Anda di halaman 1dari 60

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS 3 SMAN 1


KOTA BIMA TENTANG INFEKSI SALURAN KEMIH(ISK)
SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

OLEH :

ZAINUL ARIFIN
NIM: P00620217 050

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN BIMA
TAHUN 2021
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS 3 SMAN 1
KOTA BIMA TENTANG INFEKSI SALURAN KEMIH(ISK)
SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Program


Pendidikan Diploma III ( D III ) Keperawatan Program Studi D
III Keperawatan Bima
Tahun Akademik 2020/2021

OLEH :

ZAINUL ARIFIN
NIM: P00620217 050

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN BIMA
TAHUN 2021

i
PENGESAHAN

Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah


Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Program Studi
D III Keperawatan Bima Dan Diterima Untuk Menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III (D-III) Kesehatan Program
Studi D III Keperawatan Tahun Akademik
2020 / 2021

Mengesahkan
Tim Penguji :
Ketua Program Studi D-III Keperawatan Bima
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

(Abdul Haris, SST.M.Pd)


NIP. 196612081987031002

1. H. Ahmad, S.Kep.Ns.M.Pd (
)
Penguji Utama

2. Kurniadi, S. Kep. Ns. M. Kes (


)
Penguji I

3. Muhtar,S.Kep.Ns.M.Kep (
)
Penguji II

ii
Tanggal Lulus : 18 juni 2021

ii

iii
PERSETUJUAN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program pendidikan Diploma III (D-III) Keperawatan
Program Studi D III Keperawatan Bima
Tahun Akademik 2020 / 2021

Oleh :
ZAINUL ARIFIN
P00620218 050

Bima, Juni 2021


Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Kurniadi, S. Kep. Ns. M. Kes. Muhtar,S.Kep.Ns.M.Kep.


NIP: 197207101992031000 NIP: 197903312002121001

KATA PENGANGTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT.


yang maha kuasa atas segala limpahan berkat dan karunia–
Nya yang selalu menyertai dalam setiap aktivitas, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

iii
berjudul “Gambaran pengetahuan siswa kelas 3 SMAN 1
Kota Bima tentang penyakit infeksi saluran kemih sebelum
dan sesudah penyuluhan”. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan, dukungan
serta kerja sama dari berbagai pihak yang terlibat. Untuk itu
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak H. Awan Dramawan, S.Pd.M.Kes selaku Direktur
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram
2. Ibu Rusmini, S.Kep.Ns.MM selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Mataram
3. Bapak Abdul Haris, SST.M.Pd selaku Ketua Program
Studi Keperawatan D-III Bima.
4. Bapak Kurniadi, S.Kep.Ns.M.Kes. selaku Pembimbing I
yang telah memberikan pengarahan dan dorongan
penuh dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak Muhtar,S.Kep.Ns.M.Kep. selaku Pembimbing II
yang telah memberikan motivasi dan bimbingan penuh
dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kedua orang tua, keluarga dan sahabat yang selalu
memberikan dukungan, do’a dan semangat pada penulis
selama penyusunan laporan penelitian.
Semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan kebaikan
kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal
kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis
semoga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi semua.

Bima, 2021

Penulis

iv
ABSTRAK

Gambaran Pengetahuan siswa kelas 3 SMAN 1 Kota Bima tentang infeksi


saluran kemih (ISK) sebelum dan sesudah penyuluhan
(Zainul Arifin)

Latar Belakang : Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Gambaran Pengetahuan


siswa kelas 3 SMAN 1 Kota Bima tentang infeksi saluran kemih (ISK)
sebelum dan sesudah penyuluhan”. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk
Menganalisis Gambaran Pengetahuan siswa kelas 3 SMAN 1 Kota Bima
tentang infeksi saluran kemih (ISK) sebelum dan sesudah penyuluhan.
Metode : Jenis penelitian ini menggunakan metode rancangan Deskriptif.
Jenis penelitian untuk memberikan gambaran secara sistematis tentang
informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian. yang
menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan
dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel
independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi
tidak ada tindak lanjut.
Hasil : Hasil Didapatkan data pengetahuan siswa kelas 3 SMAN 1 Kota
Bima tentang infeksi saluran kemih (ISK) sebelum penyuluhan responden
mayoritas berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 24 responden dengan
presentase (60%), kemudian yang berpengetahuan kurang sebanyak 11
dengan presentase (27,5%), dan kemudian responden yang
berpengetahuan baik sebanyak 5 responden dengan presentase
(12,5%).dan data pengetahuan siswa kelas 3 SMAN 1 Kota Bima tentang
infeksi saluran kemih (ISK) sesudah penyuluhan responden mayoritas
berpengetahuan baik yaitu sebanyak 29 responden dengan presentase
(72,5%), kemudian yang berpengetahuan cukup sebanyak 11 dengan
presentase (27,5%), dan tidak ada responden yang berpengetahuan
kurang.
Kesimpulan : Responden rata-rata berusia 18 tahun.sebelum diberi
penyuluhan rata-rata responden berpengetahuan cukup sebanyak 24
responden, dan setelah dibei penyuluhan, responden rata-rata
berpengetahuan baik yaitu sebanyak 19 orang.
Kata Kunci : Infeksi saluran kemih

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................iii
KATA PENGANGTAR..................................................................................v
ABSTRAK.....................................................................................................6
DAFTAR ISI.................................................................................................6i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penelitian...................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................6
A. Konsep Infeksi Saluran Kemih...............................................................6
B. Konsep siswa.........................................................................................8
C. Konsep pengetahuan..........................................................................16
D. Konsep penyuluhan.............................................................................22
E. Kerangka Konsep................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................33
A. Desain / Rancangan Penelitian...........................................................32
B. Kerangka Kerja....................................................................................33
C. Populasi, Sampel dan Sampling..........................................................34
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional......................................34
E. Instrumen Penelitian............................................................................36
F. Analisis data.........................................................................................36
G. Etika Penelitian....................................................................................37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................39
A. Hasil Penelitian...............................................................................................39
B. Pembahasan.....................................................................................................43
BAB V PENUTUP.................................................................................................46
A. Kesimpulan.....................................................................................................46
B. Saran................................................................................................................46

vi
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................48

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO, infeksi saluran kemih (ISK) atau urinary tract

infection (UTI) pernah dialami lebih dari 50% wanita, dan menjadi salah

satu pengeluaran utama di sektor kesehatan dunia, termasuk usia remaja

di usia sekolah menengah. Hal ini dikarenakan saluran uretra perempuan

lebih pendek, sehingga bakteri lebih mudah masuk dan menginfeksi

saluran kemih. Selain itu, kondisi area kewanitaan yang lembap dan kotor

juga memungkinkan bakteri untuk berkembang lebih cepat. Pada usia

remaja, terjadinya infeksi saluran kemih biasanya disebabkan oleh

masalah kebersihan alat kelamin, terutama bagi remaja yang sudah

mengalami menstruasi (dr. Regi Septian, 2017)

Menurut Dr.Sardjito yang dikutip dari (dr.Sardjito, 2019)

menyatakan bahwa Belum banyak orang yang mengetahui cara menjaga

kesehatan kandung kemih atau kadang justru menyepelekannya sehingga

angka kejadian infeksi pada kandung kemih cenderung tinggi. Data dari

Kementerian Kesehatan RI tahun 2016 menunjukkan bahwa jumlah

penderita penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) mencapai 90-100 kasus

per 100.000 penduduk per tahun.

1
ISK merupakan masalah kesehatan yang besar, dipandang dari

proporsi populasi yang terkena, kelanjutan penyakit, serta biaya

pengobatannya.Data yang diambil menggunakan metode restrospektif

dengan melihat data keuangan di Sistem Informasi Manajemen rumah

Sakit (SIRS)Sampel yang diam adalah pasien yang menderita ISK

yang dirawat inap selama 2016-2018 di Rumah Sakit Umum Daerah

Provinsi NTB yang memenuhi kriteria inklusi yaitu sebanyak 67

sampel. Pasien yang menggunakan ceftriaxon - cefixim sebanyak 33

pasien sedangkan pasien ynag menggunakan ceftriaxon sebnyak 33

pasien. (saodikin, 2019)

Berbagai macam penyakit yang biasanya terjadi pada remaja di

usia sekolah yaitu; demam berdarah dengue (DBD),tifoid atau tipes,diare

dan radang tenggorokan.adapun upaya-upaya yang dilakukan petugas

kesehatan dalam menangani dan mencegah masalah kesehatan tersebut

yaitu dengan melakukan pengawasan dan penyuluhan kesehatan di

lingkungan sekolah.

pada usia sekolah,yakni 10-14 tahun, menstruasi pertama atau

menarche normalnya terjadi. Namun, pada beberapa kondisi, haid

pertama juga bisa terjadi lebih awal, yaitu pada usia 9 tahun.Namun dapat

terjadi lebih lambat, yaitu pada usia 15 tahun atau lebih (Adlina, 2020).

hal ini menandakan bahwa siswa kelas 3 sekolah menengah atas (SMA)

umumnya sudah mengalami menstruasi pertama

2
pada usia remaja, terjadinya infeksi saluran kemih biasanya

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya menjaga

kebersihan alat kelamin, terutama bagi remaja yang sudah mengalami

menstruasi. Kuman mudah berkembang biak pada darah menstruasi,

ditambah kondisi pH vagina yang berubah menjadi lebih asam, sehingga

bakteri lebih cepat menyebar dan berisiko menyebabkan ISK.Gejala

terjadinya ISK umumnya ditandai dengan sulit buang air kecil atau

anyang-anyangan, demam, dan rasa nyeri yang berlebihan di area serviks

(Diana, 2020). sehubungan dengan hal diatas, maka peneliti tertarik untuk

membuat karya tulis ilmiah yang berjudul gambaran pengetahuan siswa

kelas 3 SMAN 1 Kota Bima tentang infeksi saluran kemih(ISK) sebelum

dan sesudah penyuluhan

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah “bagaimana pengetahuan

siswa kelas 3 SMAN 1 Kota Bima tentang penyakit Infeksi saluran

kemih(ISK) sebelum dan sesudah penyuluhan”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan siswa kelas 3

SMAN 1 Kota Bima tentang penyakit infeksi saluran kemih(ISK)

sebelum dan sesudah penyuluhan.

3
2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasii pengetahuan siswa kelas 3 SMAN 1 Kota Bima

tentang pengertian penyakit infeksi saluran kemih

b. Mengidentifikasii pengetahuan siswa kelas 3 SMAN 1 Kota Bima

tentang gejala penyakit infeksi saluran kemih

c. Mengidentifikasii pengetahuan siswa kelas 3 SMAN 1 Kota Bima

tentang penyebab penyakit infeksi saluran kemih

d. Mengidentifikasii pengetahuan siswa kelas 3 SMAN 1 Kota Bima

tentang pencegahan penyakit infeksi saluran kemih

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfa’at yang penulis harapkan dari adanya penelitian ini yaitu,

bagi :

1. Siswa kelas 3 SMAN 1 Kota Bima

Memberikan informasi baru bagi siswa kelas 3 SMAN 1 Kota Bima

akan pentingnya pengetahuan tentang penyakit infeksi saluran kemih

(ISK).

2. Peneliti

dapat memberikan pengalaman nyata bagi peneliti dan gambaran

atau informasi bagi peneliti berikutnya tentang bagaimana tingkat

pengetahuan siswa tentang penyakit infeksi saluran kemih sebelum

dan sesudah dilakukan penyuluhan.

3. Pembaca

4
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang penyakit infeksi

saluran kemih dan bagaimana cara menjaga kesehatan.

4. Puskesmas/Postu/Petugas keasehatan

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun strategi untuk

meningkatkan pengetahuan siswa tentang penyakit infeksi saluran

kemih (ISK).

BAB II

5
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Penyakit Infeksi Saluran Kemih

1. Pengertian infeksi saluran kemih.

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi ketika organ yang termasuk

dalam sistem kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra,

mengalami infeksi. Umumnya, ISK terjadi pada kandung kemih dan

uretra.Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan

dikeluarkan dalam bentuk urine. Kemudian, urine dialirkan dari ginjal

melalui ureter, menuju kandung kemih. Setelah ditampung di kandung

kemih, urine kemudian dibuang dari tubuh melalui saluran pelepasan

yang disebut uretra, hingga bermuara ke lubang kencing. (Willy, 2018)

Berdasarkan bagian yang terinfeksi, ISK terbagi menjadi ISK atas

dan ISK bawah. ISK atas merupakan infeksi yang terjadi di bagian atas

kandung kemih, yaitu di ginjal dan ureter. Sedangkan ISK bawah

adalah infeksi pada kandung kemih bagian bawah, yaitu kandung

kemih dan uretra.ISK atas lebih berbahaya dan dapat memicu

urosepsis, yaitu kondisi ketika bakteri di ginjal yang terinfeksi menyebar

ke darah. Urosepsis bisa mengakibatkan tekanan darah turun

hingga syok, bahkan kematian. (Willy, 2018)

6
2. Gejala dan penyebab infeksi saluran kemih.

Gejala infeksi saluran kemih sangat beragam, di antaranya:

 Demam

 Sakit di perut dan panggul

 Nyeri saat buang air kecil

 Kencing terasa tidak tuntas

 Muncul darah dalam urine

Adapun penyebab infeksi saluran kemih antara lain:

a. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:

1) Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)

2) Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated

3) Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-

lain.

b. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:

1) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat

pengosongan kandung kemih yang kurang efektif

2) Mobilitas menurun

3) Nutrisi yang sering kurang baik

4) Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral

5) Adanya hambatan pada aliran urin

6) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

7
3. Pengobatan dan pencegahan infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih perlu segera diobati, agar tidak terjadi

kerusakan ginjal permanen. Pengobatan utamanya adalah dengan

pemberian obat-obatan (salah satunya antibiotik untuk ISK), yang jenis

dan dosisnya disesuaikan dengan kondisi pasien.

Infeksi saluran kemih bisa dicegah dengan beberapa cara, di

antaranya:

1. Minum air putih yang banyak 2 – 2,5 liter per hari.

2. Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat

mengiritasi kandung kemih.

3. Menganjurkan menjaga personal hygiene yang benar :

menggunakan jeans atau celana yang terlalu ketat.

4. Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan

setelah itu biasakan mengosongkan kandung kemih.

Biaya pengobatan infeksi ini mungkin tidak sedikit sehingga, ada

baiknya Anda memiliki asuransi kesehatan yang terpercaya. Dengan

memiliki asuransi, proses pengobatan infeksi saluran kemih bisa

berjalan lebih cepat dan dengan biaya lebih ringan.

B. Konsep Siswa

1. Pengertian siswa

Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang

selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi

8
manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional.Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau

dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social,

pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis. (guru,

2016)

2. Pengertian Siswa dan Istilahnya.

a. Pendekatan sosial

siswa adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk

menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota

masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat

sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. siswa perlu disiapkan

agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia

kerja dan dapat menyesuaikan diri dari masyarakat. Kehidupan

bermasyarakat itu dimulai dari lingkungan keluarga dan dilanjutkan di

dalam lingkungan masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah, siswa

melakukan interaksi dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan

masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. Dalam situasi inilah

nilai-nilai social yang terbaik dapat ditanamkan secara bertahap

melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung (guru, 2016)

b. Pendekatan Psikologis

siswa adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan

berkembang. siswa memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti:

bakat, inat, kebutuhan, social-emosional-personal, dan kemampuan

jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses

9
pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi

perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya.

Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas

dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur,

kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat

keseluruhan, misalnya perkembangan intelegensi, sosial, emosional,

spiritual, yang saling berhubungan satu dengan lainnya. (guru, 2016)

c. Pendekatan edukatif/paedagogis

pendekatan pendidikan menempatkan siswa sebagai unsur

penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem

pendidikan menyeluruh dan terpadu. (guru, 2016)

3. Tugas siswa

Selain guru, murid pun mempunyai tugas untuk menjaga hubungan

baik dengan guru maupun dengan sesama temannya dan untuk

senantiasa meningkatkan keefektifan belajar bagi kepentingan

dirinya sendiri. Adapun tugas tersebut ditinjau dari berbagai aspek

yaitu aspek yang berhubungan dengan belajar, aspek yang

berhubungan dengan bimbingan, dan aspek yang berhubungan

dengan administrasi. (setiawan, 2017)

a. Aspek yang berhubungan dengan belajar

Kesalahan-kesalahan dalam belajar sering dilakukan murid, bukan

saja karena ketidaktahuannya, tetapi juga disebabkan oleh

kebiasaan-kebiasaannya yang salah. Adalah menjadi tugas murid

10
untuk belajar baik yang menghindari atau mengubah cara-cara yang

salah itu agar tercapai hasil belajar yang maksimal. (setiawan, 2017)

Hal-hal yang harus diperhatikan murid agar belajar menjadi efektif

dan produktif, di antaranya:

1) Murid harus menyadari sepenuhnya akan arah dan tujuan

belajarnya, sehingga ia senantiasa siap siaga untuk menerima

dan mencernakan bahan. Jadi bukan belajar asal belajar saja.

2) Murid harus memiliki motif yang murni (intrinsik atau niat). Niat

yang benar adalah “karena Allah”, bukan karena sesuatu yang

ekstrinsik, sehingga terdapat keikhlasan dalam belajar. Untuk

itulah mengapa belajar harus dimulai dengan mengucapkan

basmalah.

3) Harus belajar dengan “kepala penuh”, artinya murid memiliki

pengetahuan dan pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya

(apersepsi), sehingga memudahkan dirinya untuk menerima

sesuatu yang baru.

4) Murid harus menyadari bahwa belajar bukan semata-mata

mengahafal. Di dalamnya juga terdapat penggunaan daya-daya

mental lainnya yang harus dikembangkan sehingga

memungkinkan dirinya memperoleh pengalaman-pengalaman

baru dan mampu memecahkan berbagai masalah.

5) Harus senantiasa memusatkan perhatian (konsentrasi pikiran)

terhadap apa yang sedang dipelajari dan berusaha menjauhkan

11
hal-hal yang mengganggu konsentrasi sehingga terbina suasana

ketertiban dan keamanan belajar bersama dan/atau sendiri.

6) Harus memiliki rencana belajar yang jelas, sehingga terhindar

dari perbuatan belajar yang “insidental”. Jadi belajar harus

merupakan suatu kebutuhan dan kebiasaan yang teratur, bukan

“seenaknya” saja.

7) Murid harus memandang bahwa semua ilmu (bidang studi) itu

sama penting bagi dirinya, sehingga semua bidang studi

dipelajarinya dengan sungguh-sungguh. Memang mungkin saja

ada “beberapa” bidang studi yang ia “senangi”, namun hal itu

tidak berarti bahwa ia dapat mengabaikan bidang studi yang

lainnya.

8) Jangan melalaikan waktu belajar dengan membuang-buang

waktu atau bersantai-santai. Gunakan waktu seefesien mungkin

dan hanya bersantai sekadar melepaskan lelah atau

mengendorkan uraf saraf yang telah tegang dengan berekreasi.

9) Harus dapat bekerja sama dengan kelompok/kelas untuk

mendapatkan sesuatu atau memperoleh pengalaman baru dan

harus teguh bekerja sendiri dalam membuktikan keberhasilan

belajar, sehingga ia tahu benar akan batas-batas

kemampuannya. Meniru, mencontoh atau menyontek pada

waktu mengikuti suatu tes merupakan perbuatan tercela dan

merendahkan “martabat” dirinya sebagai murid.

12
10) Selama mengikuti pelajaran atau diskusi dalam kelompok/kelas,

harus menunjukkan partisipasi aktif dengan jalan bertanya atau

mengeluarkan pendapat, bila diperlukan.

b. Aspek yang Berhubungan dengan Bimbingan

Semua murid harus mendapat bimbingan, tetapi tidak semua murid

khususnya yang bermasalah, mempergunakan haknya untuk

memperoleh bimbingan khusus. Hal itu mungkin disebabkan oleh

karena berbagai “perasaan” yang menyelimuti murid, atau karena

ketidaktahuannya, dan mungkin juga disebabkan oleh karena

guru/sekolah tidak membuka kesempatan untuk itu, dengan berbagai

alasan. (setiawan, 2017)

Guru berkewajiban memperhatikan masalah ini dan menjelaskan

serta memberi peluang kepada murid untuk memperoleh bimbingan

dan penyuluhan. Jika hal itu telah disampaikan guru dengan lurus

dan benar, maka menjadi tugas muridlah kini untuk mempergunakan

hak-haknya dalam mendapatkan bimbingan/penyuluhan.

Kesadaran murid akan guna bimbingan belajar serta bimbingan

dalam bersikap, agar dirinya dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan serta melaksanakan sikap-sikap yang sesuai dengan

ajaran agama dalam kehidupannya sehari-hari, amat diharapkan.

Dan untuk itu, maka menjadi tugas muridlah untuk berpartisipasi

13
secara aktif, sehingga bimbingan itu dapat dilaksanakan secara

efektif. Keikutsertaan itu dibuktikan, di antaranya dengan:

 Murid harus menyediakan dan merelakan diri untuk dibimbing,

sehingga ia memahami akan potensi dan kemampuan dirinya

dalam belajar dan bersikap. Kesedian itu dinyatakan dengan

kepatuhan dan perasaan senang jika dipanggil atau memperoleh

kesempatan untuk mendapat bimbingan khusus.

 Menaruh kepercayaan kepada pembimbing dan menjawab setiap

pertanyaan dengan sebenarnya dan sejujurnya. Demikian pula

dalam mengisi “lembaran isian” untuk data bimbingan.

 Secara jujur dan ikhlas mau menyampaikan dan menjelaskan

berbagai masalah yang diderita atau dialaminya, baik ketika ia

ditanya maupun atas kemauannya sendiri, dalam rangka mencari

pemecahan atau memilih jalan keluar untuk mengatasinya.

 Berani dan berkemauan untuk mengekspresikan atau

mengungkapkan segala perasaan dan latar belakang masalah

yang dihadapinya, sehingga memudahkan dan memperlancar

proses penyuluhan.

 Menyadari dan menginsafi akan tanggung jawab terhadap dirinya

untuk memecahkan masalah/memperbaiki sikap dengan

tenaganya sendiri, sehingga semua perbuatannya menjadi sesuai

dan selaras dengan ajaran Islam.

c. Aspek yang Berhubungan dengan Administrasi

14
Aspek ini berkenaan dengan keturutsertaan murid dalam

pengelolaan ketertiban, keamanan dan pemenuhan kewajiban

administratif, sehingga memberikan dukungan terhadap kelancaran

pelaksanaan pengajaran serta keberhasilan belajar itu sendiri. Tugas

murid sehubungan dengan aspek administrasi, meliputi:

Tugas dan kewajiban terhadap sekolah, yaitu:

1) Menaati tata tertib sekolah.

2) Membayar SPP dan segala sesuatu yang dibebankan sekolah

kepadanya, sepanjang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3) Turut membina suasana sekolah yang aman, tertib dan

tenteram, di mana suasana keagamaan menjadi dominan.

4) Menjaga nama baik sekolah di manapun ia berada dan menjadi

“kebanggaan” baginya mendapat kesempatan belajar pada

sekolah yang bersangkutan.

Tugas dan kewajiban terhadap kelas, yaitu:

1) Senantiasa menjaga kebersihan kelas dan lingkungannya.

2) Memelihara keamanan dan ketertiban kelas sehingga suasana

belajar menjadi aman, tenteram dan nyaman.

3) Melakukan kerja sama yang baik dengan teman sekelasnya dalam

berbagai urusan dan kepentingan kelas serta segala sesuatunya

dilakukan dengan cara musyawarah dan mufakat.

15
4) Memelihara dan mengembangkan semangat dan solidaritas,

kesatuan dan kebanggaan, suasana keagamaan dalam kelas,

sehingga memberi peluang untuk mengaktualisasikan ajaran-

ajaran Islam dan berlomba-lomba untuk kebaikan.

Tugas dan kewajiban terhadap kelompok, yaitu:

1) Membentuk kelompok belajar bersama untuk memperoleh

berbagai pemahaman dan pengalaman dalam mempelajari bahan

pelajaran melalui penelaahan dan diskusi kelompok.

2) Mengembangkan pola sikap keagamaan dan mempergunakan

waktu senggang untuk belajar bersama, bersilaturrahmi dengan

keluarga dan anggota kelompoknya dan saling membantu, serta

melakukan berbagai kegiatan yang bersifat rekreatif, sehingga

terwujud rasa ukhwah Islamiah di antara mereka.

3) Memelihara semangat dan soladaritas kelompok, saling

mempercayai dan saling menghargai akan kemampuan masing-

masing anggota kelompok, sehingga belajar menjadi lebih terarah

dan bermakna bagi diri masing-masing.

C. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan

pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di

benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki

16
kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan

atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekadar

berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan

kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk

mengarahkan tindakan. Inilah yang disebut potensi untuk menindaki.

(wikipedia, 2020)

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang

ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.

Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya

untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah

dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang

mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan

pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

(wikipedia, 2020)

2. Sumber pengetahuan

Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentu saja berasal dari

berbagai sumber. Berikut adalah sumber pengetahuan:

a. Kepercayaan yang didasarkan dari tradisi

b. Kebiasaan-kebiasaan dan agama

c. Pancaindra/pengalaman

d. Akal pikiran

e. Intuisi individual

17
3. Jenis pengetahuan

Khususnya dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan,

terdapat dua jenis utama pengetahuan bila dilihat dari perihal

eksplisitasnya (wikipedia, 2020):

a. Pengetahuan Implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih

tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-

faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi,

perspektif, dan prinsip pengetahuan diam seseorang biasanya

sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun

lesan. Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan

mesin atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak

selalu bisa tampak secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu

mudahnya untuk mentransferkannya ke orang lain secara

eksplisit.

Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah

kemampuan mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari

bagaimana mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa

seimbang, bila sepeda oleh ke kiri, maka arahkan setir ke kanan.

Untuk berbelok ke kanan, pertama belokkan dulu setir ke kiri

sedikit, lalu ketika sepeda sudah condong ke kenan, belokkan

setir ke kanan. Tapi mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang

pemula untuk bisa menyetir sepeda.

18
Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya

tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga

bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain.

Untuk mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan

keterampilan, namun tidak lantas dalam bentuk-bentuk yang

tertulis. Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan

budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya.

b. Pengetahuan Eksplisit

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah

didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa

media atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam

bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara

luas. Informasi yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk

Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan eksplisit.

Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah

petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to. Pengetahuan

juga bisa termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni dan

desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk

pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari

keterampilan, motif dan pengetahuan manusia.

Bagaimana membuat pengetahuan implisit menjadi eksplisit

merupakan fungsi utama dari strategi Manajemen Pengetahuan.

19
c. Pengetahuan empiris

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan

pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau

pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan

melakukan pengamatan yang dilakukan secara empiris dan

rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang

menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan

dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada

objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan

melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali.

Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk

memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan

pengetahuan tentang manajemen organisasi.

d. Pengetahuan rasionalisme

Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang

diperoleh melalui akal budi. Rasionalisme lebih menekankan

pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada

pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika.

Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui

pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah

pemikiran logis akal budi.

20
4. Faktor yang memengaruhi pengetahuan

Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di

antaranya:

a. pendidikan

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan

tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi

pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.

b. Media

Media yang secara khusus didesain untuk mencapai

masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini

adalah televisi, radio, koran, dan majalah.

c. Informasi

Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary,

adalah "that of which one is apprised or told: intelligence,

news". Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah

sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang

menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu

istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana

diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya

sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan

21
menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan

informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode,

program komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi

informasi dikarenakan pada hakikatnya informasi tidak dapat

diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan

pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan

melalui komunikasi. (wikipedia, 2020)

D. Konsep Penyuluhan.

1. Pengertian penyuluhan

Penyuluhan adalah bentuk usaha pendidikan non-formal kepada

individu atau kelompok masyarakat yang dilakukan secara

sistematik, terencana dan terarah dalam usaha perubahan perilaku

yang berkelanjutan demi tercapainya peningkatan produksi,

pendapatan dan perbaikan kesejahteraan.Penyuluhan merupakan

upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui

pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif diartikan sebagai

rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik, terencana, dan

terarah dengan peran serta aktif individu, kelompok, atau masyarakat

untuk memecahkan masalah dengan memperhitungkan faktor sosial,

ekonomi, dan budaya setempat.

Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal

yang baru agar masyarakat tertarik, berminat dan bersedia untuk

melaksanakannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penyuluhan

22
tidak lepas dari bagaimana agar sasaran penyuluhan dapat

mengerti, memahami, tertarik, dan mengikuti apa yang disuluhkan

dengan baik, benar, dan atas kesadarannya sendiri berusaha untuk

menerapkan ide-ide baru dalam kehidupannya. Oleh karena itu

penyuluhan membutuhkan suatu perencanaan yang matang, terarah,

dan berkesinambungan (Riadi, 2020).

2. Tujuan Penyuluhan 

Penyuluhan bertujuan untuk mengubah kehidupan masyarakat

menjadi lebih baik dari keadaan yang ada. Perubahan kehidupan

masyarakat tersebut mencakup setiap bidang, di segala segi dan

dalam semua lapangan. Menurut Kartasapoetra (1987), terdapat dua

tujuan penyuluhan, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka

panjang, antara lain:

a. Tujuan Jangka Pendek 

1) Perubahan tingkat pengetahuan. 

2) Perubahan tingkat kecakapan atau kemampuan.

3) Perubahan sikap. 

4) Perubahan motif tindakan.

b. Tujuan Jangka Panjang 

1) Better farming, mau dan mampu mengubah cara-cara usaha

dengan cara-cara yang lebih baik. 

2) Better business, berusaha yang lebih menguntungkan.

23
3) Better living, menghemat dan tidak berfoya-foya setelah tujuan

utama telah tercapai.

Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku adalah

penyuluhan yang berkesinambungan dan continue. Dalam proses

perubahan perilaku dituntut agar sasaran berubah tidak hanya

semata-mata karena adanya penambahan motivasi saja, namun

diharapkan juga adanya perubahan pada keterampilan sekaligus

sikap mantap yang menjurus kepada tindakan atau kerja yang lebih

baik, produktif dan menguntungkan.Penyuluhan berperan sebagai

salah satu metode penambahan dan peningkatan Motivasi

seseorang sebagai tahap awal terjadinya perubahan perilaku. Proses

perubahan perilaku akan menyangkut aspek motivasi, keterampilan

dan sikap mental, sehingga mereka tahu, mau dan mampu

melaksanakan perubahan-perubahan dalam kehidupannya demi

tercapainya perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai.

3. Tahapan Program Penyuluhan 

Sasaran program penyuluhan adalah agar masyarakat dapat

mengerti, memahami, tertarik, dan mengikuti apa yang disampaikan

dengan baik dan benar dan atas kesadarannya sendiri berusaha

untuk menerapkan ide-ide baru tersebut dalam kehidupannya.

Menurut Notoadmodjo (2007), indikasi keberhasilan yang dapat

dilihat pada diri seseorang pada setiap tahapan proses penyuluhan

adalah sebagai berikut:

24
a. Tahap sadar (arwarness). Pada tahap ini seseorang sudah

mengetahui sesuatu yang baru karena hasil dari berkomunikasi

dengan pihak lain.

b. Tahap minat (interest). Pada tahap ini seseorang mulai ingin

mengetahui lebih banyak tentang hal-hal baru yang sudah

diketahuinya dengan jalan mencari keterangan atau informasi

yang lebih terperinci. 

c. Tahap menilai (evaluation). Pada tahap ini seseorang mulai

menilai atau menimbang-menimbang serta menghubungkan

dengan keadaan atau kemampuan diri, misalnya kesanggupan

serta resiko yang akan ditanggung baik dari segi sosial maupun

ekonomi.

d. Tahap mencoba (trial). Pada tahap ini seseorang mulai

menerapkan atau mencoba dalam skala kecil sebagai upaya

meyakinkan apakah dapat dilanjutkan atau tidak.

e. Tahap penerapan atau adopsi (adoption). Pada tahap ini

seseorang sudah yakin akan hal baru dan mulai melaksanakan

dalam skala besar.

4. Metode Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2010), terdapat beberapa metode yang

dapat digunakan dalam penyuluhan sesuai dengan kebutuhan yang

ingin dicapai, yaitu sebagai berikut:

a. Metode Ceramah. Metode ceramah adalah suatu cara dalam

menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan

25
secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh

informasi sesuai yang diinginkan.

b. Metode Diskusi Kelompok. Metode diskusi kelompok adalah

pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang

suatu topik pembicaraan diantara 5 sampai dengan 20 peserta

(sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

c. Metode Curah Pendapat. Metode curah pendapat adalah suatu

bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota mengusulkan

semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh

masing-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat

tadi dilakukan kemudian.

d. Metode Panel. Metode Panel adalah pembicaraan yang telah

direncanakan di depan pengunjung atau peserta tentang sebuah

topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang

pemimpin.

e. Metode Bermain peran. Metode bermain peran adalah

memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan

tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk

dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

f. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah suatu cara

untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu

hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan

bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan

26
menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap

kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

g. Metode Simposium. Metode simposium adalah serangkaian

ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang

berlebihan tetapi saling berhubungan erat.

h. Metode Seminar. Metode seminar adalah suatu cara di mana

sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah

dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.

5. Media dan Alat Bantu Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan tidak dapat lepas dari media karena melalui

media pesan disampaikan dengan mudah untuk dipahami. Media

dapat menghindari kesalahan persepsi, memperjelas informasi, dan

mempermudah pengertian. Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat

yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan

pendidikan/pengajaran, berfungsi untuk membantu dan

memperagakan sesuatu didalam proses pendidikan/pengajaran.

Menurut Lucie (2005), media dan alat bantu yang biasa digunakan

dalam penyuluhan adalah sebagai berikut:

a. Leaflet

Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui

lembar yang dilipat. Keuntungan menggunakan media ini antara lain;

sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis

karena mengurangi kebutuhan mencatat, sasaran dapat melihat

isinya disaat santai dan sangat ekonomis. Kelemahan dari leafleat

27
adalah tidak cocok untuk sasaran individu, tidak tahan lama dan

mudah hilang dan akan menjadi percuma jika sasaran tidak

diikutsertakan secara aktif, serta perlu proses penggandaan yang

baik.

b. Flift Chart (lembar balik)

Flift Chart adalah media penyampaian pesan atau informasi

kesehatan dalam bentuk buku dimana setiap lembar berisi gambar

peragaan dan lembar baliknya berisikan kalimat sebagai pesan

kesehatan yang berkaitan dengan gambar. Keunggulan dari

penyuluhan dengan menggunakan media ini antara lain mudah

dibawa, dapat dilipat maupun digulung, murah dan efisien, dan tidak

perlu peralatan yang rumit. Kelemahannya yaitu terlalu kecil untuk

sasaran yang berjumlah relatif besar serta mudah sobek dan

tercabik.

c. Film dan Video

Keunggulan media ini antara lain dapat memberikan realita yang

memungkinkan sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran,

dapat memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku, dan dapat

merefleksikan kepada diri mereka tentang keadaan yang benar-

benar terjadi. Kelemahan media ini antara lain, memerlukan

sambungan listrik, peralatannya berisiko untuk rusak, dan perlu

adanya kesesuaian antara kaset dengan alat pemutar,

membutuhkan ahli profesional agar gambar mempunyai makna

28
dalam sisi artistik maupun materi, serta membutuhkan banyak biaya

karena menggunakan alat-alat yang canggih.

d. Slide

Keunggulan media ini antara lain dapat memberikan realita walaupun

terbatas, cocok untuk sasaran yang jumlahnya relatif besar dan

pembuatannya relatif murah, serta peralatannya cukup ringkas dan

mudah digunakan. Kelemahan media ini antara lain memerlukan

sambungan listrik, peralatannya berisiko mudah rusak, serta

memerlukan sumber daya manusia yang terampil dan memerlukan

ruangan sedikit lebih gelap.

e. Transparan OHP

Keunggulan media ini antara lain dapat dipakai untuk mencatat poin-

poin penting saat diskusi sedang berjalan, murah dan efisien karena

alatnya mudah didapat dan digunakan untuk sasaran yang relatif

kecil maupun besar, peralatannya mudah digunakan dan dipelihara.

Kelemahan media ini antara lain memerlukan aliran listrik, sukar

memperkenalkan gerakan dalam bentuk visual, lensa OHP dapat

menghalangi pandangan kelompok sasaran apabila pengaturan

tempat duduk komunikan yang tidak baik.

f.Papan Tulis

Keunggulan media ini antara lain murah dan efisien, baik untuk

menjelaskan sesuatu, mudah dibersihkan dan digunakan kembali.

Kelemahan media ini antara lain terlalu kecil untuk sasaran dalam

jumlah relatif besar, tidak efektif karena penyuluh harus

29
membelakangi kelompok sasaran saat sedang menulis sesuatu,

terkesan kotor apabila tidak dibersihkan dengan baik.

6. Faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan

Penyuluhan merupakan proses perubahan perilaku melalui suatu

kegiatan pendidikan non-formal. Menurut Maulana (2009), secara

umum terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses

perubahan keadaan yang disebabkan karena penyuluhan, yaitu:

a. Keadaan pribadi sasaran. Beberapa hal yang perlu diamati pada

diri sasaran penyuluhan adalah ada tidaknya motivasi pribadi

sasaran penyuluhan dalam melakukan suatu perubahan.

Berikutnya, adanya ketakutan atau trauma di masa lampau yang

berupa ketidakpercayaan pada pihak lain karena pengalaman

ketidak-berhasilan atau kegagalan, kekurangsiapan dalam

melakukan perubahan karena keterbatasan pengetahuan,

keterampilan dana, saran, dan pengalaman serta adanya

perasaan puas dengan kondisi yang dirasakan sekarang tanpa

harus melakukan perubahan.

b. Keadaan lingkungan fisik. Lingkungan fisik dalam hal ini adalah

lingkungan yang berpengaruh baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam keberhasilan penyuluhan.

c. Keadaan sosial dan budaya masyarakat. Sebagai pola perilaku

sudah sewajarnya apabila kondisi sosial budaya di masyarakat

akan mempengaruhi efektivitas penyuluhan karena kondisi sosial

budaya merupakan suatu pola perilaku yang dipelajari, dipegang

30
teguh oleh setiap warga masyarakat dan diteruskan secara turun-

temurun dan akan sangat sulit merubah perilaku masyarakat jika

sudah berbenturan dengan keadaan sosial budaya masyarakat.

d. Keadaan dan macam aktivitas. Kelembagaan yang tersedia dan

Menunjang Kegiatan Penyuluhan. Ada tidaknya peran serta terkait

dalam proses penyuluhan akan menentukan efektivitas

penyuluhan. Dalam hal ini lembaga berfungsi sebagai pembuat

keputusan yang akan ditetapkan sehingga harus dilaksanakan

oleh masyarakat.

e. Ketersediaan waktu di masyarakat. Waktu penyampaian informasi

harus memperhatikan tingkat aktivitas masyarakat untuk

menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

E. Kerangka Konsep

Faktor yang mempengaruhi

Pengetahuan:

1. Pendidikan

2. Media

3. Informasi

Pengetahuan siswa kelas 3 SMAN 1 Kota Bima

tentang infeksi saluran kemih(ISK)

sebelum dan sesudah penyuluhan

31
32
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain / Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu pola atau petunjuk secara

umum yang dapat diaplikasikan pada beberapa penelitian(Nursalam,

2017). Dimana jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu

suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran atau deskriptif tentang suatu keada’an secara objektif.dan

dalam penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengetahuan

tentang penyakit infeksi saluran kemih pada siswa kelas 3 di SMAN 1

Kota Bima.

33
B. Kerangka Penelitian

Populasi

Sebanyak 311 siswa kelas 3 SMAN 1 Kota bima

Sampel

5 orang perwakilan dari setiap ruangan kelas 3 dengan total


sampel sebanyak 40 orang

Sampling

Menggunakan simple random sampling

Variabel independen Variabel independen

Pengetahuan siswa kelas 3 Pengetahuan siswa kelas 3


SMAN 1 Kota Bima sebelum SMAN 1 Kota Bima sesudah
penyuluhan penyuluhan

Pengumpulan data

Analisa data

Kesimpulan dan saran

34
C.

35
D. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Adalah setiap subyek (dapat berupa manusia, binatang percobaan,

data laboratorium, dll) yang memenuhi karakteristik yang ditentukan

(Parker & Smith, 2010). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas 3 SMAN 1 Kota Bima.

2. Sampel dan sampling

Sampel adalah sebagain populasi yang dijadikan responden

(Muhtar, 2013). Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara

random sampling. Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga

Simple Random Sampling. teknik penarikan sampel menggunakan

cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota

populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilannya

dengan memilih 5 orang perwakilan dari setiap ruangan kelas 3 di

SMAN 1 Kota Bima.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam peneltian ini menggunakan

satu variabel yaitu variabel independen adalah gambaran

pengetahuan tentang hipertensi.

36
2. Definisi Operasional

N Definisi
Variabel Parameter Skala Hasil Ukur
o Operasional

1 Variabel Infeksi saluran Gambaran Ordinal Skoring


pengetahuan :
Independen : kemih (ISK) dengan
Pengetahuan adalah kondisi - Pengetahu menggunaka
tentang ketika organ an teoris n soal option
infeksi yang - Pengetahu (pilihan
saluran kemih termasuk an menjaga ganda 10
sebelum dan dalam sistem pola hidup soal) :
sesudah kemih, yaitu
- Baik
penyuluhan ginjal, ureter, (benar 8-
kandung 10)
kemih, dan - Cukup
uretra,
(benar 4-
mengalami
7)
infeksi.
- Kurang
Umumnya,
(benar 0-
ISK terjadi
3)
pada kandung
kemih dan
uretra.Berawa
l dari ginjal,
zat sisa di
dalam darah
disaring dan
dikeluarkan
dalam bentuk
urine

37
E. Instrumen Penelitian

Menurut Sukmadinata(2010), pengertian instrumen penelitian

menurutnya adalah sebuah tes yang memiiki karekatristik mengukur

informan dengan sejumlah pertanyaan dan pernyataan dalam

penelitian, yang bisa dilakukan dengan membuat garis besar tujuan

penelitian dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner penelitian, yang berisikan pertanyaan mengenai

pengetahuan tentang penyakit infeksi saluran kemih. Data umum dalam

penelitian ini adalah umur dan jenis kelamin siswa, sedangkan data

khususnya adalah tingkat pengetahuan siswa kelas 3 tentang SMAN 1

Kota Bima tentang penyakit infeksi saluran kemih sebelum dilakukan

penyuluhan dan tingkat pengetahuan siswa kelas 3 tentang SMAN 1

Kota Bima tentang penyakit infeksi saluran kemih sesudah dilakukan

penyuluhan

F. Analisis data

Analisa data menggunakan analisis pre test dan post test

1. Analisis pre test

Pre test bisa di artikan sebagai kegiatan menguji tingkatan

pengetahuan peserta terhadap materi yang akan disampaikan, kegiatan

pre test dilakukan sebelum kegiatan pengajaran diberikan. Adapun

manfaat dari diadakannya pree test adalah untuk mengetahui

kemampuan awal peserta mengenai pelajaran yang disampaikan.

2. Analisis post test

38
Post test merupakan bentuk pertanyaan yang diberikan setelah

pelajaran/materi telah disampaikan. Singkatnya, post test adalah

evalausi akhir saat materi yang di ajarkan pada hari itu telah diberikan

yang mana seorang fasilitator memberikan post test dengan maksud

apakah peserta sudah mengerti dan memahami mengenai materi yang

baru saja diberikan pada hari itu.

G. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan

izin kepada Kepala sekolah SMAN 1 Kota Bima, dengan membawa

surat permohonan dari institusi pendidikan Politeknik Kesehatan

Mataram Program Studi D-III Keperawatan Bima, untuk mendapatkan

persetujuan. Interview dimulai pada responden yang akan diteliti

dengan menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Pada lembar persetujuan menjadi responden harus dicantumkan

umur, jenis kelamin dan kelas siswa. Responden terlebih dahulu

diberi kesempatan membaca isi dari lembaran tersebut. Jika subyek

menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

menghormati hak-hak subyek.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian subyek, peneliti tidak mencantumkan

nama responden pada lembaran pengumpula data tersebut, hanya

diberi kode tertentu.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

39
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subyek dijamin

oleh peneliti. Data tersebut hanya disajikan atau dilaporkan pada

beberapa kelompok yang berhubungan dengan penelitian ini.

40
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada BAB IV Ini akan dijelaskan tentang gambaran umum SMAN 1

Kota Bima, gambaran umum responden, hasil penelitian dan

pembahasan.

A. Hasil Penelitian

1. Data Umum

a. Gambaran Umum SMAN 1

Kota Bima

SMA Negeri (SMAN) 1

Kota Bima, merupakan salah

satu Sekolah Menengah Atas

Negeri yang ada

di Provinsi Nusa Tenggara Barat,Indonesia tepatnya di jalan

Soekarno Hatta 29, Bima, Nusa Tenggara Barat. Sama dengan SMA

pada umumnya di Indonesia masa pendidikan SMA Negeri (SMAN)

1 Kota Bima, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri

yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat,Indonesia. Sama dengan

SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di

SMAN 1 Kota Bima ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran,

mulai dari Kelas 10 sampai Kelas 12.

Berbagai fasilitas dimiliki SMAN 1 Kota Bima untuk menunjang

kegiatan belajar mengajar. Fasilitas tersebut antara lain:

41
1) Ruangan Kelas

2) Perpustakaan

3) Usaha kesehatan Sekolah (UKS)

4) Laboratorium Biologi

5) Laboratorium Fisika

6) Laboratorium Kimia

7) Laboratorium Komputer

8) Laboratorium Bahasa

9) E.learning sebagai Pusat Sumber Belajar

10) Mushola

SMA Negeri 1 memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler, di

antaranya Palang Merah Remaja (PMR),Siswa Pecinta Alam

(SisPaLa),Pasukan Pengibar Bendera (Paskib),Pramuka,Olimpiade

Sains (Matematika, Kimia, Fisika, Biologi, Astronomi, Ekonomi,

Geografi), Debat Bahasa Inggris, Penulisan Karya Ilmiah (KIR) dan

Basket

Pada tahun ajaran 2020/2021 jumlah siswa yang menempuh

pendidikan di SMAN 1 Kota Bima mencapai jumlah 970 orang

dengan siswa tingkat 10 berjumlah 314 orang, tingkat 11 berjumlah

345 orang dan tingkat 12 berjumlah 311 orang dengan jumlah

ruangan untuk belajar sebanyak 28 ruangan.

42
b. Karakteristik Responden

1) Karakteristik responden berdasarkan umur siswa kelas 3 di

SMAN 1 Kota Bima tahun ajaran 2020/2021.

Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan umur :

N Umur Frekuensi Presentase (%)

2 17 tahun 5 12,5

3 18 tahun 31 77,5

4 19 tahun 4 10

Jumlah 40 100(%)

Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat bahwa mayoritas responden

berumur 18 tahun yaitu sebanyak 31 orang (77,5%).

2) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin siswa kelas

3 di SMAN 1 Kota Bima tahun ajaran 2020/2021.

Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin :

N Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

1 Laki-laki 14 35

2 Perempuan 26 65

Jumlah 40 100(%)

Berdasarkan tabel 2 diatas terlihat bahwa mayoritas responden

berjenis kelamin perempuan dengan jumlah sebanyak 26 orang

(65%).

43
2. Data Khusus

a. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan siswa

kelas 3 SMAN 1 Kota Bima sebelum dilakukan penyuluhan tahun

2021.

Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan tingkat

pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan :

No Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 5 12,5

2 Cukup 24 60

3 Kurang 11 27,5

Jumlah 40 100(%)

Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat bahwa sebelum dilakukan

penyuluhan tentang infeksi saluran kemih sebagian besar

responden memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang

penyakit infeksi saluran kemih yaitu sebanyak 24 orang (60%),

pengetahuan yang baik sebanyak 5 orang (12,5%) dan

pengetahuan yang kurang sebanyak 11 orang (27,5%).

44
b. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan siswa

kelas 3 SMAN 1 Kota Bima sesudah dilakukan penyuluhan tahun

2021.

Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan tingkat

pengetahuan sesudah dilakukan penyuluhan:

No Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 29 72,5

2 Cukup 11 27,5

3 Kurang 0 0

Jumlah 40 100(%)

Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa setelah dilakukan

penyuluhan tentang penyakit infeksi saluran kemih sebagian besar

responden memiliki pengetahuan yang baik tentang penyakit

infeksi saluran kemih yaitu sebanyak 29 orang (72,5%),

pengetahuan yang cukup baik sebanyak 9 orang (22,5%) dan

pengetahuan yang kurang sebanyak 2 orang (5%).

B.Pembahasan

Dari tabel 1 menggambarkan distribusi siswa kelas 3 di SMAN 1

kota bima berdasarkan umur, Menurut Notoatmodjo (2003)

berpendapat bahwa semakin bertambahnya umur seseorang maka

semakin bertambah ilmu pengetahuan yang dimilikinya.Umur dengan

tingkat pengetahuan dapat berkaitan dan merupakan suatu patokan,

dimana dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa persentase

45
terbanyak terdapat diusia 18 tahun yaitu 31 orang (77,5%) dan

persentase terendah terdapat diusia 19 tahun yaitu 4 orang (10%).

Dari tabel 2 menggambarkan distribusi siswa kelas 3 di SMAN 1

kota bima berdasarkan jenis kelamin siswa, memperlihatkan bahwa

persentase terbanyak responden berjenis kelamin perempuan yaitu 26

orang (65%) dan persentase terendah responden berjenis kelamin laki-

laki yaitu 14 orang (35%).

Dari tabel 3 menggambarkan distribusi siswa kelas 3 di SMAN 1

kota bima berdasarkan tingkat pengetahuan tentang penyakit infeksi

saluran kemih sebelum dilakukan penyuluhan, Menurut Notoatmodjo

(2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari

tahu dan itu terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan juga merupakan suatu

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

yang diperoleh berdasarkan umur, pendidikan dan sumber

informasi.dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar

responden mempunyai pengetahuan yang cukup tentang penyakit

infeksi saluran kemih yaitu 24 orang (60%) dan persentase terendah

responden mempunyai pengetahuan yang baik yaitu 5 orang (12,5%).

Dari tabel 4 menggambarkan distribusi siswa kelas 3 di SMAN 1

kota bima berdasarkan tingkat pengetahuan tentang penyakit infeksi

saluran kemih sesudah dilakukan penyuluhan, Menurut Notoatmodjo

(2005) sumber informasi adalah segala ssuatu yang menjadi perantara

dalam menyampaikan informasi , merangsang pikiran dan kemauan.

46
Sumber Informasi adalah suatu proses pemberitahuan yang dapat

membuat seseorang mengetahui informasi dengan mendengar dan

melihat sesuatu secara langsung maupun tidak langsung (Depdikbud,

2001). Dalam penelitian ini,setelah mengukur pengetahuan dasar dari

siswa, peneliti memberikan informasi melalui penyuluhan,dan kemudian

kembali mengukur tingkat pengetahuan siswa.dari hasil penelitian

memperlihatkan bahwa sesudah dilakukan penyuluhan, sebagian besar

responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang penyakit infeksi

saluran kemih yaitu 29 orang (72,5%) dan persentase terendah

responden mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu 2 orang (5%).

47
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMAN 1 kota Bima pada tanggal

15 juni 2021 menunjukkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan

tentang penyakit infeksi saluran kemih, siswa kelas 3 di SMAN 1 Kota

Bima rata-rata hanya memiliki pengetahuan yang cukup tentang

penyakit infeksi saluran kemih, namun setelah dilakukan penyuluhan

tentang penyakit infeksi saluran kemih tersebut sebagian besar siswa

mampu memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang penyakit infeksi

saluran kemih.

B. Saran

1. Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan

sebagai dasar melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan

dengan gambaran pengetahuan siswa tentang penyakit infeksi

saluran kemih (ISK).

2. Bagi tenga kesehatan

Tingkatkan penyuluhan tentang pencegahan penyakit infeksi

saluran kemih melalui penyebaran poster, leaflet, demonstransi dan

sebagainya.

48
3. Bagi responden (siswa kelas 3 SMAN 1 Kota Bima)

Diharapkan mampu menjaga kesehatan dan kebersihan organ

reproduksi dan organ-organ lainnya agar dapat terhindar dari

berbagai macam penyakit

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan dengan

menambah jumlah responden, meneliti gambaran pengetahuan

siswa tentang penyakit infeksi saluran kemih.

49
DAFTAR PUSTAKA

Adlina, A. (2020, november 30). hellosehat. Retrieved januari 13, 2021,


from hellosehat: https://hellosehat.com/parenting/remaja/menarche-
menstruasi-pertama/#gref
Afifah, M. N. (2019, desember 23). health kompas. Retrieved januari 13,
2020, from health kompas:
https://health.kompas.com/read/2019/12/23/153300168/haid-
pertama-pada-remaja-apa-saja-yang-normal-dan-tidak?
page=all#:~:text=Melansir%20Hello%20Sehat%2C%20menstruasi
%20pertama,dipengaruhi%20kelainan%20hormonal%20atau
%20kelenjar.
Diana, A. (2020, mei 16). popmama. Retrieved januari 13, 2021, from
popmama:
https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/astri-diana/was
pada-infeksi-saluran-kemih-pada-anak/1
dr. Regi Septian, S. (2017, mei 30). primaya hospital. Retrieved januari 13,
2020, from urologi: https://primayahospital.com/urologi/infeksi-
saluran-kemih/#:~:text=Menurut%20WHO%2C%20infeksi
%20saluran%20kemih,relatif%20lebih%20pendek%20dibandingkan
%20pria.
dr.Sardjito. (2019, november 8). sardjito. Retrieved januari 14, 2020, from
mari jaga kesehatan kandung kemih:
https://sardjito.co.id/2019/11/08/mari-jaga-kesehatan-kandung-
kemih/
guru, i. (2016, juni 26). pengertian siswa dan istilahnya. Retrieved januari
21, 2021, from rpp silabus:
https://www.rpp-silabus.com/2012/06/pengertian-siswa-dan-
istilahnya.html
Riadi, M. (2020, januari 24).
penyuluhan(pengertian,tujuan,program,metode dan media.
Retrieved januari 22, 2021, from kajianpustaka.com:
https://www.kajianpustaka.com/2020/01/penyuluhan-pengertian-
tujuan-program.html
saodikin, m. (2019, desember 9). repository ummat. Retrieved januari 14,
2020, from repository institusi ummat:
http://repository.ummat.ac.id/281/
setiawan, d. (2017, mei 19). murid,siswa dan peserta didik. Retrieved
januari 21, 2021, from dadangsetiaone.com:

50
https://dadangsetiaone.wordpress.com/murid-siswa-dan-peserta-
didik/
wikipedia. (2020, desember 14). pengetahuan-wikipedia. Retrieved januari
21, 2021, from wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan
Willy, D. T. (2018, agustus 16). infeksi saluran kemih. Retrieved januari
18, 2021, from ALADOKTER: https://www.alodokter.com/infeksi-
saluran-kemih

51

Anda mungkin juga menyukai