Oleh :
MARIZKA NUR AISYAH
NIM. P07220118085
Oleh :
MARIZKA NUR AISYAH
NIM. P07220118085
i
SURAT PERNYATAAN
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
TANGGAL, 24
Juli 2021
Oleh
Pembim
bing
Ns. Siti Nuryanti,
S.Kep.,M.Pd
NIDN :
Pembimbing
4023126901
Pendamping
Ns. Rus
Andraini,A.Kp.,
M.PH NIDN :
Mengetahui
4006027101
Ketua Program Studi D III
Keperawatan Samarinda Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Kalimantan Timur
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi :
1. Nama Lengkap : Marizka Nur Aisyah
2. Tempat Tanggal Lahir : Balikpapan, 17 Maret 2000
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jalan Tanjung Pura RT.22 NO.14
6. Email : marizkanuraisyah17@gmail.com
B. Identitas Orang Tua :
1. Nama Ayah/Ibu : Talpiko Winardi/Siti Munawaroh
2. Pekerjaan Ayah/Ibu : Guru SD/ Guru PAUD
3. Alamat : Jalan Tanjung Pura RT.22 NO.14
C. Riwayat Pendidikan :
1. Tahun 2003-2006 : PAUD Wijaya Kusuma
2. Tahun 2006-2012 : SD Negeri 003 Balikpapan Kota
3. Tahun 2012-2016 : SMP Negeri 2 Balikpapan
4. Tahun 2016-2018 : Madrasah Aliyah Negeri Balikpapan
5. Tahun 2018-2021 : Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
Prodi D-III Keperawatan Kelas Balikpapan
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
dalam rangka memenuhi persyaratan ujian akhir program Diploma III Keperawatan
akan tetapi semuanya bisa dilalui berkat bantuan dari berbagai pihak. Dalam
penyusunan KTI ini penulis telah mendapatkan bantuan, dorongan dan bimbingan
dari berbagai pihak baik materil maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan
Kemenkes Kaltim
3. Ns. Andi Lis Arming Gandini, S.Kep.,M.Kep, selaku Ketua Prodi DIII
vi
6. Ns. Rus Andraini,A.Kp.,M.PH selaku Pembimbing II dalam menyelesaikan
KTI
Kaltim yang telah membimbing dan mendidik penulis dalam masa pendidikan
8. Talpiko Winardi dan Siti Munawaroh selaku orang tua dari penulis.
Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat
kiranya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dan nantinya akan
Penulis
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iv
C. Tujuan .................................................................................................... 5
1. Definisi ............................................................................................. 7
3. Etiologi ........................................................................................... 10
ix
4. Klasifikasi ...................................................................................... 10
8. Penatalaksanaan ............................................................................. 14
9. Komplikasi ..................................................................................... 15
3. Intervensi Keperawatan.................................................................. 29
6. Hospitalisasi ................................................................................... 49
a Pengkajian ............................................................................. 56
c Intervensi Keperawatan......................................................... 71
B. Pembahasan ..................................................................................... 97
1. Pengkajian ................................................................................ 97
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xi
i
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Klien Anak dengan Bronkopneumonia ......... 62
Tabel 4.3 Skala Resiko Jatuh Humpty Dumpty Klien Anak dengan
Bronkopneumonia ................................................................................ 65
Tabel 4.4 Pemeriksaan Penunjang Klien Anak dengan Bronkopneumonia ......... 67
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia
bermain toddler (1-3 tahun), usia sekolah (5-11 tahun), hingga remaja (11-18
tahun). Rentang ini berbeda antara anak satu dengan yang lain mengingat latar
perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses berkembang anak
memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial
(yuniarti, 2016).
atau lebih area terlokalisasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru
dimana daerah konsolidasi atau area putih pada paru – paru terdapat cairan atau
seluler yang tersebar luas disekitar bronkus dan bukan bercorak lobaris (Wijaya
bermacam – macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing
(Samuel, 2015).
pad anak dan bayi sistem imun tubuhnya belum kuat inilah yang menyebabkan
virus, bakteri, jamur, protozoa dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh.
pneumonia dan Hemofilus influenza yang sering ditemukan pada dua pertiga
gelisah, dispnea, napas cepat dan dangkal (adanya ronkhi basah), muntah, diare,
juta anak meninggal dunia tiap tahun akibat bronkopneumonia. Bahkan United
pada kota Bontang (138.9%) kota Balikpapan sebesar (92.15%) dan Penajam
manifestasi klinis yang ada sehingga muncul beberapa masalah, salah satunya
bersihan jalan napas tidak efektif yaitu ketidak mampuan membersihkan sekret
atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten.
Masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif bila tidak ditangani
secara cepat dapat menimbulkan masalah yang lebih berat seperti pasien akan
mengalami sesak yang hebat dan bisa menimbulkan kematian (PPNI, 2017)
2016)
berfokus pada pengkajian dan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda dan gejala
tidak efektif yang ditandai dengan batuk tidak efektif, tidak mampu batuk,
mencegah komplikasi yang lebih fatal dan pasien dapat segera sembuh. Agar
perawatan berjalan sesuai yang diharapakan maka diperlukan kerja sama yang
baik dengan tim kesehatan lainnya, serta melibatkan keluarga dan tentunya pad
tahun 2021”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Djatiwibowo Balikpapan.
2. Tujuan Khusus
Balikpapan
Balikpapan.
Balikpapan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peniliti
dengan bronkopneumonia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
dimana daerah konsolidasi atau area putih pada paru – paru terdapat cairan
atau seluler yang tersebar luas disekitar bronkus dan bukan bercorak lobaris
sering dijumpai pada anak kecil dan bayi, biasanya sering disebabkan oleh
Gambar 2.1
Anatomi Fisiologis Sistem Pernapasan
Sumber : Syaifuddin (2016)
8
a Anatomi
2016).
1) Hidung
2) Faring
3) Laring
4) Trakea
tetap terbuka.
5) Bronkus
kanan dan kiri. Bagian kanan lebih pendek dan lebar dari pada
bagian kiri yang memiliki tiga lobus atas, tengah dan bawah,
6) Bronkiolus
7) Paru – paru
pleura yang berisi surfaktan. Paru kanan terdiri dari tiga lobus dan
Paru sebagai alat pernapasan terdiri atas dua bagian, yaitu paru
kanan dan kiri. Pada bagian tengah organ ini terdapat organ jantung
3. Etiologi
yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan
silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral
– paru
4. Klasifikasi
dibedakan berdasarkan :
tidak sanggup minum, makan anak harus dirawat di rumah sakit dan
diberi antibiotik.
11
masih sanggup minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan
diberi antibiotik.
yang cepat yakni >60 x/menit pada anak usia kurang dari dua bulan, >50
x/menit pada anak usia 2 bulan – 1 tahun >40 x/menit pada anak usia 1
– 5 tahun.
seperti di atas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi antibiotik.
5. Manifestasi klinik
c Anak sangat gelisah, dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk – tusuk,
6. Patofisiologi
baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah
hemoglobin.
Lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat tidak mengandung udara,
warna menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar. Dalam alveolus
13
dan kuman.
Lobus masih tetap padat dan warna merah berubah menjadi pucat kelabu
terjadi karena sel – sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang
kongsetif.
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa – sisa sel fibrin dan eksudasi lisis. Eksudat
7. Pemeriksaan Penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan sputum
4) Kultur darah
b Pemeriksaan Radiologi
1) Rontgenogram
2) Laringoskopi/ bronkoskopi
8. Penatalaksanaan
b Kebutuhan istirahat
Pasien ini sering hiperpireksia maka pasien perlu cukup istirahat, semua
yang kurang. Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan
e Pengobatan
tetapi, karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya
Ampisilin.
9. Komplikasi
meradang.
d Infeksi sistemik.
B. Masalah Keperawatan
(PPNI, 2017)
16
1) Masalah (problem)
kehidupannya.
2) Indikator Diagnostik
sebagai berikut :
maturasional.
validasi diagnosis
17
B
a
k
t
e
r
i
,
P
r
o
t
o
z
o
a
19
antara lain:
Kriteria hasil :
1) Batuk efektif
3) Wheezing menurun
4) Dispnea menurun
5) Sianosis menurun
6) Gelisah menurun
observasi
ronkhi kering)
3) Monitor sputum
Teraupetik
Edukasi
Kriteria hasil :
1) Dispnea menurun
3) Gelisah menurun
Observasi :
kussmaul)
Teraupetik
Edukasi
membaik (L.03030)
Kriteria hasil :
Observasi
Teraupetik
Edukasi
Kolaborasi
Kriteria hasil :
observasi
Teraupetik
suara, kunjungan)
4) Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
tidak berkurang
Kolaborasi
makanan
Kriteria hasil :
1) Menggigil menurun
3) Kejang menurun
4) Pucat menurun
5) Takikardia menurun
Observasi
Teraupetik
Edukasi
Kolaborasi
meningkat (L.03020)
Kriteria hasil :
1) Mual menurun
2) Muntah menurun
3) Dispepsia menurun
Intervensi keperawatan
Observasi
Teraupetik
Edukasi
objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien serta dilandasi kode
etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab
5 tahap yaitu :
1. Pengkajian keperawatan
dasar tentang klien, dan membuat catatan tentang respon kesehatan klien.
dari dokumentasi pada intinya untuk mendapatkan data ang cukup utnuk
28
2. Diagnosa Keperawatan
respon manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu
sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual
napas (D.0001).
(D.0019).
3. Intervensi Keperawatan
Kriteria hasil :
1) Batuk efektif
3) Wheezing menurun
4) Dispnea menurun
5) hSianosis menurun
6) Gelisah menurun
observasi
ronkhi kering)
3) Monitor sputum
Teraupetik
Edukasi
3)
meningkat (L.01003)
Kriteria hasil :
31
1) Dispnea menurun
3) Gelisah menurun
Observasi :
kussmaul)
Teraupetik
Edukasi
membaik (L.03030)
Kriteria hasil :
Observasi
Teraupetik
33
Edukasi
Kolaborasi
(D. 0056)
Kriteria hasil :
observasi
Teraupetik
suara, kunjungan)
4) Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
tidak berkurang
35
Kolaborasi
makanan
membaik (L.14134)
Kriteria hasil :
1) Menggigil menurun
3) Kejang menurun
4) Pucat menurun
5) Takikardia menurun
Observasi
Teraupetik
Edukasi
Kolaborasi
meningkat (L.03020)
Kriteria hasil :
1) Mual menurun
37
2) Muntah menurun
3) Dispepsia menurun
Intervensi keperawatan
Observasi
Teraupetik
Edukasi
4. Implementasi Keperawatan
terhadap pasien secara urut sesuai prioritas masalah yang sudah dibuat
5. Evaluasi Keperawatan
(Planning).
a Pengertian
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu
hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ – organ dan
1) Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan
dewasa.
2) Hilangnya ciri – ciri lama dan timbulnya ciri – ciri baru. Perubahan
sekolah.
perkembangan selanjutnya.
40
tidak akan bisa berjalan sebelum ia berdiri dan ia tidak bisa berdiri
jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan
berbeda.
daya nalar, asosiasi dan lain – lain pada anak, sehingga pada anak
tetap, yaitu :
berdiri.
a Manusia
diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak
konsep diri sudah ada sejak bayi akan tetapi belum terbentuk sempurna
Pola koping juga sudah terbentuk sejak bayi di mana bayi akan
mulai bayi seperti anak mau diajak orang lain. Sedangkan respons emosi
perkembangan anak, seperti pad bayi saat perpisahan dengan orang tua
anak dan dewasa berbeda mulai dari besarnya ukuran hingga aspek
b Sehat – sakit
sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur
bantuan dan dukungan pada keluarga. Jadi batasan sehat secara umum
dapat diartikan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan
c Lingkungan
gizi buruk, pesan orang tua, saudara, teman sebaya dan masyarakat akan
44
d Keperawatan
dan mensejahterakan anak untuk mencapai masa depan anak yang lebih
2016) :
a Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
45
artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja
memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai
pada ilmu tumbuh kembang, sebab ini yang akan mempelajari aspek
kehidupan anak.
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih
Konvensi Hak – hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan
Bangsa – bangsa yang dimaksud anak adalah setiap orang yang berusia
anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal (Soediono, 2014).
a Sebagai pendidik
b Sebagai konselor
perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua
alternatif pemecahannya.
oleh karena itu kerjasama dengan keluarga juga harus terbina dengan
e Sebagai peneliti
6. Hospitalisasi
a Pengertian
di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan karena suatu alasan yang
Tinggal di rumah sakit bisa sulit bagi anak pada usia berapapun.
– teman dan keluarga. Mereka mungkin bosan atau takut. Anak – anak
b Dampak Hospitalisasi
dengan cara yang berbeda, tergantung pada usia, alasan untuk rawat inap
yang tidak memadai, dan makanan rumah sakit yang mungkin terasa
rumah sakit dapat merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak
(utami, 2014)
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan/Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus untuk
B. Subyek penelitian
2 klien anak yang dirawat di rumah sakit. Kriteria untuk sample dalam
1. Subyek anak terdiri dari 2 orang anak baik laki – laki maupun perempuan
1. Bronkopneumonia
medis pasien.
keperawatan.
Studi kasus ini dilakukan selama 3 hari perawatan pada Klien 1 tanggal 27
mei – 29 mei 2021, pada Klien 2 tanggal 2 juni – 4 juni 2021. Adapun tempat
E. Prosedur Penelitian
menggunakan metode studi kasus. Setelah disetujui oleh tim penguji proposal
54
Metode dan instrumen pengumpulan data untuk penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
G. Keabsahan Data
1. Data primer
dihadapinya.
55
2. Data sekunder
Sumber data yang dikumpulkan dari orang terdekat klien, seperti orang tua.
3. Data tersier
H. Analisis Data
pada setiap hari untuk mengetahui perkembangan klien. Analisa data dilakukan
dan dibandingkan dengan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan
BAB IV
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai
gambaran lokasi penelitian dan hasil asuhan keperawatan pada kedua klien anak
A. Hasil Penelitian
Kalimantan Timur.
a Pengkajian
1) Anamnesa
Tabel 4.1
Hasil Anamnesa Klien Anak dengan Bronkopneumonia
IDENTITAS
NO KLIEN 1 KLIEN 2
KLIEN
1 Nama An. C An. F
2 Tanggal Lahir 4 mei 2020 ( 12 22 februari 2020
bulan ) ( 15 bulan )
3 Jenis kelamin Perempuan Perempuan
57
perawatan anak
Melati untuk
menjalani
perawatan lanju-
tan.
13 Riwayat Ibu mengatakan Ibu mengatakan
Kehamilan dan masa kehamilan masa kehamilan
Kelahiran cukup bulan, cukup bulan, pada
- Prenatal selama kehamilan masa kehamilan
ibu tidak ibu tidak
merasakan merasakan mual,
keluhan, berat muntah, ibu
badan ibu mengalami
bertambah 10 kg, penambahan berat
ibu rajin badan 7 kg, obat
meminum obat yang dikonsumsi
folavit dan asam ibu selama masa
folat dan selalu kehamilan
melakukan kalsium, asam
pemeriksaan folat, Vit.A HB
secara rutin
- Natal Ibu mengatakan Ibu mengatakan
lama persalinan lama persalinan
12 jam, ditolong selama 1 hari 1
oleh bidan dan malam, persalinan
tidak ada ditolong oleh
komplikasi bidan, dan tidak
ada komplikasi
pada ibu dan bayi
- Post natal Ibu mengatakan Ibu mengatakan
kondisi bayi kondisi An. F
sehat, bayi aktif, sehat, bayi aktif
setelah lahir bayi setalah lahir bayi
menangis. BB : menangis, BB :
3080 gram dan 3035 PB : 51
PB : 48 cm
- Neonatal Ibu mengatakan Ibu mengatakan
diklini selaman 2 diklinik selama 3
hari, tidak ada hari, bayi tidak
perawatan mengalami
pendukung, masalah dan tidak
perubahan BB membutuhkan
waktu lahir tidak perawatan
ada, bayi BAK pendukung, tidak
selama 4 kali ada perubahan BB
dalam sehari dan waktu lahir, An. F
59
rumah bersama
kakak sepupunya
saat pagi dan sore
hari
19 - Pola tidur Ibu mengatakan Ibu mengatakan
An.C tidur saat An.F tidur 11 jam
malam selama 10 pada saat malam
jam dan 3 jam dan 4 jam saat
untuk tidur saat tidur siang, tetapi
siang hari selama dirawat
kadang tidurnya
tidak nyenyak
20 - Pola Ibu klien Ibu mengatakan
eliminasi mengatakan An. An.F BAB sehari
C untuk BAK 2 sekali dan BAK 3
kali ganti diapers kali ganti diapers
dan BAB 1 kali
sehari
21 - Pola Ibu mengatakan Ibu mengatakan
kebersihan An. C mandi An.F mandi dua
diri sehari dua kali kali sehari pada
pada pagi hari pagi hari dan sore
dan sore hari hari
dan ada batuk serta pilek. Pada klien 1 nafsu makan menurun tetapi
LLA 15.7 cm. klien 1kebersihan badannya baik mandi 2 kali sehari
pada pagi dan sore hari, BAB 1 kali sehari dan BAK 2 kali ganti
diapers.
bulan dengan keluhan utama demam serta ada batuk berdahak dan
15.2 cm. klien 2 tidak menyukai sayuran, kebersihan badan klien baik
mandi sehari dua kali, BAK 3 kali ganti diapers dan BAB 1 kali sehari.
2) Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.2
Hasil Pemeriksaan Fisik Klien Anak dengan
Bronkopneumonia
IDENTITAS
NO KLIEN 1 KLIEN 2
KLIEN
1 Keadaan Sakit sedang Sakit sedang
umum
2 Kesadaran Composmentis Composmentis
3 Pemeriksaan Suhu : 38oC Suhu : 37.8oC
Tanda – SpO2 : 97% Nadi : 100 x/menit
tanda vital Nadi : 125 x/menit Respirasi : 42 x/menit
Respirasi :
35x/menit
4 Pemeriksaan Kepala : Kepala :
Kepala Wajah simetris, Ubun – ubun besar
penyebaran rambut menutup. Kulit
tidak merata, ubun kepala bersih, rambut
– ubun tertutup, hitam penyebaran
kulit kepala tidak merata, wajah
tampak bersih. tampak simetris
Telinga : Telinga :
Telinga tampak Tidak terdapat
bersih tidak serumen dan tidak
terdapat seruman ada kelainan
dan tidak terdapat Mata :
kelainan. Tidak cekung,
Mata : konjungtiva tidak
Sklera putih dan anemis, sklera tidak
tidak ikterik, ikterik
konjungtiva tidak Hidung :
anemis Terdapat
Hidung : penyumbatan jalan
Terdapat napas karna sekret
penyumbatan jalan berlebih, terdapat
napas karena pernapasan cuping
sekret berlebih hidung
63
bantu napas, irama napas tidak teratur cepat dan dangkal, dengan
otot bantu pernapasan, irama napas tidak teratur cepat dan dangkal,
kanul 2 lpm.
Tabel 4.3
Skala Resiko Jatuh Humpty Dumpty Klien anak dengan
Bronkopneumonia
KLIEN KLIEN
Parameter Kriteria Nilai
1 2
Usia < 3 tahun 4
3 – 7 tahun 3
4 4
7 – 13 tahun 2
>13 tahun 1
Jenis Kelamin Laki – laki 2
1 1
Perempuan 1
Diagnosis Diagnosis neurologi 4
Perubahan oksigenasi
(diagnosis
respiratorik,
3
dehidrasi, anemia,
1 1
anoreksia, sinkop,
pusing)
Gangguan Perilaku /
2
psikiatri
Diagnosis lainnya 1
66
Klien Klien
Parameter Kriteria Nilai
1 2
Gangguan Tidak menyadari
3
Kognitif keterbatasan dirinya
Lupa akan adanya
2 3 3
keterbatasan
Orientasi baik
1
terdahap diri sendiri
Faktor Riwayat jatuh/bayi
lingkungan diletakkan di tempat 4
tidur dewasa
Pasien menggunakan
alat bantu / bayi
diletakkan dalam 3
2 2
tempat tidur bayi/
perabot rumah
Pasien diletakkan di
2
tempat tidur
Area diluar rumah
1
sakit
Pembedahan/ Dalam 24 jam 3
sedasi/ Dalam 48 jam 2
Anestesi > 48 jam atau tidak
menjalani 1 1
pembedahan / sedasi / 1
anestesi
Penggunaan Penggunaan
medikamentos multiple : sedatif,
a obat hipnosis,
barbiturat, fenotiazin, 3
anti depresan,
pencahar, diuretik,
narkose 1 1
Penggunaan salah
2
satu obat diatas
Penggunaan medikasi
lainnya / tidak ada 1
medikasi
Jumlah 12 12
Keterangan :
Skor 7 – 11 : resiko rendah
Skor > 12 : resiko tinggi
3) Pemeriksaan Penunjang
Tabel 4.4
Hasil Pemeriksaan Penunjang Klien Anak dengan
Bronkopneumonia
b Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.5
Daftar diagnosa Keperawatan Klien Anak dengan
Bronkopneumonia
NO KLIEN 1 KLIEN 2
Tanggal Diagnosa Tanggal Diagnosa
ditemukan Keperawatan ditemukan Keperawatan
1 27/mei/21 Bersihan jalan 2/juni/2021 Bersihan jalan na-
napas tidak pas tidak efektif
efektif b.d b.d hipersekresi
sekresi yang DS:
tertahan Ibu menga-
DS : takan An.F su-
ibu An.C dah seminggu
menga- batuk ber-
takan anak- dahak dan
nya batuk pilek
ibu menga-
takan An.c DO :
batuk tetapi frekuensi na-
tidak bisa pas 42
mengeluar- x/menit,
kan dahak- irama napas
nya tidak teratur
DO : cepat dan
pernapasan dangkal
cepat dan terdapat cup-
dangkal, ing hidung
irama saat bernapas,
pernapasan menggunakan
tidak tera- otot bantu na-
tur pas
penggunaa terdengar
n otot bantu suara napas
pernapasan ronchi
frekuensi
napas 35
x/menit
terdengar
suara napas
ronchi pada
paru kiri
An.c tidak
mampu
69
mengeluar-
kan dahak-
nya secara
mandiri
sedikit long-
gar
Tidak ada
tanda – tanda
infeksi
ditegakkan sama pada klien 1 dan 2 yaitu bersihan jalan napas tidak
c Intervensi Keperawatan
Tabel 4.6
Intervensi Keperawatan Klien Anak dengan Bronkopneumonia
pada klien 1 dan klien 2 selama masa perawatan sesuai dengan diagnosa
d Implementasi Keperawatan
Tabel 4.7
Implementasi Keperawatan Klien Anak dengan
Bronkopneumonia
HARI 2
1 28/5/202 4.3 mencuci tangan sebe- - Mencuci tangan 6
1 lum kontak dengan langkah
09:00 pasien - Tangan bersih
mempengaruhi resiko
jatuh
ronchi
4 09:20 1.3 monitor adanya spu- Dahak sudah
tum tidak banyak
4.2 mengidentifikasi
karakteristik lingkungan Posisi tempat
tidur rendah
yang dapat meningkatkan Pagar pengaman
potensi untuk jatuh tempat tidur
terpasang
12 10:15 2.2 menyediakan ruangan Ruangan kamar
yang dingin menggunakan AC
dengan suhu ru-
ang 22oC
e Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.8
Evaluasi Keperawatan Klien Anak dengan Bronkopneumonia
15 : 05 Hipertermi S:
Ibu mengatakan badan anak demam
O:
Badan An.c teraba hangat
Suhu : 37.8oC
Nadi : 102 x/menit
Anak sedikit rewel
A:
Hipertermi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2.1 monitor suhu tubuh
2.3 berikan kompres pada lipat paha
dan aksila
2.4 anjurkan tirah baring
2.5 kolaborasi pemberian cairan dan el-
ektrolit intravena, jika perlu
15 : 10 Resiko jatuh S:-
O:
Pagar pengaman terpasang
Tidak ada kejadian jatuh
Posisi tempat tidur rendah
Skor humpty dumpty 12 (resiko)
A:
Resiko jatuh tidak terjadi
P : intervensi dipertahankan
3.1 mengidentifikasi perilaku dan
faktor yang mempengaruhi resiko jatuh
3.2 identifikasi karakterististik ling-
kungan yang dapat meningkatkan po-
tensi jatuh
3.3 memasang pagar pengaman tempat
tidur
15:15 Resiko in- S:-
feksi O:
Terpasang infus ditangan kanan
Balutan tampak bersih
Tidak ada bengkak ditangan yang di-
infus
A:
Resiko infeksi tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
4.1 monitor tanda dan gejala infeksi
4.2 batasi jumlah pengunjung, jika
perlu
88
A:
Masalah tidak terjadi
P:
3.1 mengidentifikasi perilaku dan
faktor yang mempengaruhi resiko jatuh
3.2 identifikasi karakteristik lingkungan
yang dapat meningkatkan potensi untuk
jatuh
20 : 00 Resiko in- S:-
feksi O:
Terpasang infus ditangan kanan
Balutan infus bersih
Tidak ada tanda – tanda infeksi
A:
Masalah tidak terjadi
P : Intervensi dipertahankan
4.1 monitor tanda dan gejala infeksi
4.3 mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Hari ke 3
12 : 00 Bersihan S:
jalan napas Ibu mengatakan anaknya sudah tidak
tidak efektif sesak lagi
Ibu mengatakan An.c sudah tidak ber-
dahak lagi
O:
Tidak ada bunyi napas tambahan
RR : 28 x/menit
SpO2 : 99%
Nadi :95 x/menit
Tidak ada otot bantu pernapasan
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
12: 05 Resiko jatuh S:-
O:
Tidak ada kejadian jatuh
Pagar pengaman tempat tidur terpasang
Posisi tempat tidur rendah
A:
Masalah tidak terjadi
P:
90
Klien 2
Hari ke 1
14:50 Bersihan S:
jalan napas ibu mengatakan masih sulit bernapas
tidak efektif ibu mengatakan ada dahak
O:
frekuensi 42 x/menit
irama napas tidak teratur cepat dan
dangkal
terdapat pernapasan cuping hidung
terpasang nasal kanul 2 lpm
A:
bersihan jalan napas belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1.1 monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, upaya napas)
1.2 monitor bunyi napas tambahan
1.3 monitor adanya sputum
1.4 posisikan semo fowler atau fowler
1.5 berikan minum hangat\
1.6 lakukan fisioterapi dada, jika perlu
1.7 berikan oksigen, jika perlu
1.8 pemberian obat inhalasi (nebulizer)
14 : 55 Hipertermia S:
Ibu mengatakan anak masih demam
Ibu mengatakan badan anak masih
hangat
O:
Suhu : 38oC
Nadi : 105 x/menit
RR : 40 x/menit
91
A:
Hipertermi belum teratasi
P:
2.1 monitor suhu tubuh
2.2 sediakan lingkungan yang dingin
2.3 longgarkan atau lepaskan pakaian
2.4 lakukan kompres pada axila
2.6. pemberian obat intravena
20 : 20 Defisit S:
pengetahuan Orang tua mengatakan mengerti setelah
diberikan pendidikan kesehatan
O:
Orang tua sudah tidak khawatir ter-
hadap kesehatan anak nya
Orang tua sudah tidak keliru dengan
penyakit anaknya
A:
Defisit pengetahuan teratasi
P:
Intervensi dihentikan
P:
Intervensi tidak dilanjutkan pasien
rencana KRS
20 : 30 Resiko in- S:-
feksi O:
Tidak ada tanda – tanda infeksi
balutan infus bersih
tidak ada pembengkakan
A:
masalah tidak terjadi
P:
intervensi tidak dilanjutkan pasien
rencana KRS
hipertermia teratasi pada hari kedua, 1 diagnosa teratasi pada hari ketiga
B. Pembahasan
kesesuaian maupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan keperawatan pada
klien 1 dan klien 2 dengan kasus bronkopneumonia yang telah dilakukan oleh
1. Pengkajian
Hasil dari pengkajian didapatkan beberapa data yang ada pada kedua
klien. Pengkajian pada klien 1 dilakukan pada hari kamis tanggal 27 mei
tanda vital suhu :38oC, Nadi :125 x/menit, respirasi 35 x/menit dan SpO2 :
97%, dengan keluhan utama demam, lalu ada batuk dan pilek, nafsu makan
cm dan LLA 15.7 cm CRT < 2 detik, turgor kulit baik, tidak memiliki
riwayat alergi, penggunaan otot bantu napas, irama napas tidak teratur cepat
dan dangkal, dengan frekuensi napas 35 x/menit, paru kiri saat mengembang
yaitu ronchi, terpasang nasal kanul 1 lpm, skor humpty dumpty 12 (resiko
jatuh).
pemeriksaan tanda – tanda vital suhu :37.8oC, nadi : 100 x/menit, respirasi :
cepat dan dangkal, frekuensi napas 42 x/menit, terpasang nasal kanul 2 lpm,
yaitu mengalami demam, batu berdahak, dan pilek. Serta adanya pernapas
cepat dan dangkal, hal ini sesuai dengan teori Wijayaningsih (2013) bahwa
(2013) tanda dan gejala dari bronkopneumonia yaitu demam, anak gelisah,
adanya bunyi napas tambahan seperti rochi, pernapasan cepat dan dangkal
mulut dan kadang – kadang disertai muntah dan diare. Pada klien 1 tidak
2. Diagnosa Keperawatan
(PPNI, 2017).
kategori yaitu mayor dan minor. Data mayor sekitar 80% - 100% untuk
validasi diagnosis, sedangkan data minor tidak harus ditemukan namun jika
tersebut penelitian dalam kasus asuhan keperawatan pada klien anak dengan
pada anak bronkopneumonia adalah bersihan jalan napas tidak efektif b.d
spasme jalan napas, hipersekresi jalan napas, benda asing dalam jalan napas,
sekresi yang tertahan dan proses infeksi; gangguan pertukaran gas b.d
diare.
keperawatan yang ditegakkan pada klien 1 yaitu bersihan jalan napas tidak
dengan proses penyakit, resiko jatuh ditandai dengan anak usia < 2 tahun,
99
resiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasif. Sedangkan pada klien
mengalami kegagalan, resiko jatuh ditandai dengan anak usia < 2 tahun,
1 dan klien 2 :
tertahan, hipersekresi.
jalan napas tetap paten (PPNI, 2017). Diagnosa yang diperoleh pada
sekresi yang tertahan sedangkan pada klien 2 bersihan jalan napas tidak
batuk tidak efektif atau tidak mampu batuk, sputum berlebih dan adanya
suara napas tambahan. Gejala dan tanda minornya yaitu dispnea, sulit
berubah dan pola napas berubah, pada klien 1 dibuktikan klien batuk
tubuh (PPNI, 2017). Diagnosa yang diperoleh pada klien 1 dan klien 2
proses penyakit.
pada penderita.
101
yaitu suhu tubuh diatas nilai normal, gejala dan tanda minor yaitu kulit
demam suhu tubuh :38oC, Nadi :125 x/menit, respirasi 35 x/menit dan
badan teraba hangat, sedangkan klien 2 suhu tubuh 37.8oC, nadi : 100
1 dan klien 2 :
karna awalnya hanya demam, batuk dan pilek, ibu mengatakan kadang
tampak lesu.
karena ini kali pertama anaknya masuk rumah sakit dengan diagnosa
mengenai bronkopneumonia.
b Resiko jatuh dibuktikan dengan anak usia kurang 2 tahun atau kurang
sesuai dengan kasus tersebut yaitu anak usia < 2 tahun. diagnosa yang
diperoleh pada klien 1 dan klien 2 yaitu resiko jatuh dibuktikan dengan
anak usia 2 tahun atau kurang berdasarkan PPNI (2017). Dari hasil
resiko jatuh yang didukung dengan data objektif yaitu anak usia kurang
tempat tidur tidak terpasang dan jumlah skor penilaian humpty dumpty
12 (resiko tinggi).
103
masalah serius dirumah sakit terutama pada pasien rawat inap karena
pasien dan mutu rumah sakit. Sesuai dengan teori, usia anak berkaitan
dengan resiko yang memicu jatuh karena usia anak 2 tahun atau kurang
kejadian jatuh, penulis berasumsi pada pasien anak usia 2 tahun atau
c Resiko infeksi
kanan
hari pada klien 1 dan klien masalah resiko infeksi tidak terjadi.
104
3. Intervensi Keperawatan
Indonesia, 2018).
klien 1 yaitu observasi : monitor suhu tubuh, teraupetik : berikan cairan oral,
berikan kompres pada lipat paha dan aksila, edukasi : anjukan tirah baring,
Pada diagnosa resiko jatuh dibuktikan dengan anak usia 2 tahun atau
kurang, pada klien 1 yaitu observasi : identifikasi perilaku dan faktor yang
kelurga pasien tentang faktor resiko yang meicu jatuh. Pada klien 2 dengan
diagnosa resiko jatuh dibuktikan dengan anak usia 2 tahun atau kurang
dan gejala infeksi, teraupetik : cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
4. Implementasi Keperawatan
terhadap pasien secara urut sesuai prioritas masalah yang sudah dibuat
dilakukan diwaktu yang berbeda yaitu pada klien 1 dilakukan pada tanggal
27 mei s/d 29 mei 2021 dan klien 2 pada tanggal 2 juni s/d 4 juni 2021.
bersihan jalan napas tidak efektif pada klien 1 yaitu melakukan : monitor
1 yaitu monitor suhu tubuh, berikan cairan oral, berikan kompres pada lipat
paha dan aksila, anjukan tirah baring, pemberian cairan dan elektrolit
intravena, pemberian obat . Pada klien 2 yaitu monitor suhu tubuh, sediakan
obat intravena
posisi tempat tidur, jelaskan kepada kelurga pasien tentang faktor resiko
klien 1 dan klien 2 yaitu monitor tanda dan gejala infeksi, cuci tangan
5. Evaluasi Keperawatan
Subjek (S), data objektif (O), analisa permasalahan (A) klien berdasarkan S
dan O, serta perencanaan ulang (P) berdasarkan hasil analisa data diatas.
Evaluasi ini disebut juga evaluasi proses, semua itu dicatat pada formulir
Chairani, 2013)
hari pada klien 1 dan klien 2, yaitu bersihan jalan napas pada klien 1 teratasi
pada hari ke 3 tanggal 29 mei 2021 dengan hasil ibu mengatakan anaknya
sudah tidak sesak lagi, ibu mengatakan An.C sudah tidak berdahak lagi,
teratasi pada hari ke 3 tanggal 4 juni 2021 dengan hasil ibu mengatakan anak
109
sudah tidak batuk lagi, ibu mengatakan anak sudah tidak sesak lagi,
frekuensi napas 30 x/menit, SpO2 98%, tidak ada suara napas tambahan,
ke 2 pada tanggal 28 mei 2021 dengan hasil ibu mengatakan anaknya sudah
tidak demam lagi, badan teraba tidak panas lagi, suhu 36.8oC, nadi 110
x/menit anak tidak terlalu rewel lagi. Sedangkan pada klien ke 2 hipertermia
teratasi pada hari ke 3 pada tanggal 4 juni 2021 dengan hasil ibu mengatakan
anaknya sudah tidak demam lagi, ibu mengatakan badan anaknya suda tidak
hangat lagi, suhu 36.7oC, nadi 120 x/menit, badan teraba sudah tidak hangat.
pada hari ke 2 pada tanggal 3 juni 2021 dengan hasil orang tua anak
sudah tidak khawatir terhadap kesehatan anaknya, orang tua sudah tidak
Evaluasi untuk masalah resiko jatuh dan resiko infeksi pada klien 1
dan klien 2 selama 3 hari perawatan yaitu masalah tersebut tidak terjadi
BAB V
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
utama demam, lalu ada batuk dan pilek. Sedangkan perbedaannya yaitu
dan diare, sedangkan pada klien 2 tidak ditemukan sianosis, muntah dan
diare.
2. Diagnosa Keperawatan
menurut teori pada bab dua terdapat 6 diagnosa. Pada klien 1 dan klien 2
terdapat 2 diagnosa yang muncul sesuai teori yaitu bersihan jalan napas dan
yaitu resiko jatuh dan resiko infeksi, sedangkan pada klien 2 terdapat 3
diagnosa yang berbeda dengan teori yaitu defisit pengetahuan, resiko jatuh
3. Intervensi Keperawatan
sesuai dengan diagnosa yang muncul. Intervensi yang diberikan pada klien
4. Implementasi Keperawatan
klien 1 dan klien 2 sesuai dengan intervensi yang telah direncakan sesuai
5. Evaluasi Keperawatan
bentuk SOAP. Evaluasi pada klien 1 dan klien 2 semua masalah teratasi.
B. Saran
1. Bagi Peneliti
komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Basri, B., utami, T., & Mulyadi, E. (2020). Konsep Dasar Dokumentasi Keperawa-
tan. Bandung: CV. Media Sains Indonesia.
Depkes RI. (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta: Dirjen
Binkesmas.
Dewi, T., & Noprianty, R. (2018). Phenomenologi study: Risk Factors Related To
Faal Incidence In Hospitaliced Pediatric Patient With Theory Faye G. Ab-
dillah.
Maha, n. (2019). konsep dan Proses Dasar Keperawatan Terhadap Pasien Anak,
3-4.
Mendiri, & Prayogi. (2016). Asuhan Keperawatan Anak & Bayi Resiko Tinggi.
Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.
Notoatmodjo. (2012). konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
rahajoe, & nastitie. (2010). buku ajar respirologi anak. jakarta: badan penerbit
IDAI.
Setiadi. (2012). konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan teori dan
praktik. Jakarta: Graha Ilmu.
Smeltzer, s. c., & Bare, B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
jakarta: Brunner & Suddarth, EGC.
Wijaya, A., & Putri, Y. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. yogyakarta: Nuha
Medika.
Yuliastati, & nining. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
yuniarti, s. (2016). Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus Bayi, Balita dan Anak Pra-
sekolah. Bandung: PT Refika Aditama.