonesia masih berada pada badai

covid1-19 kedua (second wave) dengan prevalensi penularan dan kematian

sangat tinggi sehingga peneliti harus mempertimbangkan protokol kesehatan.

Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan skor pengetahuan

setelah dilakukan Pendidikan kesehatan dimana nilai rata- rata pretest sebesar

55,42 dan meningkat setelah adanya intervensi berupa pendidikan kesehatan

dengan nilai rata- rata posttest sebesar 75,39. Konsisten dengan temuan ini,

studi oleh Wang et al (2018) mengungkapkan bahwa ada pengaruh edukasi

kesehatan terhadap pengetahuan terkait dengan penyakit infeksi (p< 0,001).

Studi ini juga didukung hasil penelitian quasinatural experiment oleh Wang

& Fang (2020) berjudul The effect of health education on knowledge and

behavior toward respiratory infectious diseases among students in Gansu,

China: a quasinatural experiment yang menunjukkan adanya pengaruh

Pendidikan kesehatan (health education) terhadap pengetahuan dan perilaku

pencegahan penyakit infeksi pernapasan.

Sebuah konsep teori oleh Sørense et al., (2012) menyatakan bahwa

literasi kesehatan sering diindikasikan untuk mengakomodasi pendekatan

individu dengan mengganti tiga domain kesehatan, pencegahan penyakit, dan

promosi kesehatan dengan sakit, berisiko, dan tetap sehat. Literasi kesehatan

memiliki arti penting dalam meningkatkan pencegahan dan pengendalian

penyakit menular, sedangkan pengetahuan dan perilaku kesehatan merupakan


76

komponen penting dari literasi kesehatan. Konsep tersebut juga menyatakan

bahwa pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang

penyakit menular dan mendorong pengembangan perilaku yang tepat menuju

pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

Promosi kesehatan didasarkan pada pendidikan kesehatan sedangkan

Pendidikan kesehatan didasarkan pada pengetahuan kesehatan. Pendidikan

kesehatan secara efektif mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat

terkait dengan penyakit infeksi. Dengan adanya pengetahuan yang baik maka

diharapkan masyarakat memiliki perilaku yang baik pula dalam upaya

pencegahan penularan penyakit covid-19. Konsisten dengan hal tersebut,

studi oleh Reuben et al (2020) menyatakan bahwa pengetahuan yang baik

akan embentuk persepsi masyarakat terhadap pandemic covid-19 secara baik

dan secara signifikan adanya persepsi yang baik tersebut akan membangun

optimisme sehingga akan berdampak pada perilaku pencegahan dalam

melakukan eleminasi covid-19.

Penelitian kami menemukan bahwa dengan dilakukan pendidikan

kesehatan maka akan berpengaruh positif terhadap pengetahuan masyarakat

tentang pencegahan covid-19 di masa pandemic. Akhirnya, penelitian ini

dapat dibuktikan secara ilmiah dan rasional bahwasanya diperlukan upaya

yang gencar melalui pendidikan kesehatan kepada setiap lapisan masyarakat

guna meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan covid-19 yang

harapanya dengan adanya pengetahuan yang baik maka akan berdampak pada

meningkatnya perilaku masyarakat untuk lebih perduli dalam menerapkan

praktik kesehatan. Dengan pendidikan kesehatan maka masyarakat akan


77

mendapatkan informasi yang baik mengenai covid-19, yang berdampak pada

meningkatnya pengetahuan dalam upaya pencegahan covid-19. Faktor

demografi seperti tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan ketersediaan

informasi mengenai covid-19 secara proporsi berdampak pada mudah atau

tidaknya seseorang menerima informasi kesehatan melalui pendidikan

kesehatan. Dan, dengan melakukan pendidikan kesehatan maka akan

berpengaruh secara positif terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat

tentang pencegahan covid-19.

Penelitian ini membuktikan bahwa pendidikan kesehatan secara

efektif mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan

covid-19. Melalui intervensi pendidikan kesehatan masyarakat mendapatkan

informasi kesehatan sehingga pengetahuanya meningkat. Temuan ini dapat

menjadi dasar rekomendasi intervensi keperawatan melalui pendidikan

kesehatan dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

pencegahan penularan covid 19.

6.4 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dari penelitian ini meliputi:

1. Studi ini tidak melakukan control terhadap karakteristik responden pada

masing- masing variable dan hanya menggunakan proporsi frekuensi

sebagai penunjang data penelitian.

2. Hasil studi ini hanya terbatas pada tingkat pengetahuan saja sehingga kami

tidak mengevaluasi dampak terhadap perilaku kesehatan maupun sikap

terhadap pencegahan penulara covid-19 meskipun secara konsep variable


78

pengetahuan, sikap dan perilaku merupakan komponen yang saling

berhubungan.

3. Kami tidak membandingkan perbedaan rata nilai pengetahuan pada

masing- masing karakteristik responden

4. Media edukasi hanya terbatas pada leaflat dan kami tidak melakukan

control apakah responden melihat lembar leaflat tersebut atau tidak saat

mengerjakan posttest. Pertimbangan tersebut didasarkan bahwa hingga

saat penelitian berlangsung secara nasional, Indonesia masih menghadapai

badai covid kedua (second wave) dimana masih gencar dilakukan upaya

PPKM darurat hingga level yang melarang adanya pengumpulan banyak


79

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan tentang simpulan dan saran Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Covid - 19 di

Masa Pandemi di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember.

Kesimpulan pada penelitian ini mengacu pada tujuan penelitian, adapaun

simpulan dan saran akan kami uraikan sebagai berikut:

7.1 Kesimpulan

Mengacu pada tujuan penelitian dan berdasarkan hasil penelitian maka

dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pengetahuan masyarakat tentang pencegahan covid - 19 di masa pandemi

sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang

Kabupaten Jember menunjukkan rata- rata nilai pengetahuan sebesar 55,42

2. Pengetahuan masyarakat tentang pencegahan covid - 19 di masa pandemi

sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang

Kabupaten Jember menunjukkan rata- rata nilai pengetahuan sebesar 75,39.

3. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang

pencegahan covid - 19 di masa pandemi di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang

Kabupaten Jember (p-value ; 0,000) sehingga dengan demikian pendidikan

secara efektif dapat diberikan sebagai intervensi kesehatan kepada masyarakat

guna meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan covid - 19 di masa

pandemic
80

7.2 Saran

Diketahuinya hasil penelitian ini kami dapat memberikan saran bagi :

1. Pemangku Kebijakan

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh pendidikan kesehatan

dengan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan covid-19. Hal ini

menujukkan upaya lebih lanjut dan lebih gencar dengan melibatkan ahli

pendidikan kesehatan dan ahli dalam promosi kesehatan guna

meningkatkan edukasi atau membuat sebuat model sebagai upaya untuk

mengedukasi masyarakat secara intens sehingga pengetahuan meningkat

dan masyarakat akan optimis dalam melakukan pencegahan

2. Perkembangan Ilmu Keperawatan

Mendorong para ahli keperawatan khususnya ahli dibidang keperawatan

komunitas untuk menciptakan intervensi spesifik bagi masyarakat dengan

mengembangkan berbagai pemodelan dalam melakukan promosi dan

pendidikan kesehatan

3. Penelitian selanjutnya

Diharapkan penelitian selanjutnya melakukan control pada sample maupun

terhadap karakteristik masing- masing responden, serta meningkatkan

jumlah responden sehingga lebih representative untuk di generalisasikan.


DAFTAR PUSTAKA

Alsoufi, Alsuyihi, & Elhadi. (2020). Impact of the COVID-19 pandemic on


medical education: Medical students’ knowledge, attitudes, and
practices regarding electronic learning. Plos One Journal, 15(11).

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka


Cipta.

Beale. (2017). Human Disease And Health Promotion. John Wiley & Sons, Inc.

Burhan, E., Isbaniah, F., Susanto, A. D., & Yoga, T. (2020). Pneumonia Covid-19
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia. https://doi.org/10.1331/JAPhA.2015.14093

Donsu, J, D, T. (2017). Psikologi Keperawatan (Cetakan 1).

Edelman, & Connelly. (2018). Health Promotion Throghout the Life Span.
Elsevier, Ltd.

Gejir, & Agung. (2017). Media Komunikasi dalam Penyuluhan Kesehatan. CV.
Andi Offset.

Jaji. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Leafletterhadap


Pengetahuan Warga Dalam Pencegahan Penularan Covid 19 Effect Of
Health Education With Leaflet Mediatoward Citizens Knowledgein
Prevention Of Covid 19 Transmission. Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya,
Palembang, 135–140.

Junaedi, F., & Sukmono, F. G. (2018). Komunikasi Kesehatan Sebuah Pengantar


Komprehensif (1st ed.). Prenadamedia Group.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


Coronavirus Disease (Covid-19) (5th ed.). Kementerian Kesehatan RI.
https://doi.org/10.33654/math.v4i0.299

Kementrian Kesehatan RI. (2020). Kepatuhan Masyarakat Terhadap Protokol


Kesehatan Belum Optimal.
Https://Www.Kemkes.Go.Id/Article/View/20062200002/Kepatuhan-
Masyarakat-Terhadap-Protokol-Kesehatan-Belum-Optimal.Html.
https://www.kemkes.go.id/article/view/20062200002/kepatuhan-
masyarakat-terhadap-protokol-kesehatan-belum-optimal.html

Mas’udi, W., & Winanti, P. S. (2020). tata Kelola Penanganan Covid-19 di


Indonesia Kajian Awal. Gadjah Mada University Press.

Nainggolan, L. E., Yuniningsih, Hafni, S., & Faried, A. I. (2020). Belajar Dari
81
82

Covid-19 Perspektif Ekonomi dan Kesehatan. Yayasan Kita Menulis.

Notoadmodjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.

Notoadmodjo. (2017). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Notoadmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.

Nurmala, I., Rahman, F., Nugroho, A., Erliyani, N., & Laily, N. (2018). Promosi
Kesehatan. Airlangga University Press.

Nurmala, Rahman, Nugroho, & Erliyani. (2018). Promosi Kesehatan. Airlangga


University Press.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


Salemba Medika.

Pinchoff, Santhya, & White. (2020). Gender specific differences in COVID-19


knowledge, behavior and health effects among adolescents and young
adults in Uttar Pradesh and Bihar, India. Plos One Journal, 15(12).

Purnamasari, I. (2020). Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Kabupaten


Wonosobo Tentang Covid-19. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Mei, 33–42.

Reuben, Danladi, & Saleh. (2020). Knowledge, Attitudes and Practices Towards
COVID-19: An Epidemiological Survey in North-Central Nigeria. US
National Library of Medicine National Institutes of Halth, 10(7).

Sari, D. P., & ‘Atiqoh, N. S. (2020). Hubungan antara pengetahuan masyarakat


dengan kepatuhan penggunakan masker sebagai upaya pencegahan
penyakit COVID-19 di Ngronggah. INFOKES Journal, 10(1), 52–55.
http://ojs.udb.ac.id/index.php/infokes/article/view/850

Sharma, & Romas. (2012). Theoretical Foundations of Health Education and


Health Promotion 2nd. Jones & Bartlett Learning International.

Snelling. (2014). Introduction to health promotion. John Wiley & Sons, Inc.

Sørense, Broucke, & Fullam. (2012). Health literacy and public health: a
systematic review and integration of definitions and models. BMC
Public Health, 12 (1)(80).

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitataif, Kualitatif,


Kombinasi dan R&D. Alfabeta.

Sutaryo, Yang, N., Sagoro, L., & Sabrina, D. S. (2020). Buku Praktis Penyakit
Virus Corona 19 (Covid-19). In Psikologi Perkembangan (Issue
October 2013). Gadjah Mada University Press.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
83

Sutrayanti, N. K. (2020). Menyemai Benih Dharma Perspektif Multidisiplin.


Yayasan Ahmar Cendikia Indonesia.

Usman, S., Budi, S., & Nur Adkhana Sari, D. (2020). Pengetahuan Dan Sikap
Mahasiswa Kesehatan Tentang Pencegahan Covid-19 Di Indonesia. /
Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 11(2), 410–414.
Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Kesehatan Tentang Pencegahan
Covid-19 Di Indonesia

Wake. (2020). Knowledge, Attitude, Practice, and Associated Factors Regarding


the Novel Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Pandemic.
Doveepress, 13(21).

Wang, & Fang. (2020). The effect of health education on knowledge and behavior
toward respiratory infectious diseases among students in Gansu,
China: a quasinatural experiment. BMC Public Health, 20(681).

Wang, Han, Fang, & Lin. (2018). Impact of Health Education on Knowledge and
Behaviors toward Infectious Diseases among Students in Gansu
Province, China. BioMed Research International, 63(12).

Wang, Pan, & Cyrus. (2020). Immediate Psychological Responses and Associated
Factors during the Initial Stage of the 2019 Coronavirus Disease
(COVID-19) Epidemic among the General Population in China.
International Journal of Environmental Research and Public Health,
17(5).

Weni Utari, Arneliwati, R. N. (2015). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Terhadap


Peningkatan Pengetahuan Keluarga Tentang Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (Ispa). 1–7.

Widayati, A. (2019). Perilaku Kesehatan (Health Behavior) Aplikasi Teori


Perilaku Untuk Promosi Kesehatan. Sanata Dharma University Press.

Wulandari, A., Rahman, F., Pujianti, N., Sari, A. R., Laily, N., Anggraini, L.,
Muddin, F. I., Ridwan, A. M., Anhar, V. Y., Azmiyannoor, M., &
Prasetio, D. B. (2020). Hubungan Karakteristik Individu dengan
Pengetahuan tentang Pencegahan Coronavirus Disease 2019 pada
Masyarakat di Kalimantan Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Indonesia, 15(1), 42. https://doi.org/10.26714/jkmi.15.1.2020.42-46

Yanti, B., Wahyudi, E., Wahiduddin, W., Novika, R. G. H., Arina, Y. M. D.,
Martani, N. S., & Nawan, N. (2020). Community Knowledge,
Attitudes, and Behavior Towards Social Distancing Policy As
Prevention Transmission of Covid-19 in Indonesia. Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia, 8(2), 4.
https://doi.org/10.20473/jaki.v8i2.2020.4-14

Yanti, D. (2020). Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Covid-19 dan


84

Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Keperawatan


Jiwa, Vol. 8 No.(3), 485–490.

Zhong, Luo, & Li. (2020). Knowledge, attitudes, and practices towards COVID-
19 among Chinese residents during the rapid rise period of the
COVID-19 outbreak: a quick online cross-sectional survey.
International Journal of Biological Sciences, 16(10).
Lampiran851

PERMOHONAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Kepada:
Bapak/Ibu Responden
di
Tempat

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember:

Nama : Kristina Dwi Ariani

NIM : 19010226

Akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Covid -

19 di Masa Pandemi di Wilayah Kerja Puskesmas Sabrang Kabupaten

Jember” maka saya mengharapkan bantuan bapak/ibu untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini sebagai responden dalam penelitian ini. Partisipasi bapak/ ibu

bersifat bebas artinya tanpa adanya sanksi apapun dan saya berjanji akan

merahasiakan semua yang berhubungan dengan bapak/ibu. jika bapak/ ibu

bersedia menjadi responden silahkan menandatangani formulir persetujuan

menjadi peserta penelitian. Demikian permohonan saya, atas kerjasama dan

perhatianya saya ucapkan terimakasih

Jember....................................
Peneliti,

Kristina Dwi Ariani


NIM. 19010226
86

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan

oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember

yang tertanda dibawah ini:

Nama : Kristina Dwi Ariani

NIM : 19010226

Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap


Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan
Covid - 19 di Masa Pandemi di Wilayah Kerja
Puskesmas Sabrang Kabupaten Jember

Prosedur penelitian ini tidak akan memberikan dampak dan risiko apapun

pada subjek penelitian karena semata- mata untuk kepentingan ilmiah serta

kerahasiaan didalamnya dijamin sepenuhnya oleh peneliti

Dengan ini saya menyatakan bersedia secara suka rela untuk menjadi sunjek

dalam penelitian ini

Jember........................
Responden,

(.................................)
87

Lampiran 4

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DR. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL

KUESIONER

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN


MASYARAKAT TENTANG PENCEGAHAN COVID - 19 DI MASA
PANDEMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SABRANG
KABUPATEN JEMBER

Petunjuk Pengisian
Berilah tanda (√) pada jawaban sesuai dengan keadaan anda saat ini.

A. Indentitas Responden
Nomor Responden (disi Peneliti): ………………………………………

1. Umur : ...............................
2. Jenis Kelamin:
 Laki – laki
 Perempuan
3. Pendidikan terakhir:
 Tamat sekolah dasar
 Tamat sekolah menengah pertama
 Tamat sekolah menengah atas
 Tamat pendidikan tinggi
4. Pekerjaan
 tidak tetap/ ibu rumah tangga
 PNS
 BUMN/ Swasta
 Pedagang
 Petani
 Buruh
5. Apakah anda menerima informasi terkait pandemi covid-19
 Tidak
 Ya, lanjutkan dengan memberikan jawaban nomor 6
6. Dari mana informasi terkait pandemi covid-19 anda dapatkan
 Petugas kesehatan
 Televisi
 Internet
 Media cetak
88

B. Pengetahuan tentang Covid – 19


Petunjuk Pengisian: berilah tanda cheklist/ centang (√) pada kolom pilihan yang
tersedia sesuai dengan yang anda ketahui:

No Pertanyaan Jawaban Skor

Apakah penyakit covid-19 merupakan penyakit  Benar


1 yang dapat menular?  Salah
Apakah bakteri adalah penyebab dari penyakit  Benar
2 covid -19?  Salah
Apakah waktu yang dibutuhkan penyakit covid-  Benar
3 19 untuk menginfeksi tubuh adalah kurang dari  Salah
14 hari?
Apakah penyebaran penyakit covid-19 pada  Benar
4 manusia terjadi melalui kontak langsung, ludah,  Salah
percikan dari tubuh?
Apakah gejala utama penyakit covid-19 meliputi  Benar
5 demam, batuk, sesak?  Salah
Apakah menggunakan masker merupakan cara  Benar
6 mencegah penularan penyakit covid -19 ?  Salah
Apakah masker kain tanpa penyaring dapat  Benar
7 digunakan untuk mencegah penularan covid-19  Salah
Apakah seseorang yang memiliki riwayat kontak  Benar
8 dengan penderita yang terinfeksi penyakit covid-  Salah
19 harus melakukan isolasi selama 14 hari?
Apakah dengan menerapkan jarak fisik lebih dari  Benar
9 1 meter dapat mengurangi risiko penularan  Salah
covid-19
Apakah mencuci tangan merupakan cara  Benar
10 mencegah penularan penyakit covid -19?  Salah
Apakah mencuci tangan hanya cukup dilakukan  Benar
11 pada bagian telapak tangan saja  Salah
Apakah dengan membersihkan permukaan  Benar
rumah yang sering tersentuh dengan desinfektan  Salah
12
(alkohol atau clorin) dapat membunuh kuman
penyebab covid-19
apakah dengan melakukan mandi setiap dari luar  Benar
rumah, meludah didalam toilet, dan menutup  Salah
13
mulut saat batuk dan bersin merupakan cara
efektif mengurangi penularan covid-19
Apakah Virus corona merupakan jenis virus baru  Benar
14 pada manusia  Salah
Apakah berinteraksi dengan penderita covid-19  Benar
15 dalam keluarga tidak akan menyebabkan  Salah
penularan
Apakah Covid-19 hanya akan menular pada  Benar
meraka yang memiliki imunitas lemah sehingga  Salah
16
jika imunitas kuat tidak perlu melaksanakan
protokol kesehatan
89

Apakah menggunakan masker hanya untuk  Benar


17 menutupi mulut karena jika dikenakan hingga  Salah
hidung akan terasa sesak
Apakah mengurangi kunjungan ke rumah  Benar
18 ibadah merupakan bagian dari physical  Salah
distancing
Apakah dengan melakukan physical  Benar
19 distancing dapat mengurangi bahkan  Salah
memutus rantai penularan covid-19
Apakah melakukan physical distancing tidak  Benar
berguna karena sampai saat ini jumlah  Salah
20
penderita yang terkonfirmasi positif tetap
bertambah
Apakah masker medis dapat digunakan secara  Benar
21 berulang  Salah
Apakah cuci tangan cukup dilakukan saat setelah  Benar
22 makan  Salah
Apakah cuci tangan tidak mampu memutus  Benar
23 pandemi covid-19 karena sampai saat ini jumlah  Salah
penderita terus bertambah
Total
Sumber : Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronairus Disease Edisi 5,
Kemenkes (2020)
90

HASIL ANALISIS DATA


===========================
DATA UMUM
Statistics
umur
N Valid 59
Missing 0
Mean 40.17
Std. Error of Mean 1.357
Median 38.00
Mode 36a
Std. Deviation 10.421
Minimum 21
Maximum 58
a. Multiple modes exist. The smallest
value is shown

Statistics
sumber_informa
jenis_kelamin pendidikan pekerjaan informasi si
N Valid 59 59 59 59 59
Missing 0 0 0 0 0

jenis_kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki 21 35.6 35.6 35.6
perempuan 38 64.4 64.4 100.0
Total 59 100.0 100.0

pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sd 1 1.7 1.7 1.7
smp 2 3.4 3.4 5.1
sma 16 27.1 27.1 32.2
diploma/sarjana 40 67.8 67.8 100.0
Total 59 100.0 100.0

pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tetap 14 23.7 23.7 23.7
pns 17 28.8 28.8 52.5
swasta 21 35.6 35.6 88.1
pedagang 7 11.9 11.9 100.0
Total 59 100.0 100.0

informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ya 59 100.0 100.0 100.0
91

sumber_informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid nakes 15 25.4 25.4 25.4
tv 30 50.8 50.8 76.3
internet 13 22.0 22.0 98.3
media cetak 1 1.7 1.7 100.0
Total 59 100.0 100.0

DATA KHUSUS
============================

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Nilai_pengetahuan 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

Descriptives
Statistic Std. Error
Nilai_pengetahuan Mean 55.42 1.062
95% Confidence Interval for Lower Bound 53.30
Mean
Upper Bound 57.55
5% Trimmed Mean 55.30
Median 57.00
Variance 66.559
Std. Deviation 8.158
Minimum 35
Maximum 87
Range 52
Interquartile Range 9
Skewness .628 .311
Kurtosis 3.071 .613

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai_pengetahuan .120 59 .033 .932 59 .003
a. Lilliefors Significance Correction
92
93
94

T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre_test 55.42 59 8.158 1.062
Post_test 75.39 59 6.267 .816

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Pre_test & Post_test 59 .917 .000

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Interval of the
Deviatio Std. Error Difference Sig. (2-
Mean n Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Pre_test - -19.966 3.479 .453 -20.873 -19.060 -44.084 58 .000
1 Post_test

Statistics
Pengetahuan_pr Pengetahuan_p
e ost
N Valid 59 59
Missing 0 0

Pengetahuan_pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 27 45.8 45.8 45.8
cukup 31 52.5 52.5 98.3
baik 1 1.7 1.7 100.0
Total 59 100.0 100.0

Pengetahuan_post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 7 11.9 11.9 11.9
cukup 39 66.1 66.1 78.0
baik 13 22.0 22.0 100.0
Total 59 100.0 100.0

NILAI RERATA PER INDIKATOR PRETEST


95

Persentase Jawaban (%)


No Pertanyaan
Benar Salah
1
Apakah penyakit covid-19 merupakan penyakit 98,3 1,6
yang dapat menular?
2
Apakah bakteri adalah penyebab dari penyakit 1,6 98,3
covid -19?
Apakah waktu yang dibutuhkan penyakit covid- 86,4 13,5
3 19 untuk menginfeksi tubuh adalah kurang dari
14 hari?
Apakah penyebaran penyakit covid-19 pada 93,2 6,7
4 manusia terjadi melalui kontak langsung, ludah,
percikan dari tubuh?
5
Apakah gejala utama penyakit covid-19 100 0
meliputi demam, batuk, sesak?
6
Apakah menggunakan masker merupakan cara 98,3 1,6
mencegah penularan penyakit covid -19 ?
7
Apakah masker kain tanpa penyaring dapat 35,5 64,4
digunakan untuk mencegah penularan covid-19
Apakah seseorang yang memiliki riwayat 3,3 96,6
kontak dengan penderita yang terinfeksi
8
penyakit covid-19 harus melakukan isolasi
selama 14 hari?
Apakah dengan menerapkan jarak fisik lebih 96,6 3,3
9 dari 1 meter dapat mengurangi risiko penularan
covid-19
10
Apakah mencuci tangan merupakan cara 100 0
mencegah penularan penyakit covid -19?
11
Apakah mencuci tangan hanya cukup dilakukan 23,7 76,2
pada bagian telapak tangan saja
Apakah dengan membersihkan permukaan 83,0 16,9
rumah yang sering tersentuh dengan desinfektan
12
(alkohol atau clorin) dapat membunuh kuman
penyebab covid-19
apakah dengan melakukan mandi setiap dari 96,6 3,3
luar rumah, meludah didalam toilet, dan
13
menutup mulut saat batuk dan bersin merupakan
cara efektif mengurangi penularan covid-19
14
Apakah Virus corona merupakan jenis virus 93,2 6,7
baru pada manusia
Apakah berinteraksi dengan penderita covid-19 16,9 83,0
15 dalam keluarga tidak akan menyebabkan
penularan
Apakah Covid-19 hanya akan menular pada 15,2 84,7
meraka yang memiliki imunitas lemah sehingga
16
jika imunitas kuat tidak perlu melaksanakan
protokol kesehatan
Apakah menggunakan masker hanya untuk 8,4 91,5
17 menutupi mulut karena jika dikenakan hingga
hidung akan terasa sesak
Apakah mengurangi kunjungan ke rumah 62,7 37,2
18 ibadah merupakan bagian dari physical
distancing
Apakah dengan melakukan physical distancing 93,2 6,7
19 dapat mengurangi bahkan memutus rantai
penularan covid-19
96

Apakah melakukan physical distancing tidak 27,1 72,8


20 berguna karena sampai saat ini jumlah penderita
yang terkonfirmasi positif tetap bertambah
21
Apakah masker medis dapat digunakan secara 1,6 98,3
berulang
22
Apakah cuci tangan cukup dilakukan saat 1,6 98,3
setelah makan
Apakah cuci tangan tidak mampu memutus 35,5 64,4
23 pandemi covid-19 karena sampai saat ini jumlah
penderita terus bertambah

NILAI RERATA PER INDIKATOR POSTTEST

Persentase Jawaban (%)


No Pertanyaan
Benar Salah
1
Apakah penyakit covid-19 merupakan penyakit 98,3 1,6
yang dapat menular?
2
Apakah bakteri adalah penyebab dari penyakit 100 0
covid -19?
Apakah waktu yang dibutuhkan penyakit covid- 86,4 13,5
3 19 untuk menginfeksi tubuh adalah kurang dari
14 hari?
Apakah penyebaran penyakit covid-19 pada 93,2 6,7
4 manusia terjadi melalui kontak langsung, ludah,
percikan dari tubuh?
5
Apakah gejala utama penyakit covid-19 100 0
meliputi demam, batuk, sesak?
6
Apakah menggunakan masker merupakan cara 98,3 1,6
mencegah penularan penyakit covid -19 ?
7 Apakah masker kain tanpa penyaring dapat 35,5 64,4
97

digunakan untuk mencegah penularan covid-19


Apakah seseorang yang memiliki riwayat 100 0
kontak dengan penderita yang terinfeksi
8
penyakit covid-19 harus melakukan isolasi
selama 14 hari?
Apakah dengan menerapkan jarak fisik lebih 96,6 3,3
9 dari 1 meter dapat mengurangi risiko penularan
covid-19
10
Apakah mencuci tangan merupakan cara 100 0
mencegah penularan penyakit covid -19?
11
Apakah mencuci tangan hanya cukup dilakukan 23,7 76,2
pada bagian telapak tangan saja
Apakah dengan membersihkan permukaan 83,0 16,9
rumah yang sering tersentuh dengan desinfektan
12
(alkohol atau clorin) dapat membunuh kuman
penyebab covid-19
apakah dengan melakukan mandi setiap dari 96,6 3,3
luar rumah, meludah didalam toilet, dan
13
menutup mulut saat batuk dan bersin merupakan
cara efektif mengurangi penularan covid-19
14
Apakah Virus corona merupakan jenis virus 93,2 6,7
baru pada manusia
Apakah berinteraksi dengan penderita covid-19 100 0
15 dalam keluarga tidak akan menyebabkan
penularan
Apakah Covid-19 hanya akan menular pada 98,3 1,6
meraka yang memiliki imunitas lemah sehingga
16
jika imunitas kuat tidak perlu melaksanakan
protokol kesehatan
Apakah menggunakan masker hanya untuk 8,4 91,5
17 menutupi mulut karena jika dikenakan hingga
hidung akan terasa sesak
Apakah mengurangi kunjungan ke rumah 62,7 37,2
18 ibadah merupakan bagian dari physical
distancing
Apakah dengan melakukan physical distancing 93,2 6,7
19 dapat mengurangi bahkan memutus rantai
penularan covid-19
Apakah melakukan physical distancing tidak 27,1 72,8
20 berguna karena sampai saat ini jumlah penderita
yang terkonfirmasi positif tetap bertambah
21
Apakah masker medis dapat digunakan secara 100 0
berulang
22
Apakah cuci tangan cukup dilakukan saat 1,6 98,3
setelah makan
Apakah cuci tangan tidak mampu memutus 35,5 64,4
23 pandemi covid-19 karena sampai saat ini jumlah
penderita terus bertambah
98

BEDA PRE-POST TEST


99

Anda mungkin juga menyukai